Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERMAINAN BULU TANGKIS


Dosen Pengampu : Winarno, S.Pd, M.Pd

Di susun oleh
GREGORIO ANGGELO KRESIANO (2191000510070)

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Permainan Bulutangkis ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Winarno, S.Pd, M.Pd pada mata kuliah Teori dan Praktek Bulutangkis I. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara permainan bulutangkis, sehingga
para pembaca bisa memahami bagaimana cara bermain permainan bulutangkis yang benar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Winarno, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Teori dan Praktek Bulutangkis I. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari,
makalah ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tarakan, 14 November 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bulutangkis...........................................................................................6
B. Sejarah Permainan Bulutangkis..............................................................................6
C. Peraturan Permainan Bulutangkis..........................................................................8
D. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis...................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ ....................16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia.
Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat
keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar
ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis
merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu
orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini mudah
dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan
lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta
dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu, permainan bulutangkis dapat
berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat
karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet
bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan
yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England,
Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan
mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama,
mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu, terarah, dan
berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari pemerintah melalui sekolah,
maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan pengembangan olahraga
bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari keduanya diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk
bulutangkis.
Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik perlu
dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan
pada pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen
latihan yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan
yang terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
2. Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?
3. Dan bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis?

4
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas akhir
mata kuliah umum bulu tangkis dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca tentang permainan bulu tangkis atau mungkin menumbukan minta dan bakat
para pembaca dengan membaca makalah ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bulu Tangkis


Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga
permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas
lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam
ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh
net yang direnggangkan di kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock
yang di pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau
service, yaitu memukul bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan,
sehingga jalan bola menyilang.

B. Sejarah Permainan Bulu Tangkis


Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar
2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi
yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini
adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa
menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut
dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat (Battledores).
Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch
mempublikasikan kartun untuk permainan ini. Penduduk Britania membawa permainan
ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian
dengan segera menjadi permainan anak- anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad
ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh
sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut
juga dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris
pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam
sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton
Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung
Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877.
Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya
berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulutangkis
menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan
Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

6
Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris,
Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis
sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah
raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992.
Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas
tahun itu.
Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan
kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa
orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang
pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari
masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok
masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah
tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan
Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang
semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah
membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang
supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah,
bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih
prestasi gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti
prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus
menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi
bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia
mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All
England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah
cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan bulutangkis.
Organisasi tersebut diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal
5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian
pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak
untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.

7
C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis
Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton
Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran Lapangan

a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna
lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam
menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua,
sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek
dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus
berada di dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan
sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya
(masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran
yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas
lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk
permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis
panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan
pada garis samping lapangan.

2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat,
agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.

3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm
sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada
152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada
tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta
bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.

8
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai
bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang
bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya
adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3
cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga
kuat.

5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi
lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada
permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis
dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya menerima servis
dinamakan sisi luar (outside).

6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan
memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.

7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15
angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam
pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai angka
14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting
game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang
ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang mencapai angka 3
dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah
dicapai angka 10-10, maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10
berhak menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang
pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk
menentukan pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu
2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain
akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir suatu game. Pada
game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir
mencapai :
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka

9
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka

Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika
kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus).
Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-
20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan.
Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin
29-29, maka pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai
angka 30.

8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a. Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain
di bidang servis kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri
secara diagonal dihadapannya.
b. Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam
lapangan selalu dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima
servis. Jika shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya,
pihak yang berada disisi dalam mendapat angka.
d. Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau
pertama dari suatu pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis
tersebut.
e. Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari
sisi lapangan yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang
memenangkan reli tersebut, maka akan terjadi let kembali yang harus
diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.

9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan
tunggal. Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang
servis kanan hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap
pertandingan. Servis dilakukan dan diterima dari bidang servis kiri bila
nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat
masing-masing pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.

10
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan
menggagalkan servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang
berada di sisi luar (sisi lapangan yang menerima servis), maka satu angka diperoleh
pihak yang berada di sisi dalam (sisi lapangan yang melakukan servis).

11. Kesalahan terjadi jika


a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di
atas ketinggian pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala raket
berada pada posisi lebih tinggi dari salah satu bagian tangan pelaku servis
yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke
sisi yang tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka
garis servis pendek; atau jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di
luar garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima
servis tidak berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan
diagonal dan bidang servis pelaku servis, sampai pukulan servis selesai
dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak
tipu atau pura-pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan,
melayang menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit,
menyentuh dinding samping, atau menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke
sisi lapangan pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang
penyangga dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock
dipukul dua kali berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada
di dalam atau di luar batas lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.

12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam
keadaan siap. Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk
menerima servis yang telah dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya
masing-masing dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan
dengan lantai, dalam posisi diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c. Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring,
maka hal itu dianggap tidak sah.
d. Jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.

11
e. Jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang
dilakukan, atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang
seharusnya, sementara pada saat yang sama pelaku servis juga dinyatakan
melakukan kesalahan, maka diajukan let.
f. Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang
benar, tidak dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan
melakukan servis ulang, kecuali jika peraturan lain telah ditetapkan.
g. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock,
maka ia dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock
tersentuh raket, servis telah dianggap telah dilakukan.
h. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut
disana, atau menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh
lantai diluar lapangan; dan pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock
dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada pinalti, sebab shuttlecock
dianggap dalam permainan.
i. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat
jaring dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal
ini dianggap menghalangi lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan
(fault) atau let, jika hal tersebut terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika
pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus memberikan keputusan.

13. Kontinuitas Permainan


Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir
pertandingan, ketika tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional
Badminton Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih
dari 5 menit) yakni antara pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan
(maksimal 5 menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk
tunggal, ganda atau keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda
permainan hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.

D. Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis


Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita
tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik yang
tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu tangkis:
1. Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar, yaitu
forehand grip dan backhand grip.
a. Forehand Grip

12
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan
cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir
sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari
pegangan forehead.

Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk
adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang
raket dengan benar.
1) Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan,
luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2) Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan
tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke
belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan
tangan. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3) Memukul bola (kok) ke tembok.
4) Bouncing ball.

Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :


1) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan
garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang
garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang,
sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok
dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
2) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan
garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang
garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat
badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan
pindahkan ke depan.

Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
1) Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis
kira-kira di tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang
garis servis pendek.
2) Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke
depan tetapi tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan
kaki kanan di belakang. Berat badan berada di kaki depan dengan
posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat
badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau
belakang tergantung pada jenis servis.

Sikap berdiri pada saat rally


Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia
melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah
datangnya kok, apakah dari depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di

13
bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan untuk selalu
berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.
Gerak Kaki (Foot Work)
Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang
mengatur badan untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain
dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.

2. Teknik Pukulan
a. Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan
shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai
permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
1) Pukulan Servis Drive
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat, mendatar,
dan setipis mungkin melewati net. Sasarannya adalah sudut titik-titik
perpotongan antara garis belakang dengan garis tengah lapangan. Cara
melakukan pukulan servis ini adalah dengan melemparkan kok agak
jauh dari badan. Lengan bergerak bebas dan leluasa dalam
mengayunkan raket.
2) Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net.
Pukulannya mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan
dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi. Coba Anda
lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
a. Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang kok.
b. Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki
depan.
c. Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
d. Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.
3) Pukulan Servis Panjang
Servis panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-tingginya
sehingga jatuh ke garis belakang bidang lapangan lawan. Pada
permainan tunggal, servis panjang dilakukan dengan memukul penuh
kok. Untuk melakukan pukulan servis panjang, Anda dapat melakukan
cara berikut.
a. Letakkan kaki kiri ke depan.
b. Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
c. Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang sampai
setinggi bahu.
d. Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan dengan
mencambukkan pergelangan tangan.
4) Pukulan Servis Cambukan
Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil pukulan ini
bisa membingungkan lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari pihak
lawan. Sasaran servis ini adalah sudut perpotongan garis tepi dengan
garis belakang dan sudut perpotongan garis belakang dengan garis

14
tengah. Servis ini caranya sama dengan servis biasa. Tetapi, pukulan
mendadak dicambukkan saat raket menyentuh kok.

b. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan
untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang
garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala
dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
2) Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan
cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di
lambungkan tinggi ke belakang.

3. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga keras dan
umumnya ditujukan untuk meraih skor yang mengarah kebawah lapangan lawan pada
olahraga bulutangkis, tenis, dan voli.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia.
Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya.
Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013. Pukul
21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.

Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada tanggal 10
Desember 2013. Pukul 20.35. Di http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-
olahraga-bulu-tangkis-badminton.html?m=1.

17

Anda mungkin juga menyukai