Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Definisi Dan Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan jasmani


Dosen Pengampu : Nur Khozana Ilmah, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:
SANDA ASRI (2191000510014)
AHMAD NANANG (2191000510125)
MOHAMMAD ROMZI HIBATULLAH (2191000510264)
AHMAD KHOLIL (2191000510005)
KHAIRUL AMAR (2161000510056)

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang karena limpahan dan anugerah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Serta shalawat beriring salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Adapun tujuan dari menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Nur
Khozana Ilmah, S.Pd, M.Pd pada mata kuliahmanajemen pendidikan jasmani, harapannya
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang manajemen pendidikan jasmani
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengahrapkan kritik dan saran guna
lebih menyempurnakan penulisan makalah pada masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan
kita.

Pasuruan, 09 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................6
D. Manfaat ………………………………………………………………………….6

BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian Manajemen penjas ......................................................................................7

B. Definisi Istilah Dalam manajemen penjas......................................................................7

C. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan jasmani………………………………………12

BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................................14
B. SARAN........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan
umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang moral dan
akhlaknya serta berpikir positif secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan
tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik
anak.

Apakah peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam mempersiapkan para pewaris


bangsa ini untuk mampu bersaing secara sehat dalam persaingan global sekarang ini dan yang
akan datang? Apa pula peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadinya evolusi kehidupan manusia yangcenderung tidak lagi
memerlukan perangkat fisik yang utuh untuk menjalankan tugasnya sehari-hari? Pertanyaan-
pertanyaan mendasar tersebut, serta penawaran satu alternatif dalam memandang peranan dan
fungsi Pendidikan jasmani dan olahraga yang seharusnya dilaksanakan di sekolah-sekolah
dasar dan menengah di Indoensia lebih diseriusi dan ditingkatkan.

Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia, cukup
lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan
istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama
terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman
juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan
kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat
kebugaran jasmani.

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang


memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kual itas fisik dan mentaInya.

Dalam konsep dasar manajemen pendidikan jasmani dan olahraga, akan di pahami


bersama tentang beberapa pengertian istilah, makna pendidikan jasmani dan olahraga, tujuan
pendidikan jasmani dan olahraga. Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penulisan karya
yang sangat sederhana ini maka penulis akan membatasi dan membahas istilah penulisan
yang terkait dengan konsep dasar manajemen pendidikan jasmani dan olahraga antara lain:
(A) definisi istilah sebagai berikut 1) definisi manajemen, 2) definisi pendidikan, 3) definisi
manajemen pendidikan, 4) definisi pendidikan jasmani dan olahraga 5) definisi manajemen
pendidikan jasmani dan olahraga. (B) Makna pendidikan jasmani dan olahraga antara lain 1)
kedudukan pendidikan jasmani dan olahraga, 2) gerak sebagai pokok pendidikan jasmani dan
olahraga, 3) gerak sebagai kebutuhan anak, dan (C) tujuan pendidikan jasmani dan olahraga.

4
B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian manajemen penjas secara umum ?


2. Apa saja definisi manajemen pendidikan jasmani .?
3. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan jasmani.?

C.    Tujuan Penulisan

Berdasarkan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.      Untuk memahami defenisi manajemen penjas

2.      Mengetahui tujuan dan makna manajemen penjas itu sendiri

D.    Manfaat

1.      Untuk menambah pengetahuan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan


bermasyarakat

2.      Sebagai bahan pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen pendidikan jasmani


Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni
atau proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian/pengawasan sumber daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Atau dengan kata lain manajemen pendidikan jasmani/OR dapat diartikan sebagai
seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan jasmani/OR untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Definisi Istilah Dalam manajemen penjas

1.     Arti Manajemen

Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agere  yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata
kerja managere  yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris
dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Panggabean (2004) mengemukakan bahwa: “manajemen merupakan suatu proses


yang terdiri dari atas fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan
pengendalian kegiatan sumber daya manusia Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Selatan
dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan secara efesien”. Selanjutnya  Hasibuan
(2006) mengemukakan bahwa: “manajemen sebagai suatu usaha memanfaatkan sumber-
sumber yang tersedia yang berpotensi dalam pencapaian tujuan”. Sumber-sumber tersebut
berupa orang (man), uang (money), material (material), peralatan (machine), metode
(method), waktu (time) dan prasarana lainnya.

Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan,
pemimpin, ketata pengurusan, administrasi dan sebagainya. Jadi manajemen dalam hal ini
diartikan sebagai suatu kegiatan pengadministrasian, ketatalaksanaan, kepemimpinan, dan
pengurusan (Siswanto, 2006:1).

Perkembangan ilmu manajemen yang pesat sesuai dengan akumulasi dan


perkembangan jaman, memunculkan pendapat yang beragam tentang fungsi manajemen.
Salah satu pendapat adalah yang dikemukakan oleh Terry (2003:8) bahwa fungsi manajemen

6
tersebut dikenal dengan singkatan POAC yaitu: (1) perencanaan (Planning), (2)
pengorganisasian (Organizing), (3) penggerakan (Actuating), (4) pengawasan (Controlling).

Perencanaan merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan lainnya dalam


suatu organisasi, sehingga perencanaan ditempatkan sebagai fungsi pertama. Perencanaan
dapat disusun dengan mempertimbangkan hasil penelitian, observasi atau dengan
argumentasi. Perencanaan merupakan penjabaran dari strategi awal organisasi. Untuk
melaksanakan perencanaan dengan baik diperlukan adanya suatu organisasi yang cocok.
Sehingga kemudian muncul fungsi yang kedua yaitu fungsi pengorganisasian. Dalam fungsi
pengorganisasian perlu ditelaah tentang kegiatan yang dilakukan, hakekat organisasi, proses
interaksi, prinsip organisasi dan tipe organisasi yang akan dijalankan.

Dengan terbentuknya suatu organisasi, dibutuhkan adanya usaha untuk menggerakkan


organisasi tersebut. Dalam proses penggerakkan tersebut perlu dicermati pula proses intraksi
antar manusia. Sehingga perlu adanya tatanan menyangkut manusia, pendekatan, potensi,
perilaku serta segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas organisasi.

Setelah ketiga fungsi tersebut berjalan, yang terakhir muncul adalah perlu adanya
suatu pengawasan terhadap jalannya proses-proses sebelumnya. Pada hakekatnya
pengawasan mencakup penilaian  adanya kemajuan atau tidak, perlunya penyegaran atau
tidak. Sehingga pengawasan harus mampu menjadi suatu upaya dalam meluruskan roda
organisasi agar tidak terjadi penyimpangan dalam organisasi tersebut. Pengawasan juga dapat
dijadikan sebagai langkah  pengawasan dan evaluasi aktivitas organisasi menyangkut proses
perencanaan, pengorganisasian maupun tahapan pelurusan sesuai dengan visi dan misi yang
diemban.

Manajemen menurut Parker Follet (1997), adalah seni dalam menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain (management is the art of getting things done through
people).  Menurut Hasibuan (2001) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Meskipun banyak definisi manajemen yang
telah diungkapkan para ahli sesuai pandangan dan pendekatannya masing-masing, namun
tidak satu pun yang mernuaskan. Walaupun demikian, esensi manajemen dapat dipandang,
baik sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas (task). Olehnya manajemen sebagaimana
dikemukakan Nickels and McHugh dalam Sule dan Saefullah (2005), bahwa manajemen
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian
kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orangorang
serta sumber daya organisasi lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pada


dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan
pencapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut terdapat tiga faktor yang terl i
bat; (1) Adanya penggunaan sumberdaya organisasi, baik sumberdaya manusia, maupun
faktor-faktor produksi lainnya. Atau menurut Griffin (2002), sumber daya tersebut meliputi
sumberdaya manusia, sumberdayaalam, sumberdaya keuangan, serta informasi, (2) Adanya
proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
7
pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan, (3) Adanya seni dalam
menyelesaian pekerjan.

2.     Arti Pendidikan

Seperti halnya manajemen, pengertian pendidikan pun sejauh ini belum ada


keseragaman formulasi yang dapat dipakai sebagai pegangan karena masing-masingahli
mengemukakan pengertian yangagak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari
konsepsi pendekatannya masing-masing.

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk generasi penerus bangsa, pendidikan
dilakukan saat hayat masih dikandung badan dan pendidikan sangat penting bagi kehidupan
kita sebagai makhluk sosial yang diberi kemampuan oleh Allah SWT berupa akal pikiran
untuk berpikir dan menerima pelajaran.

Pendidikan pada masa “Sophistic” di Yunani dilakukan oleh para guru yang selalu
berkeliling mengajar ditempat-tempat umum yang dipanggil dengan nama Sofis”. Dalam
bahasa Yunani ada kata “sophisma” yang berarti “akal cerdik”, ketrampilan berargumen”
dengan konotasi “licik” yang dipakai di dalam perdebatan atau pengajaran dengan satu tujuan
yaitu agar keluar sebagai seorang pemenang. Kaum Sofis ini berpendapat bahwa pendidikan
yang diperlukan adalah retorika, tata bahasa, logika, hukum, matematika, sastra, dan politik
yang di dalam prakteknya kaum Sofis ini “terjebak” ke dalam permainan lambang dan simbol
semata dalam bentuk permainan kata, ber-”silat-lidah”, menyusun argumentasi yang bersifat
manipulatif melalui pemutar-balikan fakta, memanipulasi lambang dan makna yang
disampaikan pada para pendengarnya, yang menurut Yasraf A. Piliang mereka terjebak di
dalam dunia citra (image), dunia lambang yang berbeda dari realitas yang ada, berbeda dari
kebenaran itu sendiri. Sehingga kebebasan yang diharapkan ada di dalam proses pendidikan
secara tidak langsung sudah mengalami apa yang disebut oleh Pierre Bourdieu sebagai
“kekerasan simbolik” yaitu kekerasan yang halus dan tak tampak, baik dari sisi struktrur
bahasa maupun ditingkat semantik yang mengakibatkan di dalam proses pendidikan kaum
Sofis yang ada sebenarnya adalah kebebasan semu.

Socrates menganggap bahwa pendidikan yang tidak mengajarkan pada murid untuk
mencari kebenaran atau mengajarkan kebenaran tidaklah termasuk pendidikan dalam arti
yang sebenarnya. Untuk mencapai kebenaran melalui  pendidikan itulah, Socrates
menggunakan metoda dialektika yang membebaskan murid untuk berpikir sendiri tanpa
terpengaruh oleh gagasan gurunya.

Ilmu pendidikan disebut pedagogik yang merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris


yaitu "pedagogics". Pedagogics sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu "pais"yangartinya
anak dan "again" yang artinya membimbing. Dari arti tersebutdapat dipahami bahwa
pendidikan mengandung pengertian "bimbingan yang diberikan kepada anak". Orang yang
memberikan bimbingan kepada anak disebut pembimbing
atau "pedagog". Dalam perkembangannya, istilah pendidikan (pedagogy) berarti bimbingan
atau pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan

8
bertanggung jawab, baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun aspek rohaniahnya menuju
ketingkat kedewasaan anak.

Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan berdasarkan Undang Undang RI


Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu "Pendidikan adalah usaha
sadardan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian dir kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

3.     Arti Manajemen Pendidikan

Pendidikan nasional haruslah dikelolah secara tepat agar tujuan dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan pendidikan diperlukan administrator yang
dapat berkinerja secara maksimal guna meningkatkan kualitas IUlUsan yangdiharapkan oleh
masyarakat.

Manajemen pendidikan oleh Knezevich (1984) diartikan sebagai sekumpulan fungsi


untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, melalui perencanaan,
pengambilan keputusan, perilaku kepimimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, koordinasi
personil, penciptaan ikI im organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakatdi masa depan. Tidak berbeda
dengan pendapat di atas, Mulyasa (2004) mengartikan manajemen pendidikan merupakan
suatu sistem pengelolaan dan penataan sumberdaya pendidikan; tenaga kependidikan, peserta
didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana dan I
ingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan Yang ditetapkan.

Demikian pula Engkoswara (2001) berpendapat bahwa manajemen pendidikan dalam


arti luas adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumberdaya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana
yang kondusif bagi manusia yang terlibat di dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa penataan mengandung makna mengatur, memimpin,
mengelola suberdaya. Sedangkan sumberdaya terdiri dari sumberdaya manusia (peserta didik,
pendidik, dan pemakai jasa kependidikan), sumber belajar dan kurikulum (segala sesuatu
yang disediakan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan), serta fasilitas (peralatan,
barang, dan keuangan yang menunjang kemungkinan terjadinya pendidikan). Tujuan
pendidikan dapat tercapai dilihat dari indikator efektivitas dan efisiensi.

4.     Arti Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan olahraga? Secara umum pendidikan


jasmani dan olahraga dapat didefinisikan sebagai berikut. Pendidikan jasmani dan
olahraga (Penjasor) adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian im, mengukuhkan bahwa
Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum.

9
Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Menurut Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan
pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

Secara umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan sebagai berikut;


pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan (Agus Mahendra,
2004). Definisi tersebut, sekali lagi mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani dan
olahraga merupakan bagian yang tak dapatdipisahkan dari tujuan pendidikan umum.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan


aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah
kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang
terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh
luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas
berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan
dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh
perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari
manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti
pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

5.     Arti Manajemen Pendidikan Jasmani dan olahraga

Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Atau dengan kata lain
manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
Yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan,


pengorganisasian, pengaraha6, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri, dan akuntabel (Husaini Usman, 2008).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen


pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber daya
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahragayangterpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.

10
C. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan jasmani

1. Perencanaan (Planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan mengandung banyak rangkaian putusan yang luas dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentu kegiatan berdasarkan
jadwal yang ada. Sebagai penyelenggara manajemen pembelajaran di sekolah, guru
pendidikan jasmani/OR dituntut untuk merencanakan Analisis materi pelajaran
(AMP), program tahunan (Prota), Program Semester (Promes), membuat pemetaan
dan ikut serta menyusun Silabus dan membuat rencana program pembelajaran (RPP).
Perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani/OR harus dilakukan dengan baik
karena merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.
Dan begitupun sebaliknya apabila perencanaan pembelajaran kurang dipersiapkan
dengan baik maka pelaksanaan pembelajaran akan berakhir dengan kegagalan.
2. Pengorganisasian (Organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sumber-sumber daya lainnya, pendelegasian,
perencanaan dan pengembangan dalam menerapkan fungsi pengorganisasian kearah
tujuan. Selaras dengan perencanaan pembelajaran penjas/OR, pengorganisasian juga
memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Meskipun perencanaan
sudah mantap tetapi dalam melaksanakan rencana nantinya apabila tidak di
organisasikan secara baik pula hasilnya pun akan berakhir dengan kegagalan dalam
pembelajaran. Seorang guru penjas/OR harus benar-benar siap materi, siap mental,
siap metodologi, siap media, dan siap strategi pembelajaran. Hal-hal tersebut harus
diorganisasikan dengan baik bila ingin mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran pendidikan jasmani/OR .
3. Memimpin (Leading). Menurut Bucher and Kroote (2002) leading means
implementing and carrying out approved plans through work of employees and staff
to achieve or exceed the organization's objectives (memimpin berarti menerapkan dan
melaksanakan rencana yang disetujui melalui pekerjaan karyawan dan staf untuk
mencapai atau melampaui tujuan organisasi). Memimpin berarti menciptakan budaya
dan nilai-nilai bersama, mengomunikasikan tujuan dan menanamkan keinginan untuk
tampil di tingkat tinggi. Guru pendidikan jasmani sebagai pemimpin dalam bidang
pendidikan. Sudah selayaknyalah guru pendidikan jasmani menjadi pemimpin siswa-
siswanya. Sebab ditinjau dari umur, pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai guru ini
melebihi siswanya. Guru pendidikan jasmani adalah insan yang memiliki kompetensi
dalam bidang keguruan dan memiliki tugas mendidik, membimbing, melatih dan
mengembangkan mata pelajaran pendidikan jasmani di segala jenis sekolah. Guru
pendidikan jasmani merupakan suri tauladan yang sangat layak ditiru oleh peserta
didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kondisi guru
pendidikan jasmani dalam tugas profesinya mengantarkan guru pendidikan jasmani
menjadi seorang pemimpin.
4. Pengawasan (Controlling) adalah mengevaluasi hasil kerja atau kinerja. Setelah
melakukan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru pendidikan jasmani/OR

11
adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan umpan balik (feet back) atas kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan selama proses belajar mengajar. Keuntungan apabila seorang guru
pendidikan jasmani/OR melakukan evaluasi diantaranya dapat mengetahui
pencapaian standar kompetensi atau pencapaian tujuan yang diharapkan, dapat pula
untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang dilakukan, karena seorang
gurupendidikan jasmani/OR tidak akan mungkin mengetahui perkembangan siswa
didiknya tanpa melakukan evaluasi.
5. Kepegawaian (Staffing). Arti Staffing atau Kepegawaian adalah aktivitas yang
dilakukan yang meliputi menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing
personel. Prinsip dalam staffing adalah "the right man in the right place". Kegiatan
Staffing antara lain memberikan motivasi kepada para pegawai agar selalu giat
bekerja, kesejahteraan pegawai, penghargaan, membimbing agar pegawai lebih maju,
kesempatan mengembangkan diri, penghentian dan pensiun pegawai. Guru
Pendidikan jasmani merupakan salah satu staff/pegawai di sekolah. Guru pendidikan
jasmani dituntut untuk melengkapi administrasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai salah satu guru/satff di sekolah. Administrasi yang bagaimana?
Menurut Bucher and Krotee (2002) The Management function of staffing refers to the
entire personnel duty of selection, assignment, training, and staff development and
providing and maintaining favorable working conditions for all members of the
organization (Fungsi manajemen kepegawaian mengacu pada seluruh tugas personil
seleksi, penugasan, pelatihan, dan pengembangan staf dan menyediakan dan
memelihara kondisi kerja yang menguntungkan untuk semua anggota organisasi).
Seorang guru pendidikan jasmani/OR untuk menunjang karirnya menuju kesuksesan
sebagai guru yang profesional, harus selalu belajar dan mencoba meningkatkan mutu
dari dirinya dengan sering mengikuti pelatihan, bimtek ataupun seminar-seminar.

12
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber
daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilili untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang


memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Singkatnya pendidikan jasmani dan olahraga bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap


anak setinggi-tingginya, secara sederhana tujuan pendidikan jasmani dan olahraga meliputi
tiga ranch atau domain yakni kogntif, psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan.

Masalah yang dihadapi dalam manajemen penjas dapat dipecahkam melalui kepemimpinan
guru penjas karena sangat dibutuhkan untuk mampu membangkkitkan hubungan dari warga
masyarakat sekolah (termasuk kepala sekolah dan guru lainnya) serta warga masyarakat pada
umumnya. Kepemimpinan itu jualah yang ikut menciptakan atmosfir baru yang mengangkat
citra penjas sebagai bidang studi yang dapat diandalkan untuk mendidik.

B.     Saran

Sangat diharapkan pembinaan penjas dan olahraga bisa dijalankan sesuai dengan prinsip
manajemen yang benar, sehingga yang harus diperhatikan adalah yang terlibat dalam
kepengurusan olahraga diharapkan benar-benar yang berkompeten di dalamnya sehingga apa
yang akan dicapai akan terlaksana sesuai dengan harapan.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://akatsukipain02.blogspot.com/2017/04/manajemen-penjas-dan-olahraga.html?
m=1
https://www.arhamsyahban.com/2016/03/manajemen-penjasor.html?
m=1#:~:text=Tujuan%20Manajemen%20pendidikan%20jasmani%20dan,terdapat
%20perencanaan%2C%20pengorganisasian%2C%20pengarahan%2C

14

Anda mungkin juga menyukai