Disusun Oleh:
SANDA ASRI (2191000510014)
AHMAD NANANG (2191000510125)
MOHAMMAD ROMZI HIBATULLAH (2191000510264)
AHMAD KHOLIL (2191000510005)
KHAIRUL AMAR (2161000510056)
Segala puji bagi Allah SWT, yang karena limpahan dan anugerah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Serta shalawat beriring salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Adapun tujuan dari menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Nur
Khozana Ilmah, S.Pd, M.Pd pada mata kuliahmanajemen pendidikan jasmani, harapannya
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang manajemen pendidikan jasmani
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengahrapkan kritik dan saran guna
lebih menyempurnakan penulisan makalah pada masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan
kita.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................6
D. Manfaat ………………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................................14
B. SARAN........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan
umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang moral dan
akhlaknya serta berpikir positif secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan
tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik
anak.
Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia, cukup
lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan
istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama
terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman
juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan
kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat
kebugaran jasmani.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam makalah ini adalah :
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
D. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata
kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris
dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan,
pemimpin, ketata pengurusan, administrasi dan sebagainya. Jadi manajemen dalam hal ini
diartikan sebagai suatu kegiatan pengadministrasian, ketatalaksanaan, kepemimpinan, dan
pengurusan (Siswanto, 2006:1).
6
tersebut dikenal dengan singkatan POAC yaitu: (1) perencanaan (Planning), (2)
pengorganisasian (Organizing), (3) penggerakan (Actuating), (4) pengawasan (Controlling).
Setelah ketiga fungsi tersebut berjalan, yang terakhir muncul adalah perlu adanya
suatu pengawasan terhadap jalannya proses-proses sebelumnya. Pada hakekatnya
pengawasan mencakup penilaian adanya kemajuan atau tidak, perlunya penyegaran atau
tidak. Sehingga pengawasan harus mampu menjadi suatu upaya dalam meluruskan roda
organisasi agar tidak terjadi penyimpangan dalam organisasi tersebut. Pengawasan juga dapat
dijadikan sebagai langkah pengawasan dan evaluasi aktivitas organisasi menyangkut proses
perencanaan, pengorganisasian maupun tahapan pelurusan sesuai dengan visi dan misi yang
diemban.
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk generasi penerus bangsa, pendidikan
dilakukan saat hayat masih dikandung badan dan pendidikan sangat penting bagi kehidupan
kita sebagai makhluk sosial yang diberi kemampuan oleh Allah SWT berupa akal pikiran
untuk berpikir dan menerima pelajaran.
Pendidikan pada masa “Sophistic” di Yunani dilakukan oleh para guru yang selalu
berkeliling mengajar ditempat-tempat umum yang dipanggil dengan nama Sofis”. Dalam
bahasa Yunani ada kata “sophisma” yang berarti “akal cerdik”, ketrampilan berargumen”
dengan konotasi “licik” yang dipakai di dalam perdebatan atau pengajaran dengan satu tujuan
yaitu agar keluar sebagai seorang pemenang. Kaum Sofis ini berpendapat bahwa pendidikan
yang diperlukan adalah retorika, tata bahasa, logika, hukum, matematika, sastra, dan politik
yang di dalam prakteknya kaum Sofis ini “terjebak” ke dalam permainan lambang dan simbol
semata dalam bentuk permainan kata, ber-”silat-lidah”, menyusun argumentasi yang bersifat
manipulatif melalui pemutar-balikan fakta, memanipulasi lambang dan makna yang
disampaikan pada para pendengarnya, yang menurut Yasraf A. Piliang mereka terjebak di
dalam dunia citra (image), dunia lambang yang berbeda dari realitas yang ada, berbeda dari
kebenaran itu sendiri. Sehingga kebebasan yang diharapkan ada di dalam proses pendidikan
secara tidak langsung sudah mengalami apa yang disebut oleh Pierre Bourdieu sebagai
“kekerasan simbolik” yaitu kekerasan yang halus dan tak tampak, baik dari sisi struktrur
bahasa maupun ditingkat semantik yang mengakibatkan di dalam proses pendidikan kaum
Sofis yang ada sebenarnya adalah kebebasan semu.
Socrates menganggap bahwa pendidikan yang tidak mengajarkan pada murid untuk
mencari kebenaran atau mengajarkan kebenaran tidaklah termasuk pendidikan dalam arti
yang sebenarnya. Untuk mencapai kebenaran melalui pendidikan itulah, Socrates
menggunakan metoda dialektika yang membebaskan murid untuk berpikir sendiri tanpa
terpengaruh oleh gagasan gurunya.
8
bertanggung jawab, baik mengenai aspek jasmaniahnya maupun aspek rohaniahnya menuju
ketingkat kedewasaan anak.
Pendidikan nasional haruslah dikelolah secara tepat agar tujuan dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan pendidikan diperlukan administrator yang
dapat berkinerja secara maksimal guna meningkatkan kualitas IUlUsan yangdiharapkan oleh
masyarakat.
9
Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Menurut Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan
pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh
luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas
berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan
dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh
perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari
manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti
pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Atau dengan kata lain
manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
Yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
10
C. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan jasmani
1. Perencanaan (Planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan mengandung banyak rangkaian putusan yang luas dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentu kegiatan berdasarkan
jadwal yang ada. Sebagai penyelenggara manajemen pembelajaran di sekolah, guru
pendidikan jasmani/OR dituntut untuk merencanakan Analisis materi pelajaran
(AMP), program tahunan (Prota), Program Semester (Promes), membuat pemetaan
dan ikut serta menyusun Silabus dan membuat rencana program pembelajaran (RPP).
Perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani/OR harus dilakukan dengan baik
karena merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.
Dan begitupun sebaliknya apabila perencanaan pembelajaran kurang dipersiapkan
dengan baik maka pelaksanaan pembelajaran akan berakhir dengan kegagalan.
2. Pengorganisasian (Organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sumber-sumber daya lainnya, pendelegasian,
perencanaan dan pengembangan dalam menerapkan fungsi pengorganisasian kearah
tujuan. Selaras dengan perencanaan pembelajaran penjas/OR, pengorganisasian juga
memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Meskipun perencanaan
sudah mantap tetapi dalam melaksanakan rencana nantinya apabila tidak di
organisasikan secara baik pula hasilnya pun akan berakhir dengan kegagalan dalam
pembelajaran. Seorang guru penjas/OR harus benar-benar siap materi, siap mental,
siap metodologi, siap media, dan siap strategi pembelajaran. Hal-hal tersebut harus
diorganisasikan dengan baik bila ingin mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran pendidikan jasmani/OR .
3. Memimpin (Leading). Menurut Bucher and Kroote (2002) leading means
implementing and carrying out approved plans through work of employees and staff
to achieve or exceed the organization's objectives (memimpin berarti menerapkan dan
melaksanakan rencana yang disetujui melalui pekerjaan karyawan dan staf untuk
mencapai atau melampaui tujuan organisasi). Memimpin berarti menciptakan budaya
dan nilai-nilai bersama, mengomunikasikan tujuan dan menanamkan keinginan untuk
tampil di tingkat tinggi. Guru pendidikan jasmani sebagai pemimpin dalam bidang
pendidikan. Sudah selayaknyalah guru pendidikan jasmani menjadi pemimpin siswa-
siswanya. Sebab ditinjau dari umur, pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai guru ini
melebihi siswanya. Guru pendidikan jasmani adalah insan yang memiliki kompetensi
dalam bidang keguruan dan memiliki tugas mendidik, membimbing, melatih dan
mengembangkan mata pelajaran pendidikan jasmani di segala jenis sekolah. Guru
pendidikan jasmani merupakan suri tauladan yang sangat layak ditiru oleh peserta
didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kondisi guru
pendidikan jasmani dalam tugas profesinya mengantarkan guru pendidikan jasmani
menjadi seorang pemimpin.
4. Pengawasan (Controlling) adalah mengevaluasi hasil kerja atau kinerja. Setelah
melakukan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru pendidikan jasmani/OR
11
adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan umpan balik (feet back) atas kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan selama proses belajar mengajar. Keuntungan apabila seorang guru
pendidikan jasmani/OR melakukan evaluasi diantaranya dapat mengetahui
pencapaian standar kompetensi atau pencapaian tujuan yang diharapkan, dapat pula
untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang dilakukan, karena seorang
gurupendidikan jasmani/OR tidak akan mungkin mengetahui perkembangan siswa
didiknya tanpa melakukan evaluasi.
5. Kepegawaian (Staffing). Arti Staffing atau Kepegawaian adalah aktivitas yang
dilakukan yang meliputi menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing
personel. Prinsip dalam staffing adalah "the right man in the right place". Kegiatan
Staffing antara lain memberikan motivasi kepada para pegawai agar selalu giat
bekerja, kesejahteraan pegawai, penghargaan, membimbing agar pegawai lebih maju,
kesempatan mengembangkan diri, penghentian dan pensiun pegawai. Guru
Pendidikan jasmani merupakan salah satu staff/pegawai di sekolah. Guru pendidikan
jasmani dituntut untuk melengkapi administrasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai salah satu guru/satff di sekolah. Administrasi yang bagaimana?
Menurut Bucher and Krotee (2002) The Management function of staffing refers to the
entire personnel duty of selection, assignment, training, and staff development and
providing and maintaining favorable working conditions for all members of the
organization (Fungsi manajemen kepegawaian mengacu pada seluruh tugas personil
seleksi, penugasan, pelatihan, dan pengembangan staf dan menyediakan dan
memelihara kondisi kerja yang menguntungkan untuk semua anggota organisasi).
Seorang guru pendidikan jasmani/OR untuk menunjang karirnya menuju kesuksesan
sebagai guru yang profesional, harus selalu belajar dan mencoba meningkatkan mutu
dari dirinya dengan sering mengikuti pelatihan, bimtek ataupun seminar-seminar.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber
daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilili untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Masalah yang dihadapi dalam manajemen penjas dapat dipecahkam melalui kepemimpinan
guru penjas karena sangat dibutuhkan untuk mampu membangkkitkan hubungan dari warga
masyarakat sekolah (termasuk kepala sekolah dan guru lainnya) serta warga masyarakat pada
umumnya. Kepemimpinan itu jualah yang ikut menciptakan atmosfir baru yang mengangkat
citra penjas sebagai bidang studi yang dapat diandalkan untuk mendidik.
B. Saran
Sangat diharapkan pembinaan penjas dan olahraga bisa dijalankan sesuai dengan prinsip
manajemen yang benar, sehingga yang harus diperhatikan adalah yang terlibat dalam
kepengurusan olahraga diharapkan benar-benar yang berkompeten di dalamnya sehingga apa
yang akan dicapai akan terlaksana sesuai dengan harapan.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://akatsukipain02.blogspot.com/2017/04/manajemen-penjas-dan-olahraga.html?
m=1
https://www.arhamsyahban.com/2016/03/manajemen-penjasor.html?
m=1#:~:text=Tujuan%20Manajemen%20pendidikan%20jasmani%20dan,terdapat
%20perencanaan%2C%20pengorganisasian%2C%20pengarahan%2C
14