Anda di halaman 1dari 16

-

DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………….……….........3

C.     Tujuan ……………………………………………………………………...........3
D.    Manfaat…………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN        
A.     Definisi Istilah ………………………………………………………………4
B.     Makna Pendidikan Jasmani dan olahraga…………………………………..........8
C.     Tujuan Pendidikan jasmani dan Olahraga……………………………………….11
D.    Masalah Manajemen Dalam Penjas dan Pemecahannya…………………………13
E.     Masalah Manajemen Dalam Olahraga dan Pemecahannya………………….......13
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………………………………….………..........14
B.     Saran……………………………………………………………….……...........14
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan  dari
pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar  tumbuh dan
berkembang moral dan akhlaknya serta berpikir positif secara wajar sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut
Husdarta (2009), bahwa pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan
pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.
Apakah peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam mempersiapkan para
pewaris bangsa ini untuk mampu bersaing secara sehat dalam persaingan global sekarang
ini dan yang akan datang? Apa pula peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadinya evolusi kehidupan manusia yangcenderung tidak
lagi memerlukan perangkat fisik yang utuh untuk menjalankan tugasnya sehari-hari?
Pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut, serta penawaran satu alternatif dalam
memandang peranan dan fungsi Pendidikan jasmani dan olahraga yang seharusnya
dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar dan menengah di Indoensia lebih diseriusi
dan ditingkatkan.
Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia,
cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu
diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan
mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan
sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper
selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi
atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga
untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal  fisik,
mental serta emosional. Penjasor memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,
makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai  seorang yang terpisah kual
itas fisik dan mentaInya.

2
Dalam konsep dasar manajemen pendidikan jasmani dan olahraga, akan di pahami
bersama tentang beberapa pengertian istilah, makna pendidikan jasmani dan olahraga,
tujuan pendidikan jasmani dan olahraga. Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
penulisan karya yang sangat sederhana ini maka penulis akan membatasi dan membahas
istilah penulisan yang terkait dengan konsep dasar manajemen pendidikan jasmani dan
olahraga antara lain: (A) definisi istilah sebagai berikut 1) definisi manajemen, 2) definisi
pendidikan, 3) definisi manajemen pendidikan, 4) definisi pendidikan jasmani dan
olahraga 5) definisi manajemen pendidikan jasmani dan olahraga. (B) Makna pendidikan
jasmani dan olahraga antara lain 1) kedudukan pendidikan jasmani dan olahraga, 2) gerak
sebagai pokok pendidikan jasmani dan olahraga, 3) gerak sebagai kebutuhan anak, dan
(C) tujuan pendidikan jasmani dan olahraga.
B.     Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam makalah ini adala
1.      Memahami arti manajmen olahraga
2.      Masalah manajemen dalam olahraga
3. Masalah dalam kedudukan manajmen olahraga.
C.    Tujuan
Berdasarkan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.      Untuk memahami arti manajemen olahraga
2.      Untuk memecahkan masalah manajemen dalam olahraga
3. Untuk memecahkan masalah dalam kedudukan manajmen olahraga
D.    Manfaat
1.      Untuk menambah pengetahuan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat
2.      Sebagai bahan pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Istilah
1.    Arti Manajemen
Kata manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata
kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata
benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen
atau pengelolaan.
Panggabean (2004) mengemukakan bahwa: “manajemen merupakan suatu
proses yang terdiri dari atas fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpin,
dan pengendalian kegiatan sumber daya manusia Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi
Selatan dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan secara efesien”. Selanjutnya
Hasibuan (2006) mengemukakan bahwa: “manajemen sebagai suatu usaha
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia yang berpotensi dalam pencapaian
tujuan”. Sumber-sumber tersebut berupa orang (man), uang (money), material
(material), peralatan (machine), metode (method), waktu (time) dan prasarana lainnya.
Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan,
pemimpin, ketata pengurusan, administrasi dan sebagainya. Jadi manajemen dalam hal ini
diartikan sebagai suatu kegiatan pengadministrasian, ketatalaksanaan, kepemimpinan, dan
pengurusan (Siswanto, 2006:1).
Perkembangan ilmu manajemen yang pesat sesuai dengan akumulasi dan
perkembangan jaman, memunculkan pendapat yang beragam tentang fungsi
manajemen. Salah satu pendapat adalah yang dikemukakan oleh Terry (2003:8) bahwa
fungsi manajemen tersebut dikenal dengan singkatan POAC yaitu:
(1) perencanaan (Planning),
(2) pengorganisasian (Organizing),
(3) penggerakan (Actuating),
(4) pengawasan (Controlling).

4
Perencanaan merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan lainnya
dalam suatu organisasi, sehingga perencanaan ditempatkan sebagai fungsi pertama.
Perencanaan dapat disusun dengan mempertimbangkan hasil penelitian, observasi atau
dengan argumentasi. Perencanaan merupakan penjabaran dari strategi awal organisasi.
Untuk melaksanakan perencanaan dengan baik diperlukan adanya suatu organisasi yang
cocok. Sehingga kemudian muncul fungsi yang kedua yaitu fungsi pengorganisasian.
Dalam fungsi pengorganisasian perlu ditelaah tentang kegiatan yang dilakukan, hakekat
organisasi, proses interaksi, prinsip organisasi dan tipe organisasi yang akan dijalankan.
Setelah ketiga fungsi tersebut berjalan, yang terakhir muncul adalah perlu
adanya suatu pengawasan terhadap jalannya proses-proses sebelumnya. Pada
hakekatnya pengawasan mencakup penilaian  adanya kemajuan atau tidak, perlunya
penyegaran atau tidak. Sehingga pengawasan harus mampu menjadi suatu upaya dalam
meluruskan roda organisasi agar tidak terjadi penyimpangan dalam organisasi tersebut.
Pengawasan juga dapat dijadikan sebagai langkah  pengawasan dan evaluasi aktivitas
organisasi menyangkut proses perencanaan, pengorganisasian maupun tahapan
pelurusan sesuai dengan visi dan misi yang diemban.
Manajemen menurut Parker Follet (1997), adalah seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (management is the art
of getting things done through people).  Meskipun banyak
definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai pandangan
dan pendekatannya masing-masing, namun tidak satu pun yang
mernuaskan. Walaupun demikian, esensi manajemen dapat dipandang, baik
sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas  (task). Olehnya
manajemen sebagaimana dikemukakan Nickels and McHugh dalam Sule dan
Saefullah (2005), bahwa manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan
untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orangorang serta sumber daya
organisasi lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait
dengan pencapaian tujuan. Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut terdapat tiga
faktor yang terl i bat; (1) Adanya penggunaan sumberdaya organisasi, baik sumberdaya
manusia, maupun faktor-faktor produksi lainnya. Atau menurut Griffin (2002), sumber
daya tersebut meliputi sumberdaya manusia, sumberdayaalam, sumberdaya
5
keuangan, serta informasi, (2) Adanya proses yang bertahap dari mulai
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengimplementasian,
hingga pengendalian dan pengawasan, (3) Adanya seni dalam menyelesaian pekerjan.
2.    Arti Manajemen Pendidikan
Pendidikan nasional haruslah dikelolah secara tepat agar tujuan dapat tercapai
secara efisien dan efektif. Karena itu, untuk pengelolaan pendidikan diperlukan
administrator yang dapat berkinerja secara maksimal guna  meningkatkan
kualitas IUlUsan yangdiharapkan oleh masyarakat.
Manajemen pendidikan oleh Knezevich (1984) diartikan
sebagai sekumpulan fungsi untuk menjamin efisiensi dan efektivitas
pelayanan pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan,
perilaku kepimimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, koordinasi
personil, penciptaan ikI im organisasi yang kondusif, serta penentuan
pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan
masyarakatdi masa depan. Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Mulyasa (2004)
mengartikan manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan
penataan sumberdaya pendidikan; tenaga kependidikan, peserta didik,
masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana
dan I ingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan Yang ditetapkan.
3.    Arti Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan olahraga? Secara
umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan sebagai
berikut. Pendidikan jasmani dan olahraga (Penjasor) adalah proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dari pengertian im, mengukuhkan bahwa Pendidikan
jasmani dan olaraga merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum.
Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan
berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Husdarta (2009), bahwa
pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang
sesuai dengan karakteristik anak.
Secara umum pendidikan jasmani dan olahraga dapat didefinisikan  sebagai
berikut; pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk  mencapai
6
tujuan pendidikan (Agus Mahendra, 2004). Definisi tersebut,  sekali lagi
mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga  merupakan bagian
yang tak dapatdipisahkan dari tujuan pendidikan umum.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang
sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi,
penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan
lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.
Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan
perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada
bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia.
5.    Arti Manajemen Pendidikan Jasmani dan olahraga
Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Atau dengan
kata lain manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan Yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Manajemen pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengaraha6, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri, dan akuntabel (Husaini
Usman, 2008).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan sumber
daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahragayangterpilih untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
7
B.     Makna Pendidikan Jasmani dan olahraga
1.    Kedudukan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kondisi bangsa kita sekarang sedang dihadapkan pada kondisi krisis ekonomi,
ditandai dengan mahalnya kebutuhan bahan pokok, tetapi tidak dibarengi dengan
pendapatan yang seimbang, hingga kini masih membekaskan Iuka yang dalam bagi
sebagian besar masyarakat kita. Hal tersebut lebih terasa dan pedih bagi bangsa kita,
ditengah kondisi dunia Yang sedang dihadapkan pada krisis perebutan kekuasaan
politik dunia, dengan nuansa kental perebutan kekuasaan ekonomi dan teknologi
di sebagian besardunia maju dan imbasnya kena bangsa kita.
Menurut Husdarta (2009) kemampuan ekonomi bangsa Indoensia telah
terlempar pada keadaan tak terkendali, menghasilkan persoalanpersoalan seperti
pemangkasan anggaran, harga barang yang membubung, kesulitan dan konflik
penduduk kota, rangkaian pengangguran, hingga deficit pemernitah yang semakin
menggunung. jika negara maju lainnya sudah mengambil langkah-langkah
pasti terhadap persoalan global yang menantang tersebut, Indonesia tetap berada
dalam kondisi lesu.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap
sangat maju telah Pula menghadapkan bangsa kita, terutama Para anak-anak dan
remaja, pada gaga hidup yang semakin menjauh dari semangat perkembangan total,
karena lebih mengutamakan keunggulan kecerdasan intelektual, sambil
mengorbankan kepentingan keunggulan fisik (physical conditioning) dan moral
individu. Budaya hidUp mudah/gampang, sedenter (kurang gerak) karennya semakin
kuat mengejala di kalangan anakanak dan remaja, berkomunikasi dengan semakin
hilangnya ruang-ruang publik dan tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik
yang keras, segalanya menjadi mudah, sehingga lambat lawn kemampuan fisik
manusia sudah tidak diperlukan lagi. Dikhawatirkan secara evolutif manusia
akan berubah bentuk fisiknya, mengarah pada bentuk yang tidak bisa kita bayangkan
karena banyak anggota tubuh kita dari mulai kaki dan lengan sudah dipandang tidak
berfungsi (Husdarta, 2009).
Dalam kondisi demikian patutlah kita pertanyakan kembali peranan dan fungsi
pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan olahraga, apakah peranan yang bisa
dimainkan oleh program Penjasor dalam kondisi dunia dan bangsa yang semakin
dihadapkan pada kuatnya potensi konflik tersebut? Apakah peranan pendidikan
8
jasmani dan olahraga dalam mempersiapkan Para pewaris bangsa ini untuk
mampu bersaing secara sehat dalam persaingan global sekarang ini dan yang akan
datang? Apa Pula peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam mengantisipasi
kemungkinan terjadinya evolusi kehidupan manusia yang cenderung tidak lagi
memerlukan perangkat fisik yang utuh untuk menjalankan tugasnya sehari-hari?
Pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut, serta penawaran satu alternatif dalam
memandang peranan dan fungsi pendidikan jasmani dan olahraga yang
seharusnya dilaksanakan di sekolah-sekolah dasardan menengah di Indoensia
lebih diseriusi dan ditingkatkan.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta
emosional. Penjasor memperlakukan anak sebagai sebuall kesatuan utuh, makhluk
total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik
dan mental nya.
Fokus perhatian pendidikan jasmani dan olahraga adalah peningkatan gerak
manusia, lebih khusus lagi pendidikan jasmani dan olahraga berkaitan dengan
hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya, misalnya hubungan
dan perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Pengaruh perkembangan
fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia
itulah yangmenjadikannya unik.
Menurut Husdarta (2009) bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alai fisik
untuk mengembangkan keutuhan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, diartikan
bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan
dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain, misalnya
pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi
aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun tidak langsung.
Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani dan olahraga
tidak.hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata.
Pengertian pendidikan jasmani tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari
aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani dan olahraga pada
bidangyang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas
pikiran dan juga tubuh.

9
Pendidikan jasmani dan olahraga karena harus menyebabkan Perbaikan dalam
pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seharian seseorang.
Pendekatan holistiktubuh-jiwa ini termasuk Pula penekanan pada ketiga domain
kependidikan, yakni; psikor-notor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan
Robert Gensemer, pendidikan jasmani dilstilahkan sebagai proses menciptakan "tubuh
yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa". Artinya dalam tubuh yang baik diharapkan
Pula terdapatjiwa yang what, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno, "men sang in
corporesano".
Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percaya dan apa yang kita
praktekkan atau kesenjangan antara teori dan praktek, adalah sebuah duri dalam
bidang pendidikan jasmani dan olahraga.
2.    Gerak sebagai Unsur Pokok Pendidikan jasmani
Gerak merupakan perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani dan olahraga.
Tugasnya adalah membantu peserta didik bergerak secara efesien, meningkatkan
kualitas unjuk-kerjanya (performance), kemampuan belajarnya dan kesehatannya.
Karena gerak adalah unsure pokok pendidikan jasmani dan olahraga penting bagi
guru pendidikan jasmani memahami beberapa dimensi.
Dalam pola gerak yang tersusun, dapat dikenal tiga komponen gerak, yaitu;
gerak berkenaan dengan sikap tubuh, dengan transport (perpindahan tubuh ke tempat
lain) dan dengan tangan. Anak berkembang dan belajar melalui tiga jalur tersebut.
Komponen satu dan dua adalah pola gerak yang digunakan untLik melawan daya tarik
bumf yang melibatkan otot-otot dan saraf. Otot-otot tersebut pada umumnya
dipandang sebagai otot-otot fundamental dan gerakannya dinamakan aktivitas otot-
otot besar (Abdullah; Manadji, 1994).
Penyesuaian yang bersifat sikap tubuh (postural) merupaan dasar dari sernua
gerak. Semua pola gerak transport dan tangan harus dimulai dari sikap tubuh. Dalam
proses pertumbuhan a6ak'harus mulai belajar mengangkat kepalanya dan kemudian
mengerjakan otot-ototnya untuk duduk. Setelah ia menguasai penyesuaian yang
diperlukan untuk sikap tubuh, ia juga belajar pola gerak maju. Gerak postural-
transport dimulai dengan melantai, yangdilakukan dengan tubuh bersentuhan dengan
lantai. Tahap perkembangan berikutnya adalah merangkak, dengan tubuh tidak ada
kontak dengan lantai, tangan dan lutut menopang berat badannya. Gerak maju
yang dilakukan berpola-silang dengan tangan dan lutut yang berlawanan digerakkan
silih berganti. Tahap berikut dari aktivitas postural-transport anak mencoba berdiri di
10
atas dua kaki dan dilanjutkan dengan berjalan. Bila ia tidak menguasai aktivitas vitas
pola-silang dari merangkak, mungkin la mendapat kesulitan dalam belajar berjalan.
Menurut Getman yang dikutip Abdullah; Manadji, 2009) selagi anda belajar
menggabungkan dan mengintegrasikan gerak mata dengan gerak tangan, ia membentLik
dasar pengintegrasikan dari semua kombinasi lainnya yang mungkn dalam semua system
perceptual tubuh. Hasil penelitian menyatakan bahwa pola gerak anak dalam bentuk
koordinasi tangan-mata sangat teritegrasi dengan kemampuannya membedakan bunyi
dan kemampuannya membentuk kata-kata.
Faktor unjuk kerja jasmani merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam
olahraga. Pertama, faktor unsur unjuk kerja yang mendasar semua gerak, seperti kelincahan,
kecepatan, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelentukan dan lain-lain. Kedua
faktoraktivitas universal, yaitu keterampilan fundamental seperti lari, lompat, lempar,
panjat dan gantung. Dikatakan keterampilan universal karena keterampilan itu sama bagi
semua unjukkerja dari semua orang dan daerah geografis atau kebangsaan apapun. Faktor ketiga
adalah gerakan khusus yang bertingkat tinggi yang dikuasai dengan latihan dan
pengalaman khusus dan berbeda dari orang ke orang. la mencakup aktivitas olahraga,
tari dan senam. Individu memperoleh melalui latihan yang banyak, spesialisasi dan ia khas
untuk tiap aktivitas khusus. Singer (1986) berpendapat bahwa keberhasilan dalam unjuk-
kerja gerak dapat tergantung pada faktor-faktor pribadi berikut; (1) karakteristik jasmani, (2)
kemampuan gerak, (3)rasa aman, (4)kemampuan perceptual, (5) kecerdasan dan
emosi.
C.    Tujuan Pendidikan jasmani dan Olahraga
Tahukah anda apa tujuan pendidikan jasmani dan olahraga? Mungkin anda
berpendapat, tujuannya adalah hanya meningkatkan keterampilan siswa untuk
berolahraga. Mungkin pula kawan anda yang lain mengatakan tujuannya adalah agar anak
mencapai taraf kesehatan yang mernuaskan. Atau ada pula yang berpendapat, kegiatan itu
untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar, namun pendapat itu kurang
lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya.
Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat
bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka
mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan
menjalani pola hidup sehat. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman
langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani.

11
Mengapa pendidikan jasmani dan olahraga diajarkan di sekolah? Kesalah
pahaman memang telah terjadi. Orang awam berpendapat pendidikan jasmani lebih
menekankan pembinaan keterampilan fisik, yang sebenarnya tentu tidak demikian.
ldealnya adalah tujuan program pendidikan jasmani dan olahraga itu bersifat menyeluruh,
sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya agar seseorang
percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia.
Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga sudah tercakup dalam pemaparan di atas,
yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang
membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani dan olahraga bertuivan
untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya.
Misi pendidikan jasmani dan olahraga tercakup dalam tujuan pembelajarannya
yang meliputi domain kognitif, psikomotor dan afektif. Perkembangan pengetahuan atau
sifat-sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring yang menyertai keterampilan gerak.
Tujuan itu harus masuk dalam perencanaan dan skenario pembelajaran. Kedudukannya
sama dengan tujuan pembelajaran pengembangan domain psikomotor.
Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut guru perlu membiasakan diri untuk
mengajar anak tentang apa yang akan dipelaiari berdasarkan pemahaman tentang prinsip-
prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat
mendidik itu dimanfaatkan secara sengaia untuk menumbuhkan berbagai
kesadaran emosional dan sosial anak. Dengan demikian anak akan berkembang
secara menyeluruh yang akan mendukung tercapainya aneka kemampuan.
Jadi pendidikan jasmani dan olahraga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk:  Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan
sosial. Mengembangkan percaya diri dan kemampuan menguasai keterampilan gerak
dasar yang akan mendorong partisipasi siswa dalam aneka aktivitasjasmani.  Memperoleh
dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas
sehari-hari secara efisien dan terkendali.  Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui
partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun
perorangan.  Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara
efektif dalam hubungan antar orang.  Menikmati kesenangan dan keriangan melalui
aktivitas jasmani, termasuk permainan dan olahraga.
12
D.    Masalah Manajemen Dalam Penjas dan Pemecahannya
Status penjas di lembaga pendidikan formal memang masih memerlukan
pemberdayaan dalam pengertian bidang studi yang menjadi wahana pendidikan itu harus
dikembangkan. Sementara ini semua insan pendidikan menyadari status penjas yang
masih dianggap sebagai pelengkap bagi bidang studi lainnya. Suara keluhan guru penjas
tidak henti-hentinya mereka mengemukakan dalam berbagai kesempatan, namun
pemecahan masalahnya tidak kunjung tuntas.
Persoalan tersebut terkait langsung dengan tataran atas pada tingkat kebijakan,
bahwa bidang studi penjas belum menjadi prioritas. Hal ini tidak lepas dari kebijakan
nasional pendidikan yang selama ini masih memberikan proritas pada bidang studi IPA,
dihubungkan dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan bidang iptek. Nasib
bidang studi kelompok IPS tidak begitu jauh dengan bidang studi penjaskes. Walaupun
kita insan penjas dan olahraga mengklain bahwa bidang studi penjas adalah paling unik.
Sebab bidang studi penjas satu-satunya bidang yang mengurus bidang jasmaniah. Namun
secara langsung mengintervensi pendidikan secara menyeluruh. Namun masih banyak
orang yang belum memahami bahwa penjas itu, juga sangat potensial untuk merangsang
perkembangan penalaran dan fungsi saraf yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.
Masih banyak orang yang belum faham konsep inteligensi mejemuk yang perlu mendapat
penanganan dengan implikasi pada perluasan spectrum layanan bagi setiap anak, sesuai
dengan potensinya

E.     Manajemen Dalam Olahraga dan Pemecahannya


Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan
evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan
olahraga.(Janet Park,1998:4). Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam
organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan
Manajer adalah orang salah satu orang yang utama dalam organisasi olahraga karena
harus mampu merencanakan, mengambil keputusan, melakukan koordinasi serta
memotivasi produktivitas karyawan dan hubungan antar pengurus, memahami dan
mengerti fungsi-fungsi manajemen yaitu:
1.      Menganalisis dan menjelaskan masalah
2.      Mencari alternatif pemecahan
3.      Memilih suatu pemecahan
13
4.      Menerapkan pemecahan
5.      Evaluasi
6.      Melihat perubahan yang ada

14
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan seni atau
proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan
sumber daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilili untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasor
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Singkatnya pendidikan jasmani dan olahraga bertujuan untuk mengembangkan
potensi setiap anak setinggi-tingginya, secara sederhana tujuan pendidikan jasmani dan
olahraga meliputi tiga ranch atau domain yakni kogntif, psikomotor, dan afektif sebagai
satu kesatuan.
Masalah yang dihadapi dalam manajemen penjas dapat dipecahkam melalui
kepemimpinan guru penjas karena sangat dibutuhkan untuk mampu membangkkitkan
hubungan dari warga masyarakat sekolah (termasuk kepala sekolah dan guru lainnya)
serta warga masyarakat pada umumnya. Kepemimpinan itu jualah yang ikut menciptakan
atmosfir baru yang mengangkat citra penjas sebagai bidang studi yang dapat diandalkan
untuk mendidik.

15
Daftar Pustaka

Abdullah Arma; Agus Manadji. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat


jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1994.
Ahmadi Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Anonymous. UU RI No. 14
Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2007.
Ateng, H.A. Azas dan Landasan Pendidian Jasmani. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Dirjen Dikti, 1993.
Barrow, H.M. Man and Movement, Principles of Physical Education (2n'ed). Philadelphia;
New York: David Mckay Co.,Inc, 1977.
Bernadin, John H, Joice A, Russel. Applied Psychology in Human Resources Management.
United of America: Prentince Hall, 1988.
Depdiknas. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dekdiknas,
1997. Engkoswara. Paradigms Manajemen Pendidikan, Menyonsong Otonomi
Daerah. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Enoch, J. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Fattah,
N. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Flippo, Edwin B. Personnel Managament, Sixth Edition. New York: Mc. Grave-Hill Book
Company, 1984.
Gie, The Liang. Unsur-Unsur Administrasi. Yogyakarta: Penerbit Supersukses, 1993.
Gilbert, D.R & R.E Freeman, Stoner J. Management. New Jersey: Person Printice Hall,
1995.
Griffin Ricky W. Management. Boston: Houghton, Fiffin, 19987.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara,
2001.
………………… Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hoy, W             K & Miskel, C.G. Education Administration. (3111 Ed). New York:
Random House, 1987.
Husdarta, H.J.S. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta, 2009.
Mahendra Agus. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas, Dirjen
Pendidikan Dasar & Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2004.

16

Anda mungkin juga menyukai