Anda di halaman 1dari 9

Bagian 1

Pendahuluan
Disadari atau tidak, manajemen senantiasa dilakukan dalam berbagai aktivitas kehidupan
manusia hingga saat ini untuk mencapai tujuan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Dengan kata lain, bahwa pencapaian-pencapaian manusia dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan hidupnya selama ini merupakan dampak dari penerapan
manajemen.

Salah satu contoh manajemen yang berkenaan dengan manusia sejak dalam kandungan
adalah pemeriksaan kandungan bagi para ibu hamil, pemberian vitamin, gagasan olahraga
secara teratur untuk menjaga kesehatan bayi yang ada dalam kandungan, dll. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa manajemen telah diterapkan sejak manusia dalam kandungan,
sekalipun dalam konteks ini bayi yang ada dalam kandungan tidak melakukan sendiri secara
langsung.

Kompleksitas kebutuhan serta keinginan-keinginan manusia dalam dinamika kehidupan


sehari-hari seperti paparan di atas, sangat membutuhkan

upaya pengaturan dan pengelolaan yang baik dan berdaya guna. Artinya, manusia dengan
berbagai latar belakang akan memiliki kebutuhan dan

keinginan berbeda antara satu sama lain. Dari manajemen yang digunakan untuk aktivitas
yang berskala kecil, menengah, hingga pada aktivitas yang berskala besar. Namun demikian,
yang menjadi catatan penting adalah bahwa penerapan manajemen dalam konteks apapun
tetap bermuara pada satu titik, yaitu pencapaian tujuan secara optimum.

Dari berbagai paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa alasan kenapa manajemen
dianggap perlu untuk dipelajari, diantanya adalah:

1. Manajemen menetapkan tujuan yang akan dicapai;

2. Manajemen memberikan pedoman sebagai dasar pola pikir, sikap, dan tindakan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;

3. Manajemen memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembagian tugas kerja


secara profesional dan proporsional, dengan asumsi
kompleksitas kebutuhan dan keinginan sebagai tujuan yang harus dicapai;

4. Manajemen memberikan dampak terhadap pencapaian tujuan secara

teratur, sehingga mendorong terwujudnya efektifitas dan efisiensi kerja dalam


produktivitas;

5. Manajemen dapat menuntun pada kemampuan penyesuaian diri dalam menghadapi


perubahan dan perkembangan yang terjadi;

6. Dalam suatu organisasi, manajemen juga sebagai alat pemersatu,

penggerak, serta pengkoordinir sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan; dan

7. Manajemen dapat menjaga keseimbangan antara berbagai tujuan yang

bertentangan dan berpotensi menimbulkan kegaduhan.


Bagian 2
Konsep Dasar Manajemen

Perkembangan kebutuhan manusia dari waktu ke waktu juga menuntut perkembangan


berbagai hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Misalnya metode-
metode, alat, objek, dan lain sebagainya juga secara otomatis menuntut terhadap adanya
perkembangan. Artinya dengan berbagai bentuk perkembangan kebutuhan yang terjadi
dalam fenomena kehidupan manusia, akan senantiasa diikuti oleh perubahan berbagai hal
yang berkaitan dengan bagaimana kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

A. Pengertian Manajemen
Dalam memberikan pengertian manajemen, penulis menggunakan duapendekatan
yang lazim digunakan, yaitu pengertian secara etimologi dan pengertian secara terminologi.
Etimologi merupakan ilmu ketatabahasaan yang menekankan pada arti sesungguhnya yang
terkandung dalam suatu kata berdasarkan asal mula atau asal usulnya yang disepakati oleh
masya- rakat dalam tatanan sistem politik tertentu. Artinya, suatu kata apabila dipandang dari
sisi etimologinya, pasti hanya memiliki satu arti, kecuali sudah mengalami perubahan dalam
struktur kata, maka secara otomatis akan mengalami pergeseran arti dari yang seharusnya
terkandung.

Pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli dapat ditemukan dalam banyak
literatur dan merujuk pada persepsi masing-masing. Konsekuensinya adalah cenderung
memunculkan pengertian yang berbeda pula antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini
dipaparkan beberapa pandangan mengenai pengertian manajemen, adalah :

1. Manajemen dipandang sebagai suatu proses mencapai tujuan organisasi yang


telah ditetapkan sebelumnya melalui interaksi sumber daya-sumber daya dan
pembagian tugas dengan profesional.
2. Manajemen dipandang sebagai upaya-upaya yang dilakukan orang untuk
pencapaian tujuan-tujuan organisasi melalui proses optimasi sumber daya
manusia, material dan keuangan.
3. Manajemen dipandang sebagai bentuk koordinasi dan pengintegrasian dari
berbagai sumber daya (manusia dan cara) untuk menyelesaikan tujuan-tujuan
khusus dan tujuan-tujuan yang berfariasi (umum).
4. Manajemen dipandang sebagai suatu bentuk kerja yang melingkupi koordinasi
sumber daya-sumber daya manusia-tanah, tenaga kerja, dan modal untuk
menyelesaikan target-target organisasi.

Dari beberapa pandangan yang dikemukakan di atas tersebut, pada intinya


merujuk pada suatu kesimpulan pokok, yaitu adanya pencapaian tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya, baik tujuan yang bersifat khusus maupun tujuan
yang bersifat umum. Pencapaian tujuan organisasi dilakukan dengan cara interaksi,
koordinasi, pengintegrasian, dan pembagian tugas secara profesional dan
proporsional untuk mengelola sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia
(tenaga kerja), material (tanah), keuangan (modal), maupun cara yang digunakan.
Selain pendapat itu menurut pendapat wijayanti memandang manajemen secara
lebih detail dengan merinci pengertian sebagai berikut:

1. Manajemen sebagai seni


2. Manajemen sebagai proses
3. Manajemen sebagai ilmu dan seni
4. Manajemen sebagai profesi

B. Unsur-Unsur Manajemen

Phiffner Jonh F. dan Presthus Robert V. (1960) mengutip pendapat Harrington


Emerson, , bahwa manajemen mengandung lima unsur pokok, yang dikenal dengan
5M, yaitu:
1. Men (manusia/orang)
2. Money (uang)
3. Materials (material)
4. Machines (mesin), dan
5. Methods (metode/cara)
C. Piramida Kekuasaan Dalam Manajemen

Perkembangan kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang, juga


menuntut perkembangan berbagai faktor lain guna memenuhi kebutuhan dan
keinginan tersebut. Namun demikian, secara umum menurut Siagian seperti yang
dikutip oleh Sukwiaty, dkk. dalam konteks kekuasaan (kepemimpinan), terdapat tiga
tingkatan, yaitu:
1. Top management (manajemen tingkat atas)
2. Middle management (manajemen tingkat menengah)
3. Lower management (manajemen tingkat bawah)

Masing-masing tingkatan manajemen tersebut memiliki wilayah kerja dan


membutuhkan keterampilan yang berbeda-beda. Secara umum, kete- rampilan
dalam manajemen terbagi dalam tiga bagian sesuai tingkatannya, yakni
keterampilan konseptual (conceptual skill) untuk tingkatan top manager,
keterampilan kemanusiaan (human skill) atau komunikasi (communication skill)
untuk tingkatan middle manajer, dan keterampilan teknis (technical) untuk
tingkatan lower manajer. . Sehingga kesimpulannya, manajer yang hebat adalah
manajer yang menguasai ketiga jenis keterampilan di atas, yakni konseptual,
kemanusiaan atau berkomunikasi, dan keterampilan teknis.

Menurut Herujito, semakin tinggi posisi seseorang dalam suatu lingkaran


manajemen, maka ia semakin dituntut untuk berpikir secara:

1. konseptual,
2. strategis, dan
3. makro.
Sebaliknya, semakin rendah posisi seseorang dalam lingkaran manajemen,
maka semakin dituntut untuk berpikir secara:
1. operasional,
2. teknis,
3. mikro
D. Fungsi Manajemen
Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan dapat tercapai apabila manajemen
(pengelolaan) sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut dijalankan secara
baik. Henri Fayol (1916) mengemukakan pandangannya mengenai fungsi- fungsi
manajemen sebagai berikut:
1. planning (perencanaan)
2. organizing (pengorganisiran)
3. commanding (pengarahan)
4. coordinating (pengkoordinasian), dan
5. controlling (pengawasan)

kesimpulannya bahwa istilah dari fungsi-fungsi mana-jemen yang dipaparkan oleh


beberapa ahli tersebut meliputi forecasting, planning, asembling resources, organizing,
leading, commanding, directing, staffing, motivating, actuating, coordinating,
budgeting, facilitating, controlling, dan reporting.

E. Peran Manajer
hubungan antar tiga golongan peran manajer, dan dari tiga golongan itu terdapat
sepuluh peran manajer, dengan uraian berikut:
1. Peran antar-pribadi, meliputi:
a) Tokoh
b) Pemimpin
c) Penghubung
2. Peran informasional, meliputi:
a) Pemantau
b) Penyebar
c) Juru bicara
3. Peran pengambil keputusan, meliputi:
a) Wiraswastawan (Berjiwa Pengusaha)
b) Pereda gangguan
c) Pengalokasi sumber daya (Resource Allocation)
d) Perunding/Negosiator
F. Ciri-Ciri Manajer Profesional
Edgar H. Schein dan Borje O. Saxberg dalam Stoner James A.F. dan Charles
Wankel merumuskan ciri-ciri orang profesional sebagai berikut:
1. Orang-orang profesional mendasarkan setiap keputusannya pada prinsip-
prinsip umum.
2. Orang-orang profesional mencapai status profesionalnya melalui prestasi,
bukan melalui vaforitisme, atau faktor lain yang tidak berhubungan
dengan pekerjaan.
3. Orang-orang profesional harus tunduk pada kode etik yang melindungi
kliennya.
4. Orang-orang profesional mengabdikan dan mengikatkan diri pada
organisasi yang mewadahinya.
G. Karakteristik Manajer yang Berhasil
. Menurut J. Sterling Livingstone dalam Stoner, James A. F. dan Wankel Charles
(1988), ada tiga karakteristik yang dapat dikaitkan dengan manajer yang berhasil,
yaitu harus memiliki:
1. Kebutuhan untuk mengelola
2. Kebutuhan terhadap kekuasaan
3. Kemampuan untuk empati

Selain ketiga karakteristik di atas untuk mengetahui keberhasilan seorang


manajer, lebih jauh juga harus dilihat dari efisiensi dan efektivitasnya dalam
pencapaian tujuan organisasi. Kedua istilah tersebut memang memiliki hubungan yang
sangat erat dengan manajemen.

H. Bidang-Bidang Manajemen
bidang manajemen dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu bidang
produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dan bidang adiministrasi.
1. Bidang Produksi
2. Bidang Pemasaran
3. Bidang Keuangan
4. Bidang Personalia
5. Bidang Administrasi
I. Efisiensi dan Efektivitas Dalam Manajemen
Drucker (1993) memberikan batasan secara singkat mengenai efisiensi dan
efektivitas. Efisiensi dipandang sebagai upaya menjalankan pekerjaan dengan benar.
Sedangkan efektivitas dipandang sebagai upaya menjalankan pekerjaan yang benar.
Selanjutnya Stoner, James A. F. dan Freeman, R. Edward (1994)
mengemukakan pendapatnya mengenai efisiensi dan efektivitas yang tidak berbeda
dari yang disampaikan Drucker. Menurutnya efisiensi merupakan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan benar. Batasan tersebut berkenaan dengan konsep
“masukan” dan “keluaran”.
J. Hambatan dalam Penerapan Fungsi Manajemen
Penerapan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah dipaparkan di atas bukan
suatu mudah dan seringkali harus berbenturan dengan berbagai hambatan. beberapa
hambatan yang yang sering terjadi dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen secara
umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu:
1. Hambatan internal
a) Manajer belum sepenuhnya memahami aspek-aspek yang
berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen.
b) Manajer seringkali masih kurang mampu menjabarkan fungsi-
fungsi manajemen secara operasional.
c) Organisasi belum siap melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
yang digariskan oleh manajer.
d) Belum tersedianya sarana dan prasarana yang dapat mendukung
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
e) Adanya faktor risiko dan ketidakpastian di dalam pelaksanaan
kegiatan.
2. Hambatan eksternal
a) Adanya berbagai peraturan, ketentuan, atau perundang-undangan
pemerintah, baik tingkat pusat ataupun tingkat daerah.
b) Adanya dampak negatif dari pengembangan organisasi lain yang
sejenis.
c) Tidak mendukungnya infrastruktur yang ada di luar organisasi.

Anda mungkin juga menyukai