BAB I
PENDAHULUAN
A. Manajemen
1. Definisi Manajemen
Malayu S.P.Hasibuan mendefinisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
G.R.Terry mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
No George Louis
John F.Mee McNamara Henry Fayol S.P.Siagian
. R.Terry A.Allen
1. Planning Planning Planning Planning Planning Planning
2. Organizing Organizing Organizing Programmin Organizing Organizing
g
3. Actuating Motivating Leading Budgeting Commanding Motivating
4. Controlling Controlling Controllin System Controlling Controllin
g g
5. Coordinating Evaluating
Sumber : Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia (2005)
Sementara itu, persamaan antara MSDM dengan manajemen personalia adalah keduanya
merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung
terwujudnya tujuan organisasi.
MSDM memiliki tujuan yaitu tujuan organisasional, tujuan fungsional, tujuan sosial, dan
tujuan personal.
a. Pengusaha
Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan. Besarnya pendapatan tersebut tidak menentu, tergantung pada laba yang
dicapai oleh perusahaan tersebut.
b. Karyawan
Karyawan adalah penjual jasa, baik pikiran maupun tenaganya dan akan mendapatkan
kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib terikat untuk
bekerja sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam organisasi. dibedakan atas
karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan).
c. Pemimpin atau Manajer
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya
untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah gaya seorang
pemimpin dalam memengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara
efektif sesuai dengan perintahnya. Asas asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan
rasional serta bertindak konsisten, berlaku adil, dan jujur.
a. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job recruitment,
dan job evaluation.
b. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan asas "the right
man in the right place".
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi. dan pemberhentian.
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan
datang.
e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya, dan khususnya perkembangan
perusahaan.
f. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian
balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
h. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
i. Mengatur mutasi karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal.
j. Mengatur pensiunan, pemberhentian, dan pesangon.
6. Pekembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Lebih lanjut Hasibuan (2005: 15). menjelaskan bahwa perkembangan MSDM didorong
oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing produksi
barang dan jasa yang dihasilkan. Manajemen sumber daya manusia akan terus berkembang
sesual dengan kemajuan peradaban. teknologi, dan perundang-undangan negara-negara di
dunia.
Menurut George R. Terry. perencanaan adalah memilih atau menghubungkan fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
Suatu perencanaan sumber daya manusia harus memperhatikan hal-hal
berikut ini.
1) Mengumpulkan informasi secara regular dan terus-menerus.
2) Menganalisis permintaan dan penawaran sumber daya manusia masa kini dan masa
yang akan datang.
3) Menggunakan hasil analisis sebagai bahan penyusunan kebijakan , program, proyek,
dan kegiatan di bidang ketenagakerjaan dan kesempatan kerja
4) Memanfaatkan sumber daya manusia menurut jabatan dan kualitasnya
5) Melaksanakan pemantauan secara terus-menerus terhadap kebijakan untuk melakukan
perubahan atau penyesuaian.
6) Mengintegrasikan perencanaan sumber daya manusia dalam suatu perencanaan
manajemen sumber daya manusia.
Hasibuan dalam Supomo menyatakan sumber daya manusia merupakan kemampuan terkait
daya pikir dan daya fisik pada individu. Jika daya pikir terkait Intelligence Quotient (IQ) dan
Emotional Quotient (EQ), sedangkan daya fisik terkait kekuatan dan ketahanan individu untuk
bekerja dan ketahanan terhadap penyakit.
1) Proses pembentukan data rekapitulasi untuk analisis dan simulasi. Hal ini akan diproses
dari data administrasi yang dimiliki untuk mendapatkan gambaran kekuatan SDM saat
ini dan juga dari segi availabilitas SDM tersebut.
2) Proses pengadaan sumber daya manusia (recruitment). Tahapan
ini hampir sama seperti pada pengumpulan biodata, tetapi dalam
ruang lingkup informasi yang lebih kecil dan dikuti cara
penilaian/ kriteria penerimaan.
3) Proses alokasi/relokasi sumber daya manusia. Tahap ini menggunakan data administrasi
yang ada, sehingga informasi kebutuhan penempatan personel ke tempat yang lebih
tepat dapat dianalisis.
BAB III
Rekrutmen, Seleksi, dan Orientasi Sumber Daya Manusia
A. Rekrutmen
Rekrutmen adalah salah satu fungsi operasional MSDM untuk memperoleh calon tenaga
kerja sesuai kualifikasi dalam organisasi /perusahaan. Peramalan kebutuhan SDM didasarkan
pada jumlah produksi, ramalan usaha, perluasan usaha, perkembangan teknologi, masalah pasar
tenaga kerja (permintaan-penawaran), perencanaan karir karyawan. Adapaun rekrutmen
dipengaruhi faktor balas jasa, status karyawan, kesempatan promosi, metode rekrutmen yang
secara luas, soliditas perusahaan, peraturan perburuhan, dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Tahapan rekrutmen meliputi:
B. Seleksi
Seleksi dilakukan untuk mendapat tenaga kerja yang sesuai persyaratan dan kualifiasi
deskripsi pekerjaan. Terdapat 10 kualifikasi dasar pada seleksi yaitu keahlian, pengalaman,
usia, jenis kelamin, pendidikan, kondisi fisik, tampang, bakat, temperamen, dan karakter.
Seleksi dapat diadakan dengan metode ilmiah yang didasarkan pada ilmu pengetahun dan
kondisi riil jabatan yang diisi selain itu ada metode non-ilmiah yang didasarkan hanya pada
perkiraan dan pengalaman. Langkah dalam seleksi meliputi penerimaan lamaran, seleksi
administrasi, wawancara tahap awal, seleksi pengetahuan umum dan skill, tes psikologi, tes
kesehatan, wawancara tahap akhir, dan menentukan diterima atau ditolak.
Pengembangan SDM dilakukan atas dasar bahwa setiap tenaga kerja membutuhkan
pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan yang lebih baik. Samsudin,Sadili (2005:107) dalam
Supomo, pengembangan SDM merupakan penyiapan manusia atau karyawan untuk memikul
tanggung jawab yang lebih tinggi dalam perusahaan/organisasi. Pengembangan SDM memiliki
tujuan untuk produktivitas kerja yang meningkat, efisiensi kinerja, mengurangi kerusakan
barang, mengurangi kecelakaan karyawan, peningkatan pelayanan, moral karyawan yang lebih
baik, peningkatan karir karyawan, konseptual dalam artian cakap dalam mengambil keputusan,
memiliki jiwa kepemimpinan, balas jasa meningkat karena prestasi kerja, dan konsumen akan
memperoleh produk yang lebih bermutu.
Pendidikan dan pelatihan punya tujuan yang sama yaitu pembelajaran. Oleh sebab itu
dibutuhkan peran instruktur untuk pelaksanaan pengembangan. Instuktur untuk melakukan
pengembangan melakukan metode latihan atau training yang dapat berupa On the job artinya
peserta pelatihan langsung belajar ditempat, Vestibule yaitu pelatihan dalam kelas aau bengkel,
demonstrasi dilakukan dengan cara memperagakan dan menjelaskan pengerjaan sebuah
pekerjaan, simulasi merupakan tiruan dari situasi sebenarnya dari pekeraan yang akan dijumpai,
Apprenticeship untuk pengembangan keahlian pertukangan untuk segala aspek pekerjaan, dan
classroom method dilakukan melalui dalam kelas lecture (ceramah/kuliah), rapat, instruksi
terprogram, studi kasus, role playing, diskusi, dan seminar.
Penilaian prestasi kerja dilakukan untuk mendorong karyawan agar lebig bergairah dalam
bekerja. Supomo (2018:73), penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang dilakukan oleh
suatu organisasi/perusahaan untuk mengetahui kemampuan dan prestasi yang ada pada seorang
pegawai sehingga dengan adanya prestasi tersebut organisasi akan lebih mudah memproses
keberlangsungan seorang karyawan. Ruang lingkup penilaian prestasi kerja didasarkan dengan
konsep 5W+1H yaitu apa yang dinilai, kenapa dinilai, dimana penilaian dilakukan, kapan
penilaian dilakukan, dan bagaimana penilaiannya. Penilaian prestasi kerja memiliki banyak
manfaat beberapa diantaranya yaitu perbaikan prestasi kerja, mempengaruhui keputusan
penempatan, dan mencegah kesalahan desain pekerjaan. Penilaian prestasi kerja memiliki
tujuan arah administratif, sebagai dasar penilaian mutu prestasi manajer unit, dan pembeda
tingkat prestasi kerja setiap karyawan. Dasar penilaian dapat diukur dari tangible standar (ada
ukuran dan standar) dan intagible standar (tanpa alat ukur dan standar seperti perilaku dan
loyalitas). Unsur penilaian prestasi kerja meliputi kesetiaan, kualitas dan kuantitas pekerja,
kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa,
kecakapan dan tanggung jawab.
D. Mutasi Karyawan
Prinsip mutasi adalah memutasikan karyawan ke posisi yang tepat dengan pekerjaan yang
sesuai agar semangat dan produktivitas kerjanya meningkat. Mutasi sendiri adalah pemindaha
bagian di sebuah organisasi/perusahaan. Landasan dilakukan mutasi yaitu merit system yang
bersifat ilmiah, seniority system berdasarkan usia, masa kerja, dan pengalam kerja, dan spoiled
system dengan dasar kekeluargaan. Mutasi dapat dilakukan horizontal atau vertikal. Alasan
dilakukan mutasi dapat karena permintaan sendiri atau alih tugas agar lebih produktif.
E. Promosi Karyawan
Kompensasi
A. Pengertian Kompensasi
Menurut Samsudin Sadili (2005: 187), kompensasi mengandung arti yang lebih luas
daripada upah atau gaji. Upah atau gaji lebih menekankan pada balas jasa yang bersifat
finansial, sedangkan kompensasi mencakup balas jasa yang sifatnya non finansial pula.
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa, baik secara langsung berupa uang (finansial)
maupun tidak langsung berupa penghargaan (non finansial). Pemberian kompensasi dapat
meningkatkan prestasi kerja dan motivasi
B. Pemberian Kompensasi
Lebih lanjut, Hasibuan (2005:120) menjelaskan pula bahwa organisasi atau instansi
dalam rangka memberikan balas jasa atau kompensasi bertujuan untuk kepentingan organisasi,
karyawan, dan masyarakat. Supaya tujuan tersebut tercapai dan memberikan kepuasan bagi
semua pihak, hendaknya program kompensasi ditetapkan berdasarkan prinsip keadilan dan
kewajaran, undang undang perburuhan, serta memperhatikan internal dan eksternal
konsistensi.
Samsudin Sadili (2005: 188) menjelaskan bahwa organisasi atau instansi dalam rangka
memberikan balas jasa atau kompensasi memiliki tujuan sebagai berikut.
Samsudin Sadili (2005: 188) menjelaskan bahwa organisasi atau instansi memberikan
fungsi kompensasi adalah dalam rangka sebagai berikut.
1. Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien. Fungsi ini menunjukkan pemberian
kompensasi pada karyawan yang berprestasi sehingga mendorong mereka untuk bekerja
lebih baik lagi.
2. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan efektif. Pemberian kompensasi
kepada karyawan/pegawai mengandung implikasi bahwa organisasi akan menggunakan
tenaganya (pegawal/ karyawan) dengan seefisien dan seefektif mungkin.
3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sistem pemberian kompensasi dapat
membantu stabilitas organisasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
E. Metode Kompensasi
Metode kompensasi dapat menggunakan dua metode yaitu metode tunggal dan metode
jamak. Metode tunggal dengan hanya satu kriteria penetapan dapat berupa ijazah atau tingkat
pendidikan, sedangka metode jamak menggunakan beberapa kriteria sekaligus selain ijazah
dapat juga pendidikan informal, sifat pekerjaan, dan jam lembur.
Sistem kompensasi dapat dibagi menjadi tiga yaitu sistem waktu, sistem hasil, dan sistem
borongan. Sistem waktu artinya besarnya kompensasi didasarkan pada standar waktu jam,
minggu, atau bulan. Sistem hasil output artinya besarnya kompensasi didasarkan pada kesatuan
unit yang dihasilkan oleh pekerja misalnya per potong, per meter, per kilogram, dll. Sistem
borongan, besaran kompensasi diberikan berdasarkan volume pekerjaan dan lama pengerjaan.
G. Langkah Penentuan Kompensasi
Langkah penentuan kompensasi dilakukan agar kuantitas dari gaji atau kompensasi dapat
diterima secara adil. Langkah-langkahnya meliputi membandingkan gaji dengan perusahaan
lain (survei gaji), melakukan evaluasi jabatan untuk menentukan nilai tiap pekerja,
menggunakan kurva upah antara nilai jabatan dan upah rata-rata jabatan tertentu, dan
menentukan gaji dengan adanya pembagian jabatan dalam beberapa kelompok.
Samsudin Sadili (2005: 191) menjelaskan dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya
Manusia" bahwa cara-cara penyusunan gaji atau kompensasi di suatu organisasi dapat
ditentukan berdasarkan prestasi kerja, lama bekerja, serta senioritas dan kebutuhan.
Gaji pokok adalah gaji dasar yang ditetapkan untuk melaksanakan satu jabatan atau
pekerjaan tertentu pada golongan pangkat dan waktu tertentu. Gaji pokok di suatu perusahaan
disusun menurut Jenjang jabatan dan jenjang kepangkatan. Jenjang jabatan mencerminkan
Intensitas syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan Jabatan tersebut. Jabatan yang
menuntut persyaratan lebih berat disusun dalam jenjang jabatan lebih tinggi dengan gaji pokok
Sesuai kondisi perusahaan masing-masing dan hubungan antara pengusaha dan para
pekerja, pengusaha dapat memberikan beberapa tambahan gaji pokok, biasanya pemberian
seperti Ini disebut tunjangan. Sementara itu, pada organisasi yang sudah maju, tunjangan
tersebut terdiri atas bermacam-macam tunjangan, di antaranya sebagai berikut.
1. Tunjangan kemahalan, tunjangan ini diberikan untuk kompensasi laju inflasi dan tingkat
biaya hidup yang relatif tinggi di daerah-daerah tertentu.
2. Tunjangan Jabatan, tunjangan ini untuk seseorang yang bekerja pada organisasi tempat dia
bekerja, baik sebagal tunjangan Jabatan struktural maupun tunjangan fungsional.
3. Tunjangan transportasi, diberikan kepada karyawan sebagai pengz biaya
transportasi/pengganti BBM.
4. Tunjangan perumahan, diberikan bagi karyawan yang menginginkan suatu rumah yang
disediakan perusahaan
5. Tunjangan istri atau tunjangan suami.
6. Tunjangan anak.
7. Tunjangan pemeliharaan atau asuransi kesehatan.
8. Tunjangan hari tua atau dana pensiun.
9. Tunjangan cuti. hari keagamaan dan lain-lain.
10. Tunjangan
1. Golongan I atau Golongan Juru, terdiri atas pangkat I/a, I/b, I/c.
2. Golongan II atau Golongan Pengatur, terdiri atas pangkat II/a, II/b, Il/c. dan II/d.
3. Golongan III atau Golongan Penata, terdiri atas pangkat III/a. III/b III/c. dan III/d.
4. Golongan IV dan Golongan Pembina, terdiri atas pangkat IV/a. IV/b. IV/c. IV/d, dan IV/e.