DIAJUKAN OLEH:
AZIZAHTUT TA’ZHIYAH 170421619047
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bu Dhika Maha Putri
S.pd., M.Acc selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Bisnis atas bimbingan
dan arahannya dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “Analisis Dampak Etika Kasus Bedak PT Johnson &
Johnson Yang Dinilai Sebabkan Kanker”. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.....................................................................................................4
2. Tujuan..................................................................................................................5
BAB II KASUS
1. Kasus.................................................................................................................6
2. Kasus.................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
1. Sejarah dan Perkembangan Jhonson & Johnson..................................................4
2. Analisis Dampak Etika Kasus Bedak PT. Johnson & Johnson yang Dinilai
Sebabkan Kanker.................................................................................................5
3. Analisis Etika......................................................................................................9
4. Prinsip Etika yang Dilanggar...............................................................................
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan..........................................................................................................4
2. Saran.....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepentingan-kepentingan konsumen telah lama menjadi perhatian,
yang secara tegas telah dikemukakan pada tahun 1962 oleh Presiden
Amerika Serikat John F. Kennedy yang menyampaikan pesan di depan
Kongres tentang pentingnya kedudukan konsumen di dalam masyarakat.
secara tegas telah ditetapkan dalam putusan Sidang Umum PBB pada
sidang ke-106 tanggal 9 April 1985. Resolusi PBB tentang Perlindungan
Konsumen (Resolusi 39/248) telah menegaskan enam kepentingan
konsumen, yaitu sebagai berikut:
1. Perlindungan konsumen dari bahaya terhadap kesehatan dan
keamanannya.
2. Promosi dan perlindungan pada kepentingan ekonomi konsumen.
3. Tersedianya informasi yang mencukupi sehingga memungkinkan
dilakukannya pilihan sesuai kehendak.
4. Pendidikan konsumen.
5. Tersedianya cara-cara ganti rugi yang efektif.
6. Kebebasan membentuk organisasi konsumen dan diberinya
kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pendapat sejak saat
proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan
konsumen.
Pada masa kini pembangunan dan perkembangan perekonomian
khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional maupun
internasional, telah menghasilkan berbagai variasi barang dan atau jasa
yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Produk-produk mengandung
bahan tambahan yang dilarang masih sering ditemukan dipasaran, seperti
temuan kosmetik mengandung bahan berbahaya bagi penggunanya.
Kondisi yang demikian berarti sama saja melanggar hukum perlindungan
konsumen serta mengancam kesehatan dan keamanan konsumen. Hal ini
tentunya merugikan masyarakat selaku konsumen. Disini perlu adanya
standar untuk menjamin keamanan serta kualitas produk yang diproduksi
dan diperjualbelikan, agar mampu mencegah beredarnya produk-produk
yang tidak aman dan tidak berkualitas serta perlunya perlindungan hukum
terhadap konsumen agar konsumen dapat terlindungi.
Pertanyaannya kenapa pelanggaran-pelanggaran seperti hal
tersebut masih selalu ditemukan, padahal jelas ada regulasi yang
mengaturnya? Karena kurangnya pengawasan yang tidak berjalan, dan
tidak ada tanggung jawab dari para produsen pruduk-produk berbahaya
tersebut dapat beredar bebas dan mengancam keamanan konsumen.
Salah satu contoh kasus yang terjadi terkait pelanggaran diatas
adalah kasus bedak PT Johnson & Johnson yang dinilai dapat
menyebabkan kanker bagi penggunanya. Dalam masa persidangan selama
enam minggu, para perempuan dan keluarganya mengatakan mereka
menderita kanker rahim karena menggunakan bedak bayi dan produk
bubuk bedak lainnya selama berpuluh tahun. Dari 22 perempuan dalam
kasus ini, enam orang telah meninggal karena kanker rahim. Pengacara
mereka menuduh perusahaan J&J mengetahui bubuk bedak teracuni
asbestos sejak tahun 1970-an tetapi gagal memperingatkan konsumen
terkait dengan risikonya. Talc atau bubuk bedak adalah sebuah mineral
yang kadang-kadang ditemukan di tanah yang berdekatan dengan asbestos.
Akan tetapi J&J menyangkal produk bedaknaya mengandung asbestos dan
menegaskan hal ini tidak menyebabkan kanker. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengkaji hal yang berkaitan dengan “Dampak Etika Kasus
Bedak PT Johnson & Johnson yang Dinilai Sebabkan Kanker ”
berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan diatas.
2. Tujuan
Analisis kasus ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sejarah PT. Johnson & Johnson selama ini hingga
dinilai bedaknya mampu sebabkan kanker.
2. Menganalisis fakta terkait produk bedak PT. Johnson & Johnson
yang dinilai mampu sebabkan kanker.
3. Menganalisis faktor etika yang terjadi berkaitan dengan kasus
produk bedak PT. Johnson & Johnson yang dinilai sebabkan
kanker.
BAB II
KASUS
1. KASUS
Judul : Bedaknya Dinilai Sebabkan Kanker, Johnson & Johnson Didenda Rp
67,6 T
Penulis : Zahrina Yustisia Noorputri
Editor : Aditya Panji
Diterbitkan : Selasa, 14 July 2018 19:46 WIB
(https://kumparan.com/@kumparansains/bedaknya-dinilai-sebabkan-kanker-
johnson-and-johnson-didenda-rp-67-6-t-27431110790545723?ref=re)
Pengadilan di Missouri,
Amerika Serikat memerintahkan
perusahaan pembuat produk kesehatan
asal AS, Johnson & Johnson (J&J),
untuk membayar 4,7 miliar dolar AS
atau sekitar Rp 67,6 triliun kepada 22
orang perempuan yang menuntut
perusahaan ini dengan tuduhan bedak talknya menyebabkan kanker ovarium.
Menurut pernyataan resmi kantor pengacara yang membela penggugat, The
Lanier Law Firm, ke 22 orang perempuan yang mengajukan tuntutan masing-
masing akan menerima uang sebesar 550 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,9 miliar
dan J&J juga harus membayar ganti rugi sebesar 4,1 miliar dolar AS, atau sekitar
Rp 58,9 triliun. Dalam persidangan yang berlangsung selama enam minggu ini,
penuntut dan keluarganya mengatakan bahwa ke 22 perempuan tersebut terkena
kanker ovarium setelah memakai bedak talk bayi merek J&J selama puluhan
tahun. Dari 22 orang, enam di antaranya sudah meninggal dunia karena kanker.
Pengacara penuntut, Mark Lanier, mengatakan kalau bedak talk milik J&J
mengandung asbestos dan perusahaan sudah mengetahui hal ini sejak tahun 1970-
an, namun tidak memberi peringatan kepada konsumen mereka mengenai bahaya
dari asbestos tersebut.
"Selama lebih dari 40 tahun, Johnson & Johnson telah menutupi bukti asbestos
dalam produk mereka," kata Lanier. "Kami berharap putusan ini akan mendapat
perhatian dewan J&J dan akan mengarahkan mereka untuk memberi informasi
lebih baik kepada komunitas medis dan masyarakat tentang hubungan antara
asbestos, talk, dan kanker ovarium."
Sementara itu, dilansir dari BBC, pihak J&J mengatakan kalau persidangan ini
tidak adil dan membantah adanya kandungan asbestos di dalam bedak talk
mereka. Johnson & Johnson mengaku bahwa produk mereka telah diuji oleh US
Food and Drug Administration (Badan Pengawas Obat dan Makanan/FDA).
Talk adalah mineral yang digunakan dalam berbagai kosmetik dan produk untuk
tubuh. Menurut American Cancer Society, dalam bentuk alamiahnya, talk
memang dapat mengandung asbestos, dan kandungan ini dapat menyebabkan
kanker paru-paru bila terhirup.
Lalu, apakah talk yang sudah diolah dan digunakan untuk kosmetik berbahaya?
Hal ini masih jadi perdebatan.
Menurut American Cancer Society, berbagai penelitian telah dilakukan terhadap
risiko kanker ovarium pada talk untuk kosmetik dan hasilnya cukup beragam. Ada
yang menunjukkan bahwa risikonya kecil dan ada juga yang menunjukkan bahwa
tidak ada risiko sama sekali.
National Cancer Institute juga mengatakan bahwa tidak ada bukti yang cukup
bahwa talk pada kosmetik dapat menyebabkan meningkatnya risiko kanker
ovarium.
Di Amerika Serikat, lembaga pemerintah dan asosiasi medis yang fokus pada isu
ini, percaya bahwa mereka harus lebih banyak melakukan riset untuk mengetahui
secara pasti.
2. KASUS
Judul : Produk Bedak Bayi Johnson & Johnson Dituduh Picu Kanker
Penulis : Rehia Sebayang
Diterbitkan : Senin, 16 April 2018 17:30
(https://www.cnbcindonesia.com/news/20180416172108-4-11196/produk-bedak-
bayi-johnson-johnson-dituduh-picu-kanker)
3. Analilis Etika
1. Stakeholder dalam Kasus
a) Peringkat Stakeholder berdasarkan Besarnya Kerugian
1) Deane Berg
Untuk pertama kalinya, J&J menghadapi tuntutan dengan
tuduhan bedaknya menyebabkan kanker ovarium. Deane Berg
didiagnosis menderita kanker ovarium pada 2006.
Dilansir New York Post, Berg mengaku bukan perokok dan
tidak kelebihan berat badan. Satu-satunya kemungkinan penyebab
kanker, menurutnya, adalah kebiasaannya menggunakan talk di
selangkangannya sejak usia 18 tahun. Meskipun hakim dalam
persidangan setuju bahwa bedak J&J menambah risiko kanker pada
Berg, Berg tidak mendapat uang ganti rugi. Pada waktu itu Berg
tidak memiliki bukti yang cukup kuat serta partisipan yang lain
yang menguatkan gagasannya tersebut sehingga membuat Berg ini
kalah.
2) Jacqueline Fox.
Korban selanjytnya adalah Jacquilene Fox. Jacquilene Fox
adalah warga Alabama, Amerika Serikat pengidap kanker ovarium
yang disebabkan karena penggunanaan bedak talk dari J&J selama
35 tahun. Sebuah studi meta-analisis dilakukan oleh Pusat Obstetri
dan Ginekologi Epidemiologi di Boston, Mass, Brigham dan
Rumah Sakit Wanita. Penelitian melibatkan 8.525 perempuan yang
menggunakan talk di area genital, dan 9.859 perempuan yang
tidak. Para analis menetapkan bahwa wanita yang menggunakan
talk pada alat genitalnya secara teratur meningkatkan risiko kanker
ovarium sebesar 24 persen.
Keluarga dari Jacqueline Fox menuntut J&J dengan
tuduhan bedaknya menyebabkan kanker ovarium. Fox meninggal
dunia pada 2015, empat bulan sebelum persidangan. Pihak Fox
menang dan J&J diharuskan membayar 72 juta dolar AS atau
sekitar Rp 1,04 miliar. Namun pada Oktober 2017, keputusan
banding dari pihak J&J keluar dan kali ini, pihak J&J yang
menang.
Hal ini membuat kasus dari bedak talc yang mampu
sebabkan kanker ini hilang karena kemenangan dari pihak J&J itu
sendiri. Sehingga kasus ini tidak dapat dilakukan penelitian lebih
lanjut padahal sudah ada korban yaitu Jacqueline Fox yang
meninggal karena mengidap kanker ovarium. Tentunya Fox beserta
keluarganya pun juga ikut merasakan kerugian akibat hal ini.
Padahal kelurga Fox berkeinginan agar dari pihak J&J mampu
bertanggung jawab tidak hanya pada keluaga Fox itu sendiri tapi
juga pada konsumen yang lainnya.
3) Masyarakat Sebagai Konsumen
Johnson & Johnson abaikan soal peringatan bahaya atas
penggunaan bedak bayi pada alat genital. Johnson & Johnson
sudah diberikan peringatan beberapa kali dan diminta untuk
menarik produknya. Ia pun harus menghadapi 1.200 gugatan
hukum dari para perempuan yang harus menanggung dampak
negatifnya. J&J sebenarnya sudah lama mengetahui akan hal ini
namun mereka mengabaikannya dan tetap menjual produknya. Di
kemasan bedak bayi milik J&J yang tersebar di seluruh dunia,
hanya tertulis peringatan begini: Jauhkan bedak dari hidung dan
mulut anak-anak untuk menghindari bedak terhirup yang bisa
menyebabkan gangguan pernapasan. Hindari kontak dengan mata.
Untuk penggunaan luar saja. Hindari pemakaian pada kulit yang
luka dan pusar bayi yang baru lahir. Secara tidak langsung
konsumen pasti berfikir jika produk bedak ini aman dan dapat
digunakan di semua area tubuh termasuk area sekitar genital.
Apalagi, dalam salah satu iklannya, J&J menuliskan for toilet and
nursery. Melalui iklannya yang lain, J&J bahkan mengajak
konsumennya untuk terus memakai talk meskipun mereka telah
dewasa.
Hal ini tentunya merugikan konsumen sebab J&J tidak
memberikan pernyataan yang sebenarnya perihal produknya.
Padahal disini konsumen berhak mendapatkan informasi yang
sebenarnya perihal produk yang diinginkannya, selain itu produsen
juga bertanggung jawab jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan
karena penggunaan produknya.
b) Peringkat Stakeholder berdasarkan Tanggung Jawab
1) PT Johnson & Johnson
Bagaimanapun pihak J&J bertanggung jawab penuh atas
kasus bedak talc ini yang mampu sebabkan kanker baik itu untuk
Berg, Fox serta 20 pelapor lainnya serta konsumen yang memakai
produk bedak J&J ini. Walaupun tidak memberikan ganti rugi
seharusnya J&J memilki kesadaran akan keamanan dari konsumen
pemakai bedaknya. Entah itu memberikan ganti rugi atau
memberikan peringatan akan produknya, J&J tetap harus
bertanggung jawab.
Bahkan Johnson & Johnson abaikan soal peringatan bahaya
atas penggunaan bedak bayi pada alat genital. Johnson & Johnson
sudah diberikan peringatan beberapa kali dan diminta untuk
menarik produknya. Akan tetapi J&J bersikeras jika produknya
tersebut tidak berbahaya.
J&J sebenarnya sudah lama mengetahui akan hal ini namun
mereka mengabaikannya dan tetap menjual produknya. Hal ini
tentunya sangat merugikan konsumen. Padahal sebagai produsen
harusnya berkewajiban memberikan perlindungan serta keamanan
bagi konsumen akan produknya. Selain itu produsen juga
berkewajiban untuk menjamin bahwa kepentingan-kepentingan
konsumen tidak dirugikan oleh produk yang mereka tawarkan.
Karena hubungan antara perusahaan dan konsumen pada dasarnya
merupakan hubungan kontraktual, dan kewajiban moral
perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam
hubungan kontraktual.
2) Pemerintah
Pemerintah harus ikut bertanggungjawab karena
bagaimanpun pemerintah harus memberikan perlindungan dan
keamanan bagi masyarakatnya. Selain itu pemerintah juga harus
ikut memikirkan nasib serta kesehatan rakyatnya sendiri. Jika
banyak korban yang ada secara tidak langsung kesejahteraan
negara juga ikut terancam. Dan juga dengan adanya undang-
undang perlindungan konsumen harusnya pemerintah mampu
menegakkan hukum dan dapat melindungi keselamatan rakyatnya.
2. Etika Produksi dan Pemasaran Konsumen yaitu meliputi Kewajiban
Produsen terhadap Konsumen
Menurut pandangan Kontraktual menyebutkan bahwa saat konsumen
membeli sebuah produk, konsumen secara sukarela menyetujui “kontrak
penjualan” dengan perusahaan. Pihak perusahaan secara sukarela dan sadar setuju
untuk memberikan sebuah produk pada konsumen dengan karakteristik tertentu,
dan konsumen juga dengan sukarela dan sadar setuju membayar sejumlah uang
pada perusahaan untuk produk tersebut.
Produsen juga berkewajiban untuk mengungkapkan serta memberikan
informasi yang sebenarnya terkait produknya. Namun disini J&J bersikap
sebaliknya bahkan terkesan menutupi. Padahal sebenarnya mereka sendiri sudah
mengetahui terkait bedak talc nya. Sebenarnya J&J sudah memberikan peringatan
untuk produknya akan tetapi tidak sepenuhnya mereka berikan. Hal ini tentunya
bisa mengancam keamanan serta keselamatan konsumen itu sendiri.
Produsen bertanggung jawab serta menjamin bahwa kepentingan-
kepentingan konsumen tidak dirugikan oleh produk yang mereka tawarkan.
Karena pada dasarnya produsen berhak memberikan perlindungan serta menjamin
keselmatan konsumen. Selain itu juga terdapat undang-undang yang mengatur
perihal perlindungan konsumen harusnya produsen disini mampu mematuhinya
serta sadar akan pentingnya keselamatan dan keamanan konsumen.
1. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang telah dialami oleh PT J&J dapat
disimpulkan bahwa sebagai perusahaan yang besar bahkan PT J&J adalah
perusahaan multinasional yang telah berdiri sejak lama tentunya telah
dikenal dan diketahui oleh masyarakat banyak. Pasti tentunya saja telah
mengahasilkan atau mendapatkan laba atau keuntungan yang banyak juga
selama ini , namun sayangnya mereka mengabaikan dan tidak sadar akan
pentingnya memberikan perlindungan baik keamanan dan keselamatan
konsumen terkait produknya. Dengan usaha mereka yang dapat dikatakan
berhasil selama ini bahkan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas
seharusnya PT J&J melakukan berbagai tindakan nyata untuk
bertanggungjawab terhadap produknya yang dinilai mampu sebabkan
kanker. Karena pada dasarnya meskipun perusahaan telah melakukan
program-program yang secara konsep sangat baik, namun pada prakteknya
mereka mengabaikan tanggung jawab mereka sendiri yang seharusnya
mampu memberikan timbal balik untuk para konsumen mereka yang
berhak mendapatkan perlindungan baik itu keselamatan, keamanan, serta
informasi terkait produk yang mereka tawarkan. Kejadian ini telah
melanggar prinsip ETIKA BISNIS yang dimana akan menimbulkan
kerugian dalam jangka panjang baik bagi perusahaan dan masyarakat
banyak. Karena dalam dunia bisnis tidak hanya mementingkan profit yang
tinggi tapi juga harus mementingkan dan memperhatikan pihak-pihak yang
berhubungan langsung misalnya saja konsumen. Dengan adanya kasus ini
pastinya secara tidak langsung akan menurunkan tingkat kepercayaan
konsumen kepada pihak J&J itu sendiri.
2. Saran
Seharunsya sebagai perusahaan yang besar bahkan multinasional
PT J&J mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai produsen yang
tentunya dipercaya oleh masyarakat sejak dulu. Selain itu juga sebuah
perusahaan multinasional pastinya mereka telah kompeten di bidangnya
jadi seharusnya mereka harus bisa memperhatikan hal-hal kecil yang wajib
mereka pertanggungjawabkan seperti pemberian perlindungan terhadap
konsumen mereka sendiri. Mereka harusnya sadar pentingnya menjaga
serta memberikan perlindungan kepada para konsumennya. Konsumen
memilki hak yang sama yaitu mendapatkan perlindungan baik itu
keselamatn mereka dan keamanannya. Sebuah perusahaan harusnya
menaati etika dalam dunia kebisnisan agar kedepannya perusahaan
tersebut akan semakin besar keuntungan yang dicapai serta citra dan nama
baik perusahaan akan semakin baik dikalangan masyrakat selaku
konsumen itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
(https://www.cnbcindonesia.com/news/20180416172108-4-11196/produk-
bedak-bayi-johnson-johnson-dituduh-picu-kanker)