Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 4

STRATEGI
PENYEHATAN DAN DIVESTASI
STRATEGI PENYEHATAN DAN DIVESTASI

A. STRATEGI PENYEHATAN

I. DEFINISI STRATEGI PENYEHATAN

Strategi penyehatan perusahaan merupakan sebuah langkah yang diambil oleh perusahaan
atas kondisi strategis yang tidak baik dan mengancam keberlanjutan usaha. Faktor-faktor dari
ketidaksehatan perusahaan dapat dilihat dari lingkungan bisnis, internal perusahaan, atau
kombinasi dari keduanya. Keputusan strategis yang tidak serius dalam mengatasi
ketidaksehatan perusahaan dapat menyebabkan kerugian panjang dan dibutuhkan proses
penyehatan organisasi dengan segera, baik dari sisi penyehatan strategi dan penyehatan
operasional.

Strategi penyehatan tidak memiliki batasan pada besar kecilnya organisasi atau sektor
bisnis apapun, yang memiliki artian bahwa strategi penyehatan penting dilakukan pada semua
organisasi dalam kondisi yang sedang tidak sehat. Karena luasnya bidang dalam manajemen
strategi, maka formulasi strategi penyehatan di masing-masing sektor bisnis memiliki
perbedaan berdasar keunikannya di lingkungan internal, proses bisnis, dan pihak-pihak yang
berkepentingan.

Jauh dalam memahami keadaan perusahaan yang tidak sehat, manajemen dapat
menemukan beberapa tanda yang perlu ditelaah secepatnya agar permasalahan tidak semakin
mengancam. Permasalahan yang dibiarkan oleh manajemen akan menyebabkan sebab-sebab
permasalahan baru yang makin mengancam perusahaan hingga berbuntut pada kebangkrutan,
baik pada aspek operasional maupun strategik. Dengan kegagalan pada aspek-aspek tersebut,
perlu dipahami bahwa pihak manajemen pada pengelolaan bisnis tidak maksimal dalam
melakukan realisasi rencana serta adaptasi dari segi internal dan lingkungan bisnis. Dalam
melakukan inisiasi upaya penyehatan, manajemen perusahaan dibutuhkan langkah
identifikasi permasalahan dan penyebabnya, perencanaan implementasi yang tepat, serta
realisasi strategi yang handal berupa evaluasi berkelanjutan.
II. PENYEBAB KETIDAKSEHATAN

Berikut adalah uraian terkait sebab-sebab pada ketidaksehatan perusahaan:

a. Ketidakcakapan manajemen

Dalam memahami ketidakcakapan manajemen, tepatnya ketidakcakapan yang


dimaksud terkait kompetensi manajerial dan kepemimpinan dalam perusahaan.
Permasalahan ini umumnya ditandai dengan keterbatasan pemahaman mendalaman
pada apa yang terjadi, kemudian terlalu banyak informasi yang tersembunyi dan tidak
diketahui manajemen, serta cenderung melihat permasalahan secara sempit.
Ketidakcakapan menjadi semakin rumit apabila manajemen mulai kehilangan
semangat dan gairah dalam mengembangkan perusahaan akibat beban kerja yang
ditanggung manajemen semakin berat.

b. Pengendalian keuangan

Selain ketidakcakapan manajemen, pengendalian keuangan yang rendah atau bahkan


tidak ada menjadi sebab yang umum untuk perusahaan yang tidak sehat. Manajemen
dalam hal pengendalian tidak memiliki informasi keuangan yang cukup dan bermakna
untuk pengambilan kebijakan dan dasar analisis. Lebih lanjutnya, manajemen tidak
mampu mengelola keuangan perusahaan dengan baik dan berimbas pada kerugian
berkepanjangan.

Secara garis besar, lemahnya informasi keuangan dapat ditemukan pada: pengawasan
anggaran, biaya produksi, akuntansi pertanggungjawaban, akuntansi kekayaan, dan
peramalan aliran kas.

c. Kesalahan manajemen modal kerja

Untuk pengelolaan modal kerja dalam perusahaan menjadi krusial karena


ketersediaan modal kerja juga berdekatan dengan ketersediaan kas perusahaan.
Misalnya pada proses penjualan yang kebanyakan dilakukan dengan bukan tunai dan
menumpuk sebagai piutang macet. Ditambah lagi apabila perusahaan memiliki hutang
jangka pendek yang memperkeruh masalah ketersediaan modal kerja.

Gangguan ketersediaan modal kerja maupun kas menjadi indikator yang sangat
transaparan dalam mendeteksi ketidaksehatan perusahaan. Dimana perusahaan
mengalami defisit yang arus kas keluar lebih besar dibanding kas masuk. Imbas pada
permasalahan modal kerja, akan berpengaruh buruk pada hubungan kepada pemasok.

d. Struktur Biaya yang Tinggi

Perusahaan dikatakan tidak memiliki keunggulan biaya dimana perusahaan gagal


menyusun dan merelisasi struktur biaya yang rendah. Perusahaan kemudian terpaksa
memberikan harga jual yang lebih tinggi dibanding pesaing dengan harga dan produk
yang serupa. Penyehatan pada sebab ini memerlukan ketekunan dan kesungguhan
yang berkelanjutan, karena indikator penyebab rendahnya keunggulan biaya bersifat
terus-menerus.

Terdapat enam indikator sebagai sebab kegagalan perusahaan dalam memperoleh


keunggulan biaya, diantaranya: rendahnya skala ekonomi dan kegagalan kurva belajar
(learning curve); kegagalan perusahaan dalam memperoleh sumber daya dan dana
strategis; efek samping diversfikasi; struktur organisasi dan gaya manajemen;
operasional yang tidak efisien; dan kebijaksanaan pemerintah yang tidak kondusif.

e. Ketidakberdayaan dan Kebingungan Organisasi

Manajemen perusahaan yang tidak cepat dalam mengambil keputusan pada


permasalahan atau peluang yang muncul menjadi indikator sebab ketidakberdayaan
dan kebingungan organisasi. Kesan yang umum pada perusahaan yang memiliki
sebab ini adalah serba lambat dalam pengambilan keputusan, serta tidak mampu
mengenali kompetensi perusahaan dengan baik. Manajemen juga turut tidak didukung
oleh modal yang terjaga, bahkan tidak lagi bergerak dengan visi perusahaan.

III. JENIS-JENIS STRATEGI PENYEHATAN

Sebelum merencanakan bentuk strategi penyehatan apa yang paling tepat, baiknya sebuah
manajemen menentukan jenis penyehatan yang sesuai dengan permasalahan dari perusahaan.
Rencana penyehatan perusahaan yang baik mengacu pada identifikasi yang serinci mungkin
dengan menyatakan perantaraan apa yang akan dijadikan fokus realisasi.

Berdasarkan jenisnya, strategi penyehatan terbagi atas dua jenis perantaraan (Suwarsono,
2008), yaitu:
a. Penyehatan Operasional (Operational Turnaround)

Kesadaran manajemen dalam penurunan kinerja perusahaan secara luas perlu adanya
identifikasi lebih lanjut terkait intensitas dan sebab penurunan kinerja: apakah penurunan
disebabkan faktor internal atau eksternal. Pada penurunan kinerja, secara pasti perusahaan
memiliki masalah pada ketidaksehatan operasional yang inefisien, namun perlu diketahui
pula apakah permasalahan meluas hingga pada ketidaksehatan strategis. Mengatasi
ketidaksehatan operasional hanya membutuhkan penyehatan operasional dengan sedikit
perbaikan aspek strategis. Sedangkan untuk ketidaksehatan strategis dibutuhkan penyehatan
strategis sekaligus penyehatan operasional.

Secara ringkas, penyehatan operasional bertujuan hanya untuk meningkatkan efisiensi


perusahaan. Sedangkan pada aspek efektivititas menjadi prioritas sekunder dalam penyehatan
operasional. Dalam prosesnya, penyehatan dilakukan dengan pemotongan biaya (cost cutting)
dan pengurangan kekayaan yang tidak produktif (asset reduction). Kedua proses tersebut
dilakukan pada pos-pos biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses penjualan, serta
volume penjualan yang masih jauh dari titik impas (BEP). Dengan adanya proses penyehatan
pada aspek biaya dan aset, maka perusahaan dapat mengembalikan ketersediaan aliran kas
melalui proses lanjutan pada pengawasan efisiensi anggaran. Sedangkan pada aspek
penjualan yang masih jauh dari target, maka perlu dipertimbangkan proses efektivitas yang
membutuhkan pula pada penyehatan strategis.

Penyehatan operasional berusaha melakukan perubahan operasi perusahaan, akan tetapi


hampir sama sekali tidak bersentuhan dengan usaha merubah strategi bisnis.

Untuk keperluan terjadinya arah perputaran perusahaan biasanya menggunakan cara :

1. Manajemen berusaha meningkatkan penghasilan yang diperoleh dengan berbagai


teknik, Misanya dengan pemotongan harga, promosi, penambahan dan perbaikan
pelayanan konsumen, memperbaiki saluran distribusi dan kualitas barang

2. Manajemen melakukan pemotongan (penghematan) biaya, misalnya biaya


administrasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Pemilihan strategi ini tepat
dilaksanakan oleh perusahan yang beroperasi dalam industri yang telah dewasa yang
hampir tidak menyediakan peluang pangsa pasar. Strategi ini biasanya juga dipilih
perusahaan yang memiliki fleksibilitas yang cukup dalam anggaran operasi sehingga
membuka peluang adanya pengurangan biasa yang signifikan.
b. Penyehatan Strategik (Strategic Turnaround)

Dalam proses bisnis, perusahaan memiliki kemungkinan untuk salah dalam menentukan
capaian apa yang akan diraih di suatu periode. Strategi yang kemudian tidak sesuai dengan
selisih jauh antara ekspektasi dan kenyataan memerlukan proses penyehatan dari segi
strategik, yang kemudian disebut penyehatan strategik. Jenis strategi ini umumnya berkaitan
dengan kualitas bisnis yang dilakukan secara keseluruhan hingga unit-unit bisnis dalam
sebuah perusahaan. Dari penilaian kualitas bisnis, kemudian dapat ditentukan apakah
perusahaan memiliki layak untuk terus mempertahankan strategi dalam tujuan ekonomis atau
harus merubah strategi akibat ketidakmampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ada.

Penyehatan dari segi strategi bersifat lebih generik dan kompleks dibandingkan penyehatan
operasional yang disebabkan inklusivitas penerapan di seluruh perusahaan hingga pihak-
pihak lain. Penyehatan strategi berbeda dari penyehatan operasional yang berfokus pada
efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Relativitas besar kecilnya
masalah strategi ditentukan pada seberapa jauh perusahaan terus menguras sumber dana yang
mengganggu keberadaan operasional perusahaan. Dapat diketahui, penyehatan yang bersifat
strategi juga berarti melakukan penyehatan operasional, dikarenakan kesalahan program-
program bisnis (baik dari segi konsep maupun implementasi) yang ada pada rencana strategi
dengan sumber dana perusahaan.

Penyehatan stategik diperlukan ketika terjadi kesalahan strategis yaitu:

1. Biasanya berkaitan dengan usaha penyehatan terhadap sakit yang disebabkan olehketidak
sanggupan perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yangsekarang sesuai
dengan komponen pokok yang telah ditetapkan

2. Penyehatan strategis diperlukan jika manajemen membuat kesalahan stategis


yangmengakibatkan perusahaan berada di luar misi yang diharapkan

3. Penyehatan strategis diperlukan ketika perusahaan dinilai memiliki


kecenderungankehilangan posisi strategis di pasar, sekalipun perusahaan berhasil secara rata-
rata ataubahkan lebih secara operasional.

Untuk mengetahui keputusan terkait penyehatan strategis, dapat dilihat pada tabel contoh
berikut:

Contoh Keputusan Penyehatan Strategis


1. Tingkatan Perusahaan
a. Akuisisi, di dalam maupun luar bisnis utama
b. Divestasi, likuidasi atau memanen (harvesting)
c. Pendirian unit bisnis baru, baik sendiri atau kerja sama
d. Perubahan prioritas bisnis
2. Pemasaran
a. Mengurangi variasi produk
b. Mengenalkan produk baru
c. Memasuki segmen pasar baru
d. Meningkatkan pelayanan seiring dengan harga
e. Meningkatkan harga seiring dengan biaya penjualan
f. Ekspansi operasi saluran distribusi
3. Manufaktur
a. Penutupan atau penjualan pabrik
b. Sentralisasi atau desentralisasi kapasitas pabrik
c. Pelebaran sumber pasokan
d. Kontrak kerja pada perusahaan lain
4. Keuangan
a. Pernyataan kebangkrutan
b. Likuidasi aset non-pokok
c. Penundaan investasi modal

IV. TAHAPAN PROSES PENYEHATAN

Strategi penyehatan berusaha melakukan putaran arah perusahaan untuk kembali ke arah
menuju pertumbuhan. Tahapan proses penyehatan, yaitu :

1. Manajemen melakukan evaluasi menyeluruh. Yang biasanya memerlukan waktu satu


bulan sampai tiga bulan.

2. Membuat rencana penyehatan. Yang biasanya memerlukan waktu satu bulan sampai
enam bulan.
3. Manajemen mengimplementasikan rencana penyehatan yang telah dibuat. Biasanya
memerlukan waktu enam bulan sampai dua belas bulan.

4. Manajemen membuat langkah stabilisasi perusahaan, biasanya memerlukan waktu


enam bulan sampai dua belas bulan.

5. Penyiapan ke arah pertumbuhan bisnis. Memerlukan waktu antara satu sampai dua
tahun.

V. LANGKAH-LANGKAH PROSES PENYEHATAN

Adapun langkah-langkah proses penyehatan, yaitu:

1. Mengembalikan situasi yang serba tidak teratur ke dalam beraturan

2. Pemberian penilaian secara menyeluruh tentang kemungkinan penarikan penghasilan


dari piutang dagang yang normalnya berjangka waktu pendek

3. Mulai dipikirkan kemungkinan mencari sumber tambahan penghasilan baru

B. DIVESTASI

Divestasi memiliki hubungan dengan investor dan juga investasi. Jika investor adalah
orang yang biasanya terkenal melakukan investasi atau memberikan bantuan aset baik barang
ataupun secara finansial, maka divestasi adalah sebaliknya. Divestasi adalah sebuah aktivitas
untuk pengurangan dari sebuah aset yang dimiliki baik secara finansial maupun di dalam
bentuk barang. Kegiatan ini juga bisa disebut sebagai penjualan bisnis yang dimiliki oleh
suatu perusahaan untuk membuat perusahaan ataupun aset yang dimilikinya dibeli oleh pihak
lain dengan penawaran harga yang paling tinggi. Strategi divestasi ini adalah sebuah strategi
yang berkebalikan dengan investasi. Hal ini karena secara lebih singkat, divestasi adalah
aktivitas untuk mengurangi aset yang sudah dimiliki agar bisa mendapatkan keuntungan yang
lebih besar di masa yang akan datang. Meskipun memiliki arti untuk mengurangi aset, bukan
berarti bahwa hal ini adalah hal yang merugikan karena investor tetap akan mendapatkan
keuntungan yang jauh lebih besar.
I. PENGERTIAN DIVESTASI

Kata divestasi merupakan sebuah kata yang cukup umum didengar di kalangan para
investor. Kata ini masih memiliki hubungan dengan kata investor dan juga investasi. Jika
investor adalah orang yang biasanya terkenal melakukan investasi atau memberikan bantuan
aset baik barang ataupun secara finansial, maka divestasi adalah sebaliknya. Divestasi adalah
sebuah aktivitas untuk pengurangan dari sebuah aset yang dimiliki baik secara finansial
maupun di dalam bentuk barang.

Kegiatan ini juga bisa disebut sebagai penjualan bisnis yang dimiliki oleh suatu
perusahaan untuk membuat perusahaan ataupun aset yang dimilikinya dibeli oleh pihak lain
dengan penawaran harga yang paling tinggi. Strategi divestasi ini adalah sebuah strategi yang
berkebalikan dengan investasi. Hal ini karena secara lebih singkat, divestasi adalah aktivitas
untuk mengurangi aset yang sudah dimiliki agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih
besar di masa yang akan datang. Meskipun memiliki arti untuk mengurangi aset, bukan
berarti bahwa hal ini adalah hal yang merugikan karena investor tetap akan mendapatkan
keuntungan yang jauh lebih besar.

Apabila dijelaskan secara sederhana kedalam sebuah contoh, divestasi adalah kegiatan
dimana pemilik aset akan menjumlahkan sejumlah lot dari saham yang dimilikinya. Biasanya
penjumlahan ini dilakukan pada saat harga dari pasar saham sedang naik. Dengan begitu,
maka para investor akan bisa mendapatkan keuntungan atau profit yang jauh lebih besar, hal
ini juga merupakan sebuah strategi yang menjadi tujuan awal dimana para investor
melakukan investasi.

II. TUJUAN DIVESTASI

Ada beberapa tujuan lain dimana para investor melakukan kegiatan divestasi ini. Meskipun
tujuan awalnya memang untuk mendapatkan profit dalam jumlah yang besar, tapi hal itu
bukanlah satu-satunya tujuan. Berikut adalah penjelasan tentang tujuan dilakukannya
divestasi:

a. Normalisasi Aset

Tujuan pertama dari divestasi adalah untuk normalisasi aset. Dalam sebuah aset, biasanya
mereka akan memiliki sebuah tanggungan biaya tambahan. Biaya tambahan tersebut
mirip seperti dengan biaya operasional dimana mencakup seperti biaya perawatan aset,
biaya untuk pajak, dan juga beberapa biaya tambahan yang lainnya. Untuk menghindari
terjadinya pengeluaran biaya yang lebih besar lagi, maka para investor melakukan
kegiatan divestasi ini.

Dengan melakukan kegiatan divestasi atau pengurangan dari aset, maka investor juga
akan mendapatkan sebuah keuntungan atau profit yang besar. Selain itu, investor juga
tidak perlu mengeluarkan sebuah biaya tambahan yang lebih besar lagi guna mengurus
aset yang dimilikinya. Jika dibandingkan, hal ini akan bisa menjadi dua buah keuntungan
sekaligus.

b. Mengurangi Beban Kerugian

Pada tujuan yang pertama yang kita bahas, divestasi dilakukan untuk mencegah adanya
pembengkakan biaya tambahan yang dibutuhkan pada saat merawat aset. Tujuan kedua
dari divestasi juga tidak jauh-jauh dari hal tersebut. Tujuan kedua divestasi adalah sebagai
bentuk pencegahan untuk mengurangi beban dari kerugian yang mungkin saja terjadi.
Tujuan ini dikatakan sebagai sebuah pencegahan karena seperti yang diketahui bahwa
dalam sebuah bisnis, tidak semua hal berjalan seperti yang diinginkan.

Ada banyak sekali kemungkinan yang bisa saja terjadi pada saat kita menjalankan bisnis
termasuk pada saat kita melakukan investasi. Demi menghindari adanya hal yang tidak
pernah kita harapkan terjadi, kegiatan divestasi atau pengurangan aset inipun dilakukan.
Dengan demikian maka para investor bisa terhindar dari terjadinya penanggungan biaya
kerugian yang tidak diinginkan. Karena mungkin saja karena beberapa hal, investor
menjadi perlu menanggung sebuah kerugian yang memang tidak pernah direncanakan
sebelumnya.

c. Efisiensi Profit Dalam Jangka Panjang

Tujuan terakhir dari kegiatan divestasi adalah sebagai bentuk untuk efisiensi profit dalam
jangka waktu yang panjang. Setiap investor yang melakukan investasi tentunya memiliki
keinginan untuk untuk bisa memperoleh profit yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan
profit yang maksimal tersebut tentunya butuh sebuah pengorbanan. Dalam hal ini
pengorbanan yang dilakukan adalah dengan melakukan divestasi tersebut. Para investor
perlu melakukan pengurangan aset demi untuk mendapatkan hasil atau profit dari aset
yang sudah dimilikinya sebelumnya.Tetapi, dalam hal melakukan divestasi ini juga tidak
bisa dilakukan secara sembarangan. Sebelum para investor memutuskan untuk benar-
benar melakukan divestasi, pastinya mereka sudah melakukan sebuah pertimbangan.
Mereka membutuhkan sebuah perhitungan yang matang terkait seberapa besar risiko yang
akan mereka hadapi pada saat melakukan divestasi.

III. MACAM METODE DIVESTASI

Divestasi tidak hanya menggunakan metode penjualan aset. Ada juga metode lain untuk
menjalankan strategi divestasi, antara lain:

1. Dengan cara Spin Off

Metode ini bisa gunakan dengan cara melepaskan salah satu divisi kerja menjadi anak
perusahaan baru. Dengan catatan, perusahaan induk tetap mengawasi operasional dan
keuangan anak perusahaan. Hanya saja dengan metode ini, perusahaan induk tidak
mendapatkan keuntungan atas divestasi. Perusahaan induk tidak menjual anak
perusahaan, tetapi menjadikan entitas baru.

2. Dengan Cara Tracking Stock

Cara selanjutnya, perusahaan melakukan divestasi dengan memecah kepemilikan saham


kepada entitas lain (perorangan atau cabang lain). Perusahaan hanya melepas sebagian
saham, sehingga secara langsung memberikan keuntungan dari penjualan saham dan
masih dapat mengontrol nilai saham perusahaan.

3. Dengan Cara Carve Out

Carve out adalah cara menjual saham dari anak perusahaan kepada pihak lain. Tetapi,
anak perusahaan tersebut harus sudah bisa mandiri tanpa sokongan dari perusahaan induk,
sehingga tidak membebani perusahaan induk.

4. Dengan Cara Penjualan Aset

Cara yang paling umum dalam penerapan strategi divestasi adalah penjualan aset. Metode
ini dapat Sobat Pintar lakukan dengan cara menjual aset perusahaan seperti saham, anak
perusahaan dan lain-lain. Penjualan aset ini akan secara langsung berdampak pada
keuangan perusahaan.
IV. RISIKO MELAKUKAN DIVESTASI

Saat perusahaan melakukan divestasi, tentu saja tujuannya adalah untuk meningkatkan
keuntungan. Mempertimbangan waktu dan metode yang tepat, agar tidak mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan. Berikut ini adalah potensi kerugian yang bisa membebani
perusahaan, antara lain:

1) Kehilangan Hak atas Perusahaan

Saat melepaskan atau menjual anak perusahaan, akan kehilangan hak atas perusahaan
tersebut. Kemudian, saat menjual sebagian besar saham perusahaan, Sobat Pintar tidak
lagi memiliki kuasa besar terhadap perusahaan tersebut.

2) Pendapatan Perusahaan Berkurang

Divestasi dengan cara menjual anak perusahaan akan menghilangkan hak atas pendapatan
perusahaan tersebut. Begitu pula saat menjual sebagian saham perusahaan, tidak akan
mendapatkan dividen secara penuh.

3) Terjadi Pendistribusian Ulang Pegawai

Ketika perusahaan melakukan divestasi dengan cara memecah divisi tertentu menjadi
anak perusahaan. Hal ini memungkinkan terjadinya pendistribusian ulang pegawai pada
anak perusahaan dan induk perusahaan.

4) Kehilangan Kepercayaan dari Investor

Risiko selanjutnya adalah kehilangan kepercayaan investor kepada perusahaan. Hal ini
bisa diakibatkan oleh penurunan laba investor saat pembagian dividen. Kemungkinan
terburuknya adalah investor menarik keseluruhan modal dari perusahaan karena tidak
sesuai dengan yang mereka harapkan.
KESIMPULAN

I. STRATEGI PENYEHATAN

Ketidaksehatan perusahaan dapat dilihat dari lingkungan bisnis, internal perusahaan, atau
kombinasi dari keduanya. Keputusan strategis yang tidak serius dalam mengatasi
ketidaksehatan perusahaan dapat menyebabkan kerugian panjang dan dibutuhkan proses
penyehatan organisasi dengan segera. Strategi penyehatan dilakukan sesuai permasalahan
dari perusahaan, strategi penyehatan terbagi menjadi dua yaitu penyehatan operasional
dan penyehatan strategik. Dalam melakukan inisiasi upaya penyehatan, manajemen
perusahaan dibutuhkan langkah identifikasi permasalahan dan penyebabnya, perencanaan
implementasi yang tepat serta realisasi strategi yang handal berupa evaluasi
berkelanjutan. Berikut beberapa penyebab ketidaksehatan:

1. Ketidakcakapan manajemen

2. Pengendalian keuangan

3. Kesalahan manajemen modal

4. Struktur biaya yang tinggi

5. Ketidakberdayaan dan kebingungan organisasi

II. DIVESTASI

Divestasi merupakan aktivitas untuk mengurangi aset yang sudah dimiliki agar bisa
mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan mendatang, divestasi
merupakan kebalikan dari investasi, meskipun memiliki arti mengurangi aset bukan
berarti divestasi merugikan investor tetap akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih
besar. Tujuan dari divestasi yaitu sebagai normalisasi aset, mengurangi beban kerugian,
efisiensi profit dalam jangka panjang. Divestasi tidak hanya menggunakan metode
penjualan aset, ada beberapa metode divestasi antara lain, spin off, tracking stock, carve
out, penjualan aset. Risiko dalam melakukan Divestasi pada perusahaan menyebabkan
kehilangan hak atas perusahaan, pendapatan perusahaan berkurang, terjadi
pendistribusian pegawai, kehilangan kepercayaan dari investor.

Anda mungkin juga menyukai