KONSEP
ETIKA DAN
KEBIDANAN
HUKUM DALAM
KEBIDANAN
OLEH:
OLEH:
Tim Pengajar MK
Tim Pengajar
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
Sartini
Konsep Bangun, S.Pd,
M.Kes PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MEDAN
kebidanan
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Medan Ketua Jurusan Kebidanan Medan
MISI:
1. Menyelanggarakan pendidikan D-Ill yang memiliki daya saing sesuai perkembangan
IPTEK.
2. Menerapkan hasil penelitian (evidance Based) dalam pelayanan persiapan persalinan.
3. Melaksanakan pengabdiana masyarakat bermitra dengan stakeholder khususunya dalam
pelayanan persipan persalina.
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam
pelayanan persiapan persalinan (intervensi tubuh dan pikiran).
KATA PENGANTAR
Penulis
Kelompok 6
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................................5
LATAR BELAKANG.........................................................................................................................5
ISU ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN...........................................................................6
1. Pengertian Etik........................................................................................................................6
2. Bentuk Etik..............................................................................................................................6
3. Issue Etik Yang Terjadi Antara Bidan, Klien, Keluarga, dan Masyarakat........................7
ISU MORAL......................................................................................................................................11
DILEMA DAN KONFLIK MORAL...............................................................................................11
PENDAPAT DALAM MENGATASI MASALAH KODE ETIK..................................................12
LANGKAH PENYELESAIAN........................................................................................................13
1. Pendekatan Penyelesaian Masalah...........................................................................................13
2. Pengambilan Keputusan Yang Etis..........................................................................................14
INFORMED CHOICE......................................................................................................................15
INFORMED CONCENT..................................................................................................................16
LATIHAN SOAL...............................................................................................................................19
LATAR BELAKANG
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat
dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/ penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan
teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini
tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dalam hal ini bidang
yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini
akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah
moral yaitu menganai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu
tertentu, sesuai dengan perubahan atau perkembangan norma atau niali. Dikatakan kurun
waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
2. Bentuk Etik
a. Etika Deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingah laku
manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai,mana yang boleh dilakukan
sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.
b. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang
biasanya dikelompokkan menjadi :
1. Etika Umum, yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi
manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori
dan prinsip-prinsip moral.
2. Etika Khusus :
3. Issue Etik Yang Terjadi Antara Bidan, Klien, Keluarga, dan Masyarakat
Teman Sejawat, Teman kesehatan lainya, Organisasi profesi. Issue etik yang terjadi
antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan.
a. Issue Etik yang Terjadi antara Bidan dengan Klien, Keluarga, Masyarakat
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan kiien, keluargadan masyarakat mempunyai
huhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorang bidan
dikatakan profesional jika mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang
bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja
akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di
RS, RB atau institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi
Kasus
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih
selamasatu tahun. Pada suatu han datang seorang kiien bernama Ny ,,A usia kehamilan 38
minggu dengan keluhan perutnya terasa kenceng-kenceng sejak 5jam yang lalu. Setelah
dilakukan VT, Didapatkan hash pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak
sungsang. OIeh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk
melahirkan secara operasi SC (Ristica dkk, 2014 : 46).
Namun keluarga kiien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak
punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi
penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap
tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ihunya. Tapi keluarga bersikeras
agar bidan mau menolong persalinan tersebut (Ristica dkk, 2014 : 46).
Konflik
Keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan melahirkan
secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi (Ristica dkk,
2014 : 47).
Isu
Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak
sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai hahwa bidan
tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau
membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah (Ristica
dkk, 2014 : 47).
Dilema
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong
persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak bolehdilakukan oleh
bidan sendiri dengan keterhatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh
Dokter Ohgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong persalianan itus endiri dengan
Issue etika yang terjadi antara bidan dengan teman adalah perbedaan sikap etika yang
terjadi pada bidan dengan sesama bidan sehingga menimbulkan salah pahaman.
Kasus
Di suatu desa yang tidak jauh dan kota dimana didesa tersebut ada dua orang bidan
yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama-sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara
dua bidan tersebut. Pada suatu han datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan
“B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”.
Setelah dilakukan pcmeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan hidan
“B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersehut
meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi
mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A”
mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A”
akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di anggap melanggar
wewenang profesi bidan (Ristica dkk, 2014 : 47-48).
c. Issue Etika yang Terjadi Antara Bidan dengan Tenaga Medis Lainnya
Issue etika yang terjadi antara bidan dengan tenaga medis lainnya adalah perbedaan
sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya sehingga menimbulkan
salahpahaman (Ristica dkk, 2014 : 48-49).
Kasus
Suatu han ada seorang ibu bersama suaminya kebidan “F” ibu datang kebidan
bertujuan untuk suntik KB. ibu awalnya memakai KB suntik 1 bulan tapi ibu meminta ke
bidan “F” untuk mengganti Kb suntik 3 bulan sekali, setelah itu bidan “F” menjelaskan
kemungkinan yang akan terjadi apabila berganti KB suntik 1 bulan sekali ke suntik KB 3
bulan sekali. Apabila tidak cocok akan mengalami perdarahan ibu dan suaminya menyetujui.
Bidan pun memberikan suntikan KB 3 bulan itu ke ibu tersebut. Dua bulan kemudian, ibu
datang bersama suaminya, dengan keluhan keluar darah lumayan banyak dan vaginanya. Ibu
Isu
Dilema
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topic masalah
yang menjadi bahan pembicaraan antara hidan dengan organisasi profesi karena terjadinya
suatu hal-hal yang menyimpang dan aturan-aturan yang telah ditetapkan (Ristica dkk, 2014 :
50).
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topic masalah
yang menjadi bahan pembicaraan antara hidan dengan organisasi profesi karena terjadinya
suatu hal-hal yang menyimpang dan aturan-aturan yang telah ditetapkan (Ristica
dkk, 2014 : 50).
Kasus
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak awal kehamilan ibu
tersebut memang sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan
bidan ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginanya
sangat beresiko. Saat persalinan tiba. Tekanan darah ihu menjadi tinggi. Jika tidak dirujuk
maka beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi
gawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko yang akan terjadi. Tapi
ja lebih mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya dan pada dirujuk
kerumah sakit (Ristica dkk, 2014 : 50).
Isu
Dilema
Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada organisasi profesi
(Ristica dkk, 2014:51).
Isu etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topik masalah
yang menjadi bahan pembicaraan antara bidan dengan organisasi profesi karena terjadinya
suatu hal-hal yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan (Purwoastuti dkk,
2015 : 111).
Kasus
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A, sejak awal kehamilan memang
sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan, ibu tersebut
mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginanya sangat berisiko. Saat
persalinan tiba, tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak dirujuk maka berisiko terhadap
janin dan kondisi si ibu. (Purwoastuti Endang,Th. dkk. 2015 : 111-112)
Resiko
Pada janin bisa terjadi gawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti
risiko yang akan terjadi. Tapi ia lebih mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan
komisinya dari pada dirujuk ke rumah sakit. Setelah janin lahir ibu mengalami perdarahan
hebat, sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saat berita itu terdengar organisasi profesi
(IBI), maka IBI memberikan sanksi yang setimpal bahwa kecerobohan bidan yang telah
merugikan orang lain. Sebagai gantinya, izin praktik (BPS) bidan A dicabut dan dikenakan
denda sesuai dengan pelanggaran tersebut. (Purwoastuti Endang,Th. dkk. 2015 : 112)
Dilema
Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada organisasi profesi dan
diberikan penanganan. (Purwoastuti Endang,Th. dkk. 2015:112)
ISU MORAL
Isu moral adalah merupakan topic yang penting berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari – hari menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk
terminasi kehamilan. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian di luar biasa dalam
kehidupan sehari-hari, seperti menyngkut konflik, malpraktik, perang dsb.
Dilema moral adalah suatu keadaan di mana dihadapkan pada dua alternatif pilihan,
yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema
muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara
nilai- nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada (Purwoastuti dkk, 2015: 107).
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab
profesional, yaitu :
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian, disertai
rasa tanggung jawab memerhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
a. Aborsi
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai viabilitas dengan
usia kehamilan < 22 minggu dan berat janin <500 gram (Purwoastuti, Endang & Elisabeth
Siwi Walyani. 2015: 106).
b. Euthanasia
Euthanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap
tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan
dengan cara memberikan suntikan yang mematikan (Purwoastuti, Endang & Elisabeth Siwi
Walyani. 2015: 106).
c. Adopsi/pengangkatan anak
Adopsi berasal dari kata “adaptie” dalam bahasa Belanda. Menurut kasus hukum
berarti pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya sendiri”. Dalam bahasa malaysia,
berarti anak angkat atau mengankat anak. Sedangkan dalam bahasa Inggris, “edoft”
(adaption), berarti pengangkatan anak atau mengangkat anak. Dalam bahasa Arab
d. Transplantasi
Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ
dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh
yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak
berfungsi pada penerimaan dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ
dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal (Purwoastuti, Endang &
Elisabeth Siwi Walyani. 2015: 106).
e. Bayi Tabung
Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur
di luar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi, hasil tersebut dimasukkan
kembali ke dalam rahim ibu atau embrio transfer sehingga dapat tumbuh menjadijanin
sebagaimana layaknya kehamilan biasa (Purwoastuti, Endang & Elisabeth Siwi
Walyani. 2015: 106).
LANGKAH PENYELESAIAN
1. Pendekatan Penyelesaian Masalah
Pendekatan penyelesaian masalah teknik perlu dilakukan dengan cara yang bertahap
dan berurutan. Langkah-langkah awal bersifat kualitatif dan umum, dan langkah-langkah
berikutnya lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.
a. Identifikasi masalah
Agar masalah dapat diselesaikan, pertama-tama perlu diidentifikasi terlebih dahulu apa
sebenarnya esensi dari masalah tersebut, agar langkah berikutnya tepat.
b. Sintesis
Sintesis adalah tahap proses kreatif di mana bagian-bagian masalah yang terpecah dibentuk
menjadi kesatuan yang menyeluruh. Di sini kreativitas sangat penting.
c. Analisis
d. Aplikasi
Aplikasi adalah proses dimana informasi yang cocok dan akurat diidentifikasi untuk
penerapan pada permasalahan yang hendak dipecahkan.
e. Komprehensi
Yaitu tahap dimana teori yang sesuai dan data yang berhasil dikumpulkan disatukan dalam
sebuah rumus komprehensif yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Jika pada tahap
ini masalah masih belum selesai, maka kita dapat kembali pada tahap ke tahap sintesis,
dan mencoba lagi.
d. Dipengaruhi oleh norma norma, situasi, imun, tabiat, dan lingkungan social
b. Keterpaksaan, karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu untuk segera dilakukan.
INFORMED CHOICE
1. Definisi
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan alternatif asuhan
yang akan dialaminya. Menurut Kode Etik Bidan Internasional tahun 1993 bidan harus
menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan
asuhan dan tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya.
2. Rekomendasi
b. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh wanita dengan menggunakan media alternatif dan penterjemah kalau perlu,
begitu juga tatap muka langsung.
c. Bidan dan petugas kesehatan lain perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri
dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang mereka
ambil sendiri.
d. Dengan memfokuskan asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta,
diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin.
e. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan
untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif, bermitra dengan
INFORMED CONCENT
Latar belakang diperlukannya Informed consent adalah karena tindakan medik yang
dilakukan bidan, hasilnya penuh dengan ketidakpastian dan unpredictable (tidak dapat
diperhitungkan secara matematik), sebab dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada
diluar kekuasaan bidan, seperti perdarahan post partum, shock, asfiksia neonatorum
(Wahyuningsih, 2008 : 62).
Sehingga persetujuan pasien bagi setiap tindakan medik menjadi mutlak diperlukan,
kecuali dalam keadaan emergency. Persetujuan tersebut dikenal dengan Informed consent.
Istilah consent adalah dari bahasa latin yaitu consensio. Kemudian di dalam bahasa inggris
menjadi consent yang berarti persetujuan izin, memberi izin kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu (Wahyuningsih, 2008 : 62).
1. Pasal 53 pada UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menetapkan sebagai berikut :
c. Ayat 2, Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien
dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Yang dimaksud dengan hak
pasien adalah hak atas informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia
kedokteran dan hak atas pendapat kedua. (Wahyuningsih. 2008 : 63)
2. Diatur juga dalam Registrasi dan Praktik bidan pada KepMenKes No. 900/2002 Pasal 25
ayat 2, tentang kewajiban bidan dalam menjalankan kewenangannya yaitu :
3. Secara hukum informed consent berlaku sejak tahun 1981. PP No. 8 Tahun 1981.
5. Pada KepMenKes No. 900/2002, Bab IX, Sanksi, Pasal 42 menyebutkan bahwa bidan yang
dengan sengaja; Melakukan praktik kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 25 ayat (1) dan (2); dipidana sesuai ketentuan Pasal 35 Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
Dalam proses informed consent terdapat dua dimensi yang tercakup di dalamnya,
yaitu:
Dalam hal ini informed consent merupakan perlindungan bagi pasien terhadap bidan yang
berperilaku memasakkan kehendak. Proses informed consent memuat :
c. Bidan menggali keinginan pasien baik yang dirasakan secara subyektif maupun
sebagai hasil pemikiran yang rasional. (Marimbi, 2009 : 51)
R
A
N
GEtik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik
K
adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. Isu moral
U
adalahMmerupakan topic yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan
sehari A– hari menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan.
N
Isu moral juga berhubungan dengan kejadian di luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti menyngkut konflik, malpraktik, perang dsb.
Dilema merupakan suat keadaan di mana dihadapkan pada dua alternatif, yang
kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema moral
adalah suatu keadaan di mana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya
sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah.
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan alternatif
asuhan yang akan dialaminya. Informed consent adalah karena tindakan medik yang
dilakukan bidan, hasilnya penuh dengan ketidakpastian dan unpredictable (tidak dapat
diperhitungkan secara matematik), sebab dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada
diluar kekuasaan bidan, seperti perdarahan post partum, shock, asfiksia neonatorum.
1. Seorang pelajar sma datang kebidan, dan meminta bidan untuk melakukan aborsi, bidan
tersebut menolak, karena tindakan tersebut tidak sesuai dengan kode etik kebidanan.
Termasuk kedalam hal apakah tindakan bidan ini :
A. Hak bidan
B. Keputusan bidan
C. Hak pasien
D. Kewajiban bidan
Jawab: A
Jawab: C
3. Beberapa contoh mengenai isu etik dlam pelayanan kebidanan adalah berhubungan dengan
masalah-masalah sebagai berikut, Kecuali
A. Agama/kepercayaan
Jawab: D
A. Tugasnya
D. Teman sejawat
Jawab: A
A. Kasus abortus
B. Euthanansia
Jawab: D