Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

PARADIGMA DAN KOMPETENSI BIDAN SERTA


REGULASI YANG MENGATUR SERTIFIKASI LISENSI
BIDAN

DISUSUN OLEH

TRINI SILALAHI, A.Md.Keb

DOSEN : Dwi Pratiwi Kasmara, S.Keb,Bd,M.Keb

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

FAKULTAS STIKES SENIOR MEDAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya “PARADIGMA DAN KOMPETENSI BIDAN DAN REGULASI YANG
MENGATUR SERTIFIKASI LISENSI BIDAN”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kuliah .
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, 20 Oktober 2022

Penulis

TRINI SILALAHI,A.Md.Keb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................

A. Latar Belakang............................................................................

B. Rumusan Masalah.......................................................................

C. Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB II : PEMAHASAN.......................................................................

A. Pengertian Paradigma Kebidanan...............................................

B. Kompitisi Bidan..........................................................................

C. Regulasi yang mengatur sertifikasi lisensi bidan

BAB III: PENUTUP .............................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................

B. Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesian Demographic and Health Survey (2013) mengungkapkan bahwa angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
(AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup, sedangkan dunia memproyeksikan target penekanan AKI menjadi
102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Bidan merupakan mitra
perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan AKB,
terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak mempunyai dampak yang
besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan
suatu bangsa.

Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mempromosikan kesehatan
perempuan, terutama membantu perempuan hamil dan keluarganya. Pelayanan yang diberikan agar
perempuan dan keluarganya memperoleh penyesuaian emosional dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan informasi yang cukup
untuk memasuki masa menjadi ibu (motherhood) dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat
(Pairman, S. & Picombe, J., 1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja secara mandiri juga
bekerja sama/ kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam mengupayakan pelayanan kebidanan
agar dapat dilakukan secara paripurna dan berkesinambungan.

Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan berkesinambungan akan
berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman aspek-aspek sosial,
emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan kebidanan yang diberikan ini
berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan terkini, sehingga bidan harus mampu memberikan
nasihat, informasi dan fasilitas yang dibutuhkan perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta
mengambil keputusan untuk peningkatan kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya sejalan
dengan perkembangan obstetrik, namun masing – masing mempunyai lingkup praktik tersendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Paradigma?

2. Cakupan kompetensi Bidan?

3. Regulasi yang mengatur sertifikasi lisensi bidan?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian paradigma

2. Untuk mengetahui kompetensi bidan

3. Regulasi yang mengatur sertifikasi, lisensi bidan.


BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Paradigma Kebidanan


Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma yang berartimodel/pola. Paradigma
juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplinilmu / profesi paradigma Menurut kamus besar
bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara
pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan bidan dalam bekerja/memberikan pelayanan
berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/perempuan,lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan cara pandang bidanatauhubungan timbal balik antara manusia, lingkungan,
perilaku, pelayanankebidanan dan keturunan (Renni Ristiana, Anisa. 2014. Paaradigma Kebidanan).

1. Komponen Paradigma Kebidanan


Manusia/Wanita/ manusia adalah makhluk biopsikososial kultural dan spiritual yang utuh dan
unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani
dan rohani serta sosial yang sangat di perlukan. Wanita/ibu adalah pertama dan utama dalam keluarga.
Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani sertasosial
yang sangat diperlukan.

Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga kualitas manusia sangat
ditentukan oleh keberadaan / kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah
penggerak dan pelopor dari peningakatan kesejahteraan keluarga. (Istavita Utama. 2018Paradigma
Kebidanan).

Perempuan sebagaimana halnya manusia adalah mahluk bio psiko-kultural yang utuh dan unik,
mempunyai kebutuhan dasar unik, dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangan.
Perempuan sebagai penerus generasi, sehingga keberadaan perempuan yang sehat jasmani dan rohani dan
sosial sangat diperlukan. Bio adalah wanita yang artinya wanita adalah mahluk biologis yang
memerlukan kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya untuk kelangsungan hidup. Psiko
artinya manusia yang mempunyai kejiwaan harus diperhatikan dalam setiap memberikan pelayanan

Sosio artinya adalah mahluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan membutuhkan orang
lain, Kultural artinya wanita adalah mahluk yang berbudaya atau memiliki kebiasaan- kebiasaan tertentu.
Spiritual artinya adalah wanita adalah mahluk yang secara fitrah akan selalu membutuhkan. Lingkungan
merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaks individu pada waktu melaksanakan
aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis
dan lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, komuniti dan masyarakat. Ibu selalu
terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok,komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan
kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan
sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiridari individu, keluarga,

kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan atau sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian
dari anggota keluarga dan unit komuniti.

Perilaku-perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya, yanag terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat
holistik (menyeluruh). Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup :

1. Dalam melaksanakan tugasnya berbegang teguh pada filosofi etika profesidan aspek legal

2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang di buantnya.

3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutahir secara berkala.


4. Mengunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakitdan strategi
pengendalikan infeksi.

5. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikanasuhan kebidanan.

6. Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubunganan dengan praktek kesehatan, kehamilan,
kelahiran, priode pasca persalinan, bayi barulahir dan anak.

7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita /ibu agar mereka dapat
menentukan pilihan yang telah di informasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan
secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.

8. Menggunakan keterampilan komunikasi

9. Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanankesehatan ibu dan
keluarga

10.Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari
penolong persalinan akan mempengaruhui kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkannya, demikian
pula perilaku ibu pada masanifas akan mempengaruhui kesehatan ibu dan bayinya. Dengan demikian
perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinya.

2. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan
adalah layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Sasarannya adalah
induvidu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitasi). Layanan kebidanan dapat di bedakan menjadi
layanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan, layanan
kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan dari suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan,
layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan
ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun vertrikal atau ke profesi kesehatan
lainnya.

Asuhan kebidanan meliputi asuhan prakonsepsi, antenatal, intranatal, neonatal, niofas, keluarga
berencana, ginekologi, premenopause, dan asuhan primer. Dalam pelaksanaannya, bidan bekerja dalam
sistem pelayanan yang memberi konsultasi, managemen kolaborasi, rujukan sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi kesehatan klien.Pelayanan kebidanan merupakan perpaduan antara kiat dan ilmu. Bidan
membutuhkan kemampuan untuk memahami kebutuhan wanita dan mendorong semangatnya serta
menumbuhkan rasa percaya dirinya dalam menghadapi kehamilan, persalinan, maupun peran sebagai
ibu. Dalam menjalankan tugasnya, bidan membutuhkan ilmu tingkat tinggi dan kemampuan untuk
mengambil keputusan. (Lilahgreeny. 2011.)

B. Kompitisi Bidan
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. (Megawati. 2009. Kumpulan Materi Konsep Kebidanan.)

1. Pengetahuan dan Keterampilan Dasar


Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern. Sarana tanda bahaya serta
transportasi kegawat-daruratan bagi anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan

tambahan. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang
diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesehatan dalam memperoleh pelayanan
kebidanan).

2. Standar profesi dan praktik kebidanan.


a. Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan

Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik. Infrastruktur kesehatan setempat
dan nasional, serta bagaimana mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan. Primary
Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehatan serta strategi
penvegahan penyakit. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi. b. Perilaku
Profesional Bidan

Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal. Bertanggung jawab dan
mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya. Senantiasa mengikuti perkembangan
pengetahuan dan keterampilan mutakhir. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit,
penularan dan strategis dan pengendalian infeksi. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam
memberikan asuhan kebidanan. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan,
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.Menggunakan model kemitraan
dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah
diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab

atas kesehatannya sendiri. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi. ekerjasama


dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.
Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Kompetensi merupakan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang
bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap-sikap dasar dalam melakukan sesuatu. Kebiasaan berpikir
dan bertindak itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial,kemasyarakatan,
keberagamaan, dan kehidupan berbangsa dan bernegara

Kompetensi tersebut dibagi atas 2 kategori, yaitu :

∙ Kompetensi Inti atau Dasar

Kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.

∙ Kompetensi Tambahan atau Lanjutan

Pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam
memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.

c. Dimensi kompetensi – Asuhan Kebidanan

⮚ Task Skill : Mampu melakukan/melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan fisik Ibu hamil.
⮚ Task Management Skill : Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal dan kegawatdaruratan
dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat.
⮚ Contingency Management Skill : mampu memimpin persalinan dalam kondisi bersih, aman dan
menangani situasi kegawatdaruratan bersama tim kebidanan.

⮚ Job/Role Environment Skill: menangani K3.keadaan diruang bersalin pasca persalinan ibu,agar tetap
bersih dan tidak membahayakan dirinya dan rekan kerja.

⮚ . Transfer Skills : memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang perawatan Ibu & anak.
d. Standar Kompetensi Bidan.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor:369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, salah satu komponen di dalamnya berisi
mengenai standar kompetensi bidan di Indonesia, sebagaiacuan untuk melakukan asuhan kebidanan
kepada individu, keluarga dan masyarakat.(Pucanggading, Oktober 2015).

C. Regulasi yang mengatur sertifikasi lisensi bidan


Sertifikasi adalah dokumen pengauasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan pendidikan formal
maupun non formal( pendidikan berkelanjutan). Lembaga pendidikan no formal misalnya organisasi
profesi, rumah sakit LSM bisang kesehatan yang akreditasinya di tenttukan oleh profesi. Sedangkan
sritifikasi non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.

Ada dua jenis kelulusan yaitu:

a. Ijasa merupakan dokuentasi penguasaaan kompetensi tertentu mempuanyai kekuatann hokum


atau sesuai peraturanperundangan yang berlaku di peroleh dari pendidikan formal.

b. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisah diperoleh dari keegiatan
pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
akreditasinya di tentukan oleh profesi kesehatan.

Tujuan umum kesehatan sertifikasi adalah adalah sebagai berikut:

a. Melindungi masarakat pengguna jsa profesi .

b. Meningkatkan mutu pelayanan

c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan

Tujuan husus

Sertifikasi adalah sebagsi berikut

a. Mennyatakan kemampuan pengetahuan ketrampilan dan perilaku kompetensi tenaga profesi.b

b. Menetapkan kualifikasi dari lingup kompetensi.

c. Menyatakan pengetetahuan , keterapilan dan perilaku

d. ( kompetensi) pendidikan tenaga tambahan tenaga profesi.

e. Memenuhi sarat untuk mendapatkan nomor registrasi.

Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan peritntah atau ysng berwenang berupa surat
izin praktik yang di berikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri . Lisensi
adalah pemberian izin praktek sebeum diperkenankan melakun pekerjaan yang telah dfi tetapkan IBI.
Tujuan umum lisensi adalah untuk melindungi masarakat dari pelayanan profesi. Tujuan khusus lisesnsi
adalah meberikan kejelasan batasd wewenang yang menetaapkan sarana prasarana. Aplikasi lisensi
dalam praktik kebidan adalah dalam bentuk SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan yang diberikan
oleh DEPKES RI kepada tenanga bidan yang menjalankan praktek setelah memenihi persaratan yang
ditetapkan. Bidan menjalankan praktik harus memiliki SIPB yang di peroleh dengsn cara mengajukan
permohonna kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota setemaptat dengan memenuhi persaratan
sebagai berikut :

- Fotokopi SIPB yang masih berlaku

- Fotokopi ijazah bidan suratpersetujuan atasan

- Surat keterangn sehat dari dokter

- Rekomendasi organisai profesi

- Pas foto

` Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dolakukan penilaian
kemampauan keilmuan dan

keterampiulan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesangggupan melakukn praktik bidan .
Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan inilah yang di aplikasikan dengan rencana
diselenggarakannya uiji kompetensi bagi bidan yang megurus SIPB atau lisensi. SIPB berlaku sepanjang
SIB sebelum habis masa berlakunyadan dapat diperbaharui kembali. (Farelya dan Nurrobikha,2015
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut : Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa paradigma kebidanan adalah pandangan
seorang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sedangkan asuhan kebidanan adalah
penerapan, fungsi, kegiatan, serta tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada klien. Adapun manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan adalah sebagai berikut : a.
Manfaat Bagi petugas

1. Menbantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien.

2. Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien

3. Memudahkan dalam merencanakan dan melaksnakan asuhan yang berkualitas seesuai dengan kondisi
klien

b. Manfaat Bagi Pasien

1. Membantu klien untuk mendapatkan rassa nyaman dan aman dalam menerima asuhan
kebidanan.

2. Memantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu yang
bertanggung jawab atas kesehatannya. 3. Menigkatkan perilaku positif klien yang akan
meningkatakan kesehatan iu dan anak.

B. SARAN

Sebaiknya bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar kompetensi dan standar

pelayanan bidan. Dalam penulisan makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan

kelemahannya baik dari segi isi maupun teknis penulisannya. Oleh karena itu, segala kritik dan saran

yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna perbaikan dalam penulisan makalah ini dan saya

berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, terutama mata kuliah etikolegal.
DAFTAR PUSTAKA

http://kompetensibidandanpraktekprofesional.blogspot.com/

http://intanman.blogspot.com/2015/03/standar-kompetensi-bidan-html

Farelya,G., dengan Nurrobikha (2015). Etikolegal dalam pelayanan kebidan . Yogyakarta:Deepublish.

Istavita Utama. 2018.Makalah Paaradigma Kebidanan. http://underpapers.blogspot.com. Diakses pada:


Selasa, 7Agustus 2010.

Lilahgreeny. 2011. Online. http://lilahgreeny.blogspot.com/2011.

Anda mungkin juga menyukai