Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KLINIK(INVISIBLE INSIGHT

PRACTICE)

BIDAN PRAKTIK MANDIRI SRI SOEKANTO,Am.Keb.

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEREMPUAN BIDAN DAN


PELAYANAN KEBIDANAN

DOSEN PEMBIMBING:Novita Rina Antarsih,SST,M.Biomed

Disusun oleh:

Kelompok 9

Lifia Maulida Salsabila P3.73.24.1.19.055

Liza Umami P3.73.24.1.19.056

Nidyatun Nu’mah P3.73.24.1.19.019

Nisa Hamdiyah P3.73.24.1.19.018

Oktaafia Pratiwi Hartono P3.73.24.1.19.060

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN TAHAP SARJANA TERAPAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur kehadirat
Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktik Klinik (Invisible Insight Practice)” yang
berlokasi di BPM Sri Soekanto,Am.Keb.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal serta mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga Laporan Akhir Praktik Klinik (Invisible Insight
Practice) dapat bermanfaat serta memberikan inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 15 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1


1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………........4

BAB II HASIL KEGIATAN…………………………………………………………….5

2.1 Hasil Kajian Peran Dan Fungsi Perempuan Dalam Situasi Nyata…………5
2.2 Daftar Peta Masalah Kesehatan Perempuan Berdasarkan Hasil
Pengamatan/Observasi/Wawancara………………………………………14
2.3 Hasil Identifikasi Model Praktik Bidan Dalam Berbagai Setting Pelayanan
Kebidanan Pada Konteks Wilayah Di Indonesia (Jabodetabek) Berdasarkan
Hasil Pengamatan/Observasi/Wawancara………………………………...17
2.4 Hasil Identifikasi Program (Individual/Lokal, Institusional, Nasional) Yang
Berhubungan Dengan Kesehatan Perempuan Dan Keluarga……………..20

BAB II PENUTUP……………………………………………………………………..22

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..22
3.2 Saran………………………………………………………………………23

REFRENSI……………………………………………………………………………………..24

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………25

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan


pelayanan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara
pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita,
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.
1. Wanita
Wanita (manusia) adalah mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spritual yang
utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Wanita (ibu) adalah penerus generasi keluarga dan bangsa
sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat
diperlukan.
Wanita (ibu) adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas
manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga.
Para wanita dimasyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan
kesejahteraan keluarga.
2. Lingkungan.
Lingkungan merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam
interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut
meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan
budaya. Lingkungan psiko sosial meliputi keluarga, kelompok, komuniti maupun
masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, komuniti
maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan
kompoleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah
lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga kelompok
dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian
dari anggota keluarga dan unit dari komuniti.
1
Keluarga mencakup sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia berada. Keluarga dapat nmenunjang kebutuhan sehari-hari dan
memberikan dukungan emosional kepada ibu yang sedang hamil, melahirkan dan
nifas. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal
keluarga sangat menentukan derajat kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas
3. Perilaku.
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahua sikap dan tindakan.
Perilaku manusia bersifat menyeluruh (holistik).
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu
dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin
yang dilahirkan. Demikian pula ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan
ibu dan bayinya. Adapun perilaku propesional dari bidan mencakup ;
a. Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika
profesi dan aspek legal.
b. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis
yang dibuatnya.
c. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan
mutakhir secara berkala.
d. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan
penyakit dan strategi pengendalian infeksi.
e. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan
asuhan kebidanan.
f. Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan
praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan
anak.

2
g. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum
wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang
semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung
jawab atas kesehatannya sendiri.
h. Menggunakan keterampilan komunikasi.
i. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan keluarga.
j. Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
1. Pelayanan Kebidanan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan, Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
2. Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya
menjadi tanggungjawab bidan.
3. Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-
sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
4. Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan
ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau
ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

3
5. Keturunan.
Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat
dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum
perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas. Walaupun kehamilan,
kelahiran dan nifas adalah proses yang fisologis namun bila ditangani secara tidak
akurat,keadaan fisologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh pada bayi
yang akan dilahirkannya. Oleh karena itu layanan praperkawinan, kehamilan,
kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain
yang tak dapat dipisahkan

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan laporan akhir praktik klinik (invisible insight practice) dalam tema
perempuan, bidan, dan pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi peran dan fungsi perempuan dalam situasi nyata


2. Mengidentifikasi peta masalah kesehatan perempuan berdasarkan hasil
pengamatan/observasi/wawancara
3. Mengidentifikasi model praktik bidan dalam berbagai setting pelayanan kebidanan
pada konteks wilayah di Indonesia (Jabodetabek)berdasarkan hasil
pengamatan/observasi/wawancara
4. Mengidentifikasi program(individual/lokal,institusional,nasional)yang berhubungan
dengan kesehatan perempuan dan keluarga
4

BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1 Hasil Kajian Peran dan Fungsi Perempuan Dalam Situasi Nyata

Perempuan adalah manusia berjenis kelamin betina. Berbeda dari wanita, istilah
"perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-
anak di dalam keluarga perempuan dapat berperan sebagai ibu, istri dan anak. Semua
peran tersebut menuntut adanya tugas sesuai dengan perannya yang mana peran
tersebut juga merupakan keistimewaan mereka. Tidak ada kemulian terbesar yang
diberikan Allah bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang Ibu. Peran
ibu sangat besar dalam mewujudkan kebahagiaan dan keutuhan keluarga. Sebagai ibu
tugas perempuan yang utama ialah mendidik generasi-generasi baru.Target yang akan
dicapai adalah diharapkan wanita dapat menjalankan perannya dalam keluarga sebagai
seorang istri, dimana seorang istri sebagai pendamping suami dapat sebagai teman,
pendorong dan penasehat yang bijaksana. Diharapkan istri dan suami juga sama-sama
mempunyai hak dan kewajiban dalam mengasuh anak serta bekerja sama dalam
membentuk keluarga yang sakinah. Mereka juga (suami dan istri) sama-sama mencari
nafkah demi kelangsungan hidup keluarga mereka. Diharapkan sebagai seorang ibu
dapat selalu anak cenderung menjadikan ibu yang merupakan orang yang dapat
memenuhi segala kebutuhannya maupun orang yang paling dekat dengan dirinya,
sebagai “model” atau teladan bagi sikap maupun perilakunya. Sedangkan luaran yang
diharapkan adalah sikap “Acceptance” dan kontrolnya tinggi dalam pengontrolan
terhadap anak. Sebagai seorang isrti juga harus dapat menjalan tanggung jawabnya
sesuai isri yang baik untuk suami. Bersikap responsive tehadap kebutuhan anak
terutama masalah pendidikannya. Sebagai seorang ibu dapat mendengarkan dengan
baik apabila anak pendapat atau pertanyaan-pertanyaan. Memberikan penjelasan
tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk.
5

Makna Perkawinan buat wanita bukanlah phase terakhir dari kehidupan, ia


justru adalah awal dari kehidupan yang baru. Seperti lazimnya sebuah phase yang baru,
maka pandangan seorang wanita yang sudah menikah akan sesuatu bisa saja berubah,
bahkan “warna” wanita itupun akan ikut berubah. Women Center Care ini sangat sesuai
dengan keinginan ICM (International Confederation Of Midwifery) yang tertuang
dalam visi-nya, yaitu :

1. Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb


2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team
dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk
pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga
4. Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan harapan
wanita
5. Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap wanita
bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini :
1. Lakukan Intervensi Minimal
2. Memberikan asuhan yang komprehensif
3. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4. Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi dan
kompetensi
5. Memberikan Informed Content
6. Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
7. Menerapkan Asuhan Sayang Ibu
Yang dimaksud Asuhan sayang ibu ini adalah :

1. Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu


2. Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan
3. Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan Ibu
4. Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga
6

Peran istri terhadap suami

Dalam kebidanan proses penyesuaian peran seorang wanita yang menjadi ibu
baru setelah melahirkan tak selalu sama seperti pada gambaran seorang ibu yang
menatap wajah bayinya penuh cinta dan bahagia. Ada pula kasus dimana seorang ibu
setelah melahirkan menolak melihat, menyentuh bahkan tidak mau berkontak dengan
bayi yang telah dilahirkannya. Bahkan ada pula yang menjadi benci pada suaminya,
merasa tidak percaya diri, cemburu dan rasa ditinggalkan,ada pula seorang ibu yang
merasa bersaing dengan kehadiran bayi baru diantara ia dan suaminya. fungsi dan
peran sebagai ibu baru dari sang istri, perasaan manja, dan sebagainya. Namun
sebaliknya seorang suami hendaknya memberikan dukungan mental dan membesarkan
hati istri agar perlahan - lahan mampu menerima perubahan baru dalam kehidupannya
sebagai seorang ibu.. Pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan, baik akibat
perkosaan atau kehamilan yang tidak terencana, dukungan mental keluarga menjadi hal
terpenting bagi seorang ibu pascapartum. Bilamana memungkinkan perawatan bayi
dapat diambil alih, misalnya dilakukan persetujuan adopsi dan atas kerelaan seorang
ibu yang melahirkan bayi tersebut. Hubungan yang harmonis dan pendampingan
mental sangat menentukan apakah seorang ibu pascabersalin akan mampu melewati
masa postpartum blues tersebut dengan aman. Masa - masa awal pendampingan
mencegah postpartum blues dapat dimulai segera setelah melahirkan. Kehadiran suami
selama proses persalinan, kesediaan suami membantu proses perlekatan ibu dan bayi
pertama kali saat menyusui, membantu mengatur posisi menyusui bayi yang nyaman
bagi istri, membantu bergantian melakukan perawatan bayi , bergantian berjaga saat
merawat bayi terutama malam hari agar istri mendapat waktu cukup untuk beristirahat,
menanyakan keadaan kesehatan istri dan bayi saat suami di kantor, dan ketika ada
waktu senggang membantu meringankan keluhan ringan akibat keletihan melewati
proses persalinan dengan pijatan ringan dibahu dan punggung. Pijatan ringan dan
sentuhan fisik ini selain memberi kontak fisik dan menjalin kedekatan suami istri ketika
istri sedang menyusui bayinya, juga memberi efek melancarkan ASI.
7

Suami juga dapat menyiapkan dan menyuapkan makanan atau minuman


bergizi saat istri sedang menyusui bayi, menemani istri senam nifas dan memberi pujian
bagi istri. Kontak fisik dan mental yang erat dan harmonis ini akan membangun rasa
percaya diri seorang ibu baru.

Peran Perempuan sebagai Ibu

Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi
kesejahteraan sosial dan kelestarian anggota-anggotanya terutama anak-anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan
pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan
anak sejak kehidupan mereka yang sangat muda. Dan diharapkan dari keluargalah
seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan masak dan dewasa.Ibu memainkan
peran yang penting di dalam mendidik anak anaknya, terutama pada masa balita.
Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam
keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual,
psikologis, sosial, dan pendidikan seksual. Peranan ibu di dalam mendidik anaknya
dibedakan menjadi tiga tugas penting, yaitu:

a. Ibu yang selalu menyediakan kebutuhan anak-anak

b. Ibu sebagai teladan atau “model”peniruan anak

c. Ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak.

Ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan anak Fungsi ibu sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan ini sangat besar artinya bagi anak, terutama pada saat anak di
dalam ketergantungan total terhadap ibunya, yang akan tetap berlangsung sampai
periode anak sekolah, bahkan sampai menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu
bukan saja untuk selalu bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi
secara terbuka dengan anaknya.

8
Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya.Dalam mendidik anak seorang ibu
harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orangtua
khususnya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak,
maka ibu harus mampu menjadi teladan bagi anak anaknya.

Ibu sebagi pemberi stimulan bagi perkembangan anaknya Perlu diketahui bahwa
pada waktu kelahirannya, pertumbuhan berbagai organ belum sepenuhnya lengkap.

Peran Perempuan sebagai istri Pendamping Suami Berbicara masalah peran ibu
sebagai istri pendamping suami tentunya tidak lepas dari peran ibu sebagai ibu rumah
tangga. Tetapi ada baiknya dilihat beberapa peran yang pokok seorang wanita sebagai
pendamping suami.

a. Istri Sebagai Teman/Partner Hidup Pengertian teman di sini mempunyai arti


adanya kedudukan yang sama. Istri dapat menjadi teman yang dapat diajak
berdiskusi tentang masalah yang dihadapi suami. Sehingga apabila suami
mempunyai masalah yang cukup berat, tapi istri mampu memberikan suatu
sumbangan pemecahannya maka beban yang dirasakan suami berkurang.
Disamping itu sebagai teman menandung pengertian jadi pendengar yang baik.
Selama di kantor suami kadang mengalami ketidak-puasan atau perlakuan yang
kurang mengenakkan, kejengkelan-kejengkelan ini dibawanya pulang. Di sini
istri dapat mengurangi beban suami dengan cara mendengarkan apa yang
dirasakan suami, sikap seperti ini dapat memberi ketenangan pada suami.
b. Istri sebagai penasehat yang bijaksana Sebagai manusia biasa suami tidak dapat
luput dari kesalahan yang kadang tidak disadarinya. Nah, di sini istri sebaiknya
memberikan bimbingan agar suami dapat berjalan di jalan yang benar. Selain itu
suami kadang menghadapi masalah yang pelik, nasehat istri sangat dibutuhkan
untuk mengatasi masalahnya.
c. Istri sebagai pendorong suami Sebagai manusia, suami juga masih selalu
membutuhkan kemajuan di bidang pekerjaannya.

9
d. Di sini peran istri dapat memberikan dorongan atau motivasi pada suami.

Peran Perempuan dalam Masyarakat Secara kodrati

wanita sebagai manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatannya dengan
manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya berhubungan dengan individu
lain merupakan suatu usaha manusi untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Dari
hubungan antar pribadi ini, tumbuhlah perasaan diterima, ditolak, dihargai tidak
dihargai dan diakui tidak diakui. Di samping itu dari hubungan antar pribadi ini,
manusia dapat lebih mengenal dirinya sendiri, banyak mendapatkan penilaian dan
memberikan penilaian. Bergaul dengan individu lain, membuka kesempatan bagi
wanita untuk dapat menyatakan diri dan mengembangkan kemampuannya.

Makna anak untuk perempuan dan orang tua

Pengertian Anak Secara umum apa yang dimaksud dengan anak adalah
keturunan atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau persetubuhan
(sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan baik dalam ikatan
perkawinan maupun diluar perkawinan.Perlu kita sadari bahwa seorang ibu adalah
seseorang dengan tanggung jawab paling besar di dunia. Profesi yang amat kompleks.
Bagi seorang perempuan, pekerjaan menjadi seorang ibu adalah pekerjaan purna waktu
sepanjang hidup. Pernikahan bisa saja berakhir tapi tugas dan tanggung jawab sebagai
seorang ibu tidak akan pernah berakhir. Tanggung jawab tersebut pun meliputi hal-hal
yang berkenaan dengan pemenuhan kebahagiaan seorang anak baik secara mental dan
kecukupan secara materi.

Pengertian Anak Sehat

Sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan baik segenap badan sertabagian –
bagiannya atau suatu hal ini yang mendatangkan kebaikan. Kesehatan sendiri
dapatdiartikan sebagai keadaan sehat (terbebas dari penyakit) dan kebaikan keadaan
(badan atau yanglainnya).

10
Dengan kata lain, kesehatan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang sehat
terbebasdari penyakit sehingga dapat melakukan segala aktivisnya tanpa hambatan
fisik. Seseorangdikatakan sehat jika ia memiliki kesehatan baik secara fisik (organ
tubuh) maupun psikis (mental,emosional, sosial, dan spiritual)

Kewajiban Anak di Rumah beserta Tanggung Jawabnya

Kewajiban dasar seorang anak jika di rumah adalah membantu orang tuanya
dalam segala hal yang dia mampu, sesuai usianya.

1. Belajar.
2. Belajar Agama.
3. Membereskan Kamarnya.
4. Menjaga Kebersihan Rumah.
5. Patuh Kepada Peraturan Orang Tua.
6. Menghormati Anggota Keluarga Lain.
7. Sayang Kepada Anggota Keluarga.
8. Bertanggung jawab atas dirinya.

Masalah yang di hadapai dalam Kehamilan

pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambunganDan
tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir
hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.
Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor
61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini.

11
Karena pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of
care) saat di memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut
tenaga kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa
kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.

Pada ibu hamil sendiri adalah komplikasi, dan yang terjadi adalah anemia
dalam kehamilan, tekanan darah tinggi/hiprtensi dalam kehamilan
(preeklamsia/eklamsia), aborsi dan janin mati dalam rahim, ketuban pecah dini serta
adanya penyakit yang tidak diketahui sehingga dapat mengangu proses kehamilan Pada
saat ibu bersalin sendiri komplikasi yang bisa terjadi diantaranya adalah kelainan posisi
pada janin atau presentasi bukan kepala, distosia, inersia uteri, perdarahan intrapartum,
prolap tali pusat serta adanya penyakit yang tidak diketahui sehingga dapat
mengganggu jalannya proses persalinan Sedangkan untuk masa nifas tercatat ada
beberapa ibu yang mengalami komplikasi yang kemungkinan timbul dalam masa nifas
diantaranya perdarahan, demam, gangguan pada payudara dan infeksi peradangan pada
alat Luka karena pasca setelah persalinan sendiri dapat menyebabkan kuman masuk ke
dalam tubuh sehingga menimbulkan infeksi dan berubah menjadi peradangan pada
semua alat genetalia saat masa Bayi baru lahir sendiri, komplikasi yang ditimbulkan
diantaranya adalah asfiksia neonatorum, berat badan lahir rendah (BBLR), kelainan
konginetal, tetanus neonatorum, dan trauma lahir atau bahkan kematian perinatal
Dampaknya yang terjadi, bila tidak dilakukan asuhan kebidanan secara berkala adalah
dapat meningkatkan resiko terjadinya kompliksi pada ibu dan bayi yang tidak
tertangani, sehingga menyebabkan kematian yang berkontribusi terhadap meningkatnya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Rendahnya keinginan dalam pemberian ASI, disebabkan karena mereka lebih


cenderung mengikuti hal-hal yang sifatnya modern. Beberapa ibu beranggapan bahwa
pemberian susu botol jauh lebih praktis daripada menyusui bayinya. Dan juga banyak
ibu tidak mau menyusui bayinya karena akan mengurangi kecantikannya, dimana
mereka beranggapan bahwa dengan menyusui bayi akan menyebabkan payudaranya
kendor.

12
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan dalam
menyusui.

Faktor-faktor tersebut yakni dukungan suami, dukungan emosional pada masa


post-partum, hubungan keluarga, persoalan dan kesulitan fisik, nilai-nilai yang
diterapkan masyarakat serta proses laktasi pada masa terdahulu yang dianggap berhasil.
Rendahnya pencapaian dalam pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui, sangat
terkait dengan dukungan suami. Hal tersebut merupakan faktor yang memiliki andil
cukup besar terhadap kondisi psikis ibu saat menyusui. Kondisi psikis ibu yang tidak
stabil serta kurangnya dukungan suami dalam pemberian ASI ekslusif dapat
mengurangi produksi ASI ekslusif pada ibu.

13
2.2 Daftar Peta Masalah Kesehatan Perempuan Berdasarkan Hasil
Pengamatan/Observasi/Wawancara

Berdasarkan observasi, pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, berikut


ini adalah peta masalah kesehatan perempuan

1. Masa Pra Konsepsi

a. Masalah kesehatan reproduksi.

b. Ketakutan dan kekhawatiran saat menjalani proses kehamilan dan bersalin.

c. Kesiapan ekonomi.

d. Kesiapan mental.

2. Masa Konsepsi (Masa Kehamilan)

a. Takut bersalin

b. Bingung memillih asupan yang baik untuk bayi.

c. Cemas mengenai biaya bersalin.

d. Khawatir dengan kesehatan bayi

e. Nafsu makan menurut.

f. Mengalami mual dan muntah sehingga tidak merasa nyaman.

g. Cemas karena banyak membaca rumor dari internet tentang ibu hamil.

h. Cemas karena banyak membaca rumor dari internet tentang bersalin secara normal.

i. Sakit kepala di pagi hari.

3. Persalinan, Nifas dan Menyusui

14
a. Cemas dengan kondisi bayi

b. Takut merasakan sakit saat persalinan.

c. Cemas karena banyak membaca rumor dari internet tentang bersalin secara normal.

d. Khawatir jika tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah.

e. Cemas dengan biaya persalinan.

f. Stress pasca melahirkan.

g. Takut apabila ASI tidak keluar, sehingga ingin memberikan bayi susu

formula.

h. Bingung memilih jenis KB setelah persalinan.

I. Cemas berat badan naik drastis.

J. Trauma melahirkan.

4. Perencanaan Jumlah Anak

a. Sedikit berbeda pendapat dengan suami dan keluarga namun mensyukuri

berapa pun yang diberikan Allah SWT.

b. Sulit untuk memutuskan.

5. Memilih Alat Kontrasepsi

a. Bimbang karena banyak rumor tentang efek alat konstrasepsi jangka panjang.

b. Bingung karena tidak tahu jenis-jenis alat kontrasepsi apa saja dan khawatir akan
rumor yang tidak baik dari masyarakat.

15
2.3 Hasil Identifikasi Model Praktik Bidan Dalam Berbagai Setting Pelayanan
Kebidanan Pada Konteks Wilayah Di Indonesia (Jabodetabek) Berdasarkan Hasil
Pengamatan/Observasi/Wawancara

Sikap dan perilaku bidan dalam pelayanan kebidanan menurut perspektif


perempuan yaitu sosok yang baik, sabar, soan, ramah, murah senyum dan juga dapat
mengayomi peremuan dan juga anakanak. Sedangkan menurut perspektif bidan, dalam
elaksanaan tugasnya bidan harus beregang teguh ada filosofi, etika profesi, sumpah,
bertanggung jawab, menggunakan konsultasi dan rujukan menggunakan keteramilan
untuk berkomunikasi dan lain sebagainya.

Sikap dan perilaku bidan dalam pelayanan kebidanan juga bergantung pada
filosofi dan juga sumpah bidan. Filosofi bidan menurut persektif perempuan, bidan itu
yang menolong ketika lahiran atau persalinan. Menurut perspektif bidan sendiri filosofi
bidan merupakan keyakinan atau pandangan hidup seorang bidan yang digunakan
sebagai kerangka ikir dalam memberikan asuhan kebidanan. Isi sumpah bidan menurut
perspektif perempuan, bidan harus menolong ibu hamil dengan sepenuh hati tanpa
paksaan dan bertanggung jawab atas tugasnya. Menurut perspektif bidan, isi sumpah
bidan meliputi :

1. Akan mengabdikan ilmu yang saya dengan jujur dan adil sejalan dengan profesi
kebidanan
2. Akan mengabdikan diri saya dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan tanpa
membedakan agama, pangkat, suku dan bangsa
3. Akan menghormati kehidupan manusia sejak pembuahan
4. Akan membela hak dan menghargai tradisi budaya dan spiritual pasien yang
saya layani
5. Tidak akan menceritakan kepada siapaun dan menjaga segala rahasia yang
berhubungan dengan tugas saya kecuali diminta pengadilan untuk keperluan
kesaksian
17
6. Akan menghormati, membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan dengan
teman sejawat
7. Akan menjaga martabat dan menghormati keluhuran profesi dengan terus
menerus mengembangkan ilmu kebidanan

Terdapat lima model praktik bidan, diantaranya yaitu aplikasi Women Centered
Care dalam pelayanan kebidanan, aplikasi Ρartnership dalam pelayanan kebidanan,
aplikasi Continuity of Care dalam pelayanan kebidanan, aplikasi Empowering women
dalam pelayanan kebidanan dan aplikasi Based Evidence Ρractices dalam pelayanan
kebidanan.

1. Women Centered Care


Aplikasi Women Centered Care dalam pelayanan kebidanan menurut
perspektif perempuan dari hasil wawancara yang dilakukan yaitu aplikasi dari
Women Centered Care ini sangat penting bagi wanita, karena dapat mengontrol
kesehatan pada wanita sehingga keturunannyapun juga sehat.
Begitupun dengan perspektif bidan sendiri, yaitu bidan dapat
memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan asuhan kebidanan,
pemberian asuhan yang menghargai kerjasama team, memegang kunci dalam
menentukan asuhan di masa yang akan datang serta memberikan asuhan sesuai
dengan harapan wanita.

2. Ρartnership
Aplikasi Ρartnership dalam pelayanan kebidanan menurut perspektif
perempuan dari hasil wawancara yang dilakukan yaitu dalam aplikasi
Ρartnership dapat meningkatkan hubungan yang berkualitas antara bidan
dengan perempuan seperti menjadi teman, kerabat, sahabat bagi perempuan itu
sendiri, dan lain sebagainya.
Dari prespektif bidan sendiri, yaitu sebagai hubungan dasar pelayanan
yang diberikan pada masa kehamilan, persalinan dan juga nifas yang
menggabungkan semua dalam asuhan kebidanan.
18
Karena suka terdaat ketidak cocokan harapan wanita dengan layanan kebidanan,
kekhawatiran wanita itu sendiri terhada kualitas bidan, kurangnya empati dan
sebagainya. Selain itu belum terpenuhinya asuhan kebidanan dalam pelayanan
kebidanan dapat menghambat kemitraan bidan dengan perempuan.

3. Continuity of Care
Aplikasi Continuity of Care dalam pelayanan kebidanan menurut
perspektif perempuan dari hasil wawancara yang dilakukan yakni dalam
pelayanan berkelanjutan juga sangat penting dan juga dibutuhkan untuk para
perempuan agar mengetahui, memantau dan juga mengontrol kesehatannnya
serta dapat ditangani secara dini jikalau terdapat sesuatu hal yang tidak
diinginkan.
Begitupun menurut prespektif bidan, dalam aplikasi Continuity of Care
dalam pelayanan kebidanan bidan harus mengutamakan kesinambungan
pelayanan yang penting bagi perempuan untuk mendapatkan pelayanan dari
tenaga kesehatan yang profesional sehingga perkembangan kondisi dari mereka
dapat terpantau dengan baik dan juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka
karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan.

4. Empowering women
Aplikasi Empowering women dalam pelayanan kebidanan menurut
perspektif perempuan dari hasil wawancara yang dilakukan yakni dalam masa
persalinan bidan dapat memberikan dorongan, kekuatan, serta motivasi.
Dan menurut prespektif bidan yaitu perempuan dapat memberdayakan
kemampuannya atau apa yang hendak dicapainya, seperti si ibu ingin anaknya
dapat tumbuh kembang dengan baik dan cerdas, ibu dapat memberdayakan
dirinya untuk mengolah makanan yang bergizi. Disini dapat di bantu dengan
peran aktif bidan dan posyandu untuk memberikan pengetahuan tentang
makanan dan cara pengolahannya.

19
5. Based Evidence Ρractices
Aplikasi Based Evidence Ρractices dalam pelayanan kebidanan menurut
perspektif perempuan dari hasil wawancara yang dilakukan yakni bisa
mengakses informasi dalam pelayanan kebidanan.
Sedangkan menurut bidannya itu sendiri, dalam mengaplikasikan Based
Evidence Ρractices, bidan juga harus update ilmu dengan membaca jurnal
penelitian terbaru sehingga ilmu yang terbaru dapat di terapkan dalam
pelayanan kebidanan.

2.4 Hasil identifikasi program(individu/local,institusional,nasional)yang berhubungan


dengan kesehatan perempuan dan keluarga

Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan mulai dari 26 Agustus 2019
sampai 6 September di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Sri Soekamto,adapun program-
program yang dilakukan oleh BPM Sri Soekamto ialah seperti KB (Keluarga
Berencana), Imunisasi,USG kehamilan dan USG KB (yang di dampingi oleh dokter
spesialis kandungan),Pijat Bayi dan Home care. Program KB diberikan kepada
pasangan suami istri yang berencana untuk tidak menambah anak baik jangka pendek
maupun jangka panjang,imunisasi ditunjukan untuk bayi hingga berusia sekitar 24
bulan,USG kehamilan ditunjukan bagi ibu hamil yang ingin mengetahui tumbuh
kembang janin agar dapat mengetahui rencana serta langkah yang tepat untuk
selanjutnya,USG KB ini kebanyakan ibu yang mengalami kendala atau masalah pada
KB nya yang kami lihat pada observasi kami ialah kebanyakan yang menggunakan
IUD atau Spiral,Pada Program Pijat bayi ini di peruntukan bagi bayi yang salah satu
manfaat dari pijat bayi ini ialah membantu tidur pulas dan meningkatkan sirkulasi
darah.Sedangkan program Homecare ditunjukan untuk perempuan, ibu hamil dan ibu
pasca persalinan. Program KB dan imunisasi termasuk kedalam program yang
ditetapkan oleh pemerintah yang bersifat nasional sehingga berlaku di seluruh
Indonesia, sedangkan Homecare termasuk kedalam program yang bersifat
lokal/individual.
20
Homecare dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke rumah pasien dilakukan
setiap hari agar dapat diketahui jika terdapat tanda-tanda bayi kurang sehat.Selain itu
ibu pasca melahirkan juga membutuhkan perawatan yang baik sehingga tidak
menganggu kelancaran beraktifitas terutama dalam hal menyusui

Pelayanan yang dapat diberikan saat homecare yaitu:

1. Perawatan pasca melahirkan


2. Perawatan bayi baru lahir
3. Perawatan ibu menyusui
4. Perawatan ibu hamil

Banyak manfaat yang diperoleh dari homecare yang di lakukan oleh bidan seperti pasien
merasa nyaman karena berada pada lingkungan keluarga sehingga keluarga juga terlibat
langsung, menghemat biaya perawatan, memaksimalkan tingkat kemandirian pasien dan
juga mencegah terjadinya post partum blues.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat dalam praktik kebidanan berupa observasi dan
wawancara yaitu bahwasannya masih terbilang banyak ibu hamil yang belum
memahami pelayanan kebidanan yang seharusnya dilakukan demi kesehatan ibu hamil.
Seperti, pemeriksaan USG dan cek darah. Sehingga pelayanan kebidanan kurang
memahami masalah yang dialami oleh ibu hamil karena kurangnya kejelasan informasi
dari ibu hamil sendiri. Sehingga banyaknya permasalahan yang baru diketahui oleh
pelayanan kebidanan pada masa persalinan yang mengharuskan ibu hamil untuk dirujuk
secepatnya ke rumah sakit.
Dengan adanya kegiatan praktik klinik di Bidan Praktik Mandiri (BPM) ini,
menyebabkan, sebagai calon bidan kami harus mengetahui masalah-masalah yang
dialami oleh perempuan, ibu hamil dan bayi. Sehingga di masa yang akan datang kami
dapat melayani pasien sengan pelayanan yang memuaskan dan sesuai dengan ketentuan
ilmu kebidanan.

3.2 Saran

Dikarenakan masih banyaknya kekurangan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu


hamil, maka diharapkan perempuan-perempuan yang masih dalam masa persiapan
kehamilan untuk menambah pengetahuannya mengenai kesehatan dan hal-hal yang
harus dilakukan untuk kesehatan diri dan kandungan. Contohnya dimulai dengan hal
kecil dengan berkonsultasi kepada bidan atau dokter kandungan mengenai hal-hal
tersebut.

22
REFRENSI

Ambarwati, Eniretna. 2010. Tugas dan Tanggung Jawab Bidan

Imamah. 2012. Perencanaan Bidan Praktek Mandiri Bpm

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai