Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KESEHATAN MASYARAKAT DALAM KAITANNYA


DENGAN PELAYANAN KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Febry Mutiariami Dahlan, SST., M.Keb

Disusun Oleh :

Putie Annisya R 225401446120


Dilas Yuanita Salsa 225401446124
Siti Hamidah F 225401446127
Rohmanatul Inayati 225401446130
Putri Cahya Emilia 225401446131
Primasari Oktaviani 225401446132
Siti Nur Halimah 225401446133
Amelia Heni Susanti 225401446134
Diena Hannifa 225401446135
Hasanah Eka Putri 225401446137

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM


STUDI SARJANA KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023

iii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Kesehatan
Masyarakat Dalam Kaitannya Dengan Pelayanan Kebidanan.“ Penyusunan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Kebidanan dalam
Sistem Pelayanan Kesehatan.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan para pembaca mengenai Konsep Kesehatan Masyarakat. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Dengan ini penulis mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaat bagi
para pembacanya.

Jakarta, Oktober 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3

A. Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat (The Public Health Role
Of The Midwife).....................................................................................................................3

B. Epidemiologi dalam Kebidanan...................................................................................9

C. Ketidaksetaraan Dalam Kesehatan...........................................................................19

BAB III PENUTUP................................................................................................................21

A. Kesimpulan..................................................................................................................21

B. Saran.............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peran penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai indifidu yang
memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya, bio-pisiko sosial. Di
tengah masyarakat, bidan juga berperan dalam memberi pendidikan kesehatan
dan mengubah prilaku masyarakat tehadap pola hidup dan gaya hidup
menjadi sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada individu tetapi juga
terhadap keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada
perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan
dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum (Gizi, KB,
kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
persalinan dan nifas). Tujuan adalah memberikan penyuluhan kesehatan yang
tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan berencana serta
menjadi orang yang bertanggung jawab. Dan hasil yang diharapkan dari
penerapan standar 1 adalah masyarakat dan perorangan dapat ikut serta dalam
upaya mencapai kehamilan yang sehat. Ibu, keluarga dan masyarakat
meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya
kehamilan pada usia muda. Tanda-tanda bahaya kehamilan diketahui oleh
masyarakat dan ibu.
Semenjak umat manusia menghuni pelanet bumi ini, sebenernya mereka
sudah sering kali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya
kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di
sekeliling mereka seperti benda mati, makhluk hidup, adat istiadat, kebiasaan
dan lain-lain. Namun oleh karna keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada

1
saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu
di asosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit
sampar yang berjangkit di suatu tempat di anggap sebagai kutukan dan
kemarahan dewata.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang dihadapi
oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kedokteran,
semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini
tentu terjadi pengaruh oleh faktor tingkah laku manusia sendri. Tapi apakah
bener hanya faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat? Sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakat tentu
nya lebih baik jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu
terlebih dahulu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dan definisi tentang kesehatan?
2. Apakah peran bidan dalam kesehatan masyarakat (The Public Health Role
Of The Midwife)
3. Bagaimana epidemiologi dalam kebidanan?
4. Bagaimana ketidak setaraan dalam kesehatan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dan definisi tentang Kesehatan
2. Untuk mengetahui peran bidan dalam kesahatan masyrakat
3. Untuk mengenal epidemiologi dalam kebidanan
4. Untuk mengetahui ketidak setaraan dalam kesehatan

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat (The Public


Health Role Of The Midwife)
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Tenaga kesehatan memiliki
peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga mampu
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangaunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi (Astuti et al., 2018).
Adapun peran bidan dalam pelayanan kesehatan menurut Kemenkes RI,
(2017) yaitu :
1. Peran Bidan Sebagai Pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan mempunyai 3 (tiga) kategori tugas yaitu:
a. Tugas mandiri bidan
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan:
1) Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien
2) Menentukan diagnosis
3) Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
5) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
6) Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan
7) Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan.

3
b. Tugas kolaborasi/kerjasama
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga:
1) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
2) Menentukan diagnosis, prognosis dan kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
3) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan
hasil kolaborasi serta kerjasama dengan klien
4) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan melibatkan
klien
5) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan
6) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
7) Membuat pencatatan dan pelaporan.

c. Tugas Ketergantungan/Merujuk
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan
di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan
2) Menentukan diagnosis, prognosis dan prioritas serta sumber-
sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut
bersama klien/keluarga
3) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap
4) Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.
2. Peran Bidan Sebagai Pengelola

4
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien
1) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji
kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan
anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan
masyarakat
3) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan rencana
4) Mengkoordinasi, mengawasi dan membimbing kader, dukun dan
petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.
5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk
pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor
terkait
6) Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada.
7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktek
professional melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-
kegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan


sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada
dibawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

5
1) Bekerjasama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim
dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi
rujukan dan tindak lanjut
2) Membina hubungan baik dengan dukun, kader keserhatan/PLKB
dan masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan
petugas kesehatan lain.
4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang
berkaitan dengan kesehatan.

3. Peran Bidan Sebagai Pendidik


a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu
keluarga kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah
kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait
kesehatan ibu anak dan keluarga berencana.
1) Bersama klien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan ibu anak dan keluarga berencana.
2) Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan
kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,
baik untuk jangka pendek maupun jangka Panjang
3) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun
4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan
jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk
masyarakat.
5) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan
kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki
dan meningkatkan program, di masa yang akan datang.

6
6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan
sistematis.
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan
keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

4. Peran Bidan Sebagai Peneliti/Investor


Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun secara kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilaksanakan.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi tindak lanjut Memanfaatkan hasil
investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja
atau pelayanan kesehatan.

5. Tanggung Jawab Bidan dalam Pelayanan Kesehatan


a. Tanggung Jawab Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Tugas dan kewajiban bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan
kegiatan praktik bidan diatur di dalam peraturan atau keputusan mentri
kesehatan. Bidan harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan
kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Jonani, 2019).
b. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan
profesionalnya. Bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan jalan mengikuti pelatihan, pendidikan
berkelanjutan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya (Jonani, 2019).
c. Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan

7
Setiap bidan harus mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk
tulisan/catatan mengenai pasien yang dilayaninya. Catatan ini dapat
digunakan sebagai bahan laporan untuk disampaikan pada atasannya.
Di Indonesia sebelum ada ketentuan berapa lama penyimpanan catatan
bidan, di Inggris selama 25 tahun (Jonani, 2019).
d. Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani
Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak
yang meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian
dari keluarga. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat kaitannya
dengan keluarga. Tanggung Jawab bidan tidak hanya pada kesehatan
ibu dan anak, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga. Bidan harus
dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga serta memberi
pelayanan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuuhan keluarga.
Pelayanan terhadap kesehatan keluarga merupakan kondisi yang
diperlukan ibu yang membutuhkan keselamatan, kepuasan, dan
kebahagiaan selama masa hamil atau melahirkan. Oleh karena itu,
bidan harus mengerahkan segala kemampuan pengetahuan, sikap, dan
perilakunya dalam memberi pelayanan kesehatan keluarga yang
membutuhkan (Jonani, 2019).
e. Tanggung jawab terhadap profesi
Bidan harus menjadi anggota organisasi bidan. Bidan memiliki hak
mengajukan suara dan pendapat tentang profesinya. Bidan harus ikut
serta di dalam kegiatan organisasi dan badan resmi kebidanan. Bidan
harus menerima tanggung jawab keprofesian yang dimilikinya. Oleh
karena itu, ia harus mematuhi dan berperan aktif dalam melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan dan standar keprofesian.
Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi bidan dan badan
resmi kebidanan. Untuk mengembangkan kemampuan profesinya,
bidan harus mencari informasi tentang perkembangan kebidanan
melalui media kebidanan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

8
Semua bidan harus menjadi anggota organisasi bidan. Bidan memiliki
hak mengajukan suara dan pendapat tentang profesinya (Jonani, 2019).

f. Tanggung jawab terhadap masyarakat


Bidan adalah anggota masyarakat yang bertanggung jawab, oleh
karena itu bidan turut memiliki tanggung jawab di dalam permasalahan
kesehatan masyarakat (misal lingkungan yang tidak sehat, penyakit
menular, masalah gizi terutama menyangkut kesehatan ibu dan anak).
Baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain, bidan
berkewajiban memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Bidan harus memelihara
kepercayaaan masyarakat. Imbalan yang diterima dari masyarakat
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
bidan. Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan cakupan dan
bagian tanggung jawabnya kepada Tuhan (Jonani, 2019).

B. Epidemiologi dalam Kebidanan


1. Definisi Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi = pada, demos =
penduduk, dan logos = ilmu, dengan demikian epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada rakyat. Epidemiologi juga
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan
suatu penyakit di dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat
(Sidabutar, 2020).
Menurut W. H Weleh Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
timbulnya perjalanan dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi
menular. Dalam perkembangannya masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja melainkan juga penyakit tidak menular,
penyakit degerasi, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, bencana
alam, peledakan penduduk dan sebagainya. Oleh karena batasan
epidemiologi menjadi lebih berkembang (Sidabutar, 2020).

9
Epidemiologi dalam layanan kebidanan mengkaji distribusi serta
determinan peristiwa morbiditas dan mortalitas yang terjadi dalam layanan
kebidanan. Tujuan epidemiologi kebidanan adalah mengenali faktor-faktor
risiko terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan, dan masa nifas
(42 hari setelah berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya, dan
mempelajari cara-cara pencegahannya (Syalfina A.D, Erfiani Mail, 2018).
Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit dan keadaan Kesehatan pada populasi, serta
penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah Kesehatan (alhidayah,
2023)

2. Kegunaan Epidemiologi bagi Bidan


Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik,
akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah
sebagai berikut (Syalfina A.D, Erfiani Mail, 2018) :
a. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan
Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan (Planning) dari
pelayanan kesehatan, Pemantauan (Monitoring) dan Penilaian
(Evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari
pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat
apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau
tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah
tercapai atau tidak (penilaian).
b. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka
dapat disusun langkah–langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang
bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
c. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah
tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi
dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu

10
Penyakit (Natural History of Disease). Pengetahuan tentang
perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan
perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat
dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan
penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai
berkelanjutan. Manfaat/peranan Epidemiologi dalam menerangkan
perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui
pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran
penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan
diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit,
maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
d. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan Karena
Epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan
tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang
dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut
ciri–ciri manusia, tempat, dan waktu (Syalfina A.D, Erfiani Mail,
2018).

3. Komponen Penting dalam Epidemiologi


a. Frekuensi Masalah Kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan kepada besarnya
masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok
manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit
menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang
penyakit (Sidabutar, 2020).
Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok orang atau masyarakat harus dilakukan langkahlangkah
sebagai berikut :
1) Menentukan masalah kesehatan, melalui cara :

11
a) Penderita yang datang berobat ke puskesmas, terutama
penyakit menular yang berbahaya dan dapat menimbulkan
wabah penyakit.
b) Laporan dari masyarakat yang datang ke Puskesmas.
c) Kunjungan rumah dalam rangka perawatan keluarga.
2) Penelitian/survei kesehatan
3) Studi kasus (Sidabutar, 2020).
Terjadinya Masalah Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan
Dengan menggunakan paradigma Epidemiologi Klasik yang
menganggap terjadinya penyakit / masalah kesehatan sebagai hasil
akhir interaksi antara pejamu, agen, dan lingkungan, maka dalam
pelayanan kebidanan:
1) Pejamu adalah ibu hamil
2) Agen adalah hasil konsepsi, yaitu janin / fetus yang ada dalam
kandungan ibu hamil
3) Lingkungan adalah lingkungan sosial-budaya serta pelayanan
kesehatan yang diterima oleh ibu hamil.
Apabila dalam penyakit atau masalah kesehatan pada umumnya
agen merupakan faktor yang harus diupayakan untuk dieliminasi, pada
pelayanan kebidanan hasil konsepsi adalah sesuatu yang harus
dilindungi, yang pada gilirannya dapat menimbulkan masalah
kesehatan tersendiri (Sidabutar, 2020).

b. Penyebaran Masalah Kesehatan


Penyebaran masalah kesehatan menunjukkan kepada
pengelompokan masalah menurut keadaan waktu (variabel time)
menurut keadaan tempat (variabel place) dan menurut keadaan orang
(variabel men/person). Mempelajari penyebaran penyakit berarti
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1) Siapakah yang terserang?

12
Menunjukkan keadaan orang, orang tua, anak-anak, wanita, pria
dan sebagainya.
2) Di manakah serangan itu terjadi?
Menunjukkan keadaan tempat, daerah, perkotaan, daerah pedesaan,
pantai, gunung dan sebagainya.
3) Kapan/bilamana serangan itu terjadi?
Menunjukkan keadaan waktu apakah pada waktu musim hujan,
musim panas atau pada periode waktu tertentu (Sidabutar, 2020).
Variabel orang :
1) Umur : angka kesakitan dan kematian dalam hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur, keadaan itu
berkaitan dengan:
a) Fungsi dari proses umur, perkembangan, imunisasi dan
keadaan fisiologis.
b) Perubahan kebiasaan makan tiap-tiap golongan umur atau
dengan perjalanan waktu.
c) Perubahan daya tahan tubuh. d. Penyakit-penyakit tertentu
yang menyerang umur-umur tertentu.
2) Jenis kelamin : dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
adanya penyakit-penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu.
Misalnya penyakit kanker payudara pada wanita, kanker prostat
pada pria. Perbedaan faktor ini sangat dipengaruhi oleh
faktorfaktor dari dalam atau dari luar orang yang bersangkutan.
Faktor dari dalam di antaranya adalah :
a) Keturunan (herediter)
b) Perbedaan hormonal
Faktor dari luar di antaranya adalah :
a) Perokok, peminum alkohol.
b) Pekerja berat
c) Pekerja-pekerja yang berbahaya.

13
3) Jenis pekerjaan : pekerjaan tertentu akan berakibat terhadap
penyakit-penyakit tertentu. Di antaranya adalah :
a) Faktor lingkungan yang berhubungan dengan penyakit
misalnya : bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda
fisik yang menimbulkan kecelakaan.
b) Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres, misalnya : ulkus
peptikum, hipertensi dan sebagainya.
c) Penyakit cacing tambang yang bekerja dipertambangkan.
4) Penghasilan : akan erat kaitannya dengan kemampuan orang untuk
memenuhi kebutuhan gizi, perumahan yang sehat, pakaian dan
kebutuhan lain yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
5) Golongan etnik : tertentu akan menderita penyakit tertentu dan
keadaan tersebut berkaitan dengan :
a) Kebiasaan makan
b) Susunan genetika
c) Gaya hidup
6) Status perkawinan : dari penelitian-penelitian menunjukkan
terdapat hubungan antara angka kesakitan dan angka kematian
antara status perkawinan, kematian bagi yang tidak kawin lebih
tinggi dari pada yang kawin, keadaan ini disebabkan karena :
a) Orang-orang yang tidak kawin kebanyakan kurang sehat.
b) Orang-orang yang tidak kawin tidak banyak berhubungan
dengan penyebab penyakit.
c) Perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup (Sidabutar, 2020).

Variabel Tempat
Penyebaran penyakit menurut keadaan tempat lebih menekankan
kepada kondisi geografis. Karena variasi geografis tertentu akan erat
kaitannya dengan penyakit-penyakit tertentu. Ada beberapa faktor
sebagai berikut (Sidabutar, 2020) :

14
1) Lingkungan fisik, kimiawi, biologis, sosial dan ekonomi yang
berbeda-beda dari suatu tempat.
2) Karakteristik penduduk
3) Kebudayaan, yang terlihat dari kebiasaan, pekerjaan, keluarga,
pemeliharaan kesehatan perorangan.
4) Higiene sanitasi lingkungan
5) Tersedianya unit-unit pelayanan medis

Variabel Waktu
Perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan
adanya perubahan-perubahan dari faktor etimologis, yang dapat
dibedakan menjadi (Sidabutar, 2020) :
1) Fluktuasi jangka pendek. Di mana perubahan angka kesakitan
berlangsung beberapa jam, hari, Minggu, bulan, orang yang
terserang bersamaan dengan waktu inkubasi rata-rata pendek.
2) Perubahan-perubahan secara siklus. Di mana perubahanperubahan
angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antar
beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan atau beberapa
tahun. Contoh konkret adalah kasus penyakit DHF di Jakarta akan
meningkat setiap lima tahun.
3) Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam
waktu periode panjang. Keadaan tersebut biasanya berkaitan
dengan perubahan demografi (kependudukan), untuk masalah ini
erat kaitannya dengan keluarga berencana dan program kesehatan
lainnya.

c. Faktor-Faktor Risiko dalam Pelayanan Kebidanan


Faktor-faktor risiko bagi kematian ibu hamil dapat diklasifikasikan
menjadi empat kategori (Harlan, 2021) :
1) Faktor-faktor reproduksi:

15
a) Usia
b) Paritas
c) Kehamilan tak diinginkan
2) Faktor-faktor komplikasi kehamilan:
a) Perdarahan pada abortus spontan
b) Kehamilan ektopik
c) Perdarahan pada trimester III kehamilan
d) Perdarahan postpartum
e) Infeksi nifas
f) Gestosis
g) Distosia
h) Abortus provokatus
3) Faktor-faktor pelayanan kesehatan:
a) Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan maternal
b) Asuhan medis yang kurang baik
c) Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obatan esensial
4) Faktor-faktor sosial-budaya:
a) Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang
baik
b) Ketidaktahuan dan kebodohan
c) Kesulitan transportasi
d) Status wanita yang rendah
e) Pantangan makanan tertentu pada wanita hamil.

4. Ruang Lingkup Epidemiologi Kebidanan


Ruang lingkup epidemiologi dibedakan atas 3 sebagai berikut :
(ellyzabeth, n.d.)
Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi. Epidemiologi
tidak hanya sekedar mempelajari masalah - masalah penyakit - penyakit
saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan
di masyarakat. Di antaranya masalah keluarga berencana, masalah

16
kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana
kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
1) Masalah kesehatan pada sekelompok manusia Pekerjaan epidemiologi
dalam mempelajari masalah kesehatan akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu
menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan
lingkungan. Setelah dianalisa dan diketahui penyebabnya dilakukan
upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
2) Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang


masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara
menganalisa data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

Ruang lingkup epidemiologi kebidanan juga mempelajari dan


mendeskripsikan keadaan – keadaan :

1) Pre Kehamilan : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan


komprehensif pada keluarga,kelompok dan masyarakat sesuai dengan
budaya setempat
2) Kehamilan : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggu untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi
dini,pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
3) Persalinan : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,memimpin selama
persalinan yang bersih dan aman,menangani situasi kegawatdaruratan
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang
baru lahir.

17
4) Post natal : Bidan memberikan asuhan ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
5) Infant ( 2 bln s.d 1 thn ) : Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi,komprehensif pada bayi dan balita sehat.
6) Child hood ( 2- pubertas ) : Bidan mempunyai persyaratan
pengetahuan dan keterampilan daru ilmu – ilmu social,kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya untuk bayi naru lahir,wanita dan
keluarganya.

5. Faktor – faktor risiko kematian maternal Mc Carthy dan Maine


(1992):
1. Determinasi Dekat
a. Komplikasi kehamilan
a) Perdarahan
b) Preeklamsia
c) Dan infeksi
b. Komplikasi persalinan
a) Perdarahan
b) Partus macet atau partus lama
c) Dan infeksi akibat trauma pada persalinan.

2. Determinasi Antara
a. Status Kesehatan Ibu
a) Status gizi (LILA)
b) Anemia
c) Penyakit yang diderita ibu
b. Status Reproduksi
a) Usia ibu hamil ( < 20 tahun )
b) Jumlah kelahiran
c) Jarak kehamilan

18
d) Dan status perkawinan ibu.
c. Akses terhadap pelayanan Kesehatan
d. Fasilitas pelayanan Kesehatan

3. Determinan Jauh
a. Social kultural
b. Ekonomi
c. Keagamaan
d. Tingkat Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Pengetahuan
g. Kemiskinan

C. Ketidaksetaraan Dalam Kesehatan


Ketidaksetaraan kesehatan adalah perbedaan sistematik pada status
kesehatan yang terjadi di kelompok populasi yang berbeda. Kesenjangan
tersebut berdampak pada aspek sosial maupun ekonomi dari segi individu
maupun komunitas. Berikut beberapa temuan ketidak setaraan dalam
kesehatan : (Robertson, n.d.)
1. Temuan 1 : Antara 2013 and 2015, di 34 negara, kesenjangan penghasilan
meningkat – Indonesia termasuk 6 besar ketidaksetaraan penghasilan 4
orang terkaya di Indonesia mempunyai kekayaan lebih besar dari pada
40% (100 juta) penduduk termiskin.
2. Temuan 2 : Setiap tahun : 43% kehamilan tidak direncanakan, 89 juta
kehamilan tidak diinginkan, 48 juta aborsi, 10 juta keguguran, 1 juta
kelahiran mati. Sebagian besar terjadi pada perempuan miskin,
berpendidikan rendah dan tinggal di perdesaan.
3. Temuan 3 : Perempuan miskin dengan pendidikan rendah, berada di
daerah pedesaan, memiliki prevalensi kontrasepsi yang lebih rendah,
dibandingkan dengan mereka yang kaya, berpendidikan, dan tinggal di
kota.

19
4. Temuan 4 : Walaupun akses terhadap perawatan antenatal di negara
berkembang meningkat, tetapi perempuan di negara berkembang
melakukan kunjungan antenatal kurang dari 4 kali. Kondisi ini di pedesaan
lebih buruk. Di 48 negara terjadi ketidaksetaraan pelayanan antenatal
karena kekayaan.
5. Temuan 5 : Di negara berkembang, 20 persen perempuan termiskin lebih
cenderung melahirkan tanpa bantuan daripada perempuan di 20 persen
teratas
6. Temuan 6 : Remaja (15-19 tahun) pada 20% rumah tangga termiskin di
negara berkembang memiliki kelahiran remaja 3 kali lebih besar dari 20%
remaja yang berada pada 20% rumah tangga terkaya. Remaja di tingkat
perdesaan mempunyai 2 kali lebih besar kelahiran (setiap 1000
perempuan) dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan.
kelahiran remaja 3 kali lebih besar dari 20% remaja yang berada pada 20%
rumah tangga terkaya.

20
BAB III

PENUTUP

21
A. Kesimpulan
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah pengobatan penyakit yang
melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi
antara teori (ilmu) dan peraktek (seni) yang bertujuan mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).
Kesehatan ada 4 dimensi, yaitu fisik (badan), mental (jiwa), social dan
ekonomi yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan
pada seseorang, kelompok, atau masyarakat.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentnang frekuensi dan
penyebaran msalah kesehatan pada sekelompok / masyarakat serta faktot-
faktor yang mempengaruhi nya. Epidemiologi analitik adalah epidemiologi
yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya
frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu msalah kesehatan. Epidemiologi
ekperimen, dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada
kelompok subjek, kemudian dibandikan dengan kelompok kontrol (yang
tidak dikenakan percobaan).

B. Saran
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia.
Menjaga dan memelihara serta mendapatkan kesetaraan untuk masyarakat
merupakan kewajiban bersama sehingga diharapkan bidan dapat dengan
sepenuh hati membantu penduduk/masyarakat dalam menjalankan hal
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

22
Astuti, L. P., Prasida, D. W., & Wardhani, P. K. (2018). Peran Dan Fungsi Bidan
Dalam Pelaksanaan Informed Consent Pada Kegawat Daruratan Obstetri Di
Puskesmas. Jurnal Kebidanan, 9(02), 101.
https://doi.org/10.35872/jurkeb.v9i02.313

ellyzabeth. (n.d.). Sekolah Tinggi Ilmu Kesesehatan Medistra Indonesia Program


Studi D3 Kebidanan.

Harlan, J. (2021). Epidemiologi Dalam Layanan Kebidanan. In Epidemiologi


Kebidanan.

Jonani. (2019). Hak Dan Kewajiban Bidan Honorer Dengan Pihak Puskesmas.
Kepatuhan Hukum Berlalu Lintas, Xl, 1958–1964.

Kemenkes RI. (2017). Modul Peran dan Fungsi Bidan di Komunitas. In Modul 2
Kebidanan Komunitas Politeknik Kesehatan Yogyakarta (Vol. 3, Issue 1).

Robertson, D. (2017). annette sachs. (n.d.). kesehatan dan hak reproduksi di era
ketidak setaraan

Sidabutar, S. (2020). Buku Ajar Epidemiologi. In Buku Ajar Epidiomologi.

Syalfina A.D, Erfiani Mail, D. A. (2018). Buku Ajar Kesehatan Masyarakat


Untuk Kebidanan. CV Kekata Group.

Wahjoedi, I. (2023). Epidemiologi dalam kebidanan. Healthcare.

23

Anda mungkin juga menyukai