Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TUGAS, PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI BIDAN DI FASILITAS


PELAYANANN DASAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah manajeman kebidanan
Program profesi bidan jurusan kebidanan tasikmalaya

Dosen pembimbing
Nunung Mulyani, APP, M.Kes

Disusun oleh
Kelompok 4
1. Aisah 5. Hani handayani
2. Endang siti Mariam 6. Nisa firdaus
3. Euis nurasiah 7. Uma ranatia
4. Iis Darmawati 8. Vika alvianka

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PROFESI KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamua alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayahnya

dan nikmat sehat yang diberikan kepada kami sehingga kami sebagai tim penyusun

makalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Tugas, Peran, Fungsi Bidan

di fasilitas pelayanan dasar” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen

Kebidanan dan untuk menambah wawasan penyusun makalah sebagai masiswa

poltekkes tasikmalaya program studi profesi bidan. Makalah ini jauh dari sempurna,

oleh karena itu kami berharap mendapat kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan penyusunan makalah kami selanjutnya. Demikian yang dapat kami

sampaikan, atas kekurangan kamiohon maaf yang sebesar-besarnya.

Tasikmalaya, Juli 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


DAFTAR ISI ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................................
B. Rumusan masalah .............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Peran Bidan.......................................................................................................
B. Fungsi dan Tugas Bidan...................................................................................
C. Kompetensi Bidan di Indonesia.......................................................................
D. Tugas dan wewenang berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2019 .......
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan masyarakat menjadi salah satu hal yang penting

yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah perlu

menyediakan pelayanan kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang memadai,

tersebar merata di berbagai daerah dan mudah dijangkau oleh seluruh

masyarakat.

Selain itu pemerintah juga perlu menyediakan petugas kesehatan dengan

kemampuan yang baik disegala bidang, salah satunya adalah bidan. Dalam hal ini

bidan salah satu petugas kesehatan yang biasa menangani masalah kesehatan ibu

dan anak, termasuk kehamilan, persalinan, mas anifas dan kontrasepsi hingga

kesehatan secara umum.

Dalam melaksanakan tanggungjawabnya terdapat peran fungsi yang

dialkukan secara khusus. Peran dan fungsi bidan ini sebagai pelaksana,

pengelola, pendidik dan peneliti kesehatan. Di setiap peran dan fungsi terdapat

beberapa tugas pokok yang harus dilakukan oleh seorang bidan.

Dengan fungsi dan peran ini kita sebagai seorang bidan menjadi srana

untuk mewujudkan kesehatan masyarakat yang semakin baik, bukan hanya itu,

melalui peran dan fungsi tersebut bidan sebagai petugas kesehatan bisa

1
mengembangkan ilmu dan teknologi yang ad untuk mengatasi berbagai masalah

kesehatan yang ada di masyarakat

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tugas bidan ?
2. Bagaimana peran dan fungsi bidan ?
3. Bagaimana kompetensi bidan ?
4. Bagaimana Tugas dan wewenang berdasarkan UU Nomor 19 tahun
2019?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana tugas bidan ?
2. Untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi bidan ?
3. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi bidan ?
4. Untuk mengetahui bagaimana Tugas dan wewenang berdasarkan UU
Nomor 19 tahun 2019?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Asuhan dan Pelayanan kebidanan
Bidan dapat bekerja mandiri melakukan pelayanan kebidanan primer
sesuai dengan wewenangnya dan menentukan perlunya dilakukan rujukan.
Disamping itu perannyaa didalam pelayanan kolaboratif sebagai mitra dalam
pelayanan medis terhadap ibu, bayi dan anak dan sebagai anggota tim
kesehatan dalam pelayanan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung
jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki
kebutuhan dan / masaalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan
kesehatan masyarakat). Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan
dan kesehatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan
keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarganyadengan menumbuhkan rasa percaya diri. Pelaksanaan kebidanan
merupakan baguan integral dan pelayanan kesehatan, yang difokuskan pada
pelayanan kesehatan wanita dalam siklus reproduksi, bayi baru lahir dan balita
untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia Sumber Daya
manusia (SDM) yang berkualitas di masa depan. Sebagai pelaksanaan, bidan
memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas
ketergantungan.
2. Peran Sebagai Pengelola
Bidan memimpin mengkoordinasi pelayanan kebidanan sesuai dengan
wewenangnya didalam tim, unit pelayanan RS, Puskesmas, klinik bersalin,

3
praktek bidan, dan pokok bersalin. Sebagai pengelola bidan memiliki dua
tugas yaitu pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas dalam
partisipasi dalam tim. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau pelayan.
a. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan
terutama yang berhubungan dengan ibu dan anak untuk meningkatkan dan
mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan
masyarakat.
c. Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader, dukun atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program atau kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta KB.
d. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya ibu dan anak serta KB.
e. Mengerjakan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
f. Menggerakan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya
dengan memanfaatkan potensi potensi yang ada
g. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik professional
melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan dalam
kelompok profesi.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Peran Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 peran yaitu sebagai pendidik dan
sebagai penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.
a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.

4
b. Bidan memberi pendidikan dari penyuluhan kesehatan kepada klien
(individu, keluarga, kelompok serta masyarakat) tentang penanggulangan
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
bersama klien.
2) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang
bersama klien.
3) Menyiapkan alat sertamateri pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan rencana jangka endek serta jangka panjang
dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.
5) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien
dan menggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan
program dimasa yang akan datang.
6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan Bagi kesehatan secara lengkap serta
sistematis.
c. Melatih dan membimbing kader bidan, peserta didik kebidanan dan
keperawatan, serta membina dukun diwilayah atau tempat kerjanya,
mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan peletihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi
serta peserta didik.
2) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
pengkajian.

5
3) Menyiapkan alat bantu mengajar (Audio visual aids, AVA) dan bahan
untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
4) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan
rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
5) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup
kerjanya.
6) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.
7) Menggunakan hasil untuk meningkatkan program bimbingan.
8) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.
4. Peran Sebagai Peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun secara kelompok:
a. Mengindentifikasi kebutuhan investigasi yang akan di lakukan
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
B. Fungsi dan Tugas Bidan
1. Fungsi Bidan
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan diatas, maka fungsi
bidan adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Bidan Sebagai Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana, mencakup:

6
1) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga serta
masyarakat khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
2) Mehkukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu dan kehamilan dengan
resiko tinggi
3) Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu
4) Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko
tinggi
5) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
6) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
7) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
8) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya
9) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan
system reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal
dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
b. Fungsi Bidan Sebagai Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:
1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
2) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan dilingkungan unit
kerjanya
3) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan
4) Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antar sector yang
terkait dengan pelayanan kebidanan
5) Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan
c. Fungsi Bidan Sebagai Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:

7
1) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok
masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup
kesehatan serta keluarga berencana
2) Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai
dengan bidang tanggung jawab bidan
3) Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan
praktik di klinik dan di masyarakat
4) Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai
dengan bidang keahliannya
d. Fungsi Bidan Sebagai Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
1) Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang
dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan
kebidanan
2) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana
2. Tugas Bidan
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas
mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.
a. Tugas mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan, mencakup:
- Mengkaji status keseharan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.
- Menentukan diagnosis.
- Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
- Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
- Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
- Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.

8
- Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita
dengan melibatkan mereka sebagai klien, mencakup:
- Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita
dalam masa pranikah.
- Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
- Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar
bersama klien.
- Melaksanakan tindakan layanan sesuai dengan rencana.
- Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama
klien.
- Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
- Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan nommal,
mencakup:
- Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
- Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
- Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
- Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
- Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
- Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama
klien.
- Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
- Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah
diberikan.

9
4) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:
- Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan.
- Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa
persalinan.
- Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
- Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
- Membuat rencana dndakan pada ibu selama masa persalinan sesuni
dengan prioritas Membuat asuhan kebidanan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:
- Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.
- Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir.
- Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
- Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
- Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
- Membuat rencana tindak lanjut.
- Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah
diberikan
6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:
- Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
- Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas.

10
- Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.
- Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
- Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
- Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana, mencakup:
- Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus
(pasangan usia subur).
- Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
- Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama
klien.
- Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
- Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
- Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien. Membuat
pencatatan dan laporan.
8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause,
mencakup:
- Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.
- Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan.
- Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.
- Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
- Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
- Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
- Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga, mencakup:

11
- Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh
kembang bayi/balita.
- Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
- Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
- Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.
- Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
- Membuat rencana tindak lanjut.
- Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.
b. Tugas kolaborasi Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi
c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatdaruratan
dan hasil kolaborasi serta bekerja sama dengan klien
d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan
melibatkan klien
e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan f. Menyusun
rencana tindak lanjut bersama klien
f) Membuat pencatatan dan pelaporan
2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

12
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko tinggi
c) Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko
tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g) Membuat pencatatan dan pelaporan

3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko
tinggi serta keadaan kegawatdaniatan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga,
mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko dan keadaan kegawatdaruratan
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada
ibu hamil dengan resiko tinggi
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g) Membuat pencatatan dan pelaporan

13
4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaniratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatdammtan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan rencana.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien g. Membuat pencatatan
dan pelaporan
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

14
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g) Membuat pencatatan dan pelaporan
6) Memberi asuhan ke bidanan pada balita dengan resiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawaldaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan
c) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g) Membuat pencatatan dan pelaporan
c. Tugas Ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan
diluar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumber-sumber
dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama
klien/keluarga

15
c) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap
d) Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup:
a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c) Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
e) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
f) Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu
dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c) Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d) Menujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
e) Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi

16
4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu
dalam nifas yang memerlukan konsultasi dan rujukan
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c) Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
e) petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
f) Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir yang memerlukan konsultasi serta rujukan
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c) Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
e) petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
f) Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi
6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:
a) Mengkaji adanya penyulit dan kegawat daruratan pada balita yang
memerlukan konsultasi serta rujukan
b) Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c) Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan

17
d) Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang Membuat
pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi
C. Kompetensi Bidan di Indonesia
Sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan tanggung
jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya Pengukuran
kompetensi bidan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 369/ Menkes/SK/111/2007tentang standar profesi bidan,
bahwa kompetensi bidan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut
1. Kompetensi ke 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu social, kesehatan masyarakat dan etik yang
membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi, sesuai dengan budaya
untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Kompetensi ke 2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehitupan keluarga yang sehat,
perencana kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
3. Kompetensi ke 3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,
pengobatan atau rujukan.
4. Kompetensi ke 4: bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan
yang bersih dan aman, mengenai situasi kegawat daruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
5. Kompetensi ke 5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui
yang bermutu tinggi, tanggap terhadap budaya setempat.

18
6. Kompetensi ke 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat, sampai dengan umur 1 bulan.
7. Kompetensi ke 7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bln - 5 thn).
8. Kompetensi ke 8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya
setempat.
9. Kompetensi ke 9: Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ ibu
dengan gangguan reproduksi.
Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kompetensi meliputi
aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan perilaku (attitude)
dengan pengukuran kompetensi mencakup Sembilan komptensi bidan yang
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
369/Menkes/SK/111/2007 tentang standar profesi bidan.

D. Tugas dan wewenang berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2019


Tugas dan wewenang bidan dimuat dalam undang-undang
nomor 19 tahun 2019 yang berbunyi:
Pasal 46
(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
e. wewenang; dan/ atau
f. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

19
(2) Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan secara bersama atau sendiri.
(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Dilaksanakan secara bertanggungjawab dan akuntabel.
Pasal 47
(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat
berperan sebagai:
a. pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. Pendidik, pembimbing, dam fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan
pemberdayaan perempuan; dan/ atau
f. peneliti.
(2) Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 48
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya.
Paragraf 1 Pelayanan Kesehatan Ibn

Pasal 49
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(1) huruf a, Bidan berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil;

20
b. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
c. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan
menolong persalinan normal;
d. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
e. melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu
hamil, bersalin, nifas, dan rujukan; dan
f. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada
masa kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan, masa
nifas, serta asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan dengan
rujukan.
Paragraf 2 Pelayanan Kesehatan Anak
Pasal 50
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b,
Bidan berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi,
balita, dan anak prasekolah;
b. memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah
Pusat;
c. melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita,
dan anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit,
gangguan tumbuh kembang, dan rujukan; dan
d. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada
bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan.
Paragraf 3
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga
Berencana
Pasal 51

21
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang
melakukan komunikasi, informasi, edukasi, konseling, dan
memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 52
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 5 l diatur
dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 4 Pelimpahan Wewenang
Pasal 53
Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. pelimpahan secara mandat; dan
b. pelimpahan secara delegatif.
Pasal 54
(1)
Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 huruf a diberikan oleh dokter kepada Bidan
sesuai kompetensinya.
(2)
Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis.
(3)
Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan tanggung jawab berada pada pemberi
pelimpahan wewenang.
Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang sebagaimana

22
dimaksud pada ayat (1) harus melakukan pengawasan dan
evaluasi secara berkala.
Pasa155
(1) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 53 huruf b diberikan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah kepada Bidan.
(2) Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah dalam rangka:
a. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu;
atau
b. program pemerintah.
(3) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat {1)
diberikan dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.

Pasal 56
(1)
Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf e
merupakan penugasan pemerintah yang dilaksanakan pada
keadaan tidak adanya tenaga med is dan/atau tenaga
kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas.
(1) Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/ atau tenaga kesehatan
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
(2)
Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bidan
yang telah mengikuti pelatihan dengan memperhatikan
Kompetensi Bidan.

23
Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat {3) dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
(5) Dalam rrienyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah
dapat melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/ atau organisasi
profesi terkait yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah
terakreditasi.

Pasal 57
(1) Program pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (2) huruf b merupakan penugasan Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program
pemerintah.
(2) Program pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pelaksanaan program pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Bidan yang telah mengikuti
pelatihan dengan memperhatikan Kompetensi Bidan.
(4)
Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat {3) dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
Dalam menyelenggarakan pelatihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah
dapat melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/ atau organisasi
profesi terkait yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah
terakreditasi.

24
Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan wewenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 sampai dengan Pasal 57
diatur dengan Peraturan Menteri.
Paragraf S
Keadaan Gawat Darurat
Pasal 59
(1) Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan
pertama, Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan sesuai dengan kompetensinya.
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien.
(3) Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan keadaan yang mengancam nyawa Klien.
(4) Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Bidan sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya.
(s) Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memilki peran sebagai pelaksana.
Sebagai tenaga profesinal, bidan memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan
tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.
Peningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam rangka menurunkan angka-
angka kematian ibu, angka kematian bayi meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berprilaku hidup sehat baik dalam hal memberikan
penyuluhan kepada individu, keluarga kebidanan diruang lingkup kesehatan
dan KB, serta memberikan bimbingan para mahasiswa bidan, dukun, kader
desa didalam bidang pelayanan kebidanan.
B. Saran
Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik
kebidanan secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan
pelayaran yang maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan
berisiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib
menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu penyuluhan
dan lainnya sesuai profesi kebidanan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani Dwana. 2008. Konsep Kebidanan, fitramaya. Yogyakarta Nulifahrita.


2013.Konsep Kebidanan. Jakarta Selatan. Salembamedika Karwati, dewi pujati, sri
mujiwati. Asuhan Kebidanan V (kebidanan Komunitas).cv.trans info media. jakarta
2010 Runjati. Asuhan kebidanan komunitas. EGC, jakarta 2010
UU Nomor nomor 19 tahun 2019

27

Anda mungkin juga menyukai