Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK

KONSEP MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh :

Inayah Nuur A. (P27824420162) Isna Amalia (P27824420163)

Jihan Nabila (P27824420164) Kharisma (P27824420165)

Krista Agatha (P27824420166)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah kelompok ini merupakan tugas bagi mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya yang berjudul “”. Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Astuti Setiyani, SST.,M.Kes, selaku ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes, selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. Kharisma Kusuma Ningtyas, S.SIT.,M.Kep, selaku koordinator kemahasiswaan
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

4. Seluruh pihak yang telah membantu terselesainya makalah kelompok ini.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun bahasa, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 12 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

BAB 1....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2. Tujuan..................................................................................................................................1

1.2.1. Tujuan Umum..................................................................................................................1

1.2.2. Tujuan Khusus.................................................................................................................1

1.3. Manfaat................................................................................................................................1

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk menolong
perempuan saat melahirkan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung
jawab sebagai mitra perempuan untuk memberi dukungan kepada perempuan sepanjang
siklus hidup. Bidan dapat melakukan manajemen praktik diberbagai tatanan pelayanan
mulai dari praktik mandiri, puskesmas, rumah sakit, ataupun fasilitas kesehatan lainnya.
Bidan di dalam praktiknya secara profesional, dituntut tanggung jawab manajerial
yang bermutu. Bidan dalam praktiknya yang penuh tanggung jawab itu dilakukan
menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen, yang telah diakui secara nasional
maupun internasional.
Dengan mempelajari teknik manajemen, maka bidan dapat melakukan pekerjaan yang
baik hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi
manager yang baik dalam rangka pemecahan masalah dari klien. Untuk itu bidan perlu
mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori –
teori manajemen, fungsi- fungsi manajemen, dan bahkan manajemen skill.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini agar penulis dan pembaca mengetahui tentang konsep pelayanan
manajemen kebidanan.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui manajemen pelayanan kebidanan di puskesmas.
2. Mengetahui manajemen pelayanan kebidanan di pmb.
3. Mengetahui manajemen pelayanan kebidanan di rumah sakit.
4. Memahami konsep kebidanan komunitas.

1.3. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini agar penulis dan pembaca memahami dengan benar
tentang konsep pelayanan dan macam-macam manajemen pelayanan kebidanan di
berbagai fasilitas kesehatan.

1
.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Manajemen Pelayanan Kebidanan Puskesmas


2.1.1. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Puskesmas
Standar minimal 9 (sembilan) tugas pokok dan fungsi, seorang bidan di
Puskesmas, yaitu :
a. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal Care)
b. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal
Care)
c. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neanatal)
d. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja
puskesmas.
e. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan
kebidanan.
f. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia
subur (WUS).
g. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko tinggi
(bumil risti)
h. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus
kematian ibu dan bayi.
i. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan
puskesmas.

2.1.2. Struktur Organisasi Puskesmas


1) Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban masing –
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan

2
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
b. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan
yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota).
c. Unit tata usaha
d. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan :
e. Data dan informasi
f. Perencanaan dan penilaian
g. Keuangan
h. Umum dan kepegawaian
i. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
j. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM
k. Upaya kesehatan perorangan

2) Jaringan pelayanan puskesmas :


a) Unit puskesmas pembantu
b) Unit puskesmas keliling
c) Unit bidan di Desa/Komunitas

3) Tugas Struktur Organisasi Puskesmas


a) Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas
yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
b) Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
c) Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi.
d) Unit II

3
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
e) Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja
dan manula
f) Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah
dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus
lainnya.
g) Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat
dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
h) Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
i) Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

4) Tata Kerja Puskesmas


Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:
a) Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan medic
b) Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun Puskesmas dalam
bidang pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan.

2.1.3. Fasilitas dan Layanan di Puskesmas


Terlepas dari statusnya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas
tetap memiliki fasilitas yang bisa diandalkan untuk melayani pasien. Fasilitas
kesehatan dan pelayanan yang bisa Anda dapatkan di puskesmas terdiri atas
rawat jalan dan rawat inap.
Pelayanan kesehatan di puskesmas memang tidak selengkap di rumah sakit
besar, namun pasien masih bisa mendapatkan perawatan yang memadai, seperti:
a) Rawat jalan tingkat pertama
Memberikan pelayanan pencegahan penyakit, konsultasi, dan saran
pengobatan pada pasien yang tidak membutuhkan rawat inap.
b) Rawat inap tingkat pertama

4
Penanganan rawat jalan yang disertai tambahan fasilitas rawat inap sesuai
indikasi medis.
c) Pelayanan skrining kesehatan
Layanan yang diberikan untuk pasien dengan risiko penyakit kronis, seperti
diabetes tipe 2, hipertensi, dan kanker serviks.\
d) Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pemeriksaan kondisi ibu hamil, membantu persalinan, perawatan pada masa
nifas, menyusui, program keluarga berencana, serta imunisasi dasar bagi bayi
dan anak. Khusus dalam membantu persalinan normal, puskesmas juga dapat
menyediakan layanan rawat inap.
e) Layanan Kesehatan Pengguna BPJS di Puskesmas
Sejak tahun 2014, pemerintah Indonesia telah menetapkan sistem jaminan
kesehatan berskala nasional yang dinamakan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Dengan menjadi peserta BPJS dan membayar iuran sesuai
kewajiban, peserta berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan haknya.Keuntungan sebagai anggota BPJS adalah mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan keringanan biaya atau bahkan tanpa dipungut
biaya sama sekali.
2.1.4. Tata Laksana Pelayanan Kebidanan di Puskesmas
a) Sasaran
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak adalah :
- Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui).
- Anak (bayi, balita dan anak prasekolah).
- Remaja dan WUS
- PUS.
b) Ruang Lingkup
Pelayanan KIA dalam gedung :
- Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
- Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
- Pelayanan KB
- Pelayanan kesehatan reproduksi.

Pelayanan KIA luar gedung :

5
- Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja, PUS,
WUS, anak prasekolah).
- Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan
neonatal, kunjungan kasus resti ).
c) Penempelan stiker P4K.
d) Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
e) Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f) Kerjasama lintas program dan lintas sektor.

2.1.5. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Kegiatan KIA meliputi:
a. Kelas Ibu Hamil
b. Kemitraan dukun bayi
c. Pemantauan SDIDTK di TK/PAUD
d. Identifikasi anak berkebutuhan khusus
e. P4K
f. SDIDTK di Posyandu
g. Penjaringan Resti Bumil
h. Kunjungan Neonatus

2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan di BPS


2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan di Rumah Sakit
2.4 Kebidanan Komunitas
2.4.1 Definisi Kebidanan Komunitas
Kebidanan komunitas merupakan suatu pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspek-aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart sekitar). Bidan berperan
dalam pemberi pelayanan, komunikator, pengambil keputusan, juga sebagai pemimpin
komunitas dalam menggerakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan terutama
kesehatan perempuan, bayi, dan balita di wilayah kerjanya, sehingga masyarakat dapat
mengatasi secara mandiri mengenai masalah dan kebutuhannya. Maka dari itu bidan
membutuhkan bekal strategi strategi dalam mengatasi tantangan atau kendala seperti; kendala

6
sosial budaya contohnya ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang merugikan Ekonomi,
seperti kemiskinan. Kendala politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial. Kendala
fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan dan kendala lingkungan,
seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah yang terisolir), kumuh, padat, dll.
2.4.2 Tujuan Kebidanan Komunitas

Terdapat tujuan umum dan tujuan khusus kebidanan komunitas

A. Tujuan umum
1) Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat mampu
mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya secara
mandiri.
B. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal.
4) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.

2.4.3 Prinsip Pelayanan Asuhan Kebidanan Komunitas

Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas yaitu sebagai berikut :

1) Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat,


sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di
komunitas.
2) Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
3) Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga
(KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area
7
yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah jumlah perempuan usia
subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan perumahan/ perkantoran.
4) Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil kerjasama
dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan,
perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
5) Sitem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem
pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.

2.4.4 Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas

Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas yaitu sebagai berikut :

1) Peningkatan kesehatan (promotif)


Pada setiap memberikan asuhan bidan lebih mengutamakan langkah promotif seperti
ibu hamil disarankan memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan serta bayi
dan balita dilakukan posyandu untuk memantau tumbuh kembangnya.
2) Pencegahan (Preventif)
Contoh kegiatan preventif yang dapat dilakukan bidan yaitu seperti imunisasi pada
bayi dan balita
3) Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan
Pada saat menangani kasus kegawatdaruratan bidan membutuhkan ketrampilan dalam
deteksi dini komplikasi sehingga tidak ada keterlambatan dalam proses rujukan.
4) Meminimalkan kesakitan dan kecacatan
Bidan melakukan pendekatan fisiologis saat memberikan asuhan guna meminimalisir
interensi yang berlebihan sesuai dengan kondisi klien.
5) Pemulihan kesehatan (rehabilitasi)
Bidan melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain untuk mengobservasi
kemajuan kesehatan pada klien pada masa pemulihannya.
6) Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok
masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan
keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi bahwa stigma masyarakat perlu
dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user (IDU).

8
Dalam praktik kebidanan komunitas membutuhkan pendekatan pemecah masalah atau yang
biasa disebut manajemen kebidanan. Langkah atau proses manajemen kebidanan diantaranya
yaitu :

1) Mengumpulkan secara sistematis dan mengupdate secara lengkap data yang relevan
untuk pengkajian yang komprehensif keadaan kesehatan setiap klien termasuk riwayat
kesehatan dan pemeriksaaan fisik yang teliti.
2) Mengidentifikasi dan menetapkan diagnosa berdasarkan interpretasi data dasar.
Setelah ditetapkan diagnosa maka selanjutnya bidan harus menentukan rencana untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yang ditemuka.
3) Mengidentifikasi kebutuhan asuhan/masalah klien.
4) Memberikan informasi dan dukungan pada klien agar mampu mengambil keputusan
untuk kesehatannya. Bidan melakukan pendidikan kesehatan terkait dengan kondisi
kesehatan yang ditemukan dengan harapan klien dapat mengikuti anjuran dari bidan
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
5) Mengembangkan rencana asuhan bersama klien. Setiap rencana yang akan dilakukan
sebaiknya melibatkan klien agar klien merasa apa yang diberikan merupakan
kebutuhanya.

Strategi intervensi kebidanan komunitas yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan, dan
kerjasama (kemitraan). Maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat diantaranya seperti :

1) Mengorganisir masyarakat.
Yaitu dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kunjungan atau tatap
muka untuk menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan kegiatan asuhan komunitas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2) Mengajar masyarakat seperti perilaku hidup sehat.
Bidan berperan sebagai pendidik dapat melakukan tindakan preventif dan promotif,
salah satunya seperti menginformasikan perilaku hidup sehat pada individu maupun
kelompok atau memberikan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan sebelum
makan.
3) Membentuk jaringan kerja.

9
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas antara lain Puskesmas, Polindes,
Posyandu, BPM, dasawisma, kunjungan rumah pasien (Syahlan, 1996). Di
masyarakat banyak tenaga kesehatan maupun non kesehatan, seperti PKK, kelompok
ibu-ibu pengajian, dukun beranak, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja
sosial, dll.
4) Memberdayakan pihak lain
Pemberdayaan pihak lain adalah pemanfaatan fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat untuk diberdayakan, seperti potensi sumber daya alam, potensi desa, dan
sumber daya manusia atau kader kesehatan. Contohnya adalah bila di suatu desa
ditemukan lahan industri maka pabrik atau instansi terkait terlibat untuk memberikan
fasilitas kesehatan yang sifatnya umum yaitu didirikan tempat Mandi Cuci Kakus
(MCK) bagi warga yang tidak memiliki sumber air bersih dan pembuangan hajat di
rumahnya
5) Membicarakan masalah secara terbuka
Melakukan dialog terbuka atau pertemuan secara formal kepada tokoh masyarakat
untuk menyampikan hasil pendataan tentang status kesehatan berdasarkan data primer
atau data seukunder. Hal ini bertujuan agar masyarakat dan tokoh terkait mau tahu
dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.

2.4.5 Tugas Bidan di Komunitas Sesuai dengan Kewenangannya

bidan dapat melaksanakan kegiatan praktik mandiri. Peran bidan sebagai


pengelola kegiatan kebidanan di unit kesehatan ibu dan anak, puskesmas, polindes,
posyandu, klinik, dan praktik bidan perorangan. Bidan di komunitas harus mengenal
kondisi kesehaan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan
komunitas dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu sendiri
maupun ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Bidan harus tetap tanggap terhadap perubahan tersebut.
Keterampilan tambahan yang harus dimiliki oleh bidan di komunitas adalah:

1) Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.


2) Melaksanakan pelatihan dan pembinaan pada kader kesehatan.
3) Melakukan pendekatan kemitraan kepada dukun bayi.
4) Mengelola dan memberikan obat-obatan seseuai dengan kewenangannya. e.
Menggunakan teknologi tepat guna.

10
11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai


metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-
temuan, ketrampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Menurut Departemen
Kesehatan RI, Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan pemecahan masalah ibu dan
anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Bidan dalam melaksanakan praktik secara professional
harus memiliki tanggung jawab manajerial yang bermutu, menggunakan teknik-teknik
manajemen yang adekuat yaitu menggunkanan teori-teori prinsip manajemen pelayanan
kebidanan yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Dengan mempelajari
teknik manajemen, maka bidan dapat melakukan pekerjaan yang baik hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik
dalam rangka pemecahan masalah dari klien. Untuk melasanakan asuhan kebidanan yang
merupakan bagian dari pelayanan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia sejahtera, maka memerlukan metode
pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Langkah langkah manajemen kebidanan
yaitu langkah I : pengumpulan data dasar, langkah II : interpretasi data dasar, langkah III:
mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial, langkah IV: mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan/dokter, langkah V : merencanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah sebelumnya, langkah VI : rencana asuhan menyeluruh, langkah VII :
evaluasi keefetifan asuhan.

3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa kesehatan terutama


kebidanan dapat menambah pengetahuan serta ketrampilan dalam manajemen
pelayanan kebidanan sehingga dapat dan mampu memberikan asuhan kebidanan
secara optimal, profesional, dan bertanggung jawab terhadap manajerial yang
bermutu. Sehingga, dapat melakukan pekerjaan yang baik dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya dan menjadi manager yang baik dalam rangka
pemecahan masalah dari klien. Dengan mempelajari tentang manajemen pelayanan
kebidanan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam melakukan

12
manajemen praktik diberbagai tatanan pelayanan mulai dari praktik mandiri,
puskesmas, rumah sakit, ataupun fasilitas kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Putut Hargiyarto, Slamet, and dkk. BUKU AJAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3). Yogyakarta: TIM K3 UNY, 2014.

K. Ima Ismara, M.Pd. M.Kes. (In). 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Fauzun atabiq. 2021. K3 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. CV Media Sains Indonesia.

Dwiwahyuni, Elly (2018) ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS. BPPSDM Kemenkes RI


Arlenty Ety, Zainal Erli (2021) MODUL MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN.
Bengkulu : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

13
SOAL SOAL

KONSEP MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

(20 SOAL)

Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas

Kasus untuk Soal nomor 1-4

Bidan Arsi merupakan salah satu bidan di Puskesmas Maju Jaya, bidan Arsi terpilih
sebagai bidan koordinator di Poli KIA. Dalam melakukan pelayanan bidan Arsi
bertanggung jawab melaksanaksn manajemen pelayanan kebidanan di Poli KIA sesuai
dengan ruang lingkup pelayanan kebidanan serta tugas dan fungsi pokok bidan di
Puskesmas.

1. Sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Arsi memiliki standar minimal sembilan tugas
pokok dan fungsi seorang bidan, salah satunya yaitu…

a. Mengupayakan pelayanan terhadap balita

b. Melasanakan pelayanan KB kepada WUS

c. Melakuksanakan asuhan kepada ibu pasca persalinan

d. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu menyusui

e. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan dan kebersihan

2. Dalam melakukan pelayanan di Poli KIA, Bidan Arsi bertugas melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi. hal ini merupakan tugas
struktur organisasi di Puskesmas yaitu...

a. Unit I

b. Unit II

c. Unit III

d. Unit IV

e. Unit V

14
3. Dalam melaksanakan tugasnya di Poli KIA Puskesmas Maju Jaya, Bidan Arsi melakukan
melakukan pelayanan KIA dalam gedung dan luar gedung. Yang termasuk Pelayanan KIA
luar gedung yaitu

a. Pelayanan KB

b. Pelayanan MTBM

c. Pelayanan MTBS

d. Pelayanan Kesehatan Reproduksi

e. Pelayanan Kunjungan Rumah

4. Sebagai seorang bidan di Puskesmas Maju Jaya, bidan Arsi melakukan pelayanan
kesehatan sesuai dengan tatalaksana pelayanan kebidanan di Puskesmas, salah satunya
yaitu...

a. Kelas Catin

b. Pelayanan Rujukan

c. Skrining kesehatan

d. Penempelan stiker P4K

e.Edukasi Kesehatan Reproduksi

15

Anda mungkin juga menyukai