Disusun Oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah kelompok ini merupakan tugas bagi mahasiswa Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya yang berjudul “”. Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Astuti Setiyani, SST.,M.Kes, selaku ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes, selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
3. Kharisma Kusuma Ningtyas, S.SIT.,M.Kep, selaku koordinator kemahasiswaan
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun bahasa, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.2. Tujuan..................................................................................................................................1
1.3. Manfaat................................................................................................................................1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini agar penulis dan pembaca mengetahui tentang konsep pelayanan
manajemen kebidanan.
1.3. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini agar penulis dan pembaca memahami dengan benar
tentang konsep pelayanan dan macam-macam manajemen pelayanan kebidanan di
berbagai fasilitas kesehatan.
1
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
b. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan
yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota).
c. Unit tata usaha
d. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan :
e. Data dan informasi
f. Perencanaan dan penilaian
g. Keuangan
h. Umum dan kepegawaian
i. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
j. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM
k. Upaya kesehatan perorangan
3
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
e) Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja
dan manula
f) Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah
dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus
lainnya.
g) Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat
dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.
h) Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
i) Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
4
Penanganan rawat jalan yang disertai tambahan fasilitas rawat inap sesuai
indikasi medis.
c) Pelayanan skrining kesehatan
Layanan yang diberikan untuk pasien dengan risiko penyakit kronis, seperti
diabetes tipe 2, hipertensi, dan kanker serviks.\
d) Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pemeriksaan kondisi ibu hamil, membantu persalinan, perawatan pada masa
nifas, menyusui, program keluarga berencana, serta imunisasi dasar bagi bayi
dan anak. Khusus dalam membantu persalinan normal, puskesmas juga dapat
menyediakan layanan rawat inap.
e) Layanan Kesehatan Pengguna BPJS di Puskesmas
Sejak tahun 2014, pemerintah Indonesia telah menetapkan sistem jaminan
kesehatan berskala nasional yang dinamakan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Dengan menjadi peserta BPJS dan membayar iuran sesuai
kewajiban, peserta berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan haknya.Keuntungan sebagai anggota BPJS adalah mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan keringanan biaya atau bahkan tanpa dipungut
biaya sama sekali.
2.1.4. Tata Laksana Pelayanan Kebidanan di Puskesmas
a) Sasaran
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak adalah :
- Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui).
- Anak (bayi, balita dan anak prasekolah).
- Remaja dan WUS
- PUS.
b) Ruang Lingkup
Pelayanan KIA dalam gedung :
- Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
- Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
- Pelayanan KB
- Pelayanan kesehatan reproduksi.
5
- Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja, PUS,
WUS, anak prasekolah).
- Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan
neonatal, kunjungan kasus resti ).
c) Penempelan stiker P4K.
d) Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
e) Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f) Kerjasama lintas program dan lintas sektor.
2.1.5. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Kegiatan KIA meliputi:
a. Kelas Ibu Hamil
b. Kemitraan dukun bayi
c. Pemantauan SDIDTK di TK/PAUD
d. Identifikasi anak berkebutuhan khusus
e. P4K
f. SDIDTK di Posyandu
g. Penjaringan Resti Bumil
h. Kunjungan Neonatus
6
sosial budaya contohnya ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang merugikan Ekonomi,
seperti kemiskinan. Kendala politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial. Kendala
fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan dan kendala lingkungan,
seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah yang terisolir), kumuh, padat, dll.
2.4.2 Tujuan Kebidanan Komunitas
A. Tujuan umum
1) Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat mampu
mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya secara
mandiri.
B. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal.
4) Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
8
Dalam praktik kebidanan komunitas membutuhkan pendekatan pemecah masalah atau yang
biasa disebut manajemen kebidanan. Langkah atau proses manajemen kebidanan diantaranya
yaitu :
1) Mengumpulkan secara sistematis dan mengupdate secara lengkap data yang relevan
untuk pengkajian yang komprehensif keadaan kesehatan setiap klien termasuk riwayat
kesehatan dan pemeriksaaan fisik yang teliti.
2) Mengidentifikasi dan menetapkan diagnosa berdasarkan interpretasi data dasar.
Setelah ditetapkan diagnosa maka selanjutnya bidan harus menentukan rencana untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yang ditemuka.
3) Mengidentifikasi kebutuhan asuhan/masalah klien.
4) Memberikan informasi dan dukungan pada klien agar mampu mengambil keputusan
untuk kesehatannya. Bidan melakukan pendidikan kesehatan terkait dengan kondisi
kesehatan yang ditemukan dengan harapan klien dapat mengikuti anjuran dari bidan
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
5) Mengembangkan rencana asuhan bersama klien. Setiap rencana yang akan dilakukan
sebaiknya melibatkan klien agar klien merasa apa yang diberikan merupakan
kebutuhanya.
Strategi intervensi kebidanan komunitas yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan, dan
kerjasama (kemitraan). Maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat diantaranya seperti :
1) Mengorganisir masyarakat.
Yaitu dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kunjungan atau tatap
muka untuk menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan kegiatan asuhan komunitas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2) Mengajar masyarakat seperti perilaku hidup sehat.
Bidan berperan sebagai pendidik dapat melakukan tindakan preventif dan promotif,
salah satunya seperti menginformasikan perilaku hidup sehat pada individu maupun
kelompok atau memberikan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan sebelum
makan.
3) Membentuk jaringan kerja.
9
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas antara lain Puskesmas, Polindes,
Posyandu, BPM, dasawisma, kunjungan rumah pasien (Syahlan, 1996). Di
masyarakat banyak tenaga kesehatan maupun non kesehatan, seperti PKK, kelompok
ibu-ibu pengajian, dukun beranak, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja
sosial, dll.
4) Memberdayakan pihak lain
Pemberdayaan pihak lain adalah pemanfaatan fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat untuk diberdayakan, seperti potensi sumber daya alam, potensi desa, dan
sumber daya manusia atau kader kesehatan. Contohnya adalah bila di suatu desa
ditemukan lahan industri maka pabrik atau instansi terkait terlibat untuk memberikan
fasilitas kesehatan yang sifatnya umum yaitu didirikan tempat Mandi Cuci Kakus
(MCK) bagi warga yang tidak memiliki sumber air bersih dan pembuangan hajat di
rumahnya
5) Membicarakan masalah secara terbuka
Melakukan dialog terbuka atau pertemuan secara formal kepada tokoh masyarakat
untuk menyampikan hasil pendataan tentang status kesehatan berdasarkan data primer
atau data seukunder. Hal ini bertujuan agar masyarakat dan tokoh terkait mau tahu
dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
manajemen praktik diberbagai tatanan pelayanan mulai dari praktik mandiri,
puskesmas, rumah sakit, ataupun fasilitas kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Putut Hargiyarto, Slamet, and dkk. BUKU AJAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3). Yogyakarta: TIM K3 UNY, 2014.
K. Ima Ismara, M.Pd. M.Kes. (In). 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Fauzun atabiq. 2021. K3 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. CV Media Sains Indonesia.
13
SOAL SOAL
(20 SOAL)
Bidan Arsi merupakan salah satu bidan di Puskesmas Maju Jaya, bidan Arsi terpilih
sebagai bidan koordinator di Poli KIA. Dalam melakukan pelayanan bidan Arsi
bertanggung jawab melaksanaksn manajemen pelayanan kebidanan di Poli KIA sesuai
dengan ruang lingkup pelayanan kebidanan serta tugas dan fungsi pokok bidan di
Puskesmas.
1. Sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas, Bidan Arsi memiliki standar minimal sembilan tugas
pokok dan fungsi seorang bidan, salah satunya yaitu…
2. Dalam melakukan pelayanan di Poli KIA, Bidan Arsi bertugas melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi. hal ini merupakan tugas
struktur organisasi di Puskesmas yaitu...
a. Unit I
b. Unit II
c. Unit III
d. Unit IV
e. Unit V
14
3. Dalam melaksanakan tugasnya di Poli KIA Puskesmas Maju Jaya, Bidan Arsi melakukan
melakukan pelayanan KIA dalam gedung dan luar gedung. Yang termasuk Pelayanan KIA
luar gedung yaitu
a. Pelayanan KB
b. Pelayanan MTBM
c. Pelayanan MTBS
4. Sebagai seorang bidan di Puskesmas Maju Jaya, bidan Arsi melakukan pelayanan
kesehatan sesuai dengan tatalaksana pelayanan kebidanan di Puskesmas, salah satunya
yaitu...
a. Kelas Catin
b. Pelayanan Rujukan
c. Skrining kesehatan
15