Dosen Pengampu :
Aryani Widayati,S.SiT.M.PH
Disusun Oleh :
Nama : Andrisa Lintang Nur Agastha
NIM : P07125119019
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kepuskesmasan Rawat Inap dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu dosen pada
mata kuliah Penatalaksanaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Rawat Inap. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kepuskesmasan rawat inap dan fasilitas
pelayanan kesehatan rawat inap bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aryani Widayati,S.SiT.M.PH, selaku dosen mata
kuliah Penatalaksanaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Rawat Inap yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………................................30
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu trend sektor kesehatan, terkait keberadaan Puskesmas ini, adalah suatu insitusi
yang mampu segera mengadakan rencana, operasional, tindakan baik lapangan maupun
perawatan serta pengembangan secara cepat adalah Puskesmas dengan rawat inap.
Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas yang diberi
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa
tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara. Sesuai Standard Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2003), pengertian rawat inap, merupakan
pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,
keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan
rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang
oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk lebih memahami dan
mengetahui lebih banyak hal mengenai puskesmas rawat inap/ fasilitas pelayanan
kesehatan rawat inap.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
2
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi Puskesmas Rawat Inap sebagai tempat rujukan pertama bagi kasus
tertentu yang perlu dirujuk, mempunyai beberapa fungsi pokok, antara lain :
b. Fungsi yang berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien
sakit, instalasi oba, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang lebih
berorientasi pada kegiatan yang bersifat kuratif.
Ketentuan umum:
3. Berlokasi pada daerah strategis dan mudah dijangkau dari Puskesmas non
rawat inap dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
4
4. Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasus-kasus yang lama
rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5 hari
harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana.
5. Harus dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung pelayanan rawat inap,
sesuai dengan ketentuan.
6. Memiliki jumlah tempat tidur paling banyak 10 (sepuluh) tempat tidur, dan
memberikan pelayanan rawat inap 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam satu
minggu untuk pelayanan rawat inapnya.
Standar diatas merupakan syarat minimal, karena untuk menuju peningkatan kualitas
pelayanan, diperlukan inovasi seorang kepala Puskesmas, baik terkait obat-obatan,
penunjang medis, protap perawatan medis dengan referensi yang uptodate, juga
adanya medical review secara berkala maupun pengembangan kegiatan non medis
dan lainnya.
Cakupan rawat inap sesuai Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2003), cakupan rawat inap merupakan cakupan
kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di
5
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah kunjungan rawat inap baru
adalah jumlah kunjungan rawat inap baru yang mendapatkan pelayanan kesehatan di
Poli Umum, baik dalam dan luar gedung di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dan penyebut adalah jumlah penduduk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama. Sementara untuk mencapai tujuan cakupan layanan, beberapa
langkah kegiatan yang dilakukan antara lain :
d. Penyuluhan
4. Regulasi Pemerintah
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
6
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
6.Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
7
11.Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi
untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen
Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.
Pasal 2
BAB II
Pasal 3
a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. pemerataan;
(2) Berdasarkanprinsip paradigma sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
8
upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
(5) Berdasarkan prinsip pemerataan sebagaimana pada ayat (1) huruf d, Puskesmas
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
(6) Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
Pasal 4
Pasal 5
9
Pasal 6
Pasal 7
10
c. menyelenggarakanPelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat;
Pasal 8
BAB III
PERSYARATAN
Pasal 9
(2) Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)kecamatandapat didirikan lebih dari 1 (satu)
Puskesmas.
11
(3) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
Pasal 10
a.geografis;
c.kontur tanah;
d.fasilitas parkir;
e.fasilitas keamanan;
h.kondisi lainnya.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 11
12
memberipelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-
anak dan lanjut usia.
Pasal 12
(2)Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan.
Pasal 13
(1)Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:
b.sistem pencahayaan;
c.sistem sanitasi;
d.sistem kelistrikan;
e.sistem komunikasi;
l.kendaraan ambulans.
13
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 14
Pasal 15
c.diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
Pasal 16
(1) Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan.
(2) Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu
kerja.
(3)Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
terdiri atas:
14
b.dokter gigi;
c.perawat;
d.bidan;
(4)Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat
mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan
kegiatan operasional lain di Puskesmas.
(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal Tenaga Kesehatan dan
tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 17
(2)Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18
16
Pasal 19
BAB IV
KATEGORI PUSKESMAS
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
a.aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan dan jasa;
b.memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km,
memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km,bioskop,atau hotel;
c.lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
16
d.terdapat akses jalan raya dan transportasi menujufasilitas perkotaan sebagaimana
dimaksud pada huruf b.
Pasal 23
a.aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektoragraris;
b.memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidakmemilikifasilitas
berupa bioskop atau hotel;
c.rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen;
dand.terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana dimaksud
pada huruf b.
17
b.pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh masyarakat;
17
c.optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmasdan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan;dan
Pasal 24
a.berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau, atau pesisir;
18
Pasal 25
(2)Puskesmas non rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan
persalinan normal.
(3)Puskesmas rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
Puskesmas yang diberi tambahan sumberdaya untuk meenyelenggarakan pelayanan
rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
BAB V
Pasal 26
(2)Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
(3)Izin berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.
19
Pasal 27
(1)Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan permohonan tertulis kepada
Bupati/Walikota melalui satuan kerja pada pemerintahdaerah kabupaten/kota yang
menyelenggarakan perizinan terpadudengan melampirkan dokumen:
(3)Dalam hal berkas permohonan belum lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pemohon harus mengajukan permohonan ulang kepada pemberi izin.
(4)Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah bukti penerimaan berkas
diterbitkan, pemberi izin harus menetapkan untuk memberikan atau menolak
permohonan izin.
(5)Dalam hal terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pemberi izin dapat memperpanjang jangka
20
waktu pemrosesan izin paling lama 14 (empat belas) hari kerja dengan
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pemohon.
20
6)Penetapan pemberian atau penolakanpermohonan izin dilakukan setelah pemberi
izin melakukan penilaian dokumen dan peninjauan lapangan.
(7)Dalam hal permohonan izin ditolak, pemberi izin harus memberikan alasan
penolakan yang disampaikan secara tertulis kepada pemohon.
(8)Apabila pemberi izin tidak menerbitkan izin atau tidak menolak permohonan
hingga berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4),
permohonan izin dianggap diterima.
Pasal 28
(2)Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri setelah memperoleh rekomendasi dari
Dinas Kesehatan Provinsi.
(3)Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam jangka waktu
paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin Puskesmas ditetapkan.
Pasal 29
21
Pasal 30
b.profil Puskesmas;
Pasal 31
(2)Dalam hal Puskesmas dijadikan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah Daerah wajib mendirikan Puskesmas baru sebagai pengganti di
wilayah tersebut.
(3)Pendirian Puskesmas baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai
denganketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
BAB VI
PENYELENGGARAAN
Pasal 32
22
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Upaya Kesehatan
Pasal 35
Pasal 36
(3)Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
23
(5)Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dapat dilakukan oleh
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 37
a.rawat jalan;
Pasal 38
a.manajemen Puskesmas;
b.pelayanan kefarmasian;
24
Bagian Ketiga
Akreditasi
Pasal 39
(4)Dalam hal lembaga Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
terbentuk, pelaksanaan akreditasi Puskesmas dilaksanakan oleh komisi akreditasi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 40
(2)Jaringan pelayanan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa.
25
(5)Puskesmas keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan pelayanan
kesehatan yang sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh
pelayanan dalam gedungPuskesmas.
(6)Bidan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bidan yang
ditempatkan dan bertempat tinggal pada satudesa dalam wilayah kerja Puskesmas.
Pasal 41
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 42
26
26
BAB VIII
Pasal 43
Pasal 44
BAB IX
Pasal 45
27
(1)Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota serta fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan milik
Pemerintah dan
27
Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
(3)Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
(4)Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dalam bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 46
b.Puskesmas yang telah ada harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini
paling lambat3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
28
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 47
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 48
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
30
DAFTAR PUSTAKA
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2075%20ttg
%20Puskesmas.pdf
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2075%20ttg
%20Puskesmas.pdf
http://repository.unika.ac.id/16322/5/13.20.0004%20Hilarius%20Kunto
%20%285.46%25%29.BAB%20IV.pdf
31