Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENERIMAAN PASIEN BARU DARI POLIKLINIK

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PBL Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing : Arni Wi, S.Kep.,Ners.,M.Kep

DISUSUN OLEH :

Yudhi Rhamanda, S. Kep


Yuliawati, S. Kep
Zukhrufiana Dwi Insani Waluyo, S. Kep
Deah Natasha Farihanum, S. Kep
Hazmi Saepull Kiromi, S. Kep
Euis Nuryati, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes YPIB MAJALENGKA

Jl. Gerakan koperasi nomer 003 Tlp./Fax (02330) 284098 Majalengka 45411

Tahun Akademik 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul PENERIMAAN PASIEN BARU DARI POLIKLINIK
. Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Majalengka, 23 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penerimaan Pasien Baru.............................................3
2.2 Tujuan Penerimaan Pasien Baru...................................................3
2.3 Persiapan Penerimaan Pasien Baru ..............................................3
2.4 Tahapan Penerimaan Pasien Baru................................................4
2.5 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan..............................................4
2.6 Peran Perwat Dalam Penerimaan Pasien Baru.............................5
2.7 Pemeriksaan tanda vital/ signs vital..............................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ......................................................................................9
3.2 Saran ............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa
datang untuk memperoleh upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Upaya inilah yang merupakan fungsi utama suatu rumah sakit pada umumnya.
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan
subspesialistik, dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) bagi pasien
(Depkes RI, 1989). Sesuai dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan
sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya dengan lebih berdaya guna (efisien) dan berdaya guna (efektif).
Rumah sakit di masa depan sudah harus mempersiapkan sejak sekarang dengan
mengikuti paradigma baru di mana orang memandang rumah sakit sebagai center of
excellence atau pusat keunggulan, oleh karena itu rumah sakit tidak boleh menyajikan
pelayanan dengan tingkat kualitas yang tidak professional dan tidak bermutu, mengingat
kesadaran masyarakat akan perlunya pelayanan kesehatan yang memuaskan akan terus
meningkat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan satu di antara kebutuhan dasar yang
diperlukan semua orang. Hal ini sudah disadari sejak dulu sehingga setiap kebijakan
pemerintah di bidang pembangunan kesehatan selalu ditujukan untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui
akreditasi atau spesifikasi institusi penyedia pelayanan kesehatan. Standarisasi mutu
pelayanan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan terhadap pelayanan yang berkualitas.
Standarisasi dapat dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan rumah sakit rumah
bersalin, puskesmas dengan membuat standar kerja, standar praktik atau standar evaluasi
untuk menjaga mutu atau kualitas pelayanan.
Pada pelayanan rawat jalan salah satu prosedur yang harus berjalan dengan baik adalah

4
pelayanan terhadap pasien dengan alur sebagai berikut :
1. Pasien mendaftar di loket rawat jalan
Pada saat pasien akan melakukan kegiatan rawat jalan terlebih dulu yang harus di
lakukan oleh pasien adalah mendaftarkan diri ke loket pendaftaran. Hal ini di
tujukan agar pasien terdaftar dalam buku register dan agar pasien mendapatkan
hal-hal yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Pasien menunggu panggilan poliklinik yang dituju
Disaat pasien menunggu panggilan untuk menerima pelayanan kesehatan di poli yang
ditujunya, ada hal yang dilakukan oleh petugas rekam medis yaitu mendistribusikan rekam
medis yang sudah di isi pada saat pendaftaran tadi ke poli-poli yang dituju oleh pasien
yang sudah terdaftar, agar rekam medis tersebut dapat di isi oleh dokter atau perawat.
3. Pasien menuju ruang periksa rawat jalan
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung menuju
tempat pemeriksaan dokter (poli umum atau poli kesehatan anak) sesuai dengan keluhan
yang dialaminya. Pada prosedur ini pasien mulai mendapatkan pelayanan berupa
pelayanan medis, sesuai dengan poli yang di tujunya dan tentu saja di tangani juga oleh
ahlinya.
4. Pasien perlu pelayanan penunjang
Jika dokter merasa perlu pasien menerima tindakan lanjutan maka pasien di haruskan
untuk mengikuti tindakan lanjutannya. Di mana dalam hal ini pasien menerima
pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis medis termasuk tindakan One Day Care
(ODC). Pelayanan Rawat Singkat/One Day Care (ODC) adalah unit pelayanan
kesehatan yang diperuntukkan bagi penderita yang berdasarkan pemeriksaan
medis oleh dokter, memerlukan observasi guna penentuan diagnosa lebih lanjut
atau memantau respon terhadap terapi sementara yang diberikan atau guna
observasi atas pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiology, dan lain-
lain yang sedang dilakukan.

Pasien yang masuk ke Rumah Sakit yang membutuhkan keperawatan karena membutuhkan
pematauan dan pengawasan yang lebih lanjut dan karena memilki defisit personal higiene dan
gangguan lainnya. Dan pasien juga membutuhkan dukungan mental berupa konseling ,

5
healthty education. Di sini perawat di beri kepercayaan untuk merawat pasien dalam waktu 24
jam sebagai perawt yang profesional mampu memahami atau mempunyai kompetensi untuk
melihat kebutuhan yang di gunakan pasien selama dalam proses keperawatan. Menerima pasien
yang baru masuk Ke Ruamh Sakit   untuk dirawat sesuai protap yang berlaku dan pasien
segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan yang di lakukan. Dan
pasien sekarang dengan kemajuan IPTEK mampu melihat memperhatikan kualitas keperawatan
yang telah di beri.
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif melibatkan pasien dan keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas
pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai dengan adanya suatu upaya
perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang.
Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan sesuai standart maka besar kemungkinan akan
menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu Rumah Sakit. Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam tekanan pelayanan keperawatan adalah
dengan melakukan proses penerimaan pasien baru sesuai standart. Dengan harapan adanya
faktor kelola yang optimal sehingga mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
Pemeriksaan tanda vital/Vital Sign merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sitem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan dan
tekanan darah.
Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda
vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh; Denyut nadi
dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskuler; Frekuensi pernafasan dapat
menunjukkan fungsi pernafasan; dan Tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital
dapat terjadi bila tubuh dalam dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan
perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh

6
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari penerimaan pasien baru ?
1.2.2. Apa tujuan utama dari penerimaan pasien baru ?
1.2.3. Apa saja persiapan dalam menerima pasien baru ?
1.2.4. Apa itu pemeriksaan vita/vital signs

1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari penerimaan pasien baru.
1.3.2. Memberi informasi pada pembaca tentang penerimaan pasien baru.
1.3.3. Mengetahui apa saja yang perlu disiapkan dalam menerima pasien baru.
1.3.4. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan vita/vital signs

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru merupakan suatu tata cara ataupun pedoman dalam menerima
pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan suatu prosedur yang dilakukan oleh
perawat ketika ada pasien baru datang ke sebuah ruangan rawat inap. Penerimaan pasien baru
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan pasien dan
keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. penerimaan pasien baru
termasuk bagian utama dari proses keperawatan sebab sebelum melakukan tindakan medis
selanjutnya,perawat harus terlebih dahulu mengetahui identitas pasien yang di peroleh ketika
perawat menerima pasien baru tersebut,baik rujukan dari rumah maupun rujukan dari tempat lain
misalnya rumah sakit atau puskesmas.

2.2 Tujuan Penerimaan Pasien Baru


1. Mengetahui keadaan pasien dan keluarga
2. Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan
3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS

2.3 Persiapan Penerimaan Pasien Baru


1. Tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai
2. Fasilitas yang bersedia dalam kondisi baik
3. Meja dan kursi pasien dalam keadaan bersih
4. Lembar orientasi pasien baru dan keluarga
5. Berkas rekam medis
6. Peralatan untuk pemeriksaan

8
2.4 Tahapan Penerimaan Pasien Baru
2.4.1 Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru
1. Menyiapkan kelengkapan administrasi
2. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4. Menyiapkan buku status pasien dan fornmat pengkajian keperawatan
5. Menyiapkan inform consent sentralisasi obat
6. Menyiapkan nursing kids
7. Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung ruangan
2.4.2 Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
1. Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruanmgan atau perawat primer atau perawat
yang diberi delegasi
2. Perawat memperkenalkan diri pada klien dan keluarganya
3. Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan berangkat atau kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman
4. Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar
5. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan informasi
kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan. Perawatan (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan
jadwal visit) dan tata tertib ruangan.
6. Perawat menanyakan kembali tentang kejelas dan informasi yang telah  disampaikan
7. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
8. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantarkan ke tempat yang
telah ditetapkan.

2.5 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau perawat asosiete yang telah
diberikan wewenang atau yang telah didelegasikan
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien.
4. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik

9
2.6 Peran Perwat Dalam Penerimaan Pasien Baru
2.6.1 Kepala Ruangan
1. Menerima pasien baru
2. Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien baru
2.6.2 Perawat Primer
1. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3. Mengorientasikan pasien ke ruangan
4. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab
5. Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru kepada perawat
associate
6. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
2.6.3 Perawat Associate
Membantu perawat primer dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru, pengkajian dan
pemeriksaan fisik pada pasien baru.

2.7 Alur Pasien Masuk Rumah Sakit


IRD
Pindahan dari Ruang Lain IRJ/ Praktik swasta
DDD

Rawat inap

Kontrol/
poliklinik

Pindah ke unit yang lain Meninggal Pulang paksa Pulang


sembuh Melarikan
diri

10
2.8 Alur Penerimaan Pasien Baru
PRA
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:
Lembar serah terima pasien dari ruangan lain
(kelengkapan administrasi)
Lembar pasien masuk rumah sakit
Lembar pengkajian pasien Nursing
kit
Lembar inform consent sentralisasi obat Lembar
tata tertib pasien dan keluarga pasien
Kamar pasien (tempat tidur, kursi, meja, saran khusus
yang diperlukan seperti oksigen, suction dsb)

KARU, PP dan PA menyambut pasien baru


PELAKSANAAN

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang


kurang jelas kepada pasien

POST TERMINASI

EVALUASI

Gambar 2.8 Alur Pasien Baru (Nursalam, 2011)

11
1

2.9 Pemeriksaan tanda vital/ signs vital


Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya
perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan
metabolisme dalam tubuh; Denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada
sistem kardiovaskuler; Frekuensi pernafasan dapat menunjukkan fungsi
pernafasan; dan Tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler
yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan
tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam dalam kondisi aktivitas berat atau dalam
keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan
sistem tubuh
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan
untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan
kegiatan rutin pada klien, akan tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap
perubahan atau gangguan sistem tubuh.
Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang
lain. Tingkat kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien kritis akan
membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibanding pada
kondisi pasien yang tidak kritis, demikian sebaliknya.
Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi
pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernafasan, dan
pengukuran tekanan darah.
1. SUHU TUBUH
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan
hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan
tubuh antara lain berasal dari :
a. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
b. Olahraga
c. Shivering atau kontraksi otot skelet
d. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme
seluler )

1
2

e. Proses penyakit infeksi


f. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan
efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )
Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :
a. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa
melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang
terbuka
b. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya
melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es
c. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan
udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
d. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses
penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya
keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh
Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan.
Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui negatif
feedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu yang utama
adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi
sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar Hipotalamus
posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari
normal ( 1.4 F ).

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu antara lain :


a. Umur
Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya,
maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah
dengan cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada
orang dewasa.
UMUR SUHU ( Celcius ) SUHU (Fahrenheit )
Bayi baru lahir 36,1 – 37,7 97 – 100
2 tahun 37,2 98,9
12 tahun 37 98,6

2
3

Dewasa 36 96,8

b. Aktifitas tubuh
Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh.
Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan
sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu
berkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F ).
c. Jenis Kelamin
Wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria,
hal ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan
lemak. Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu
wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron
dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate
d. Perubahan emosi
Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh
sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.
e. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi,
konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh
f. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen
Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum
air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu
dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum
atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit
melakukan lavemen / enema.

3
4

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Penerimaan klien baru dilakukan oleh perawat ketika ada klien atau pasien
yang baru datang dari rumah sakit, baik rujukan dari rumah maupun rujukan dari
rumah sakit atau puskesmas sebelumnya yang menjadi tempat berobat. Selain itu
bahwa penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses keperawatan
sebab sebelum melakukan pemerisaat awal.Perawat terlebih dahulu mengetahui
identitas pasien yang diperoleh ketika perawat menerima pasien baru,baik rujukan
dari rumah maupun rujukan dari lembaga kesehatan sebelumnya seperti rumah
sakit atau puskesmas.
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan
untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan
kegiatan rutin pada klien, akan tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap
perubahan atau gangguan sistem tubuh.
Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang
lain. Tingkat kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien kritis akan
membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibanding pada
kondisi pasien yang tidak kritis, demikian sebaliknya.
Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi
pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernafasan, dan
pengukuran tekanan darah.

3.2 Saran
Kami selaku penulis sangat menghimbau kepada rekan – rekan sekalian,
pembaca maupun perawat agar nantinya dapat melakukan tindakan penerimaan
klien baru dapat dilakukan dengan sesuai prosedur yang benar.Namun, dalam

4
5

makalah kami tentunya masih jauh dari kesempurnaan jadi kami sangat perlu
kritikan dari dosen pembimbing maupun dari pihak yang terkait.
Dalam proses keperawatan khususnya penerimaan pasien baru sebaiknya
perawat harus melakukan pendekatan tentang pasien tersebut sehingga dalam
proses keperawatan.kita dapat memberi pelayanan yang optimal kepada pasien.

5
6

DAFTAR PUSTAKA

Perry,Potter.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta.EGC


Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem.
Alih bahasa : Dika Sukmana. Jakarta
http://akhmadchoiri.wordpress.com/2012/11/14/makalah-prosedur-penerimaan-
klien-baru/
http://praktikmanagemenkeperawatan.blogspot.com/2013/03/penerimaan-pasien-
baru.html
https://www.scribd.com/doc/240013021/Makalah-Penerimaan-Pasien-Baru-Docx
https://www.scribd.com/doc/88353870/Pemeriksaan-Vital-Sign

Anda mungkin juga menyukai