PUSKESMAS BOJA 1
Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas Makalah Kesehatan Masyarakat yang berjudul
“Makalah Sistem Informasi Kesehatan di UPTD Puskesmas Boja 1” ini dapat
kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi
tugas. Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan terimakasih yang dalam kepada
semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi
terwujudnya makalah ini.
Akhir kata kami karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meingkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berawasan kesahatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dalam melaksanakan kinerja Puskesmas menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) Wajib/ esensial dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) pengembangan, upaya kesehatan perorangan (UKP),
jejaring dan jaringan Puskesmas dan manajemen Puskesmas yang harus
menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan
rujukan.
Yang termasuk upaya kesehatan masyarakat (UKM) wajib/ esensial
adalah pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu, anak dan KB (KIA KB), pelayanan gizi, pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P), Perkesmas yang merupakan
bagian integral dari berbagai upaya pelayanan yang ada dan diharapkan
pelayanan Puskesmas bersifat menyeluruh. Sedangkan UKM
pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan oleh Puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota. Upaya kesehatan
pengembangan antara lain : upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
olahraga, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan lansia.
Yang termasuk upaya kesehatan perorangan (UKP) adalah
pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi dan mulut, pelayanan inap, unit
3
gawat darurat (UGD), kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (KIA
KB), persalinan, laboratorium, kefarmasian, dan lain sebagainya.
Upaya jejaring Puskesmas adalah Puskesling, PKD/bidan desa dan
jaringan Puskesmas adalah mengkoordinasikan BP swasta, RB swasta,
perawat praktek swasta, bidan praktek swasta, dokter praktek swasta.
Manajemen Puskesmas adalah sebuah proses dalam rangka untuk
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara bekerja secara bersama-
sama dengan orang-orang dan sumber daya yang dimiliki Puskesmas.
Manajemen Puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan,pelaksanaan
dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh
kegiatan secara menyeluruh,terintegrasi dan berkesinambungan termasuk
pencatatan-pencatatan dan dokumen kegiatan yang merupakan pelayanan
penunjang dari setiap upaya kesehatan.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP
No.25 Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk
menentukan masalah kesehatan yang harus diprioritaskan dan intervensi
yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar anggaran yang
diperlukan. Disamping itu juga mempunyai kewenangan untuk melakukan
integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui pelaksanaan otonomi-
desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan yang lebih
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan berlakunya Permenkes No.75 th 2014 tentang Puskesmas,
maka Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pratama bagi
masyarakat akan mengikuti peraturan tersebut dengan mempersiapkan
sumber daya kesehatan dan sarana prasarana maupun peralatan kesehatan
yang diperlukan dalam penyelenggaraan Puskesmas.
4
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraanya.
b. Tujuan Khusus
1) Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RUK) Puskesmas
tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat.
2) Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setelah
diterimanya jumlah alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun
berjalan dari berbagai sumber.
2. Manfaat
a. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efisien yang telah ditetapkan.
b. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
5
a. Visi Puskesmas Boja I
“Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Profesional dan Berkualitas Menuju
Masyarakat Sehat Mandiri”
b. Misi Puskesmas Boja I
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
3. Membagun suasana kerja yang nyaman, aman, dan kondusif.
4. Meningkatkan profesionalisme pegawai.
5. Menjalin kerjasama lintas sektor yang harmonis dan saling
mendukung.
6. Mendorong masyarakat wilayah kerja Puskesmas Boja I untuk
hidup sehat dan mandiri.
7. Transparasi di segala bidang.
c. BUDAYA MUTU: “3S: SENYUM, SABAR, SEMANGAT”
d. TATA NILAI PUSKESMAS
B -BEKERJASAMA
O -OBYEKTIF
J -JUJUR
A -AKTIF
I -INOVATIF
Pengertian:
BEKERJASAMA
Melaksanakan tugas secara tim sesuai dengan tupoksi masing-
masing.
Senantiasa berkoordinasi dalam semua kegiatan.
Saling menghargai dan menghormati dalam melaksanakan tugas.
OBYEKTIF
Tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan.
Menyelenggarakan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
6
Menunjukkan keterbukaan anggaran sesuai tata hukum dan
peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan.
JUJUR
Memberikan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Bekerja yang berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Mengelola keuangan dengan tertib dan sesuai ketentuan.
AKTIF
Menjalin kerjasama dengan lintas sektoral.
Mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk melaksanakan
tugas sesuai tupoksinya.
Mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
INOVATIF
Memiliki kepekaan terhadap permasalahan kesehatan masyarakat
dan lingkungannya.
Mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam upaya kesehatan.
Berpikir secara luas dan kreatif dalam peningkatan pelayanan
kesehatan.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM
8
B. Analisa Situasi
1. Analisa Geografi
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
9
1. Akses menuju pelayanan kesehatan Puskesmas Boja I
10
(50,28%) jiwa penduduk laki-laki dan 26.891 (49,72%) jiwa perempuan. Jumlah
penduduk per-desa diwilayah kerja Puskesmas Boja I yang paling banyak adalah
desa Boja yaitu 11.170 jiwa (14,98%), sedangkan penduduk yang paling sedikit
adalah desa salamsari yaitu 2.134 jiwa (3,9%).
Jumlah penduduk 10 desa di wilayah kerja Puskesmas Boja I.
No Kel/Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Purwogondo 1.641 1.583 3.224
2. Kaligading 2.100 2.122 4.222
3. Salamsari 1.070 1.064 2.134
4. Blimbing 1.247 1.175 2.422
5. Bebengan 3.794 3.846 7.640
6. Boja 5.604 5.566 11.170
7. Meteseh 5.074 5.049 10.123
8. Trisobo 1.324 1.322 2.646
9. Campurjo 3.253 3.145 6.398
10 Tampingan 2.083 2.019 4.102
Jumlah 27.190 26.891 54.081
Tabel
Luas Wilayah,Jumlah,Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Boja 1 Tahun 2017
Kepadatan
Luas daerah Jumlah
No Desa Penduduk
(km2) Penduduk
(km2)
1. Purwogondo 3,38 954 3.224
2. Kaligading 2,72 1.552 4.222
3. Salamsari 2,47 864 2.134
4. Blimbing 3,78 641 2.422
5. Bebengan 4,24 1.802 7.640
6. Boja 3,67 3.044 11.170
11
7. Meteseh 7,55 1.341 10.123
8. Trisobo 4,59 576 2.646
9. Campurjo 3,27 1.957 6.398
10. Tampingan 1,94 2.114 4.102
Jumlah 37,61 14.845 54.081
Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa desa Boja paling tinggi
tingkat kepadatan penduduknya yaitu 3-044 jiwa per km2, dan paling rendah
adalah desa Trisobo dengan tingkat kepadatan penduduk 576 jiwa per km2.
Luas wilayah kerja Puskesmas Boja I menurut data yang kami peroleh dari
Kecamatan Boja adalah kurang lebih 37,61 km2 meliputi 10 desa serta 57dusun.
Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat diketahui
kepadatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Boja I rata-rata 1485 jiwa/km2,
klasifikasi penduduknya tergolong sangat padat, dengan tingkat hunian 4
jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunia yang kurang sehat yang memungkinkan
rentan penularan terhadap penyakit. Wilayah terpadat penduduknya adalah Desa
Boja yaitu 3.044 jiwa/km2.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di Wilayah kerja
UPTD Puskesmas Boja I
Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur (th)
Laki-Laki Perempuan Total
1 0-04 2910 2639 5555
2 5-9 2890 2816 5706
12
3 10-14 2867 2773 5640
4 15-19 3028 2866 5894
5 20-24 2969 2723 5692
6 25-29 2651 2559 5210
7 30-34 2470 2526 5005
8 35-39 2736 2654 5390
9 40-44 2540 2544 5084
10 45-49 1330 2404 4217
11 50-54 2040 2105 4145
12 55-59 1785 1812 3597
13 60-64 1242 1138 2380
14 65-59 788 893 1681
15 70-74 630 740 1370
16 75+ 830 1133 1953
Jumlah 29.190 26.891 54.081
Sumber : Data Puskesmas Boja I Kendal 2017
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Boja I yang berada pada
golongan usia antara usia 20-59 tahun sebanyak 30.285 jiwa (56%) dimana
golongan usia tersebut merupakan usia produktif serta merupakan sasaran progam
yang paling efektif. Dan perkiraan usia tidak produktif adalah usia dibawah 20
tahun dan diatas 60 tahun kurang lebih 23.796 jiwa (44%)
Untuk mengetahui angka beban tanggungan (Dependency Ratio) di
wilayah kerja Puskesmas Boja I, maka digunakan formula sebagai berikut :
Beban Tanggungan = Jumlah usia tidak produktif x 100
Jumlah usia produktif
Beban Tanggungan = 23796 x 100 = 78.57
30285
Hal ini berarati setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung 78
jiwa yang tidak produktif, rasio beban tanggungan 78,57 % ini merupakan faktor
penghambat pembangunan ekonomi di Kecamatan Boja, karena sebagian
13
pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produktif, harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak produktif.
Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan banyaknya
penduduk perempuan dalam satu aderah dan waktu tertentu, biasanya dinyatakan
dalam banyaknya penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan
(Lembaga Demografi, FEUI dalam Supartini:2005)
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria
yang terdapat dalam penduduk tertentu yang kemudian di bagi oleh jumlah
perempuan yang termasuk ke dalam penduduk itu juga, dengan demikian ratio
jenis kelamin. Sesuai dengan definisi tersebut akan mencerminkan jumlah
penduduk laki-laki / 100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk wilayah kerja Puskesmas Boja I dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Sex Ratio = Jumlah penduduk laki-laki x 100
Jumlah penduduk perempuan
Sex Ratio = 27190 x 100 = 101.11
26891
Berdasrakan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk alki-laki (27.190 jiwa)
di wilayah kerja Puskesmas Boja I lebih besar dari jumlah penduduk perempuan
(26.891 jiwa) dengan sex ratio 101.11%, disini dapat diketahui bahwa dalam 100
penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki.
14
Keadaan ini menggambarkan bahwa masih kurangnya tenaga PNS yang saat ini
diidi oleh tenaga wiyata, sehingga program kegiatan kinerja puskesmas tidak bisa
dipertanggungjawabkan kepada wiyata mengingat status kepegawaiannya
sehingga masih banyak tenaga PNS yang merangkap beberapa kegiatan. Adapun
jumlah tenaga laki-laki hanya 23(24.49%) dan perempuan 75(75.51%) yang
sebagian besar adalah wanita yang masih usia subur ini dimungkinkan terjadinya
kekosongan tugas layanan pada saat melakakukan cuti hamil, cuti persalinan, dan
lainnya sehingga perlu dipersiapkan tenaga penggantinya untuk mengisi
kekosongan tersebut.
15
Kesehatan
Lingkungan
Ahli teknologi
7 laboratorium 1 1 1 1 1 1
medik
16
a Eselon IV a 1 1
b Eselon IV b 1 1
c Jabatan Fungsional 45 45
d Staf 14 14
e Bidan PTT 1 1
f THL/ Wiyata Bakti 36 36
Jumlah 61 1 36 98
(Sumber data Puskesmas Boja I 2017)
Melihat data dari tabel menunjukkan bahwa SDM (PNS dan non PNS)
yang berpendidikan S2 ada 1 orang (1,2%), Sarjana ada 15 orang (17,4%),
mayoritas SDM tingkat pendidikan DIII dengan jumlah sebanyak 49 orang (57%),
selanjutnya tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 15 orang (17,4%). Sebagian
kecil dengan pendidikan SMP 2 orang (2,3%), pendidikan SD 4 orang (4,7%). Ini
menggambarkan bahwa SDM yang ada cukup potensial untuk melakukan kinerja
Puskesmas ke depan lebih baik.
17
10 Perawat : 9 16 15 12 27
11 Perawat Gigi : 1 1 1
12 Rongent : 1 1 1
13 Bidan Puskesmas : 15 7 8 15
14 Bidan Desa : 13 12 1 13
15 Ass Apoteker : 1 1
16 SMK Farmasi 1 1 1
17 Juru Imunisasi : 1 1 1
18 Analis Kesehatan : 1 2 2 1 3
19 Petugas Gizi : 1 1 1
20 Juru Masak/ Dapur : 3 3 3
21 Tukang Cuci : 1 1 1
22 Rekam Medik : 1 1 1
Jumlah Karyawan : 24 74 61 1 36 98
(Sumber data Puskesmas Boja I 2017)
SDM Berdasarkan Pendidikan
NO Kondisi Pegawai
THL/ JML
berdasarkan PNS PTT
WIYATA PEGAWAI
Kualifikasi Pendidikan
1 SD 1 1
2 SMP 2 4 6
3 SMA 10 8 18
4 D1
5 D3 36 1 22 59
6 S1 12 1 13
7 S2 1 1
Jumlah 61 36 98
(Sumber Data Puskesmas Boja I 2018)
18
Pembagian tugas pegawai disesuaikan tugas pook dan fungsi dai masing-
masing fungsionalna maupun latar belakang kepegawaian. Mengingat tenaga staf
PNS belum mencukupi maka beberapa tenaga fungsional merangkap tugas diluar
bidang fungsionalnya, dan tegana harian lepas/ wiyata bakti masih sangat
dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga dalam penelenggaraan
Puskesmas.
19
1 unit kendaraan Pusling
1 unit kendaraan Ambulan
g. Sarana Jaringan dan Jejaring Kesehatan
Posyandu 54
Klinik Praktek Mandiri 4
PKD 6
Pusling 10
Posyandu Lansia 12
Apotik Mandiri 3
Praktik Bidan Mandiri/ PMS 32
Dokter Praktek Mandiri 4
Drg. Praktek Mandiri 3
Laborat Mandiri 5
20
Strategi 1:
1) Meningkatnya kompetensi SDMK, agar mampu melakkan pelayanan
secara professional.
2) Peningkatan kualitas dan mutu pelayanan.
3) Mengupayakan sarana dan prasarana kesehatan yang menjangkau
kebutuhan masyarakat.
4) Membuat perencanaan dan pemenuhan anggaran.
Misi 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan
Perorangan Dengan Mengutamakan Upaya Promotif dan Preventif.
Tujuan :
Peningkatan status kesehatan masyarakat pada semua kontinum siklus
kehidupan.
Sasaran :
Meningkatnya status kesehatan, gizi masyarakat dan penyehatan
lingkungan dengan upaya promotif dan preventif.
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH.
b. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH.
c. Menurunnya persentase kekurangan gizi (underweight) pada anak
balita.
d. Meningkatkan persentase Kecamatan Boja yang memiliki kebijakan
PHBS.
e. Meningkatkan persentase Sekolah Menengah yang mendapatkan
promosi kesehatan.
f. Meningkatkan persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM.
g. Pelaksanaan imunisasi dan upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular (P2PM).
h. Meningkatkan persentase angka kasus HIV yang diobati.
i. Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TB (Success Rate).
j. Menurunkan Insidens Rate DBD Per 100.000 penduduk.
k. Menurunkan API (Annual Paracite Incidence) per 1.000 penduduk.
21
l. Meningkatkan persetase usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap.
m. Meningkatkan persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi
dini kanker serviks dan payudara.
n. Menurunkan prevalensi tekanan darah tinggi menjadi 60%.
o. Menurunkan prevalensi obesitas pada penduduk usia >18 Tahun.
Strategi 2:
1) Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi, Anak Balita
Remaja, dan Lanjut usia yang berkualitas.
2) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
3) Meningkatkan upaya promotif dan preventif.
4) Meningkatkan penyehatan lingkungan.
Misi 3. Meningkatkan Derajat Kesehatan Dengan Pelayanan Prima
Tujuan :
Peningkatan kualitas dan mutu pelayanan Kesehatan didukung oleh system
pencatatan dan pelaporan yang baik serta rekam kegiatan.
Sasaran :
Kepuasan pelanggan, perbaikan mutu pelayanan, perbaijkan system
teknologi informasi dan managerial.
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatkan mutu layanan puskesmas dengan implementasi
akreditas.
b. Perencanaaan dan penguatan anggaran.
c. Penerapan pelayanan prima bagi masyarakat.
d. Ketersediaan, penyebaran dan mutu obat.
e. Optimalisasi managemen dalam pengawasan pengendalian dan
evaluasi terhadap pelakasanaan kinerja puskesmas.
f. Meningkatkan persentase capaian kinerja Puskesmas.
g. Meningkatkan persentase kinerja pegawai dengan nilai kinerja
minimal.
h. Terwujudnya simpus, pencatatan, pelaporan dan rekam medis.
22
i. Perencanaan BLUD UPT Puskesmas.
Strategi 3:
1) Meningkatkan mutu layanan dengan pelayanan prima.
2) Implementasi akreditasi.
3) Ketersediaan, penyebaran dan mutu obat.
4) Optimalisasi pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kinerja puskesmas (monef).
5) Meningkatkan capaian kinerja puskesmas.
6) Meningkatkan kinerja pegawai.
7) Terwujudnya simpus, pencatatan, pelaporan dan rekam medis.
8) Perencanaan BLUD.
Misi 4. Pemberdayaan Masyarakat Dan Peningkatan Kemitraan
Tujuan :
Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan.
Sasaran :
Memberdayakan masyarakat dan mitra kerja dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat.
Meningkatnya perlindungan finansial.
Indikator sasaran yang akan dicapai adalah:
a. PHBS.
b. Kesehatan lingkungan.
c. SMD, MMD.
d. Tanggap darurat bencana.
e. Perkesmas
f. Meningkatkan kepersertaan BPJS Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Th 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan sebagai acuan pemerintah Daerah dalam menyusun
SPM Kabupaten. SPM Bidang Kesehatan, meliputi:
1) Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
2) Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
3) Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
23
4) Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
5) Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar.
6) Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar.
7) Setiap warga negara Indonesia usia 60 th ke atas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar.
8) Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar.
9) Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar.
10) Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.
11) Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
12) Setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
24
c. Penanggungjawab UKM esensial yag membawahi.
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan KIA-KB
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan puskesmas, antara lain:
1) Upaya kesehatan sekolah
2) Upaya kesehatan jiwa
3) Upaya kesehatan lansia
e. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium. Membawahi
beberapa kegiatan, yaitu:
1) Pelayanan pemeriksaan umum
2) Pelayanan kesehatan gigi da mulut
3) Pelayanan KIA-KB
4) Pelayanan gawat darurat
5) Pelayanan persalinan
6) Kefarmasian
7) Laborat
f. Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, yang
membawahi:
1) Puskesmas keliling
2) PKD
3) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
25
RENCANA SUMBER ANGGARAN TAHUN 2019
No. Sumber Biaya Perkiraan Anggaran Ket
1. Kapitasi JKN 2.161.358.000 APBN
2. BOK 716.184.564 APBN
3. RUTIN APBN 5.436.088.884 APBD
4. RETRIBUSI 1.644.040.000 BLUD
5. CAPENG 25.750.000 BLUD
Total rencana anggaran 9.983.419.448
26
- Pos Kesehatan Desa (PKD) dimpin oleh seorang Bidan Desa yang
melaksanakan kesehatan dasar bagi masyarakat yang ada di Desa dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
- Bidan Desa sebagai pelaksana pertolongan Persalinan dan Kesehatan Ibu dan
Bayi yang ada di Desa.
Puskesmas Boja I sebagai tempat pelayanan kesehatan bertugas utuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal dan memberdayakan masyarakat
ikut berperan dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat yang mandiri
dalam wilayah kerjanya.
“Secara singkat dapat dirumuskan bahwa tugas poko Puskesmas Boja I
Kecamatan Boja Kebupaten Kendal adalah melaksanakan upaya kesehatan
masyarakat dan perorangan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif
serta melaksanakan rujukan”.
Adapun dalam melaksanakan fungsinya dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
o Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat;
o Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien;
o Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
o Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
27
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
1) Rencana Pelaksanaan Kegiatan Admen
2) Rencana Pelaksanaan Kegiatan UKM Wajib/esensial
3) Rencana Pelaksanaan Kegiatan UKM Pengembangan
4) Rencana Pelaksanaan Kegiatan UKP
5) Rencana Pelaksanaan Kegiatan Jaringan Puskesmas dan jejaring
Faskes.
28
tahunan
2 Ada RUK, Tidak Ya, Ya, Ya, 7
disusun menyusun beberapa beberapa beberapa
berdasarkan ada analisa ada analisa ada analisa
Renstra dan dan dan dan
melalui perumusan perumusan perumusan
analisis
situasi dan
perumusan
masalah
3 Menyusun Tidak Ya, terinci Ya, terinci Ya, terinci 7
RPK secara menyusun sebagian sebagian sebagian
terinci dan kecil kecil kecil
lengkap
4 Melaksanak Tidak <6kali/tah 6-11 12 10
an mini melaksanak un kali/tahun kali/tahun
lokakarya an
bulanan
5 Melaksanak Tidak <2 2-3 4 10
an mini melaksanak kali/tahun kali/tahun kali/tahun
lokakarya an
tribulanan
6 Membuat Tidak Membuat Membuat Membuat 4
penilaian membuat dan tidak dan mengirimk
kinerja mengirimk mengirimk an da
ditahun an tetapi an tetapi mendapat
sebeumnya, tidak tidak feedback
mengirimka mendapat mendapat dari DKK
n ke DKK
dan
29
mendapat
feedback
dari DKK
30
Kondi Target Kinerja
Aspek/Fok
si
us/Bidang
Kinerj
Urusan/Ind
a awal SKPD
ikator Satu Kondisi/Kinerja Akhir
No RPJM Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Penanggung
Kinerja an Periode RPJMD
D 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Jawab
pembangu
(Tahu
nan
n
Daerah
2015)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1) Angka Per 10,35 9,00 8,89 8,75 8,5 8,2 8 8 Lintas SKPD
Kematian 1000
Bayi KH
(AKB)
2) Angka Per 12,41 11,5 11,0 10,5 10,2 10 9,5 9,5 Lintas SKPD
Kematian 1000
Balita KH
3) Prevalensi % 0,05 0,048 0,045 0,040 0,035 0,030 0,030 0,030 Lintas SKPD
31
balita gizi
buruk
4) Angka Per 148,8 129,4 122,9 120 116 116 102,0 102,0 Lintas SKPD
Kematian 100.
Ibu 000
KH
32
Hasil Kinerja Manajemen UPTD Puskesmas Boja I
MANAJEMEN
1. Manajemen
umum
puskesmas
1 Mempunyai Ada, 10
Rencana lengkap
Lima
Tahunan
2 Ada RUK, Ya, 10
disusun seluruhny
berdasarkan a ada
Renstra dan analisa
melalui dan
analisis perumusa
situasi dan n
perumusan
masalah
3 Menyusun Ya, 7
RPK secara terinci
terinci dan sebagian
lengkap besar
4 Melaksanaka 6-11 7
n mini kali/tahu
33
lokakarya n
bulanan
5 Melaksanaka 4 10
n mini kali/tahun
lokakarya
tribulanan
6 Membuat Membuat 4
penilaian tetapi tidak
kinerja di mengirimka
tahun n
sebelumnya,
mengirimkan
ke DKK dan
mendapat
feedback dari
DKK
RATA- 8
RATA
II. Manajemen
Sumber daya
7 Ada daftar Ada, 10
inventaris lengkap
peralatan dan
mesin di
puskesmas
8 Ada daftar Ada, tidak 4
inventaris
bangunan di
34
Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan Puskesmas
dipimpin oleh seorang tenaga kesehatan bependidikan Sarjana yang diangkat dan
diberhentikan Bupat dan bertanggungjawab secara teknis kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Kendal.
Dalam melakukan kinerjanya pimpinan Puskesmas wajib menerapkan
prinsip koordinasi,inetrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas
maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
Dalam melaksanakan tugasnya kepala Puskesmas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan
yang diterapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal dan
melaksanakan Peraturan Bupati (Perbup) maupun Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Kendal. Kepala Pusekesmas bertanggungjawab
memimpin,mengkoordinasikan semua unsur dalam lingkungan
Puskesmas,memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-
masing. Dimana dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan kesehatan di
masyarakat. Kepala Puskesmas dibantu dengan tenaga kesehatan dan administrasi
yang ada yang merupakan satu tim dalam menjalankan pelayanan masyarakat.
Dalam melasanakan kedudukan,tugas pokok dan fungsinya,apabila
dipandang perlu mengingat cakupan wilayah cukup luas maka dimungkinkan
untuk didirikan Puskesmas Pemantu (Pustu). Selain itu, jika wilayah tersebut jauh
danterpencil maka pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan dengan Puskesmas
Keliling (Pusling),dan apabila memang sama sekali tidakmemungkinan dijangkau
oleh kendaraan karena lokasinya yang terpencil dapat juga didirikan PosKesDes
(PKD) yang menjadi binaan dan tanggungjawab dari seorang bidan desa dengan
tugas utamanya membina peran serta masyarat melalui pembinaan Posyandu,
disamping melakukan pertolongan persalinan,dimana dalammelaksanakan tugas
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Kepala Puskesmas.
Dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Boja 1 Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal, berkedudukan sebagai kedudukan secara administrasi
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintahan Daerah dan bertanggungjawab
35
langsung baik secara teknis maupun administrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal.
Dari garfik diatas dapat dilihat komponen kegiatan yang cakupan kerjanya
masih rendah adalah WN usia 15-59 tahun mendapat skrining kesehatan
(14,88%). Penderita Hipertensi mendapat pelayanan kesehatan (20,02%). ODGL
berat mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa (12,56%) dan orang beresiko
terhadap HIV mendapat pemeriksaan HIV (57,11%).
Hasil cakupan kinerja Standar Pelayanan Minimal UPTD Puskesmas Boja
1 bahwa dari semua komponen kegiatan semua rata-rata memiliki tingkat kinerja
baik dan capaiannya diatas 50%, hanya ada satu komponen kegiatan yang
memiliki tingkat kinerja kurang yaitu WN usia 15-59 tahun mendapat skiring
kesehatan yaitu 14,88%.
36
GAMBARAN LAYANAN DAN KINERJA PUSKESMAS BOJA I DAN CAPAIAN PENILAIAN KINERJA TAHUN 2018
Upaya Target Pencapaian Sub Variabel
No Indikator Satuan
Kesehatan Sasaran (T) (H) Variabel % (V)
UKM Esensial
A. UKM
KIA KB 99,66%
1 Kunjungan ibu hamil K1 Ibu hamil 100% 100.00
2 Kunungan nifas Ibu bersalin 85% 100.00 100.00
3 Kunjungan KB Aktif pada PUS PUS 80% 69.15 111.79
4 Kunjungan neonatal pertama (KN 1) Bayi 100% 101.11 101.11
Kunjungan neonatal lengkap (KN Bayi
5 95% 100.33 105.61
Lengkap)
6 Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Ibu bersalin 95% 91.47 96.29
GIZI 148.85%
Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet Ibu hamil
7 90% 90.33 95.08
pada ibu hamil
8 Pemberian PMT pada ibu hamil KEK Ibu hamil 65% 78.65 98.31
9 Pemberian kapsul vitamin A pada balita Balita 100% 100.00 100.00
37
6-59 bulan
10 Bayi <6 bulan mendapat ASI Ekslusif Bayi 44% 41.40 88.08
11 Bayi baru lahir mendapat IMD Bayi 44% 90.12 191.75
Sub
Upaya Satuan Target Pencapaian
No Indikator Variabel Variabel
Kesehatan Sasaran (T) (H) %
%
12 Balita gizi buruk mendapat
Balita 100% 100.00 100.00
perawatan
13 Pemberian PMT pada balita kurus Balita 80% 100.00 117.65
14 Pemberian tablet Fe pada remaja
Remaja Putri 20% 100.00 400.00
putri
38
17 Rumah yang dibina memenuhi
Rumah 70% 76.77 109.67
syarat rumah sehat
18 Desa melaksanakan STMB Desa 70% 100.00 142.66
Pencegahan dan
113.0%
Pengendalian Penyakit
22 Penemuan kasus TB BTA pos Kasus 50% 19.33 38.66
Target Sub
Upaya Pencapaian
No Indikator Satuan Sasaran (T) Variabel Variabel
Kesehatan (H) %
%
39
24 50%
Kasus HIV yang diobati 75.00 150.00
Kasus
25 Penemuan kasus baru kusta tanpa
Kasus 88% 0.00 -
cacat
PTM 54.18%
40
32 UCI Desa Desa 100% 100.00 100.00
Lansia 100%
33 Poslansia aktif di setiap desa Desa 100% 100.00 100%
41
skrining kesehatan th
41 Penderita hipertensi mendapat Penderita 100% 21.91 21.91
pelayanan kesehatan hipertensi
42 Penyandang DM mendapat pelayanan Penderita DM 100% 65.15 65.15
kesehatan
43 ODGJ berat mendapat pelayanan Penderita 100% 12.86 12.86
kesehatan jiwa ODGJ berat
44 Penderita TB mendapat pelayanan TB Penderita TB 100% 94.12 94.12
sesuai standar
45 Orang berisiko terinfeksi HIV Orang berisiko 100% 57.11 57.11
mendapat pemeriksaan HIV HIV
42
Metode yang digunakan untuk menganalisis penyebab masalah adalah dengan
menggunakan Diagram sebab akibat dan ishikawa (diagram tulang ikan/fish
bone). Diagram sebab akibat digambarkan seperti contoh pada formulir 1
terlampir. Langkah-langkah penyusunan meliputi:
1. Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
2. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
3. Tetapkan kategori utama dari penyebab.
4. Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
5. Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
6. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori
utama yang lain.
7. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
8. Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk
menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah,dll.
Yang perlu diperhatikan:
1. Fish bone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu
diperlukan konfirmasi dengan data di Puskesmas untuk
memastikannya.
2. Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga
tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan penyebabnya.
3. Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan
terlewatnya penyebab.
4. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam
proses penyusunan fish bone diagram tersebut.
43
Analisis penyebab kurangnya angka capaian kinerja Perempuan 30-50
tahun yang dideteksi dini kanker serviks
44
BAB III
PEMBAHASAN
Luas wilayah kerja Puskesmas Boja I menurut data yang kami peroleh
dari Kecamatan Boja adalah kurang lebih 37,61 km2 meliputi 10 desa serta
57dusun. Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka
dapat diketahui kepadatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Boja I rata-rata
1485 jiwa/km2, klasifikasi penduduknya tergolong sangat padat, dengan tingkat
hunian 4 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunia yang kurang sehat yang
memungkinkan rentan penularan terhadap penyakit. Wilayah terpadat
penduduknya adalah Desa Boja yaitu 3.044 jiwa/km2.
45
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Boja I
Kelompok Jumlah Penduduk
No
Umur (th) Laki-Laki Perempuan Total
1 0-04 2910 2639 5555
2 5-9 2890 2816 5706
3 10-14 2867 2773 5640
4 15-19 3028 2866 5894
5 20-24 2969 2723 5692
6 25-29 2651 2559 5210
7 30-34 2470 2526 5005
8 35-39 2736 2654 5390
9 40-44 2540 2544 5084
10 45-49 1330 2404 4217
11 50-54 2040 2105 4145
12 55-59 1785 1812 3597
13 60-64 1242 1138 2380
14 65-59 788 893 1681
15 70-74 630 740 1370
16 75+ 830 1133 1953
Jumlah 29.190 26.891 54.081
Sumber : Data Puskesmas Boja I Kendal 2017
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Boja I yang berada
pada golongan usia antara usia 20-59 tahun sebanyak 30.285 jiwa (56%)
dimana golongan usia tersebut merupakan usia produktif serta merupakan
sasaran progam yang paling efektif. Dan perkiraan usia tidak produktif
adalah usia dibawah 20 tahun dan diatas 60 tahun kurang lebih 23.796
jiwa (44%)
46
Untuk mengetahui angka beban tanggungan (Dependency Ratio)
di wilayah kerja Puskesmas Boja I, maka digunakan formula sebagai
berikut :
Beban Tanggungan = Jumlah usia tidak produktif x 100
Jumlah usia produktif
Beban Tanggungan = 23796 x 100 = 78.57
30285
Hal ini berarati setiap 100 jiwa penduduk produktif harus
menanggung 78 jiwayang tidak produktif, rasio beban tanggungan
78,57 % ini merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi di
Kecamatan Boja, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh
golongan usia produktif, harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
yang tidak produktif.
Sex ratio merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan
banyaknya penduduk perempuan dalam satu aderah dan waktu tertentu,
biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki untuk tiap
100 penduduk perempuan (Lembaga Demografi, FEUI dalam
Supartini:2005)
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan
jumlah pria yang terdapat dalam penduduk tertentu yang kemudian di
bagi oleh jumlah perempuan yang termasuk ke dalam penduduk itu
juga, dengan demikian ratio jenis kelamin. Sesuai dengan definisi
tersebut akan mencerminkan jumlah penduduk laki-laki / 100 penduduk
perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk wilayah kerja Puskesmas Boja I dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Sex Ratio = Jumlah penduduk laki-laki x 100
Jumlah penduduk perempuan
Sex Ratio = 27190 x 100 = 101.11
26891
47
Berdasrakan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk alki-laki
(27.190 jiwa) di wilayah kerja Puskesmas Boja I lebih besar dari jumlah
penduduk perempuan (26.891 jiwa) dengan sex ratio 101.11%, disini
dapat diketahui bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 101
penduduk laki-laki.
2. Sub Sistem Ketenagaan
Sumber daya manusia Pada tabel 2.11 terlihat bahwa tahun 2018, UPTD
Puskesmas Boja I memilikisumber daya manusi (SDM) sejumlah 98 orang
yang terdiri atas SDM Pegawai Negri Sipil (PNS)sejumlah 61 orang (62,24%)
dan SDM Non PNS sejumalh 37 orang (38%) terdiri dari PTT sejumlah 1
orang (1,02%), jumlah Tenaga Wiyata sebanyak 36 orang (36,74%). Jumlah
pegawai laki-laki = 24 (24.49%), jumlah pegawai perempuan = 74 (75.51%)
Keadaan ini menggambarkan bahwa masih kurangnya tenaga PNS yang
saat ini diidi oleh tenaga wiyata, sehingga program kegiatan kinerja puskesmas
tidak bisa dipertanggungjawabkan kepada wiyata mengingat status
kepegawaiannya sehingga masih banyak tenaga PNS yang merangkap
beberapa kegiatan. Adapun jumlah tenaga laki-laki hanya 23(24.49%) dan
perempuan 75(75.51%) yang sebagian besar adalah wanita yang masih usia
subur ini dimungkinkan terjadinya kekosongan tugas layanan pada saat
melakakukan cuti hamil, cuti persalinan, dan lainnya sehingga perlu
dipersiapkan tenaga penggantinya untuk mengisi kekosongan tersebut.
48
STANDAR KETENAGAAN PUSKESMAS
Menurut Permenkes 75 tahun 2014
Puskesmas
Puskesma
Puskesmas Kawasan
s
Kawasan Terpencil
Kawasan
Jenis Pedesaan dansangat
No Perkotaan
Tenaga Terpencil
Non Non Non
Rawa Rawa Rawa
Rawa Rawa Rawa
t Inap t Inap t Inap
t Inap t Inap t Inap
Dokter atau
dokter
1 1 2 1 2 1 2
layanan
primer
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
Tenaga
5 Kesehatan 2 2 1 1 1 1
Masyarakat
Tenaga
6 Kesehatan 1 1 1 1 1 1
Lingkungan
Ahli
teknologi
7 1 1 1 1 1 1
laboratoriu
m medik
49
pelayanan rawat inap dengan 10 tempat tidur namun Puskesmas Boja I
memiliki Kapasitas 43 Tempat Tidur yang selama ini bor nya diatas 80%
ini menunjukkan bahwa Puskesmas Boja perlu SDM kesehatan yang lebih
diatas standar tersebut.
Ketenagakerjaan Puskesmas Boja I dari 98 pegawai terdapat 61
PNS mempunyai kepangkatan/ golongan, 1 PTT, dan masih ada 36 wiyata/
THL, nin kepangkatan, aa 2 jabatan struktural, 45 jabatan fungsional, 14
staf, 1 PTT Pusat, dan masih ada 36 pegawai berstatus wiyata/ TH dan non
jabatan. Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jenis jabatan dan
kepangkatan/ golongan
Jenis Jabatan dan
No Kepangkatan/ PNS PTT THL/WIYATA JML
Golongan
Kondisi Pegawai
1 berdasarkan PNS PTT THL/WIYATA JML
Pangkat/Golongan
a Golongan I 0 0
b Golongan II 21 21
c Golongan III 37 37
d Golongan IV 3 3
e Non kepangakatan/ gol 0 1 36 37
Jumlah 61 1 36 98
Kondisi Pegawai
2 PNS PTT THL/WIYATA JML
berdasarkan Jabatan
a Eselon IV a 1 1
b Eselon IV b 1 1
c Jabatan Fungsional 45 45
d Staf 14 14
e Bidan PTT 1 1
f THL/ Wiyata 36 36
50
Bakti
Jumlah 61 1 36 98
(Sumber data Puskesmas Boja I 2017)
Melihat data dari tabel menunjukkan bahwa SDM (PNS dan non PNS)
yang berpendidikan S2 ada 1 orang (1,2%), Sarjana ada 15 orang (17,4%),
mayoritas SDM tingkat pendidikan DIII dengan jumlah sebanyak 49 orang
(57%), selanjutnya tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 15 orang
(17,4%). Sebagian kecil dengan pendidikan SMP 2 orang (2,3%),
pendidikan SD 4 orang (4,7%). Ini menggambarkan bahwa SDM yang ada
cukup potensial untuk melakukan kinerja Puskesmas ke depan lebih baik.
Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kelamin, jenis ketenagaan dan status
kepegawaian
Jumlah
Jumlah
No Jenis Ketenagaan L P PNS Non PNS
Pegawai
PTT Wiyata
1 Kepala Puskesmas : 1 1 1
2 Kepala Sub Bag TU : 1 1 1
3 Staf : 3 11 10 6 14
4 Sopir : 1 1
5 Kebersihan : 4 4 4
6 Dokter Umum : 1 3 4 4
7 Dokter Gigi : 1 1 1
8 Sanitarian : 1 1 1
9 Promkes : - 2 2 - - 2
10 Perawat : 9 16 15 12 27
11 Perawat Gigi : 1 1 1
12 Rongent : 1 1 1
13 Bidan Puskesmas : 15 7 8 15
14 Bidan Desa : 13 12 1 13
15 Ass Apoteker : 1 1
51
16 SMK Farmasi 1 1 1
17 Juru Imunisasi : 1 1 1
18 Analis Kesehatan : 1 2 2 1 3
19 Petugas Gizi : 1 1 1
20 Juru Masak/ Dapur : 3 3 3
21 Tukang Cuci : 1 1 1
22 Rekam Medik : 1 1 1
Jumlah Karyawan : 24 74 61 1 36 98
(Sumber data Puskesmas Boja I 2017)
SDM Berdasarkan Pendidikan
Kondisi Pegawai
NO berdasarkan THL/ JML
PNS PTT
Kualifikasi WIYATA PEGAWAI
Pendidikan
1 SD 1 1
2 SMP 2 4 6
3 SMA 10 8 18
4 D1
5 D3 36 1 22 59
6 S1 12 1 13
7 S2 1 1
Jumlah 61 36 98
(Sumber Data Puskesmas Boja I 2018)
Pembagian tugas pegawai disesuaikan tugas pook dan fungsi dai
masing-masing fungsionalna maupun latar belakang kepegawaian.
Mengingat tenaga staf PNS belum mencukupi maka beberapa tenaga
fungsional merangkap tugas diluar bidang fungsionalnya, dan tegana
harian lepas/ wiyata bakti masih sangat dibutuhkan untuk pemenuhan
kebutuhan tenaga dalam penelenggaraan Puskesmas.
52
3. Sub Sistem Sarana dan Prasarana
Sistem Sarana dan Prasarana di Puskesmas Boja 1 sudah memenuhi
standar untuk pelayanan kesehatan yang sudah dijelaskan diatas bahwa jumlah
sarana dan prasarana sudah memenuhi standar pelayanan kesehatan untuk
masyarakat.
53
tablet pada ibu hamil, pemberian PMT pada ibu hamil KEK,
pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59 bulan, Bayi < 6 bulan
mendapat ASI Eksklusif dan bayi baru lahir mendapat IMD, balita
gizi buruk mendapat perawatan, pemberian PMT pada balita kurus,
pemberian tablet Fe pada remaja putri.
3. Kesehatan Lingkungan
Ahli kesehatan lingkungan memberikan pelayanan kesehatan
dalam memelihara lingkungan pada masyarakat, seperti penduduk
dengan akses air minum layak, penduduk dengan akses jamban
sehat, rumah yang dibina memenuhi syarat rumah sehat, desa
melakukan STMB dan desa siap BABS.
4. Promosi Kesehatan
Tenaga kesehatan memberikan informasi terkait rumah tangga ber-
PHBS dan desa siaga aktif minimal madya.
5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tenaga kesehatan harus behasil melakukan penemuan kasus TB
BTA pos dan penemuan kasus TB BTA pos yang berhasil diobati
(Succes Rate), kasus HIV yang diobati dan penemuan kasus baru
kusta tanpa cacat.
6. PTM
Tenaga kesehatan mengetahui desa/kelurahan yang melaksanakan
posbindu PTM, perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini
kanker serviks dan perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini
kanker payudara.
7. Surveilans dan Imunisasi
Tenaga kesehatan mengetahui jumlah anak usia 0-11 bulan yang
mendapat imunisasi dasar lengkap, BIAS DT Kls 1 SD, BIAS Td
kls 2 SD, dan UCI Desa.
8. Lansia
Tenaga kesehatan mengadakan pos lansia yang aktif di setiap desa.
54
9. Standar Pelayanan Minimal
Tenaga kesehatan harus mengetahui dan melakukan tindakan
sesuai standar pelayanan minimal, yaitu ibu bersalin mendapat
pelayanan persalinan, ibu hamil mendapat pelayanan ibu hamil
(K4), bayi baru lahir mendapat pelayanan kesehatan bayi baru
lahir, anak usia 0-59 bulan mendapat pelayanan kesehatan balita,
anak kelas 1 dan 7 mendpaat skrining kesehatan, warga negara
berusia 15-59 tahun mendapat skrining kesehatan, warga negara
usia > 60 tahun mendapat skrining kesehatan, penderita hipertensi
mendapat pelayanan kesehatan, penyandang diabetes mellitus
(DM) mendapat pelayanan kesehatan, orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) berat mendpaat pelayanan kesehatan jiwa dan penderita
TB mendapat pelayanan TB sesuai standar dan orang beresiko
terinfeksi HIV mendapat pemeriksaan HIV.
55
7. Sub Sistem Penunjang
BLUD UPTD Puskesmas Boja 1 menyediakan layanan penunjang
dianataranya sudah menerapkan sistem back up data pasien dengan prinsip online
yang langsung terhubung dengan server di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal
dengan penanggungjawabnya yaitu Bapak Ismu Wahyudi, akan tetapi tetap
terdapat penulisan dengan paperbase direkam medik calon pengunjung puskesmas
yang akan memeriksakan kesehatannya. Kemudian komputer yang digunakan
untuk mengakses juga menggunakan perangkat UBS dimana komputer tidak akan
pernah mati walaupun dalam keadaan listrik sedang padam. Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi kehilangan data-data penting saat diakses maupun
mengakses. Selain itu, untuk keseluruhan proses sistem informasi dan melengkapi
data layanan yang sudah diberikan disetiap ruangan tindakan atau periksa seperti
BP Umum, Ruang KIA, Ruang KB, Ruang Imunisasi, dll sudah disediakan
komputer untuk menginput data pasien lengkap dengan pemeriksaan yang sudah
dilakukan. Akan tetapi, hal ini kurang bisa dilakukan sesuai dengan arahan
dikarenakan jumlah pasien yang periksa setiap hariya yang lumayan banyak
dengan jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas.
Dari fenomena tersebut menjadikan tenaga kesehatan masih paper base dalam
penulisan di rekam medik dengan penulisan seadanya dan input data di SIMPUS
diakukan setelah pelayanan selesai dengan data seadanya. Sehingga, hal tersebut
menjadikan data yang diinput kurang sesuai dengan yang seharusnya.
BLUD UPTD Puskesmas Boja 1 menyediakan genset yang selalu siap
digunakan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, sehingga hal ini tidak
akan mengganggu dalam pelayanan. Selain itu, untuk data orang meninggal akan
otomatis in aktif dalam pencatatan secara online dan akan dimusnahkan 2 tahun
kemudian sedangkan untuk data orang yang sudah pindah wilayah akan otomatis
in aktif juga statusnya kemudian akan dilakukan persortiran dalam 2 tahun pula.
56
8. Alur BPJS Puskesmas Boja I
57
Alur BPJS Rawat Inap Puskesmas Boja I
1. Pasien datang ke Puskesmas Boja I
2. Pasien mengambil nomor antrian yang telah disediakan petugas kesehatan
Puskesmas Boja I
3. Pasien menunggu ditempat tunggu yang telah disediakan sambil
menunggu nomor antrian
4. Setelah sampai nomor antrian, pasien masuk ke ruang pelayanan umum.
Jika diperlukan pelayanan penunjang seperti laboratorium, EKG,
dll maka pasien langsung ke ruang pelayanan penunjang. Dan
setelah mendapatkan hasil dan ternayat perlu dilakukan perawatan
pasien langsung ke tempat pendaftaran rawat inap.
Jika pasien tidak memerlukan pelayanan penunjang seperti
laboratorium, EKG, dll namun pasien perlu dilakukan perawatan
maka pasien langsung ke tempat pendaftaran rawat inap.
5. Pasien melakukan pendaftaran rawat inap di Puskesmas Boja I
6. Pasien dilakukan perawatan di Puskesmas Boja I
7. Jika pasien sudah sembuh atas izin dokter, pasien mengambil obat di
bagian farmasi
8. Pasien sudah dinyatakan sembuh, dan pasien boleh pulang
58
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meingkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. UPTD
Puskesmas Boja I adalah salah satu dari 30 Puskesmas yang ada di Kabupaten
Kendal san tidak memiliki Puskesmas pembantu (Pustu). Secara administratif
UPTD Puskesmas Boja I berada di Desa Bebengan Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal.
Wilayah kerja Puskesmas Boja I meliputi 10 desa di Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal jumlah penduduk pada tahun 2017 menurut sumber data
kantor BPS Kecamatan Boja tahun 2017 sebanyak 54.081 jiwa terdiri dari
27.190 (50,28%) jiwa penduduk laki-laki dan 26.891 (49,72%) jiwa
perempuan. Jumlah penduduk per-desa diwilayah kerja Puskesmas Boja I
yang paling banyak adalah desa Boja yaitu 11.170 jiwa (14,98%), sedangkan
penduduk yang paling sedikit adalah desa salamsari yaitu 2.134 jiwa (3,9%).
Ketenagakerjaan Puskesmas Boja I dari 98 pegawai terdapat 61 PNS
mempunyai kepangkatan/ golongan, 1 PTT, dan masih ada 36 wiyata/ THL,
nin kepangkatan, aa 2 jabatan struktural, 45 jabatan fungsional, 14 staf, 1 PTT
Pusat, dan masih ada 36 pegawai berstatus wiyata/ TH dan non jabatan. Hasil
cakupan kinerja Standar Pelayanan Minimal UPTD Puskesmas Boja 1 bahwa
dari semua komponen kegiatan semua rata-rata memiliki tingkat kinerja baik
dan capaiannya diatas 50%, hanya ada satu komponen kegiatan yang
memiliki tingkat kinerja kurang yaitu WN usia 15-59 tahun mendapat skiring
kesehatan yaitu 14,88%.
59
B. Saran
Saran dari kelompok kami yaitu lebih meningkatkan pelayanan kesehatan di
masyarakat tentunya agar lebih menurunkankan angka kesakitan dan penyakit
yang ada dimasyarakat Puskesmas Boja 1. Meningkatkan pelayanan pada
BPJS agar masyarakat banyak yang menggunakan BPJS.
60
LAMPIRAN
61
62
63