Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen
Dwi Agustanti, M. Kep., Sp. Kom.
Disusun oleh :
Zania Syefira 2114301106
Desak Nyoman Indra Dewi 2114301100

Alih Jenjang STR

PRODI ALIH JENJANG STR KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
Tahun Akademik 2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas yang berjudul “PUSKESMAS”
ini dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang
PUSKESMAS. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dwi Agustanti,M.Kep.,Sp.Kom selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan arahan serta bimbingan,
dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah
ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 1 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ .. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... .. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Puskesmas ....................................................................................... 2
B.Tujuan Puskesmas ............................................................................................. 2
C.Prinsip Penyelenggaran Puskesmas................................................................... 3
D.Tugas, fungsi, dan wewenang puskesmas ......................................................... 4
E.Persyaratan Puskesmas ...................................................................................... 6
F.Kategori Puskesmas ........................................................................................... 8
G.Perizinan dan Registrasi .................................................................................... 10
H.Organisasi dan Tata Hubungan Kerja ............................................................... 12
I. Penyelenggaran Upaya Kesehatan ..................................................................... 13
J.Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga ................................................. 14
K.Akreditasi .......................................................................................................... 17
L.Manajemen Puskesmas ...................................................................................... 18
M.Sistem Informasi ............................................................................................... 22
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................. ........ 23
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014). Puskesmas
berperan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, agar kinerja Puskesmas dapat
berjalan dengan baik, diperlukan manajemen yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien
(Kemenkes RI, 2016). Dalam penerapan manajeman Puskesmas diperlukan Sistem
Informasi Puskesmas. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Kemenkes RI,
2019).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian PUSKESMAS?
2. Bagaimana tujuan PUSKESMAS?
3. Bagaimana prinsip penyelenggaraan PUSKESMAS?
4. Bagaimana tugas, fungsi, wewenang PUSKESMAS?
5. Bagaimana persyaratan PUSKESMAS?
6. Bagaimana kategori PUSKESMAS?
7. Bagaimana perizinanan dan registrasi PUSKESMAS?
8. Bagaimana organisasai dan tata hubungan PUSKESMAS?
9. Bagaimana penyelenggaran upaya kesehatan PUSKESMAS?
10. Bagaimana program PISPK di PUSKESMAS?
11. Bagaimana akreditasi PUSKESMAS?
12. Bagaimana manajemen PUSKESMAS?
13. Bagaimana sistem informasi PUSKESMAS?

1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari PUSKESMAS.
2. Mengetahui tujuan PUSKESMAS.
3. Mengetahui prinsip penyelenggaraan PUSKESMAS.
4. Mengetahui tugas, fungsi, wewenang PUSKESMAS.
5. Mengetahui persyaratan PUSKESMAS?
6. Mengetahui kategori PUSKESMAS?
7. Mengetahui perizinanan dan registrasi PUSKESMAS?
8. Mengetahui organisasai dan tata hubungan PUSKESMAS?
9. Mengetahui penyelenggaran upaya kesehatan PUSKESMAS?
10. Mengetahui program PISPK di PUSKESMAS?
11. Mengetahui akreditasi PUSKESMAS?
12. Mengetahui manajemen PUSKESMAS?
13. Mengetahui sistem informasi PUSKESMAS?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.

B. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat;
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dilaksanakan untuk
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Kecamatan sehat dilaksanakan untuk mencapai
kabupaten/kota sehat

C. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Prinsip penyelenggaraan Puskesmas adalah sebagai berikut.
1. Paradigma sehat
Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3
2. Pertanggungjawaban wilayah
Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban, wilayah Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kemandirian masyarakat
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan
status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna
Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) lintas program dan
lintas sektor, serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas.

D. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Puskesmas


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan, Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan
UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

4
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,budaya, dan
spiritual;
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan;
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit;
11. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah
sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan,
bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan
budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara;

5
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada
keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan,
keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan;
8. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan;
dan
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah
kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain kedua fungsi tersebut, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan
bidang kesehatan, wahana program internsip, dan atau sebagai jejaring rumah sakit
pendidikan, dan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Persyaratan Puskesmas
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1
(satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium. Lokasi pendirian Puskesmas harus
memenuhi persyaratan, yaitu geografis, aksesibilitas untuk jalur transportasi, kontur tanah,
fasilitas parkir, fasilitas keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaan kesehatan
lingkungan, dan tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan

6
gedung negara. Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi
persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta persyaratan
teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, bersifat
permanen dan terpisah dengan bangunan lain, serta menyediakan fungsi, keamanan,
kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak, dan lanjut
usia.
Selain memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan, setiap Puskesmas memiliki
bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan dan bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan didirikan dengan mempertimbangkan
aksesibilitas Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan. Ketentuan dikecualikan
dalam hal terdapat keterbatasan lahan dan atau hasil analisis dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota Puskesmas tidak membutuhkan bangunan rumah dinas tenaga kesehatan..
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit seperti berikut ini:
sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem air bersih, sanitasi, dan
hygiene, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem proteksi petir,
sistem proteksi kebakaran, sarana evakuasi, sistem pengendalian kebisingan, dan
kendaraan puskesmas keliling. Selain kendaraan puskesmas keliling, Puskesmas dapat
dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan lainnya.
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu,
keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang. Jumlah dan jenis peralatan dapat berubah sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan
tenaga kesehatan Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada kondisi
infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan dapat menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi yang sama.
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga
nonkesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas

7
wilayah kerja, serta ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di
wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas: dokter atau dokter layanan primer,
dokter gigi, perawat, bidan,tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga non kesehatan
yang harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem
informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Tenaga kesehatan di Puskesmas
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam
bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan laboratorium di
Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan
peralatan.

F. Kategori Puskesmas
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya,
Puskesmas dikategorikan menjadi, Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan
pedesaan, serta Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Puskesmas kawasan
perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut.
1. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% pada sektor nonagraris, terutama industri,
perdagangan dan jasa.
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah beradius 2,5 km, pasar dengan radius 2
km, memiliki rumah sakit beradius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel.
3. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik.
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

8
Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi
kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan pedesaan
seperti berikut.
1. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% (lima puluh persen) pada sektor agraris.
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah beradius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
dengan radius lebih dari 2 km, rumah sakit beradius lebih dari 5 km, serta tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%.
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang
wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut.
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau,
atau pesisir.
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari
ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada
sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca.
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Berdasarkan kemampuan pelayanan Puskesmas dikategorikan menjadi:
1. Puskesmas nonrawat inap
Merupakan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan
di rumah (home care), dan pelayanan gawat darurat,dan dapat menyelenggarakan rawat
inap pada pelayanan persalinan normal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Puskesmas rawat inap
Merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan
persalinan normal dan pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan lainnya.
Puskesmas yang dapat menjadi Puskesmas rawat inap merupakan Puskesmas di
kawasan perdesaan, kawasan terpencil dan kawasan sangat terpencil, yang jauh dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjut.

9
G. Perizinan Dan Registrasi
Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan Registrasi Izin
operasional yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian,
dan laboratorium klinik yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Dikecualikan dari ketentuan persyaratan ketenagaan dan peralatan Puskesmas yang
baru didirikan dan/atau belum memiliki izin operasional, untuk mendapatkan izin
operasional pertama kali dapat memenuhi paling sedikit:
1. Persyaratan ketenagaan:
a. Dokter dan/atau dokter layanan primer;
b. 75% (tujuh puluh lima persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga Kesehatan lain
dan
c. Tenaga nonkesehatan.
2. Persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh persen).
Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan permohonan
perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlakunya izin
operasional.
Persyaratan untuk perpanjangan izin operasional harus memenuhi persyaratan
ketenagaan dan peralatan sesuai dengan ketentuan. Untuk memperoleh izin operasional
kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota mengajukan permohonan tertulis kepada
bupati/wali kota melalui Instansi Pemberi Izin pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota
dengan melampirkan dokumen:
1. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah;
2. Kajian kelayakan;
3. Dokumen pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Fotokopi surat keputusan dari bupati/wali kota terkait kategori Puskesmas untuk
Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin operasional;
5. Profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan, kefarmasian, laboratorium klinik, pengorganisasian, dan penyelenggaraan

10
pelayanan untuk Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin
operasional; dan
6. Persyaratan lain sesuai dengan peraturan daerah setempat
Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas, yang merupakan identitas
khusus dan spesifik yang diberikan oleh Menteri sebagai referensi tunggal yang digunakan
untuk komunikasi ataupun interelasi antar sistem.
Registrasi dilaksanakan setelah Puskesmas memiliki izin operasional, diajukan dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin operasional Puskesmas ditetapkan.
Untuk melakukan Registrasi, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus
mengajukan surat permohonan Registrasi kepada Menteri dengan melampirkan persyaratan
yang meliputi:
1. Fotokopi izin operasional Puskesmas; dan
2. Surat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan daerah provinsi dan hasil pengisian
formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi Puskesmas
Rekomendasi kepala dinas kesehatan daerah provinsi, diperoleh setelah kepala dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota mengajukan surat permohonan rekomendasi registrasi
Puskesmas kepada kepala dinas kesehatan daerah provinsi dengan melampirkan:
1. Fotokopi izin operasional Puskesmas;
2. Profil Puskesmas; dan.
3. Laporan kegiatan bulanan Puskesmas paling sedikit 3 (tiga) bulan terakhir.
Dalam hal Puskesmas memenuhi persyaratan dokumen kepala dinas kesehatan
daerah provinsi mengeluarkan surat rekomendasi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah
dilakukan penilaian. Menteri menetapkan nomor registrasi berupa kode Puskesmas paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak berkas permohonan diterima lengkap dan
memenuhi persyaratan. Kode Puskesmas diinformasikan kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan dinas kesehatan daerah provinsi.

H. Organisasi Dan Tata Hubungan Kerja


Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang
bekerja secara profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah

11
kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap
Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala Tata Usaha; dan
3. Penanggung jawab.
Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan. Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya,
pengelolaan keuangan, dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan peralatan. Kepala
Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota.
Untuk dapat diangkat sebagai Kepala Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
1. Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
2. Memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata satu) atau D-4
(diploma empat);
3. Pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan jenjang ahli
pertama paling sedikit 2 (dua) tahun;
4. Memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat;
5. Masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan
6. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Tata Usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas.
Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas:
1. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat;
2. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
3. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas;
4. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas; dan
5. Penanggung jawab mutu.

I. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara

12
terintegrasi dan berkesinambungan. UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus
diselenggarakan untuk pencapaian:
1. Standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan;
2. Program Indonesia Sehat; dan
3. Kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
UKM esensial meliputi:
1. pelayanan promosi kesehatan;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan keluarga;
4. pelayanan gizi; dan
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
UKM pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas.
UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter layanan primer,
serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dokter, dokter gigi, dan dokter layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya
dalam memberikan pelayanan kesehatan UKP tingkat pertama harus dilakukan sesuai
dengan standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi.
Pelayanan kesehatan dilakukan dalam bentuk:
1. Rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit;
2. Pelayanan gawat darurat;
3. Pelayanan persalinan normal;
4. Perawatan di rumah (home care); dan/atau
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Dalam melaksanakan UKM dan UKP Puskesmas harus menyelenggarakan kegiatan:
1. Manajemen Puskesmas;
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
4. Pelayanan laboratorium; dan
5. Kunjungan keluarga.

13
Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat
mengembangkan dan meningkatkan sumber daya bidang kesehatan sesuai dengan
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

J. Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga


Program Indonesia Sehat, di dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan, untuk melaksanakan Program
Indonesia Sehat diperlukan pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
Sehingga kegiatan ini disebut Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PISPK).
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang
komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan
rehabilitatif dasar;
2. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui
peningkatan akses dan skrining kesehatan;
3. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional; dan
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area
prioritas yang meliputi:
1. Penurunan angka kematian ibu dan bayi;
2. penurunan prevalensi balita pendek (stunting);
3. penanggulangan penyakit menular; dan
4. penanggulangan penyakit tidak menular.

14
Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan
kewenangannya, dilaksanakan sesuai dengan standar, pedoman, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam rangka penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga, ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama sebagai penanda status kesehatan
sebuah keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok;
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
dilaksanakan oleh Puskesmas, dilaksanakan untuk memperkuat fungsi Puskesmas dalam
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) di tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat
Puskesmas dilakukan melalui kegiatan:
1. Melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga;
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas;
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
Puskesmas;
4. Melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif;

15
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) melalui pendekatan siklus
hidup; dan
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas.
Kegiatan diintegrasikan ke dalam langkah-langkah penguatan manajemen
Puskesmas.

K. Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara, yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar Akreditasi.
Pengaturan Akreditasi Puskesmas, bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien;
2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, masyarakat dan
lingkungannya, serta Puskesmas
3. Meningkatkan kinerja Puskesmas dalam pelayanan kesehatan perseorangan dan/atau
kesehatan masyarakat
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas wajib dilakukan akreditasi
secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Akreditasi dilakukan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri.
Penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas dilakukan melalui tahapan:
1. Survei Akreditasi; dan
2. Penetapan Akreditasi.
Dalam menyelenggarakan Akreditasi dapat dilakukan pendampingan dan penilaian
praakreditasi. Puskesmas yang telah terakreditasi wajib mendapatkan pendampingan
pascaakreditasi.
Survei Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian
terhadap standar Akreditasi. Survei Akreditasi dilakukan oleh surveior Akreditasi dari
lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri. Surveior
Akreditasi Puskesmas terdiri dari surveior bidang administrasi dan manajemen, bidang
upaya kesehatan masyarakat, dan bidang upaya kesehatan perseorangan.

16
Penetapan status Akreditasi Puskesmas terdiri atas:
1. Tidak terakreditasi;
2. Terakreditasi dasar;
3. Terakreditasi madya;
4. Terakreditasi utama; atau
5. Terakreditasi paripurna.

L. Manajemen Puskesmas
Sesuai dengan Permenkes nomor 44 tahun 2016 disebutkan bahwa Puskesmas
sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat di wilayah kerjanya, yang berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen
puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan
kinerja Puskesmas yang efektif dan efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka, agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan
dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
menyusun rencana kegiatan 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi kedalam
rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Dalam menyusun
Pedoman Manajemen Puskesmas harus mengacu kepada kebijakan pembangunan
kesehatan Kota dan juga harus disusun berdasarkan analisa situasi serta prediksi ke depan
yang mungkin terjadi.
Pedoman Manajemen Puskesmas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya kesehatan dan staf puskesmas di dalam
penegelolaan sumber daya dan upaya puskesmas agar dapat terlaksana secara maksimal.
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas Perencanaan (P1), Penggerakan
dan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3).
1. Perencanaan
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat
berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat,

17
maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam
mencapai sasaran dan tujuannya, mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang
harus dilayani, mengingat ketersediaan Sumber daya yang terbatas, maka pelayanan
kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun
lintas sektor.
Peran pemerintah Daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan
kesehatan di masyarakat, sehingga puskesmas harus mencari dukungan dari pemerintah
daerah yang dimulai dari kelurahan, kecamatan dan Kota.Perencanaan Puskesmas
terintegrasi ke dalam system perencanaan daerah melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan yang disusun secara top down dan bottom up.
a. Rencana Lima Tahunan
Tujuan disusunnya Rencana Lima Tahunan ini adalah untuk meningkatkan
prinsip penyelenggaraan puskesmas, agar mampu mencapai tujuan yang diharapakan
dan mengembangkan serta membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara
efektif dan efisien, sehingga kelangsungan pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode lebih terjamin, walaupun terjadi
pergantian pengelola dan pelaksana kegiatan di Puskesmas.
b. Rencana Tahunan
Penyusunan rencana tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan untuk tahun mendatang disusun pada bulan
Januari tahun berjalan, berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun
sebelumnya. Proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada akhir bulan
Januari tahun berjalan
2. Penggerakan dan Pelaksanaan
Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan melalui
a. Loka Karya Mini Bulanan
Lokakarya mini bulanan pertama bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh
pencapaian dan hambatan-hambatan yang ditemukan saat pelaksanaan kegiatan.
Lokakarya Mini Bulanan Rutin, diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya
mini bulanan pertama, tujuannya untuk memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas
yang dilakukan setiap bulan secara teratur

18
b. Lokakarya Mini Tribulanan.
Tujuan Lokakarya Mini Tribulanan pertama adalah untuk menginformasikan
dan mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan
memecahkan maslah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor pada kegiatan
tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan Rencana Tindak Lanjut
(RTL) dengan memasukkan umpan balik dari masyarakat dan sasaran program
Lokakarya tribulanan rutin merupakan tindak lanjut penggalangan kerja sama lintas
sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan.
Penyelenggaraan lokakarya tribulanan rutin dilakukan oleh camat dan
puskesmas dibantu sektor terkait di kecamatan
3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian Kinerja
Manajemen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai Rencana Pelaksanaan
Kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian agar target output dari setiap
kegiatan dapat dicapai secara optimal.Hal – hal yang menjadi factor penghambat
pencapaian target output yang ditemukan pada proses pengawasan dan pengendalian
dapat segera diatasi melalui penyesuaian perencanaan selanjutnya.
Hasil pengawasan dan pengendalian akan dinilai di dalam suatu proses Penilaian
Kinerja Puskesmas, yang juga merupakan instrument untuk menilai pelaksanaan proses
manajemen Puskesmas secara keseluruhan.
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi pengawsan internal dan pengawsan
eksternal. Pengawasan internal, dilakukan oleh puskesmas sendiri, oleh Kepala
Puskesmas, tim audit internal maupun oleh penanggung jawab dan pelaksana program.
Pengawsan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar puskesmas antara lain, Dinas
Kesehatan Kota, masyarakat, institusi lain.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya,
pencapaian kinerja program. dan tekhnis pelayanan. Pengawasan dilakukan melalui
kegiatan supervisi yang dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan
kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan Pengawasan dan Pengendalian adalah :
a. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan

19
b. Mengetahui kendala, hambatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
c. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
d. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan
dan penyebabnya
e. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya perubahan -
perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
f. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program
kepada pihak yang berkepentingan secara kontinyu dan dari waktu ke waktu
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan informasi untuk mennetukan
seberapa efektif dan efisien pelayanan puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai
sebagai penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas
dialksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasilnya diverifikasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar Puskesmas:
a. Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan, mutu
kegiatan dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
b. Mendapat masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan datang
c. Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
d. Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan akreditasi
e. Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada
tahun yang akan datang berdasarkan prioritas.

M. Sistem Informasi Puskesmas


Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan Sistem Informasi Puskesmas. Sistem
Informasi Puskesmas dapat diselenggarakan secara elektronik atau nonelektronik.
Sistem Informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
2. Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;
3. Survei lapangan;

20
4. Laporan lintas sektor terkait; dan
5. Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas, Puskesmas harus
menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara berkala kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota. Laporan kegiatan Puskesmas merupakan sumber data dari pelaporan data
program kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi data.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama,
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah untuk
mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam
lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat.
Puskesmas harus menyelenggarakan: manajemen Puskesmas, pelayanan
kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dimulai dengan integrasi ke
dalam Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan. Integrasi ini dengan sendirinya akan
mendorong manajemen aspek-aspek lain untuk mendukung pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan
Puskesmas dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu Perencanaan (P1), Penggerakan-
Pelaksanaan (P2), dan Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3).
Perencanaan (P1) adalah tahap menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan
rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang didasari oleh fakta dan data. Penggerakan-
Pelaksanaan (P2) adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK
dan mendorong pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala.
Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3) adalah tahap memantau perkembangan
pencapaian (yang juga dilakukan melalui lokmin berkala), melakukan koreksi pelaksanaan
kegiatan, dan menilai pencapaian kegiatan pada pertengahan dan akhir tahun. Penguatan
manajemen Puskesmas melalui pendekatan keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1,
tahap P2, maupun tahap P3. Perencanaan (P1) akan diperkuat dengan bertambahnya data
seluruh keluarga di wilayah kerja Puskesmas yang berasal dari Prokesga. Penggerakan

22
Pelaksanaan (P2) akan diperkuat karena Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan yang
benar-benar sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga-keluarga
(masyarakat). Pelayanan tersebut bukan hanya terintegrasi untuk setiap golongan umur,
melainkan juga mengikuti siklus hidup manusia, karena fokus perhatiannya adalah pada
keluarga, selain individu-individu anggota keluarga. Lokakarya mini dapat dimanfaatkan
untuk menggerakkan kegiatan-kegiatan yang lebih efektif dan efisien, serta meningkatkan
koordinasi lintas program dan kerjasama lintas sektor. Lokakarya Mini dapat juga
dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang lebih efektif dan efisien, serta penilaian secara lebih tepat (P3). Penilaian
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan dapat memacu kompetisi sehat
antar-Puskesmas, yang merupakan suatu siklus yang terus menerus dan berkesinambungan.
Pedoman Manajemen Puskesmas sangat diperlukan untuk mengoptimlkan
penyelenggaraan Puskesmas untuk melaksanakan tugas dan fungsinya mewujudkan
masyarakat yang memiliki prilaku sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal.
Manajemen Puskesmas akan mengintegrasikan seluruh manajemen yang ada
(Sumber daya, Program, Pemberdayaan masyarakat, Sistem Informasi Puskesmas dan
Mutu) dalam menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerjanya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia No 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Menteri Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga;
Menteri Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
Menteri Kesehatan, 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.
Menteri Kesehatan, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia No 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,

24

Anda mungkin juga menyukai