Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP PUSKESMAS BERDASARKAN PMK 43/2019

DISUSUN OLEH :

MARZELLA PRAMATHANIA

203110135

3A

DOSEN PEMBIMBING:

Tasman,SKp.M.Kep.Sp.Kom

PRODI D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “Konsep Puskesmas Berdasarkan
Pmk 43/2019 ” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas yang diberikan dosen Tasman,SKp.M.Kep.Sp.Kom.Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua pihak
yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik itu
secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Padang, 3 Agustus 2022

Marzella
pramathania

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

A. Definisi konsep puskesmas berdasarkan pmk 43/2019......................................6


B. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas...................................................................7

C. Persyaratan Lokasi Puskesmas…………………………………………………8


D. Persyaratan Bangunan Puskesmas…………………………………………….10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................16

A. Kesimpulan.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif diwilayah kerjannya. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dana atau masyarakat (Permenkes RI, No 43 Tahun 2019).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menentapkan bahwa kesehatan merupakan
investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut tertuang dalam Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menetapkan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang
yang dijamin dam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
harus diwujudkan dengan upaya peningakatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya mengingat pentingnya pelayanan kesehatan bagi setiap penduduk,
menjadikan sebuah puskesmas mempunyai peranan yang penting dalam menjawab
kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan haruslah dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua
pihak. Tidak hanya oleh orang perorang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan
masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat
dasar di Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yang
merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kabupaten/Kotamadya dan diberi tanggung
jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari
kabupaten/ kotamadya bersangkutan (Permenkes RI, No 74 Tahun 2016).

Penyelenggaraan puskesmas harus memperhatikan pirinsip-prinsip seperti:


paradigma sehat, pertanggung jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan

4
akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan.
Prinsip pertanggung jawaban wilayah menjadi salah satu prinsip yang harus dilaksanakan
oleh puskesmas, yaitu puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Wilayah kerja puskesmas meliputi wilayah
kerja administratif, yaitu satu kecamatan, atau sebagai wilayah kecamatan. (Permenkes
RI, No 43 Tahun 2019).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran konsep puskesmas berdasarkan pmk 43/2019.
C. Tujuan
Untuk Mengetahui konsep puskesmas berdasarkan pmk 43/2019.

5
BAB II
ISI

A. Definsi konsep puskesmas berdasarkan pmk 43/2019


Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama di Indonesia, memiliki pengelolaan program kerja puskesmas yang
berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas pertanggungjawaban wilayah, asas peran serta
masyarakat, asas keterpaduan dan asas rujukan. Dalam asas pertanggungjawaban wilayah,
puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
tinggal di wilayah kerjanya. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, puskesmas
harus memperhatikan kualitas pelayanan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan
kesehatan (promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua
penduduk. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dasar,
puskesmas melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM). Upaya kesehatan perseorangan yang diberikan terdiri dari pelayanan
rawat jalan dan rawat inap untuk puskesmas tertentu jika dianggap diperlukan. Meskipun
pelayanan kesehatan masyarakat merupakan inti dari puskesmas, pelayanan kesehatan
perseorangan juga menjadi perhatian dari pemerintah.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat
dasar di Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yang
merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kabupaten/Kotamadya dan diberi tanggung
jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/
kotamadya bersangkutan (Permenkes RI, No 74 Tahun 2016). Penyelenggaraan puskesmas
harus memperhatikan pirinsip-prinsip seperti: paradigma sehat, pertanggung jawaban
wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat
guna, dan keterpaduan dan kesinambungan. Prinsip pertanggung jawaban wilayah menjadi
salah satu prinsip yang harus dilaksanakan oleh puskesmas, yaitu puskesmas menggerakkan
dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Wilayah kerja
puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu kecamatan, atau sebagai wilayah

6
kecamatan. (Permenkes RI, No 43 Tahun 2019).Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud
dengan:

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

B. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:


a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. ketersediaan akses pelayanan kesehatan;
e. teknologi tepat guna; dan
f. keterpaduan dan kesinambungan.

Berdasarkan prinsip paradigma sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf b, Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas
mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.

7
Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah satu
cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Puskesmas
memiliki fungsi:

a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur


pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk


mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:

a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
C. Persyaratan Lokasi Puskesmas

1. Geografis
Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, antara lain :

a. Tidak di tepi lereng;

b. Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;

c. Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis pondasi; dan

d. Tidak di daerah rawan banjir.

8
2. Aksesibilitas untuk Jalur Transportasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat
diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum.

3. Kontur Tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, dan harus
dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu, kontur tanah berpengaruh
terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-
lain.

4. Fasilitas Parkir
Kapasitas parkir harus memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi, sosial dan
ekonomi daerah setempat.

5. Fasilitas Keamanan
Minimal menggunakan pagar.

6. Ketersediaan Utilitas Publik


Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan membutuhkan air
bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon. Pemerintah daerah
harus mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia untuk kebutuhan pelayanan
dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya yang ada pada daerahnya.

7. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan


Puskesmas harus melakukan pengelolaan kesehatan lingkungan antara lain air
bersih, dan pengelolaan limbah medis dan non medis baik padat maupun cair sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Puskesmas Tidak Didirikan Di Area Sekitar


Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

9
D. Persyaratan Bangunan Puskesmas

1. Arsitektur Bangunan

a. Tata Ruang Bangunan

1) Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai fasilitas pelayanan


kesehatan.

2) Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL) yang bersangkutan.

3) Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah.

b. Desain

1) Desain bangunan mengikuti pedoman pembangunan dan pengembangan bangunan


Puskesmas yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.

2) Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur dengan
memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.

3) Tata letak ruang diatur dan dikelompokkan dengan memperhatikan zona infeksius dan
non infeksius.

4) Zona berdasarkan privasi kegiatan:

a) area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar
Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran.

b) area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar
Puskesmas, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik,
misalnya laboratorium, ruang rapat/diskusi.

c) area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung Puskesmas, misalnya ruang
sterilisasi, ruang rawat inap, ruang persalinan dan pasca persalinan.

5) Zona berdasarkan pelayanan:


Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan pencapaian antar ruang
yang saling memiliki hubungan fungsi, misalnya:

a) Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang jaga petugas.
10
b) Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan dengan sistem rawat
gabung

6) Zona untuk kejadian emergensi

a) Puskesmas harus menyediakan jalur evakuasi dan titik kumpul yang merupakan suatu
denah evakuasi yang menunjukkan kemana harus berkumpul bila terjadi kondisi
darurat.

b) Puskesmas harus menyediakan tanda/arah/petunjuk evakuasi yang jelas ke arah titik


kumpul jika terjadi keadaan emergensi.

c) Zona/area/jalur evakuasi harus bebas dari barangbarang, koridor, tangga licin, bebas
hambatan. Rute evakuasi diberi penerangan yang cukup dan tidak tergantung dari
sumber utama. Arah pintu keluar (EXIT) harus dipasang petunjuk yang jelas. Pintu
keluar emergensi harus diberi tanda.

d) Tanda/arah/petunjuk evakuasi harus terpasang dengan jelas dan mudah dilihat dan
dibaca jika terjadi keadaan emergensi.

7) Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua bagian bangunan.

8) Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-obatan khusus dan


vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus

9) Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal 2,80 m. Koridor
sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian permukaan pijakan, maka
dapat menggunakan ram dengan kemiringan tidak melebihi 7°.

c. Lambang Bangunan
Puskesmas harus memasang lambang sebagai berikut agar mudah dikenal oleh
masyarakat :

Lambang Puskesmas harus diletakkan di depan bangunan yang mudah terlihat dari
jarak jauh oleh masyarakat. Arti dari lambang Puskesmas tersebut yaitu:

11
1) Bentuk segi enam (hexagonal), melambangkan

a) keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi


penyelenggaraan Puskesmas

b) makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses masyarakat

c) pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas di wilayah kerjanya

2) Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur upaya kesehatan, yaitu

a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan


serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat

b) Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan


serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan

3) Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas sebagai tempat/wadah


diberlakukannya semua prinsip dan upaya dalam proses penyelenggaraan kesehatan

4) Bidang segitiga mewakili tiga faktor di luar pelayanan kesehatan yang mempengaruhi
status derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku

5) Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam melambangkan pelayanan kesehatan
yang mengutamakan promotif preventif

6) Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan


Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya

7) Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas

d. Ruang
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu ditentukan melalui
analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan
ketersediaan sumber daya. Tabel dibawah ini menunjukkan fungsi Ruang minimal di
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, sebagai berikut berikut :
NO NAMA RUANG KETERANGAN
Ruang Kantor
1 Ruang administrasi

12
2 Ruang kantor untuk karyawan
3 Ruang Kepala Puskesmas
4 Ruang rapat/diskusi Dapat digunakan untuk kegiatan lain dalam
mendukung pelayanan kesehatan
(ruang multifungsi)
Ruang Pelayanan
5 Ruang pendaftaran dan rekam Terdapat pemisahan/ prioritas antrian
medis pendaftaran bagi ibu hamil,
penyandang disabilitas dan lansia
6 Ruang pemeriksaan umum
7 Ruang tindakan dan gawat
darurat
8 Ruang KIA, KB dan Ruang KIA, KB dan imunisasi juga
imunisasi digunakan untuk pemeriksaan anak
sakit (pelayanan MTBS) dan
pemeriksaan tumbuh kembang
9 Ruang pemeriksaan khusus Dapat digunakan untuk memeriksa pasien
yang berisiko menularkan penyakit
dan pasien yang memerlukan akses
khusus seperti TB, HIV/AIDS, dan
lain-lain.
10 Ruang kesehatan gigi dan
mulut
11 . Ruang Komunikasi Dipergunakan juga untuk konsultasi dan
Informasi dan Edukasi konseling
(KIE)
12 Ruang farmasi Sesuai dengan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
13 Ruang persalinan Pada Puskesmas yang mampu memberikan
pelayanan persalinan normal. Jumlah
tempat tidur berdasarkan analisis

13
kebutuhan pelayanan persalinan dan
ketersediaan sumber daya
14 Ruang rawat pasca persalinan Pada Puskesmas yang mampu memberikan
pelayanan persalinan normal. Jumlah
tempat tidur berdasarkan analisis
kebutuhan pelayanan persalinan dan
ketersediaan sumber daya Ibu dan
bayi di rawat gabung dalam satu
ruang.
15 Ruang laboratorium Sesuai dengan Standar Pelayanan
Laboratorium di Puskesmas
Ruang Penunjang
16 Ruang tunggu Diprioritaskan untuk ibu hamil,
penyandang disabilitas dan lansia
17 Ruang ASI
18 Ruang sterilisasi
19 Ruang cuci linen
20 Ruang penyelenggaraan Dapat memiliki fungsi hanya sebagai
makanan (dapur/pantry) tempat penyajian makanan
21 Gudang umum
22 Kamar mandi/WC (laki-laki Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh
dan perempuan terpisah) penyandang disabilitas dan lansia
23 Rumah dinas tenaga Merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan
kesehatan dan berjumlah paling sedikit 3 (tiga)
unit, sebaiknya di lingkungan
Puskesmas.
24 Parkir kendaraan roda 2 dan 4
serta garasi untuk
ambulans dan
Puskesmas keliling

14
BAB III
KESIMPULAN

15
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan
kesehatan (promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua
penduduk. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
dasar, puskesmas melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, memiliki pengelolaan program kerja
puskesmas yang berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas pertanggungjawaban wilayah,
asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan asas rujukan.
Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal.

DAFTAR PUSTAKA

16
https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/pmk-nomor-43-tahun-2019-tentang-
puskesmas.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai