Anda di halaman 1dari 17

Program Sagasih (Sapa Keluarga dengan Kasih) sebagai Upaya Kesehatan

Masyarakat Di Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro

Oleh :
Fanisa Oktavia Susanti
101811133167

UJIAN AKHIR SEMESTER ADMINISTRASI RS DAN PUSKESMAS

DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................ii

Kata Pengantar..................................................................................................iii

Abstrak..............................................................................................................iv

Bab 1. Pendahuluan........................................................................................1

1.1.................................................................................................................. Lata

r Belakang...............................................................................................1

1.2.................................................................................................................. Rum

usan Masalah...........................................................................................2

1.3.................................................................................................................. Tuju

an.............................................................................................................3

1.4.................................................................................................................. Man

faat...........................................................................................................3

Bab 2. Tinjauan Pustaka................................................................................4

Bab 3. Pembahasan.........................................................................................7

Bab 4. Kesimpulan Dan Saran......................................................................11

4.1................................................................................................................ Kesi

mpulan...................................................................................................11

4.2................................................................................................................ Sara

n.............................................................................................................11

Daftar Pustaka...................................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pada mata
kuliah Administrasi Rumah Sakit dan Puskesmas dalam bentuk makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya berharap akan adanya kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini, termasuk para dosen pengampu mata
kuliah Administrasi Rumah Sakit dan Puskesmas yang telah memberikan materi
yang berkaitan dengan pembuatan makalah ini. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat baik bagi saya, maupun pembaca.

Bojonegoro, 22 Desember 2019

Penulis

iii
iv
ABSTRAK

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi tugas utama puskesmas yang


berfokus kepada upaya pencegahan dan promosi kesehatan masyarakat. Salah
atau fungsi utama program perbaikan gizi masyarakata di Puskesmas adalah
mempersiapkan, memelihara dan mempertahakan agar setiap orang  mempunyai
status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. UKM esensial merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang telah ditentukan program dan cakupannya di seluruh
puskesmas di Indonesia. Upaya-upaya ini ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat pada 5 aspek mendasar dari kesehatan yang saling berkaitan
satu dengan yang lain, yaitu kesehatan ibu, anak dan KB; gizi; pencegahan dan
pengendalian penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi kesehatan. Salah satu
program upaya pelayanan kesehatan esensial di Kabupaten Bojonegoro adalah
Sagasih (Salam Keluarga dengan Kasih). Sagasih (sapa keluarga dengan kasih)
merupakan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro berupa gerakan
kasih sayang yang dilakukan dengan kunjungan rumah/keluarga dengan masalah
kesehatan tertentu dan tidak memiliki biaya untuk berobat. Tujuan program
Sagasih yaitu menyelesaikan masalah keehatan untuk mewujudkan kemandirian
individu, keluarga, masyarakat (rawan kesehatan) dalam mengatasi masalah
kesehatan sehingga mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

Kata Kunci: Sagasih, UKM Esensial, Puskesmas

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan
lingkungan hidup yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan yang
baik. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan primer (dasar), yang
dilaksanakan oleh puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
(Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang
dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya. 
Pelayanan kesehatan dasar yang juga disebut basic health services
terdiri dari beberapa jenis pelayanan kesehatan yang dianggap esensial
(sangat penting) untuk menjaga kesehatan seseorang, keluarga dan
masyarakat agar hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Jenis-jenis
pelayanan kesehatan dasar tersebut memerlukan pelayanan promotif,
preventif, skrining, kuratif, dan rehabilitatif yang harus diberikan secara
komprehensif dan holistik baik kepada kelompok masyarakat maupun
individu, tidak bisa parsial (upaya kesehatan masyarakat/UKM saja atau

1
upaya kesehatan perorangan/UKP saja). Sesuai dengan Permenkes No 75
Tahun 2014, puskesmas memiliki peran sebagai gerbang pertama yang
diharapkan bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara komprehensif, tidak hanya melakukan pelayanan kepada
perseorangan tetapi juga kepada masyarakat yang lebih luas. Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi tugas utama puskesmas yang
berfokus kepada upaya pencegahan dan promosi kesehatan masyarakat.
UKM juga mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam
peningkatan kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan Masyarakat terdiri
dari UKM Esensial dan UKM Pengembangan.
UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah
ditentukan program dan cakupannya di seluruh puskesmas di Indonesia.
Upaya-upaya ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
pada 5 aspek mendasar dari kesehatan yang saling berkaitan satu dengan
yang lain, yaitu kesehatan ibu, anak dan KB; gizi; pencegahan dan
pengendalian penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi kesehatan.
UKM Pengembangan berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu
pelayanan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah
satu program UKM Esensial di Puskesmas Kecamatan Kanor adalah
Sagasih (sapa keluarga dengan kasih). Sagasih (sapa keluarga dengan
kasih) merupakan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro
berupa gerakan kasih sayang yang dilakukan dengan kunjungan
rumah/keluarga dengan masalah kesehatan tertentu dan tidak memiliki
biaya untuk berobat. Program ini memiliki tujuan yaitu menyelesaikan
masalah kesehatan untuk mewujudkan kemandirian individu, keluarga,
masyarakat sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana Program Sagasih sebagai UKM Esensial di Puskesmas.
Kecamatan Kanor?

2
1.3. Tujuan
Mendeskrpsikan Program Sagasih sebagai UKM Esensial di Puskesmas
Kecamatan Kanor

1.4. Manfaat
Mengetahui Program Sagasih sebagai UKM Esensial, yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes RI No 75, 2014). Tujuan pembangunan kesehatan yang di
selenggarakan puskesmas yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut Untuk
mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang
mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat
yang hidup dalam lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu


penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :

a. Pelayanan Promosi Kesehatan (Promkes)


Promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci dari upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terdiri dari 10 indikator, yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan di Posyandu,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban
sehat, pemberantasan jentik nyamuk, mengkonsumsi sayur dan buah setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok. Kegiatan lain

4
dari upaya promosi kesehatan adalah pembinaan dan pendampingan
posyandu.

b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Kesling)


Kesehatan lingkungan dicapai melalui berbagai kegiatan, beberapa
diantaranya adalah pemantauan penggunaan air bersih, deklarasi stop BAB
sembarangan, pemantauan jentik secara berkala, pengelolaan sampah yang
terstandar, dan pemantauan tata kelola limbah di lingkungan rumah maupun
instansi.
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana (KIA KB)
Bentuk-bentuk kegiatan dari upaya kesehatan ini adalah penyuluhan KB,
kunjungan rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelayanan Ante Natal
Care (Pemeriksaan kehamilan), pelayanan ibu nifas normal, pelayanan ibu
menyusui, pelaksanaan kelas ibu hamil dan ibu balita, kunjungan rumah
(KN), Imunisasi rutin sesuai program pemerintah (Posyandu), pemantauan
tumbuh kembang anak, serta pelaksanaan SDIDTK pada anak pra sekolah.
d. Pelayanan Gizi
Beberapa contoh kegiatan dalam upaya kesehatan ini adalah penanganan dan
pendampingan pada balita gizi buruk, penyuluhan ASI eksklusif, dan
pemantauan tumbuh kembang anak melalui Posyandu Balita di setiap
pedukuhan, Pemberian kapsul vitamin A, memotivasi untuk memberikan ASI
eksklusif, penimbangan dan pemantauan pertumbuhan di Posyandu,
penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi di meja IV(empat),
pemetaan kadarzi, monitoring garam beryodium, penyuluhan kelompok di
Posyandu, pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang
Bawah Garis Merah (BGM) dari GAKIN, pelacakan gizi buruk, PMT
penyuluhan di Posyandu, balita gizi buruk mendapat perawatan, pemberian
tablet tambah darah pada bumil, balita gizi buruk dan ibu hamil KEK (kurang
Energi Kronis) mendapat PMT Pemulihan.
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2)

5
Upaya program pencegahan dan penanggulangan penyakit termasuk pada
penyakit menular maupun idak menular. Kegiatan yang dilakukan meliputi
penyelidikan epidemiologi, pelacakan kasus, kunjungan rumah, penyuluhan
kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada dikelurahan setempat,
melaksanakan surveillance faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular),
UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang ada di masyarakat (Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) PTM, POSYANDU, POSKESDES, POS
MALDES, POS UKK), Pemeriksaan jentik berkala (PJB) dirumah-rumah
atau tempat-tempat umum, melaksanakan fogging, pemberian imunisasi
disekolah, pelacakan kasus TB Paru dan Kusta, melakukan penyuluhan
kesehatan terkait penyakit menular dan tidak menular, pemantauan penyakit
bersumber binatang dan penyakit dengan kejadian luar biasa (KLB).

Sedangkan upaya kesehatan masyarakat pengembangan Puskesmas,


meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan jiwa
b. Pelayanan Kesehatan Lansia
c. Pelayanan Kesehatan Sekolah
d. Pelayanan Kesehatan Remaja
e. Upaya Kesehatan Olahraga

Upya kesehatan masyarakat baik esensial maupun pengembangan harus


diselenggarakan sesuai dengan pedoman yang telah di tetapkan untuk mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal Kabupaten.

6
BAB 3
PEMBAHASAN

Bermula dari berbagai masalah yang diuraikan Dinas Kesehatan Kabupaten


Bojonegoro melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Bojonegoro Nomor:
188/247/KEP/412.11/2016 membuat terobosan baru dalam bidang kesehatan yaitu
Sagasih (Sapa Keluarga Dengan Kasih). Program Sagasih adalah gerakan kasih
sayang untuk menyapa keluarga yang dilakukan dengan kunjungan rumah/
kunjungan keluarga dengan masalah kesehatan tertentu dan tidak memiliki biaya
untuk berobat. Tujuan program Sagasih yaitu menyelesaikan masalah keehatan
untuk mewujudkan kemandirian individu, keluarga, masyarakat (rawan kesehatan)
dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Program Sagasih telah dilaksanakan sejak tahun 2016
dimana program ini memiliki fokus kinerja meningkatkan kualitas layanan kepada
masyarakat. Selain itu juga diharapkan agar pelayanan program Sagasih
senantiasa diintensifkan untuk kunjungan ke rumah warga yang sakit parah,
Pendampingan dan penanganan terhadap keluarga yang menjadi sasaran Program
Sagasih. Program Sagasih ini diharapkan bias menurunkan permasalahan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), yang semakin menambah
jumlah korban.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 Kelahiran Hidup
pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator derajat kesehatan yang sangat
penting karena kelompok bayi merupakan kelompok yang sangat rentan baik
terhadap kesakitan maupun kematian. Hasil SDKI Tahun 2012 AKB di Indonesia
adalah 32 per 1000 KH. Berdasarkan hasil laporan dari puskesmas dan

7
jaringannya, pada Tahun 2018 jumlah kematian bayi di Kabupaten Bojonegoro
sebanyak 168 kasus atau 9,78 per 1000 kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian
bayi laki-laki sebanyak 95 kasus (58,44%) dan bayi perempuan sebanyak 73 kasus
(41,56%). AKB Tahun 2018 mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun
2017 lalu yang mencapai 8,76 per 1000 KH. Meskipun AKB di Kabupaten
Bojonegoro lebih rendah dari target MDGs yaitu sebesar 23/1.000 KH pada
Tahun 2015, dan juga lebih rendah dari target SDGs yaitu 20/1.000 KH namun
ada kecenderungan untuk terus meningkat selama 9 tahun terakhir (dapat dilihat
pada gambar 3.1 di bawah ini), sehingga terus diperlukan upaya-upaya strategis
untuk menekan kenaikan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bojonegoro.

Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bojonegoro cenderung


meningkat selama 2 tahun terakhir, sempat mengalami penurunan di Tahun 2017.
Angka kematian Ibu di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2018 mengalami
peningkatan secara tajam, yaitu mencapai 162,23 per 100.000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018 sebanyak 27
orang yang tersebar di 18 puskesmas (Data selengkapnya tersaji di Lampiran
Tabel 6). AKI di Kabupaten Bojonegoro ini meningkat dibandingkan target
MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 102/100.000 KH dan SDGs Tahun 2016 yaitu
40/100.000 KH. Berikut ini trend capaian AKI di Kabupaten Bojonegoro sejak
Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2018 :

8
Gambar 3.2

Secara Nasional, AKI juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.


Berdasarkan SDKI Tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 359/100.000 KH,
angka ini meningkat tajam dibandingkan dengan AKI Tahun 2012 yaitu
228/100.000 KH (SDKI Tahun 2012). AKI merupakan salah satu indikator bidang
kesehatan yang menjadi salah satu point target pencapaian MDG’s Tahun 2015
khususnya tujuan ke 5 dan dilanjutkan dalam SDGs yaitu pada tujuan ke 3. Target
MDGs adalah menurunkan AKI hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-
2015, dimana pada Tahun 2015 MDGs mentargetkan AKI sebesar 102/100.000
KH dan target dalam SDGs sebesar 40/100.000 KH.

Dengan data tersebut, Program Sagasih diharapkan bisa menurunkan angka


kematian ibu dan bayi dengan cara mendapingi ibu risti (resiko tinggi) dan
memberikan pendampingan khusus. Program SAGASIH (Sapa Keluarga Dengan
Kasih) bertujuan untuk memantau semua kondisi kesehatan, memberikan

9
perhatian, dukungan serta semangat warga yang sedang sakit. Kegiatan tersebut
meliputi mendatangi rumah warga sasaran SAGASIH, mengecek kesehatan warga
yang sedang sakit / ekonominya yang kurang mampu, memberikan obat obatan
dan bingkisan berupa sembako.

Program Sagasih melibatkan semua komponen mulai dari Pemerintah


Kabupaten yang didalamnya juga menggandeng Dinas Kesehatan,
Disnakertransos, Kepolisian, Lurah, dan Keluarga. Program Sagasih tidak hanya
di lintas sektor Kabupaten atau kota saja melainkan langsung terjun ke Kecamatan
yaitu di Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat). Pusat Kesehatan Masyarakat
sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut
untuk memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya
sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Pelaksanaan program Sagasih diberikan oleh seluruh puskesmas
yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten
Bojonegoro yaitu 36 unit. Dari jumlah keseluruhan puskesmas yang ada di
Kabupaten Bojonegoro terdapat 10 puskesmas yang sudah dinyatakan memiliki
akreditasi.

Program Sagasih (Sapa Keluarga dengan Kasih) merupakan salah satu


brntuk UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dalam hal Pelayanan Kesehatan Ibu
Anak dan Keluarga Berencana (KIA KB). Tetapi tidak menutup kemungkinan
untuk membantu menangani penyakit-penyakit lainnya. Program Sagasih juga
bertujuan untuk memberikan motivasi kepada orang-orang yang memiliki
penyakit namun tidak memiliki keberanian untuk berobat di rumah sakit atau
pusekesmas. Program Sagasih hingga saat ini masih berlangsung di Kabupaten
Bojonegoro yang diharapkan bisa mengurangi dan menurunkan angka kematian
ibu dan anak di Kabupaten Bojonegoro, yang terbilang masih tinggi dari tahun ke
tahun. Program Sagasih juga membantu keluarga-keluarga dengan ekonomi
rendah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan pemyakit yang
diderita.

10
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan]
UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah
ditentukan program dan cakupannya di seluruh puskesmas di Indonesia.
Upaya-upaya ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada 5
aspek mendasar dari kesehatan yang saling berkaitan satu dengan yang lain,
yaitu kesehatan ibu, anak dan KB; gizi; pencegahan dan pengendalian
penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi kesehatan. Program Sagasih
(Sapa Keluarga dengan Kasih) merupakan salah satu brntuk UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) dalam hal Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan
Keluarga Berencana (KIA KB). Program Sagasih telah dilaksanakan sejak
tahun 2016 dimana program ini memiliki fokus kinerja meningkatkan kualitas
layanan kepada masyarakat. Selain itu juga diharapkan agar pelayanan
program Sagasih senantiasa diintensifkan untuk kunjungan ke rumah warga
yang sakit parah, Pendampingan dan penanganan terhadap keluarga yang
menjadi sasaran Program Sagasih. Program Sagasih ini diharapkan bias
menurunkan permasalahan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB), yang semakin menambah jumlah korban.

4.2. Saran
Penulis menyarankan agar Program Sagasih (Sapa Keluarga dengan
Kasih) bisa terus dilakukan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat

11
setinggi-tingginya. Program Sagasih juga diharapkan bisa dilaksanan di
puskesmas daerah lain untuk membantu masyarkat yang memiliki penyakit
namun ekonominya rendah.

Daftar Pustaka

Ali, P. B. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas. Jakarta:


Direktorat Kesehatab dab Gizi Masyarakat Kementrian PPN.
Primary Health Care. (t.thn.). Diambil kembali dari docshare:
http://docshare01.docshare.tips/files/24944/249449795.pdf
Anita, D. S., & Prabawat, I. (t.thn.). Pelayanan Prima Program Sagasih (Sapa
Keluarga dengan Kasih) di Puskesmas Kanor, Kecamatan Kanor,
Kabupaten Bojonegoro.
Muliyanto. (2016, Desember 7). Program Sagasih Diharapkan Mampu Kurangi
Angka Kematian Ibu dan Bayi. Diambil kembali dari Berita Bojonegoro:
https://beritabojonegoro.com/read/8617-program-sagasih- diharapkan-
mampu-kurangi-angka-kematian-ibu- dan-bayi.html
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Surat Keputusan (SK) Bupati Bojonegoro Nomor: 188/247/KEP/412.11/2016
tentang Program Sagasih

12

Anda mungkin juga menyukai