Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas
sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal
menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan
pentingnya promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan kurangnya kesadaran tersebut
mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan
tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan.
Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat
yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Dimana hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan
masyarakat tersebut, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan produktif. Tidak gampang terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya dengan baik.

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 1


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan dijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI,2004).
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat (wikipedia). Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan.
tingkat 1 yang dibina oleh Dinas Kesehatan, bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan
lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai dua upaya, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 2


B. Peran Puskesmas
Dalam peranannya, puskesmas mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat
inap serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 3


C. Pembiayaan Puskesmas
Pembiayaan puskesmas demi terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung
jawab puskesmas, pembiayaan Puskesmas didukung oleh berbagai sumber yakni:
1. DAU (Dana Alokasi Umum)
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiyaan pemerintah datang dari APBD kabupaten/kota. Selain itu Puskesmas juga menerima
pendanaan dari alokasi APBD provinsi dan APBN (semisal, Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan
atas dua macam, yakni :
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat.
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya
operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui dinas kesehatan kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara
bertahap ke puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh puskesmas jika
anggaran tersebut merupakan program dan kegiatan di masyarakat.
Penanggung jawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan
oleh pemegang keuangan puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan
dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku.
2. PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, dan besar
biaya (retribusi) ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Seluruh pendapatan puskesmas disetor secara berkala ke kas negara melalui
dinas kesehatan kabupaten/kota. Total dana retribusi dari puskesmas ini kemudian menjadi bagian dari sejumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 4


Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun 2016, diharapkan akan terjadi perubahan pada sistem
pembiayaan puskesmas. Melalui SJSN pemerintah hanya akan bertanggung jawab untuk pemenuhan pembiayaan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) sementara upaya kesehatan perorangan (UKP) dibiayai oleh SJSN sebagai trust fund. Dalam konteks tersebut maka pembiayaan puskesmas
untuk UKP akan didukung oleh dana kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS-K). Artinya, puskesmas harus siap dan
mampu mengelola dana kapitasi tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus sebagai masukan manfaat bagi puskesmas.

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 5


BAB 3
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)

Puskesmas Bunten Barat sudah membuat berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas, namun hal ini perlu ditunjang oleh manajeman puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh
puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Fungsi manajemen tersebut yang menjadikan puskesmas menjadi lebih baik dalam kebijakan, program
maupun konsepnya.
Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama : Pertama, sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; Kedua, sebagai pusat penyedia data dan informasi
kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan diwilayahnya, dan; Ketiga,
sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan berorientasi pada pengguna layanannya.
Artinya, upaya kesehatan di puskesmas dipilah dalam dua kategori yakni : Pertama, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer yakni puskesmas
sebagai pemberi layanan promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit, dan; Kedua, Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan perseorangan primer dimana peran puskesmas dimaknai sebagai gate
keeper atau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standard pelayanan medik.
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan
puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman puskesmas yang baik. Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :
1. Model PIE (Planning, Implementation, Evaluation)
2. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)
3. Model P1 – P2 – P3 (Perencanaan, Pergerakan-Pelaksanaan, Pengawasan-Pengendalian-Penilaian)
4. Model ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi dan Forum Komunikasi)
5. Model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring, Evaluasi)

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 6


Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model
manajemen yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :
1. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (Indeks Potensi Tatanan
Sehat).
2. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai berkembangnya UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat). Serta makin
aktifnya BPP (Badan Penyantun Puskesmas) dan BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) dapat dijadikan indikator meningkatnya partisipasi
masyarakat setempat.
3. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang
ditandai dengan t ingginya nilai IPTS (Indeks Potensi Tatanan Sehat).
4. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai berkembangnya UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat). Serta makin
aktifnya BPP (Badan Penyantun Puskesmas) dan BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) dapat dijadikan indikator meningkatnya partisipasi
masyarakat setempat.
5. Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (Indeks Potensi
Keluarga Sehat).
6 Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya cakupan
program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan
pengembangan). Serta kualitas pelayanan kesehatan
yang ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya
kepuasan pasien.

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 7


PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas)
Perencanaan tingkat puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan
menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen
Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan perencanaan puskesmas, memungkinkan para
pengambil keputusan dan pimpinan puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan
organisasi dan manajemen puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif.
Perencanaan puskesmas adalah fungsi manajemen puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Semua kegiatan dan tindakan manajemen puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan perencanaan yang sudah
ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan disusun, kemudian struktur organisasi, tata kerja, dan personalia puskesmas yang akan melaksanakan tugas
organisasi ditentukan (fungsi pengorganisasian). Selanjutnya personalia yang bekerja dalam organisasi puskesmas digerakan dan diarahkan agar mereka
bertindak dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan puskesmas yang direncanakan (fungsi penggerakan dan pelaksanaan). Semua aktivitas personalia
dan organisasi puskesmas diawasi, dipantau dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja puskesmas (fungsi pengawasan
dan pengendalian). Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai dan organisasi puskesmas. Penilaian meliputi
masukan, proses transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan pelaksanaan program dan kegiatan serta pelayanan kesehatan
puskesmas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tujuan dan terget kinerja puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).
Penyusunan rencana kegiatan puskesmas dilakukan secara sistematis untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hal
ini meliputi :
1. Upaya kesehatan wajib
2. Upaya kesehatan pengembangan
3. Upaya penunjang
Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 8


A. Persiapan
Mempersiapkan data yang akan dianalisis, sehingga untuk selanjutnya dapat mempermudah perencanaan yang akan dibuat. Langkah-langkah
dalam persiapan :
1. Kepala Puskesmas Bunten Barat membentuk Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas yang berjumlah 10 orang dengan anggota sebagai
berikut :
a. Achmad Yani, S.Kep.Ns, MM (Kepala Puskesmas Bunten Barat)
b. Dwi Citra Resminingtiyas Febriani, S.KM (Ka. TU)
c. Yosiana Dewi, SST (Bidan Koordinator)
d. Murtiningsih, SST (Bidan Desa)
e. Silvia Astri, Amd.Kep (Programer Kesehatan Lingkungan)
f. Siti Vitalita Islami (Programer Promosi Kesehatan)
g. Nine Zainiyatul I, S.Gz (Programer Gizi
h. Dina Wulandari, S.ST (Programer Imunisasi)
i. Ach. Muddiq, S.Kep. Ns (Programer Kusta)
j. Muhammad Ismail, A.Md Gz (Koordinator UKM Esensial)
2. Kepala Puskesmas Bunten Barat menjelaskan alur penyusunan PTP kepada tim sehingga tim mengetahui proses dan data apa saja yang
dibutuhkan dalam proses penyusunan PTP
3. Tim Penyusun PTP mempelajari kebijakan dan mendengarkan arahan strategi dari Kepala Puskesmas Bunten Barat dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sampang

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 9


B. Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (Rencana Operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah.
Secara konseptual, analisis situasi puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta
potensi sumber daya puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai
faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas serta potensi sumber daya puskesmas yang dapat digunakan
untuk melakukan intervensi. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
1. Data Umum
a. Peta Wilayah Kerja Serta Fasilitas Pelayanan
Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bunten Barat

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 10


Wilayah kerja Puskesmas Bunten Barat merupakan daerah yang memiliki luas wilayah sebesar 56,22 km 2 dan secara administratif terbagi
menjadi 7 desa dan 30 dusun dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ketapang Barat Kecamatan Ketapang
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Talagah Kecamatan Banyuates
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pandiyangan Kecamatan Robatal
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pancor Kecamatan Ketapang
b. Data Sumber Daya
Data sumber daya puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) mencakup :
1) Ketenagaan
2) Obat dan Bahan Habis Pakai
3) Peralatan
4) Sumber Pembiayaan
5) Sarana dan Prasarana
c. Data Peran Serta Masyarakat
Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.
d. Data Penduduk dan Sasaran Program
Data penduduk dan sasaran program mencakup jumlah penduduk seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran
program), sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan dan keluarga miskin.
e. Data Sekolah
Data sekolah mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil, jumlah guru UKS, dll.
f. Data Kesehatan Lingkungan Wilayah Kerja Puskesmas
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan makanan/minuman, tempat-tempat umum, tempat pembuangan
sampah, sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah.

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 11


2. Data Khusus (Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas)
a. Status Kesehatan, terdiri dari :
1) Data Kematian
2) Kunjungan Kesakitan
3) Pola Penyakit
b. Kejadian Luar Biasa
c. Cakupan Program Pelayanan Kesehatan
d. Hasil Survey
C. RUK (Rencana Usulan Kegiatan)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki
program yang masih bermasalah.
Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 langkah, yaitu Analisa Masalah dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.
C. RUK (Rencana Usulan Kegiatan)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan
memperbaiki program yang masih bermasalah.
Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 langkah, yaitu Analisa Masalah dan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.
1. Analisa Masalah
a. Identifikasi Masalah

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 12


Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu dan
ketersediaan sumber daya. Identifikasi masalah ini diperoleh dari data Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Bunten Barat Tahun 2020.
Tabel Identifikasi Masalah Program P2 DBD Puskesmas Bunten Barat Tahun 2020
Pencapaia
No. Program Target Kesenjangan
n
1 UPAYA PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
(PROGRAM DBD)
Rendahnya Angka Bebas Jentik 95% 90% 5%
(ABJ)

b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi atau adanya keterkaitan
satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Dalam penetapan urutan prioritas
masalah, Puskesmas Bunten Barat menggunakan Metode Matrik USG.
Keterangan :
Tim PTP Puskesmas Bunten Barat
1. Achmad Yani, S.Kep.Ns, MM (Kepala Puskesmas Bunten Barat)
2. Dwi Citra Resminingtiyas Febriani, S.KM (Ka. TU)
3. Yosiana Dewi, SST (Bidan Koordinator)
4. Murtiningsih, SST (Bidan Desa)
5. Silvia Astri, Amd.Kep (Programer Kesehatan Lingkungan)
6. Siti Vitalita Islami (Programer Promosi Kesehatan)
7. Nine Zainiyatul I, S.Gz (Programer Gizi
8. Dina Wulandari, S.ST (Programer Imunisasi)

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 13


9. Ach. Muddiq, S.Kep. Ns (Programer Kusta)
10. Muhammad Ismail, A.Md Gz (Koordinator UKM Esensial)
11. Ainur Rahman, Amd.Kep (PJ Kesehatan Jiwa dan Napza)
a) Program Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2-DBD)

1) Rumusan Masalah
Rendahnnya Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu sebesar 90% dari target sebesar 95% tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas Bunten Barat.

2) Penyebab Masalah
a. Dana untuk kegiatan DBD masih rendah
b. Ekonomi masyarakat rendah
e. Kurangnya skil petugas
f. Kesadaran masyarakat kurang
g. Sosialisasi pada masyarakat masih kurang
h. Terbatasnya Poster DBD

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 14


3) Diagram Fishbone
DANA BAHAN MANUSIA

Kurangnya
Dana untuk skil petugas
kegiatan DBD
masih rendah

Tidak ada
kader jumantik Rendahnya Angka Bebas
Jentik (ABJ) Yaitu Sebesar
90% Dari Target Sebesar
95% Tahun 2020 Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Bunten Barat

Kesadaran Sosialisasi pada Terbatasnya


masyarakat masyarakat poster DBB
rendah masih kurang
Ekonomi masyarakat
rendah

LINGKUNGAN METODE ALAT

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 16


1) Prioritas Penyebab Masalah Dengan Metode NGT
TIM PTP PUSKESMAS BUNTEN BARAT
NO PENYEBAB MASALAH TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kesadaran masyarakat rendah 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 31
2 Tidak ada kader jumantik 5 1 4 5 1 4 5 1 4 5 35
3 Ekonomi masyarakat rendah 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 23
4 Dana untuk kegiatan DBD masih rendah 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 31
5 Kurangnya skil petugas 3 1 6 3 1 6 3 1 6 3 33
6 Terbatasnya poster DBD 1 6 1 1 6 1 1 6 1 1 25
7 Sosialisasi pada masyarakat masih kurang 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 24
Tabel Penentuan Prioritas Penyebab Masalah Rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) Yaitu Sebesar 90% Dari Target Sebesar 95% Tahun 2020
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bunten Barat

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 16


Keterangan :
Tim PTP Puskesmas Bunten Barat
1. Achmad Yani, S.Kep.Ns, MM (Kepala Puskesmas Bunten Barat)
2. Sri Astutik (Ka. TU)
3. Sri Fuji Hastina, SST (Bidan Koordinator)
4. Siti Mutmainnah, SST (PJ Polindes Ketapang Laok 1)
5. dr. Hilmi Ainul Y S (PJ UKP)
6. Hetty Nurfarida, Amd. KL (PJ Kesehatan Lingkungan)
7. Venti Herawati (PJ Promosi Kesehatan dan UKBM)
8. Moh. Ismail, Amd. Gz (PJ Perbaikan Gizi)
9. R. Riko Prasetyo Awaludin, S.Kep. Ns (PJ Imunisasi)
10. Ainur Rahman, Amd.Kep (PJ Kesehatan Jiwa dan Napza)

2) Prioritas Pemecahan Masalah Dengan Metode CARL


PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22
Tabel Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kesadaran Masyarakat Rendah
PEMECAHAN SKOR HASIL
NO RANKING
MASALAH C A R L CxAxRxL
1 Pemantauan jentik 3 3 3 3 81 I
berkala dan abatisasi
2 Melakukan 2 2 2 2 16 II
penyuluhan tentang
DBD

Tabel Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Tidak Ada Kader DBD


PEMECAHAN SKOR HASIL
NO RANKING
MASALAH C A R L CxAxRxL
1 Pembentukan kader 3 3 3 3 81 I
jumantik
2 Melibatkan PWS 2 2 2 2 16 II

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22


Tabel Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Dana Untuk Kegiatan DBD Masih Rendah
PEMECAHAN SKOR HASIL
NO RANKING
MASALAH C A R L CxAxRxL
1 Mengajukan 3 3 3 3 81 I
penambahan dana
kegiatan DBD
2 Sosialisasi dengan 2 2 2 2 16 II
program lain

Tabel Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kurangnya Skil Petugas


PEMECAHAN SKOR HASIL
NO RANKING
MASALAH C A R L CxAxRxL
1 Mengajukan tenaga 3 3 3 3 81 I
kesehatan
2 Kerjasama dengan 2 2 2 2 16 II
program lain

Keterangan :
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22
Kolom “C” : Ketersediaan sumber daya (dana/sarana)
Kolom “A” : Kemudahan, masalah yang ada diatasi (ketersediaan metode/cara/peraturan/juklak)
Kolom “R” : Kesiapan dari tenaga
Kolom “L” : Seberapa besar pengaruh
Pemecahan Masalah
Tabel Cara Pemecahan Masalah Rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) Yaitu Sebesar 90% Dari Target Sebesar 95% Tahun 2020 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bunten Barat
ALTERNATIF PEMECAHAN PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH KET
MASALAH TERPILIH
1 Rendahnya Angka 1. Kesadaran 1. Pemantauan jentik Pemantauan jentik berkala
Bebas Jentik (ABJ) Yaitu masyarakat rendah berkala dan abatisasi dan abatisasi
Sebesar 90% Dari 2. Melakukan penyuluhan
Target Sebesar 95% tentang DBD
Tahun 2020 Di Wilayah 2. Tidak ada kader 1. Pembentukan kader Pembentukan kader jumantik
Kerja Puskesmas Jumantik jumantik
Bunten Barat 2. Melibatkan PWS

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Tabel Rencana Usulan Kegiatan UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas Bunten Barat Tahun 2020

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22


RENCANA USULAN KEGIATAN ( R U K ) PROGRAM DBD
UPTD PUSKESMAS BUNTEN BARAT
TAHUN 2020
Upaya Target Waktu Kebutuhan Anggaran Sumber
No Kegiatan Tujuan Sasaran Mitra Kerja Indikator Kinerja
Kesehatan Sasaran Pelaksanaan Volume Unit Cost Jumlah Pembiayaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (9) (10) (11) (12) (13)
Bulan Maret
Tercapainya angka bebas jentik Promkes. Kesling, 2 Kali satu 5 ptg x 21 x 2 x
Pemeriksaan Semua Rumah Satu dan 95% Rumah Bebas
1 di wilaya Puskesmas Bunten Rumah Masyarakat Bidan Desa, Aparat 10,500,000,00 BOK
jentik Berkala
Barat
Dusun Per Desa
Desa
September tahun 50,000 Jentik
2020
Meningkatkan partisipasi Promkes. Kesling, setiap ada
Pencarian Kasus Setiap ada Ditemukannya
2 masyarakat dalam pencegahan Kasus kasus Bidan Desa, Aparat laporan kasus 700,000,00 BOK
DBD kusus DBD penderita DBD
dan pengendalian DBD Desa DBD
Penampungan air
Mencegah Semua Rumah dan Promkes. Kesling, Bulan April 2 Kali satu 4 ptg x 2 x 7 x
3
Kegiatan bersih di dalam Penampungan air Satu Bidan Desa, Aparat dan Oktober 5,600,000,00 Tersedianya data BOK
berkembangbiaknya populasi
Abatenisasi rumah dan di luar Dusun Per Desa Desa 2020
tahun 50,000 angka bebas jentik .
nyamuk Aedes aegypti
rumah penduduk.
1. Tersedianya
Penampungan air data angka
bersih di dalam bebas jentik
rumah dan di luar 2. Tersedianya
Mencegah Semua Rumah dan 1 Kali satu 1 ptg x 1 x
4 Pencegahan Pengambilan Obat rumah penduduk. Penampungan air Satu Dinas Kesehatan
Bulan Januari
125,000,00 data keefektifan BOK
berkembangbiaknya populasi
dan Abate Penampungan air Dusun Per Desa
2020 tahun 125,000 dan keberhasilan
nyamuk Aedes aegypti
Pengendalian bersih di dalam dan PJB
Penyakit
di luarTempat- 3. Teindentifikasi
menular
Program P2
Tempat Umum adanya jentik-
DBD jentik.
Untuk memutus mata rantai 1. Rumah tempat tinggal
penularan Demam Berdarah Masyarakat penderita DBD
Dengue (DBD) dan 2. Tempat saluran dan
Terputusnya mata
mencegah terjadinya KLB Pembuangan air rumah/bangunan
2 Kali satu 1 ptg x 2 x rantai penularan
5
Pengambilan Obat dilokasi tempat tinggal limbah. sekitar serta Dinas Kesehatan
Bulan Januari
250,000,00 BOK
Fogging 2020 tahun 125,000 Penyakit Demam
penderita DBD dan 3. Tempat lain yang tempat-tempat
Berdarah Dengue
rumah/bangunan sekitar diduga tempat umum berpotensi
serta tempat-tempat umum (DBD
bersarangnya menjaadi sumber
berpotensi menjaadi sumber nyamuk penularan DBD
penularan DBD lebih lanjut. lebih lanju
meningkatkan
sosialisasi
untuk menjalin kemandirian keterampilan
6 gerakan 1 tercapainya angka Bulan Maret 1 kali satu 20 org x 1 x BOK
antara sektor kesehatan masyarakat Kepala Desa 800.000 jumantik dalam
rumah 1 bebas jentik 2020 tahun 40.000
dengan masyarakat melakukan
jumantik
pemantauan
JUMLAH 17.975.000

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22


BAB 4
PENUTUP

Dengan diselesaikannya Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas Bunten Barat Tahun 2018 ini
diharapkan agar dalam melaksanakan semua kegiatan bisa secara teratur dan berurutan sesuai dengan jadwal yang telah di susun.
Hal – hal yang belum tercakup dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) ini, bisa dilakukan sesuai keputusan dan kesepakatan
masing – masing pemegang program.
Besar harapan kami semoga Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas Bunten Barat Tahun 2018
ini dapat diterapkan di Puskesmas Bunten Barat dengan baik, dengan harapan untuk mempercepat tercapainya pembangunan kesehatan
di Kecamatan Ketapang, sehingga Visi Kecamatan Ketapang Sehat dapat segera tercapai.

Ketapang,

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22


PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) 2022 22

Anda mungkin juga menyukai