PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangungan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber
dayanya, harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna mencapai hasil
yang optimal. Upaya kesehatan yang semula menitikberatkan pada upaya penyembuhan
penderita secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan
yang menyeluruh. Oleh karena itu pembangunan kesehatan, yang menyangkut upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, dan dilaksanakan bersama antara
Pemerintah dan masyarakat.
Puskesmas adalah suatu unit pelaksanan fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan , pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu ( Azrul Azwar,1996 ).
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh , terpadu ,merata dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna , dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal , tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan ( Depkes , 2009 ). Sedangkan
dalam Permenkes no 43 tahun 2019 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama , dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif , untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi –tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya ,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan tingkat Puskesmas.
2. Lokakarya Mini Puskesmas.
3. Penilaian Kinerja Puskesmas dan Manajemen sumber daya termasuk
alat,obat,keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem
pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi Puskesmas ( Simpus ) dan
upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain penerapan quality assurance ).
1
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan,maka pedoman stratifikasi Puskesmas yang telah
dipergunakan selama ini telah disempurnakan , dan selanjutnya digunakan istilah
Penilaian Kinerja Puskesmas.
2
BAB II
VISI DAN MISI
3
SKN; mengurangi disparitas status kesehatan secara menyeluruh; akuntabilitas
pembangunan dan mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang berkualitas, dan merata. Salah satu tanggung jawab seluruh
jajaran kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan berkualitas,
merata dan terjangkau oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau seperti yang dimaksud
diselenggarakan bersama oleh pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan dilakukan dengan cara pemberdayaan yang terus menerus baik
kepada masyarakat umum maupun lintas sector
3. Tujuan
Untuk mewujudkan misinya, Puskesmas Kedondong menetapkan tujuan sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI no.43 tahun 2019 yaitu untuk mewujudkan
masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat, dan
d. Memiliki derajad kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga kelompok dan
masyarakat.
4. Nilai – nilai
Guna mewujudkan visi, misi dan rencana strategis pembangunan kesehatan,
Puskesmas Kedondong Kecamatan Delta Pawan menganut dan menjunjung tinggi
nilai-nilai yaitu:
a. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaran pembangunan / program kesehatan, Puskesmas
Kedondong selalu mendahulukan kepentingan masyarakat dan haruslah
menghasilkan yang terbaik untuk masyarakat. Diperolehnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah suatu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
b. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Puskesmas
Kedondong saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi
masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
c. Responsif
4
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan, situasi dan kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar
dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan penanganan yang berbeda pula.
d. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil seperti yang diinginkan dan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
e. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
5. Kebijakan
5.1. Arah Kebijakan
Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kedondong, kebijakan pembangunan
kesehatan 5 tahun kedepan diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar
yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah kebawah.
Dengan sasaran pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan
kematian ibu melahirkan. Arah kebijakan dan strategi Puskesmas Kedondong
Kecamatan Delta Pawan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi Dinas
Kesehatan Kabupaten Ketapang dengan memperhatikan permasalahan
kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil review pelaksanaan
pembangunan kesehatan sebelumnya.
Upaya kesehatan juga ditujukan untuk peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan status
kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi.
5.2. Strategi
Untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas Kedondong akan dilaksanakan
strategi:
a. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan Kesehatan”.
Mendorong kerjasama antar masyarakat, antar kelompok serta antar lembaga
dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan; memantapkan peran
masyarakat termasuk swasta sebagai subyek atau penyelenggara dan pelaku
pembangunan kesehatan; meningkatkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat dan mensinergikan system kesehatan; menerapkan promosi
kesehatan yang efektif.
Fokus:
a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan
perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
5
b. Meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan melalui
advokasi, kemitraan dan peniingkatan sumber daya pendukung untuk
mengembangkan sarana dan prasarana dalam mendukung Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
c. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam system peringatan dini,
penangggulangan dampak kesehatan,
d. Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat dalam
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama pada pemberian ASI
eksklusif, sanitasi dan perilaku tidak merokok.
e. Meningkatkan keterpaduan pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan.
f. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor terutama
pertanian, perdagangan, pendidikan, transportasi, kependudukan,
perlindungan anak, ekonomi, kesehatan, pengawasan pangan dan
budaya.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif-
preventif.
Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan
rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses
baik jarak maupun pembiayaan; mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik, mental, social) dan
mengurangi angka kesakitan; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan melalui penelitian dan
pengembangan; menyediakan biaya operasional untuk Puskesmas sehingga
mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di Puskesmas,
menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan sehingga tercapai
pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasilguna.
Fokus:
a.Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar.
b.Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dibawah lima tahun
dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti Posyandu yang
memungkinkan imunisasi dan vaksinasi misal seperti DPT dapat dilakukan
secara efektif sehingga penurunan tingkat kematian bayi dan Balita tercapai.
6
rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan
kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada Visi dan Misi Kepala Daerah
Kabupaten Ketapang “ Melanjutkan Ketapang Maju Menuju Masyarakat Sejahtera”.
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja puskesmas tersebut berdasarkan
pada upaya-upaya puskesmas dalam menyelenggarakan:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
3. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan ,meliputi:
a.Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja.
b.Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat , obat , keuangan , dll.
c.Mutu pelayanan Puskesmas , meliputi :
1. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
2. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetepkan.
3. Penilaian out – put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan. penilaian out – come pelayanan antara lain melalui pengukuran
tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.
Sesuai dengan UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan di daerah, maka
kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mengembangkan jenis program kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan sumber
daya termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksanaannya, dengan tetap
memperhatikan kepentingan daerah.
Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik
berupa penambahan upaya maupun suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan
penilaian. Hasil kegiatan Output atau outcome yg dilakukan puskesmas merupakan nilai
tambah dalam penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan
kesepakatan.
7
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA.
8
3 drg.BASARIA RAJAGUKGUK 2003 – 2011 Dokter Gigi
4 Drg. RIHY PATTIPEILOHY, MPH 2011 – 2013 Dokter Gigi
5 dr. WILLY GUNAWAN 2013 – 2014 / 2016 – 2017 Dokter Umum
6 SUYATMI.K. A.Md. Kep 2014 – 2016 Perawat
7 WAHYUDI, SKM 2017 – 2017 Kesmas
8 TRI PRABOWO 2017 – 2019 Sanitarian
9 SADRIATANNUR. SKM 2019 – sekarang Kesmas
1. Topografi
Dari luas keseluruhan wilayah Puskesmas Kedondong, lebih kurang 60 %
adalah terdiri dari permukiman penduduk, sedangkan selebihnya merupakan rawa-
rawa dan semak belukar serta perkebunan.
Wilayah Puskesmas Kedondong yang terdiri dari: Kelurahan Tengah, Kelurahan
Sampit, Kelurahan Sukaharja dan Desa Paya Kumang, adalah wilayah dengan kondisi
dataran rendah yang berada di Delta Pawan dan daerah pesisir pantai.
2. Demografi.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Penyebaran Kelompok Umur
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
0-4 5-9 10 - 15 - 20 - 25 - 30 - 35 - 40 - 45 - 50 - 55 - 60 - 65 - 70 - 75+
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74
LAKI PEREMPUAN
9
4 Desa Paya Kumang 3 20 5.189 1.730
JUMLAH 11,12 145 45.943 4.132
4. Sarana Pendidikan
Pada dasarnya sarana pendidikan disetiap desa sudah teratasi dimana disetiap desa
memiliki sarana pendidikan mulai dari tingkat TK sampai SMU/SMK dengan jarak
tempuh tidak terlalu jauh.
Berikut kami tampilkan sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kedondong:
Sarana Pendidikan Tahun 2021
16
15
14
12
11
10
TGH
SPT
8
7 SKH
6 P KMG
6 JML
5
4 4 4
4
3 3 3 3
2 2 2 2 2
2
1 1 1 1 1 1
0 0
0
TK/PAUD SD/MI SLTP/MTS SLTA/MAN PESANTREN
5. Kondisi Perekonomian
Penduduk pada wilayah kerja Puskesmas Kedondong adalah merupakan
komunitas masyarakat perkotaan yang heterogen, baik suku ras maupun agama serta
mata pencarian.
Sehingga perekonomian penduduk diwilayah Puskesmas Kedondong tidak
merata, kesenjangan perbedaan antara ekonomi sangat jauh mengingat mata
pencarian masyarakat diwilayah Puskesmas Kedondong adalah PNS, TNI/Polri,
pedagang, pekerja swasta, nelayan petani dan buruh.
6. Sosial budaya
Kebudayaan atau kultur masa lampau yang sudah terbentuk sangat
mempengaruhi pola hidup dan kehidupan masyarakat tanpa memandang tingkatan
statusnya. Begitu juga terhadap sektor kesehatan juga besar pengaruh kebudayaan
ini, sebagai contoh ada suatu masyarakat yang mampu bertahan dengan cara
pengobatan tertentu berdasar keyakinan pada tradisi mereka.
Maka dari itu, menjadi sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak
sekedar mempromosikan kesehatan, akan tetapi harus mampu membuat mereka
mengerti akan bagaimana proses terjadinya penyakit dan bagaimana cara
pengobatannya, sekaligus meluruskan keyakinan atau budaya setempat yang dianut
hubunganya dengan kesehatan.
10
7. Perilaku masyarakat.
Pola perilaku masyarakat diwilayah Puskesmas Kedondong khususnya dalam hal
mendapatkan pelayanan kesehatan mulai beranjak baik sebagai contoh semakin
meningkatnya persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, walaupun masih ada
sebagian yang masih menggunakan tenaga dukun beranak.
Faktor biaya dan budaya hanya berpengaruh pada sebagian kecil masyarakat saja,
apalagi karena program kemitraan antara bidan dengan dukun sudah dilaksanakan.
8. Lingkungan.
a. Layanan Air Bersih.
Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga diwilayah Puskesmas Kedondong antara
lain terpenuhi dari sistem perpipaan air bersih/air minum (PDAM), sumur, sungai
dan PAH (Penampungan Air Hujan).
b. Layanan Sanitasi.
Pengelolaan sanitasi dilakukan oleh setiap individu dengan cara membuang
langsung kelingkungan (baik daratan atau aliran air) tanpa melalui proses
pengolahan lebih dahulu.
Hal ini menjadi tugas dari Puskesmas Kedondong untuk berupaya melakukan
perubahan, tentunya bersama masyarakat serta sektor sektor terkait, agar tidak
terjadi tingkat pencemaran lingkungan yang semakin berat.
Dalam kehidupan masyarakat terutama di desa binaan puskesmas masih banyak
terdapat menggunakan air sungai sebagai sarana MCK dan menggunakan jamban
keluarga yang kotorannya dibuang langsung kesungai (tanpamenggunakan septic
tank), terutama bagi masyarakat yang tinggal didaerah tepi sungai.
Dalam hal inilah kami dari Puskesmas memandang perlu adanya perubahan tingkat
prilaku masyarakat untuk mengubah kebiasaan yang salah tersebut. Kebiasaan
yang salah tersebut sudah berjalan cukup lama dan sekarang kami dari puskemas
akan mengembangkan dan menggalakkan kembali sistim PHBS didalam
lingkungan masyarakat dan sekolah.
c. Sampah dan Drainase.
Pengelolaan sampah diwilayah Puskesmas Kedondong, masih diprioritaskan pada
jalan jalan utama, kawasan perkantoran, komplek pemukiman, dengan cara
pengumpulan, pengangkutan sampaike Tempat Pembuangan Akhir.
Sedangkan untuk drainase harus ditangani secara serius agar tidak timbul
permasalahan dimasa datang.
11
PANGKAT TEMPAT
No NAMA / NIP JABATAN PENDIDIKAN
/ GOL TUGAS
12
Dr. Willy Gunawan Dokter
1 IV a Si Kedokteran Pusk.Induk
NIP.19700207 200012 1 001 Umum
Sadriatannur, SKM Kepala
2 III d Akper Puk. Induk
NIP.19660525 199103 2 010 Puskesmas
Teniar.Amd.Kep
3 III d Perawat SPK Pusk.Induk
NIP.196802 198903 2 004
Daryanti. Amd.Kep
4 III d Perawat Akper Puk. Induk
NIP.19651208 199003 2 006
Linda Tambunan. A.Md.Kep
5 III d Perawat SPK Pusk.Induk
NIP.19680723 198703 2 007
Idayanti .St.Keb Pustu
6 III d Bidan D3
19740128 199303 2 007 Sukaharja
Agus Mudafar, A.Md.Kep
7 III d Perawat D3 Pusk Induk
19720817 199603 1 003
8 Evandri Ramadhan S.S.si Apt
III d Apoteker S1 Pusk.Induk
9 NIP.19800811 200604 1 013
Zaleha. A.Md.Kep
10 III d Perawat D3 Pusk Induk
NIP.19870220 198812 2 002
Abdul Halik
11 III d Nutrisionis D1 Pusk.Induk
NIP.19660906 198803 1 012
Nunung Irmasari Amd Kep III d Perawat
12 D3 Pusk.Induk
19790222 200604 2 011
Diasiska. Amd.Kep III d Perawat
13 D3 Pusk.Induk
NIP.19800902 199903 2 002
dr. Suradi
14 III d Dokter S1 Pusk. Induk
NIP.19800502 201101 1 001
Gustira, A.Md.AK Analis
15 III d D3 Pusk Induk
NIP.19710830 199402 2 003 Kesehatan
Eryka. S.Kep.Ners
16 III d Perawat S1 Pusk Induk
Nip.19790302 200604 2 019
Suratmo. A.Md.Kep
17 III d Perawat D3 Pusk Induk
Nip.19770513 199703 1 003
Arbain
18 III c Perawat Gigi SPRG Pusk.Induk
NIP.19650217 198703 1 015
Aminoto, SE
19 III c HS S1 Pusk.Induk
NIP.19760610 199501 1 001
20 Yona Aprianti, Amk Perawat
III c D3 Pusk.Induk
NIP.19790430 200312 2 011
Hasyura. Amd.Kes
21 III c Perawat Gigi D3 Pusk.Induk
NIP.19791129 199903 2 003
22 Anita Yuswita Perawat
III c SPK Pusk.Induk
NIP.19770517 200003 2 002
drg. Rikhlatul Iffah
23 III c Dokter Gigi S1 Pusk.Induk
NIP.19880413 201402 2 004
Tuty Kurniawati. Amd.Keb Pelaksana
24 III c D3 Pusk Induk
NIP.19770819 200312 2 002 Kebidanan
Enny Supniati. Amd.Kep III c Perawat
25 Akper Pusk Induk
NIP.19760829 200212 2 004
Ervina Fitria. St.Keb Pelaksana
26 III c D4 Pusk Induk
NIP.19731010 200502 2 003 Kebidanan
Aida Amd Keb Pelaksana
27 III c D3 PKD Sampit
19740415 200312 2 003 Kebidanan
Yenni. A.Md.Kep
28 III c Perawat D3 Pusk Induk
Nip.19840217 200801 2 004
Mita Masitah Amd Kep III b Perawat
29 D3 Pusk Induk
NIP.19860515 200903 2 005
Maya Apriani Amd Kep III b Perawat
30 D3 Pusk Induk
19830516 200801 2 012
Hestami Amd Kep Perawat
31 III b D3 Pusk Induk
NIP.19860319 200903 2 005
Idawiarti. St. Keb Pelaksana Poskesdes
32 III b D4
NIP.19770618 200604 2 019 Kebidanan P.Kumang
Hesti Ningrum. St. Keb Pelaksana
33 III b D4 Pusk Induk
NIP.19771029 200604 2 014 Kebidanan
Silvia Helmi Y.S.Kep Ners
34 III b Perawat S1 Pusk Induk
NIP.19800416 201101 2005
Soraya. St.Gizi
35 III b Gizi D4 Pusk Induk
Nip.19750512 200502 2 001
Heru Riyadi, A.Md.Kep
36 III b Perawat D3 Pusk Induk
NIP. 19820723 200801 1 010
37 Ely Oktaviani. A.Md.Keb III b Bidan D3 Pusk Induk
13
Nip.19871011 201001 2 003
Windya Astuti, S.Tr. Keb
38 III b Bidan D4 Pusk Induk
NIP. 19890605 201001 2 001
Nurmala
39 III b Administrasi SLTA Pusk Induk
NIP. 19680727 199103 2 009
Aprilia dhita Amd Gigi
40 III a Perawat Gigi D3 Pusk Induk
NIP.19890505 201101 2 003
Erni Mariani Perawat
41 II d D3 Pusk Induk
NIP.19810313 200701 2 013
Rumiris Septuali.H, Amd.Far II d Asisten
42 D III Farmasi Pusk.Induk
NIP.19850914 200001 2 007 Apoteker
Maesarah. A.Md.Keb
43 II d Bidan D3 Pusk Induk
Nip.19890301 201705 2 001
Ratih Kurnia Ardianti. A.Md.Keb
44 II d Bidan D3 Pusk Induk
Nip.19900422 201402 2 003
Sri Wahyuni. Amd.Kep Pokesdes
45 II d Perawat D3
Nip.19810701 201212 2 002 Sampit
Rini Novitasari, A.Md.Keb Poskesdes
46 II d Bidan D3
NIP. 19901124 201705 2 001 Sampit
Yuliana, A.Md.Kep
47 II c Perawat D3 Pusk Induk
Nip. 19821101 201212 2 002
Tety, A.Md.Kep
48 II c Perawat D3 Pusk Induk
NIP. 19890831 201902 2 001
Dominika Rini Pustu
49 II c Bidan D1
NIP.19690831 201212 2 004 Sukaharja
M.Johansyah
50 II c Adm Umum SLTA Pusk Induk
NIP.19731217 200903 1 001
Mariani
51 II b Pramu Saji SLTA Pusk Induk
NIP.19830503 201212 2 004
Salmin
52 II b Sopir SLTA Pusk Induk
NIP.19790818 201212 1 001
Dokter
53 Dr. Rusdawati S1 Pusk Induk
Umum
54 Widia Ningsih, A.Md.Kep Perawat D3 Pusk Induk
C. Derajat Kesehatan
14
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi pada masyarakat. Situasi derajat kesehatan masyarakat
diwilayah Puskesmas Kedondong dapat digambarkan dari dua indikator pembangunan
kesehatan yaitu angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).
1. Angka Kematian (Mortalitas)
Sebagai indikator dalam menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan,
angka kematian (mortalitas) diwilayah puskesmas Kedondong didapat dari kasus dan
pencatatan rutin/laporan Puskesmas.
a. Angka Lahir Mati.
Yang dimaksud dengan angka lahir mati adalah Jumlah Seluruh Lahir Mati
dibandingkan terhadap Seluruh Kelahiran (hidup dan mati) disuatu wilayah
dalam waktu tertentu. Pada tahun 2021 tidak ada kejadian lahir mati di wilayah
Puskesmas Kedondong.
Angka Lahir mati tahun 2021
880
850
750
650
550
450
281
247
LAHIR HIDUP
211
350
LAHIR MATI
141
250
150
0 0 0 0 0
50
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYAKU- JUMLAH
MANG
LAHIR HIDUP 211 281 247 141 880
LAHIR MATI 0 0 0 0 0
15
d. Angka Kematian Ibu (AKI).
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan. Kematian ibu merupakan kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya, bukan karena sebab lain seperti kecelakaan
atau terjatuh.
Angka kematian ibu (AKI) dihitung dengan membandingkan jumlah ibu yang
meninggal karena hamil, bersalin dan nifas disuatu wilayah dalam waktu tertentu.
Pada tahun 2021 kematian ibu diwilayah Puskesmas Kedondong ada 1 (satu)
orang yaitu di Desa Paya Kumang.
Kematian Ibu Tahun 2021
903
1000
880
900
800
700
600
500
JUMLAH IBU HAMIL
286
400
281
200
100 0 0 0 1 1
0
G
JA
N
H
H
IT
A
A
LA
P
M
A
G
M
H
N
U
SA
JU
TE
K
K
YA
SU
A
P
1500 1428
1318 1262
1116
1000
756 713
529
500
0
I 10 J 06 R 50 J 00 K 30 M 62 E 11 K 04 L 30 K 05
3. Capaian Program
Berikut ini kami Uraikan Capaian Pelaksanaan program pada Puskesmas
Kedondong tahun 2021.
a. Tuberkulosis.
16
Adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycrobacterium tuberculosis, yang dapat disembuhkan, apabila mengikuti
proses pengobatan yang tepat.
1) Angka Notifikasi Kasus TB (CNR/Case Notification Rate).
Angka Notifikasi Kasus TB (CNR/Case Notification Rate) adalah merupakan
angka yang menunjukan jumlah pasien TB semua tipe yang ditemukan dan
tercatat diantara 100.000 penduduk pada waktu tertentu.
Jumlah Kasus Baru TB-BTA positif, sembuh dan mendapat pengobatan
lengkap diwilayah Puskesmas Kedondong ada sebanyak 43 kasus.
2) Persentase BTA+ terhadap Suspek.
Suspek TB adalah orang yang memiliki gejala utama yaitu batuk berdahak
selama 2 s/d 3 minggu atau lebih, sementara batuknya dapat diikuti dengan
gejala tambahan antara lain: dahaknya bercampur darah, batuk berdarah,
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik dan demam meriang
lebih dari 1 (satu) bulan.
Persentase BTA+ terhadap Suspek tahun 2021
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100
90
80
70
60
50 TERDUGA TBC
SEMUA KASUS TBC
37
37
40 %
30
15
15
20
10
10
7
7
10
5
5
0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYA JUMLAH
KUMANG
Dari grafik diatas bisa diketahui bahwa Angka Penemuan Kasus (CDR=
Case Detection Rate) pada Puskesmas Kedondong baru 100 %.
3) Angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate)
Angka keberhasilan pengobatan (succes rate) adalah indikator keberhasilan
program pemberantasan penyakit TB paru.
Success Rate (Keberhasilan Pengobatan) tahun 2021
17
100
100
100
100
100
100
90
80
70
60
50 JUMLAH KASUS
SUCCESS RATE
37
37
40 %
30
15
15
20
10
10
7
7
10
5
5
0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYA JUMLAH
KUMANG
800
700
600
310.00
500
196.00
180.00
147.00
116.00
400
103.70
97.00
83.00
82.86
69.00
65.00
300
59.35
TENGAH
51.00
46.63
42.86
42.00
41.72
35.93
35.85
31.25
28.99
200 SAMPIT
0.00
0.00
SUKAHARJA
100
PAYA KUMANG
0 LUAR WILAYAH
DILAYANI SEMUA % DILAYANI BALITA %
UMUR JUMLAH
18
e. Kusta.
Kusta adalah penyakit yang tidak membahayakan dan tidak mematikan, akan
tetapi akan menimbulkan kecacatan apabila tidak ditemukan secara dini dan
segera mendapatkan penanganan sesuai standar, akhirnya akan dapat
menimbulkan masalah yang kompleks.
Pada tahun 2021 tidak ditemukan penderita kusta diwilayah Puskesmas
Kedondong maupun diluar wilayah puskesmas Kedondong.
f. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.
PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) adalah merupakan penyakit
yang diharapkan dapat diberantas atau ditekan dengan pelaksanaan program
imunisasi. Adapun penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah:
Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitie B.
Pada Tahun 2021 diwilayah Puskesmas Kedondong ditemukan jenis penyakit
tersebut yaitu Difteri, Pertusis, Campak tidak ada kasus dan Hipatitis B ada 19
kasus yaitu di Kelurahan Tengah ada 8 kasus, Kelurahan Sampit 5 kasus,
Kelurahan Sukaharja 3 Kasus dan 2 di Desa Payak Kumang, sementara yang dari
luar wilayah puskesmas Kedondong ada 1 kasus.
Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Tahun 2021
19
19
17
15
13
11
8
9
7 5 DIFTERI
5 PERTUSIS
3
2 TETANUS
3 1
HEPATITIS B
1 CAMPAK
TGH SPT SKH P KMG LW JML
DIFTERI 0 0 0 0 0 0
PERTUSIS 0 0 0 0 0 0
TETANUS 0 0 0 0 0 0
HEPATITIS B 8 5 3 2 1 19
CAMPAK 0 0 0 0 0 0
19
h. DBD yang ditemukan dan ditangani.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, dan bisa masuk ketubuh manusia
dengan perantara vektor nyamuk dari genus Aedes, (aedes aegypti atau aedes
Albopictus).
Pada tahun 2021 diwilayah Puskesmas Kedondong tidak terdapat kasus penderita
DBD, dengan penyebaran wilayahnya seperti pada table dibawah ini:
200
TGH
150
SPT
108 SKH
100 87 86 P KMG
JML
54 50
47
50
34 32
18
9
0 0 0 0 0 0 0 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
Kecamatan Delta Pawan merupakan daerah endemis, yang setiap tahunnya selalu
ada penderita DBD, hali ini terjadi karena mobilitas penduduk didaerah ini sangat
tinggi, ditambah lagi kondisi lingkungan yang mendukung bagi tumbuh kembangnya
vektor yakni nyamuk Aedes namun pada tahun 2021 tidak terjadi kasus DBD.
Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan oleh Puskesmas Kedondong antara lain :
a. Penyuluhan, Edukasi tentang bahaya penyakit DBD dan cara
penanggulangan / pencegahannya. (kebersihan lingkungan, gerakan Tiga M+,
dll.)
b. Pemantauan Jentik Berkala
c. Larvasidasi.
d. Fogging.
Kegiatan penanggulangan penyakit DBD tidak bisa hanya dilakukan
oleh Puskesmas, melainkan sangat perlu adanya kerjasama baik dengan
masyarakat, lintas sektor, lintas program, pihak swasta dll, semakin banyak pihak
yang terlibat langsung dalam upaya pengendalian penyakit DBD, semakin
banyak pihak yang perduli terhadap upaya-upaya penanggulangan penyakit DBD
akan sangat berdampak terhadap percepatan keberhasilan kegiatan
penanggulangan penyakit DBD. Untuk itu Puskesmas Kedondong mempunyai
rencana melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan jentik secara
20
mandiri disetiap rumahnya, (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik) dengan demikian
diharapkan kedepannya angka bebas jentik diwilayah Puskesmas Kedodong
bisa terwujud, karena masing-masing rumah mempunyai juru pemantau jentik
dan setiap diketemukan jentik langsung diberikan atau ditaburi bubuk larvasida
sebagai pembasmi jentik.
i. COVID 19
Kasus Covid-19 yang ditemukan di Wlayah kerja Puskesmas Kedondong baik
warga lokal maupun pendatang dari luar wilayah kerja sebnyak 1.248 orang dengan
14 orang yang meninggal, kasus konfirmasi yang meninggal dengan komorbid.
Kasus Covid-19 banyak terjangkit dikelompok usia 18-60 Tahun, karena kelompok2
usia tersebut banyak melakukan aktivitas dilaur rumah dan kontak dengan banyak
orang serta tidak melakukan prokes ketat. Hal ini dapat dilihat dari panayaknya
kasus konfirmasi Covid-19 dan dapat dilihat dari dari grafik dibawah ini.
Data Covid 19 Tahun 2021
1248
1400
1224
1200
146
143
100
200
99
98
98
98
97
24
9
9
9
6
0
)
g
h
rja
t
ah
TA
pi
an
ya
ng
ha
m
KO
um
ila
Sa
Te
ka
B/
K
Su
A
ya
ar
(K
Lu
Pa
H
LA
M
JU
1000
800
5
600 4
226 225
400 193 182
199
125 169
200 3 102 1 3
1
57 64
70 1 0 121 107
43 48 43 34 41 35
4 7
0 12
0
3 9
0
3 20
0
6 16
0 9
0 10
0 16
0
4 16
0
4 32 41
30 19 14 0
13
12 0
14
10
0 0
2
1 2 3 2 1
2 3
1 3 2
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
0-2 3-6 7-12 13-15 16-18 19-30 31-45 46-59 60+ TOTAL
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
21
Penyakit malaria harus dipastikan melalui pemeriksaan darah, agar
pengobatannya dipastikan tepat.
Data Penderita Malaria Tahun 2021
173
151
48
43
42
39
34
33
28
27
22
15
15
10
6
5
TGH 0 SPT 0 SKH 0 PKG 0 LW 0 JML 0
1
0
SUSPEK MIKROSKOPIS RAFID DIAGNOSTIC TEST POSITIF
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2021 Puskesmas Kedondong
melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria sebanyak 173 orang dengan hasil
pemeriksaan semua negative.
Artinya pada tahun 2021 tidak ditemukan penderita malaria diwilayah Puskesmas
Kedondong sehingga API Puskesmas Kedondong= 0 (nol).
k. Penyakit Filariasis.
Penyakit Filaria atau sering disebut penyakit kaki gajah, adalah penyakit
menular kronik yang disebabkan oleh parasite (cacing filaria).
Ada 3 (tiga) spesies cacing filarial yaitu :
1) Wuchereria Branchofti
2) Brugia Malayi, dan
3) Brugia Timori.
Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang telah mengandung cacing
filaria dalam tubuhnya, didalam tubuh manusia cacing filarial tumbuh menjadi
dewasa dan menetap didalam kelenjar getah bening, sehingga menyebabkan
pembengkaan dibeberapa anggota tubuh antara lain, pembengkaan dikaki, tungkai,
lengan, payudara dan organ genital.
Filariasis tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi akan menimbulkan
kecacatan,
Pada tahun 2020 tidak ditemukan 2 kasus penderita filaria diwilayah Puskesmas
Kedondong.
Mungkin ini adalah sebagai dampak dari pelaksanaan Belkaga (Bulan Eliminasi
Kaki Gajah), yaitu pemberian obat pencegahan penyakit Filaria secara masal yang
telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam hal ini Puskesmas
Kedondong, yang pada tahun 2021 ini sudah masuk tahun ke 5 (lima)
22
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah kesehatan penting,
karena dalam waktu yang bersamaan mortalitas dan morbiditas nya semakin
meningkat, kematian terkait penyakit tidak menular ini sebagian besar disebabkan
karena kanker, penyakit kardiovaskuler, pernafasan kronis dan diabetes.
Upaya untuk menekan peningkatan penyakit tidak menular yang sangat penting
dilakukan adalah yang bersifat promotif dan preventif, pola hidup teratur, menjaga
keseimbangan nutrisi, cek kesehatan berkala, istirahat serta olahraga yang terartur
dan menghindari paparan asap rokok harus menjadi perhatian yang serius bagi
setiap masyarakat.
12,945
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
4,142
3,624
3,106
2,000
2,073
1,695
0
541
473
406
13.06
13.05
13.27
13.09
500
450
400
350
300
JUMLAH PENDERITA
DM
250
158
200
152
MENDAPAT
138
133
PELAYANAN
118
97.53
96.61
96.57
96.38
96.20
114
150
81
79
100 %
50
0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYAKUMANG JUMLAH
23
Sedangkan untuk obesitas dilakukan pemeriksaan kepada 495 orang dengan hasil
96,57 % atau 478 orang terdeteksi mengalami Diabetes Militus.
24
1,000
903
900
770
800
700
600
JML BUMIL
500
K1
400 %
286
246
242
300
216
197
185
178
101.7
123
200
93.9
85.3
75.5
69.1
100
0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYAKUMANG JUMLAH
Ditinjau dari grafik diatas kunjungan pertama ibu hamil Puskesmas Kedondong dari
keseluruhan K1 selama tahun 2021 mencapai 85,3 % (770 Bumil dari target 903
bumil) dari target yang diharapkan sebesar 95 %. Tentu kondisi ini harus menjadi
perhatian yang serius untuk dapat kiranya capainya naik mencapai tujuan ataupun
target yang ditetapkan.
Cakupan K4 adalah kunjungan yang dilakukan ibu hamil yang keempat kalinya
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan baik di Puskesmas induk, Pustu dan
Poskesdes yang tersedia di setiap desa pada bulan kehamilan trimester ke 3 (tiga).
Adapun pencapaian dari kegiatan K4, baru mencapai 51,4 % dari target yang sudah
ditentukan sebesar 90 %, seperti halnya K1, K4 juga perlu diperhatikan agar
capaian ditahun mendatang bisa mencapai target yang ditetapkan, untuk lebih
jelaskan akan kami tampilkan Grafik sebagai berikut:
Cakupan K 4 tahun 2021
1,000
903
900
800
700
600
464
JML BUMIL
500
K4
400 %
286
242
300
197
178
148
130
200
111
61.2
56.3
51.4
45.5
42.1
75
100
0
TGH SPT SKH P KMG JLH
25
Sedangkan cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan ibu pasca
persalinan dengan peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas minimal tiga
kali dari mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan untuk
mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi.
linakes dan yankes nifas tahun 2021
1,000
880
880
880
900
800
700
600 TGH
SPT
500
SKH
400 P KMG
281
281
281
JLH
247
247
247
300
211
211
211
141
141
141
200
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0
JUMLAH LINAKES % NIFAS %
2.72
2.72
2.69
3.00
2.50
2.00
1.60
1.58
1.58
1.58
1.56
TGH
1.34
1.34
1.28
1.28
1.28
1.28
1.27
1.27
SPT
1.26
1.26
1.50
SKH
1.07
1.05
1.04
1.03
1.02
1.01
1.00
1.00
0.99
P KMG
0.94
PKM KDD
1.00
0.50
0.00
TD1 TD2 TD3 TD4 TD5 TD5
26
1,000
903
900
800
700
600
JML BUMIL
446
500
JML TTD
400 %
286
242
300
197
178
143
125
200
110
59.1
55.8
49.4
43.7
38.2
68
100
0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYAKUMANG JML
Dari grafik diatas diketahui bahwa cakupan Tablet Tambah Darah (TTD)untuk
ibu hamil sebesar 49,4%,
Artinya belum semua ibu hamil diwilayah Puskesmas Kedondong mendapatkan
tablet Tablet Tambah Darah (TTD)
2) Cakupan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A.
Dalam masa nifas diperlukan asuhan yang bertujuan untuk menjaga agar
kesehatan ibu dan bayinya terjaga, baik fisik maupun psikologis serta
memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dirinya, nutrisi,
KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Pada perawatan asuhan masa nifas yang berhubungan dengan kebutuhan
nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan dasar yaitu minum vitamin A yang cukup
agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
Cakupan ibu nifas mendapat Vitamin A tahun 2021
1,000
880
880
900
800
700
600
JML NIFAS
500
JML VIT A
400 %
281
281
247
247
300
211
211
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
141
141
200
100
0
TGH SPT SKH P KMG JLH
Dari grafik diatas rata rata cakupan ibu nifas yang mendapatkan vitamin A adalah
berkisar pada angka 100 %.
f. Cakupan Komplikasi Kebidanan ditangani.
Komplikasi Neonatal adalah komplikasi dengan penyakit atau kelainan yang pada
akhirnya akan berakibat dapat menyebabkan kematian dan atau kecacatan.
Cakupan komplikasi kebidanan tahun 2021
27
25.0
22.7
20.0 20.3
18.8
16.9
15.7
15.0
10.0
5.0
0.0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYAKUMANG JUMLAH
850
650
450
250
50
JML LAHIR KN 1 % KN LENGKAP % TGH
HIDUP SPT
TGH 211 211 100 201 95.2606635071 SKH
09 P KMG
SPT 281 281 100 268 95.3736654804 JML
271
SKH 247 247 100 235 95.1417004048
583
P KMG 141 141 100 135 95.7446808510
638
JML 880 880 100 839 95.3409090909
091
28
16.5
16.2
16.0
Dari
15.6
grafik 15.5 15.5
diatas bisa
15.0 15.0
14.8
14.5
14.0
TENGAH SAMPIT SUKAHARJA PAYAKUMANG JUMLAH
diketahui bahwa cakupan pelayanan komplikasi neonatal masih sangat rendah, yaitu
dibawah 50%, maka perlu peningkatan kinerja guna dapat menaikan capaian
cakupan penanganan komplikasi neonatal.
i.Pelayanan Kesehatan Bayi.
Pelayanan kesehatan pada bayi adalah salah satu indikator sebagai ukuran
keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita.
Karena bayi merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan
kesehatan maupun serangan penyakit. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan
pada bayiu usia 29 hari sampai usia 11 bulan dengan memberikan pelayanan
kesehatan meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap, stimulasi deteksi interval dini
tumbuh kembang bayi, pemberian vitamin A, konseling ASI eksklusif dan pemberian
makanan pendamping ASI.
Pelayanan Kesehatan Bayi Tahun 2021
900
775
758
800
700
600
500
JML BAYI
PLYN KESHT
400
%
252
242
300
212
210
182
177
102.8
101.0
136
200
122
97.8
96.0
89.7
100
0
TGH SPT SKH P KMG JML
Dari data diatas dapat diketahui bahwa capaian pelayanan kesehatan bayi adalah
97,2 %. (758 bayi yang mendapat pelayanan kesehatan dari 775 jumlah bayi)
j. Berat Badan bayi Lahir Rendah (BBLR).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2.500
gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam waktu 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR merupakan salah satu factor
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal,
selain itu BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya.
BBLR Tahun 2021
29
1,000
900 880
800
700
600
500
400
300 281
247
211
200
141
100
4 1.9 6 2.1 5 2.0 3 2.1 18 2.0
0
TGH SPT SKH P KMG JML
Dari grafik diatas bisa diketahui bahwa ada 18 BBLR (2,0%) dari 880 bayi lahir hidup
yang dilakukan penimbangan.
k. Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi.
ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa makanan tambahan atau cairan
lain kecuali obat, vitamin, mineral berdasarkan recall selama 24 jam. Cara pemberian
makanan yang baik dan benar pada bayi adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak
lahir sampai berumur 6 bulan, dan terus menyusi anak sampai umur 24 bulan.
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi Tahun 2021
450 450
400
350
263
300
250
200
126
122
104
150
98
68.9
84
59.2
58.4
54.0
51.0
68
100
58
53
50
0
TGH SPT SKH P KMG JML
Cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi berada di Kelurahan Sampit yaitu 68,9 %,
sedangkan yang terendah yaitu 51,0 % di Desa Paya Kumang sedangkan cakupan
pada Puskesmas Kedondong sebesar 58,4 %.
i. Pelayanan Keluarga Berencana.
Keluarga berencana adalah salah satu kebijakan pemerintahyang bertujuan untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk. Yang dalam hal ini berkaitan erat dengan
kualitas sumber daya manusia. Pelayanan Kesehatan KB dapat dilihat dari Peserta KB
aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai kontrsepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburannya. Cakupan peserta KB aktif adalah
perbandingan antara jumah peserta KB aktif dengan PUS disuatu wilayah dan pada
waktu tertentu.
30
8,546
9,000
8,000
7,000
5,174
6,000
5,000
JML PUS
KB AKTIF
2,735
4,000
%
2,393
2,051
3,000
1,689
1,566
1,367
1,065
2,000
854
77.9
70.6
60.5
57.3
1,000
41.6
0
TGH SPT SKH P KMG JMLH
j. Pelayanan Imunisasi.
Sebagai upaya dari pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan penyakit
pada penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) maka pelayanan
imunisasi sangat diperlukan.
1) Desa / Kelurahan UCI (Universal Child Immunisazion).
UCI (Universal Child Immunization) pada Desa/Kelurahan adalah indikator
keberhasilan pelaksanaan Imunisasi, pada awalnya UCI (Universal Child
Immunization) desa/kelurahan dinyatakan dari tercapainya cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% untuk 3 (tiga) jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan Campak.
Namun sejak tahun 2015, indikator UCI mencakup Lima Imunisasi Dasar
Lengkap (LIDL) yang wajib bagi setiap bayi adalah :
1 dosis Hepatitis B.
1 dosis BCG
3 dosis DPT-HB/DPT-HB Hib.
4 dosis Polio
1 dosis Campak.
Data desa/kelurahan UCI diwilayah Puskesmas Kedondong adalah sebagai
berikut Puskesmas Kedondong yang mempunyai wilayah binaan sebanyak 4
(empat) Desa/Kelurahan, yakni Kelurahan Tengah, Kelurahan Sampit,
Kelurahan Sukaharja dan Desa Paya Kumang namun semua belum UCI.
2) Imunisasi Campak bayi.
Penyakit Campak yang sangat menular yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitas, dan ruam kulit, adalah dikarenakan suatu infeksi virus.
Untuk itu Imunisasi Campak harus mendapat perhatian lebih, dikarenakan
penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada Balita.
Grafik 29. Cakupan Imunisasi Campak dan Dasar Lengkap per desa/kelurahan.
69.0
68.8
68.7
68.5
68.4
68.2
68.0
67.5
67.3
67.0
66.5
66.0
TGH SPT SKH P KMG JML
31
Dari grafik diatas diketahui bahwa capaian imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedondong 68,2%
k.Perbaikan Gizi Masyarakat.
Upaya perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta asupan pangan,
yang akhirnya diharapkan akan terjadi perbaikan keadaan status Gizi, serta dititik
beratkan kepada penderita yang berstatus gizi kurang dan gizi buruk serta upaya
mempertahankan status gizi yang sudah baik.
1) Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak balita.
Pemberian Vitamni A pada bayi yang dimaksud adalah bayi yang berumur mulai 6 –
11 bulan, dan anak balita adalah anak balita yang berumur 12 – 59 bulan. Pemberian
vitamin A dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan bulan
Agustus.
Jpemberian Vitamin A pada Bayi Tahun 2021
73.33
74.00
72.00
69.69
69.23
70.00
68.27
68.00 66.67
66.00
64.00
62.00
TGH SPT SKH P KMG JML
Chart Title
65.39 64.77
70.00 63.01
61.24
60.00
50.94
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
TGH SPT SKH P KMG JML
Capaian pemberian Vitamin A pada Balita menurut grafik diatas adalah sebesar
61,24.% atau 2440 anak balita dari 3986 Balita yang ada.
2) Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu.
32
Partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan gizi bagi balita dapat ditunjukan dari
jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah sasaran (D/S), kegiatan
penimbangan ini seharusnya dilakukan rutin setiap bulan, agar dapat diketahui
sedini mungkin apabila terjadi penurunan pertumbuhan sehingga dapat dilakukan
pencegahan kejadian gizi kurang maupun gizi buruk.
D/S Balita tahun 2021
4000
3986
3500
3000
2500
2000
1500
1000
539
500
13.52232814
85198
0
SASARAN (S) JUMLAH (D) % (D/S)
Pada Grafik diatas dapat dilihat Cakupan D/S Balitaduta pada Puskesmas
Kedondong sebesar 13,58 % dan ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak
untuk terlibat aktif bersama sama berupaya meningkatkan cakupan ini.
Sementara kasus BGM pada Balita diwilayah Puskesmas Kedondong sebagai
berikut :
3.0
2.5
2.3
2.0 1.9
1.6
1.4
1.0
0.7
0.0
KEL.TENGAH KEL.SAMPIT KEL.SUKAHARJA DS.PAYAKUMANG JUMLAH
% BB / U % TB / U % BB / TB
33
l. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang telah dilakukan tahun 2021 adalah
seperti pada grafik diabawah ini :
4968
5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
1,768
10.2040816326531
2,000
1,271
1,209
1,500
720
1,000
280
196
125
500
95
85
48
48
33
22
20
20
19
10
9
9
6
6
3
2
0
JML MURID MURID DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT % MENDAPAT
PERAWATAN PERAWATAN
Dari 280 siswa yang diperiksa ternyata terdapat 196 siswa (70,0.%) yang perlu
dilakukan perawatan dan 10,20% yang mendapatkan perawatan, untuk itu kegiatan
UKGS perlu lebih ditingkatkan lagi untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang
pentingnya menjaga dan merawat kebersihan gigi dan mulut.
m. Pelayanan Kesehatan Usila ( 60 tahun + ).
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah bentuk pelayanan kesehatan bagi mereka
yang sudah berusia lebih dari 60 tahun, meliputi kesehatan jasmani, rohani maupun
sosialnya melalui seluruh upaya kesehatan yaitu promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi serta rujukan, dengan tujuan akhirnya adalah meningkatnya Usia Harapan
Hidup. Cakupa kegiatan ini adalah sebagai berikut :
4,000
3,500
3,000
2,500
JUMLAH
2,000
MENDAPAT PELAYANAN
1,283
1,173
%
1,027
1,500
881
1,000
588
410
359
307
207
500
35.2
34.8
35.0
35.0
35.0
0
TGH SPT SKH P KMG JML
Dari grafik diatas diketahui bahwa pelayanan kesehatan pada Usila diWilayah kerja
Puskesmas Kedondong 35% mendapatkan pelayanan.
2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan.
Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan
merata bagi seluruh masyarakat, maka akses dan mutu pelayanan harus semakin
34
meningkat kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kebersamaan
pemahaman semua pihak, serta komitmen dan konsistensi dari pemimpin.
3. Perilaku Hidup Masyarakat.
Banyak penyakit yang muncul karena pengaruh perilaku yang tidak sehat, untuk itu
upaya promosi kesehatan harus terus menerus dilakukan agar terjadi perubahan
perilaku pada masyarakat kearah Perilaku Hidup Bersih dan sehat. Penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu melalui rumah
tangga.
3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Persentase rumah tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
adalah perhitungan dari jumlah rumah tangga yang melaksanakan 10 indikator
PHBS dibagi dengan jumlah rumah tangga yang dipantau.
Adapun 10 indikator dimaksud adalah :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Bayi diberi ASI eksklusif.
3. Balita ditimbang setiap bulan.
4. Menggunakan air bersih.
5. Mencuci tangan pakai air bersih dan sabun.
6. Menggunakan jamban sehat.
7. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu.
8. Makan sayur dan buah setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
10. Tidak Merokok.
13000
11000
9000
7000
5000
TGH
3000 SPT
SKH
1000
P KMG
JUMLAH JUMLAH DIPAN- % DIPANTAU JUMLAH % BER- PHBS JML
TAU BER- PHBS
TGH 2779 100 4 27 27
SPT 4079 100 2 46 46
SKH 3228 100 3 39 39
P KMG 2139 100 6 43 43
JML 12225 400 3 155 38.75
35
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan, berdasarkan grafik diatas diketahui
bahwa dari 100 rumah tangga yang dipantau per desa/kelurahan, Kelurahan Sampit
mendapatkan hasil tertinggi dengan 46 rumah tangga yang ber PHBS dan yang
terendah kelurahan Tengah dengan 27 rumah tangga yang ber PHBS.
4. Keadaan Lingkungan.
Beberapa indikator yang menggambarkan kondisi lingkungan seperti Rumah
sehat, TTU,TPM, air bersih serta sarana sanitasi dasar dan pengelolaan limbah, harus
diperhatikan dan ditingkatkan kualitasnya guna mengurangi resiko terjadinya penyakit,
maupun gangguan kesehatan kepada masyarakat, akibat lingkungan yang kurang
sehat.
a. Rumah Sehat.
Persyaratan Kesehatan Perumahan, menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999, selain tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat
melepaskan zat zat yang dapat membahayakan kesehatan , komponen rumah harus
memenuhi persyaratan fisik dan bilogis, pencahayaan, kualitas udara serta
kelembaban dll.
Berikut Kondisi Perumahan tahun 2021
13000
11000
9000
7000
5000
JUMLAH RUMAH
3000 RUMAH SEHAT
%
1000
TGH SPT SKH P KMG JML
JUMLAH RUMAH 2779 4079 3228 2139 12225
RUMAH SEHAT 2617 3788 3009 2036 11450
% 94 93 93 95 94
Dari data diatas jumlah rumah memenuhi syarat (Rumah Sehat) diwilayah
Puskesmas Kedondong adalah mencapai 93,66 %, sedangkan untuk masing
masing desa/kelurahan teringgi di desa Paya Kumang dengan 95,18% dan terendah
berada di kelurahan Sampit dengan 92,86%.
b. Penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang Layak.
Akses masyarakat terhadap air minum yang layak adalah bagian dari upaya
promotif dan preventif dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air
minum serta menurunkan penyakit berbasis lingkungan.
Tentang penduduk memiliki akses terhadap Air Minum yang layak.
36
47,500
42,500
37,500
32,500
27,500
22,500
17,500 PENDUDUK
12,500 AKSES
7,500 %
2,500
TGH SPT SKH P KMG JML
PENDUDUK 10843.92 14458.56 12651.24 7229.28 45183
AKSES 8963 11623 10337 6017 36940
% 83 80 82 83 82
Dari grafik diatas hanya 82.% penduduk diwilayah Puskesmas Kedondong yang
mendapatkan akses terhadap air minum yang layak, ini masih jauh dari yang
diharapkan pada tahun 2021 yakni 100% masyarakat dengan akses air minum
yang layak.
c. Sanitasi yang Layak.
Sanitasi (yang baik) adalah merupakan elemen penting untuk menunjang tingkat
kesehatan manusia, Kondisi lingkungan berbanding lurus dengan tingkat kesehatan
manusia, untuk itu kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan sanitasi harus terus
menerus dilakukan tidak hanya dari pihak Kesehatan (puskesmas Kedondong)
tetapi harus bersenergi dengan semua pihak.
14,000
11,525
11,525
12,000
10,000
8,000
6,000
4,361
3,727
3,727
3,625
3,114
3,114
3,058
2,677
2,677
4,000
2,071
2,007
2,007
2,000
96.9
87.5
87.9
85.9
85.5
0
TGH SPT SKH P KG JML
KK SARANA PENGGUNA %
Dari grafik diatas penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak baru
mencapai 87,9% di tingkat Puskesmas Kedondong, sedangkan untuk tingkat
desa/kelurahan variatif mulai tertinggi di Kelurahan Paya Kumang 96,9%.
37
Dari 4 penyelenggara air minum yang ada, setelah dilakukan pemeriksaan sampel,
baik pemeriksaan fisik, bakteriologi maupun kimia ternyata hasilnya 100%
memenuhi syarat.
e. Desa STBM.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan metode pendekatan kepada
masyarakat untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan melalui 5 pilar yang biasa dikenal dengan 5
Pilar STBM, yaitu :
1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
3) Pengelolaan air minum-makanan Rumah Tangga (PAMM-RT).
4) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
5) Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).
Desa STBM adalah desa yang sudah stop BABS minimal 1 dusun, mempunyai
tim kerja STBM dan telah mempunyai rencana kerja STBM atau rencana tindak
lanjut STBM. Dari seluruh desa/kelurahan diwilayah kerja puskesmas
Kedondong belum ada yang berstatus desa/kelurahan STBM.
f.Tempat Tempat Umum ( TTU ) yang Memenuhi Syarat.
Yang dimaksud Tempat Tempat Umum (TTU) adalah tempat tempat kegiatan
untuk umum yang diselenggarakan oleh badan badan pemerintah, swasta maupun
perorangan yang digunakan secara terbuka untuk masyarakat umum.
TTU
140
115
114
120
100.00
100.00
100.00
99.13
96.00
100
80
JUMLAH TTU
MEMENUHI SYARAT
60 %
39
39
40
30
30
25
24
21
21
20
0
TGH SPT SKH P KM JML
Dari grafik diatas terlihat bahwa seluruh Tempat-tempat Umum yang ada diwilayah
Puskesmas Kedondong yang memenuhi syarat baru 99,13% tentu kondisi seperti
ini harus terus ditingkatkan.
g.TPM memenuhi syarat Hygiene Sanitasi
Kegiatan pemantauan TPM ( Tempat Pengelolaan Makanan ) dilakukan dalam
rangka pembinaan agar dalam setiap tingkatan proses aman, dan terhindar dari
dampak yang tidak diinginkan
TPM
38
250
204
200
151
150
JUMLAH TPM
MEMENUHI SYARAT
77.78
%
74.07
74.02
100
72.31
71.43
65
63
49
49
47
50
35
27
20
0
TGH SPT SKH P KM JML
Grafik diatas menggambarkan bahwa dari 146 TPM yang dipantau, yang memenuhi
syarat adalah sebesar 120 TPM (82,2.%).
5. Ketersediaan Obat.
Upaya pelayanan kefarmasian/penyediaan obat bertujuan untuk menjamin
ketersediaan dan kecukupan obat jenis obat pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas dan jaringannya agar pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dapat
berjalan lancar, ketersediaan obat di Puskesmas disediakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Ketapang.
39
masyarakat dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
Grafik 42. strata posyandu per desa/kelurahan tahun 2021.
POSYANDU
18
16
16
14
12
10 POSYANDU
9
8
6
6
2
0 0
0
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
Tabel 3. UKBM
UKBM
NO DESA / KELURAHAN
POSYANDU PUSTU POSKESDES
1 TENGAH 3 - -
2 SAMPIT 3 - 1
3 SUKAHARJA 4 1 -
4 PAYAKUMANG 5 - 1
JUMLAH 15 1 2
c. Anggaran Kesehatan.
Sumber Pendapatan Dinas Kesehatan bersumber dari Retribusi
Pelayanan Kesehatan dan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adapun target dan realisai pendapatan Dinas
Kesehatan tahun anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
40
Berdasarkan tabel diatas bahwa realisasi pendapatan bersumber dari
Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah 115.47% lebih tinggi dibandingkan dengan
realisasi Pendapatan bersumber dari Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
FKTP sebesar 99.92%. secara keseluruhan target pendapatan Dinas Kesehatan
tahun anggaran 2020 telah melampaui target atau sebesar 101.47%.
TARGET PENCAPAIAN
1K1
1000
12 Penanganan Komplikasi 2K4
500
11 Paska Salin 3 Linakes
7 Lahir Hidup 6 KN 1
2. P2M
41
4 Persentase cakupan imunisasi Polio 1 95% 76.0%
B. P2 MALARIA
Penurunan angka kesakitan malaria<1 per 1000 pddk <1/1000 0.0%
H. P2 CAMPAK
Persentase penderita Campak yang tangani dan 0.0%
100%
dilaporkan
I. DBD
J. ISPA
Persentase cakupan pemeriksaan dan tatalaksana 10.0%
75%
pnemonia/ISPA
42
K. FILARIASIS
L. P2 KECACINGAN
TARGET 2021
Persentase
Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan deteksi dini Hepatitis B pada kelompok
HEPATITIS B desa/kelurahan
berisiko UCIcakupan
Persentase
Persentase imunisasi
cakupan HB BCG
imunisasi 0
Persentase cakupan pengobatan pencegahan Kecacingan Persentase cakupan imunisasi Polio 1
P2 KECACINGAN Persentase cakupan imunisasi DPT/HB/
Persentase cakupan pengobatan pencegahan Filaria 200% Persentase cakupan imunisasi Polio
FILARIASIS Persentase cakupan imunisasi DPT
Persentase cakupan pemeriksaan dan tatalaksana pnemonia/ISPA Persentase cakupan imunisasi P
ISPA 100% Persentase cakupan imunisasi
Persentase penanganan penderita DBD Persentase cakupan imunisas
DBD Persentase cakupan imunisa
Persentase penderita Campak yang tangani dan dilaporkan 0% Persentase cakupan imunisa
P2 CAMPAK Persentase cakupan Imunisas
Persentase desa endemis yang melakukan eliminsasi Persentase cakupan imunisasi
P2 RABIES Persentase cakupan imunisasi C
Persentase penanganan penderita diare dengan oralit dan zinc Persentase TT2 + (Bumil)
P2 DIARE P2 MALARIA
Persentase keberhasilan pengobatan TB Paru BTA Positif Penurunan angka kesakitan malaria<1
Persentase penemuan pasien baru TB BTA Positif P2 IMS & HIV AIDS
Pelayanan kesehatan orang dengan TB Cakupan Pelayanan kesehatan orang dengan
Persentase cakupanP2 TBC P2 kasus
penemuan KUSTA Cakupan Pelayanan
baru Kusta kesehatan
tanpa cacat orang dengan Re
3. Kesehatan Lingkungan
43
TARGET PENCAPAIN
100%
50%
Persentase rumah / bangunan bebas jentik nyamuk pemantauan jentik berkala (PJB) Persentase Sarana Air Minum yg di inspek
0%
Persentase TPM (tempat pengelolaan makanan dan minuman) yg memenuhi syarat kesehatan Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan
4. Gizi
Pencapaian program gizi :
44
HASIL CAPAIAN PROGRAM GIZI 2021
TARGET HASIL
Persentase anak balita dengan status kekurangan gizi (kurus dan sangat kurus)
Persentase ibu hamil yg mendapat tablet tambah darah (TTD) Persentase rumah tangga mengkonsumsi ga
Persentase anemia pada ibu hamil 90% 100% 94.0%
90% Persentase bayi kurang dari 6 bulan y
80.4%
Persentase ibu nifas yg mendapat kapsul vit A Persentase bayi baru lahir menda
90% 57.2% 50% 44% 77.5%
64.3% 32% 36.7%
Persentase anak balita yg mendapat kapsul vit A ( Februari dan Agustus ) 83% 44%
40.4% 2.8% 75% Persentase Balita yang di timba
0% 24.7%
0%0%0%
16.2% 2.5% 7.6%
77.5%
80% Persentase Balita mempunyai K
100.0%
100%
Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan 25.2% 19%
21.7%
65% 50%
Persentase bayi dengan berat badan rendah (BBLR) yg ditemukan Persentase Balita Yang tidak naik
5. 80%
Persentase bumil KEK yg mendapat makanan tambahan 80% Persentase balita di timbang yang tida
100.0%
Promosi Persentase baduta kurus yang mendapat makanan tambahan 100.0% Peningkatan pojok gizi (poji)
Persentase balita kurus di bawah garis merah (BGM) yang mendapat makanan tambahan
Kesehatan
6. Pelayanan
45
HASIL PELAYANAN UKP 2021
TARGET 100 HASIL 85.1
Pelayanan kesehatan ibu bersalin
100
Pelayanan kesehatan HIV/AIDS 100 pelayanan kesehatan balita
100 79.2 100
90
65.3
Pelayanan kesehatan TB paru
10090 50 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
100
87.5
0
97.4
100
Pelayanan Kesehatan gangguan jiwa berat 80 100
Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
27.5
63
56.5 91.7
100 100
Pelayanan kesehatan pada penderita DM Pelayanan kesehatan pada usia produktif
100 100
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
PELAYANAN 93.82
P2M
50
69.1
TARGET
CAPAIAN
0
90.87
PROMOSI GIZI
92.5
89.73
KESLING
b. Program Tambahan
Hasil pencapaian program tambahan puskesmas Kedondong
46
penyuluhan dan sikat gigi massal
2 PELAYANAN KESEHATAN HAJI
Persentase hasil pemeriksaan kes jamah haji (3 bulan
30%
sebelum operasional)
3 PELAYANAN KESEHATAN INDERA
Persentase Penanganan gangguan kesehatan indra
100% 3.6% 3,6
mendapat pelayanan di wilayah Puskesmas
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
4
KOMPLEMENTER (AQUPRESURE )
Persentase Penderita yang di layani Aqupresure di
100% 80.0% 80
puskesmas
5 PELAYANAN KESEHATAN DDTK ANAK
Persentase Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
70% 65.0% 93
Kembang anak (SDIDTK)
6 PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Jumlah Pos UKK yg dibentuk masyarakat yg difasilitasi
400% 0.0% 0
puskesmas
7 PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA
Persentase Desa & Kelurahan yang melaksanakan kegiatan
85%
Olah Raga pada kelompok masyarakat di wilayah kerja
8 PROLANIS
Persentase peserta Prolanis akttif 50%
TOTAL 226.6
HASIL TOTAL PROSENTASE BAIK KEL 1 25,17
UPAYA PENGEMBANGAN
TARGET HASIL
Persentase
Persentase Stimulasi De+B19teksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang penderita dengan gangguan kesehatan
anak (SDIDTK) jiwa yang ditangani
100% Persentase kunjungan pasien dengan
PELAYANAN KESEHATAN DDTK ANAK 100% 100% Persentase petugas kesehatan (
Persentase Penderita yang di layani Aqupresure di puskesmas 70% 100%Persentase petugas keseha
100%
PELAYANAN KESEHATAN AQUPRESURE 50% 50% PELAYANAN UKGMD
50% 32%
10% 5%
h SMP/sederajat dan SMA/sederajat yang dilakukan penjaringan kesehatan kelas VII dan X. 75%50% 0% 100%
Persentase posyandu y
70% 28%
30%
100% 50%
Persentase murid SD/MI yang mendapat pelayanan penjaringan kesehatan 35% PELAYANAN KESEHATAN
70% 37%
Persentase Jumlah SD/MI yang dilakukan penjaringan murid kelas 1 Persentase hasil pemeriksa
PELAYANAN UKS 100% PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
Persentase Penanganan gangguan kesehatan indra mendapat pelayanan di Puskesmas
PELAYANAN KESEHATAN INDERA lansia yang mendapat pela
Persentase
47
Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan
2 10
masalah berdasarkan prioritas
3 Menyusun RPK secara terinci dan lengkap 10
4 Melaksanakan mini lokmin bulanan 10
5 Melaksanakan mini lokmin tribulanan / linsek 7
Membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke
6 7
Dinkes tepat waktu
7 Membuat data 10 penyakit terbanyak/bulan 10
TOTAL 64
48
4 Kepatuhan terhadap standar 82% 8,3 Baik
5 Kesembuhan penderita TB Paru 92% 9,2 Baik sekali
Tingkat Kepuasan pasien terhadap pelayanan
6 81% 8,1 Baik sekali
puskesmas
Rata-rata nilai 8,70 Baik
Cakupan Pelayanan
1 76.03 CUKUP KEL II
Kesehatan
Cakupan Pelayanan Tambahan 25,17 KURANG KEL III
2 Manajemen Puskesmas 9,4 BAIK KEL I
3 Mutu Pelayanan Kesehatan 8,70 BAIK KEL I
BAB III
ANALISIS HASIL KINERJA
Hasil penilaian kinerja yang sudah didapat diatas, beberapa program yang masih
belum mencapai target diperlukan analisa penyebab dan alternatif solusinya.
49
I. Program Wajib
A. Kesehatan Ibu dan Anak
Dari hasil pencapaian program KIA puskesmas Kedondong didapatkan hasil K1, K4,
Linakes, Yankes Nifas, KN1 dan KN lengkap belum mencapai target.
Beberapa penyebab / kesulitan dalam program KIA (fish bone):
1. Belum semua pelayanan tenaga kesehatan terlaporkan
2. Pencarian aktif, sweeping dan kerjasama lintas program belum maksimal
3. Kerjasama baik administrasi maupun pelayanan jejaring dan RS belum maksimal
4. Promosi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk datang / mendapatkan
pelayanan tenaga kesehatan belum maksimal
5. Kerjasama dengan lintas sektoral belum berjalan baik (kader, desa/kelurahan,
PKK, masyarakat, kecamatan, dinas lain)
6. Kelas ibu belum maksimal
Beberapa alternatif solusi dalam program KIA :
1. Kunjungan, koordinasi (pelayanan dan rujukan) dan pengambilan laporan
pelayanan bulanan ke tempat2 pelayanan kesehatan (RS, praktek, klinik dll)
2. Pencarian aktif, sweeping, kerjasama lintas program (PIS PK, promosi,
posyandu, petugas lapangan dll)
3. Kerjasama linsek ditingkatkan melalui lokmin linsek, pembentukan kelompok,
kunjungan puskesmas, komitmen, pembuatan alur laporan dan kerjasama
4. Peningkatan kelas Ibu, kelas ditambah, promosi dengan bantuan desa /
kelurahan / kader / PKK. Variasi dan inovasi kegiatan
B. P2M
Program yang belum mencapai target adalah imunisasi sedangkan program lain
sudah mencapai target.
Program yang sudah mencapai target tetap harus dilaksanakan dan dikembangkan
terus, sedangkan program imunisasi yang sampai 2021 ini belum mencapai target
walaupun sudah terjadi peningkatan harus dicari solusi lain disamping solusi yang
sudah dilaksanakan dikembangkan.
Beberapa masalah/penyulit program imunisasi :
1. Belum semua anak mendapatkan vaksinasi lengkap
2. Masih banyak pendapat bahwa datang ke posyandu itu hanya untuk vaksin,
sehingga kalau sudah lengkap imunisasi tidak perlu datang
3. Pengetahuan adanya vaksin booster masih kurang
4. Pencarian aktif/sweeping diperlukan
5. Kerjasama linprog dan linsek belum berjalan baik
6. Ketersediaan vaksin MR yang banyak ditentang masyarakat karena belum
adanya sertifikat halal dari MUI.
7. Jumlah kader yang tidak mencukupi. Belum semua kader mendapat honor
8. Petugas datang ke posyandu tidak lengkap
50
Beberapa alternatif solusi program imunisasi :
1. Promosi langsung maupun tidak langsung, kerjasama dengan lintas program dan
linsek ditingkatkan (promosi lewat pertemuan desa, PKK, kelompok2 dll)
2. Penyuluhan ke ibu-ibu yang datang membawa anaknya imunisasi untuk perlu
dilakukan booster
3. Pencarian aktif/sweeping imunisasi
4. Ketersediaan vaksin dikoordinasikan dengan dinkes
5. Kelengkapan kader dengan kerjasama anggaran desa/kelurahan
6. Petugas posyandu lengkap (TIM)
C. Promosi Kesehatan
Promkes di Puskesmas Kedondong sudah dilakukan beberapa kegiatan seperti
penyuluhan di masyarakat, sekolah, posyandu, kelas ibu, pertemuan kecamatan,
prolanis, leaflet, PHBS dan lain-lain walaupun belum menjangkau seluruh lapisan
masyarakat dan semua lokasi. Secara tehnis pelaksanaan tidak ada masalah, output
pelaksanaan cukup baik (dari peserta maupun lembaga) sedangkan hasil/outcome
promkes belum bisa dinilai saat ini. Pelaksanaan promkes masih perlu ditingkatkan dan
diperluas jangkauan dan lokasinya.
D. Kesling
Pencapaian angka bebas jentik di puskesmas Kedondong masih 59,4% sesuai
dengan angka DBD 225 kasus (IR 482.11, IR nasional 49). Rendahnya angka bebas
jentik disebabkan beberapa hal :
Gerakan 3M belum berjalan baik walaupun penyuluhan, leaflet, spanduk sudah
dilakukan. Perlu ditingkatkan promkes DBD
Anggapan fogging adalah solusi utama masih tinggi sehingga masyarakat
mengendalkan fogging saja tanpa gerakan 3M plus.
Kader jumantik perlu disegarkan kembali, pengaturan pembagian kerja, honor
jumantik belum ada.
Petugas dan kader jumantik belum maksimal, pengamatan dan himbauan
personal
Gerakan 1 jumantik 1 rumah belum berjalan.
51
Plus dengan tanaman, ikan, lotion, obat nyamuk (yang dipasang/dilakukan
bersamaan dalam jam yg sama)
E. Gizi
Capaian program vit A, anemia, ASI eksklusif, kunjungan penimbangan posyandu
belum mencapai target. Masih perlu usaha peningkatan hasil program-program
tersebut.
Masalah :
Bayi tidak dibawa lagi ke posyandu karena dianggap vaksinasi sudah selesai.
Pengetahuan tentang booster imunisasi dan pentingnya penimbangan belum
maksimal. Petugas perlu memberi tambahan pengetahuan di saat posyandu.
Petugas perlu promosi, screening anemia dan pemberian SF pada bumil dan
pengecekan berkala.
ASI eksklusif dan IMD lebih disosialisasikan
Penemuan dan pemantauan BBLR ditingkatkan baik dari petugas, masyarakat,
kader, linprog maupun linsek.
F. Pelayanan
Pelayanan terhadap lansia, balita, DM, Hipertensi, bumil/bulin belum maksimal.
Masalah :
Keteraturan berobat pasien DM dan hipertensi yang seharusnya minum obat
setiap hari seumur hidup banyak tidak dimengerti pasien. Dianggap efek
samping obat ke ginjal padahal justru kebalikannya.
Pasien berobat kalau ada gejala saja
Anggapan keluhan / gangguan pada Lansia karena faktor usia sehingga tidak
dibawa berobat
Banyaknya praktek mandiri, klinik dan RS di wilayah Kedondong sehingga tidak
berkunjung ke Puskesmas.
Pelayanan di puskesmas dan jajarannya belum maksimal (baik administrasi,
keramahan, kepedulian, SDM, kelengkapan sarana prasarana)
Solusi :
Promosi pelayanan ditingkatkan, sarana dan prasarana dilengkapi, SDM
diperbaiki dan ditingkatkan
Inovasi dan pengembangan pelayanan di puskesmas
Koordinasi dengan praktek kesehatan yang lain (administrasi, laporan,
kerjasama)
Penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung untuk keteraturan berobat
hipertensi dan DM, meluruskan anggapan-anggapan yang salah tentang minum
obat teratur dan lain-lain.
52
G. Program Tambahan
Cakupan pelayanan program tambahan kurang baik, hal ini dikarenakan ada
beberapa kegiatan yang tidak melakukan kegiatan nya salah satu nya yaitu
pelayanan haji, pelayanan kesehatan olahraga,prolanis dan pelayanan kesehatan
kerja.
II. Manajemen
Masalah di bagian manajemen puskesmas Kedondong
1. Linsek tidak tiap 3 bl
2. Laporan inventaris tidak updating
3. Laporan tidak tepat waktu
4. DP3 tidak tepat waktu
Solusi yang didapat :
1. Koordinasi dengan linsek lebih awal untuk menentukan waktu karena terdapat 3
puskesmas di kec. Delta Pawan yang masing-masing mengadakan lokmin
linsek, menyiapkan hasil program dan evaluasi tiap bulan sehingga selalu siap
dan menyiapkan sarana dan prasarananya.
2. Disiplin petugas menginventaris tiap ruangan tiap bulan, laporan tiap ruangan ke
penanggungjawab invetaris.
3. Disiplin petugas dalam membuat laporan (setiap tanggal 1-5 rekap laporan).
4. Mengingatkan semua staff untuk pembuatan DP3 tahun sebelumnya dan tahun
berjalan setiap akhir dan awal tahun berikutnya. Disiplin petugas dalam membuat
DP3 dan rekap kegiatannya.
III.Mutu
Mutu puskesmas Kedondong masih harus ditingkatkan terus sesuai dengan prinsip
mutu “perbaikan berkelanjutan” terutama linakes, kepatuhan terhadap standard dan
kepuasan pasien. Hasil 8,77 sudah baik tetapi belum sempurna sehingga perlu
dilakukan upaya-upaya peningkatan di seluruh bagian.
Diperlukan peningkatan, evaluasi-solusi, inovasi, sistem yang lebih mudah, lebih
cepat tetapi tepat. Kecepatan waktu pelayanan dari loket pendaftaran sampai
mengambil obat, keselamatan pasien, ketelitian, keramahan, pasien prioritas,
kemudahan pelayanan, ruang tunggu dan sarana/prasarana harus ditingkatkan terus
menerus.
BAB IV
KESIMPULAN
53
1. Nilai cakupan Pelayanan Kesehatan Pokok 76.03 (kelompok II / cukup), Pelayanan
kesehatan tambahan 25,17 (kel III / kurang), Manajemen puskesmas 9,35 (kelompok
I / baik) dan mutu Pelayanan Kesehatan 8,70 (kelompok 1 / baik).
2. Masih diperlukan peningkatan kinerja di semua aspek sesuai dengan kekurangan
yang didapatkan
3. Peningkatan SDM, disiplin, kerjasama, koordinasi linsek, peran serta masyarakat,
pelatihan/pembelajaran, sarana dan prasarana.
54