Anda di halaman 1dari 14

PROFIL

PROGRAM DOKTER MASUK DESA


DI WILAYAH PUSKESMAS
MARGO MULYO
TAHUN 2022

KECAMATAN MUARA SUGIHAN


KABUPATEN BANYUASIN
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


:128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat
dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya MilleniumDevelopment Goals (MDGs).Di dalam
Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan
bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kem
vampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumberdaya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan
dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Kementerian


Kesehatan “ Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong royong “ dan dengan 7 ( Tujuh ) Misi Pembangunan Yaitu :

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang


kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuatjati diri sebagai
negara maritim.
3. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
4. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
5. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
6. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam perjalanannya, indikator kesehatan tersebut bersifat dinamis mengikuti situasi dan
kondisi yang ada. Beberapa indikator mengalami perubahan, baik indikatornya itu sendiri maupun
definisinya. Perjalananan sosialisasi dan advokasi yang mendorong pelaksanaan pengarusutamaan
gender dalam pembangunan yang diterjemahkan dalam kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sangat dinamis. Mulai dari upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam
dokumen perencanaan sampai gender budget statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender).
Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kepedulian, kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (Lansia) dan
keluarga miskin. Pelaksanaan sebagian tugas dinas dibidang kesehatan masyarakat pada
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan:
1) Upaya penyusunan Perencanaan pelaksanaan Kesehatan,
2) Pelayanan Kesehatan,
3) Perawatan Kesehatan,
4) Pencegahan dan pemberantasan penyakit,
5) Penyuluhan kesehatan Masyarakat,
6) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi


penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.
Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif
dan preventif. Terkait dengan hal tersebut di atas diperlukan pendekatan manajemen yang optimal
sebagai sarana monitoring evaluasi program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, oleh sebab itu
Profil UPT Puskesmas Margo MulyoTahun 2019 disusun. Profil Puskesmas disusun sebagai
penunjang pelaksanaan manajemen dan pengembangan upaya kesehatan.

Profil Puskesmas Margo Mulyo Tahun 2019 berisi data dan informasi tentang gambaran
derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas sebagai
kontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerjanya.

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk mencapai
keberhasilan pembangunan bangsa Karena, Derajat kesehatan yang rendah juga berpengaruh terhadap
rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemeritah. Oleh
karena itu pemerintah wajib menyediakan Pelayanan Kesehatan seperti bunyi pasal 34 ayat (3) “
Negara bertanggung jawab atas penyedian fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak” Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah
adalah Puskesmas.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya data atau informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam
rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan
berdayaguna.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data,
pengolahan, analisis serta pengemasan informasi
b. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh
berbagai sistim pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan
c. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam
menyusun alokasi dana/anggaran program kesehatan
d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat propinsi dan
nasional
BAB  II

GAMBARAN UMUM

2.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas merupakan salah satu organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.
Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan
menjadi ”Paradigma Sehat”. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep
yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan.

Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat. Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan skala prioritas.Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu
wilayah kecamatan atau beberapa desa/ kelurahan disatu wilayah kecamatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin mempunyai 33 puskesmas yang tersebar merata di


Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan Permenkes No.46 Tahun 2015 Puskesmas harus Mengikuti
Akreditasi Puskesmas. Pada bulan Desember tahun 2018 Puskesmas Margo dilakukan penilaian
Akreditasi dan telah dinyatakan lulus dengan status Akreditasi “ DASAR” pada tanggal 22 desember
2018.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi, maka Puskesmas Margo Mulyo menyusun
Profil Puskesmas Tahun 2019, yang berisi tentang situasi dan kondisi kesehatan Wilayah Kerja
Puskesmas Margo Mulyo Tahun 2019 beserta hasil dari upaya-upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan selama tahun 2019 yang dianalisis secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel,
peta dan grafik. Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi dalam rangka
proses perencanaan, pemantauan, dan mengevaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Margo Mulyo Tahun 2019.

Adapun Visi, Misi, Moto, Kebijakan Mutu, Tata nilai/ Budaya Kerja UPT Puskesmas Margo
Mulyo yaitu:

 Visi

Menjadikan Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yan berkulitas, bermutu dan ramah menuju
masyarakat yag sehat dan mandiri.

 Misi

a. Mewujudkn pelayanan kesehatan yang kompeten, transparan dan akurat, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

b. Mendorong masyarakat untuk sehat secara jasmani, mental dan sosial.

c. Mendorong kemandirian masyarakat melalui lingkungan dan perilaku sehat.


 Motto

”kesehatan dan Kepuasan Anda adalah Prioritas kami”

 Kebijakan Mutu

1. Meningkatkan kepuasan pelanggan

2. Memberi pelayanan yang berkualitas dan profesional

3. Mengadakan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan secara konsisten dan


berkesinambungan.

4. Mematuhi peraturan dan standar yang berlaku.

5. Menetapkan sasaran mutu dan mengevaluasi hasil pencapaian.

 Tata Nilai

“PRIMA”

1. Professional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan


yang terbaik.

2. Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan kerja.

3. Inisiatif dan inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.

4. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

5. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan yang
ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.

2.2 IDENTITAS DAN DATA DASAR WILAYAH UPT PUSKESMAS MARGO MULYO

 Nama Puskesmas : Margo Mulyo

 Alamat : Margo Mulyo 16

 No. Telepon :-

 Kelurahan/Desa : Margo Mulyo

 Kecamatan : Muara Sugihan

 Kabupaten : Banyuasin

 Kode Pos : 30976

 Nama Kepala Puskesmas: Hj. Martini, SKM

 Jumlah Desa : 10 desa

 Jumlah Penduduk : 19.200 jiwa


 Jumlah KK : 5.419 KK

 Jumlah Pustu :5

 Jumlah Poskesdes : 10

 Jumlah Posyandu : 28

 Jumlah Posbindu : 10

 Jumlah SD/MI : 15

 Jumlah SMP/Mts :5

 Jumlah SMA/MA :3

2. 3 . JAM PELAYANAN UPT PUSKESMAS MARGO MULYO

a. Puskesmas : Margo Mulyo

Jam Pelayanan Pagi

1. Hari senin s/d hari Kamis : Pukul 08.00 – 14.00

2. Hari Jum’at : Pukul 08.00 – 11.30

3. Hari Sabtu : Pukul 08.00 – 14.00

2. 4. JENIS PELAYANAN UPT PUSKESMAS MARGO MULYO

a. Pelayanan Dalam Gedung

 IGD

 BP Umum

 KIA/KB

 Gizi

 Laboraturium

 VK

 TB/Kusta

 Klinik PDP

b. Pelayanan Luar Gedung

 Posyandu balita

 Posbindu
 Promosi kesehatan

2. 5 PERSYARATAN PELAYANAN DI UPT PUSKESMAS MARGO MULYO

a. Peserta Umum : Membawa KK/KTP (asli/fotocopy)

b. Peserta BPJS/KIS : Membawa kartu BPJS/KIS (asli/fotocopy)

2. 6 . SITUASI WILAYAH

Wilayah kerja Puskesmas Margo Mulyo berada di Kecamatan Muara Sugihan, pada saat
ini wilayah kecamatan Muara Sugihan dibina oleh 2 puskesmas induk, yaitu :

1. Puskesmas Margo Mulyo, berpusat di Desa Margo Mulyo, membina 10 desa di daerah
perairan.
2. Puskesmas Tirta Harja, berpusat di Desa Tirtaharja, membina 12 desa di daerah perairan.

Kesepuluh desa yang kini dibina oleh Puskesmas Margo Mulyo adalah: Desa
Indrapura, Desa Sugih Waras, Desa Margo Mulyo, Desa Sumber Mulyo, Desa Daya Bangun
Harjo, Desa Daya Murni, Desa Daya Kesuma, desa Margo Rukun, Desa Ganesha Mukti, dan Desa
Sido Makmur.

Tabel 1.1
Luas wilayah dan jumlah desa wilayah kerja UPT Puskesmas Margo
Mulyo Tahun 2022
No Nama Desa Luas Wilayah (km2)
1 Indrapura 33,21
2 Sugih waras 12,0
3 Margo mulyo 16,0
4 Sumber mulyo 12,0
5 Daya bangun hajro 12,0
6 Daya murni 15,0
7 Daya kusuma 12,0
8 Margo rukun 12,0
9 Ganesha mukti 24,0

10 Sido makmur 12,0

Jumlah 160,2
2. 7. LETAK GEOGRAFIS

Puskesmas Margo Mulyo terletak di Desa Margo Mulyo. Margo Mulyo merupakan salah
satu desa yang termasuk didalam wilayah kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin,
Sumatera selatan. Kecamatan Muara Sugihan sendiri meliputi 22 desa. Batas wilayah kerja UPT
Puskesmas Margo Mulyo adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Puskesmas Tirtaharja

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten OKI

 Sebelah Selatan :Berbatasan dengan PKM Daya Utama

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Puskesmas Srikaton

2.8 KEADAAN DEMOGRAFI


Jumlah penduduk yang berada dalam wilayah kerja UPT Puskesmas Margo
Mulyo pada tahun 2021 penduduk berjenis kelamin Laki-laki sebanyak 9.762 jiwa
sedangkan penduduk berjenis kelamin Perempuan sebanyak 9.519 jiwa. Berdasarkan
keadaan Sosial Ekonominya, mata pencaharian penduduk di wilayah kerja UPT
Puskesmas Margo Mulyo yaitu: Buruh Kasar, Pegawai Negeri, Petani & Nelayan.
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Banyuasin, menjadi prioritas dan penjagaan kesehatan yang
dinanti nanti masyarakat di Bumi Sedulang Setudung selama ini, Minggu (1/12/2019) Untuk itu,
bertepatan pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-55, Jumat (29/11/2019)
dijadikan spirit bagi Pemkab Banyuasin untuk membangunan kesehatan yang kini sudah ada
manfaatnya bagi 228 desa dan 17 kelurahan di 21 kecamatan.

Pembangunan fasilitas yang baru dan lama maupun renovasi dan pemugaran infrastruktur
kesehatan diwilayah Bayuasin, terus ditingkatkan baik dari berdirinya 32 Puskesmas dan 3 Rumah
Sakit (RS) yakni, RS Umum Daerah Banyuasin, RS Pratama Sukajadi dan RS Pratama Makarti Jaya,
dan ,21 Kecamatan yang telah siap Puskesmas dan Puskesdes, serta pukeslur. 

Lebih lagi, dinas kesehatan yang di gawangi oleh sosok seorang dokter yakni, dr H Mgs M
Hakim MKes yang berpengalaman, telah sepakat bersama para dokter akan setia dan selalu
mendampingi masyarakat dalam pelayanan dengan program dokter masuk desa (satu desa satu
dokter). Bupati Banyuasin H Askolani SH MH mengatakan, peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-
55 ini merupakan momentum untuk merefleksikan sejauh mana keberhasilan pembangunan kesehatan
yang telah dilaksanakan.

Pentingnya mengedukasi masyarakat agar berperilaku sehat, perlunya mengajak masyarakat


membiasakan hidup sehat, dan memberikan tanggung jawab menjaga diri sendiri, keluarga, dan
lingkungannya untuk hidup sehat," kata Askolani.Diungkapkan oleh Askolani, berdasarkan tabel
status pendataan keluarga sehat Kabupaten Banyuasin terdapat 33 desa. Hanya 5 desa yg masuk
Indeks Keluarga Sehat, Pangkalan Balai, Sembawa, Tanjung Lago, Margo Mulyo dan Sido Mulyo.
Artinya Banyuasin masih banyak masyarakat yang belum sehat, Kita harus memberikan pelayanan
Prima untuk Masyarakat Banyuasin, perlunya upaya inovasi di bidang layanan kesehatan.Inovasi yang
dimaksud bertujuan untuk melakukan efisiensi tindakan-tindakan yang mahal dengan terobosan-
terobosan yang baru," ungkap Askolani.Istri seorang dokter Sri Fitriyanti Askolani, berharap kepada
Penyuluh Kesehatan teruslah bekerja penuh semangat untuk masyarakat Banyuasin, demi
terwujudnya Program Banyuasin Bangkit yaitu Banyuasin Prima.Boleh perlu gaji atau insentif dari
penyuluh kesehatan dan dokter kita tingkatkan demi kesehatan masyarakat Banyuasin," ucap Askolani
panjang lebar juga harus dipertimbangkan hasil kerja di lapangan.Jangan sampai insentif sudah besar
kerjanya tidak maksimal. 

Pada acara tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Dinas Kesehatan 
dengan Ketua TP-PKK Kabupaten Banyuasin tentang peran Duta Cegah Stunting dalam pelaksanaan
program prioritas nasional untuk pencegahan dan penurunan stunting. Serta Deklarasi Kelurahan dan
Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Untuk meningkatkan pelayanan, dinas kesehatan
menyerahkan kendaraan operasional kepada5 Puskesmas terbaik, yang terdiri dari : 2 unit Speed
Boat, 1 unit Motor Nmax, 1 Unit Motor Trail, 2 unit Motor Roda tiga Pusling, 1 unit Mobil
Ambulance dan dilanjutkan dengan peninjauan stand oleh bupati dan Ketua TP PKK unsur Muspida
sekaligus mengecek kesehatan.  Kadiskes Banyuasin, dr H Mgs M Hakim MKes berpesan kepada
masyarakat Banyuasin, agar manfaatkan dokter masuk desa untuk berkonsultasi sekaligus berobat.
Karena menurut Hakim, pencegahan lebih baik dari pada berobat."Lebih baik mencegah dari pada
berobat.Jaga kesehatan dan beribadah sebelum sakit datang," pesan Hakim.
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan, seperti kondisi morbiditas, mortalitas dan status Gizi. Derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh multi faktor. Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar
kesehatan yang tak kalah penting berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah
keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan social, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010).
Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Sukajadi Kecamatan
Talang Kelapa digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa penyakit yang ada di Wilayah
Kerja UPT. Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan

3.1 Mortalitas

Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal dengan mortalitas
(Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat
suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di bidang kesehatan. Tingkat kematian
secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang
dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup
sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas.

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang
sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan
tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara
keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah tingkat kesakitan dan status gizi,
kesehatan ibu waktu hamil dan proses penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah
satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil yang mempengaruhi
perkembangan fungsi dan organ janin.

AKB (Angka Kematian Bayi) di Wilayah UPT. Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara
Sugihan Tahun 2018 ada 3 Kasus yaitu 1 kasus dikarenakan BBLR dan 2 kasus dikarenakan Aspiksia.

3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita dihitung
dengan menjumlahkan kematian bayi dengan kematian balita. Berdasarkan pedoman MDGs
disebutkan bahwa nilai normatif >140 tinggi, 71-140 tinggi, 20-40 sedang dan <20 rendah. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.

AKABA di Wilayah UPT. Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Tahun 2019 terdapat
1 AKABA dengan penyebab Pneumonia.
3.1.3 Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu
dengan penyabab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka
Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status
gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan pembangunan sector kesehatan senantiasa
menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya. Angka kematian ibu maternal di
Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Tahun 2019 terjadi 1kasus
Angka Kematian Ibu (AKI) dengan penyebab pendarahan.

3.2 Morbiditas

Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas. Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan
dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

3.2.1 Penyakit Menular

a. TB Paru

Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus ditemukan di Kabupaten


Banyuasin. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan
kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan
yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit
yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria. Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai
indikator succses rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita
ditemukan dan diobati.Sukses rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat menyelesaikan
pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Pada tahun 2019 angka sukses rate
sebesar 71,4%.

b. Pneumonia

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam
program penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah satu penyebab
kematian anak. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena
menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur < 2
tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan. Tidak
ada kasus pneumonia pada balita yang berobat di UPT. Puskesmas Margo Mulyo tahun 2019 terdapat
1 kasus pneumonia pada anak. Sedangkan lainnya hanya kasus diluar pneumonia sebanyak 515 kasus.

c. HIV / AIDS

HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immuno Deficiency


Syndrome (AIDS) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya sehingga penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit
yang lain.Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif.
HIV positif dapat diketahui dengan cara VCT. Sejak tahun 2018 telah dibuka klinik PDP di UPT.
Puskesmas Margo Mulyo dan sejak saat itu ditemukan kasus HIV positif melalui pemeriksaan rapid
test sebanyak 2 kasus. 1 kasus positif HIV dan 1 kasus positif HIV AIDS.

d. Infeksi Menular Seksual (IMS)

IMS merupakan jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan sexual dengan orang
yang mengidap IMS. Gambaran kasus IMS di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Margo Mulyo
Kecamatan Muara sugihan tidak ditemukan kasus Infeksi Menular Seksual (IMS).

e. Diare

Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali namun
tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Banyuasin. Penyakit gastroenteritis lain seperti diare
berdarah dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di Puskesmas
maupun catatan rawat inap di rumah sakit. Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka
kematiannya relative rendah. Jumlah Penderita Diare yang ditangani di UPT. Puskesmas Margo
Mulyo Tahun 2019 adalah sebanyak 216 kasus.

f.Malaria

Pada tahun 2019 tidak terdapat kasus penyakit malaria positif dari hasil pemeriksan secara
klinis terhadap 0 sampel darah di UPT Puskesmas Margo Mulyo karena tidak ada keluhan pasien
yang mengarah pada keluhan malaria .Penyakit malaria bukan merupakan penyakit endemis tetapi
merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari daerah endemis malaria.

g. Kusta

Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium leprae. Bila
penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit, saraf, mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indicator eliminasi kusta
adalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR).Pada Tahun 2019tidak ditemukan
kasus Kusta.

3.2.2 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
antara lain.

a. Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui
luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan
dengan steril.

Pada tahun 2019 di Wilayah UPT.Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihan tidak
ditemukan kasus TN.
b. Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/ Lumpuh Layuh Akut

Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio yang menyerang system syaraf hingga penderita
mengalami kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang paling sering
diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di
tungkai dan lengan. AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan
kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan kemudian berakhir dengan kelumpuhan. Ditjen PP&PL
Kementrian Kesehatan RI menetapkan indicator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP
Rate minimal sebesar 2/100.000 anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2019 di Wilayah UPT.Puskesmas
Margo Mulyo Kecamatan Muara Sugihantidak ditemukan kejadian AFP.

c. Campak

Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-anak
maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak dapat terjadi melalui
udara yang terkontaminasi dan secret orang yang terinfeksi. Pada tahun 2019 di wilayah kerja UPT
Puskesmas Margo Mulyo tidak ditemukan kasus Campak.

3.2.3 Penyakit berpotensi KLB/Wabah

a. Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh
melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila pemotongan tali pusat tidak
dilakukan dengan steril. Pada tahun 2019 di Wilayah UPT.Puskesmas Margo Mulyo tidak ditemukan
kasus Tetanus Neonatorum sehingga di wilayah kerja UPT Puskemas Margo Mulyo tidak terjadi
kasus berpotensi KLB/Wabah.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis yang secara umum
mempunyai risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk Aedes aegypti
tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-tempat umum, kecuali wilayah yang terletak
pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi
luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan pengobatan pasien,
kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal adalah kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di
Indonesia. Pada Tahun 2019 tidak ada kasus DBD sehingga diwilayah kerja UPT Puskesmas Margo
Mulyo tidak terjadi KLB/Wabah.

c. Rabies

Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh infeksi
virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera yang di dalam
tubuhnya mengandung virus rabies. Pada tahun 2019 di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Margo
Mulyo Kecamatan Muara Sugihan tidak ada kasus rabie.
d. Keracunan Makanan

Sampai tahun 2019 di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Margo Mulyo Kecamatan Muara
Sugihan belum pernah ada kejadian keracunan makanan.

Anda mungkin juga menyukai