PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan telah lama menjadi komitmen global, bahkan sejak tahun
2000 telah ditetapkan tujuan-tujuan global yang harus dicapai pada tahun 20015, yang
disebut dengan Milenium Development Goals (MDG’s). Akan tetapi ternyata sampai
berakhirnya tahun 2015, MDG’s belum tercapai. Bertolak dari hasil evaluasi terhadap
keberhasilan MDG’s, maka pada tahun 2015, negara-negara di dunia menyepakati
dilaksanakannya program pembangunan berkelanjutan yang tercantum dalam dokumen
Sustainable Development Goals (SDG’s), Dalam SDG’s tertuang 17 tujuan yang terbagi ke
dalam 169 target dengan sekitar 300 indikator, yang harus dicapai pada tahun 2030. Dari sisi
kesehatan terdapat dua hal pokok dalam SDG’s yaitu menyelesaikan urusan yang belum
berhasil dan memberikan perhatian kepada hal-hal yang baru.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 1, kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pada Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Sehat atau kesehatan adalah investasi bagi pembangunan, yakni sebagai salah satu
masukan (input) yang terpenting, karena keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh
tersedianya sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, sehingga pembangunan
akan dapat menghasilkan keluaran-keluaran (output) yang akan mengarah kepada
tercapainya tujuan bernegara. Sementara itu, kesehatan juga hak asasi manusia. Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 4-8 menyatakan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan kesehatan, baik dalam bentuk sumber daya, pelayanan, lingkungan, data dan
informasi, maupun edukasi.
Pusat Kesehatan Masyarakat, atau lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerja masing-masing pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
1
menyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan. Kebijakan itu tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik
dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, Puskesmas harus menyusun rencana
kegiatan untuk periode 5 (lima) tahun yang selanjutnya akan dibuat lebih terperinci dalam
rencana tahunan Puskesmas, sesuai siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana
kegiatan, baik 5 (lima) tahunan maupun tahunan, selain mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota, juga harus disusun berdasarkan hasil analisis situasi
saat itu (evidence based), dan prediksi situasi ke depan. Proses selanjutnya ialah pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang disusun, lalu melakukan pengawasan
dan pengendalian, disusul upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (corrective action), dan
diakhiri dengan penilaian kinerja Puskesmas. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang meliputi Upaya Kesehatan
Esensial dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Essensial meliputi Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan mencakup upaya kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat,
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan
ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan
warga melalui perwakilan warga dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil
Kesehatan Kecamatan (bagi yang sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakan upaya tersebut, tetapi telah menjadi kebutuhan warga setempat, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota menjadi pihak yang wajib menyelenggarakannya. Upaya
Kesehatan Pengembangan, antara lain terdiri dari: Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Kesehatan Olah Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya
Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan
Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya. Upaya laboratorium (medis
dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-pelaporan merupakan pelayanan penunjang
dari setiap Upaya Kesehatan Esensial dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas.
Adapun perawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai upaya
pelayanan yang ada. Dengan demikian, pelayanan Puskesmas diharapkan bisa bersifat
2
menyeluruh. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Esensial dan Upaya Kesehatan
Pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu, yaitu
azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan, dan rujukan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Esensial dan Pengembangan tersebut, Puskesmas harus melaksanakan manajemen
Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas
merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, dilaksanakan dalam rangka
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan secara bermutu. Rangkaian kerja ini harus
selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar
kinerja dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action(P-D-C-
A)”. Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerjanya, baik Upaya Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan Pengembangan
maupun Upaya Kesehatan Penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun
agar Puskesmas mampu melaksana kannya secara efisien, efektif dan dapa
dipertanggungjawabkan.
Dalam era globalisasi saat ini, Puskesmas Tanjungsari dituntut untuk memberikan
pelayanan yang maksimal dan bermutu sehingga dapat meningkatkan citra pelayanan publik
di wilayah Kecamatan Tanjungsari. Sebagai puskesmas yang sedang berkembang, tentunya
perlu dilakukan pembenahan baik dari bidang manajemen, SDM dan sarana prasarana
pendukung. Dalam bidang anggaran pun dibutuhkan perubahan dari penganggaran biasa ke
penganggaran berbasis kinerja, mengingat kebutuhan dana yang tinggi dengan sumber dana
yang terbatas, sehingga kita dituntut untuk memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal
mungkin.
3
Meskipun sudah cukup banyak kegiatan yang dilaksanakan dan juga sudah dapat
menunjukkan hasil yang dicapai, namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan adanya
kendala, yaitu:
1. Perumusan Visi dan Misi sudah jelas, tetapi pelaksanaan program puskesmas dan
keterkaitannya dengan program pembangunan kesehatan secara keseluruhan belum
optimal,
2. Beban kerja puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan cukup berat, bila
dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki,
3. Sistim manajemen puskesmas yakni Perencanaan (P1) yang diselenggarakan melalui
microplaning atau Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ), Penggerakan Pelaksanaan
(P2) yang diselenggarakan melalui Lokakarya Mini (Mini Workshop) serta Pengawasan,
Pengendalian dan Penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme Stratifikasi
Puskesmas yang kemudian menjadi Penilaian Kinerja Puskesmas ( PKP ) dengan
berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan,
4. Pengelolaan kegiatan puskesmas, meskipun telah ditetapkan sebagai BLUD, namun pada
kenyataannya di lapangan wawasan tentang BLUD masih kurang sehingga rencana
pengembangan masih dirasakan sulit terwujud,
5. Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan
kesehatan masyarakat setempat,
6. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat ini puskesmas kurang
berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum mampu mendorong
kontribusi sumberdaya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Menyadari keberhasilan puskesmas adalah penting dalam rangka mewujudkan Tujuan
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, yakni “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan
yang RAHAYU dan Mendorong Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Melalui
GEMPITA Tahun 2023”, maka berbagai masalah dan kekurangan puskesmas perlu segera
diatasi.
Mengingat kompleksnya permasalahan yang dihadapi puskesmas saat ini, maka perlu
disusun suatu perencanaan yang dapat mengedepankan kepentingan masyarakat setempat
dalam mencapai status kesehatan yang setinggi-tingginya dengan melakukan prioritas
masalah utama dan alokasi anggaran yang memadai. Salah satu metode perencanaan yang
dapat mengakomodasi berbagai kepentingan (integrated), melakukan siklus pemecahan
masalah (problem solving cycle) dan berdasarkan target yang diharapkan bukan tergantung
pada anggaran semata yaitu dengan pendekatan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan
Musrenbang.
4
Maka dengan disusunnya Perencanaan Tahunan Puskesmas dan kemudian diteruskan
ke tingkatan Musrenbang, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan dan
Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat setempat
(local specific)
STRATEGI
Mengedepankan upaya kesehatan promotif dan preventif tanpa meninggalkan upaya kuratif
dan rehabilitatif dengan meningkatkan peranserta masyarakat dalam upaya pembangunan
kesehatan.
SASARAN
1. Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan;
2. Meningkatnya pemenuhan sumber daya manusia;
3. Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM);
4. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana;
5. Meningkatnya kepesertaan BPJS yang terdaftar di Puskesmas Tanjungsari.
MOTTO :
5
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
2. MANFAAT
Manfaat dari Perencanaan Tingkat Puskesmas Terpadu adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
Secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
c. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang ada.
Untuk tingkat Kabupaten, dokumentasi hasil Perencanaan Tahunan Puskesmas ini
dapat digunakan sebagai alat bantu monitoring penggunaan dana dan pelaksanaan
kegiatan di tingkat Puskesmas, serta untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
Puskesmas yang perlu didukung oleh kabupaten maupun provinsi.
C. DASAR HUKUM
6
Dasar hukum Perencanaan Tahunan Puskesmas ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor.144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 tahun 2016 tentang Akreditasi
Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 90 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 39 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan PISPK;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.44 Tahun 2016, tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1423);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 tahun 2017 tentang Pedoman Perencanaan dan
Penganggaran Bidang Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas;
BAB II
PENYUSUNAN PERENCANAAN
TAHUNAN PUSKESMAS (PTP)
7
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang berurutan dan harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisien. Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP) adalah proses penyusunan rencana kegiatan tingkat Puskesmas
untuk tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. PTP Terpadu adalah suatu
pendekatan perencanaan tingkat Puskesmas yang mana komponen perencanaan terpadu
dari IMP dipakai sebagai dasar analisa semua program kesehatan dasar Puskesmas dan
penentuan kampung prioritas serta penentuan kegiatan terpilih untuk dimasukkan ke
dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.
Adapun fungsi perencanaan puskesmas adalah :
1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang
tersedia.
Untuk tingkat Kabupaten, dokumentasi hasil Perencanaan Tahunan Puskesmas ini
dapat digunakan sebagai alat bantu monitoring penggunaan dana dan pelaksanaan
kegiatan di tingkat Puskesmas, serta untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
Puskesmas yang perlu didukung oleh Kabupaten maupun Provinsi.
Perencanaan Tahunan Puskesmas merupakan suatu alat untuk membantu secara
teknis dan operasional dalam pelaksanaan manajemen Puskesmas agar rangkaian
kegiatan berjalan lebih sistematik dan terukur untuk menghasilkan keluaran Puskesmas
secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari Perencanaan (P1),
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2), dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3).
Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan. Dalam proses manajemen program di Puskesmas, perencanaan yang
baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan program.
Perencanaan Tahunan Puskesmas merupakan alat bantu puskesmas untuk melakukan
rangkaian kegiatan manajemen puskesmas agar dilaksanakan secara sistematik dan
terukur.
8
Perencanaan di sini berarti kegiatan perencanaan tingkat Puskesmas. Pelaksanaan
pengendalian adalah rangkaian kegiatan mulai dari pengorganisasian, penyelenggaraan,
pemantauan, termasuk pemantauan wilayah setempat (PWS) dengan data dari SP2TP
dalam forum Lokakarya Mini Puskesmas. Sedangkan pengawasan pertanggungjawaban
adalah kegiatan pengawasan internal dan eksternal serta akuntabilitas petugas.
Penyusunan rencana kegiatan berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan
perencanaan kegiatan Puskesmas untuk tahun mendatang (H+1). Dalam PTP Terpadu
rencana ini diwujudkan dalam perencanaan kebutuhan kegiatan Puskesmas (H+1) sesuai
dengan kategori permasalahan lokal pada tingkat desa dalam satu tahun. Sementara
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) diwujudkan dalam perencanaan kegiatan sesuai
dengan skala prioritas berdasarkan alokasi dana yang tersedia dalam tahun berjalan.
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam
Upaya Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan Pengembangan dan Upaya Kesehatan
Penunjang. Perencanaan ini disusun oleh puskesmas sebagai Rencana Tahunan
Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah, pendapatan puskesmas sebagai BLUD, serta
sumber dana lainnya.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap analisa situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Adapun tahapan kegiatan siklus manajemen puskesmas tergambar dalam tabel berikut ;
9
TABEL 2.1
Tahapan Kegiatan Siklus Manajemen Puskesmas Tanjungsari Tahun 2022, 2023 dan 2024
10
Tahun 2023
Draft RUK tahun 2024
Draft Rencana Lima
Tahunan Tahun 2024-
2028
5 Musyawarah Perencanaan Minggu ke 4 Januari 2023 Desa Pemangku kepentingan tingkat Penyesuaian draft RUK
Pembangunan Desa desa tahun 2024 dengan hasil
(Musrenbangdes) Musrenbangdes
Penyesuaian Draft
Rencana Lima Tahunan
Tahun 2024-2028
6 Lokakarya Mini Bulanan Februari 2023 Puskesmas Seluruh lintas program yang Kesiapan Pelaksanaan
ke 2 ada di puskesmas Kegiatan bulan Februari
2023
Bahan Loakakrya
Tribuanan Pertama
7 Lokakarya Mini Minggu Ke 4 Pertama Puskesmas Seluruh liintas sektor yang ada Bahan Musrenbang Tingkat
Tribulanan Pertama Februari 2023 di wilayah kerja Kecamatan Bidang Kesehatan
puskesmas/Kecamatan Tahun 2023
8 Musyawarah Perencanaan Minggu ke 2 Februari 2023 Kecamatan Pemangku kepetningan tingkat Penyesuaian RUK tahun
Pembangunan Kecamatan kecamatan 2023 dengan hasil
(Musrenbang) tingkat Musrenbang Kecamatan
kecamatan Penyesuaian Draft
Rencana Lima Tahunan
11
Tahun 2024-2028
9 Musyawarah Perencanaan Maret 2023 Pemerintah Kabupaten Pemangku kepentingan tingkat Penyesuain RUK tahun
Pembangunan Kabupaten kabupaten 2023 dengan hasil
(Musrenbang) tingkat Musrenbang Kabupaten
Kabupaten Penyesuaian Draft
Rencana Lima Tahunan
Tahun 2024-2028
dengan hasil
Musrenbangkab
12
1) Tahap Persiapan
Tahap ini bertujuan mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Pada tahap ini Tim
Puskesmas mempelajari hal-hal berikut ini:
a. Rencana Lima Tahunan Puskesmas (RENSTRA)
b. Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan Minimal tingkat
kabupaten/kota.
c. Target yang disepakati bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan menjadi
tanggung jawab Puskesmas.
d. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga.
e. Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan keluarga.
13
c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, dilakukan melalui Survey Mawas Diri
(SMD) atau Community Self Survey (CSS).
Ada enam kelompok data yang dikumpulkan untuk dilakukan analisa situasi yaitu :
a) Data Dasar
Identitas puskesmas :
(Format Puskesmas) nama puskesmas, alamat puskesmas, nomor registrasi
puskesmas, karakteristik wilayah kerja puskesmas, kemampuan
penyelenggaraan puskesmas, angka kelahiran kasar (CBR), angka kematian
bayi (AKB), tahun data dan jumlah kampung.
Data Wilayah Kerja dan Fasilitas Pelayanan, luas wilayah, jumlah
desa/RT/RW, jarak desa dengan puskesmas, waktu tempuh ke puskesmas,
jumlah sekolah, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang ada termasuk
Posyandu.
Data sumber daya puskesmas me;iputi manajemen Puskesmas, Gedung,
Sarana Puskesmas, Jejaring Puskesmas, Lintas Sektor, SDM, Ketersediaan
dan Kondisi Peralatan Kesehatan.
b) Data UKM Esensial :
Pelayanan Promkes
Kesling
Kesehatan Keluarga
Pelayanan gizi
P2P termasuk Surveilans dan SKDR.
c) Data UKM Pengembang
Pelayanan Upaya Kesehatan Sekolah
Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan Kesehatan Indra
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Remaja
Pelayanan Kesehatan Olah Raga
14
d) Data UKP
Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Pemeriksaan Umum
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan Kesehatan Keluarga Ibu dan KB
Pelayanan Kesehatan Keluarga Anak dan Imunisasi
Pelayanan Rawat Jalan TB
Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Persalinan dan PONED
Konseling Terpadu
Pelayanan Rawat Inap
e) Data Keperrawatan Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan
Laboratorium
f) Data Kondisi Keluarga diwilayah kerja yang diperoleh dari profil kesehatan
keluarga melalui Peogram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
d. Analisa Data
1. Analisis Peta Dasar
2. Analisa Peta Masalah Ibu
3. Analisa Peta Masalah Gizi Kurang
4. Analisa Peta Masalah KLB Diare
5. Analisa Peta Masalah Kecacingan
3) Perumusan Masalah
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan alasisi terhadap data yang
ada. Proses analisis meliputi :
1) Penetapan identifikasi masalah
2) Penetapan prioritas masalah
3) Mencari akar penyebab masalah
4) Menentukan rencana pemecahan masalah
15
pencapaian output dan outcome. Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun RUK bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai
pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan disusun
dalam bentuk matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku,
baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah, dan sesuai dengan masalah
yang ditemukan dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.
Tahapan penyusunan RUK diawali dengan hitung RUK untuk mengetahui rincian
dan besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan.
RUK yang disusun perlu diperjuangkan untuk mendapatkan dukungan
pembiayaan sesuai dengan sumber pembiayaan yang dicantumkan dalam RUK
tersebut. Untuk memperoleh dukungan dana APBD, RUK puskesmas perlu
dijabarkan dalam dalam bentuk RKA (Rencana Kegiatan Anggaran).
16
d. Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK;
e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.
17
BAB III
ANALISIS SITUASI
A. Data Dasar
1. Identitas Puskesmas
Puskesmas Tanjungsari merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumedang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang, seperti halnya puskesmas-puskesmas lainnya di wilayah Kabupaten
Sumedang.
Nama : UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TANJUNGSARI
Pemilik : Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang
Alamat : Jl Rumah Sakit Nomor 1, Desa Tanjungsari
Kecamatan Tanjungsari - Sumedang
Tahun berdiri : 1949
Telepon/Fax : 022 7911257
Luas Tanah : 1738,6 m2
Luas Bangunan : 1738,6 m2
Jenis Pelayananan : Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Jumlah Pegawai : 82 Orang
Status Puskesmas : BLUD (Tahun 2017)
Status Akreditasi : Terakreditasi Tingkat Madya (Tahun 2017)
Nomor SIOP : 503/KEP.2F236CF0-PTSP/2019
18
2. Data Wilayah Kerja
a. Data Geografi
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsari
Cijambu
Kadakajaya
Pasigaran
Gudang
Margaluyu
Jatisari
Tanjungsari
19
Barat : Wilayah kerja Puskesmas Sukasari
Berdasarkan letak geografis yang ada, luas wilayah Kecamatan Tanjungsari
sekitar 19.6 Km2 Kecamatan Tanjungsari memiliki potensi kesuburan tanah yang
cukup baik dengan suhu udara sejuk, curah hujan 1.136 mm3, curah hujan tertinggi
131 hari dalam setahun, musim kering 234 hari dalam setahun, dan temperatur udara
18oC sampai dengan 280C. Kondisi tersebut merupakan potensi yang menguntungkan
bagi kegiatan pertanian dan perkebunan yang menjadi mata pencaharian sebagian
besar masyarakat Kecamatan Tanjungsari.
Wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari meliputi 49 RW, 195 RT serta terdiri
dari 7 desa binaan yaitu :
1 Tanjungsari 64,70 30 6
2 Jatisari 81,60 36 8
3 Gudang 165,50 39 9
4 Margaluyu 149,68 33 11
5 Pasigaran 284,00 33 6
6 Kadakajaya 342,63 28 9
7 Cijambu 348,26 27 9
Jumlah 1436,37 226 58
Kondisi Geografis di
Wilayah Puskesmas Tanjungsari
Tahun 2021
20
4 Margaluyu 33 11 4 Km 20 menit
5 Pasigaran 33 6 5 Km 30 menit
6 Kadakajaya 28 9 8 Km 35 menit
7 Cijambu 27 9 8 Km 40 menit
Jml
Jml SDM
No Jenis SDM Kesenjangan Keadaan
Seharusnya
Saat ini
1 Dokter 3 2 +1 Sesuai
2 Dokter gigi 1 1 0 Sesuai
3 Perawat 19 8 +11 Sesuai
4 Perawat Gigi 1 1 0 Sesuai
21
5 Bidan 27 7 +20 Sesuai
6 Sanitarian 1 1 0 Sesuai
7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 1 1 0 Sesuai
8 Nutrisionis 2 1 +1 Sesuai
9 Tenaga Laboratorium 2 1 +1 Sesuai
10 Pengelola Obat 3 1 +2 Sesuai
11 Petugas Rekam Medis 2 1 +1 Sesuai
12 Supir 1 1 0 Sesuai
13 Kemanan 2 0 +2 Sesuai
14 Petugas Kebersihan 2 1 +1 Sesuai
15 Petugas dapur 2 2 0 Sesuai
16 Lain-lain 12 - +12 Sesuai
JUMLAH 82 26 +56 Sesuai
Sumber : Profil Puskesmas Tanjungsari 2021
22
2. Gedung dan Sarana dan Prasarana Puskesmas
a. Gedung dan Sarana Puskesmas Tanjungsari
Bangunan Puskesmas Tanjungsari terdiri dari 1 ( satu ) bangunan utama,
dengan kondisi bangunan 2 (dua) lantai, dimana lantai bawah digunakan sebagian
besar untuk pelayanan, sedangkan lantai atas sebagian besar digunakan untuk
perakantoran termasuk ruang administrasi dan ruang rapat, sehingga kegiatan
pelayanan tidak menyatu dengan ruang perkantoran. Terdapat lahan parkir yang
memadai baik untuk kendaran roda 2 dan kendaraan roda 4, serta terdapat garasi
bagi kendaraan dinas. Dibawah ini gambaran kondisi bangunan yang ada di
Puskesmas Tanjungsari ;
Ada/Tidak
No Nama Ruang Keterangan
Thn 2020 Thn 2021
Ruang Kantor
1 Ruang administrasi Ada Ada Lantai 2
2 Ruang kantor untuk karyawan Ada Ada Lantai 2
2 Ruang Kepala Puskesmas Ada Ada Lantai 2
3 Ruang rapat/diskusi Ada Ada Lantai 2
Ruang Pelayanan
5 Ruang pendaftaran dan Rekam Medik Ada Ada Lantai 1
6 Ruang pemeriksaan umum Ada Ada Lantai 1
7 Ruang tindakan dan gawat darurat Ada Ada Lantai 1
8 Ruang kesehatan ibu dan KB Ada Ada Lantai 1
9 Ruang kesehatan anak dan imunisasi Ada Ada Lantai 1
10 Ruang pemeriksaan khusus Ada Ada Lantai 1
11 Ruang kesehatan gigi dan mulut Ada Ada Lantai 1A
12 Ruang komunikasi Informasi dan Edukasi Ada Ada Lantai 1
13 Ruangan farmasi Ada Ada Lantai 1
14 Ruang persalinan Ada Ada Lantai 1
15 Ruang rawat pasca persalinan Ada Ada Lantai 1
16 Ruang rawat inap Ada Ada 3 ruang Lantai 1
17 Kamar mandi/WC (laki-laki dan perempuan Ada Ada Lantai 1
terpisah)
18 Ruang laboratorium Ada Ada Lantai 1
Penunjang
19 Rumah dinas tenaga kesehatan Ada Ada 1 buah
20 Ruang tunggu Ada Ada Lantai 1
21 Ruang ASI Ada Ada Lantai 1
22 Ruang cuci linen Ada Ada Lantai 1
23 Ruang sterlisasi Ada Ada Lantai 1 dan 2
24 Ruang penyelenggaraan makanan (dapur) Ada Ada Lantai 1
25 Ruang jaga petugas Ada Ada Lantai 1
26 Gudang umum Ada Ada Lantai 2
27 Parkir kendaraan ronda 2 dan 4 Ada Ada Lantai 1
28 Garasi ambulan Ada Ada Lantai 1
23
mengingat adanya wabah pandemi Covid-19, dimana puskesmas dituntut
memiliki ruangan khusus untuk pelayanan pasien Covid-19, maka pada Tahun
2021 Puskesmas Tanjungsari menambah beberapa ruangan pelayanan antara lain :
1) Ruang screening awal bagi pasien UGD;
2) Ruang pelayanan khusus pasien terduga Covid-19;
3) Ruang isolasi sementara pasien Covid-19;
4) Ruang Pelayanan Vaksinasi yang menyatu dengan ruang USG;
5) Ruang Pelayanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat
6) Ruang Baca atau Perpustakaan
Penambahan ruangan diatas tidak dilakukan dengan pembangunan atau
perubahan struktur bangunan, namum lebih kepada memanfaatkan atau
mendesain ruangan puskesmas yang sudah ada.
Sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam menunjang
pelayanan di puskesmas. Untuk memberikan pelayanan yang bermutu
tentunya harus ditunjang saran dan prasarana yang memadai. Puskesmas
dituntut untuk senantiasa menganalisa keberadaan dan kebutuhan sarana
prasarana yang ada di puskesmas secara berkala, setidaknya sekali dalam
setahun, sehingga dapat menjadi masukan dalam menyusun perencanaan,
khususnya rencana pengadaan sarana dan prasarana. Setiap unit yang ada di
puskesmas diharapakan memahami standar kebutuhan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan sehingga pengadaan sarana dan prasarana betul-betul sesuai
standar yang ditetapkan. Ketentuan tentang standar sarana dan prasarana
puskesmas tertuang dalam lampiran Permenkes Nomor 43 Tahun 2029 tentang
Puskesmas, sehingga Puskesmas Tanjungsari dalam memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana harus mengacu kepada aturan tersebut.
b. Data Prasarana Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
1. Sumber Listrik
24
2.
25
2. Sumber Air
3. Pengolahan Limbah
4. Ambulans
26
5. Jaringan Puskesmas
6. Pendukung Puskesmas
7. Sistem Telekomunikasi
27
8. Gas Medik Dan Vakum Medik
28
3. Data Jejaring Puskesmas
29
Data Ketersediaan dan Kondisi Peralatan Kesehatan
Puskesmas Tanjungsari Tahun 2022
Keterisian Data Alat (%)
No Ruangan Pelayanan
Thn 2020 Thn 2021
A. Ruang Pelayanan dalam Gedung
1 Ruangan Pemeriksaan Umum/Rawat Jalan 61,76 84,00
2 Ruangan Gawat Darurat/ Tindakan 58,14 64,71
3 Ruangan Rawat Pasca Persalinan 60,00 60,00
4 Ruangan Sterilisasi 50,00 50,00
5 Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut 60,00 63,71
6 Ruangan Rawat Inap 30,65 30,65
7 Ruang ASI/Laktasi 0 100
8 Ruangan Farmasi 8,33 8,33
9 Laboratorium 83,87 85,19
10 Ruangan Promosi Kesehatan 61,29 61,29
11 Ruangan Persalinan 24,24 76,13
12 Ruangan Kesehatan Ibu dan KB 47,22 50,00
13 Ruangan Kesehatan Anak dan Imunisasi 78,57 78,57
TOTAL RATA-RATA 52.01 62.51
B. Ruang Pelayanan Luar Gedung
1 Set Keperawatan Kesehatan Masyarakat 45,00 45,00
2 KIT Imunisasi 100 100
3 KIT UKS 65,45 75
4 KIT Bidan 5,55 8,62
5 KIT Posyandu 0 0
6 KIT UKGS 10,15 13,33
7 KIT Sanitarian 35,76 44,44
TOTAL RATA-RATA 37,42 40,91
C. Jaringan Pelayanan Puskesmas
1 Puskesmas Keliling 0 5,41
TOTAL RATA-RATA 0 5,41
30
diprioritaskan. Kedepan kelengkapan sarana prasarana puskesmas akan terus
ditingkatkan guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Jumlah Posyandu
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
Tahun 2022
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat jumlah posyandu pratama tidak
ada , Posyandu madya tidak ada, 40 posyandu purnama dengan prosentase 69
%, 18 posyandu mandiri dengan prosentase 31%. Dan untuk Posyandu aktif
dengan rumus jumlah posyandu purnama dan mandiri dibagi jumlah
posyandu yang ada yaitu 58 posyandu dengan prosentase 100%.
Kesling
a. Pengawasan Sarana Air Minum
31
Dari tabel di atas terlihat jumlah Sarana air minum sebanyak 9.086. Jumlah
Sarana Air Minum di IKL sebanyak 10.105, Sarana Air Minum yang sudah di
Periksa sebanyak 111, dari hasil Pemeriksaan yang memenuhi syarat sebanyak 111
Sarana Air Minum.
b. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat)
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah KK di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tanjungsari sebanyak 13.701 KK. Jumlah Kepala Keluarga yang Stop
Buang Air Besar Sembarangan ( SBS ) sebanyak 13.701 KK, Jumlah KK dengan
Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak sebanyak 13.099 atau 95,61 %.
32
c. Desa yang melaksanakan STBM dan STOP BABS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua Desa di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari pada Tahun 2022 sudah Melaksanakan SBS
dan STBM , dengan jumlah KK yang sudah akses rumah sehat sebanyak 11980
KK.
2)
d. Persentase Tempat-tempat Umum
Pengawasan TTU
33
Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari dari jumlah 59 TPM yang ada. Jumlah TPM
memenuhi syarat kesehatan berjumlah 6 TPM atau 10.2%.
Pengawasan TPM
Kesehatan Keluarga
Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode
Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis
Pada tahun 2022 di dari jumlah 343 orang dan dilakukan pemeriksaan
sebanyak 24 orang dan dari hasil pemeriksaan tidak ada yang positif.
34
Persentase Berat Bayi Lahir Rendah
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat jumlah bayi lahir hidup
sebanyak 539, sedangkan persentase berat bayi lahir rendah tahun 2022 di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari hanya 11 kasus atau 2% dari
jumlah bayi lahir hidup.
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa Jumlah Ibu Hamil di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari sebanyak 549 orang, Perkiraan
Bumil dengan Komplikasi Kebidanan sebanyak 110 orang, sedangkan yang
ditangani sebanyak 124 orang atau sebesar 113 %.
35
Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani
Tabel 4.15
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
Tahun 2022
36
Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat Jumlah PUS sebanyak 6.379,
Peserta KB Aktip yang menggunakan Kondom sebanyak 66 orang dengan
Persentase 1,3 %, Suntik sebanyak 3.040 orang dengan Persentase 60,6 %,
PIL sebanyak 879 orang dengan Persentase 17,5 %, AKDR sebanyak 663
orang dengan Persentase 13,2 %, MOP sebanyak 9 orang dengan Persentase
0,2 %, MOW sebanyak 162 orang dengan Persentase 3,2 %, Implan sebanyak
200 orang dengan Persentase 4 %, Jumlah Peserta KB Aktip sebanyak 5.019
dengan persentase 78,7 %
Tabel 4.17
Persentase Peserta KB Baru
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
Tahun 2022
37
Tabel 4.18
Persentase Peserta KB Aktif
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
Tahun 2022
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat Jumlah PUS sebanyak 6.379,
Peserta KB Aktip sebanyak 5.019 dengan persentase 78,7 % dan yang Non
KB 1.360 dengan Persentase 21,3 %.
Kunjungan Neonatus (KN1)
38
Dari tabel tersebut di atas dapat dlihat kunjungan neonatus (KN1) di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari dari jumlah bayi sebanyak 549
orang, pencapaian 603 orang atau sebesar 109.8 %.
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat sasaran kunjungan bayi tahun
2022 pada UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari sebanyak 503 orang
dengan pencapaian 585 orang atau sebesar 116,5 %.
39
Pelayanan gizi
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat Bayi Baru Lahir sebanyak 539
Bayi, Mendapat IMD 478 Bayi, yang diberikan ASI Ekslusif sebanyak 483
Bayi atau sebesar 85.3 %.
Tabel 4.50
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut
Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat persentase bayi yang mendapat
Vit A Umur 6-11 bulan sebanyak 517 Bayi dari jumlah total 508 Bayi, Anak
Balita yang mendapat Vit A Umur 12-59 bulan sebanyak 2.140 Anak Balita
40
dari jumlah total 2.111 Anak Balita, Balita yang mendapat Vit A Umur 6-59
bulan sebanyak 2.657 Balita dari jumlah total 2.619 Balita.
Tabel 4.51
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin
Dari tabel diatas terlihat jumlah balita yang ada Laki-laki 1.333 Balita dan
Perempuan 1.281 Balita. Jumlah Balita yang ditimbang Laki-Laki 1.338 Balita dan
Perempuan 1.097 Balita, Jumlah D/S Laki-Laki 85,4 % dan Perempuan 85,6 %.
Dari tabel tersebut sebanyak 603 Orang, yang 535 orang atau 88,7 %. di atas dapat
dilihat jumlah ibu hamil mendapatkan TTD ( 90 Tablet )sebanyak 88,7
41
P2P termasuk Surveilans dan SKDR.
C. Data UKM Pengembang
Pelayanan Upaya Kesehatan Sekolah
Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan Kesehatan Indra
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Remaja
Pelayanan Kesehatan Olah Raga
D. Data UKP
Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Pemeriksaan Umum
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan Kesehatan Keluarga Ibu dan KB
Pelayanan Kesehatan Keluarga Anak dan Imunisasi
Pelayanan Rawat Jalan TB
Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Persalinan dan PONED
Konseling Terpadu
Pelayanan Rawat Inap
E. Data Keperrawatan Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan
Laboratorium
F. Data Kondisi Keluarga diwilayah kerja yang diperoleh dari profil kesehatan keluarga
melalui Peogram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
G. Analisa Data
a) Analisis Peta Dasar
b) Analisa Peta Masalah Ibu
c) Analisa Peta Masalah Gizi Kurang
d) Analisa Peta Masalah KLB Diare
e) Analisa Peta Masalah Kecacingan
42