Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KOTA TOMOHON

DINAS KESEHATAN DAERAH


PUSKESMAS RURUKAN
Alamat : Kelurahan Rurukan Lingkungan 1 Kecamatan Tomohon Timur
Email : pkm_rurukan2006@yahoo.com

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)


TAHUN 2022

TU’UT MASERING, 16 NOVEMBER 2021

1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. ANALISA DATA
BAB III. IDENTIFIKASI MASALAH
BAB IV. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
BAB V. MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH
BAB VI. MENETAPKAN CARA PEMECAHAN
MASALAH
BAB VI. RENCANA USULAN KEGIATAN
BAB VII. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB IX. PENUTUP

2
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan,
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya
akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus
perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 (lima) tahunan
maupun rencana tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan kabupaten/kota harus juga disusun berdasarkan pada hasil analisis
situasi saat itu (evidence based) dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi.
Proses selanjutnya adalah penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kegiatan/program yang disusun, kemudian melakukan
pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya-upaya perbaikan dan
peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan penilaian hasil
kegiatan melalui penilaian kinerja Puskesmas.

3
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Masyarakat yang meliputi Kesehatan Essensial dan Upaya
Kesehatan Pengembangan.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Essensial adalah Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga
Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular . Sedangkan
Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui
perwakilan masyarakat dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil
Kesehatan Kecamatan (bagi yang sudah terbentuk).
Puskesmas Rurukan berusaha untuk menyelenggarakannya, apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat, melalui Upaya Kesehatan Pengembangan,
antara lain : Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa,
Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan
Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya. Upaya
laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-
pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari
setiap Upaya Kesehatan Essensial dan Upaya Kesehatan Pengembangan
Puskesmas. Adapun perawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian
integral dari berbagai upaya pelayanan yang ada, sehingga diharapkan
pelayanan Puskesmas bersifat menyeluruh.
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi, yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan Essensial dan
upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan

4
Puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi
yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas
memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya
kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan
target kinerja yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas
harus melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus
manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan secara bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala dan
teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat
diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan Essensial, upaya
kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan
ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu
melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
IMP (Integrated Micro-planning/Perencanaan Mikro Terpadu) adalah
suatu pendekatan perencanaan dan penganggaran dari program kesehatan
dasar terintegrasi di tingkat puskesmas yang memaksimalkan penggunaan
semua sumber daya, baik tenaga, waktu, fasilitas dan biaya yang ada, untuk
memastikan keberlangsungan pelayanan. Dengan dimasukkannya pendekatan
IMP ke dalam instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) terbaru, maka

5
bentuk terakhir dari instrumen perencanaan tersebut dinamakan Perencanaan
Tingkat Puskesmas Terpadu (PTP Terpadu).
Diharapkan dengan adanya PTP Terpadu ini dapat digunakan sebagai
dasar perencanaan di Puskesmas yang lebih terpadu serta berbasis bukti.

B. TUJUAN PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Puskesmas dalam:
1. menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci kedalam rencana
tahunan;
2. menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan efektif;
3. mengelola sumber daya secara efisien dan efektif;
4. Menyusun perencanaan dan penganggaran sesuai alur manajemen
puskesmas dalam mengatasi permasalahan di kampung dengan memastikan
semua anggota masyarakat dapat terlayani secara rutin
5. Terbentuknya semangat dan komitmen untuk bekerja secara tim, tidak
terkotak- kotak, sehingga pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat
dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien untuk mencapai cakupan dan
kualitas pelayanan yang setinggi-tingginya.

C. DASAR HUKUM

Dasar hukum Perencanaan Tingkat Puskesmas Terpadu :


1. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor.144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.44 Tahun 2016, tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas. ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1423)

6
4. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
No.8 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Desa.

D. PENGERTIAN

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang berurutan yang harus


dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara
berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan
rencana kegiatan tingkat Puskesmas untuk tahun yang akan datang yang
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
PTP Terpadu adalah suatu pendekatan perencanaan tingkat Puskesmas
yang mana komponen perencanaan terpadu dari IMP dipakai sebagai dasar
analisa semua program kesehatan dasar Puskesmas dan penentuan kampung
prioritas serta penentuan kegiatan terpilih untuk dimasukkan ke dalam Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas

E. FUNGSI PTP

Fungsi Perencanaan Tingkat Puskesmas Terpadu :


1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi
yang ada.

Untuk tingkat Kabupaten, dokumentasi hasil PTP Terpadu ini dapat digunakan
sebagai alat bantu monitoring penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan di

7
tingkat Puskesmas, serta untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
Puskesmas yang perlu didukung oleh kabupaten kota maupun propinsi.

F. KEDUDUKAN PTP DALAM MANAJEMEN PUSKESMAS

PTP Terpadu merupakan suatu alat untuk membantu secara teknis dan
operasional dalam manajemen Puskesmas agar rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan sistematik dan terukur untuk menghasilkan keluaran Puskesmas
secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari
Perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan,
Pengendalian dan Penilaian (P3). Seluruh kegiatan di atas merupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan. Dalam proses manajemen
program di Puskesmas, perencanaan yang baik merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pelaksanaan program. PTP merupakan alat bantu
puskesmas untuk melakukan rangkaian kegiatan manajemen puskesmas agar
dilaksanakan secara sistematik dan terukur.
Perencanaan adalah kegiatan perencanaan tingkat puskesmas,
pelaksanaan- pengendalian adalah rangkaian kegiatan mulai dari
pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan (antara lain pemantauan
wilayah setempat/PWS dengan data dari SP2TP dalam forum Lokakarya Mini
Puskesmas), sedangkan pengawasan pertanggung jawaban adalah kegiatan
pengawasan internal dan eksternal serta akuntabilitas petugas.
Penyusunan Rencana Kegiatan yang terdiri dari Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) merupakan perencanaan kegiatan Puskesmas untuk tahun
mendatang (H+1); dalam PTP terpadu diwujudkan dalam perencanaan
kebutuhan kegiatan puskesmas (H+1) sesuai dengan kategori permasalahan
lokal pada tingkat Kelurahan dalam satu tahun. Sementara Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) diwujudkan dalam perencanaan kegiatan sesuai
dengan skala prioritas berdasarkan alokasi dana yang tersedia dalam tahun
berjalan.

8
BAB II. ANALISA DATA

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan


permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Dalam tahap analisis situasi ini Tim Puskesmas melakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data kinerja Puskesmas:

Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status


kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas di tahun (N-2) untuk setiap
desa/kelurahan. N menunjukan tahun yang akan disusun, sehingga untuk menyusun
perencanaan tahunan. Data diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas (SIP)

b. Melakukan Analisis data.

Dalam hasil analisis data harus bisa menggambarkan:

1) Kecenderungan pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil kinerja


Puskesmas pada tahun (N-3) dan tahun (N-2). Status kesehatan keluarga dan
masyarakat dapat dilihat dari hasil Indeks Keluarga Sehat yang diperoleh dari
pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

2) Hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan kesehatan di tahun (N-2).

3) Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas di tahun N, baik prediksi
untuk pencapaian target kinerja dan status kesehatan masyarakatnya maupun untuk
kesenjangan pencapaian hasilnya serta antisipasi yang perlu diperhatikan terhadap
kemungkinan penyebab dan hambatan yang ada serta yang mungkin akan terjadi.

4) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung kemungkinan adanya suatu


perubahan yang signifikan terjadi, baik perubahan ke arah yang lebih baik dan

9
perubahan kearah yang buruk, dan memanfaatkan pengalaman tersebut untuk
mengadakan perbaikan pelayanan kesehatan.

5) Ketersediaan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.


c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey
Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS).

Ada 2 (dua) kelompok data yang dikumpulkan untuk dilakukan analisis situasi yaitu data
umum dan data khusus.
1. Data Umum:
a) Data dasar Puskesmas, berisi nama Puskesmas, alamat Puskesmas, karakteristik
Puskesmas, tipe Puskesmas, angka kelahiran kasar (CBR), angka kematian bayi dan
jumlah kampung.
b) Data Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan
Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan
Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas, jumlah sekolah, jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada termasuk Posyandu. Data ini dapat diperoleh di Kantor
Kecamatan/Distrik atau Kampung/Desa.
c) Data Sumber Daya : Ketenagaan & Sapras

10
BAB III. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan
di Puskemas Rurukan.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Tomohon timur maka
dianalisis dari data SPM Triwulan III yang telah tersusun sebagai berikut :
Indikator Kinerja / Total
  No   Jenis Layanan SPM Indikator Pencapaian Pencapaian
A. Puskemas Rurukan
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan layanan
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil kesehatan
Jumlah
Jumlah yang Jumlah yang yang Persentase
belum capaian
    harus dilayani terlayani terlayani 100%
  1 . Vaksin Tetasus Difetri (Td) 164 123 41 75%
  2 . Tablet Tambah Darah 164 123 41 75%
3 . Alat Deteksi Resiko Ibu Hamil *
Test Kehamilan * Pemeriksaan HB *
Pemeriksaan Golongan Darah *
  Pemeriksaan Glukoprotein Urin 164 123 41 75%
  4 . Kartu Ibu/ Rekam Medis Ibu 164 123 41 75%
  5 . Buku KIA 164 123 41 75%
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan layanan
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin kesehatan
Jumlah Jumlah
Jumlah yang yang yang Persentase
belum capaian
    harus dilayani Terlayani terlayani 100%
  1 . Formulir Photograf 150 107 43 71%
  2 . Kartu Ibu (Rekam Medis Ibu) 150 107 43 71%
  3 . Buku KIA 150 107 43 71%

Pelayanan kesehatan bayi baru Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan layanan
3. lahir kesehatan
Jumlah Jumlah
Jumlah yang yang yang Persentase
belum capaian
    harus dilayani Terlayani terlayani 100%
  1 . Vaksin Hepatitis BO 150 107 43 71%
  2 . Vitamin K1 Injeksi 150 107 43 71%
  3 . Salep/Tetes Mata Antibiotik 150 107 43 71%
  4 . Formulir Bayi Baru Lahir 150 107 43 71%
  5 . Formulir MTBM 0 0 0 0%

11
  6 . Buku KIA 150 107 43 71%
Jumlah Balita yang mendapatkan layanan
4. Pelayanan kesehatan balita kesehatan
Jumlah Jumlah
Jumlah yang yang yang Persentase
belum capaian
    harus dilayani terlayani terlayani 100%
1 . Kuisioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) atau
  Instrumen Standart lain yang berlaku 492 403 89 82%
  2 . Formulir DDTK 492 403 89 82%
  3 . Buku KIA 492 403 89 82%
  4 . Vitamin A Biru 40 40 0 100%
  5 . Vitamin A Merah 449 449 0 100%
6 . Vaksin Imunisasi Dasar: * HBO *
BCG * Polio * IPV * DPT -HB -Hib *
  Campak Rubell 150 107 43 71%
7 . Vaksin Imunisasi Lanjutan : * DPT
  -HB -Hib * Campak Rubella 150 107 43 71%
  8 . Jarum Suntik dan BHP 150 107 43 71%
  9 . Peralatan Anafilaktik 0 0 0 0%
Pelayanan kesehatan pada usia Jumlah Warga negara usia pendidikan dasar yang
5. pendidikan dasar mendapat layanan kesehatan
Jumlah Jumlah
Jumlah yang yang yang Persentase
belum capaian
    harus dilayani terlayani terlayani 100%
  1 . Buku Raport Kesehatanku 1550 0 0 0%
  2 . Buku Pemantauan Kesehatan 1550 0 0 0%
  3 . Kuesioner Skrining Kesehatan 1550 0 0 0%
4 . Formulir Rekapitulasi Hasil
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah
  dan Remaja di Dalam Sekolah 1550 1100 450 71%
5 . Formulir Rekapitulasi Hasil
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah
  dan Remaja di Luar Sekolah 750 300 450 40%

Pelayanan kesehatan pada usia Jumlah warga negara usia produktif yang
6. produktif mendapatkan layanan kesehatan
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%
1 . Pedoman dan Media KIE * Alat
Ukur Berat Badan * Alat Ukur Tinggi
Badan * Alat Ukur Lingkar Perut *
Tensimeter * Glukometer * Tes Strip
Gula Darah * Lancet * Kapas Alkohol
  * KIT IVA Tes 7405 4639 2766 63%

12
2 . Formulir Pencatatan dan
Pelaporan Aplikasi Sistem Informasi
  Penyakit Tidak Menular (SIPTM) 7405 4639 2766 63%
Pelayanan kesehatan pada usia Jumlah Warga Negara usia produktif yang
7. lanjut mendapatkan layanan kesehatan
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%
1 . Strip Uji Pemeriksaan * Gula
  Darah * Kolesterol 1395 224 1171 84%
2 . Instrumen Geriatric Depression
Scale (GDS), Intrumen Abbreviated
Mental Test (AMT) dan Instrumen
Activity Daily Living (ADL) dalam
Paket Pengkajian Paripurna Pasien
  Geriatri (P3G) 1395 224 1171 84%
  3 . Buku Kesehatan Lansia 1395 224 1171 84%
Pelayanan kesehatan penderita Jumlah Warga Negara penderita hipertensi yang
8. hipertensi mendapatkan layanan kesehatan  
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%
1 . Pedoman Pengendalian
  Hipertensi dan Media KIE 3755 2665 1090 71%
  2 . Tensimeter 3755 2665 1090 71%
3 . Formulir Pencatatan dan
Pelaporan Aplikasi Sistem Informasi
  PTM 3755 2665 1090 71%
Pelayanan Kesehatan Penderita Jumlah Warga Negara Penderita Diabetes Melitus
9. Diabetes Melitus yang mendapatkan layanan kesehatan
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%
1 . * Glukometer * Strip Tes Gula
  Darah * Kapas Alkohol * Lancet 353 224 129 63%
2 . Formulir Pencatatan dan
  Pelaporan Aplikasi SI PTM 353 224 129 63%
  3 . Pedoman dan Media KIE 353 224 129 63%
Pelayanan Kesehatan 0rang Dengan Jumlah Warga Negara Dengan Gangguan Jiwa
10 . Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Berat (ODGJ) yang terlayani Kesehatan
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%

13
1 . Buku Pedoman Diagnosis
Penggolongan Gangguan Jiwa
(PPDGJ III) atau Buku Pedoman
Diagnosis Penggolongan Gangguan
  Jiwa terbaru (bila sudah tersedia) 21 21 0 100%
  2 . Kit berisi 2 alat fiksasi 21 21 0 100%
3 . Penyediaan formulir pencatatan
  dan pelaporan 21 21 0 100%
  4 . Media KIE 21 21 0 100%
Pelayanan Kesehatan Orang Jumlah Warga Negara terduga tubercolusis yang
11 . Terduga Tuberkulosis mendapatkan layanan kesehatan
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%
1 . Media KIE (leaflet, lembar balik,
  poster, banner) 115 60 6 52%
  2 . Reagen Zn TB 30 25 5 83%
3 . Masker jenis rumah tangga dan
  masker N95 66 60 6 91%
4 . Pot dahak, kaca slide, bahan
habis pakai (oil emersi, ether alkohol
lampu spirtus/bunsen, ose/lidi), rak
  pengering 36 36 0 100%
  5 . Catridge tes cepat molekuler 30 5 0 17%
6 . Formulir pencatatan dan
  pelaporan 66 66 0 100%
7 . Pedoman/Standar Operasional
  Prosedur 66 66 0 100%
Pelayanan Kesehatan Orang
Dengan Risiko Terinfeksi Virus yang Jumlah Warga Negara Dengan Risiko terinfeksi
Melemahkan Daya Tahan Tubuh virus yang melemahkan daya tahan tubuh (Human
Manusia (Human Immunodeficiency Virus ) yang mendapatkan
12 . Immunodeficiency Virus) Layanan Kesehatan
Jumlah Jumlah
yang yang Jumlah yang Persentase
harus capaian
    dilayani terlayani belum terlayani 100%
1 . Media KIE berupa lembar balik,
  leaflet, poster, banner 20 20 0 100%
  2 . Tes cepat HIV (RDT) pertama 39 39 0 100%
3 . Bahan medis habis pakai
(handschoen, alkohol swab, plester,
lancet/jarum steril, jarum spuit yang
sesuai/vacutainer dan jarum sesuai,
alat tulis, rekam medis yang berisi
nomor rekam medis, nomor fasilitas
pelayanan kesehatan pelaksana,
  nomor KTP/NIK) 39 39 0 100%

14
Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where,
Why and How / Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu
terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).

Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah,
ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan
kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan
sebagainya.

Metode USG:
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Urgency:
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.

(2) Seriousness:
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu

15
masalah lain yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan
sistem atau tidak.
(3) Growth:
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni
sebagai berikut:
(1) Hasil analisa situasi
(2) Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
(3) Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah
yang berlaku.

(4) Matriks pemecahan masalah dengan metode USG adalah sebagai berikut :
No Unit kerja/ bagian/ Masalah U S G Total
Program
1. Admin / Ketenagaan Kekurangan tenaga Administrasi 5 5 5 15
Kesehatan
2. Dari kepegawaian ada beberapa 3 3 3 9
kepegawaian yang tidak mengisi
daftar hadir dan tidak mengikuti apel
harian
3. Obat, bahan habis Monitoring rutin oleh petugas masih
pakai dan peralatan terbatas sehingga memerlukan
kesehatan bantuan nakes lainnya
4. Sapras Keterbatasan sapras seperti parker
kendaraan bermotor yang belum
memadai
5. Penanganan Bencana Penanggulangan dan Pencegahan 5 5 5 15
NonFisik (Pandemi Covid-19

16
Covid-19)
6. UKM Pencapaian SPM 4 5 4 14
7. UKP Pelayanan UKP di dalam gedung 3 4 4 12
terkadang kurang petugas kesehatan
8. UKM (PIS-PK) Balita yang tidak dipantau 4 4 4 12
kesehatannya karena kurangnya
pastisipasi masyarakat untuk
mengantar balita datang ke posyandu
bila sudah selesai vaksinasi
9. PTM (PIS-PK) Ada anggota masyarakat Perokok
10 PTM (PIS-PK) Ada anggota masyarakat dengan 4 5 4 13
. Hipertensi yang tidak berobat teratur
8. PIS-PK Ada peserta JKN yang non aktif 4 4 4 12
9. KIA Ada kematian bayi baru lahir 4 5 3 12
10 Gizi Petugas Gizi yang sering terlambat 4 4 4 12
. menginput data di Portal gizi yang
tersedia
11 UKS Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia 3 4 4 11
. Sekolah dan Remaja di Luar Sekolah
masih dibawah 50 %
12 Kespro & PKPR Ada temuan ibu hamil remaja 5 3 2 10
.
13 Kesehatan Anak Cakupan pelayanan kesehatan Anak 5 4 4 13
. Usia Sekolah belum maksimal karena
masih dalam masa pandemi.
14 P-CARE Input data pelayanan dalam aplikasi 3 5 3 11
p-care sering terhambat karena
jaringan internet
15 PHBS DI Sarana cuci tangan sudah tersedia, 5 5 4 14
LINGKUNGAN terkadang air bersih bermasalah
PUSKEMAS ( tidak mencukupi / mengalami

17
gangguan)
16 UKP Kepatuhan Nakes terhadap 5 5 4 14
. penggunaan APD masih belum
terpantau baik

Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar,


4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil).

18
BAB V. MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar
penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data di
Puskesmas. Metode yang akan digunakan dalam penyusunan PTP ini adalah :
Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone). Diagram sebab
akibat digambarkan seperti contoh pada formulir 1 terlampir, langkah- langkah
penyusunannya meliputi:
• Menuuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
• Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
• Menetapkan kategori utama dari penyebab.
• Membuat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
• Melakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-masing
kategori.
• Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama yang
lain.
• Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub penyebab
dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
• Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikas data untuk menghilangkan
duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Setiap Pemegang program membuat fishbone terkait masalah yang ada di unit
pelayanannya. Selanjutnya setiap pemegang program menentukan RUK dan RPKnya

19
ADMEN
1.

20

Anda mungkin juga menyukai