Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIK

IMPLEMENTASI PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS


( PTP ) PADA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG

DISUSUN GUNA MEMENUHI NILAI TUGAS MATA KULIAH


MANAJEMEN STRATEGIK

Dosen
Dr. ASEP IWA, M.Pd

Oleh:

Nama : ANO KUSNADI


NIM : 22 013 042

MAGISTER ADIMINISTRASI PUBLIK SEKOLAH TINGGI


ILMU ADMINISTRASI
JL. Muararajeun Lama No.51 Cihaur Geulis
Cibeunying Bandung Jawa Barat
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan
nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan
nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat
dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk
mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya
yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita.
Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada
gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional. Perencanaan
menduduki peran penting dalam rangka percepatan pencapaian visi dan misi
dalam pembangunan suatu wilayah, yang keseluruhannya akan menuju pada
satu titik yaitu kesejahteraan masyarakat.
Dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) Pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa
Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan
perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang
kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut, cakupan perencanaan pembangunan nasional
perlu memperhatikan tujuannya antara lain menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar
fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah.
Pasal tersebut menegaskan bahwa perencanaan pembangunan
nasional dibangun secara makro oleh pemerintah pusat untuk kemudian
menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan dengan
skala yang lebih spesifik. Perencanaan yang disusun baik di tingkat pusat
maupun daerah memiliki beberapa jenjang, antara lain rencana pembangunan
jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana
pembangunan tahunan. Oleh karena itu, demi menjaga keserasian dan
tercapainya pemerataan pembangunan dari tingkat pusat hingga daerah,
setiap kabupaten/kota diwajibkan melakukan penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan
tetap mengacu pada dokumen perencanaan wilayah diatasnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan
pasal 1 poin 1, kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara fisik,
jiwa, maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit untuk
memungkinkannya hidup produktif. Pada Pasal 1 poin 3 Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan disebutkan upaya kesehatan adalah
segala bentuk kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
dan/atau paliatif oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.
Sehat atau kesehatan adalah investasi bagi pembangunan, yakni
sebagai salah satu masukan (input) yang terpenting, karena keberhasilan
pembangunan sangat ditentukan oleh tersedianya sumber daya manusia yang
sehat, cerdas, dan produktif, sehingga pembangunan akan dapat
menghasilkan keluaran-keluaran (output) yang akan mengarah kepada
tercapainya tujuan bernegara. Sementara itu, kesehatan juga hak asasi
manusia. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 pasal 4 menyatakan bahwa
setiap orang berhak hidup sehat secara fisik, jiwa, dan sosial, serta
mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pusat Kesehatan Masyarakat, atau lebih dikenal dengan sebutan
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerja masing-
masing pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
menyatakan bahwa puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sehingga melaksanakan
tugas dan fungsinya dengan mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan. Kebijakan itu
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, puskesmas harus menyusun
rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahun yang selanjutnya akan dibuat
lebih terperinci dalam rencana tahunan puskesmas, sesuai siklus perencanaan
anggaran daerah. Semua rencana kegiatan, baik 5 (lima) tahunan maupun
tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
kabupaten/kota, juga harus disusun berdasarkan hasil analisis situasi saat itu
(evidence based), dan prediksi situasi ke depan. Proses selanjutnya ialah
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang disusun,
lalu melakukan pengawasan dan pengendalian, disusul upaya-upaya
perbaikan dan peningkatan (corrective action), dan diakhiri dengan penilaian
kinerja puskesmas. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas
terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang meliputi Upaya
Kesehatan Esensial dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan
Essensial meliputi Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Kesehatan
Lingkungan, dan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan mencakup upaya kesehatan
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat setempat, serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan warga atau
perwakilan warga yang disusun melalui kegitan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) serta Lokakarya Mini Tribulanan untuk menanpung masukan
dari lintas sektor. Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan
upaya tersebut, tetapi telah menjadi kebutuhan warga setempat, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota menjadi pihak yang wajib
menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain terdiri
dari: Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa,
Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan
Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya. Upaya
laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan-
pelaporan merupakan pelayanan penunjang dari setiap Upaya Kesehatan
Esensial dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Adapun
perawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai
upaya pelayanan yang ada. Dengan demikian, pelayanan puskesmas
diharapkan bisa bersifat menyeluruh. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Esensial dan Upaya Kesehatan Pengembangan harus menerapkan azas
penyelenggaraan puskesmas secara terpadu, yaitu azas pertanggungjawaban
wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan, dan rujukan. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas untuk menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Esensial dan Pengembangan tersebut, puskesmas harus
melaksanakan manajemen puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus
manajemen puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan, dilaksanakan dalam rangka menyelenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara bermutu. Rangkaian kerja ini harus selalu dipantau
secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar
kinerja dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-
Action (P-D-C-A)”. Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik Upaya
Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan Pengembangan maupun Upaya
Kesehatan Perseorangan dan Penunjang. Perencanaan ini disusun untuk
kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu melaksanakannya secara
efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam era globalisasi saat ini, Puskesmas Tanjungsari dituntut untuk
memberikan pelayanan yang maksimal dan bermutu sehingga dapat
meningkatkan citra pelayanan publik di wilayah Kecamatan Tanjungsari.
Sebagai puskesmas yang sedang berkembang, tentunya perlu dilakukan
pembenahan baik dari bidang manajemen, SDM dan sarana prasarana
pendukung. Dalam bidang anggaran pun dibutuhkan perubahan dari
penganggaran biasa ke penganggaran berbasis kinerja, mengingat kebutuhan
dana yang tinggi dengan sumber dana yang terbatas, sehingga kita dituntut
untuk memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.
1.2. Visi, Misi dan Moto dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjungsari

“Terwujudnya Puskesmas yang Memberikan Pelayanan Bermutu dan


Berkeadilan Guna Tercapainya Masyarakat Kecamatan Tanjungsari Sehat
Tahun 2026”
Untuk dapat mewujudkan tujuan diatas tentunya diperlukan langkah-
langkah dalam bentuk Misi Puskesmas Tanjungsari yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumberdaya Manusia secara
berkesinambungan
2. Pengembangan sarana prasarana pelayanan kesehatan di dalam dan luar
gedung
3. Peningkatan pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan kesehatan
melalui koordinasi dan kolaborasi
4. Pengembangan pelayanan melalui inovasi
5. Pemanfaatan teknologi inforrmasi
Menyadari keberhasilan puskesmas adalah penting dalam rangka
mewujudkan Tujuan Renstra Puskesmas Tanjungsari, yakni “Memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan guna mewujudkan
masyarakat Kecamatan Tanjungsari yang sehat dan mandiri dengan
mengedepankan Upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif”, maka berbagai masalah dan kekurangan
puskesmas perlu segera diatasi.
Mengingat kompleksnya permasalahan yang dihadapi puskesmas
saat ini, maka perlu disusun suatu perencanaan yang dapat mengedepankan
kepentingan masyarakat setempat dalam mencapai status kesehatan yang
setinggi-tingginya dengan melakukan prioritas masalah utama dan alokasi
anggaran yang memadai. Salah satu metode perencanaan yang dapat
mengakomodasi berbagai kepentingan (integrated), melakukan siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle) dan berdasarkan target yang
diharapkan, bukan tergantung pada anggaran semata yaitu dengan
pendekatan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Musrenbang.
Maka dengan disusunnya Perencanaan Tahunan Puskesmas dan kemudian
diteruskan ke tingkatan Musrenbang, diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan kegiatan sesuai
kebutuhan masyarakat setempat (local specific)
MOTTO :
“Bersama Membangun Masyarakat Sehat”
TATA NILAI :
“BERSERI”
Bersih : Bersih diri dan lingkungan dalam memberikan pelayanan
Profesional : Bekerja sesuai profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan
memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada
nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan
Efisien : Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna dan
bertepat guna
Ramah : Memberikan pelayanan dengan baik hati serta menarik budi
Bahasanya
Inovatif : Memberikan hal-hal yang baru guna keberhasilan dan
peningkatan mutu pelayanan.

1.4 Sasaran
1. Manajemen Puskesmas;
2. Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
3. Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP);
4. Peningkatan mutu pelayanan puskesmas;
5. Derajat kesehatan masyarakat.
1.5 Tujuan dan Manfaat
1.5.1 Tujuan
1.5.1.1 Tujuan Umum
Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Tanjungsari Tahun
2025 guna mewujudkan visi dan misi puskesmas.
1.5.1.2 Tujuan Khusus
Tersusunnya Rencana Bisnis Anggaran, baik Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perseorangan dan
Penunjang (UKPP) ;
Tercapainya target Indeks Kinerja Utama (IKU) bidang kesehatan;
Tecapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan;
Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat.
Sebagai bahan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja karyawan;
1.5.2 Manfaat
Manfaat dari Perencanaan Tingkat Puskesmas Terpadu adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan
yang telah ditetapkan;
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban;
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.
4. Untuk tingkat kabupaten, dokumentasi hasil Perencanaan Tahunan
Puskesmas ini dapat digunakan sebagai alat bantu monitoring
penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan di tingkat puskesmas,
serta untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan puskesmas yang
perlu didukung oleh kabupaten maupun provinsi.
BAB II
MEKANISME PERENCANAN DAN ISU STRATEGIS

2.1 Mekanisme Perencanaan


Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang berurutan dan harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara
efektif dan efisien. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah proses
penyusunan rencana kegiatan tingkat puskesmas untuk tahun yang akan
datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. PTP Terpadu adalah
suatu pendekatan perencanaan tingkat Puskesmas yang mana komponen
perencanaan terpadu dari IMP dipakai sebagai dasar analisa semua program
kesehatan dasar puskesmas dan penentuan desa prioritas serta penentuan
kegiatan terpilih untuk dimasukkan ke dalam Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) puskesmas.
Adapun fungsi perencanaan puskesmas adalah :
1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi
yang tersedia.
Untuk tingkat kabupaten, dokumentasi hasil Perencanaan Tahunan
Puskesmas ini dapat digunakan sebagai alat bantu monitoring penggunaan
dana dan pelaksanaan kegiatan di tingkat puskesmas, serta untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan puskesmas yang perlu didukung oleh
kabupaten maupun provinsi.
Perencanaan Tahunan Puskesmas merupakan suatu alat untuk
membantu secara teknis dan operasional dalam pelaksanaan manajemen
puskesmas agar rangkaian kegiatan berjalan lebih sistematik dan terukur
untuk menghasilkan keluaran puskesmas secara efektif dan efisien.
Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari Perencanaan (P1), Penggerakan
dan Pelaksanaan (P2), dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3).
Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan. Dalam proses manajemen program di puskesmas,
perencanaan yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pelaksanaan program. Perencanaan Tahunan Puskesmas merupakan alat
bantu puskesmas untuk melakukan rangkaian kegiatan manajemen puskesmas
agar dilaksanakan secara sistematik dan terukur.
Perencanaan di sini berarti kegiatan perencanaan tingkat puskesmas.
Pelaksanaan pengendalian adalah rangkaian kegiatan mulai dari
pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan, termasuk pemantauan
wilayah setempat (PWS) dengan data dari SP2TP dalam forum Lokakarya
Mini Puskesmas. Sedangkan pengawasan pertanggungjawaban adalah
kegiatan pengawasan internal dan eksternal serta akuntabilitas petugas.
Penyusunan rencana kegiatan berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
merupakan perencanaan kegiatan puskesmas untuk tahun mendatang (H+1).
Dalam PTP Terpadu rencana ini diwujudkan dalam perencanaan kebutuhan
kegiatan puskesmas (H+1) sesuai dengan kategori permasalahan lokal pada
tingkat desa dalam satu tahun. Sementara Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK) diwujudkan dalam perencanaan kegiatan sesuai dengan skala prioritas
berdasarkan alokasi dana yang tersedia dalam tahun berjalan.
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang
termasuk dalam Upaya Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan Pengembangan
dan Upaya Kesehatan Penunjang. Perencanaan ini disusun oleh puskesmas
sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah,
pendapatan puskesmas sebagai BLUD, serta sumber dana lainnya.

Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:


1. Tahap persiapan
2. Tahap analisa situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

2.2 Isu – Isu Strategis


Dari tahapan identifikasi permasalahan pelayanan di UPTD
Puakesmas Rawat Inap Tanjungsari terdapat beberapa
permasalahan utama yang menjadi dasar penetapan isu-isu
strategis. Adapun isu – isu strategis pada saat ini di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari adalah sebagai berikut

No Aspek Isu-Isu Strategis


1. Pelayanan Upaya Kesehatan “ BELUM OPTIMALNYA
Perorangan ( UKP ) Dalam KUALITAS
Gedung PELAYANAN D A N
2. Pelayanan Upaya Kesehatan KINERJA
Masyarakat ( UKM ) Luar P R O G R A M KEPADA
Gedung MASYARAKAT DI
WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS RAWAT
INAP TANJUNGSARI “

Secara umum permaasalahan yang masih ada di UPTD


Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari adalah sebagai berikut :
1. Perumusan Visi dan Misi sudah jelas, tetapi pelaksanaan program
puskesmas dan keterkaitannya dengan program pembangunan kesehatan
secara keseluruhan belum optimal;
2. Tidak semua karyawan puskesmas memiliki komitmen dalam
mewujudkan visi dan misi puskesmas sehingga menyebabkan pencapaian
visi masih terkendala tidak tercapainya target capaian kegiatan;
3. Sistem manajemen puskesmas yakni Perencanaan (P1) yang
diselenggarakan melalui microplaning atau Perencanaan Tingkat
Puskesmas ( PTP ), Penggerakan Pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan
melalui Lokakarya Mini (Mini Workshop) serta Pengawasan,
Pengendalian dan Penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme
Stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP) dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan;
4. Kegiatan-kegiatan yang bersifat inovatif masih belum berkembang dan
kurangnya pengembangan kegiatan inovatif yang selama ini sudah
berjalan;
5. Koordinasi dan sinergitas perencanaan pembangunan antar puskesmas
dengan stakeholder dan lintas sektor belum berjalan baik, sehingga antara
perencanaan puskesmas dengan perencanaan kecamatan, desa dan sektor
lain sering tidak sejalan;
6. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal.
Sampai saat ini puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan
rasa memiliki serta belum mampu mendorong kontribusi sumberdaya dari
masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

2.3 Peluang
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
terdapat peluang yang bisa memperkuat dalam pelayanan
diantaranya :
1. Adanya Dukungan kebijakan dari pemerintah pusat dan
daerah.
2. Adanya dukungan lintas sector dalam peningkatan pelayanan
3. Adanya kekuatan pegawai yang sudah sesuai dengan aturan
4. Lokasi yang strategis dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
BAB III
PERMASALAHAN

3.1 Permasalahan
Perumusan isu-isu strategis UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjungsari sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang, dilakukan berdasarkan tugas
dan fungsi sesuai dengan pelayanan yang diberikan menurut
peraturan perundang-undangan. Dalam perumusan isu-isu tersebut
akan dimulai dari tahapan identifikasi permasalahan pelayanan
tupoksi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari, selanjutnya
dilakukan telaahan terhadap visi, misi, dan Program melalui
kegiatan perencanaan sebagai dasar pelaksanaan tugas kedepan,
serta Telaahan terhadap instansi vertikal yang memiliki tugas dan
kewenangan sesuai sasaran strategis Perencanaan Tingkat
Puskesmas ( PTP ) ini dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan satu tahun mendatang.
Diketahui bahwa kinerja UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjungsari masih perlu ditingkatkan. Hasil capaian kinerja
tersebut masih belum optimal dikarenakan ada beberapa
permasalahan terhadap pelayanan baik Upaya Kesehatan
Masyarakat ( UKM ) Luar Gedung dan Upaya Kesehatan
Perorangan ( Dalam Gedung ). Adapun penyebab dari
permasalahan utama tersebut yang menjadi dasar perbaikan
permasalahan pelayanan UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjungsari adalah sebagai berikut :
PERMASALAHAN

NO ASPEK PERMASALAHAN
1 Pelayanan Upaya 1. Belum Optimalnya pelayanan di Unit
Kesehatan Perorangan Pelayanan Rawat Jalan ( Pemeriksaan
( UKP ) Dalam Umum, UGD, KIA, Poli Gigi, Poli Paru
Gedung dan Laboratorium )
2. Belum Optimalnya pelayanan di Unit
Pelayanan Rawat Inap dan Poned
3. Sarana dan Prasarana yang belum optimal
4. Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang
belum semuanya kompeten
5. Masih adanya pengaduan dari masyarakat
terkait tentang pelayanan.
2 Pelayanan Upaya 1. Belum Optimalnya Capaian Kinerja Upaya
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat ( UKM ) Luar
( UKM ) Luar Gedung
Gedung 2. Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang
rangkap jabatan.
3. Sumber anggaran yang belum memadai
dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat yang masih rendah
5. Target program yang terlalu tinggi.
BAB IV
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Strategi dan Kebijakan


Strategi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan
pengembangan dan peningkatan kinerja UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tanjungsari . Dalam mengemban tugas dan kewenangannya,
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari harus memiliki acuan
langkah agar pelaksanaan tugas tetap berada pada koridor yang
ditetapkan dan hasilnya dapat dirasakan secara nyata baik oleh
aparatur maupun masyarakat. Oleh karena itu penentuan strategi
yang tepat menjadi sangat penting.
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran peran UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari Tahun 2025 dirumuskan
berdasakan analisis tantangan, peluang, kekuatan dan kelemahan
dari lingkungan internal maupun eksternal dengan mengunakan
analisis SWOT. Adapun hasil analisis SWOT dalam menentukan
strategi dan kebijakan UPTD Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
dalam mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

Analisa SWOT Lingkungan Strategis Internal Dan Eksternal

Peluang (O) : Tantangan (T):


1. Adanya Dukungan 1. Adanya wilayah
kebijakan dari kerja yang
pemerintah pusat dan aksesnya cukup
daerah. jauh dari
2. Adanya dukungan Puskesmas
lintas sektor dalam 2. Kondisi jumlah
peningkatan penduduk yang
pelayanan tinggi berpotensi
3. Adanya kekuatan sehingga
pegawai yang sudah pencapaian target
sesuai dengan aturan program tidak
4. Lokasi yang strategis maksimal
dalam memberikan 3. Meningkatkan
pelayanan kepada Klinik Pratama
masyarakat. Swasta di
wilayah kerja
UPTD
Puskesmas
Rawat Inap
Tanjungsari

Kekuatan (S): Alternatif Strategi (S-O): Alternatif Strategi


(S-T):
1. Adanya a. Meningkatkan kinerja a. Mengoptimalkan
komitmen pelayanan Puskesma pelaksanaan
Pimpinanuntuk melaui Peningkatan pelayanan baik
mewujudkan Kerjasama baik lintas dalam gedung
tujuan program maupun lintas maupun luar
organisasi sektor gedung sesuai
2. Jumah Tenaga b. Meningkatkan kompetensi dengan standar
yang sudah pegawai dalam memberikan prosedur dan
mencukup pelayana. tugas dan fungsi
3. Memiliki puskesmas
SOTK yang b. Meningkatkan
jelas kolaborasi dan
4. Pelaksanaan koordinasi lintas
kegiatan program dalam
terdapat di pencapaian target
Dana BLUD
dan BOK
5. Telah
memiliki
standar
operasional
prosedur di
unit
6. kerja
Puskesmas.
Kelemahan (W): Alternatif Strategi (W-O): Alternatif Strategi
(W-T):

1. Kualitas dan a. Meningkatkan kualitas a. Meningkatkan


kuantitas pelayanan Dasar melalui promosi dan
Sumber daya peningkatan kualitas pelayanan
Manusia pelayanan kepada kesehatan kepada
(ASN) masih masyarakat melaui masyarakat
belum pemenuhan sarana dengan Sumber
optimal prasaarana sesuai standar Daya Manusia
2. Kurangnya dan peningkatan kualitas yang
Koordinasi dan kuantitas pegawai. berkompeten.
antara
Puskesmas
dengan
beberapa
Lintas Sektor
3. Kurangnya
kerjasama
lintas
program
4. Kuantitas dan
Kualitas
sarana dan
prasarana
pendukung
kinerja
organisasi
5. belum
optimal
4.2 Strategi
Dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka UPTD
Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari Kabupaten Sumedang
menetapkan strategi diantaranya:
1. Meningkatkan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) dalam
gedung dengan memberikan pelayanan optimal yang bersifat
kuratif kepada masyarakat;
2. Meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) luar
gedung dengan memberikan pelayanan optimal yang bersifat
kuratif kepada masyarakat.
3. Meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat melalui pemberian
pelayanan optimal dan sarana prasarana yang memadai.

4.3 Arah Kebijakan


Kebijakan yang diterapkan oleh UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tanjungsari Kabupaten Sumedang adalah :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumberdaya Manusia secara
berkesinambungan
2. Mengembangkan sarana prasarana pelayanan kesehatan di dalam dan luar
gedung
3. Meningkatkan pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan kesehatan
melalui koordinasi dan kolaborasi
19
4. Mengembangkan pelayanan melalui inovasi
5. Meningkatkan pemanfaatan teknologi inforrmasi secara optima

4.4 Rencana Program dan Kegiatan


Sebagai langkah akhir dalam penyusunan rencana tahunan puskesmas ini,
maka tim perencanaan perlu menuangkan rencana-rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pada Tahun 2025 dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
RUK disusun sebagai dasar bagi puskesmas dalam mengajukan kegiatan-kegiatan
bidang kesehatan dalam pertemuan Musrenbang. Selain itu juga RUK sebagai
acuan bagi puskesmas dalam mepersiapkan segala yang diperlukan guna
pelaksanaan kegiatan yang akan datang.
RUK ini akan dievaluasi pada akhir tahun, apakah RUK yang disusun saat
ini perlu dilakukan perubahan atau tidak melihat perkembangan masalah
kesehatan yang ada, sehingga RUK yang disusun betul-betul dapat dijadikan
pedoman dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ditemukan.

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari berdasarkan data-data yang telah
diperoleh dan analisis perencanaan yang telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya adalah sebagai berikut;
1. Untuk menyusun perencanaan tahunan diperlukan sumber data, metode
analisis data serta metode penetapan pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan seluruh kemampuan yang ada;
2. Permasalahan yang menjadi prioritas akan menjadi kegiatan yang penting
untuk dilaksanakan walaupun kegiatan-kegiatan lain tetap diupayakan;
3. Penyusunan Perencanaan Tahunan Puskesmas tidak hanya berdasarkan
data internal puskesmas, namun juga berdasarkan data kesehatan yang ada
di masyarakat serta mempertimbangkan usulan serta masukan rencana
kegiatan dari masyarakat serta lintas sektor;
4. Penyusunan Perencanaan Tahunan Puskesmas juga perlu memperhatikan
sinergitas dengan Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah khusunya
bidang kesehatan serta Rencana Kergiatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang;
5. Perencanaan ini hendaknya menjadi pedoman bagi penanggungjawab
21
pelayanan, koordinator pelayanan dan juga pelaksana pelayanan dalam
melaksanakan kegiatannya.
6. Impelemntasi Manajemen Strategi di Pelayanan Publik Khususnya
Puskesmas sangat penting.
5.2 Saran
Pada kesempatan ini, kami juga bermaksud menyampaikan saran yang
berkaitan dengan penyusunan Perencanaan Tahunan Puskesmas (PTP) ;
Data yang dihimpun dalam penyusunan Perencanaan Tahunan Puskesmas
(PTP) hendaklah merupakan data yang akurat, terbaru dan dapat
dipertanggungjawabkan ;
1. Perlu peran aktif dari seluruh karyawan Puskesmas Tanjungsari
memberikan masukan terkait penyusunan Perencanaan Tahunan
Puskesmas (PTP) ini;
2. Penjaringan masalah-masalah kesehatan di masyarakat melalui SMD dan
MMD hendaklah lebih terarah agar mengetahui secara jelas permasalahan-
permasalahan kesehatan di masyarakat serta keinginan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas;
3. Perlu bimbingan dan arahan dari Dinas Kesehatan secara lebih konsisten
dan berkesinambungan agar Perencanaan Tahunan Puskesmas dapat lebih
baik lagi;
4. Agar seluruh karyawan Puskesmas Tanjungsari berkomitmen untuk
melaksanakan Perencanaan Tahunan Puskesmas (PTP) yang telah disusun
ini.

22

Anda mungkin juga menyukai