DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
Bab I Pendahuluan
2. Landasaan Hukum......................................................................................
4. Sistematika Penyajian.................................................................................
2. Telaahan Visi,Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah
terpilih
4. Telahaan rencana tata ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategi
2. Strategi Pencapaian
Bab VI PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat di lihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain
pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia,
yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional.
Untuk itu, Puskesmas Sei Baung dan jajarannya, dengan berbagai kebijakan-kebijakannya
berusaha keras untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut. Dalam
pembangunan jangka panjang tahap II (1994-2019) dibidang kesehatan tertera dengan
jelas arah dan tujuan yang akan dicapai. Arah dan tujuan tersebut yaitu, peningkatan
kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan dan pembudayaan perilaku sehat serta NKKBS, perbaikan mutu lingkungan
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas terdiri dari upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya
kesehatan yang diselenggarakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya kesehatan
ini memberikan daya ungkit yang paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan
kesepakatan global maupun nasional. Upaya kesehatan wajib ini terdiri dari promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya kesehatan
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
setempat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Dalam Pola pengelolaan Keuangan BLUD sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 tahun
2005 dan peraturan menteri dalam negeri no. 61 tahun 2007, puskesmas diberikan
keluluasaan dan fleksibilitas. Namun sebagai pengimbangnya, puskesmas dikendalikan
secara ketat dalam perencanaan, penganggaran, dan pertanggungjawaban.
Rencana Strategis (Renstra) Puskesmas Sei Baung adalah suatu rencana jangka panjang
yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan kemana puskesmas akan diarahkan
untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan
keadaan lingkungan.
2. Landasan Hukum
Pendekatan Keluarga;
2023;
Pengertian RSB diuraikan dalam PP 23/2005 tentang pola pengelolaan keuangan BLU
pada penjelasan pasal 4 ayat (4) huruf C dan Permendagri no. 61 tahun 2007 disebutkan
bahwa Rencana Strategis Bisnis mencakup anatara lain pernyataan visi, misi, program
strategis , dan pengukuran pencapaian kinerja. Pengelolaan keuangan dan non keuangan
pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus dan terus berlangsung pada suatu
organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran,evaluasi,
dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan
berikutnya..Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut
kecermatan,keakuratan, dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut
kepentingan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Oleh karena itiu perencanaa
puskesmas memiliki fleksibilitas dan elastisitas relative tinggi yang mensyaratkan
pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaaan kinerjanya.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) harus sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam hal ini program-program untuk urusan wajib
bidang kesehatan yang disajikan dalam Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) harus
selaras dengan program-program yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
Target pencapaian Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Sei Baung harus sejalan
dengan rencana pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas, baik dalam
penyediaan sumberdaya, jenis, dan jumlah layanan maupun mutu layanan yang hendak
dicapai dalam kerangka waktu 5 tahun.
Pola pembiayaan jangka menengah meliputi belanja modal terkait dengan penyediaan
aset Puskesmas Sei Baung untuk memenuhi standar minimal. Aset pelayanan dan
belanja barang dan jasa terkait dengan biaya per unit layanan dikalikan jumlah
kunjungan pasien. Di samping itu juga harus memperhatikan biaya per unit (unit cost)
layanan dan tarif layanan dalam rangka membuat prognosa pendapatan dan beban lima
tahun kedepan.
Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas Sei Baung akan sejalan
dengan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) selanjutnya menjadi bagian dari RAPBD untuk
dibahas dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan DPRD menjadi APBD.
Sistem Akuntansi Keuangan harus didukung oleh subsistem-subsistem antara lain Sistem
Informasi Kesehatan (SIK), billing system, inventory system, manajemen aset, Sistim
Informasi Manajemen Medical Record. Seluruh proses pengelolaan keuangan Puskesmas
Bekerjanya pola tata kelola keuangan BLUD ditunjang dengan sistim pengelolaan yang
terintegrasi, sehingga seluruh persyaratan BLUD tersebut menjadi satu kesatuan yang
komprehensif sebagaimana tampak dalam gambar grand design sebagai berikut :
Gambar 1
Kerangka Konseptual Rencana Strategis Bisnis
Dari uraian tersebut di atas posisi Rencana Strategis Bisnis (RSB) sangat dibutuhkan
dalam pola pengelolaan keuangan BLUD, untuk menjelaskan konsepsi dasar Rencana
Strategis Bisnis (RSB) dalam aktivitas perencanaan Puskesmas Sei Baung.
12 Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskemas Sei Baung Kota Palembang
Tahun 2014 – 2018 adalah sebagai berikut :
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika Penyajian Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Sei Baung Kota Palembang
yaitu sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta
sistematika penulisan
PENUTUP
LAMPIRAN
C. METODOLOGI
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Sei Baung disusun dengan memanfaatkan dokumen-
dokumen yang tersedia. Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Pedoman Teknis Asistensi
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis meliputi 2 (dua) metode yaitu:
1. Studi literatur (desk research), dilakukan dengan melakukan kajian terhadap ketentuan
perundangan dan dokumen-dokumen yang meliputi: ketentuan perundangan yang
terkait dengan rencana strategis bisnis yang berlaku bagi Puskesmas yang menerapkan
PPK-BLUD, pedoman penilaian penerapan PPK-BLUD, literatur mengenai perencanaan
strategis .
2. Penulisan draft pedoman, pembahasan dan diskusi materi pedoman secara intern oleh
tim penyusun, pembahasan draft pedoman pada tingkat Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kota Palembang, perbaikan-perbaikan dan revisi serta finalisasi pedoman.
Seluruh isi materi Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Sei Baung telah ditelaah dan
dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya
menjadi tanggungjawab dari Kelompok Kerja Puskesmas Sei Baung.
Adapun metode penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Sei Baung dengan
menggunakan Balanced Scorecard. Metode ini secara komprehensif melihat seluruh
perspektif dalam merumuskan strategi Puskesmas yaitu meliputi :
1. Perspektif Keuangan
2. Perspekstif Pelanggan/stakeholder
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, dan
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.
2013-2017 merupakan hasil dari berbagai upaya selama lima tahun. Gambaran
sebagai panduan dalam menyusun kebijakan strategis Dinas Kesehatan Tahun 2018 -
2023 terutama untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan organisasi agar rumusan
program dan kegiatan yang dibuat dapat mencapai tujuan Dinas Kesehatan secara
2017 dijelaskan melalui analisis indikator capaian kinerja pelayanan berdasarkan tugas
dan fungsi, sumber daya yang dimiliki, capaian-capaian penting yang telah dihasilkan
hambatan-hambatan yang dihadapi dan dinilai perlu diatasi pada lima tahun yang akan
datang.
Organisasi
i. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Berdasarkan Peraturan Walikota Palembang Nomor 3 tahun
2009, tanggal 15 Januari 2009, tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas
1. Kepala Puskesmas
5. Puskesmas Pembantu
e. Pengelolaan Barang Milik Negara yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kota.
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Daerah terkait dengan bidang
kesehatan.
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Seksi Kefarmasian
Struktur organisasi Puskesmas Sei Baung lebih jelas dapat dilihat pada bagan
berikut :
Tabel 13
II.3DAFTAR NAMA PEGAWAI PUSKESMAS SEI BAUNG TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 14
Distribusi Pegawai di Puskesmas Sei Baung Tahun 2013
dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu, capaian kinerja pelayanan juga
dinilai dari perencanaan anggaran dan realisasinya selama kurun waktu 2013-
2017.
Tabel 2.1
kesempatan yang datang dari faktor eksternal yang dapat mendukung tercapainya
tujuan Puskesmas dalam lima tahun. Dengan memahami tantangan dan peluang
1. Tantangan
hanya kuratif
dilaksanakan masyarakat
2. Peluang
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018 tentang Standar
kesehatan masyarakat
Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Tim PSC, Pokja KIPI, AKHI, IDI, IBI,
dll)
Palembang
seperti kegiatan gotong royong setiap hari Minggu dan subuh berjamaah
(Si Abuh)
c. Fungsi Puskesmas
i. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
d. Tata Kerja
i. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota Palembang, Puskesmas
Sei Baung Palembang menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai
tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul
akibat perubahan pola hidup masyarakat perkotaan. Masalah kesehatan yang disadari
antara lain masalah lingkungan pemukiman, gizi, kesehatan reproduksi maupun
penanggulangan penyakit menular yang ada di lingkungan Kecamatan Ilir Barat I maupun
yang datang dari luar wilayah kerja Puskesmas Sei Baung Palembang.
Untuk menjalankan peran penting kesehatan tersebut, Puskesmas Sei Baung Kota
Palembang memiliki visi yaitu:
Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Puskesmas Sei Baung bertanggung
jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota Palembang yaitu memberikan
pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standar Kementerian Kesehatan RI pada
masyarakat, seperti yang dinyatakan dalam visi GBHN yaitu “Terwujudnya masyarakat
Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didukung oleh manusia yang sehat,
mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air berkesadaran hukum dan
lingkungan sehat, menguasai teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin”.
Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang diemban dan akan
dilaksanakan yaitu:
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian di wilayah kerja Puskesmas Sei Baung
Misi ini ditetapkan untuk merespon tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya
tanggungjawab pemerintah beserta masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang layak
serta dapat hidup sehat sehingga dapat bekerja untuk mencari nafkah/produktif.
Oleh karena itu diperlukan kerja sama pemerintah dan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam melaksanakan program kesehatan agar mendapatkan manusia yang berkualitas
sehingga mampu mandiri. Melihat luasnya wilayah dan besarnya sasaran yang dihadapi
serta keterbatasan sumber daya (resources) yang ada perlu dikembangkannya kerja sama
dalam pembangunan kesehatan wilayah Kecamatan Ilir Barat I, antara lain :
Misi Kedua : “Meningkatkan professionalitas sumber daya manusia Puskesmas Sei Baung”
Misi ini dilandasi pemikiran peningkatan profesionalitas aparatur pemerinta sumber daya
manusia bidang kesehatan termasuk penyelenggara pelayanan kesehatan di jajaran
puskesmas dan puskesmas pembantu adalah hal yang mutlak seiring dengan tingginya
tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu dan bekerja
sesuai dengan Standard Of Procedure (SOP) yang ditetapkan
Misi Ketiga : “Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan beserta sarana dan
prasarana yang bermutu prima”
Misi ketiga ini merupakan suatu upaya agar terjadi peningkatan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang telah ditetapkan. Agar pelayanan kesehatan di Puskesmas Sei Baung dapat
dilaksanakan dengan baik dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu prima
kepada masyarakat yang diperlukan pelayanan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan
dengan tepat, cepat dan nyaman. Isu pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu prima
adalah krusial. Pelayanan kesehatan seharusnya didapatkan secara merata dan adil kepada
seluruh kelompok target. Masyarakat kaya, masyarakat miskin, masyarakat tengah kota, dan
masyarakat pinggiran kota semuanya memiliki akses kepada pelayanan kesehatan yang
prima.kesehatan yang prima.
Misi Keempat : “Menurunkan angka kesakitan dan kematian di wilayah kerja Puskesmas Sei
Baung”
Misi keempat merupakan upaya untuk menurunkan resiko kesakitan dan kematian. Upaya
yang dilakukan adalah dengan melakukan upaya-upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan cara menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian bayi (AKB),
dan Angka Kematian Balita (AKB) serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Balita
Kurang Gizi.
A. UKURAN KEBERHASILAN
22 Cakupan KB Aktif % 70 75
Nilai-nilai (values) merupakan pedoman yang diyakini sebagai ketinggian jiwa yang harus selalu
dihayati dan diamalkan oleh seluruh insan kesehatan serta anggota organisasi yang bergerak di
bidang kesehatan dalam melaksanakan tugas. Nilai yang berkembang dalam suatu organisasi
menjadi semangat bagi anggota organisasi dalam berkarya.
Nilai-nilai yang ada dan disepakati di lingkungan Puskesmas Sei Baung Kota Palembang adalah
Nilai pertama yang menjadi pedoman staf Puskesmas Sei Baung dalam bekerja adalah
nilai keterbukaan. Nilai ini mengandung makna bahwa dalam bekerja, harus ada unsur
transparansi, tidak ada hal-hal yang ditutupi berkaitan dengan pelaksanaan program-
program puskesmas dengan segala permasalahan dan hambatan yang dihadapi. Dengan
keterbukaan, masalah-masalah yang menghambat kinerja Puskesmas akan dapat
diidentifikasikan dan dicarikan solusi pemecahannya. Pada akhirnya, nilai keterbukaan
ini akan meningkatkan kinerja staf Puskesmas Sei Baung.
2. Kebersamaan
Jajaran Puskesmas Sei Baung merupakan satu tim dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan kesehatan. Nilai kebersamaan adalah salah satu fondasi dalam kerja sama
tim. Dengan nilai kebersamaan ini diharapkan terbangun semangat saling membantu
dan bahu-membahu dalam melaksanakan program dan kegiatan di Puskesmas Sei Baung
Kota Palembang.
3. Kekeluargaan
Jajaran Puskesmas Sei Baung merupakan satu tim dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan kesehatan. Selain memiliki nilai keterbukaan dan kebersamaan sebagai
salah satu nilai yang penting dalam konteks kerja tim, komponen lain yang tidak kalah
penting adalah kekeluargaan. Nilai ini dapat menumbuhkan suasana yang kondusif untuk
bekerja sebagai tim, karena seluruh staf Puskesmas Sei Baung pada hakekatnya adalah
satu keluarga dan dapat menjauhkan dari sikap saling mecurigai yang justru memecah
belah kerja tim.
4. Terus Belajar
Sebuah kata bijak menyatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah di dunia ini kecuali
perubahan itu sendiri. Artinya semua hal dunia ini akan senantiasa berubah seiring
perkembangan zaman. Nilai untuk terus belajar adalah sangat vital dalam hal ini. Nilai ini
dapat membantu kita untuk dapat menyikapi perubahan secara tepat, bahkan dengan
nilai terus belajar kita dapat melakukan prediksi perubahan zaman dan segera
menyiapkan tindakan antisipatif.
BAB IV
STRATEGI PUSKESMAS
Analisis lingkungan ini merupakan bagian penting dalam penentuan strategi organisasi.
Pemetaan dilakukan terhadap empat bidang yang dianggap mempunyai daya ungkit yang
tinggi terhadap kinerja organisasi Puskesmas Sei Baung yaitu bidang Pelayanan, Keuangan,
Sumber Daya Manusia (SDM), serta Sarana dan Prasarana. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, Tim Kerja penyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) dengan keterbukaan dan
keberanian melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap empat faktor yang mempengaruhi
kinerja organisasi.
Puskesmas sebagai institusi penyedia jasa layanan kesehatan tingkat dasar, juga merupakan
sebuah lembaga yang tidak lepas dari pengaruh atau tekanan lingkungan. Pertumbuhan dan
perkembangan organisasi Puskesmas menjadi tergantung pada keadaan lingkungan
organisasi tempat Puskesmas tersebut berada. Ini menunjukkan bahwa dibutuhkan sistem
manajemen Puskesmas yang mempertimbangkan aspek strategis agar Puskesmas mampu
beradaptasi atau mengendalikan faktor berpengaruh tersebut yang juga terus berubah, baik
itu faktor internal apalagi terhadap faktor eksternal.
Sebagian besar Puskesmas pemerintah berada di antara spektrum lembaga usaha murni
dengan lembaga kemanusiaan murni, sehingga indikator kinerjanya akan bercampur-baur
antara misi sosial dan nilai-nilai pasar. Disarankan agar Puskesmas pemerintah dapat
berkembang perlu menerapkan konsep balanced scorecard (modifikasi) sebagai indikator
kinerjanya.
Dalam sistem Penyusunan Rencana Bisnis Strategis (RSB), Perencanaan Strategis merupakan
langkah awal untuk melakukan pengukuran. Perencanaan strategis memerlukan integrasi
antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi
keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, baik
nasional maupun global. Perencanaan strategis (strategic plan) harus bisa memberikan jalur
migrasi (migration path) yang bisa mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada,
mengeksploitasi kekuatan dan memunculkan kebutuhan-kebutuhan baru.
Strategi, didefinisikan, adalah “serangkaian aksi yang terintegrasi dan diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan perusahaan dalam jangka panjang“. Oleh sebab
itu, rencana (plan) harus terintegrasi tidak hanya dalam hal informasi, sistem dan teknologi
“Jangka panjang” menandakan ketidakpastian, baik dalam kebutuhan bisnis dan potensi
keuntungan yang bisa ditawarkan oleh beragam aplikasi dan teknologi. Satu-satunya hal
yang pasti adalah perubahan. Perubahan keadaan menandakan bahwa Puskesmas Sei Baung
harus mampu memberikan respons terhadap masalah dan oportuniti (kesempatan) yang
tidak terduga.
Oleh sebab itu, pendekatan strategis jangan sampai memberikan rencana yang kaku, tapi dia
harusnya menjadi sebuah lingkungan sistem informasi bisnis yang bisa beradaptasi begitu
ada perubahan dalam lingkungan (environment).
Suatu perencanaan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif lingkungan sebagai
bahan evaluasi untuk proyeksi rencana tindak. Sampai sejauh mana pengaruh lingkungan
bisnis terhadap kinerja, agresifitas, pertumbuhan, daya saing dan budaya kerja pada
Puskesmas Sei Baung maka akan diuraikan analisa lingkungan eksternal dan internal
sebagai berikut :
1. Faktor Eksternal
Pelanggan yang berkunjung ke Puskesmas Sei Baung terutama dari Kecamatan Ilir
Barat I yang tersebar di 2 kelurahan. Kelurahan Demang Lebar Daun, dan Kelurahan
26 Ilir D I. Sebaran penduduk di wilayah tersebut relative tidak merata namun
transportasi dan komunikasi dari dan ke seluruh wilayah tersebut relatif lancar.
Letak Puskesmas ini pun sebenarnya cukup berdekatan dengan pusat keramaian
seperti pasar dan Mall, karena biasanya pasien lebih menyukai pelayanan kesehatan
yang dekat dengan pusat keramaian dan ada jalur angkutan umumnya. Untuk
mengatasi hal tersebut sangat diperlukan usaha keras dari pihak puskesmas.
Penduduk Kota Palembang, dalam wilayah kerja puskesmas Sei Baung berjumlah
31.079 jiwa menurut data pada tahun 2013. Sebaran penduduk di wilayah ini relatif
tidak merata. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur memperlihatkan
bahwa sebagian besar jumlah penduduk bertumpuk pada usia produktif.
2) Sosial Ekonomi
Angka laju inflasi dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat keadaan
perekonomian suatu daerah. Seiring dengan laju inflasi tersebut diharapkan
berdampak pada bergairahnya kembali iklim berusaha dan berinvestasi di wilayah
ini.
3) Sosial Budaya
4) Politik
Aspek legal dan regulasi antara lain adalah Peraturan Pemerintah di bidang
kesehatan maupun diluar bidang tersebut yang mempunyai pengaruh terhadap
organisasi Puskesmas Sei Baung. Peraturan-peraturan tersebut akan berpengaruh
Sarana kesehatan yang tersedia di wilayah Kelurahan Demang Lebar Daun dan
Kelurahan 26 Ilir D I dirasa cukup memadai. Dalam proyeksi meningkatnya jumlah
penduduk Kecamatan Ilir Barat I dan Kota Palembang dan sekitarnya akan
berbanding setara dengan peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Puskesmas sering kali dikaitkan dengan bisnis yang mengikuti teknologi, terutama
teknologi kedokteran, sehingga mudah dimengerti adanya teknologi baru yang lebih
baik akan membuat manajemen mempertimbangkan menggunakannya untuk
kepentingan pelanggan Puskesmas Sei Baung.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang biasanya diterjemahkan sebagai titik kekuatan dan
kelemahan dari organisasi. Faktor ini merupakan faktor dalam kendali organisasi, tetapi
tidak jarang pembuat keputusan tidak dapat menentukan titik kekuatan dan (celakanya)
titik kelemahan organisasinya. Hal ini sangat berkaitan dengan organisasi, Puskesmas Sei
Baung dapat menggunakan berbagai macam cara dan instrumen untuk menganalisanya
mulai dari struktur organisasi, identifikasi segmen pasar (cluster analysis, factor analysis,
dsb), analisa perilaku pelanggan (need, preferensi, kepuasan), keunggulan persaingan, 4
P, analisa proses (aktivitas primer dan penunjang), atau pendekatan lainnya berdasarkan
pengamatan dan pengalaman Puskesmas (yang penting jangan sampai Puskesmas
terperangkap pada pandangan "tunnel vision"). Hasil akhir yang Puskesmas inginkan
tentulah sebuah strategi yang jitu, yang secara garis besar berkaitan dengan keputusan
yang berorientasi kepada tarif, differensiasi produk (pelayanan berkualitas tinggi kepada
pelanggan) atau fokus kepada segmen terbatas.
Proses penyusunan dan penetapan rencana strategis Puskesmas dimulai dari
penyusunan misi Puskesmas, lalu nilai-nilai apa yang dipercaya, visi yang hendak dicapai,
dan strategi yang ditetapkan sampai dengan hasil pelaksanaannya yang harus
mencerminkan berjalannya misi sebagai langkah mencapai visi lembaga. Proses ini juga
a. Ketersediaan pelayanan dokter umum lebih dari 1 orang dan adanya dokter
spesialis di beberapa puskesmas
2. Gambaran posisi organisasi berdasarkan analisa SWOT dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Opportunity
(Peluang)
(16, -14)
16
Threat
(Hambatan)
(1) Kuadran I
a. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan;
b. Organisasi mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan
peluang yang ada secara maksimal;
c. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif.
(2) Kuadran II
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi mempunyai keunggulan
sumber daya;
b. Organisasi-organisasi pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang;
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.
(4) Kuadran IV
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan;
b. Organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang
dimiliki mempunyai banyak kelemahan;
c. Strategi yang diambil : defensive, penciutan atau likuidasi.
Dari diagram di atas, terlihat bahwa Puskesmas Sei Baung berada di kuadran III yang berarti
organisasi menghadapi peluang pasar yang besar walaupun kelemahannya pada sumber
daya. Sehingga fokus Puskesmas harus dapat meminimalkan kendala-kendala internal
organisasi.
Strategi ini dapat berupa pembukaan pelayanan kesehatan baru seperti pelayanan
trauma centre, pelayanan terapi autis dan pelayanan haemodialisis. Disamping itu dapat
diupayakan pengembangan unit usaha yang bersifat komersial seperti apotik dan
asrama/mess.
Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien merupakan kunci kinerja keuangan yang
sehat. Oleh sebab itu restrukturisasi perlu dilaksanakan dengan cara antara lain evaluasi
sistem keuangan yang berlaku dan menyesuaikan dengan pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PK-BLUD) yang mendorong efisiensi, efektivitas dan
produktivitas.
1. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan yaitu berupa result
(hasil) yang ingin dicapai dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau
bulanan. Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada
penyusunan program dan kegiatan, sehingga harus bersifat SMART yaitu:
Sasaran dan Strategis Puskesmas Sei Baung menurut Rencana Startegis Dinas Kesehatan
Kota Palembang tahun 2013 -2018 adalah sbb :
antara lain: (1) Tersedianya SDM yang berkualitas dan bekerja sesuai dengan Standard
Of Procedure (SOP) yang ditetapkan.
Strategi dalam rangka mendukung pencapaian misi ketiga yaitu “Mengadakan sarana
dan prasarana kesehatan yang bermutu prima”, antara lain:
Peta rencana strategis bisnis merupakan gambaran logika rencana strategis yang
dapat menjadi pedoman dalam menentukan strategi pencapaian tujuan dan sasaran
Puskesmas Sei Baung. Peta rencana strategis yang disusun didasarkan pada empat
perspektif seperti yang telah diuraikan diatas. Peta rencana strategis ini untuk
menjelaskan tujuan strategis apa yang akan dicapai Puskesmas Sei Baung dalam
kurun waktu 5 tahun kedepan.
Peta Rencana Strategis Bisnis tersebut dilengkapi dengan Indikator Kinerja Kunci (Key
Performance Indicator) untuk memudahkan dalam mengukur tingkat kinerja
pencapaian tujuan strategis tersebut.
Peta rencana strategis bisnis Puskesmas Sei Baung dapat digambarkan sebagai
berikut :
Meningkatkan Meningkatkan
Efisiensi Efektivitas
Mengembangkan
Meningkatkan kualitas Meningkatkan hubungan Pelayanan Unggulan
pelayanan & patient safety dengan pelanggan
Meningkatkan kesadaran
Meningkatkan Kemitraan msyrkt utk hidup bersih Meningkatkan
Meningkatkan
pd lintas sektor dan dan sehat kualitas pelayanan
sarana prasarana
pemberdayaan msyrkt dan kualitas Meningkatkan kantor
Meningkatkan pelayanan pelayanan pencegahan &
kesehatan khusus kesehatan penanggulangan
penyakit
Meningkatkan kualitas
lingkungan
Meningkatkan status gizi
masyarakat
Meningkatkan kesehatan
ibu dan anak serta
kesehatan reproduksi
PETA STRATEGI
Dalam beberapa tahun lagi di kawasan AFTA (Asean Free Trade Area) akan terjadi
penuh liberalisasi perdagangan, termasuk perdagangan jasa kesehatan. Kemudian
akan menyusul pembebasan terhadap perdagangan di kawasan APEC (Asia Pasific
Economic Coorperation) dalam tahun 2020. Usaha jasa kesehatan akan semakin
1 Dokter yang ramah dan tepat waktu Komitmen dokter tepat waktu
1 Untuk Pasien Umum tarif terjangkau Tarif dihitung berdasarkan unit cost
dan lebih murah dari Puskesmas dan
klinik
3 Program hospice untuk pasien Kerja sama dengan instansi dan lembaga
terminal yang minta dirawat dan tenaga profesional di bidang
dirumah yang akan dibantu oleh kesehatan
pekerja sosial dan profesional di
bidang kesehatan.
1 dengan adanya USG, EKG. sesuai dengan standar dan kemajuan IPTEK
Pemeriksaan Farmasi
b. Kemitraan
Menjalin kemitraan dengan Pemerintah Daerah setempat, BUMD/N,
Perusahaan Swasta, Bank, Institusi Pendidikan, Asuransi, Instansi pelayanan
kesehatan lainnya dalam rangka untuk meningkatkan hubungan dan
koordinasi yang berbentuk kerjasama meningkatkan pelayanan puskesmas.
c. Pemasaran Puskesmas
Price (Harga)
Package (Kemasan)
Place (Tempat )
Promotion (Promosi)
Berdasarkan strategi yang akan dilaksanakan tersebut maka Puskesmas Sei Baung
menetapkan beberapa kebijakan yang akan ditempuh, yaitu sebagai berikut:
11. Tersedianya alat medis kedokteran dan KB, keperawatan dan alat non medis
13. Rehabilitasi sarana dan prasarana puskesmas secara rutin dan berkala
2. Inisiatif Strategik
Untuk mencapai Visi Puskesmas, dirumuskan formulasi strategis yang lebih konkrit,
tajam dan terukur berupa inisiatif strategis (Strategic Objective) Puskesmas Sei Baung
dalam kurun waktu tahun 2014 – 2018. Berdasarkan peta strategis yang ada Puskesmas
Sei Baung merumuskan sasaran strategis kedalam 4 ( empat ) perspektif , sebagai
berikut:
1) Perspektif Keuangan
I. PERSPEKTIF KEUANGAN:
Meningkatnya kemitraan
Jumlah klinik upaya kesehatan PROGRAM KEMITRAAN
pada lintas sektor dan
1 kerja di 1 klinik 1 PENINGKATAN PELAYANAN
pemberdayaan
perusahaan KESEHATAN
masyarakat
Cakupan puskesmas
1
4 pengembangan penyakit tidak
puskesmas
menular
2) Perspektif Pelanggan
PROGRAM PENGADAAN
Jumlah Puskesmas yang PENINGKATAN & PERBAIKAN
1
4 memenuhi standar 6 SARANA PRASARANA
puskesmas
pelayanan kesehatan PUSKESMAS/PUSTU &
JARINGANNYA
Pada perspektif ini, menjadi prioritas penekanan arah bisnis Puskesmas, karena
menurut data historis menunjukkan kinerja yang relatif kurang. Diharapkan dengan
peningkatan kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran mampu
memberikan kontribusi langsung pada kinerja perpektif ini. Beberapa sasaran
strategik yang ditetapkan untuk keberhasilan arah bisnis rumah sakit adalah sebagai
berikut:
PERSPEKTIF PROSES
III.
BISNIS INTERNAL
Cakupan penjaringan
3 kesehatan siswa SD dan 100%
setingkatnya
Meningkatnya
PROGRAM PENCEGAHAN &
pencegahan dan Cakupan penderita penyakit
5 1 100.00% 8 PENANGGULANGAN PENYAKIT
penanggulangan TB BTA positif yang ditangani
MENULAR
penyakit
2
Cakupan penemuan dan 52
Cakupan penemuan
3 100%
penderita diare
Cakupan penemuan
4 100%
penderita pneumonia balita
Cakupan desa/kelurahan
6 Universal Child Immunization 100%
(UCI)
Cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang
7 100%
dilakukan penyelidikan
epidemiologi kurang <24 jam
Cakupan Tempat-tempat
Meningkatnya kualitas PROGRAM PENGEMBANGAN
6 1 umum (TTU) yang memenuhi 81% 9
lingkungan LINGKUNGAN SEHAT
syarat kesehatan
Cakupan pengawasan
PROGRAM PENGAWASAN &
Tempat pengolahan
81% 10 PENGENDALIAN KESEHATAN
makanan (TPM) yang
MAKANAN
memenuhi syarat kesehatan
Cakupan pemberian
Meningkatnya status gizi makanan pendamping ASI PROGRAM PERBAIKAN GIZI
7 1 100% 11
masyarakat pada anak usia 6-24 bulan MASYARAKAT
kurang gizi keluarga miskin
PROGRAM PENINGKATAN
Cakupan pelayanan
2 71% 13 PELAYANAN
kesehatan lansia
KESEHATAN LANSIA
PROGRAM PENINGKATAN
Cakupan kunjungan ibu hamil
3 94% 14 KESEHATAN IBU
K4
MELAHIRKAN & ANAK
Cakupan komplikasi
4 80%
kebidanan yang ditangani
PERSPEKTIF
IV. PEMBELAJARAN DAN
PERTUMBUHAN:
A. PROGRAM KERJA
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil
yang dilaksanakan, guna mencapai sasaran tertentu.Puskesmas Sei Baung sebagai salah satu
instansi yang melaksanakan urusan kesehatan di Kota Palembang telah menyelenggarakan
pelayanan rawat jalan, tindakan medik yang dilaksanakan selama 6 jam/hari melalui upaya
kesehatan perorangan. Dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas, maka Puskesmas Sei
Baung harus melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan umum dan pelayanan medik
baik melalui akreditasi, sertifikasi, ataupun proses peningkatan mutu lainnya.
Dalam perkembangannya puskesmas telah berubah menjadi suatu institusi yang sangat
kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik, maka diharapkan puskesmas
akan dapat memberikan sebuah pelayanan yang baik, pelayanan yang baik ini tidak akan
terwujud apabila Puskesmas tidak memperhatikan fasilitas keamanan untuk pasien (patient
safety), pengunjung, dan petugas (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya dan
kegiatan secara komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur, proses, outcome
secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien,
dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan
di puskesmas berdaya guna dan berhasil guna.
Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam upaya
pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab IV. Adapun secara
sistematis program-program kerja diarahkan pada pencapaian keberhasilan yang
mendukung sasaran strategis dalam empat perspektif BSC sebagai berikut :
1) Perspektif Keuangan
Adapun sasaran dan inisiatif strategik dari ke 3 program tersebut adalah sebagai
berikut :
2) Perspektif Pelanggan
Adapun sasaran dan inisiatif strategik dari ke 4 program tersebut adalah sebagai
berikut :
Adapun sasaran dan inisiatif strategik dari ke 8 program tersebut adalah sebagai
1 Meningkatnya kesadaran Meningkatkan perilaku hidup bersih & Program promosi kesehatan
mayarakat untuk hidup bersih & sehata (PHBS) bagi seluruh masyarakat & pemberdayaan
sehat di setiap tatanan masyarakat
2 Meningkatnya pencegahan & Upaya kesehatan masyarakat diarahkan Program pencegahan &
penanggulangan penyakit untuk meningkatkan sistem rujukan penenggulangan penyakit
upaya kesehatan masyarakat menular
5 Meningkatnya kesehatan ibu & Upaya kesehatan masyarakat diarahkan Program peningkatan
anak serta kesehatan reproduksi untuk menyediakan pelayanan pelayanan kesehatan anak
kesehatan dasar yang komprehensif,
terintegrasi
Program peningkatan
pelayanan kesehatan lansia
Program peningkatan
pelayanan kesehatan ibu
melahirkan & anak
Adapun sasaran dan inisiatif strategik dari ke 5 program tersebut adalah sebagai berikut:
Uraian Sasaran
No Inisiatif Strategik Program
Strategik
Meningkatkan kualitas Meningkatkan ketersediaan & mutu SDM Program pelayanan administrasi
1
pelayanan kantor kesehatan sesai standar pelayanan kesehatan perkantoran
Program peningkatan
Mengembangkan sistem informasi, pendidikan pengembangan sistem
& pelatihan serta manajemen SDM kesehatan pelaporan capaian kinerja &
keuangan
Program dan kegiatan Puskesmas Sei Baung diusulkan dengan berpedoman pada
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dan pemberian kode program/kegiatan
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan dan memperhatikan posisi
Program-program yang dirumuskan di atas dikembangkan dari Urusan Wajib Dinkes Kota
Palembang yang merupakan bagian dari RKA-SKPD Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Untuk keperluan penyusunan anggaran tahunan, kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan
dengan kode dan istilah kegiatan di RKA-SKPD yang berlaku di Pemerintah Daerah Kota
Palembang, dan juga berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Perumusan usulan program dan kegiatan Puskesmas Sei Baung untuk lima tahun
kedepan periode (2014-2018) disusun berdasarkan 4 (empat) perspektif Balance Score
Card , sebagai berikut:
1) Perspektif Keuangan
Penyusunan
Kegiatan standar 1.95 1.84 1.93 2.13
Program pelayanan - 5.626 2.415 4.535 2.825
kesehatan
Evaluasi &
pengembangan
1.95 1.84 1.93 2.13
standar
- 5.626 2.415 4.535 2.825
pelayanan
kesehatan
Pembangunan &
pemutakhiran
data dasar 2.98 1.20 1.20 1.20
standar - 8.238 0.000 0.000 0.000
pelayanan
kesehatan
6.89 4.88 5.06 5.46
TOTAL
- 9.489 4.829 9.071 5.650
Kebutuhan
Tambahan
Personil
Penanggung
jawab Pimpinan Puskesmas
Program
(3)
Pelayanan pencegahan
& pengggulangan 960.000 960.000 1.008.000 1.058.400 1.166.886
penyakit menular
Peningkatan survailace
epidemiologi & 450.000 450.000 472.500 496.125 546.978
penanggulangan wabah
3.780.00 3.780.00 3.969.00 4.167.45 4.594.61
TOTAL
0 0 0 0 4
Kebutuhan
Tambahan
Personil
Penanggung
jawab Pemegang program
Program
Penyusunan peta
Kegiatan
informasi masyarakat 330.000 330.000 346.500 363.825 401.117
Program
kurang gizi
Pemberian tambahan
makanan & 2.000.000 2.000.000 2.100.000 2.205.000 2.431.013
vitamin
Penanggulangan KEP,
GAKY, Kurang
1.470.000 1.470.000 1.543.500 1.620.675 1.786.794
vitamin A & zat gizi
lainnya
Pemberdayaan
masyarakat untuk 12.360.00 12.360.00 12.978.00 13.626.90 15.023.65
pencapaian keluarga 0 0 0 0 7
sadar gizi
16.160.00 16.160.00 16.968.00 17.816.40 19.642.58
TOTAL
0 0 0 0 1
Kebutuhan
Tambahan
Personil
Penanggung
jawab Pemegang program
Program
Pelatihan &
Kegiatan
pendidikan perawatan 3.840.000 3.840.000 4.032.000 4.233.600 4.667.544
Program
anak balita
3.840.00 3.840.00 4.032.00 4.233.60 4.667.54
TOTAL
0 0 0 0 4
Kebutuhan
Tambahan
Personil
Penanggung
jawab Pemegang program
Program
Justifikasi Meningkatkan level pelayanan puskesmas, kualitas sarana prasarana serta kualitas pelayanan kantor
Program diharapkan akan menaikkan kunjungan pasien sehingga dapat meningkatkan jumlah pendapatan
Puskesmas
Tahun
Sasaran 2014 2015 2016 2017 2018
Uraian
Program (Rp.'000) (Rp.'000) (Rp.'000) (Rp.'000) (Rp.'000)
Justifikasi Meningkatkan level pelayanan puskesmas, kualitas sarana prasarana serta kualitas pelayanan kantor
Program diharapkan akan menaikkan kunjungan pasien sehingga dapat meningkatkan jumlah pendapatan
Puskesmas
Tahun
Sasaran 2014 2015 2016 2017 2018
Uraian
Program (Rp.'000) (Rp.'000) (Rp.'000) (Rp.'000) (Rp.'000)
Penyuluhan
kesehatan bagi ibu
Kegiatan 10.854.47
hamil 8.930.000 8.930.000 9.376.500 9.845.325
Program 1
dari keluarga kurang
mampu
8.930.00 8.930.00 9.376.50 9.845.32 10.854.47
TOTAL
0 0 0 5 1
Kebutuhan
Tambahan
Personil
Penanggung
jawab Pemegang program
Program
Kebutuhan
Tambahan
Personil
Penanggung Pimpinan Puskesmas
jawab Ka TU
Program
Investasi pada dasarnya merupakan usaha menanamkan sumber daya (modal) dalam
kegiatan usaha/bisnis. Investasi biasanya ditanamkan pada sebuah proyek baru ataupun
pengembangan proyek yang sudah berjalan. Kegiatan investasi ini ditujukan untuk
memperoleh berbagai manfaat yang dapat berupa keuntungan finansial, seperti: laba, atau
manfaat non finansial seperti penyerapan tenaga kerja, mendukung program pemerintah
dalam penyediaan infrastruktur.
Rencana investasi Puskesmas Sei Baung untuk lima tahun ke depan (2014-2018) adalah
sebagai berikut:
TOTAL 218.191.805
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran : 2
Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran strategis
didukung dengan kerangka pembiayaan, meliputi proyeksi pembiayaan Belanja Modal dan
Belanja Operasi. Dalam jangka menengah diperlukan pembiayaan puskesmas sebesar Rp
2.719.412.933,- dengan komposisi Belanja Operasi sebesar Rp 2.501.221.128,- dan Belanja
Modal Sebesar Rp 218.191.805,-.
Sumber pembiayaan tersebut berasal subsidi dari internal Puskesmas dan APBD Pemerintah
Kota Palembang Rp 421.838.613,- serta APBN sebesar Rp 407.968.475,- Sumber dana
pembiayaan pun diperoleh dari hasil usaha lain kerjasama dengan pihak BPJS sebesar Rp.
1.883.827.234,- serta hasil penerimaan dari retribusi umum pasien sebesar Rp. 5.778.611,-.
TOTAL PAGU
SUMBER DANA INDIKATIF
D. PROYEKSI KEUANGAN
Dalam rangka pencapaian tujuan Puskesmas Sei Baung pada 5 (lima) tahun (2014-2018)
mendatang, maka diperlukan proyeksi keuangan yang digunakan sebagai salah satu tolok
ukur pencapaian target.
Dalam membuat proyeksi keuangan yang perlu diperhatikan adalah membuat asumsi-
asumsi yang bersifat realistis sebagai dasar pembuatan proyeksi keuangan harus realistik
LAJU INFLASI
NO TAHUN
(%)
1 2011 31
2 2012 20
3 2013 57
1 2011 8.126.691,00
2 2012 9.285.626,00
3 2013 11.068.710,00
Dari rencana investasi, perkiraan biaya dan jadwal kebutuhan investasi dalam
harga konstan (harga-harga pada saat perhitungan dilakukan) dan harga berlaku
(harga konstan ditambah dengan alokasi untuk eskalasi harga/ inflasi).
Dari kebutuhan investasi, susun perkiraan sumber dana eksternal (Subsidi APBN/
APBD, hibah dan pinjaman jangka panjang) dan internal (dana dari pendapatan
jasa layanan).
Proyeksi Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas Sei Baung sebagai sebuah
Badan Layanan Umum terdiri dari:
Hasil pendapatan dari jasa layanan ini merupakan hasil dari perkalian dari
rencana pemasaran dan tarif yang diberlakukan.
- Hasil Kerjasama BLUD dengan pihak lain yang diperoleh dari kerjasama
operasional, sewa menyewa, dan usaha lainnya yang tidak berhubungan
langsung dengan tugas pokok dan fungsinya; dan atau
Pembiayaan yang dikelola oleh Puskesmas Sei Baung sebagai sebuah Badan
Layanan Umum terdiri dari:
- Hitung proyeksi biaya bahan lainnya (bahan makanan, bahan dan alat
kesehatan laboratorium, bahan dan alat kesehatan radiologi, gas
medik dan bahan lainnya) dengan analisis trend.
- Jasa Layanan
- Hitung biaya pemeliharaan, biaya daya & jasa dan biaya layanan
lainnya dengan analisis trend.
Proyeksi Biaya Umum dan Administrasi
Biaya Umum dan Administrasi terdiri dari:
- Biaya Pegawai
- Biaya Administrasi kantor
- Biaya Pemeliharaan
- Biaya Barang dan Jasa
- Biaya Promosi
- Biaya Umum dan Administrasi lainya
- Biaya promosi biasanya terkait langsung dengan pendapatan, hitung
proyeksi biaya promosi berdasarkan persentase tertentu dari
pendapatan.
- Estimasi biaya penyusutan aktiva tetap dan amortisasi aktiva tak
berwujud dihitung berdasarkan tarif penyusutan aset tetap /
amortisasi dalam kebijakan akuntansi puskesmas.
- Biaya umum & administrasi selain biaya promosi dan penyusutan
dihitung dengan analisis trend.
Proyeksi Biaya Lainnya
Biaya Lainya terdiri dari
- Biaya Bunga
e. Proyeksi Neraca:
Asumsi penyusunan neraca
Proyeksi komponen-komponen neraca:
Saldo akhir = saldo awal + hasil jasa layanan – jasa layanan yang tertagih
Saldo akhir = saldo awal + rencana investasi – rencana pelepasan aset (jika
ada)
Tahun 2011 - 2013 Puskesmas Sei Baung sudah menyusun Neraca berdasarkan
berdasarkan SAK. Neraca Puskesmas Sei Baung untuk tiga tahun terakhir (2011-
2013) tersaji sebagai berikut:
Penjelasan :
Dari data neraca 3 tahun terakhir, aset Puskesmas Sei Baung mengalami peningkatan
yang cukup signifikan yang berdampak pada meningkatnya ekuitas dana, namun
kegiatan operasional masih sangat bergantung dari APBD. Hal ini dapat terlihat dari
masih tingginya nilai defisit pertahun .
Proyeksi Neraca tahun 2014 s.d. 2018 secara rinci dapat dilihat pada lampiran 9.1
i. Proyeksi Pendapatan dan Biaya Operasional dari tahun 2014 s/d 2018
ii. Proyeksi pendapatan dan biaya operasional Puskesmas Sei Baung menuju BLUD
Proyeksi Pendapatan dan Biaya tahun 2014 s.d. 2018 secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 9.2
A. PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur Pelaksanaan adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja pemerintah berdasarkan indikator indikator
teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem
kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan Prosedur Pelaksanaan adalah menciptakan
komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan
untuk mewujudkan good governance.
Prosedur Pelaksanaan tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal, karena Prosedur
Pelaksanaan selain digunakan untuk mengukur kinerja Puskesmas Sei Baung yang berkaitan
dengan ketepatan Program dan waktu, juga digunakan untuk menilai kinerja Puskesmas Sei
Baung di mata masyarakat berupa responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas kinerja
Puskesmas Sei Baung. Hasil kajian menunjukkan tidak semua Bagian/Poli Puskesmas Sei
Baung memiliki Prosedur Pelaksanaan, karena itu seharusnyalah setiap Bagian/Poli
Puskesmas Sei Baung memiliki Prosedur Pelaksanaan sebagai acuan dalam bertindak, agar
akuntabilitas kinerja Bagian/Sub Bagian/Instalasi Puskesmas Sei Baung dapat dievaluasi dan
terukur.
I. PERSPEKTIF KEUANGAN:
1 PROGRAM KEMITRAAN Meningkatnya kemitraan Kemitraan Peningkatan Pimpinan Puskesmas
PENINGKATAN pada lintas sektor dan Kualitas Dokter &
PELAYANAN KESEHATAN pemberdayaan Paramedis
masyarakat
2 PROGRAM UPAYA KESEHATAN Meningkatnya pelayanan Pemeliharaan & Pimpinan Puskesmas
MASYARAKAT kesehatan khusus Pemulihan Kesehatan
Peningkatan kesehatan
masyarakat
Peningkatan pelayanan &
penanggulangan masalah
kesehatan
Penyediaan biaya
operasional &
pemeliharaan
3 PROGRAM PENGEMBANGAN OBAT Pengembangan Pimpinan Puskesmas
ASLI standarisasi tanaman
INDONESIA obat bahan alam
Indonesia
Peningkatan pendidikan
Pramuka Saka
Bakti Husada
PROGRAM PENINGKATAN
Pelayanan pemeliharaan
13 PELAYANAN Pemegang Program
kesehatan
KESEHATAN LANSIA
Penyuluhan kesehatan
PROGRAM PENINGKATAN
bagi ibu hamil
14 KESEHATAN IBU Pemegang Program
dari keluarga kurang
MELAHIRKAN & ANAK
mampu
Keindahan dan
KeamananLingkungan
Puskesmas
Penggantian BBM
Peneyediaan Jasa
PROGRAM PENINGKATAN SARANA
Pemeliharaan & Perizinan Pimpinan Puskesmas
16 &
kendaraan Ka TU
PRASARANA APARATUR
dinas/operasional
Pemeliharaan
rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
Rehabilitasi ringan
kendaraan
dinas/operasional
Pengadaan pakaian dinas
PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN Pimpinan Puskesmas
17 beserta
APARATUR Ka TU
kelengkapannya
Pengadaan pakaian
khusus hari-hari
tertentu
Senam kesegaran jasmani
PROGRAM PENINGKATAN
Pendidikan & pelatihan Pimpinan Puskesmas
18 KAPASITAS
formal Ka TU
SUMBER DAYA APARATUR
Pendidikan & pelatihan
informal
PROGRAM PENINGKATAN
Penyusunan laporan
PENGEMBANGAN
capaian kinerja & Pimpinan Puskesmas
19 SISTEM PELAPORAN CAPAIAN
ikhtisar realisasi kinerja Ka TU
KINERJA &
Puskesmas
KEUANGAN
Penyusunan laporan
capaian keuangan
semesteran
Penyusunan laporan
keuangan akhir
tahun
Untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut Pimpinan Puskesmas Sei Baung selaku
Pengguna Anggaran (PA) setiap tahun menyusun tim yang terdiri dari Pejabat Pengadaan,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Staf
Pengelola Kegiatan, yang masing-masing memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
2. Pejabat Pengadaan
Tugas dan wewenang Pejabat Pengadaan :
a. Spesifikasi Teknis
b. Rincian HPS
c. Rancangan Kontrak
5) Dapat menetapkan Tim Pendukung, Tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan Teknis
(aanwijzer);
B. AKUNTABILITAS PROGRAM
Akuntabilitas merupakan bagian dari unsur good government governance disini maksudnya
dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah mengungkapkan hal-hal yang sifatnya
material secara berkala kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk itu, dalam hal
ini yaitu masyarakat luas.
Akuntabilitas merupakan konsep yang luas yang mensyaratkan entitas memberikan laporan
mengenai penguasaan atas uang-uang publik dan kinerjanya.
Akuntabilitas dapat dibedakan dalam beberapa jenis dan informasi tertentu dapat relevan
dalam cara yang berbeda untuk memperoleh judgement mengenai akuntabilitas.
”Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.”
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa
dimensi. Ellwood yang dikutip oleh Mardiasmo(2002:21), menjelaskan terdapat empat
dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
minimal.
memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan seksama;
Adanya sasaran-sasaran program yang yang jelas, target dan indikator serta basis
data yang mengandung data muhtahir.
Sasaran (output, outcome dan imfact) perlu ditetapkan sejak awak (pada saat
perencanaan) begitu pula untuk indikator sasaran utama;
Monitoring dapat mempermudah kita dalam mengamati terus menerus trend
dan masalah, dan bila perlu melakukan penyesuaian dalam rencana
implementasi atau proses pengelolaan secara tepat waktu;
Bila monitoring dilakukan secara terus menerus dengan menggunakna sistem
yang kokoh tidak hanya dapat mengidentifikasi hasil-hasil program, tetapi juga
dapat menyediakan informasi mengenai kapan, mengapa dan bagaimana
Pengertian Pengawasan
Fungsi Pengawasan:
1) Terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum Anggaran
(KUA);
2) Terjadi keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
Selain itu, dalam keadaan darurat pemerintah daerah juga dapat melakukan
pengeluaran untuk membiayai kegiatan yang belum tersedia anggarannya, yang
selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan RSB dan/atau disampaikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tahun berjalan yang untuk pelaksanaannya harus
dituangkan dalam peraturan daerah tentang rancangan dan revisi RSB Oleh karenanya,
dalam Peraturan Daerah terkait harus diperjelas posisi satuan kerja perangkat daerah
yang juga mempunyai kedudukan sebagai pengguna anggaran dan pelaksana program.
Bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah dan tidak dapat
diprediksikan sebelumnya;
Tidak diharapkan terjadi secara berulang;
Berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dan
Memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang
disebabkan oleh keadaan darurat.
Perubahan RSB diajukan setelah laporan realisasi anggaran semester pertama dan hanya
dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar
biasa. Keadaan luar biasa adalah keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan
dan/atau pengeluaran dalam RSB mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari
50% (lima puluh persen).
2. Mekanisme Revisi Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Sei Baung adalah sebagai
berikut:
1) Pimpinan Puskesmas Sei Baung mengajukan usulan perubahan Rencana Stategis
Bisnis sehubungan adanya perubahan program-program pemerintah daerah atau
perubahan kebijakan pemerintah daerah maupun internal puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kota Palembang untuk dilaporkan ke Pemerintah Kota C.q Sekretaris
Daerah;
1. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Sei Baung yang disusun merupakan rencana
strategis lima tahunan yang mencakup, antara lain pernyataan visi, misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan
proyeksi keuangan lima tahunan dari Puskesmas Sei Baung, Rencana pencapaian lima
tahunan, merupakan gambaran program lima tahunan, pembiayaan lima tahunan,
penanggung jawab program dan prosedur pelaksanaan program.
2. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Sei Baung yang disusun ini dipergunakan sebagai
pedoman dan dasar penyusunan Rencana Bisnis Anggaran Puskesmas Sei Baung dan
evaluasi kinerja.
3. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Sei Baung ini disusun dengan berusaha
mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki rumah sakit. Seluruh aspek rumah sakit
sedapat mungkin telah dicantumkan dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini.
Namun demikian, sebaik apapun sebuah perencanaan, akan menjadi sia-sia bila tidak
mendapat dukungan dan komitmen dari para pelaksananya. Oleh sebab itu partisipasi
dari seluruh komponen oganisasi mutlak diperlukan baik dalam penyusunan maupun
sosialisasi dokumen ini. Dan akhirnya, semoga dokumen ini bermanfaat dalam
pelaksanaan operasional dan pencapaian Visi dan Misi Puskesmas Sei Baung.