Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur dan atas berkat rahmat Tuhan Tang Maha
Kuasa, Rencana trategis. Puskesmas Palingkau tahun 2019-2023 telah selesai
disusun.
Dokumen Rencana Strategis ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggaraan
kegiatan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya secara
umum selama kurun waktu perencanaan yaitu tahun 2019-2023 sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Akhirnya kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak


yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini. Kami menyadari bahwa
rencana strategis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan oleh sebab
itu kami sangat mengaharapkan masukan, saran dan kritik sebagai upaya kita
bersama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.

Palingkau Desember 2019


Kepala UPT Puskesmas Palingkau

drg. Budi Setyawan


NIP. 19750920 200904 1 004
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak Pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan
wajib merupakan upaya kesehatan yang harus dilakukan oleh seluruh
Puskesmas di seluruh Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui pendekatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan Global maupun
Nasional.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana,
Perbaikan Gizi Masyarakat dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
Pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di wilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Kesehatan Olahraga, Perkesmas, Kesehatan Gigi Dan Mulut,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut Dan Pengobatan Tradisional.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,
keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas
harus melaksanakan kegiatan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk
menghasilkan iuran (output) Puskesmas secara efektif dan efisien. Kegiatan
manajemen Puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan Puskesmas tersebut, maka
Puskesmas palingkau dalam Menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai
kerangka acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan di Puskesmas
guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun
kedepan 2019-2023.
Dengan berpedoman pada Renstra diharapkan semua kegiatan akan lebih
terencana, lengkap dan akurat sehingga dapat mencapai target baik dalam
kualitas maupun kuantitas program kegiatan serta memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat pada umumnya. Penyusunan renstra ini mengacu pada
sistem kesehatan nasional, rencana strategis Kementerian Kesehatan, rencana
strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas. adapun penetapan kegiatan
dalam Renstra didasarkan pada Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
bidang kesehatan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
a. Menjabarkan gambaran umum dan upaya Kesehatan Puskesmas
Palingkau dalam rangka mewujudkan visi dan misi Puskesmas.
b. Mewujudkan keterpaduan arah, strategi, keselarasan program dan kegiatan
sesuai dengan target dan sasaran yang ditetapkan.
c. Sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan operasionalisasi kegiatan
Puskesmas guna pencapaian program sasaran dan kegiatan secara
terpadu terarah dan terukur.
d. Adanya tolak ukur sebagai bahan evaluasi kinerja tahunan program
kegiatan Puskesmas Palingkau.
2. Tujuan
a. Menjabarkan visi-misi, program kerja puskesmas ke dalam program
kegiatan untuk periode waktu 2019-2023
b. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam perencanaan tingkat Puskesmas (PTP).
c. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan instrumen
pengendalian, pengawasan dan evaluasi program kegiatan guna
pencapaian program pemasaran dan kegiatan.

C. Landasan Hukum
1. undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 124, tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437).
2. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).
3. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2007 Nomor 33, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700).
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK
IV/2000 tentang pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang petunjuk teknis standar pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.30.01/60/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/V/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten dan Kota.
10. Peraturan daerah Kabupaten Kapuas Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kapuas Tahun 2005 – 2024.
11. Peraturan daerah Kabupaten Kapuas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Kabupaten Kapuas.
12. Peraturan daerah Kabupaten Kapuas nomor 4 4 tahun 2008 tentang
organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kapuas.
B. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika rencana strategis adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang maksud dan
tujuan, landasan hukum
Bab II. Tugas pokok dan fungsi UPT. Puskesmas Palingkau
Bab ini berisi tentang struktur organisasi, susunan kepegawaian
dan kelengkapan, tugas pokok dan fungsi UPT. Puskesmas
Palingkau serta upaya kesehatan yang dilaksanakan.
Pelayanan kesehatan (capaian indikator SPM bidang kesehatan)
dan status kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Palingkau.
Bab IV. Isu-Isu Strategis
Bab ini berisi tentang kendala eksternal, kendala internal,
peluang eksternal, dan peluang internal serta rumusan
permasalahan strategis UPT. Puskesmas palingkau.

Bab V. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi Dan Kebijakan


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Bab ini berisi tentang Visi, Misi, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk tahun 2013-2018.
Bab VI. Program, kegiatan, Indikator Kinerja
Bab ini berisi tentang program kegiatan dan indikator kinerja
kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Bab VII. Penutup

Lampiran

Pada Lampiran ini berisikan Program Kerja Tahunan UPT. Puskesmas Palingkau
tahun 2019-2023
3. Berdasarkan Unit Pelaksana :
1) Dokter Umum : 1 Org
2) Dokter Gigi : 1 Org
3) Tata Usaha : 1 Org
4) Perawat : 27 Org
5) Perawat Gigi : 1 Org
6) Bidan : 15 Org
7) Petugas Gizi : 2 Org
8) Petugas Imunisasi : 1 Org
9) Petugas Promkes : 2 Org
10) Pengelola Keuangan : 2 Org
11) Administrasi : 1 Org
12) Petugas Kebersihan : 3 Org

4. Sarana Dan Prasarana UPT Puskesmas Palingkau


No Jenis Sarana Jumlah Keterangan/Kondisi
Puskesmas
1. 1 Baik
Induk
Baik : 2
Puskesmas
2. 10 Rusak Sedang : 2
Pembantu
Rusak Berat : 5
Baik : 4
Polindes
3. 9 Rusak Sedang : 1
/Poskesdes
Rusak Berat : 4
4. Posyandu 22
5. Ambulance 1 Baik

5. Pembiayaan Kesehatan
a. Sumber sumber pembiayaan yang diterima Puskesmas. Berasal dari APBD,
BOK, dan BPJS maupun Swadaya Puskesmas.
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS PALINGKAU

A. Struktur Organisasi
Pembentukan Organisasi Puskesmas mengacu kepada Permenkes Nomor 43
tahun 2019, disebutkan bahwa Susunan Organisasi Puskesmas minimal untuk
Puskesmas perawatan / non perawatan terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas
b. Sebagian data usaha
c. Pelaksanaan Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
d. Pelaksanaan Unit Promosi Kesehatan
e. Pelaksanaan Unit Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana
f. Pelaksanaan Unit Kesehatan Lingkungan dan peran Serta Masyarakat
g. Puskesmas Pembantu
B. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN KELENGKAPAN
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah seluruh tenaga di UPT Puskesmas Palingkau adalah sebanyak 62
orang terdiri dari PNS sebanyak 27 orang, PTT sebanyak 0 orang Tenaga
Kontrak Daerah 32 orang dan Tenaga TKS sebanyak 3 orang.
b. Berdasarkan Pendidikan
1) S1 Kedokteran Umum
2) S1 Dokter Gigi
3) S1 Kesehatran Masyarakat
4) S1 Keperawatan Ners
5) D3 Keperawatan
6) D4 Kebidanan
7) D3 Kebidanan
8) D3 Radiologi
9) D3 Gizi
10) D1 SPPH
11) SPK
12) SMAK
13) SMF
14) Pekarya Kesehatan
c. Pemanfaatan dana yang diterima.
ruang lingkup pemanfaatan :
1. Transport lokal kegiatan keluar gedung
2. Perjalanan Dinas dalam Batas Kabupaten /Kota.
d. Transport lokal kegiatan keluar gedung meliputi:
1. Transport petugas kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan upaya
kesehatan di luar gedung (ke Posyandu, poskesdes/polindes UKBM
lainnya, kunjungan rumah dan institusi/tempat terdapat sasaran yang
memiliki resiko tinggi terhadap kesehatan);
2. Transport kader kesehatan termasuk dukun bersalin dari tempat tinggal ke
tempat pelayanan kesehatan atau ke rumah penduduk (ke Posyandu,
poskesdes/polindes UKBM lainnya, Kunjungan rumah dan institusi/tempat
terdapat sasaran yang memiliki resiko tinggi terhadap kesehatan.
3. Transport peserta rapat/pertemuan bagi undangan yang berasal dari luar
tempat diselenggarakannya rapat /pertemuan.
4. Transfort petugas kesehatan untuk konsultasi / rapat / pertemuan /
pengiriman Laporan / pengiriman pertanggungjawaban ke kabupaten
/ kota apabila perjalanan pulang pergi kurang dari 8 (delapan) jam.

e. Pembelian Belanja Barang


1. Pembelian / belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
upaya kesehatan promotif dan preventif keluar gedung yang dapat berupa
bahan PMT penyuluhan, bahan PMT pemulihan, bahan penyuluhan/KIE
yang diperlukan dan konsumsi pertemuan:
2. Pembelian/ belanja barang untuk mendukung pelaksanaan manajemen
Puskesmas, manajemen pengelolaan keuangan BOK, Survei Mawas Diri
(SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dapat berupa
belanja ATK biaya administrasi perbankan, pembelian materai, fotocopy,
dan pembelian konsumsi.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


1. Tugas pokok UPT Puskesmas adalah sebagai unit pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Kapuas yang mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM
Dalam menyelenggaraan fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisa kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
yang bekerjasama dengan sektor lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembvangunan agar berwawasan Kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses ,
mutu,dan cakupan pelayanan kesehatan, dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan Dini dan respon
penanggulangan penyakit.

b. Penyelenggaraan UKP
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama
di wilayah kerjanya, masyarakat berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
kesehatan perorangan
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antarprofesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan

c. Jenis-jenis Pelayanan di UPT Puskesmas Palingkau antara lain:


1. Jenis Pelayanan di dalam gedung Puskesmas
a) Pelayanan poli umum
b) Pelayanan Kia KB
c) Pelayanan Gigi dan Mulut
d) Pelayanan tindak media sederhana
e) Pelayanan pemeriksaan kanker leher rahim metode IVA dan
pemeriksaan kanker payudara metode SADANIS
f) Pelayanan kefarmasian
g) Pelayanan laboratorium
h) Pelayanan tumbuh kembang balita
i) Penyuluhan kesehatan/ konsultasi kesehatan
j) Pelayanan persalinan 24 jam
k) Pelayanan rujukan kesehatan

2. Jenis Pelayanan di luar gedung Puskesmas


a) KIA
b) Gizi
c) Promosi kesehatan
d) Kesehatan lingkungan
e) Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P)
f) Posbindu lansia
g) Usaha kesehatan sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS)

2. Penjabaran tugas pokok pada masing-masing unit adalah sebagai berikut:


1. Kepala Puskesmas :
a. Memberikan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan secara Paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya
b. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan meliputi kesehatan ibu dan
anak, KB, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit, imunisasi, pembinaan
kesehatan lingkungan, PKM, usaha kesehatan sekolah, olahraga,
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan
kerja, upaya kesehatan lanjut usia, upaya kesehatan jiwa, dan
pencatatan serta pelaporan nya,
c. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat koordinasi
sesuai upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelayanan
rujukan medik, pembentukan sarana dan pembinaan teknis kepada
Puskesmas Pembantu, poliklinik kesehatan Desa, unit pelayanan
kesehatan swasta serta kader pembangunan kesehatan.
d. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kadar
pembangunan bidang kesehatan di wilayahnya pengembangan
kegiatan swadaya masyarakat
e. Melakukan upaya pengelolaan ketatausahaan

2. Sub Bagian Tata Usaha


a. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
b. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan akuntansi Puskesmas
c. Melaksanakan pengelolaan surat-surat dan hubungan masyarakat
d. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan, Urusan Umum dan
membuat perencanaan serta pelaporan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas

3. Pelaksana Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas
dan kebijakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis yang meliputi segala
penyehatan lingkungan
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi segala usaha
pelayanan dan usaha pencegahan pemberantasan penyakit termasuk
imunisasi
d. Melaksanakan kegiatan pengawasan, perkembangan dan pemakaian
alat-alat kesehatan dan obat-obatan
e. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan
untuk pengamanan dan pelaksanaan tugas
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas
4. Pelaksana Unit Pengobatan Kesehatan:
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas
dan kebijakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Melaksanakan kegiatan pengobatan termasuk pelayanan darurat
karena kecelakaan kesehatan gigi dan mulut
c. Melaksanakan koordinasi kegiatan atas semua kebutuhan pelayanan
medis
d. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan
untuk pengamanan pelaksanaan tugas
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas

5. Pelaksana Unit Kesehatan Lingkungan


a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas
dan kebijakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan, usaha kesehatan
sekolah dan olahraga, penyuluhan kesehatan masyarakat, serta
perawatan kesehatan masyarakat yang meliputi segala usaha dan
kegiatan pemberian informasi kesehatan
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis tenaga
kesehatan non medis /tradisional
d. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan lingkungan
e. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan
untuk pengaman dan pelaksanaan tugas
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

6. Puskesmas Pembantu :
Membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

D. UPAYA KESEHATAN
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditandai dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional regional dan
global serta yang mempunyai upaya daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas itu meliputi:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat dan di sesuaikan dengan kemampuan yang ada di
Puskesmas palingkau meliputi:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan gigi dan mulut
c. Upaya kesehatan jiwa
d. Upaya kesehatan usia lanjut
e. Upaya posbindu PTM.
BAB III
GAMBARAN PELAYANAN UPT PUSKESMAS PALINGKAU

Gambaran tentang pelayanan Puskesmas Palingkau meliputi kondisi umum, upaya


kesehatan yang dilaksanakan, capaian kinerja dan derajat kesehatan tahun 2015
adalah sebagai berikut:

A. GAMBARAN UMUM

1. Letak geografis
UPT Puskesmas Palingkau Kecamatan Kapuas Murung merupakan
salah satu Puskesmas yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Kapuas, terletak di sebelah Utara Kota Kuala Kapuas. UPT Puskesmas
Palingkau beralamat di Jalan Pemuda Km 24 RT 12 Kelurahan Palingkau
Baru dan dapat ditempuh baik lewat darat maupun sungai dengan waktu
tempuh dari Kota Kuala Kapuas dengan angkutan darat sekitar 40 menit dan
lewat Sungai sekitar 2 jam.

2. Pemerintahan
2
Luas Wilayah Kerja UPT Puskesmas Palingkau 144,5 Km yang
meliputi 2 (dua) Kelurahan dan 10 Desa yaitu kelurahan Palingkau Baru,
Kelurahan Palingkau Lama, Desa Tajepan, Desa Mampai, Desa Muara
Dadahup, Desa Palingkau Jaya, Desa Palingkau Asri, Desa Palingkau
Sejahtera, Desa Karya Bersama, Desa Talikung Punei, Desa Bumi Rahayu,
Desa Manggala Permai, dengan batas wilayah sebelah Utara wilayah kerja
UPT Puskesmas Dadahup dan Talikung Punei, Sebelah Timur dengan
Provinsi Kalimantan Selatan, sebelah selatan Wilayah kerja UPT Puskesmas
Sei Tatas dan sebelah Barat Wilayah kerja UPT Puskesmas Mandomai. Untuk
data luas wilayah kerja selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 1

3. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah UPT Puskesmas Palingkau tahun 2016
sebanyak 24.745 jiwa yang terdiri dari 12.745 Orang penduduk laki-laki atau 5
1,6% dan 12.000 orang penduduk perempuan atau 48,4% dengan tingkat
kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 155 orang Perkilometer persegi.

Kelurahan Palingkau Lama merupakan wilayah yang terpadat


penduduknya yaitu rata-rata 495,5 orang Perkilometer persegi dan yang
jarang penduduknya Desa Bumi Rahayu dengan rata-rata 31,7 orang
Perkilometer Persegi.

Sementara Untuk jumlah rata-rata jiwa rumah tangga adalah 4 orang.


Bersama menempati urutan tertinggi dengan rata-rata jiwa rumah tangga
sebesar 7 orang dan terendah Kelurahan Palingkau Baru dengan rata-rata
jiwa Perumah tangga sebesar 4 orang. Untuk data kependudukan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 1.

a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin


Untuk data jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur
berdasarkan data riil yang kami dapatkan dari hasil pendataan sendiri oleh
UPT Puskesmas Palingkau yang dilaksanakan pada bulan april 2016
adalah Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.450 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 8.839 jiwa dengan jumlah total penduduk 18.289
jiwa. Untuk data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur baik dari
data pusdatin maupun data dari Kecamatan Kapuas Murung tidak ada
pengelompokan umur yang sesuai dengan permintaan data pada tabel
SPM. Berdasarkan hasil pendataan UPT Puskesmas Palingkau data
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sompok umur
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 2.

B. KINERJA PELAYANAN KESEHATAN


INDIKATOR KINERJA, TARGET STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
UPT PUSKESMAS PALINGKAU
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA TARGET (%) TARGET REALISASI REALISASI
DINAS CAPAIAN CAPAIAN (%)
PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7

A Penyelenggaraan Pelayanan 1 Cakupan Kunjungan ibu hamil ( K-4) 95 422 450 106,64
Kesehatan Dasar
Cakupan Komplikasi Kebidanan
2 80 99 5 5,05
yang ditangani

Cakupan Pertolongan Persalinan


3 oleh tenaga kesehatan yang 90 443 353 79,68
memiliki kompetensi kebidanan

4 Cakupan pelayanan nifas 90 443 353 79,68

Cakupan neonatus dengan


5 90 64 0 0,00
komplikasi yang ditangani

6 Cakupan kunjungan bayi 80 424 381 89,86

7 Cakupan desa/ kelurahan UCI 100 12 5 41,66

8 Cakupan pelayanan anak balita 90 1490 1030 69,13

Cakupan pemberian makanan


9 pendamping ASI pada anak usia 6- 100 14 14 100,00
24 bulan

Cakupan balita gizi buruk mendapat


10 90 0 0 0,00
perawatan

Cakupan penjaringan kesehatan


11 100 414 360 86,96
siswa SD dan setingkat

12 Cakupan peserta KB 70 13472 4976 36,94

Cakupan penemuan dan >2 per 100.000


penanganan penderita penyakit : penduduk < 15 tahun
tiap tahunnyan

Acute Flacid Paralysis ( AFP)


a rate per 100.000 penduduk < 100 0 0 0,00
15 tahun

13 Penemuan penderita
b 100 0 0,00
pneumonia balita

Penemuan pasien baru TB


c 100 30 11 36,67
BTA Positif

d Penderita DBD yang ditangani 100 3 3 100,00

e Penemuan penderita diare 100 562 562 100,00

Cakupan pelayanan kesehatan


14 100
dasar pasien masyarakat miskin

B Penyelenggaraan pelayanan Cakupan pelayanan kesehatan


15
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100
Cakupan pelayanan gawat darurat
16 level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan RS Kab/Kota

C Penyelenggaraan Pendidikan Cakupan desa/kelurahan mengalami


Epidemiologi dan 17 KLB yang dilakukan penyelidikan 100
Penanggulangan KLB epidemologi <24 jam

D Penyelenggaraan Promosi Cakupan desa siaga


kesehatan dan Pemberdayaan 18 100 12 0 0,0
Masyarakat
C. STATUS KESEHATAN
1. Angka Kematian
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari
berbagai penyebab kematian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan
permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat
dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri sendiri atau
bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat.
a. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate)
Angka kematian ibu (IMR) ini digunakan untuk mengetahui gambaran
tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
faktor penyebab kematian bayi seperti tingkat pelayanan antinatal, status
gizi ibu hamil dan tingkat keberhasilan program KIA serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi (Depkes RI 1992).

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai
usia 1 tahun ( 0 -11 bulan). Angka kematian bayi (IMR) pada tahun 2016
sebesar 20,2 per 1000 kelahiran hidup atau sebanyak 9 kasus dari 446
kelahiran.

b. Angka Kematian Anak Balita (Child Mortality Rate)


Angka kematian anak balita (CMR) digunakana untuk mengetahui
gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita, mengetahui
tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak serta Posyandu, Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu serta untuk
menilai kondisi sanitasi lingkungan.

Kematian anak balita adalah kematian yang terjadi pada anak usia 1-4
tahun sementara kematian balita adalah kematian yang terjadi pada balita
sebelum usia lima tahun (bayi + anak balita). Pada tahun 2016 Tidak ada
ditemukan kasus kematian balita.

c. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil,dan ibu bersalin
dan ibu nifas (sampai dengan 42 hari setelah persalinan) sebagai akibat
dari kelainan yang berkaitan dengan kehamilan atau penyakit lain yang
diperoleh kehamilan dan bukan karena kecelakaan atau penyebab
insidental yang berhubungan dengan kehamilannya ( Depkes RI 1999).

Angka kematian ibu mencerminkan Resiko yang dihadapi ibu ibu selama
kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi
keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan kejadian
sebagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran serta Tersedianya dan
penggunaan fasilitas kesehatan.
Selama tahun 2016 terjadi 4 kasus kematian ibu atau sebesar 0,9% yang
terdiri dari 1 kasus kematian ibu hamil dan 3 kasus kematian ibu bersalin.

2. ANGKA KESAKITAN

1. Tuberkulosis
TB paru BTA klinis adalah gejala klinis pada penderita TB Paru ( sesuai
gejala-gejala penyakit TB paru yang ada pada buku penatalaksanaan
pengobatan TB paru atau dengan diagnosa dokter atau petugas. TB paru
BTA (+) adalah penemuan TB paru melalui pemeriksaan dahak sewaktu
pagi dan waktu SPS dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu.
Jumlah penderita TB paru BTA (+) tahun 2016 sebanyak 12 orang dan
semuanya diberikan pengobatan sesuai dengan tatalaksana pengobatan
TB paru dan semuanya sudah dinyatakan sembuh . Angka kesembuhan
penderita TB paru menurut target sebesar 85%, jadi pencapaian
kesembuhan sudah melebihi target yaitu mencapai 100%.

2. Pneumonia
Pneumonia pada balita adalah insiden penemuan dan tatalaksana
penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau
ditangani pneumonia berat dirujuk ke RS di suatu wilayah Pada kurun
waktu tertentu.

Perkiraan Pneumonia adalah Jumlah perkiraan penderita pneumonia


balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama, jumlah
perkiraan pada balita penderita pneumonia balita yaitu 10% dari jumlah
balita pada wilayah dan kurun waktu yang sama.
Sampai dengan tahun 2016 belum ada ditemukan balita yang menderita
penyakit pneumonia.

3) Kasus HIV/AIDS
Untuk kasus HIV / AIDS sampai dengan tahun 2020 belum ada ditemukan
kasus penderita HIV / AIDS.

4) Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Leprae (M. Lepra) terutama menyerang saraf tepi,
kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat.
Jumlah penderita kusta yang ditemukan sampai dengan tahun 2020
sebanyak 1 orang dan sampai sekarang masih dalam pengobatan.

5) Diare
Diare adalah (buang air besar) encer atau bahkan dapat berupa air saja
lebih sering dari biasanya (lebih dari tiga kali/hari). Penderita diare
ditangani adalah jumlah penderita yang datang dan ditangani di sarana
kesehatan dan kader di suatu wilayah Pada kurun waktu tertentu.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan
kader adalah 10% dari angka kesakitan X jumlah penduduk di suatu
wilayah kerja dalam waktu 1 tahun.
Jumlah penderita diare selama tahun 2020 sebanyak 562 kasus dengan
jumlah target penemuan sebesar 562 kasus jadi pencapaian sudah
100,0%

6) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


sampai dengan akhir tahun 2020 tidak ditemukan adanya kasus penyakit
yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
seperti AFP rate (non folio) 15 tahun, Difteri, pertusis, folio dan hepatitis B.
7) kasus DBD
Penderita DBD adalah penderita yang memenuhi sekurang-kurangnya 2
kriteria dan 2 kriteria laboratorium, untuk klinis yaitu panas mendadak 2- 7
hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda pendarahan (sekurang-
kurangnya uji torniquet positif), pembesaran hati dan syok sementara
untuk laboratorium : trombositopenia (Trombosit < 100.000/u1) hematokrit
naik >20% untuk tahun 2020 jumlah kasus DBD sebanyak 3 kasus dan
tidak ada penderita yang meninggal dunia.
8) Malaria
Malaria klinis adalah kasus dengan gejala malaria (demam tinggi disertai
menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah sementara malaria positif
adalah kasus dengan klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil)
dengan pemeriksaan sediaan darah. untuk tahun 2016 tidak ditemukan
adanya kasus malaria.

9) Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi, yaitu tekanan Diatas
Norma (>120/80 mmHg) dengan gejala tanpa disadari, umumnya disadari
setelah ada komplikasinya. Pada beberapa orang dirasakan gejala awal
nyeri kepala terutama di daerah tengkuk.

Pada tahun 2020 jumlah pasien yang dilakukan pengukuran tekanan


darahnya sebanyak 7527 orang dari jumlah tersebut yang mengalami
hipertensi sebanyak 3341 orang atau sebanyak 44,39%.

10) kejadian luar biasa (KLB)


pada prinsipnya kejadian luar biasa penyakit adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian sakit atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan
merupakan keadaan yang menjurus pada terjadinya wabah.
Pada tahun 2016 tidak ada kasus kejadian luar biasa (KLB).
BAB IV
ISU-ISU STRATEGI

A. KENDALA
1. Kendala eksternal
Terkadang adanya keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan
kegiatan sehingga ada beberapa kegiatan yang pelaksanaannya tidak bisa
sesuai jadwal.
2. Kendala internal
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas Palingkau
terdapat beberapa kendala antara lain :
a. Masih kurang baik kualitas data yang ada, hal ini dikarenakan petugas
kesehatan belum memanfaatkan data sebagai suatu hasil kerja yang
dapat dijadikan bahan informasi kesehatan.
b. Belum tepatnya metode promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh
petugas, yang berdampak pada rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap upaya mempertahankan agar diri/keluarga dan masyarakat tetap
terjaga kesehatannya.
c. Belum terintegrasinya secara komprehensif pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan.
d. Masih belum optimalnya pelaksanaan manajemen Puskesmas yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas. Dampak dari permasalahan
permasalahan ini menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan masih
kurang baik di sebagian wilayah yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas palingkau.
B. PELUANG
1. Peluang eksternal
Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu:
a. Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
b. Permenkes nomor 44 tahun 2016 tentang pedoman manajemen
Puskesmas
c. Permenkes nomor 1 tahun 2014 tentang petunjuk teknis Bantuan
Operasional kesehatan.
2. Peluang internal
a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan
mencukupi.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan semakin baik terutama
dalam upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat.
c. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalamnya jenis dan
jumlahnya.
d. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan baik melalui pemerintah kabupaten (APBD,
Jamkesda), Pemerintah pusat (DAK, BOK, BPJS/ Jampersal).
e. Keberadaan Rumah Bersalin 24 jam sehingga memudahkan dalam
pemberian pelayanan untuk ibu bersalin Sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan
f. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi misi, terarah dan terukur.
C. RUMUS PERMASALAHAN
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas, maka permasalahan yang dihadapi Puskesmas
palingkau adalah :

1. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular di mana
terdapat angka resep kesakitan sebanyak 7 kasus.

2. Kesadaran masyarakat khususnya Ibu balita untuk menimbangkan


anaknya ke Posyandu masih kurang, hal ini ditunjukkan dengan masih
rendahnya cakupan D/S yaitu sebesar 64,5% sementara targetnya
sebanyak 70%. Rendahnya cakupan kunjungan berita ini dapat berakibat
tidak terpantau nya status gizi balita secara keseluruhan yang dapat
berdampak adanya kasus balita dengan gizi buruk maupun gizi kurang
yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.

3. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah. cakupan Rumah Sehat masih


rendah. cakupan sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga, cakupan
sarana pembuangan air limbah (SPAL) masih rendah.

6. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah


kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang
air besar belum membudaya, kebiasaan merokok masih tinggi, perilaku
pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk secara berkala belum membudaya.

7. sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum


berkembang sebagian besar masyarakat belum memiliki jaminan
kesehatan diantaranya dana sehat melalui Desa Siaga belum mendapat
dukungan seluruh masyarakat. Masih ditemukan pemberian jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tepat sasaran.

8. Partisipasi/ peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih


rendah diantaranya Posyandu, PSN, pengembangan Desa Siaga belum
dilaksanakan secara mandiri masih bergantung pada Puskesmas. Motivasi
masyarakat sebagai kader Posyandu masih sangat rendah, belum adanya
regenarasi kader posyandu.
9. Pelaksanaan upaya promosi kesehatan belum optimal terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dikarenakan sarana
media penyuluh yang belum memadai sehingga kurang menarik minat
masyarakat untuk mengikuti kegiatan.

10. Sistem penganggaran belum optimal karena turunnya anggaran yang tidak
pada awal tahun sehingga menyulitkan dalam administrasi dan
kelengkapannya. Dalam penganggaran terkadang belum sepenuhnya
sesuai dengan prioritas program, ada beberapa program penting yang
belum teranggarkan sehingga tidak dapat terlaksana dengan baik.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

A. VISI
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan kita
dan Citra yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan
Puskesmas palingkau diarahkan agar dapat berkarya secara produktif, inovatif,
antisipatif sebagai rujukan pelayanan kesehatan pertama masyarakat.

Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan dan dengan


mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan masalah
kesehatan ke depan Maka ditetapkan visi UPT Puskesmas palingkau.

Visi UPT Puskesmas palingkau adalah " Terwujudnya Masyarakat Kapuas


Murung yang Sehat dan Mandiri di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palingkau”.

B. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan suatu pernyataan yang menetapkan
tujuan organisasi dan sarana yang ingin dicapai. dengan adanya misi berarti
membawa organisasi pada suatu fokus dan Diharapkan seluruh karyawan
Puskesmas palingkau dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal
institusi Puskesmas palingkau dan mengetahui program-program serta hasil
yang akan diperoleh pada masa yang akan datang.

Misi Puskesmas palingkau tahun 2019 - 2023 adalah sebagai berikut:


a. Memberdayakan masyarakat Kapuas Murung untuk Mandiri di bidang
kesehatan
b. Memberikan pelayanan yang optimal
c. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sector
d. Mendorong individu keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat

C. TUJUAN
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
umum adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPTD Puskesmas
palingkau agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.

Adapun tujuan khususnya adalah :


1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit serta
mencegah meluasnya kejadian luar biasa (KLB)
2. Mengendalikan penyebaran penyakit menular melalui peningkatan
kegiatan surveilans.
3. Mengendalikan penyakit tidak menular dan masalah kesehatan lain
di masyarakat melalui peningkatan kegiatan promotif.
4. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat serta kemandirian individu, keluarga dan
masyarakat di bidang kesehatan.
6. Meningkatkan kelembagaan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
7. Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.
8. Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya.
9. Meningkatkan kualitas tenaga yang ada di Puskesmas baik tenaga
kesehatan maupun tenaga lainnya.
10. Meningkatkan kesehatan anak sekolah dan remaja.
11. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
12. Melaksanakan upaya kesehatan gigi dan jiwa kepada masyarakat.
13. Meningkatkan status gizi pada bayi dan balita dengan
Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu.
14. Meningkatkan sistem manajemen pengelolaan obat dalam rangka
pemenuhan ketersediaan, mutu, jenis, jumlah obat dan perbekalan
kesehatan.
15. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi dan anak sekolah agar
dapat terbentuk Kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31)
16. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang cepat Tepat dan
akurat sehingga tersedia data kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.

D. SARANA
sarana merupakan penjabaran dari tujuan secara struktur yang dapat dicapai
atau dihasilkan oleh Puskesmas palingkau dalam jangka waktu 2 tahun
terakhir. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan
strategis. Sasaran harus bersifat spesifik dan dinilai, diukur dan menantang
namun dapat dicapai. hal tersebut di atas, Puskesmas palingkau Kabupaten
Kapuas Menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit serta KLB
2. terciptanya lingkungan hidup yang sehat
3. terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan.
4. terwujudnya peningkatan gizi masyarakat.
5. terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang optimal merata terutama permasalahan kesehatan pada
masyarakat miskin dan masyarakat rentan.
6. terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan di
di Puskesmas melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan
pengembangan profesionalisme.
7. terwujudnya sistem informasi kesehatan yang terpadu dan akurat untuk
pemanfaatan pengambilan keputusan.
8. meningkatkan cakupan jaminan pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan melalui kartu Indonesia
sehat( KIS)
9. terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja.
E. STRATEGI
untuk mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran maka strategi yang akan
dilaksanakan pada periode 2019-2023 adalah sebagai berikut :

1. mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis


masyarakat
2. meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa siaga
dan peningkatan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi ) dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit dan kejadian luar biasa (KLB)
dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. pengembangan pengelolaan air minum/ bersih, pembuangan air limbah,
jamban keluarga dan pembuangan sampah dengan pendekatan berbasis
masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna.
4. meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian makanan
tambahan dan suplemen (vitamin) dan peningkatan keluarga sadar gizi.
5. memenuhi kebutuhan sarana, prasarana termasuk sumber daya manusia,
obat-obatan dan perbekalan kesehatan di pelayanan kesehatan.
6. meningkatkan manajemen Puskesmas
7. meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan
8. menerapkan upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai
dengan prosedur yang telah disusun
9. mengembangkan sistem informasi kesehatan yang lengkap, akurat
sebagai dasar pengambilan keputusan.
10. meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pengembangan dan
pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas.

F. KEBIJAKAN
kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan bentuk program dan
kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. kebijakan tersebut
adalah :
1. Peningkatan kegiatan promosi kesehatan melalui peningkatan kesadaran
masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Peningkatan kualitas sanitasi dasar
3. Peningkatan dan penguatan peran serta masyarakat melalui
pendampingan dalam pengembangan UKMB
4. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
5. Melakukan Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada
siswa sekolah.
6. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
7. Pemenuhan alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan pada
Puskesmas dan jaringannya sesuai dengan kebutuhan.
8. Perbaikan/ rehabilitasi Puskesmas dan jaringannya.
9. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui peningkatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak
10. Melakukan rujukan pada ibu hamil resiko tinggi
11. Pendampingan persalinan oleh dua tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
12. Peningkatan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemberian PMT,
vitamin pada balita, ibu hamil dan ibu nifas.
13. Melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga dalam membiasakan
konsumsi aneka ragam makanan, pemantauan pertumbuhan berita,
pemberian ASI eksklusif penggunaan garam yodium dan suplemen zat
gizi.
14. Pencapaian UCI
15. Peningkatan kegiatan surveilans sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dan KLB.
16. Peningkatan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan di tingkat
kecamatan.
17. Peningkatan manajemen puskesma (perencanaan, pelaksanaan,
penilaian) evaluasi dan kualitas informasi kesehatan.
BAB VI
PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
DAN INDIKASI SUMBER PEMBIAYAAN

A. PROGRAM KEGIATAN DAN DAN INDIKATOR KINERJA UPT PUSKESMAS


PALINGKAU
Program kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas palingkau mengacu
pada keputusan materi Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK//2004 dan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/MENKES/PER/V/2008 tentang standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/ Kota, yaitu :
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
a. Tahun 2017 : 60,08
b. Tahun 2018 : 79,68%
2. Cakupan pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
a. Tahun 2017 : 60,08 %
b. Tahun 2018 : 79,68 %
3. Cakupan pelayanan nifas
a. Tahun 2017 : 67,27 %
b. Tahun 2018 : 5,05 %
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
a. Tahun 2017 : 12,20 %
b. Tahun 2018 : 0,00 %
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
a. Tahun 2017 : 83,29 %
b. Tahun 2018 : 89,86 %
6. Cakupan kunjungan bayi
a. Tahun 2017 : 25,00 %
b. Tahun 2018 : 16,67 %
7. Cakupan desa/kelurahan UCI
a. Tahun 2017 : 82,38 %
b. Tahun 2018 : 49,11 %
8. Bcakupan pelayanan anak balita
a. Tahun 2017 : 82,38 %
b. Tahun 2018 : 49,11 %
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-12 bulan
a. Tahun 2017 : 100,00 %
b. Tahun 2018 : 100,00 %
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
a. Tahun 2017 : 100,00 %
b. Tahun 2018 : -
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
a. Tahun 2017 : 87,69 %
b. Tahun 2018 : 89,83 %
12. Penemuan pasien baru TB BTA positif
a. Tahun 2017 : 20,00 %
b. Tahun 2018 : 36,67 %
13. Cakupan peserta KB aktif
a. Tahun 2017 : -
b. Tahun 2018 :36,94 %
14. Penderita DBD yang ditangani
a. Tahun 2017 : 100,00 %
b. Tahun 2018 : 100,00 %
15. Penemuan penderita diare
a. Tahun 2017 : 100,00 %
b. Tahun 2018 : 100,00 %

Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


1. Cakupan desa siaga
a. Tahun 2017 : 0,00 %
b. Tahun 2018 : 0,00 %
TABEL
RENCANA KEGIATAN 5 TAHUN
UPT. PUSKESMAS PALINGKAU TAHUN 2019-2023

TARGET KINERJA KESEHATAN KAB. KAPUAS Capaian Puskesmas


NO INDIKATOR KINERJA
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2017 2018

1  Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 95% 95% 95% 95% 95% 95% 91,94% 91,73%

 Cakupan Komplikasi kebidanan yang 80% 80% 80% 80% 80% 80% 69,70% 5,05%
ditangani

 Cakupan pertolongan persalinan oleh


tenaga kesehatan yang memiliki 90% 90% 90% 90% 90% 90% 60,08% 79,68%

kompetensi kebidanan

 Cakupan pelayanan ibu nifas 90% 90% 90% 90% 90% 90% 67,27% 79,68%

 Cakupan neonatus dengan komplikasi 90% 90% 90% 90% 90% 90% 12,20% 0,00%
Yang ditangani

 Cakupan kunjungan bayi 90% 90% 90% 90% 90% 90% 83,29% 89,86%

 Cakupan desa/kelurahan UCI 100% 90% 90% 90% 90% 90% 25,00% 16,67%

 Caupan pelayanan anak balita 90% 100% 100% 100% 100% 100% 82,38% 49,11%

 Cakupan pemberian makanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan
 Cakupan balita gizi buruk mendafat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
perawatan

 Cakupan penjaringan kesehatan siswa 100% 100% 100% 100% 100% 100% 87,69% 89,83%
SD dan setingkat
 Cakupqan peserta KB aktif 70% 70% 70% 70% 70% 70% 32,0% 36,94%
 Cakupan penemuan dan penanganan
penyakit :
- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per >2 >2 >2 >2 >2 >2 - -
100.000 penduduk <15 tahun
- Penemuan penderita penemuan balita 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -
100% 100% 100% 100% 100% 100% 20,00% 36,67%
- Penderita baru TB Bta positif 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
- Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
- Penderita diare

 Cakupan desa/kel megami KLB yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
dilakukan penyelidikan epidemiologi
<24 Jam

 Cakupanpelayanan gawat darurat level 1 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
yang harus diberi sarana kesehatan (RS)
di kabupaten

 Cakupan pelayanan kesehatan dasar - - - - - - -


-
pasien masyarakat miskin

 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan - - - - - - -


-
pasien masyarakat miskin

 Cakupan desa siaga - - - - - 80% 80%


-
BAB V
PENUTUP

Rencana strategis UPT Puskesmas Palingkau tahun 2019 – 2023 diharapkan


dapat digunakan sebagia acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
upaya kesehatan yang dilaksanakan UPT Puskesmas Palingkau dalam kurun waktu
5 tahun sehingga hasil ppencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kinerja dan perencanaan tahunan UPT Puskesmas
Palingkau.

Renstra yang disusun ini mengacu pada RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten
Kapuas tahun 2019 – 2023 dan tetap berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.

Dokumen ini sangat terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan. Masa berlakunya renstra ini tahun 2019 – 2023, sesuai dengan
RPJMD Kabupaten Kapuas. Sedangkan untuk periode selanjutnya akan disusun
kembali rencana strategis sesuai dengan perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang sedang berkembang. Bila dalam perkembangannya terdapat
perubahan akan dipaparkan didalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahunan
sebagai penjabaran renstra.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini diucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Dengan penyusunan dokumen ini,
diharapkan upaya Puskesmas Palingkau dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di masa depan dapat terarah dan terukur.

Anda mungkin juga menyukai