Dengan memanjatkan Puji Syukur dan atas berkat rahmat Tuhan Tang Maha
Kuasa, Rencana trategis. Puskesmas Palingkau tahun 2019-2023 telah selesai
disusun.
Dokumen Rencana Strategis ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggaraan
kegiatan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya secara
umum selama kurun waktu perencanaan yaitu tahun 2019-2023 sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak Pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan
wajib merupakan upaya kesehatan yang harus dilakukan oleh seluruh
Puskesmas di seluruh Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui pendekatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan Global maupun
Nasional.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana,
Perbaikan Gizi Masyarakat dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
Pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di wilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Kesehatan Olahraga, Perkesmas, Kesehatan Gigi Dan Mulut,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut Dan Pengobatan Tradisional.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,
keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas
harus melaksanakan kegiatan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk
menghasilkan iuran (output) Puskesmas secara efektif dan efisien. Kegiatan
manajemen Puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan Puskesmas tersebut, maka
Puskesmas palingkau dalam Menyusun Rencana Strategis (Renstra) sebagai
kerangka acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan di Puskesmas
guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun
kedepan 2019-2023.
Dengan berpedoman pada Renstra diharapkan semua kegiatan akan lebih
terencana, lengkap dan akurat sehingga dapat mencapai target baik dalam
kualitas maupun kuantitas program kegiatan serta memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat pada umumnya. Penyusunan renstra ini mengacu pada
sistem kesehatan nasional, rencana strategis Kementerian Kesehatan, rencana
strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas. adapun penetapan kegiatan
dalam Renstra didasarkan pada Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
bidang kesehatan.
C. Landasan Hukum
1. undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 124, tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437).
2. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).
3. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2007 Nomor 33, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700).
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK
IV/2000 tentang pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang petunjuk teknis standar pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.30.01/60/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/V/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten dan Kota.
10. Peraturan daerah Kabupaten Kapuas Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kapuas Tahun 2005 – 2024.
11. Peraturan daerah Kabupaten Kapuas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Kabupaten Kapuas.
12. Peraturan daerah Kabupaten Kapuas nomor 4 4 tahun 2008 tentang
organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kapuas.
B. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika rencana strategis adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang maksud dan
tujuan, landasan hukum
Bab II. Tugas pokok dan fungsi UPT. Puskesmas Palingkau
Bab ini berisi tentang struktur organisasi, susunan kepegawaian
dan kelengkapan, tugas pokok dan fungsi UPT. Puskesmas
Palingkau serta upaya kesehatan yang dilaksanakan.
Pelayanan kesehatan (capaian indikator SPM bidang kesehatan)
dan status kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Palingkau.
Bab IV. Isu-Isu Strategis
Bab ini berisi tentang kendala eksternal, kendala internal,
peluang eksternal, dan peluang internal serta rumusan
permasalahan strategis UPT. Puskesmas palingkau.
Lampiran
Pada Lampiran ini berisikan Program Kerja Tahunan UPT. Puskesmas Palingkau
tahun 2019-2023
3. Berdasarkan Unit Pelaksana :
1) Dokter Umum : 1 Org
2) Dokter Gigi : 1 Org
3) Tata Usaha : 1 Org
4) Perawat : 27 Org
5) Perawat Gigi : 1 Org
6) Bidan : 15 Org
7) Petugas Gizi : 2 Org
8) Petugas Imunisasi : 1 Org
9) Petugas Promkes : 2 Org
10) Pengelola Keuangan : 2 Org
11) Administrasi : 1 Org
12) Petugas Kebersihan : 3 Org
5. Pembiayaan Kesehatan
a. Sumber sumber pembiayaan yang diterima Puskesmas. Berasal dari APBD,
BOK, dan BPJS maupun Swadaya Puskesmas.
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS PALINGKAU
A. Struktur Organisasi
Pembentukan Organisasi Puskesmas mengacu kepada Permenkes Nomor 43
tahun 2019, disebutkan bahwa Susunan Organisasi Puskesmas minimal untuk
Puskesmas perawatan / non perawatan terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas
b. Sebagian data usaha
c. Pelaksanaan Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
d. Pelaksanaan Unit Promosi Kesehatan
e. Pelaksanaan Unit Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana
f. Pelaksanaan Unit Kesehatan Lingkungan dan peran Serta Masyarakat
g. Puskesmas Pembantu
B. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN KELENGKAPAN
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah seluruh tenaga di UPT Puskesmas Palingkau adalah sebanyak 62
orang terdiri dari PNS sebanyak 27 orang, PTT sebanyak 0 orang Tenaga
Kontrak Daerah 32 orang dan Tenaga TKS sebanyak 3 orang.
b. Berdasarkan Pendidikan
1) S1 Kedokteran Umum
2) S1 Dokter Gigi
3) S1 Kesehatran Masyarakat
4) S1 Keperawatan Ners
5) D3 Keperawatan
6) D4 Kebidanan
7) D3 Kebidanan
8) D3 Radiologi
9) D3 Gizi
10) D1 SPPH
11) SPK
12) SMAK
13) SMF
14) Pekarya Kesehatan
c. Pemanfaatan dana yang diterima.
ruang lingkup pemanfaatan :
1. Transport lokal kegiatan keluar gedung
2. Perjalanan Dinas dalam Batas Kabupaten /Kota.
d. Transport lokal kegiatan keluar gedung meliputi:
1. Transport petugas kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan upaya
kesehatan di luar gedung (ke Posyandu, poskesdes/polindes UKBM
lainnya, kunjungan rumah dan institusi/tempat terdapat sasaran yang
memiliki resiko tinggi terhadap kesehatan);
2. Transport kader kesehatan termasuk dukun bersalin dari tempat tinggal ke
tempat pelayanan kesehatan atau ke rumah penduduk (ke Posyandu,
poskesdes/polindes UKBM lainnya, Kunjungan rumah dan institusi/tempat
terdapat sasaran yang memiliki resiko tinggi terhadap kesehatan.
3. Transport peserta rapat/pertemuan bagi undangan yang berasal dari luar
tempat diselenggarakannya rapat /pertemuan.
4. Transfort petugas kesehatan untuk konsultasi / rapat / pertemuan /
pengiriman Laporan / pengiriman pertanggungjawaban ke kabupaten
/ kota apabila perjalanan pulang pergi kurang dari 8 (delapan) jam.
b. Penyelenggaraan UKP
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama
di wilayah kerjanya, masyarakat berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
kesehatan perorangan
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antarprofesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan
6. Puskesmas Pembantu :
Membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
D. UPAYA KESEHATAN
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditandai dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional regional dan
global serta yang mempunyai upaya daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas itu meliputi:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
A. GAMBARAN UMUM
1. Letak geografis
UPT Puskesmas Palingkau Kecamatan Kapuas Murung merupakan
salah satu Puskesmas yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Kapuas, terletak di sebelah Utara Kota Kuala Kapuas. UPT Puskesmas
Palingkau beralamat di Jalan Pemuda Km 24 RT 12 Kelurahan Palingkau
Baru dan dapat ditempuh baik lewat darat maupun sungai dengan waktu
tempuh dari Kota Kuala Kapuas dengan angkutan darat sekitar 40 menit dan
lewat Sungai sekitar 2 jam.
2. Pemerintahan
2
Luas Wilayah Kerja UPT Puskesmas Palingkau 144,5 Km yang
meliputi 2 (dua) Kelurahan dan 10 Desa yaitu kelurahan Palingkau Baru,
Kelurahan Palingkau Lama, Desa Tajepan, Desa Mampai, Desa Muara
Dadahup, Desa Palingkau Jaya, Desa Palingkau Asri, Desa Palingkau
Sejahtera, Desa Karya Bersama, Desa Talikung Punei, Desa Bumi Rahayu,
Desa Manggala Permai, dengan batas wilayah sebelah Utara wilayah kerja
UPT Puskesmas Dadahup dan Talikung Punei, Sebelah Timur dengan
Provinsi Kalimantan Selatan, sebelah selatan Wilayah kerja UPT Puskesmas
Sei Tatas dan sebelah Barat Wilayah kerja UPT Puskesmas Mandomai. Untuk
data luas wilayah kerja selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 1
3. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah UPT Puskesmas Palingkau tahun 2016
sebanyak 24.745 jiwa yang terdiri dari 12.745 Orang penduduk laki-laki atau 5
1,6% dan 12.000 orang penduduk perempuan atau 48,4% dengan tingkat
kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 155 orang Perkilometer persegi.
1 2 3 4 5 6 7
A Penyelenggaraan Pelayanan 1 Cakupan Kunjungan ibu hamil ( K-4) 95 422 450 106,64
Kesehatan Dasar
Cakupan Komplikasi Kebidanan
2 80 99 5 5,05
yang ditangani
13 Penemuan penderita
b 100 0 0,00
pneumonia balita
100
Cakupan pelayanan gawat darurat
16 level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan RS Kab/Kota
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai
usia 1 tahun ( 0 -11 bulan). Angka kematian bayi (IMR) pada tahun 2016
sebesar 20,2 per 1000 kelahiran hidup atau sebanyak 9 kasus dari 446
kelahiran.
Kematian anak balita adalah kematian yang terjadi pada anak usia 1-4
tahun sementara kematian balita adalah kematian yang terjadi pada balita
sebelum usia lima tahun (bayi + anak balita). Pada tahun 2016 Tidak ada
ditemukan kasus kematian balita.
Angka kematian ibu mencerminkan Resiko yang dihadapi ibu ibu selama
kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi
keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan kejadian
sebagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran serta Tersedianya dan
penggunaan fasilitas kesehatan.
Selama tahun 2016 terjadi 4 kasus kematian ibu atau sebesar 0,9% yang
terdiri dari 1 kasus kematian ibu hamil dan 3 kasus kematian ibu bersalin.
2. ANGKA KESAKITAN
1. Tuberkulosis
TB paru BTA klinis adalah gejala klinis pada penderita TB Paru ( sesuai
gejala-gejala penyakit TB paru yang ada pada buku penatalaksanaan
pengobatan TB paru atau dengan diagnosa dokter atau petugas. TB paru
BTA (+) adalah penemuan TB paru melalui pemeriksaan dahak sewaktu
pagi dan waktu SPS dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu.
Jumlah penderita TB paru BTA (+) tahun 2016 sebanyak 12 orang dan
semuanya diberikan pengobatan sesuai dengan tatalaksana pengobatan
TB paru dan semuanya sudah dinyatakan sembuh . Angka kesembuhan
penderita TB paru menurut target sebesar 85%, jadi pencapaian
kesembuhan sudah melebihi target yaitu mencapai 100%.
2. Pneumonia
Pneumonia pada balita adalah insiden penemuan dan tatalaksana
penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau
ditangani pneumonia berat dirujuk ke RS di suatu wilayah Pada kurun
waktu tertentu.
3) Kasus HIV/AIDS
Untuk kasus HIV / AIDS sampai dengan tahun 2020 belum ada ditemukan
kasus penderita HIV / AIDS.
4) Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Leprae (M. Lepra) terutama menyerang saraf tepi,
kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat.
Jumlah penderita kusta yang ditemukan sampai dengan tahun 2020
sebanyak 1 orang dan sampai sekarang masih dalam pengobatan.
5) Diare
Diare adalah (buang air besar) encer atau bahkan dapat berupa air saja
lebih sering dari biasanya (lebih dari tiga kali/hari). Penderita diare
ditangani adalah jumlah penderita yang datang dan ditangani di sarana
kesehatan dan kader di suatu wilayah Pada kurun waktu tertentu.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan
kader adalah 10% dari angka kesakitan X jumlah penduduk di suatu
wilayah kerja dalam waktu 1 tahun.
Jumlah penderita diare selama tahun 2020 sebanyak 562 kasus dengan
jumlah target penemuan sebesar 562 kasus jadi pencapaian sudah
100,0%
9) Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi, yaitu tekanan Diatas
Norma (>120/80 mmHg) dengan gejala tanpa disadari, umumnya disadari
setelah ada komplikasinya. Pada beberapa orang dirasakan gejala awal
nyeri kepala terutama di daerah tengkuk.
A. KENDALA
1. Kendala eksternal
Terkadang adanya keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan
kegiatan sehingga ada beberapa kegiatan yang pelaksanaannya tidak bisa
sesuai jadwal.
2. Kendala internal
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas Palingkau
terdapat beberapa kendala antara lain :
a. Masih kurang baik kualitas data yang ada, hal ini dikarenakan petugas
kesehatan belum memanfaatkan data sebagai suatu hasil kerja yang
dapat dijadikan bahan informasi kesehatan.
b. Belum tepatnya metode promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh
petugas, yang berdampak pada rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap upaya mempertahankan agar diri/keluarga dan masyarakat tetap
terjaga kesehatannya.
c. Belum terintegrasinya secara komprehensif pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan.
d. Masih belum optimalnya pelaksanaan manajemen Puskesmas yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas. Dampak dari permasalahan
permasalahan ini menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan masih
kurang baik di sebagian wilayah yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas palingkau.
B. PELUANG
1. Peluang eksternal
Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu:
a. Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
b. Permenkes nomor 44 tahun 2016 tentang pedoman manajemen
Puskesmas
c. Permenkes nomor 1 tahun 2014 tentang petunjuk teknis Bantuan
Operasional kesehatan.
2. Peluang internal
a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan
mencukupi.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan semakin baik terutama
dalam upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat.
c. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalamnya jenis dan
jumlahnya.
d. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan baik melalui pemerintah kabupaten (APBD,
Jamkesda), Pemerintah pusat (DAK, BOK, BPJS/ Jampersal).
e. Keberadaan Rumah Bersalin 24 jam sehingga memudahkan dalam
pemberian pelayanan untuk ibu bersalin Sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan
f. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi misi, terarah dan terukur.
C. RUMUS PERMASALAHAN
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas, maka permasalahan yang dihadapi Puskesmas
palingkau adalah :
1. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular di mana
terdapat angka resep kesakitan sebanyak 7 kasus.
10. Sistem penganggaran belum optimal karena turunnya anggaran yang tidak
pada awal tahun sehingga menyulitkan dalam administrasi dan
kelengkapannya. Dalam penganggaran terkadang belum sepenuhnya
sesuai dengan prioritas program, ada beberapa program penting yang
belum teranggarkan sehingga tidak dapat terlaksana dengan baik.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
A. VISI
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan kita
dan Citra yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan
Puskesmas palingkau diarahkan agar dapat berkarya secara produktif, inovatif,
antisipatif sebagai rujukan pelayanan kesehatan pertama masyarakat.
B. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan suatu pernyataan yang menetapkan
tujuan organisasi dan sarana yang ingin dicapai. dengan adanya misi berarti
membawa organisasi pada suatu fokus dan Diharapkan seluruh karyawan
Puskesmas palingkau dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal
institusi Puskesmas palingkau dan mengetahui program-program serta hasil
yang akan diperoleh pada masa yang akan datang.
C. TUJUAN
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
umum adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja UPTD Puskesmas
palingkau agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.
D. SARANA
sarana merupakan penjabaran dari tujuan secara struktur yang dapat dicapai
atau dihasilkan oleh Puskesmas palingkau dalam jangka waktu 2 tahun
terakhir. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan
strategis. Sasaran harus bersifat spesifik dan dinilai, diukur dan menantang
namun dapat dicapai. hal tersebut di atas, Puskesmas palingkau Kabupaten
Kapuas Menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit serta KLB
2. terciptanya lingkungan hidup yang sehat
3. terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan.
4. terwujudnya peningkatan gizi masyarakat.
5. terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang optimal merata terutama permasalahan kesehatan pada
masyarakat miskin dan masyarakat rentan.
6. terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan di
di Puskesmas melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan
pengembangan profesionalisme.
7. terwujudnya sistem informasi kesehatan yang terpadu dan akurat untuk
pemanfaatan pengambilan keputusan.
8. meningkatkan cakupan jaminan pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan melalui kartu Indonesia
sehat( KIS)
9. terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja.
E. STRATEGI
untuk mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran maka strategi yang akan
dilaksanakan pada periode 2019-2023 adalah sebagai berikut :
F. KEBIJAKAN
kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan bentuk program dan
kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. kebijakan tersebut
adalah :
1. Peningkatan kegiatan promosi kesehatan melalui peningkatan kesadaran
masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Peningkatan kualitas sanitasi dasar
3. Peningkatan dan penguatan peran serta masyarakat melalui
pendampingan dalam pengembangan UKMB
4. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
5. Melakukan Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada
siswa sekolah.
6. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
7. Pemenuhan alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan pada
Puskesmas dan jaringannya sesuai dengan kebutuhan.
8. Perbaikan/ rehabilitasi Puskesmas dan jaringannya.
9. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui peningkatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak
10. Melakukan rujukan pada ibu hamil resiko tinggi
11. Pendampingan persalinan oleh dua tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
12. Peningkatan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemberian PMT,
vitamin pada balita, ibu hamil dan ibu nifas.
13. Melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga dalam membiasakan
konsumsi aneka ragam makanan, pemantauan pertumbuhan berita,
pemberian ASI eksklusif penggunaan garam yodium dan suplemen zat
gizi.
14. Pencapaian UCI
15. Peningkatan kegiatan surveilans sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dan KLB.
16. Peningkatan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan di tingkat
kecamatan.
17. Peningkatan manajemen puskesma (perencanaan, pelaksanaan,
penilaian) evaluasi dan kualitas informasi kesehatan.
BAB VI
PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
DAN INDIKASI SUMBER PEMBIAYAAN
1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 95% 95% 95% 95% 95% 95% 91,94% 91,73%
Cakupan Komplikasi kebidanan yang 80% 80% 80% 80% 80% 80% 69,70% 5,05%
ditangani
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan ibu nifas 90% 90% 90% 90% 90% 90% 67,27% 79,68%
Cakupan neonatus dengan komplikasi 90% 90% 90% 90% 90% 90% 12,20% 0,00%
Yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi 90% 90% 90% 90% 90% 90% 83,29% 89,86%
Cakupan desa/kelurahan UCI 100% 90% 90% 90% 90% 90% 25,00% 16,67%
Caupan pelayanan anak balita 90% 100% 100% 100% 100% 100% 82,38% 49,11%
Cakupan pemberian makanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan
Cakupan balita gizi buruk mendafat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa 100% 100% 100% 100% 100% 100% 87,69% 89,83%
SD dan setingkat
Cakupqan peserta KB aktif 70% 70% 70% 70% 70% 70% 32,0% 36,94%
Cakupan penemuan dan penanganan
penyakit :
- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per >2 >2 >2 >2 >2 >2 - -
100.000 penduduk <15 tahun
- Penemuan penderita penemuan balita 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -
100% 100% 100% 100% 100% 100% 20,00% 36,67%
- Penderita baru TB Bta positif 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
- Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
- Penderita diare
Cakupan desa/kel megami KLB yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
dilakukan penyelidikan epidemiologi
<24 Jam
Cakupanpelayanan gawat darurat level 1 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
yang harus diberi sarana kesehatan (RS)
di kabupaten
Renstra yang disusun ini mengacu pada RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten
Kapuas tahun 2019 – 2023 dan tetap berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
Dokumen ini sangat terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan. Masa berlakunya renstra ini tahun 2019 – 2023, sesuai dengan
RPJMD Kabupaten Kapuas. Sedangkan untuk periode selanjutnya akan disusun
kembali rencana strategis sesuai dengan perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang sedang berkembang. Bila dalam perkembangannya terdapat
perubahan akan dipaparkan didalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahunan
sebagai penjabaran renstra.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini diucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Dengan penyusunan dokumen ini,
diharapkan upaya Puskesmas Palingkau dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di masa depan dapat terarah dan terukur.