BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan
nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah termasuk pembangunan di bidang
kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional.
Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas yang
selanjutnya disebut dengan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (UPT
Puskesmas) merupakan penanggungjawab upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama.
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan di wilayahnya, maka perlu
ditunjang oleh manajemen UPT Puskesmas yang baik yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Dimana
dalam fungsi perencanaan tersebut, UPT Puskesmas harus membuat Rencana Tahunan
dan Rencana Lima Tahunan (Rencana Strategis atau Renstra) meliputi rencana
kegiatan, tujuan sasaran serta kebutuhan biaya dan penganggarannya.
Reformasi yang signifikan dibidang keuangan negara telah menyebabkan
pergeseran dari penganggaran tradisional ke penganggaran berbasis kinerja. Anggaran
berbasis kinerja lebih menekankan pada proses apa yang dihasilkan (output), bukan
hanya sekedar membiayai masukan (input). Perubahan ini penting dalam rangka proses
5
pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan sumber daya yang dimiliki,
mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi sementara sumber dana yang
tersedia tetap terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi pemerintah yang
tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian,
instansi tersebut dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
menonjolkan produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai bagian dalam
pembaharuan manajemen keuangan sektor publik maupun dalam peningkatan standar
pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang disebut dengan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
UPT Puskesmas merupakan instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga UPT Puskesmas juga
dapat menerapkan PPK BLUD. Untuk dapat menerapkan PPK BLUD, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu persyaratan teknis, substantive dan
admninistratif. Salah satu persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh UPT
Puskesmas adalah adanya Rencana Strategis Bisnis (RSB).
6
pembiayaan baik yang bersumber dari pendapatan UPT Puskesmas, APBD, Hibah
maupun sumber lainnya yang sah.
4. Tersedianya satu tolak ukur untuk mengukur pencapaian kinerja tahunan UPT
Puskesmas, sesuai dengan arah kebijakan operasional BLUD.
7
17. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan Nomor ………
tentang Pembentukan Tim Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Unit Pelaksanaan Teknis Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tabanan.
Bab III Isu Strategis dan Analisa Lingkungan, yang meliputi Isu Strategis, serta
Analisa Lingkungan baik internal maupun eksternal.
Bab IV Visi, Misi, Moto, dan Kebijakan, yang meliputi Visi UPT Puskesmas
X, Misi UPT Puskesmas X, Moto UPT Puskesmas X, Strategi dan
Kebijakan dalam mencapai visi dan misi UPT Puskesmas.
8
Operasional/Aktifitas.
Penutup.
Bab VIII
9
BAB II
GAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS
10
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja UPT Puskesmas X terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan dan
poliklinik. Kedudukan UPT Puskesmas X diantara berbagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
UPT Puskesmas X terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis
dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes, Pos
Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan UPT Puskesmas X diantara
berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
adalah sebagai Pembina.
11
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsinya Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
3. Sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
12
1. Kepala UPT Puskesmas.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, yang membawahi:
a. Subbag/Sistem Informasi Puskesmas
b. Subbag/Kepegawaian
c. Subbag/Rumah tangga
d. Subbag/Keuangan
3. Koordinator/Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat yang membawahi:
a. Sub Koordinator /pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan lingkungan
c. Sub Koordinator /pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. Sub Koordinator /pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Sub Koordinator /pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Sub Koordinator /pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
4. Koordinator/Penanggungjawab UKM Pengembangan membawahi antara lain:
a. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan jiwa
b. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan olahraga
e. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan indera
f. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan lansia
g. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan kerja
h. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan lainnya
5. Koordinator/Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi
beberapa kegiatan, yaitu:
a. Sub Koordinator /pelayanan pemeriksaan umum
b. Sub Koordinator /pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Sub Koordinator /pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Sub Koordinator /pelayanan gawat darurat
e. Sub Koordinator /pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Sub Koordinator /pelayanan persalinan
g. Sub Koordinator /pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
pelayanan rawat inap
13
h. Sub Koordinator /pelayanan kefarmasian
i. Sub Koordinator /pelayanan laboratorium
6. Koordinator/Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Sub Koordinator /Puskesmas Pembantu
b. Sub Koordinator /Puskesmas Keliling
c. Sub Koordinator /Bidan Desa/Poskesdes???
d. Sub Koordinator /Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Transportasi cukup dan semua desa dan banjar bisa dilalui kendaraan roda dua
dan roda empat dengan waktu tempuh dari UPT Puskesmas rata – rata .... menit. Batas
– batas wilayah kerja UPT Puskesmas adalah :
14
2.4. Kondisi Demografi
Pendududuk di wilayah kerja UPT Puskesmas X berjumlah ...... jiwa, dan
jumlah keluarga miskin yang dilayani ...... kepala keluarga, peserta JKN Non PBI ......
jiwa. Sektor pariwisata terus berkembang di wilayah kerja UPT Puskesmas X (Apakah
ini ada di wilayah Puskesmas X), sehingga ini merupakan salah satu potensi penting
dalam pengembangan UPT Puskesmas setelah nanti menjadi BLUD. Mulai sekarang
mulai dirintis kerjasama lintas sektoral, sehingga hubungan untuk potensi-potensi tadi
menjadi sangat penting.
2.5.5 Dana
15
Kegiatan operasional UPT Puskesmas X ditunjang dengan pendanaan yang
bersumber dari APBD, APBN, Sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
16
masing-masing Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan yang ada di UPT
Puskesmas X adalah :
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indera
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja
h. pelayanan kesehatan lainnya
17
INDIKATOR/KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN
PROGRAM 2010 2008 2009
A. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 26 11,92 12
2. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 226 0 1,69
3. Umur rata-rata harapan hidup 72,4 72,4 72,4
B. KESEHATAN IBU, ANAK, KB
1. Kunjungan ibu hamil K-1 100 93,66 95,61
2. Kunjungan ibu hamil K-4 98 93,06 88,19
3. DO K1-K4 < 10 0,29 7,41
4. Deteksi dini resiko tinggi ibu hamil 20 12,97 13,3
5. Ibu Hamil Risti yang dirujuk 100 100 100
6. Kunjungan Neonatus 90 94,8 94,8
7. Persalinan oleh tenaga kesehatan 90 88,09 91,75
8. Kunjungan Bayi 90 88,56 90,8
9. BBLR yang ditangani 100 100 100
10. Peserta KB Baru 80 44,8 44,1
11. Peserta KB Aktif 70 80 87
C. IMUNISASI
1. Imunisasi bayi HB-0 95 89,77 93,7
2. Imunisasi bayi BCG 95 93,18 95,3
3. Imunisasi bayi HB-DPT 1 90 98,05 98,2
4. Imunisasi bayi HB-DPT 3 90 96,92 94,3
5. Imunisasi bayi Polio-4 90 97,24 94,3
6. Imunisasi bayi Campak 90 97,56 98,2
7. HB-DPT1 – Campak < 10 2,2 1,5
8. Desa Kelurahan UCI 100 100 100
9. Status T5 Ibu Hamil 90 100 100
10. BIAS SD Campak Kelas 1 100 100 100
11. BIAS SD DT kls 1, TT kls 2 & 3 100 100 100
12. Kejadian KIPI 0 0 0
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Balita terdaftar di posyandu dan mempunyai KMS 100 100 100
(K/S)
2. Balita datang nimbang ke Posyandu 1 bulan sekali 80 80,2 80,9
(D/S)
3. Balita yang naik beratbadannya setiap bulan di 80 73,5 75,6
Posyandu (N/D)
4. Balita yang BB nya berada dibawah garis merah <5 1,6 1,7
(BGM)
5. Balita Gizi kurang ditangani 100 100 100
6. Balita Gizi buruk ditangangi 100 100 100
7. Balita yang mendapat Vit A dosis tinggi 2 kali setahun 90 100 100
8. Keluarga Sadar Gizi 65 45,8
9. Ibu hamil yang diukur LILA nya 100 100 100
10. Ibu hamil KEK yang ditangani 100 100 100
11. Ibu Nifas yang mendapat Vit A 100 95 92,7
12. Ibu hamil minum tablet besi 90 tab 90 99,03 92,24
13. PMT Pemulihan Balita kurang gizi dari keluarga 100 100 100
18
miskin (Maskin)
E. PEMBERANTASANDANPENCEGAHAN
PENYAKITMENULAR (P2PM)
1. Desa /Kelurahan yang mengalami KLB tetangani < 24 100 100 100
jam
2. Desa/Kelurahan bebas rawan gizi 80 100 100
3. AFPrate per 100.000 penduduk umur < 15 th >1 0 0
4. Penemuan suspek TB Paru 80 13,04 25,5
5. Penemuan BTA + TB Paru 10 4,35 20,8
6. Kesembuhan TB Paru BTA + 85 100 100
7. Pemeriksa Kontak serumah penderita TB Paru BTA + 100 100 100
8. Klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS 100 100 100
9. Penderita DBD yang ditangani 100 100 100
10. Balita dengan diare yang ditangani 100 100 100
11. Penderita malaria yang diobati 100 100 100
12. Penderita kusta yang RFT 100 100 100
13. Infeksi menular seksual diobati 100 100 100
14. Gigitan binatang penular rabies tertangani 100 100 100
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Institusi dibina 70 40,5 50,6
2. Rumah bangunan bebas jentik nyamuk aedes 95 93,8 95,8
3. Tempat umum (TTU/TPM) diawasi 85 81,2 86,3
4. TTU/TPM yang memenuhi syarat 85 84,7 88
5. Sarana air bersih perkotaan 100 100 100
6. Sarana air bersih pedesaan 90 100 100
7. Jamban keluarga perkotaan 93 100 100
8. Jamban keluarga pedesaan 83 90,1 95,6
9. SPAL perkotaan 93 63,9 70,1
10. SPAL pedesaan 83 53,9 57,8
11. Adanya unit klinik sanitasi UPT Puskesmas 1 0 0
G. PROMOSI KESEHATAN
1. Rumah tangga sehat (PHBS) 65 46,4 63,4
2. Bayi dengan ASI Eksklusif 80 57,7 60,0
3. Desa dengan garam yang beryodium baik 90 50,8 67,2
4. Posyandu dengan PURNAMA 40 100 100
5. Penyuluhan P3 NAFSA 15 13,6 19,4
6. Masyarakat dengan JPK pra bayar 65 14,4 42,5
7. Masyarakat miskin dengan JPK 100 100 100
H. PENGOBATAN DASAR
1. Utilisasi rawat jalan 15 83,6 94,92
2. Utilisasi rawat inap 1,5 0,4 0,31
I. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
1. Penjaringan siswa SD kls 1 Baru 100 100 100
2. Penjaringan siswa kls 1 SMP SMU/SMK baru 100 100 100
J. KESEHATAN USIA LANJUT
1. Pelayanan usia lanjut 70 44 47
2. UPT Puskesmas santun lansia 100 100 100
3. Desa dengan Posyandu Lansia 90 100 100
K. KESEHATAN JIWA
19
1. Pelayanan gangguan jiwa diUPT Puskesmas 15
L. PERAWATAN KESEHATAN
1. PerPuskesmas Ibu hamil risti 100 100 100
2. PerPuskesmas Neonatal risti 100 100 100
3. PerPuskesmas Balita risti 100 100 100
4. PerPuskesmas Penderita TB Paru BTA+ 100 100 100
M. KESEHATAN MULUT & GIGI
1. Utilisasi pelayanan gigi & mulut 3 1,4 1,84
2. Ibu hamil dengan pelayanan gigi & mulut yang ANC 80 48,7 48,7
di UPT Puskesmas
3. Desa binaan UKGMD 10 9,6 9,6
4. Ratio penambalan dan pencabutan 3:1 2,57:1 1,43:1
N. KESEHATAN MATA
1. Screaning penderita 10
2. Penemuan mata katarak 10
3. Penderita katarak tertangani 80
O. KESEHATAN KERJA
1. Pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal 80 14,4 11,5
P. REGISTRASI RAWAT JALAN
1. Pendaftaran rawat jalan di UPT Puskesmas dengan 100 45,6 100
SIK
2. Pengelolaan Rekam Medik 100 65,3 77,5
Q. FARMASI
1. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan 90 80,5 90,2
2. Ketersediaan Essential 100 90,4 95,2
3. Ketersediaan Obat generic 100 100 100
R. LABORATORIUM
1. Pelayanan Laboratorium sederhana 100 100 100
S. PENCATATAN & PELAPORAN
1. Keterpaduan laporan (SP2TP) 100 100 100
2. Ketepatan pengiriman laporan 100 80 90
T. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Kelola limbah medis sesuai standar 100 100 100
2. Kelola limbah non medis sesuai standar 100 100 100
BAB III
ISU STRATEGIS DAN ANALISA LINGKUNGAN
20
1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia belum sepenuhnya di jadikan investasi
dalam pengembangan bangsa.
2. Belum optimalnya arah pembangunan menuju Indonesia sehat dengan beberapa
indikator yaitu :
a. Lingkungan yang sehat belum sepenuhnya mendukung kehidupan setiap orang.
b. Masih banyak masyarakat belum berperilakau hidup bersih dan sehat.
c. Akses terhadap kesehatan yang bermutu masih kurang.
3. Derajat kesehatan masih jauh dari harapan yang mana masih tingginya angka
kematian ibu, kematian bayi dan rendahnya usia harapan hidup.
4. Adanya beban ganda dalam penanggulangan penyakit yaitu belum tuntasnya
masalah penyakit menular dan tidak menular munculpenyakit menular baru seperti
flu burung, rabies dan lain-lainnya.
5. Banyaknya faktor yang berpengaruh yang berdampak terhadap pembangunan
kesehatan seperti krisis ekonomi, social, budaya, perilaku tidak sehat, kurang
peduli terhadap kesehatan.
6. Kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan manusia perlu ditingkatkan baik
kompetensi maupun ratio penempatannya di masing – masing UPT Puskesmas.
7. Minimnya anggaran untuk menunjang operasional kegiatan UPT Puskesmas yang
tersedia dari Pemerintah Daerah sehingga sangat berpengaruh terhadap mutu
pelayanan.
8. Sistem pengelolaan keuangan dengan mekanisme APBD berpengaruh terhadap
azas kemanfaatan, baik terhadap pemberi pelayanan maupun yang menerima
pelayanan.
21
c. Geografi wilayah kerja terjangkau.
d. Adanya dasar hukum sebagai landasan kerja (Peraturan daerah,
PeraturanMenteri, atau Prosedur tetap).
e. Adanya uraian tegas dan tupoksi yang jelas.
f. Komitmen petugas yang tinggi untuk peningkatan kinerja.
22
3.2.4 Faktor Eksternal : Ancaman (Threats)
a. Masih terjadinya krisis multi dimensi.
b. Dampak globalisasi mendukung rivalisasi yang tidak sehat.
c. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan yang sehat belum optimal.
d. Berubahnya pola penyakit baik yang menular maupun yang tidak menular.
BAB IV
VISI, MISI, MOTO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
23
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas adalah
terwujudnya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010.Kecamatan
sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang hidup di
lingkungan yang sehat dan perilaku hidup masyarakatnya yang juga sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya dengan mendapatkan
pelayanan yang bermutu, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
Visi merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dimasa depan yang secara
sadar harus terwujud dalam kurun waktu tertentu.Adapun visi dariUPT Puskesmas
Xadalah “Masyarakat X Sehat dan Mandiri 2015 berdasarkan Tri Hita Karana”.
24
sasaran, tepat implementasinya, sehingga benar-benar sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
S : Sejuk yaitu dalam setiap program, dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh
petugas dan melibatkan masyarakat sehingga akan terjalin suasana
kekeluargaan yang sejuk, saling mengayomi saling bersinergi mencapai
tujuan.
T : Transparan yaitu setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT Puskesmas X,
dilakukan secara bersama-sama melibatkan masyarakat, dan dalam system
manajemennya pun senantiasa mengedepankan asas transparansi, dan
melaksanakan kegiatan keuangan yang jujur dan bersih.
I : Inovatif yaitu secara terus menerus melaksanakan program-program inovatif
atau terobosan baru, sehingga sinkronisasi program di UPT Puskesmas
menjadi up to date atau terkini sesuai perkembangan jaman.
4.4 Strategi
UPT Puskesmas X sebagai pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Kecamatan X, berdasarkan visi dan misinya mempunyai strategi dalam
periode 2011-2015 sebagai berikut :
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan dengan optimalisasi pelayanan
Puskesmas keliling, Puskesmas Pembantu, Poskesdes dengan tenaga bidan yang
ada di Desa.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dari aspek Quality of care maupun
Quality of service.
3. Peningkatan sarana dan prasarana termasuk obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
4. Memperdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan UPT Puskesmas.
5. Meningkatkan keterpaduan (program dan sektoral) untuk mengatasi keterbatasan
sumber daya untuk memperoleh hasil yang optimal.
6. Meningkatkan upaya rujukan baik rujukan kesehatan perorangan maupun rujukan
kesehatan masyarakat.
7. Peningkatan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
8. Peningkatan Pembiayaan kesehatan dan Mekanisme Pengelolaannya.
25
Dalam melaksanakan strategi tersebut ada beberapa faktor sebagai kunci penentu
keberhasilan dalam melaksanakan visi dan misi UPT Puskesmas yaitu :
1. Komitmen untuk menumbuhkan dan membudayakan prinsip – prinsip dalam
pemberian pelayanan yang focus pada pelanggan.
2. Peningkatan professional SDM.
3. Pengembangan sarana prasarana.
4. Pengembangan jenis dan cakupan pelayanan.
5. Peningkatan pemasaran pelayanan UPT Puskesmas.
6. Pelayanan kesehatan bermutu dan unggul.
7. Komitmen tinggi, itikad moral, disiplin tinggi dalam mewujudkan kepuasan
pasien.
8. Penampilan rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien.
9. Tarif sesuai dengan unit cost.
10. Pengembangan standar operasional pelayanan.
11. Pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
12. Standar pembangian jasa pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
13. Pengembangan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan pihak ketiga.
4.5 Kebijakan
Untuk tercapai visi dan misi UPT Puskesmas, tidak lepas dari kebijakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Tabanan (RPJMD) Kabupaten Tabanan tahun 2008-2013,
sebagai berikut :
1. Menciptakan pelayanan kesehatan tingkat dasar yang prima dengan biaya
terjangkau.
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai dengan mengoptimalkan
jejaring UPT Puskesmas.
3. Melaksanakan Jaminan Pelayanan Kesehatan kepada sekelompok masyarakat
yang rentan ( JamPuskesmas, JPKM mandiri/subsidi, JKBM).
4. Memberdayakan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
5. Mendorong dan meningkatkan kemitraan dengan pihak terkait.
6. Mendorong dan meningkatkan perilakau hidup bersih dan sehat (PHBS) serta
menciptakan lingkungan yang sehat.
26
7. Meningkatkan upaya kesehatan UPT Puskesmas baik perorangan maupun
masyarakat.
8. Meningkatkan penampilan UPT Puskesmas dan jaringannya.
9. Meningkatkan kompotensi tenaga UPT Puskesmas.
10. Meningkatakan jumlah, jenis dan mutu obat serta perbekalan kesehatan.
11. Meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dengan pemanfaatan teknologi
informasi yang modern.
12. Meningkatkan system pembiayaan kesehatan.
BAB V
GAMBARAN RENCANA LIMA TAHUNAN
27
UPT Puskesmas X, dilaksanakan beberapa upaya kesehatan sebagai program kerja
(ada sekitar 13 program kerja) sesuai dengan tujuan, kegiatan pokok dan indikator
kinerjanya yaitu :
28
1) Kegiatan Penyuluhan KB.
2) Menyediakan pelayanan alkon termasuk pelayanan efek samping KB.
c. Indikator kinerja
1) Persentase cakupan peserta KB baru.
2) Persentase cakupan peserta KB aktif.
3) Persentase cakupan kejadian komplikasi KB.
4) Persentase cakupan kegagalan KB.
5) Persentase cakupan kejadian Drop Out KB.
6) Persentase cakupan PUS maskin ber KB.
7) Persentase cakupan PUS 4 T ber KB.
8) Persentase cakupan PUS dengan penyakit kronis ber KB.
9) Persentase cakupan ibu pasca bersalin/Abortus ber KB.
29
5.1.4 Program Peningkatan Gizi
a. Tujuan
Meningkatkan status gizi masyarakat melalui pemantauan status gizi (ibu
hamil, balita).
b. Kegiatan pokok
1) Penimbangan balita di Puskesmas dan posyandu (SKDN).
2) Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) ibu hamil.
3) Pemeriksaan HB pada ibu hamil.
4) Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan maupun penyuluhan
pada balita gangguan status gizi dan ibu hamil KEK.
5) Memberikan penyuluhan gizi.
6) Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu nifas.
7) Pemberian tablet besi pada ibu hamil.
8) Pemberian obat cacing pada anak sekolah SD yang risiko tinggi.
c. Indikator kinerja
1) Persentase balita yang dating setiap bulan nimbang di posyandu.
2) Persentase balita yang naik berat badannya setiap bulan di posyandu.
3) Ibu hamil yang anemia tidak lebih dari 5%.
4) Balita dengan status gizi kurang dan buruk tertangani dengan PMT
pemulihan.
5) Persentase ibu hamil yang diukur LILA nya.
6) Ibu Hamil KEK tertangani dengan PMT pemulihan.
7) Persentase balita mendapatkan VIT A dosis tinggi 2 kali setahun.
8) Persentase ibu nifas dapat Vit A dosis tinggi.
9) Persentase ibu hamil dapat tablet besi 90 tablet.
10) Persentase anak SD yang risiko tinggi dapat obat cacing 6 bulan sekali.
5.1.5 Program Kesehatan Lingkungan
a. Tujuan
Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan,
sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit menular di masyarakat.
b. Kegiatan pokok
30
1) Penyuluhan tentang pemanfaatan jamban keluarga yang sehat.
2) Penyuluhan tentang pemanfaatan sarana air bersih yang sehat.
3) Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dan lingkungan.
4) Pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU).
5) Penyuluhan tentang system pembuangan air limbah (SPAL).
c. Indikator kinerja
1) Persentase rumah tangga (RT) yang memiliki dan memanfaatkan
jamban sehat.
2) Persentase rumahtangga yang mengakses air bersih yang sehat.
3) Tidak adanya air bersih dan lingkungan yang berisiko/risiko rendah
berdasarkan hasil sampel laboratorium.
4) Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan.
5) Persentase rumah tangga yang memiliki SPAL.
6) Persentase desa bebas jentik nyamuk Aedes.
c. Indikator kinerja
1) Persentase utilisasi pengobatan rawat jalan.
2) Persentase pelayanan UGD.
3) Terlaksananya upaya rujukan sesuai standar.
31
a. Tujuan
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan.
2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) untuk tatanan rumahtangga, sekolah, dan institusi.
b. Kegiatan pokok
1) Melakukan penyuluhan terintegrasi, secara berkala kepada perorangan,
kelompok potensial dengan metode ceramah, dan demontrasi dengan
memakai media.
2) Melakukan survey PHBS pada tatanan rumahtangga, sekolah, dan
institusi.
c. Indikator kinerja
1) Persentase Bayi dengan ASI Eksklusif.
2) Persentase Keluarga sadar gizi.
3) Persentase desa baik pemanfaatan garam beryodium.
4) Persentase masyarakat yang berPHBS.
5) Persentase penyuluhan dengan materi NAFZA.
6) Persentase masyarakat yang mempunyai jaminan kesehatan.
32
3) Persentase sekolah SD yang memiliki dokter kecil.
4) Persentase sekolah yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
primer (P3K) dengan sarana ruang UKS.
5) Persentase anak sekolah dengan gigi sehat.
6) Persentase anak sekolah dengan pemantauan status gizi.
33
2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk
ke rumah sakit jiwa.
3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada penduduk.
4) Memberikan perawatan lanjutan dan rehabilitas sosial untuk penderita
dan keluarganya setelah pasien dirawat di rumah sakit jiwa.
c. Indikator kinerja
1) Persentase utilisasi pengobatan penderita jiwa di UPT Puskesmas.
2) Tidak adanya penderita jiwa yang dipasung di tingkat keluarga.
34
1) Persentase sediaan yang di periksa.
2) Persentase sediaan yang dirujuk.
3) Persentase tingkat kebenaran hasil pemeriksa sediaan.
35
5.4 Program/Kegiatan dan Penanggung Jawab Program
Seperti yang telah diuraikan pada BAB II tentang Gambaran Umum UPT
Puskesmas, bahwa UPT Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar melaksanakan
program upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan
penunjang. Masing-masing program tersebut mempunyai penanggung jawab program
yang ditetapkan dengan keputusan Kepala UPT Puskesmas X.
36
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Kesehatan Jiwa
d. Upaya Kesehatan Mata
e. Upaya Kesehatan Lanjut Usia (Usila)
f. Upaya Pengobatan Tradisional
g. Upaya Pengobatan rawat Inap
Pasien datang
Pendaftaran
(Loket)
37
Pol Kandungan
& Kebidanan
Laboratorium
Konseling Apotik/Farmasi
5.5.1 Tujuan
Sebagai acuan pelayanan dalam gedung sejak pasien datang sampai dengan
selesai pelayanan sehingga memperlancar proses pelayanan baik secara
administrasi maupun teknis medis.
5.5.3 Prosedur
a. Persiapan
38
Semua petugas sesuai jadwal aktif mengadakan proses persiapan pra
pelayanan (tempat,alat,sarana dan prasarana lainnya) sesuai bidang tugas
masing-masing.
b. Pendaftaran Pasien
Pramu Usada
3) Mempersilakan masuk dengan menyampaikan salam,memperkenalkan
diri dan menawarkan apa yang bisa dibantu.
4) Mempersilakan mengambil nomor antrian kemudian mendaftarkan diri
di petugas pendaftaran,dan dipersilakan duduk pada tempat yang
tersedia kalau harus menunggu antrian.
5) Mendahulukan pasien lanjut usia atau pasien yang menunjukkan gejala
sakit yang lebih berat.
6) Untuk pasien dalam keadaan gawat darurat langsung dipersilakan ke
ruang pelayanan gawat darurat (UGD).
Petugas Registrasi
1) Menyampaikan salam kemudian menanyakan dan memasukkan data
selengkap mungkin yang berkaitan dengan keadaan pasien.
2) Membuatkan kartu kunjungan bagi pasien yang belum pernah
terdaftar/terdaftar.
3) Mempersilakan pasien untuk menunggu di masing-masing ruang
tunggu sesuai poliklinik.
4) Menyerahkan data ke ruang rekam medic untuk dilakukan
penemuan/pembuatan buku catatan medik (berlaku bagi pasien lama).
5) Membuat catatan medik bagi pasien yang baru pertama berkunjung
dan dianggap tidak punya catatan medik dalam family folder.
39
1) Membantu memperlancar proses pelayanan ke masing-masing
poliklinik pelayanan.
Perawat/Bidan
1) Mencocokkan data diri pasien dan nama kepala keluarga dengan data
yang tertulis di buku/catatan medik pasien.
2) Mengembalikan status pasien ke ruang rekam medik untuk
dikonfirmasi kembali apabila ada perbedaan prinsip dengan data diri
pasien.
3) Menimbang berat badan pada semua anak di bawah 1 tahun atau pada
umur tertentu atas indikasi medis.
4) Mempersilakan duduk pada tempat yang telah tersedia.
5) Melengkapi status dengan kertas resep yang telah mencantumkan
identitas pasien dan dokter.
6) Melakukan anamnesa awal dan pemeriksaan tanda vital atau tanda
lainnya atas indikasi tertentu dan sesuai instruksi dokter.
7) Menulis semua hasil pemeriksaan awal pada status pasien.
8) Perawat/bidan menyerahkan status pasien yang berisi data awal ke
meja dokter.
Dokter Umum/Dokter Gigi
1) Menanyakan keluhan utama pasien.
2) Melakukan anmnesa terarah sesuai dengan keluhan pasien.
3) Melakukan pemeriksaan fisik diagnostik yang mengarah pada keluhan
utama pasien dan sesuai indikasi.
4) Merujuk untuk pemeriksaan penunjang (Laboratorium,EKG,USG dan
lainnya) kalau diperlukan atau karena sebagai penegak diagnose.
5) Menegakkan diagnosa pasti penyakit atau diagnosa kerja.
6) Memberikan terapi (resep) atau tindakan sesuai diagnose kerja
penyakit.
7) Melakukan rujukan apabila karena kompotensi diagnosa belum bisa
ditegakkan atau karena indikasi memerlukan perawatan di pelayanan
kesehatan tingkat lanjut.
8) Meminta tanda persetujuan pasien dan atau keluarganya apabila
memerlukan tindakan medis atau memerlukan rujukan.
40
9) Mencatat semua tahapan pemeriksaan,tindakan yang dilakukan pada
status pasien.
Perawat/Bidan
1) Menginput rekam medik dari buku status ke dalam system computer
(SIMPUS-SIK) dan register poliklinik serta buku-buku catatan bantu
yang berkaitan dengan setoran atau klaim administrasi keuangan.
2) Mencatat identitas dan status pasien
(Askes,JamPuskesmas,JKBM,Umum),diagnose tujuan rujukan ke
dalam buku/register brujukan.
3) Mengembalikan status/catattan medik pasien dengan lengkap kepada
petugas catatan medik (RM/registrasi).
4) Melakukan rekapitulasi harian/bulanan yang berkaitan dengan data-
data untuk keperluan laporan bulanan.
d. Pelayanan Penunjang
Petugas Laboratorium/Elektromedik
1) Menyampaikan salam dan mempersilakan pasien untuk dudukdi
tempat yang telah disediakan.
2) Mencocokkan data diri pasien dengan format permintaan
pemeriksaan penunjang.
3) Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasienmengenai
maksud dan teknik pengambilan specimen.
4) Melakukan tatalaksana pemeriksaan sesuai standar yang sudah
ditetapkan.
5) Menjelaskan kepada pasien mengenai informasi
hasilpemeriksaan(waktu selesainya) dan meminta nomor kontak
person kalau diperlukan.
6) Menginformasikan secara tertulis hasil pemeriksaan kepada
Dokter,perawat,bidan dan atau pasien tepat waktu.
7) Melakukan pencatatan terhadap jenis pemeriksaan,hasil pemeriksaan
serta catatan bantu lainnya yang berkaitan dengan administrasi
keuangan.
Petugas Konseling
41
1) Menyampaikan salam dan mempersilakan duduk.
2) Memperkenalkan diri serta mencocokkan data diri pasien dengan
catatan medik.
3) Melakukan anamnesa yang mengarah kepada keluhan utama atau
penyakit yang berkaitan dengan prilaku hidup bersih dan sehat.
4) Melakukan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan atas
dasar indikasi.
5) Mencatat semua hasil anamnesa dan pemeriksaan di catatan medik
pasien.
6) Menganalisa hasil pemeriksaan maupun hasil anamnesa untuk
menentukan intervensi terhadap prilaku yang berkaitan dengan
penyakit.
7) Memberikan cara tatalaksana yang berkaitan dengan prilaku untuk
menjaga agar penyakit yang dideritanya biar sembuh terkendali dan
mencegah komplikasi.
8) Memberikan anjuran/saran secara tertulis kepada pasien/keluarganya
mengenai hal-hal yang harus dilakukan di rumah untuk membantu
proses penyembuhan/pemulihan kondisi penyakit.
9) Mencatat semua hasil kegiatan ke dalam buku catatan kerja dan
melaporkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Petugas Apotik/Farmasi
1) Menyampaikan salam dan memberitahukan agar pasien menunjukkan
dan menyerahkan bukti/resep pengambilan obat.
2) Mencocokkan identitas pasien dengan identitas resep yangdiserahkan
maupun yang ada pada system computer (SIK).
3) Mempersilakan kepada pasien agar menunggu di tempat yang telah
tersedia selama proses pengambilan/peracikan obat.
4) Melakukan pengecekkan dan pengambilan obat sesuai dengan resep.
5) Menginformasikan kepada dokter kalau ada obat yang diminta
Melalui resep tidak tersedia atau tersedia dengan merk dagang
lain,agar mendapatkan informasi untuk penggantian item obat pada
resep.
42
6) Menuliskan nama,tanggal dan aturan pakai pada pembungkusatau
tempat obat dengan jelas.
7) Melakukan pemanggilan kepada pasien yang obatnya sudah siap untuk
diserahkan.
8) Memberikan penjelasan kepada pasien/keluarganya tentang cara
pemakaian obat dan dimohon untuk segera kontrol apabila terjadi
gangguan yang dirasakan akibat obat.
9) Menyampaikan salam dan permohonan maaf apabila terjadi
keterlambatan di dalam pemberian pelayanan.
10) Melakukan pengelolaan terhadap kertas/dokumen resep sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
11) Melaksanakan tugas pencatatan dan pelaporan terhadap barang dan
obat baik harian maupun bulanan pada setiap jenjang (kartu stok,buku
catatan obat),dan administrasi lainnya seperti keuangan.
Petugas Catatan Medik/RM
1) Menerima dan mengkonfirmasi kembali semua buku/status catatan
medik sesuai dengan jumlah pasien yang dilayani.
2) Mengedit semua buku/status catatan medik sesuai dengan standar
tatalaksana.
3) Menempatkan kembali buku/status catatan medik sesuai dengan aturan
yang telah disepakati untuk memudahkan pencarian dan penemuan di
saat pasien itu control kembali.
4) Melakukan pengelolaan terhadap buku/status catatan medik yang
merupakan dokumen penting,sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB VI
PROYEKSI KEUANGAN LIMA TAHUNAN
43
Arus kas menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode akuntansi.
Proyeksi ini dilihat dari tiga sisi yaitu dari aktivitas operasional, pembiayaan dan
investasi.Adapun tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang arus kas
masuk,maupun arus kas keluar dari organisasi Puskesmas.Untuk penyajian arus kas ini
digunakan metode langsung,dan disajikan dalam bentuk matriks pada Bab VII sub
7.6Matriks Proyeksi Anggaran UPT Puskesmas X Periode 2011 – 2015, pada halaman
55sampai dengan halaman 58.
44
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis UPT Puskesmas X tahun 2011 - 2015 adalah dokumen
perencanaan 5 (lima) tahunan yang merupakan salah satu persyaratan administratif unit
kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) yang akan menerapkan PPK-BLUD
disamping persyaratan administratif lainnya.
Renstra bisnis BLUD ini merupakan penjabaran dari visi,misi dan program UPT
Puskesmas X yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Tabanan 2008-2013,Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabanan 2008-2013.
Rencana Strategis Bisnis UPT Puskesmas X tahun 2011 - 2015 diharapkan dapat
dijadikan sebagai :
1. Salah satu persyaratan administratif yang harus dibuat sebagai bahan
usulan dalam menuju PPK-BLUD
2. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Bisnis Anggaran BLUD (RBA-BLUD)
tahunan dan evaluasi kerja.
3. Pedoman perencanaan pembangunan kesehatan yang mempunyai
sinergisitas,keterpaduan dan sinkronisasi dengan rencana pembangunan di Kabupaten
Tabanan.
4. Bahan evaluasi oleh Tim Penilai dan Tim Pengawas BLUD Kabupaten Tabanan di
dalam menentukan arah kebijakan kepada Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD.
Seperti diketahui bahwa kesehatan adalah hak setiap warga Negara dengan
demikian masyarakat mulai lebih mengetahui akan hak dan kewajibannya selaku warga
Negara.Aparatur pemerintah dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai
penyelenggara pemerintahan,pembangunan dan pelayanan masyarakat dituntut untuk
memainkan peran yang lebih optimal khususnya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Masyarakat telah memandang bahwa pelayanan yang baik adalah haknya,oleh
karena itu pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah bukan sekadar dalam rangka
pelaksanaan kewajiban saja seperti yang terjadi di masa lampau.
63
UPT Puskesmas di era reformasi ini harus bisa tumbuh dan berkembang.Untuk
dapat tumbuh dan berkembang maka perlu diupayakan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan UPT Puskesmas yang berkesinambungan sesuai kebutuhan masyarakat sebagai
pelanggan (costumers).
Langkah strategis perlu ditempuh dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pelayanan,dengan cara memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada unit
pelayanan seperti UPT Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk melaksanakan manajemen pelayanan dan
pengelolaan keuangan secara mandiri diantaranya dengan menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
BUPATI TABANAN,
64