Dengan memanjatkan Puji dan syukur dan atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Kuasa, Rencana Strategis UPT. Puskesmas Doko tahun 2016–2021 telah
selesai disusun.
Dokumen Rencana Strategis ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggaraan
kegiatan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya secara
umum selama kurun waktu perencanaan yaitu tahun 2016 – 2021 sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masing – masing.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini . Kami menyadari bahwa
rencana strategis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik sebagai upaya kita bersama
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.
A. Latar Belakang
Tujuan
1. Menjabarkan visi, misi, program kerja puskesmas ke dalam program
kegiatan untuk periode waktu 2016 – 2021.
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ).
3. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan
instrument pengendalian, pengawasan dan evaluasi program kegiatan
guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan.
C. Landasan Hukum
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika rencana strategis adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, landasan hokum
Bab . Tugas Pokok dan Fungsi UPT. Puskesmas Doko
Bab ini berisi tentang struktur organisasi , susunan
kepegawaian
dan kelengkapan, tugas pokok dan fungsi UPT. Puskesmas
Doko serta upaya kesehatan yang dilaksanakan.
Bab I. Gambaran Pelayanan UPT. Puskesmas Doko
Bab ini berisi tentang gambaran umum puskesmas, kinerja
pelayanan kesehatan (capaian indicator SPM bidang
Kesehatan )
dan status kesehatan di wilayah kerja UPT. Puskesmas
Doko .
Bab IV. Isu – Isu Strategis
Bab ini berisi tentang kendala eksternal, kendala internal,
peluang eksternal, peluang internal serta rumusan
permasalahan strategis UPT. Puskesmas Doko .
V. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Bab Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Bab ini berisi tentang Visi, Misi, Sasaran, Strategi dan
Kebijakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk tahun 2016 –
2021.
Bab VI. Program, Kegiatan , Indikator Kinerja
Bab ini berisi tentang program, kegiatan dan indicator kinerja
kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Bab V. Penutup
Lampiran
Pada Lampiran ini berisikan Program Kerja Tahunan UPT. Puskesmas Doko
tahun 2016 – 2021.
BAB 2
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS DOKO
A. STRUKTUR ORGANISASI
a. Kepala Puskesmas
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Pelaksana Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
d. Pelaksana Unit Promosi Kesehatan
e. Pelaksana Unit Kesehatan Ibu dan Anak-Keluarga Berencana
f. Pelaksana Unit Kesehatan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat
g. Puskesmas Pembantu
h. Ponkesdes
a. Berdasarkan Pendidikan
e. Pembiayaan Kesehatan
Untuk meningkatkan
akses masyarakat miskin
terhadap pelayanan kesehatan,
Pemerintah telah
mengalokasikan dana untuk
pembiayaan pemeliharaan
kesehatan masyarakat miskin
melalui Program BPJS
Kesehatan ( BPJS). BPJS
diberikan kepada masyarakat
miskin yang masuk dalam daftar
kuota yang telah diusulkan dan
disahkan oleh Bupati.Yang Non
PBI mendaftar sendiri dan
menjadi peserta BPJS Mandiri,
BPJS digunakan untuk
membiayai pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif.
Sedangkan masyarakat
miskin yang tidak masuk kuota,
menjadi tanggungan Bupati dan
atau Pemerintah Daerah. Untuk
membiayai masyarakat miskin
non kuota maka Pemerintah
Kabupaten harus menyediakan
anggaran melalui Jaminan
Kesehatan Daerah
( Jamkesda ).
Selain itu, untuk
pelaksanaan kegiatan rutin di
Puskesmas, Pemerintah Daerah
mengalokasikan anggaran
melalui APBD yang disahkan
oleh DPRD dengan rincian
kegiatan yang telah ditetapkan.
Mulai tahun 2010,
pemerintah pusat meluncurkan
Bantuan Operasional Kesehatan
yaitu Dana dukungan / bantuan
kepada pemerintah daerah
dalam melaksanakan SPM
Bidang Kesehatan untuk
pencapaian MDGs Bidang
Kesehatan tahun 2015 melalui
peningkatan kinerja Puskesmas
dan jaringannya seta Poskesdes
dan Posyandu dalam
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Pemanfaatan dana BOK di Kab.
Blitar telah diatur melalui Surat
Keputusan Bupati Blitar.
Pemerintah juga
melakukan suatu terobosan
dalam upaya menurunkan AKI
dan AKB yang masih tinggi
melalui Jaminan Persalinan
( Jampersal ) dengan maksud
untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap persalinan
yang sehat dan aman bagi
semua ibu hamil dan bersalin
yang belum memiliki jaminan
pembiayaan kesehatan lainnya.
Dengan program jampersal ini
diharapkan bahwa masyarakat
mendapat pelayanan kesehatan
secara mandiri dan berkeadilan
yang mana semua ibu hamil dan
bersalin mendapat jaminan
pembiayaan untuk
persalinannya dan dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk persalinannya.
Pembiayaan yang
diberikan pada pelayanan
kesehatan tingkat pertama
( Puskesmas ) meliputi :
1. Perawatan selama kehamilan
dengan resiko
2. Persalinan normal di fasilitas
kesehatan
3. Persalinan di rumah sakit
4. Rumah tunggu
5. Transportassi dan
Pendamping
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat , yang
keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas. Meliputi :
2. Upaya Kesehatan
Pengembangan
BAB 3
GAMBARAN PELAYANAN UPT.
PUSKESMAS DOKO
I. GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Umum
Puskesmas Doko berada diatas
sebidang tanah seluas 6000 M2.
milik Pemkab di jalan Sersan Toyib
Desa Suru, Kec. Doko, Kab. Blitar .
Terletak di lereng Gunung
Kawi,Sebelah Timur Utara Kota
Blitar..
Puskesmas Doko termasuk
wilayah Kecamatan Doko
Kabupaten Blitar dengan batas-
batas :
Sebelah
Utara :Kabuaten Malang
Sebelah
Selatan :KecamatanKes
amben,Kecamatan
Selopuro
Sebelah Barat :
Kecamatan Wlingi
Sebelah
Timur :Kecamatan
Kesamben
Luas wilayah
Puskesmas Doko :
2.597,748 Ha. Meliputi
10 desa binaan yaitu :
- Desa Suru
- Desa Doko
- Desa Genengan
- Desa Slorok
- Desa Sidorejo
- Desa Plumbangan
- Desa Sumberurip
- Desa Kalimanis
- Desa Resapombo
Keadaan Tenaga
Masalah yang dihadapi dalam
hal ketenagaan adalah kurangnya
tenaga administrasi, dokter umum,
dokter gigi, rekam medis, tenaga sopir.
Upaya pemenuhan kebutuhan adalah
melalui pengusulan penambahan
sumber daya manusia sesuai
kebutuhan dan kualifikasi pendidikan ke
Dinas Kesehatan Kab. Blitar tiap
tahunnya.
KINERJA PELAYANAN KESEHATAN
: 100%
2. Cakupan pemeriksaan
kesehatan berkala pada
siswa SD/MI : 100%
3. Cakupan pemeriksaan
kesehatan berkala pada
siswa SLTP/ MTS : -
f. Upaya kesehatan
Lingkungan
1. Institusi yang dibina: 100%
2. Rumah Sehat Desa: 48,71%
3. Cakupan keluarga dengan
sumber air minum terlindung:86,09%
4. Cakupan rumah yang
memiliki jamban sehat: 70,63%
5. Rumah yang mempunyai
SPAL: 58,25%
6. Rumah yang memilki tempat
sampah: 100%
7. Rumah / bangunan bebas
jentik nyamuk Aedes: 95,65%
8. Tempat umum yang
memenuhi syarat : 100%
9. Tempat umum pengolahan
makanan yang memenuhi syarat:
88,89%
h. Kegiatan lain-lain
1. Cakupan penduduk yag
menjadi peserta jaminan
pemeliharaan kesehatanpra
bayar: 0,90%
2. Cakupan jaminan
pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin
danmasyarakat rentan :
100%
3. Cakupan kegiatan kelas ibu:
2 desa dengan peserta 10
orang / desa
A. KENDALA
1.Peluang Eksternal
a. Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan
yaitu :
1. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan
bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, ayat
(2) menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan,
ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Berkaitan dengan Undang – Undang
Dasar 1945 tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Undang –
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa
Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan
iuran sebagai peserta kepada badan Penyelenggara Jaminan
Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan iuran sebagaimana
dimaksud ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
Peraturan perundangan tersebut merupakan peluang untuk
mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan.
2. Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah
Daerah terhadap bidang kesehatan yaitu : Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah pasal 13 ayat
(1) e, yang menyebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan
merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah terutama pasal 2 ayat (3), bahwa Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka
pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi,
dan Tugas Pembantuan. Kemudian dalam pelaksanaan kedua
undang – undang tersebut dijabarkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
2. Peluang Internal
a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan
mencukupi.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan dengan baik sesuai dengan
perencanaan kegiatan baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat.
c. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalam jenis dan jumlahnya.
d. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan
pembangunan keshatan baik melalui Pemerintah Kabupaten
( APBD,Jamkesda ), Pemerintah Pusat ( DAK , BOK, BPJS/Jampersal).
e. Keberadaan Pos Kesehatan Desa ( PKD ) memberikan kemudahan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
f. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi, misi, terarah dan terukur
g. Akreditasi Puskesmas,adalah perbaikan kwalitas puskesmas,admen,Ukp
dan UKM,yang diharapkan berdampak perbaikan mutu pelayanan
dankeselamatan pasien.
C. RUMUSAN PERMASALAHAN
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas, maka permasalahan yang dihadapi Puskesmas
Doko adalah :
1. Meskipun pada tahun 2015 tidak ditemukan adanya kematian ibu, namun
masih tetap menjadi persoalan utama sebab angka kematian ibu di tingkat
kabupaten masih sangat tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan,
kematian ibu lebih banyak disebabkan o`leh penyakit yang bukan akibat
langsung kehamilan namun telah ada sebelum kehamilan. Ini perlu
mendapat perhatian bagi pemberi pelayanan bagi ibu hamil terutama
dalam penapisan resiko yang ada bukan saja yang berkaitan langsung
dengan kehamilannya namun juga terhadap penyakit penyerta lainnya
yang diderita. Permasalahan lain yang juga dapat berpotensi
menimbulkan kematian ibu adalah perilaku dari ibu maupun lingkungan
keluarganya yang seringkali menolak bila dibutuhkan rujukan baik selama
masa kehamilan, persalinan maupun nifas.
2. Angka kematian bayi menunjukkan adanya peningkatan. Terdapat 5 kasus
kematian bayi dengan penyebab kematian yaitu asfiksi 2 kasus, BBLR 1
kasus, BBLSR 1 kasus dan kelainan kongenital 1 kasus.
3. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih
tinggi. Terutama kewaspadaan pada penduduk pendatang yang
membawa penyakit DBD, malaria, HIV/AIDS. Khusus untuk wilayah
Puskesmas Doko penyakit kusta masih menjadi perhatian karena selalu
ditemukan kasus baru tiap tahunnya. Disisi lain angka kesakitan dan
kematian pada beberapa penyakit tidak menular dan degeneratif seperti
DM, kardiovaskular dan kanker cenderung mengalami peningkatan.
4. Kesadaran masyarakat khususnya ibu balita untuk menimbangkan
anaknya ke Posyandu masih sangat rendah hal ini ditunjukkan dengan
masih rendahnya cakupan D/S. Rendahnya cakupan kunjungan balita ini
dapat berakibat tidak terpantaunya status gizi balita secara keseluruhan
yang dapat berdampak adanya kasus balita dengan gizi buruk maupun
gizi kurang yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
5. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah. Cakupan rumah sehat
masih rendah. Cakupan sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga,
cakupan sarana pembuangan air limbah ( SPAL ) masih rendah .
6. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah.
Kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar belum membudaya, kebiasaan merokok masih tinggi,
perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah, kegiatan
Pemberantasan sarang Nyamuk secara berkala belum membudaya.
7. Sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum
berkembang, sebagian besar masyarakat belum memiliki jaminan
kesehatan diantaranya dana sehat melalui desa siaga belum mendapat
dukungan seluruh masyarakat. Masih ditemukannya pemberian jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tepat sasaran.
8. Partisipasi / peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
masih rendah diantaranya posyandu, PSN, pengembangan desa siaga
belum dilaksanakan secara mandiri masih bergantung pada Puskesmas.
Motivasi masyarakat sebagai kader posyandu masih sangat rendah,
belum adanya regenerasi kader posyandu.
9. Pelaksanaan upaya promosi kesehatan belum optimal terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dikarenakan sarana
media penyuluh yang belum memadai sehingga kurang menarik minat
masyarakat untuk mengikuti kegiatan.
10. Sistem penganggaran belum optimal karena turunnya anggaran yang
tidak pada awal tahun sehingga menyulitkan dalam administrasi dan
kelengkapannya. Dalam penganggaran terkadang belum sepenuhnya
sesuai dengan prioritas program, ada beberapa program penting yang
belum teranggarkan sehingga tidak dapat terlaksana dengan baik.
BAB V
A. VISI
D. SASARAN
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh Puskesmas Doko dalam jangka waktu dua tahun
terakhir. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan
strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur dan menantang
namun dapat dicapai. Berdasarkan hal tersebut diatas, Pukesmas Doko
Kabupaten Blitarmenetapkan sasaran sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit serta KLB
2. Terciptanya lingkungan hidup yang sehat
3. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan.
4. Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat.
5. Terwujudnya manajemen pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan
yang baik.
6. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata terutama permasalahan kesehatan pada
masyarakat miskin dan masyarakat rentan.
7. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan
di Puskesmas melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan
pengembangan profesionalisme.
8. Terwujudnya sistem informasi kesehatan yang terpadu dan akurat untuk
pemanfaatan pengambilan keputusan.
9. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan melalui BPJS/jampersal
dan jamkesda.
10. Terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja .
E. STRATEGI
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang
akan dilaksanakan pada priode 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis
masyarakat
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa
siaga dan peningkatan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi ) dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit dan Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pengembangan pengelolaan air minum / bersih , pembuangan air
limbah, jamban keluarga dan pembuangan sampah dengan pendekatan
berbasis masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna.
4. Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian
makanan tambahan dan suplemen ( vitamin ) dan peningkatan keluarga
sadar gizi.pembuatanpos gizi untuk menemukan,mengobati dan
mencegah gizi buruk.
5. Meningkatkan pembinaan terhadap penggunaan obat yang rasional di
lingkup pelayanan Puskesmas.
6. Memenuhi kebutuhan sarana, prasarana termasuk sumber daya
manusia , obat- obatan dan perbekalan kesehatan di pelayanan
kesehatan.
7. Meningkatkan manajemen Puskesmas
8. Meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan.
9. Menerapkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai
dengan Prosedur yang telah disusun.
10. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang lengkap, akurat
sebagai dasar pengambilan keputusan.
11. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pengembangan dan
pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas.
F. KEBIJAKAN
F. Upaya Pengobatan
1. Cakupan pelayanan kesehatan remaja : 80 %
- Pemberian tablet tambah darah Fe kepada remaja putri tingkat
SLTP dan sederajat sejumlah 10 tab tiap bulannya.
2. Cakupan kunjungan rawat
jalan a. Tahun 2016 : 40 %
b. Tahun 2021 : 50 %
3. Ketersediaan jenis dan jumlah obat essensial : 100 % setiap tahun
4. Ketersediaan jenis dan jumlah obat generik : 100 % setiap tahun
5. Penulisan resep obat generik 100 % setiap tahunnya
a. Tahun 2016 : 15 %
b. Tahun 2021 : 80 %