Anda di halaman 1dari 64

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan syukur dan atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Kuasa, Rencana Strategis UPT. Puskesmas Doko tahun 2016–2021 telah
selesai disusun.
Dokumen Rencana Strategis ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggaraan
kegiatan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya secara
umum selama kurun waktu perencanaan yaitu tahun 2016 – 2021 sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masing – masing.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini . Kami menyadari bahwa
rencana strategis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik sebagai upaya kita bersama
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.

Doko, Desember 2016


Kepala UPT. Puskesmas Doko

dr. Yudia Supadini


NIP. 196703032002122004
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab


menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan
strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan
wajib merupakan upaya kesehatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh
puskesmas di seluruh Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling
besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui pendekatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) , serta merupakan kesepakatan global
maupun nasional.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana,
Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
serta Pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di wilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan kemampuan
puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Gigi dan Mulut,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut dan Pengobatan Tradisional.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat ,
keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas
harus melaksanakan kegiatan manajemen dengan baik. Manajemen
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis
untuk menghasilkan luaran ( output ) puskesmas secara efektif dan efisien.
Kegiatan manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan
tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan puskesmas tersebut , maka
Puskesmas Doko menyusun Rencana Strategi ( Renstra ) sebagai kerangka
acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas guna
pencapaian program, sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun ke
depan (2016 – 2021).
Dengan berpedoman pada renstra maka diharapkan semua kegiatan akan
lebih terencana , lengkap dan akurat sehingga dapat mencapai target baik
dalam kualitas maupun kuantitas program kegiatan serta memenuhi kebutuhan
dan harapan masyarakat pada umumnya. Penyusunan renstra ini mengacu
pada Sistem Kesehatan Nasional, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan,
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. JawaTimur dan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Adapun penetapan kegiatan dalam renstra
didasarkan pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) Bidang
Kesehatan.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud
1. Menjabarkan gambaran umum dan upaya kesehatan Puskesmas Doko
dalam rangka mewujudkan visi dan misi Puskesmas.
2. Mewujudkan keterpaduan arah , strategi , keselarasan program dan
kegiatan sesuai dengan target dan sasaran yang ditetapkan.
3. Sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan operasionalisasi kegiatan
Puskesmas guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan secara
terpadu, terarah dan terukur.
4. Adanya tolok ukur sebagai bahan evaluasi kinerja tahunan program
kegiatan Puskesmas Doko .

Tujuan
1. Menjabarkan visi, misi, program kerja puskesmas ke dalam program
kegiatan untuk periode waktu 2016 – 2021.
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ).
3. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan
instrument pengendalian, pengawasan dan evaluasi program kegiatan
guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan.
C. Landasan Hukum

1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 ).
2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah
( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 124, tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437).
3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara tahun 2004 Nomor 126, tambahan Lembaran Negara Nomor
4438).
4. Undang – Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 ( Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33 , tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK//2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2010 – 2014
10. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang P
uskesmas.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/V/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota.
12. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas,KlinikPratama,Tempat praktek Mandiri Dokter,Dan Tempat
Praktek Mandiri Dokter Gigi
13. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 44 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika rencana strategis adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, landasan hokum
Bab . Tugas Pokok dan Fungsi UPT. Puskesmas Doko
Bab ini berisi tentang struktur organisasi , susunan
kepegawaian
dan kelengkapan, tugas pokok dan fungsi UPT. Puskesmas
Doko serta upaya kesehatan yang dilaksanakan.
Bab I. Gambaran Pelayanan UPT. Puskesmas Doko
Bab ini berisi tentang gambaran umum puskesmas, kinerja
pelayanan kesehatan (capaian indicator SPM bidang
Kesehatan )
dan status kesehatan di wilayah kerja UPT. Puskesmas
Doko .
Bab IV. Isu – Isu Strategis
Bab ini berisi tentang kendala eksternal, kendala internal,
peluang eksternal, peluang internal serta rumusan
permasalahan strategis UPT. Puskesmas Doko .
V. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Bab Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Bab ini berisi tentang Visi, Misi, Sasaran, Strategi dan
Kebijakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk tahun 2016 –
2021.
Bab VI. Program, Kegiatan , Indikator Kinerja
Bab ini berisi tentang program, kegiatan dan indicator kinerja
kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Bab V. Penutup

Lampiran
Pada Lampiran ini berisikan Program Kerja Tahunan UPT. Puskesmas Doko
tahun 2016 – 2021.
BAB 2
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS DOKO

A. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor Tahun tentang


Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPT. Puskesmas Kabupaten
Blitar, disebutkan bahwa Susunan Organisasi Puskemas Perawatan / Non
Perawatan terdiri dari :

a. Kepala Puskesmas
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Pelaksana Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
d. Pelaksana Unit Promosi Kesehatan
e. Pelaksana Unit Kesehatan Ibu dan Anak-Keluarga Berencana
f. Pelaksana Unit Kesehatan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat
g. Puskesmas Pembantu
h. Ponkesdes

B. SUSUNAN KEPEGAWAIAN DAN KELENGKAPAN

Sumber Daya Manusia


Jumlah seluruh karyawan Puskesmas Doko adalah 30 orang terdiri dari
24 PNS ,1PTT, 2 Ponkesdes, dan 3 K2

a. Berdasarkan Pendidikan

1. S1 Dokter umum : 1 orang


2. S1 Dokter Gigi : 1orang
3. S1 Keperawatan :1 orang
4. D3 Keperawatan : 5 orang
5. D3 Laborat : 2 orang
6. D3 Analis Farmasi : 1 orang
7. D3 Kebidanan : 10 orang
8. D3 Analis Kesehatan:1 orang
9. SPK : 2 orang
10. SMA : 8 orang
b. Berdasarkan Golongan :
 Golongan IV A : 1 orang
 Golongan IC : 6 orang
 Golongan IB : 3 orang
 Golongan IA : 1 orang
 Golongan D : 1 orang
 Golongan C : 4 orang
 Golongan A : 1 orang

c. Berdasarkan Unit Pelaksana :


 Dokter Umum :1
orang
 Dokter gigi :1
orang
 Tata usaha :1
orang
 Perawat :6
orang
 Perawat Gigi :0
orang
 Bidan Puskesmas :1
orang
 Bidan Desa :9
orang
 Petugas Gizi :1
orang
 Petugas Imunisasi :1
orang
 HS :2
orang
 Petugas Promkes :1
orang
 Pengelola Keuangan BOK) :1
orang
 Administrasi :7
orang
 Petugas Kebersihan :1
orang
 Pembantu perawat :1
orang
d. Sarana dan Prasarana
Puskesmas Doko

N Jenis Sarana Jumlah Keterangan / Kondisi


o
1. Puskesmas Induk 1 Baik
2. Puskesmas Pembantu 3 Baik : 3
3. Poskesdes 7  Ds. Suru, Ds. Sumberurip, Ds. Sidorejo, Ds.
Kalimanis, Ds. Doko: Rusak sedang sampai
berat
 Ds. Genengan dan Ds. Jambepawon: Baik
4. Ambulance 2 Baik
5. Sepda motor 8 Rusak berat : 1
Rusak sedang : 1
Baik :6

e. Pembiayaan Kesehatan
Untuk meningkatkan
akses masyarakat miskin
terhadap pelayanan kesehatan,
Pemerintah telah
mengalokasikan dana untuk
pembiayaan pemeliharaan
kesehatan masyarakat miskin
melalui Program BPJS
Kesehatan ( BPJS). BPJS
diberikan kepada masyarakat
miskin yang masuk dalam daftar
kuota yang telah diusulkan dan
disahkan oleh Bupati.Yang Non
PBI mendaftar sendiri dan
menjadi peserta BPJS Mandiri,
BPJS digunakan untuk
membiayai pelayanan kesehatan
yang bersifat kuratif.
Sedangkan masyarakat
miskin yang tidak masuk kuota,
menjadi tanggungan Bupati dan
atau Pemerintah Daerah. Untuk
membiayai masyarakat miskin
non kuota maka Pemerintah
Kabupaten harus menyediakan
anggaran melalui Jaminan
Kesehatan Daerah
( Jamkesda ).
Selain itu, untuk
pelaksanaan kegiatan rutin di
Puskesmas, Pemerintah Daerah
mengalokasikan anggaran
melalui APBD yang disahkan
oleh DPRD dengan rincian
kegiatan yang telah ditetapkan.
Mulai tahun 2010,
pemerintah pusat meluncurkan
Bantuan Operasional Kesehatan
yaitu Dana dukungan / bantuan
kepada pemerintah daerah
dalam melaksanakan SPM
Bidang Kesehatan untuk
pencapaian MDGs Bidang
Kesehatan tahun 2015 melalui
peningkatan kinerja Puskesmas
dan jaringannya seta Poskesdes
dan Posyandu dalam
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Pemanfaatan dana BOK di Kab.
Blitar telah diatur melalui Surat
Keputusan Bupati Blitar.
Pemerintah juga
melakukan suatu terobosan
dalam upaya menurunkan AKI
dan AKB yang masih tinggi
melalui Jaminan Persalinan
( Jampersal ) dengan maksud
untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap persalinan
yang sehat dan aman bagi
semua ibu hamil dan bersalin
yang belum memiliki jaminan
pembiayaan kesehatan lainnya.
Dengan program jampersal ini
diharapkan bahwa masyarakat
mendapat pelayanan kesehatan
secara mandiri dan berkeadilan
yang mana semua ibu hamil dan
bersalin mendapat jaminan
pembiayaan untuk
persalinannya dan dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk persalinannya.
Pembiayaan yang
diberikan pada pelayanan
kesehatan tingkat pertama
( Puskesmas ) meliputi :
1. Perawatan selama kehamilan
dengan resiko
2. Persalinan normal di fasilitas
kesehatan
3. Persalinan di rumah sakit
4. Rumah tunggu
5. Transportassi dan
Pendamping
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dalam Keputusan Menteri


Kesehatan RI Nomor 128 / MENKES
/ SK // 2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa fungsi
Puskesmas adalah :
1. Pusat Penggerak Pembangunan
Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama
a. Pelayanan Kesehatan
Perorangan
b. Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten / kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Dalam Peraturan Bupati Blitar
Nomor xx tahun XXX tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pusat Kesehatan Masyarakat Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar,
disebutkan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas pokok pelayanan,
pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat di wilayah
kerjanya. Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut , Puskesmas
mempunyai fungsi :
a. Pelayanan upaya kesehatan meliputi
Kesehatan ibu dan anak, KB,
perbaikan Gizi , perawatan
kesehatan masyarakat , pencegahan
, pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan
lingkungan, PKM, Usaha Kesehatan
Sekolah, olah raga, pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena
kecelakaan, kesehatan gigi dan
mulut, laboratorium sederhana ,
upaya kesehatan kerja serta usia
lanjut, upaya kesehatan jiwa, mata,
khusus lainnya dan pencatatan serta
laporannya.
b. Pembinaan upaya kesehatan , peran
serta masyarakat, koordinasi semua
upaya kesehatan, sarana pelayanan
kesehatan, pelaksanaan rujukan
medik, pembentukan sarana dan
pembinaan teknis kepada
puskesmas pembantu, poliklinik
kesehatan desa, unit pelayanan
kesehatan swasta serta kader
pembangunan kesehatan.

c. Pengembangan upaya kesehatan


dalam hal pengembangan kader
pembangunan bidang kesehatan di
wilayah, pengembangan kegiatan
swadaya masyarakat.
d. Pengelolaan ketatausahaan

Penjabaran tugas pokok pada masing –


masing unit adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas :
a. Memberikan pelayanan ,
pembinaan dan
pengembangan upaya
kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat di
wilayah kerjanya
b. Melaksanakan pelayanan
upaya kesehatan meliputi
Kesehatan Ibu dan anak, KB,
perbaikan gizi, perawatan
kesehatan masyarakat,
pencegahan dan
pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan
kesehatan lingkungan, PKM,
Usaha Kesehatan sekolah,
Olah raga, pengobatan
termasuk pelayanan darurat
karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut,
laboratorium sederhana,
upaya kesehatan kerja, upaya
kesehatan lanjut usia, upaya
kesehatan jiwa, dan
pencatatan serta
pelaporannya
c. Pembinaan upaya kesehatan,
peran serta masyarakat,
koordinasi semua upaya
kesehatan, sarana pelayanan
kesehatan, pelaksanaan
rujukan medik, pembentukan
sarana dan pembinaan teknis
kepada puskesmas
pembantu, poliklinik
kesehatan desa, unit
pelayanan kesehatan swasta
serta kader pembangunan
kesehatan.
d. Pengembangan upaya
kesehatan dalam hal
pengembangan kader
pembangunan bidang
kesehatan di wilayahnya,
pengembangan kegiatan
swadaya masyarakat
e. Melakukan upaya
pengelolaan ketatausahaan

2. Sub Bagian Tata Usaha :


a. Melaksanakan pengelolaan
administrasi kepegawaian.
b. Melaksanakan
penatausahaan keuangan
dan akuntansi puskesmas.
c. Melaksanakan pengelolaan
surat – surat dan hubungan
masyarakat.
d. Melaksanakan pengelolaan
perlengkapan, urusan umum
dan membuat perencanaan
serta pelaporan.
e. Melaksanakan tugas
kedinasan lain sesuai dengan
perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan
tugas.
3. Pelaksana Unit Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
a. Melaksanakan kegiatan dan
usaha untuk
menyelenggarakan tugas dan
kebijakan sesuai dengan
rencana yang telah
ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan
pembinaan teknis yang
meliputi segala penyehatan
lingkungan.
c. Melaksanakan kegiatan
pembinaan yang meliputi
segala usaha pelayanan dan
usaha pencegahan
pemberantasan penyakit
termasuk imunisasi.
d. Melaksanakan kegiatan
pengawasan , perkembangan
dan pemakaian alat – alat
kesehatan dan obat – obatan.
e. Melaksanakan pengawasan
yang meliputi segala usaha
dan kegiatan untuk
pengamanan dan
pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas
kedinasan lain sesuai dengan
perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan
tugas
4. Pelaksana Unit Kesehatan
Keluarga :
a. Melaksanakan kegiatan dan
usaha untuk
menyelenggarakan tugas dan
kebijakan sesuai dengan
rencana yang telah
ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan
pembinaan teknis yang
meliputi segala usaha
pelayanan ibu dan anak dan
keluarga berencana serta
lansia.
c. Melaksanakan kegiatan
pembinaan yang meliputi
segala usaha dan kegiatan
untuk melaksanakan
pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi
dalam masyarakat.
d. Melaksanakan pengawasan
yang meliputi segala usaha
kegiatan untuk pengamanan
dan pelaksanaan tugas.
e. Melaksanakan tugas
kedinasan lain sesuai dengan
perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan
tugas.
5. Pelaksana Unit Pemulihan
Kesehatan :
a. Melaksanakan kegiatan dan
usaha untuk
menyelenggarakan tugas dan
kebijakan sesuai dengan
rencana yang telah
ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan
pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena
kecelakaan, kesehatan gigi
dan mulut.
c. Melaksanakan koordinasi
kegiatan atas semua
kebutuhan pelayanan medis.
d. Melaksanakan pengawasan
yang meliputi segala usaha
kegiatan untuk pengamanan
dan pelaksanaan tugas.
e. Melaksanakan tugas
kedinasan lain sesuai dengan
perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan
tugas.

6. Pelaksana Unit Kesehatan


Lingkungan dan Peran Serta
Masyarakat
a. Melaksanakan kegiatan dan
usaha untuk
menyelenggarakan tugas dan
kebijakan sesuai dengan
rencana yang telah
ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan
kesehatan lingkungan , usaha
kesehatan sekolah dan olah
raga, penyuluhan kesehatan
masyarakat, serta perawatan
kesehatan masyarakat yang
meliputi segala usaha dan
kegiatan pemberian informasi
kesehatan.
c. Melaksanakan kegiatan
penyuluhan dan bimbingan
teknis tenaga kesehatan non
medis / tradisional
d. Melaksanakan pembinaan
dan pengarahan peran serta
masyarakat dalam bidang
kesehatan lingkungan.
e. Melaksanakan pengawasan
yang meliputi segala usaha
kegiatan untuk pengamanan
dan pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas
kedinasan lain sesuai dengan
perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan
tugas.
7. Puskesmas Pembantu dan
Ponkesdes :
Membantu melakukan kegiatan
yang dilakukan puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil.
D. UPAYA KESEHATAN

Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat , yang
keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas. Meliputi :

a. Upaya Promosi Kesehatan


b. Upaya Kesehatan
Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan
Anak serta Keluarga
Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
Menular
f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan
Pengembangan

Adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dan disesuaikan
dengan kemampuan yang ada
di Puskesmas Doko meliputi :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Perawatan
Kesehatan Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Kesehatan Gigi dan
Mulut
e. Upaya Kesehatan Jiwa
( Rujukan )
f. Upaya Kesehatan Usia
Lanjut
g. Upaya Pembinaan
Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan


laboratorium kesehatan masyarakat serta
upaya pencatatan pelaporan tidak
termasuk pilihan karena ketiga upaya ini
merupakan pelayanan penunjang dari
setiap upaya wajib dan upaya
pengembangan Puskesmas

BAB 3
GAMBARAN PELAYANAN UPT.
PUSKESMAS DOKO

Gambaran tentang pelayanan


Puskesmas Doko meliputi kondisi
umum, upaya kesehatan yang
dilaksanakan, capaian kinerja dan
derajat kesehatan tahun 2015 ,
adalah sebagai berikut :

I. GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Umum
Puskesmas Doko berada diatas
sebidang tanah seluas 6000 M2.
milik Pemkab di jalan Sersan Toyib
Desa Suru, Kec. Doko, Kab. Blitar .
Terletak di lereng Gunung
Kawi,Sebelah Timur Utara Kota
Blitar..
Puskesmas Doko termasuk
wilayah Kecamatan Doko
Kabupaten Blitar dengan batas-
batas :

 Sebelah
Utara :Kabuaten Malang
 Sebelah
Selatan :KecamatanKes
amben,Kecamatan
Selopuro
 Sebelah Barat :
Kecamatan Wlingi
 Sebelah
Timur :Kecamatan
Kesamben
Luas wilayah
Puskesmas Doko :
2.597,748 Ha. Meliputi
10 desa binaan yaitu :

- Desa Suru

- Desa Doko

- Desa Genengan

- Desa Slorok

- Desa Sidorejo

- Desa Plumbangan

- Desa Sumberurip

- Desa Jambe Pawon

- Desa Kalimanis

- Desa Resapombo

1. Data Demografi (Sumber Data :


Statistik Kecamatan)
No Desa Luas wilayah Jumlah penduduk
(km2)
1. Doko 480.745 4265
2. Suru 501.950 4505
3. Slorok 476.564 5235
4. Genengan 355.250 2779
5. Jambepawon 345.750 2351
6. Sidorejo 1045 4483
7. Kalimanis 447.1 2981
8. Resapombo 12.443 9737
9. Sumberurip 1.690 5276
10 Plumbangan 655.155 5183
.
Jumlah 46795
Jumlah penduduk wilayah
Puskesmas Doko tahun 2015
sebanyak 46.795 jiwa, terdiri dari
laki – laki dan 22.815 perempuan
23.980.

Sarana Kesehatan dan Sumber Daya


Sarana kesehatan yang terdapat
di wilayah kerja Puskesmas Doko
adalah : 1 Puskesmas induk, unit
Puskesmas Pembantu, 1 unit mobil
puskesmas keliling, 6 unit Pos
Kesehatan Desa, 10 Desa Siaga, 64
Posyandu ,28 posyandu lansia,48
kelompok olah raga,152 Batra, 442
orang kader posyandu terlatih,kader
lansia 40 orang.

Keadaan Tenaga
Masalah yang dihadapi dalam
hal ketenagaan adalah kurangnya
tenaga administrasi, dokter umum,
dokter gigi, rekam medis, tenaga sopir.
Upaya pemenuhan kebutuhan adalah
melalui pengusulan penambahan
sumber daya manusia sesuai
kebutuhan dan kualifikasi pendidikan ke
Dinas Kesehatan Kab. Blitar tiap
tahunnya.
KINERJA PELAYANAN KESEHATAN

Capaian indikator kinerja Puskesmas


Doko tahun 2016 yang merujuk pada
Standar Pelayanan Minimal meliputi :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Serta Keluarga Berencana
1. Cakupan kunjungan ibu hamil
K4 :
90,19%
2. Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
: 103,56%
3. Ibu hamil resiko tinggi dan
komplikasi yang ditangani
: 73,58%
4. Cakupan kunjungan neonatus
: 99,23%
5. Cakupan kunjungan bayi
:
104,56%
6. Jumlah bayi lahir dengan BBLR
: 1,53%
7. Cakupan bayi berat badan lahir
rendah /BBLR yang ditangani :
100%
8. Cakupan deteksi dini tumbuh
kembang anak balita dan
prasekolah: 96,68%
9. Cakupan peserta KB aktif
:
77,91%
10. Neonatal resiko tinggi /
komplikasi yang ditangani
: 68,97%

b. Upaya Kesehatan Sekolah


1. Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SD dan
setingkat oleh tenaga terlatih/
guru UKS/ dokter kecil

: 100%
2. Cakupan pemeriksaan
kesehatan berkala pada
siswa SD/MI : 100%
3. Cakupan pemeriksaan
kesehatan berkala pada
siswa SLTP/ MTS : -

c. Upaya Perbaikan Gizi


Masyarakat
1. Cakupan pelayanan
kesehatan remaja:100%
2. Kecamatan bebas rawan
gizi:100%
3. Balita yang datang dan
timbang (D/S):68,87%
4. Balita yang naik berat
badannya (N/D) :73,60%
5. Balita Bawah Garis Merah
(BGM): 3,20%
6. Cakupan bayi ( 6 – 11
bulan ) mendapat kapsul
vitamin A 1 kali pertahun :
100%
7. Cakupan anak balita (12-59
bulan) mendapat kapsul
vitamin A 2 kali pertahun:
100%
8. Cakupan ibu nifas mendapat
kapsul vitamin A: 103,56%
9. Cakupan ibu hail mendapat
90 tablet Fe: 88,68%
10. Cakupan pembrian MP-ASI
pada anak bayi BGM
keluarga miskin:....%
11. Balita gizi buruk mendapat
perawatan: %
12. Rumah tangga dengan
garam beryodium baik:
80,95%
13. Keluarga sadar gizi: 10,53%
d. Upaya Pengobatan,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia
Lanjut
2. Cakupan kunjungan rawat
jalan: 870
3. Sarana kesehatan dengan
kemampuan pelayanan
gawat darurat yang dapat
diakses masyarakat: 100%
4. Cakupan pelayanan
ganguan jiwa disarana
kesehatan: 35
5. Cakupan pelayanan
kesehatan usia lanjut:
90,21%

e. Upaya Pemberantasan dan


Pencegahan Penyakit Menular
1. Desa / kelurahan mengalami
KLB yang ditangani < 24
jam: 100%
2. Cakupan desa / Kelurahan
UCI: 100%
3. Acute Flacid Paralysis (AFP)
rate per 100.000 penduduk <
15 th:43,27 per 100.000
penduduk < 15 tahun
4. Kesembuhan penderita TBC
BTA (+) ( CR / Cure rate):
100%
5. Penemuan kasus TBC BTA
positif ( CDR / Case
Detection Rate) : 93,33 %
6. Cakupan balita dengan
pneumonia yang ditangani:
30,04%
7. Klien yang mendapatkan
penanganan HIV-AIDS:-
8. Kasus Infeksi Menular
Seksual (IMS) yang diobati:-
9. Penderita DBD yang
ditangani:-
10. Incident rate DBD:-
11. CFR/ angka kematian DBD:-
12. Balita dengan diare yang
ditangani:89,09%
13. CFR / anka kematian diare:-
14. Penderita malaria yang
diobati:-
15. Penderita kusta yang selesai
berobat (RFT rate): 100%
16. Kasus filariasis yang
ditangani:-

f. Upaya kesehatan
Lingkungan
1. Institusi yang dibina: 100%
2. Rumah Sehat Desa: 48,71%
3. Cakupan keluarga dengan
sumber air minum terlindung:86,09%
4. Cakupan rumah yang
memiliki jamban sehat: 70,63%
5. Rumah yang mempunyai
SPAL: 58,25%
6. Rumah yang memilki tempat
sampah: 100%
7. Rumah / bangunan bebas
jentik nyamuk Aedes: 95,65%
8. Tempat umum yang
memenuhi syarat : 100%
9. Tempat umum pengolahan
makanan yang memenuhi syarat:
88,89%

g. Upaya Promosi Kesehatan


1. Rumah tangga sehat:
71,41%
2. Bayi yang mendapat ASI
Ekslusif: 10,53%
3. Posyandu Purnama:12,56%
4. Posyandu mandiri: 6,33%
5. Upaya penyuluhan P3
NAPZA / P3 NARKOBA oleh
petugas kesehatan:-
6. Desa Siaga Aktif: 80%

h. Kegiatan lain-lain
1. Cakupan penduduk yag
menjadi peserta jaminan
pemeliharaan kesehatanpra
bayar: 0,90%
2. Cakupan jaminan
pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin
danmasyarakat rentan :
100%
3. Cakupan kegiatan kelas ibu:
2 desa dengan peserta 10
orang / desa

III. STATUS KESEHATAN


Derajat Kesehatan
a. Angka Harapan Hidup
( UHH ) mengacu pada
renstra Dinas Kesehatan
adalah 70,48 tahun .
b. Angka Kematian Bayi
Pada tahun 2015 terdapat
5 kasus kematian bayi dari
262 kelahiran hidup ( 19,2 )
.
c. Angka Kematian Ibu
Pada tahun 2015 tidak
ditemukan kasus kematian
ibu.
d. Angka Kesakitan
Indikator derajat kesehatan
angka Kesakitan di UPT.
Puskesmas Doko adalah
sebagai berikut :
No Jumlah
Jenis Penyakit
1 AFP Rate < 15 tahun 43,27
2 TB Paru Sembuh 100%
3 Pneumonia balita ditangani 30,04 %
4 Prevalensi HIV / AIDS ( Persentase kasus -
terhadap penduduk beresiko )
5 Persentase AIDS yang ditangani -
Persentase Infeksi Menular Seksual ( IMS )
6 yang -
ditangani
7 Angka kesakitan DBD -
8 Persentase DBD yang ditangani -
9 Persentase balita dengan diare yang ditangani 89,09 %
10 Angka kesakitan malaria -
11 Persentase penderita malaria yang diobati -
12 Persentase penderita kusta selesai berobat 100%
13 Kasus penyakit filariasis yang ditangani -
Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit
14 yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I )
15 Jumlah kasus Difteri -
16 Jumlah kasus Tetanus Neonatorum -
17 Jumlah kasus Campak -
18 Jumlah kasus Polio -

e. Status Gizi masyarakat

Prevalensi balita gizi buruk tahun 2015


sebesar 1,51 % lebih rendah dibanding
angka nasional sebesar 3 % . Sedangkan
prevalensi balita dengan gizi kurang
sebesar 2,23%.
BAB IV
ISU – ISU STRATEGIS

A. KENDALA

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Doko


terdapat beberapa kendala , antara lain :
1. Kendala Eksternal
a. Adanya potensi bencana dan musibah massal mengingat kondisi
geografis sebagian wilayah Puskesmas Doko terdiri dari perbukitan. .
b. Adanya penyakit yang berpotensi wabah dan daerah endemis penyakit
Masih ditemukannya kasus demam berdarah di wilayah Kabupaten
Blitar dan mobilitas penduduk yang tinggi antar wilayah dapat
mempercepat sebaran penyakit menular. Hal ini dapat mengakibatkan
angka kesakitan penyakit menular dapat meningkat misalnya Malaria,
DBD, HIV/AIDS, Flu Burung, Campak.
Di wilayah Kec Doko termasuk daerah dengan penemuan kasus HIV
yang tinggi setiap tahunnya,karena memang daerah dengan mobilitas
yang tinggi dari penduduknya,untuk pengendalian penyakit ini
ditetapkan kebijakan optimlisasi PITC dan PMTCT,pemeriksaan wajib
bagi kelompok kunci dengan sasaran,semua ibu hamil,penderita
TBC,penderita IMS dan disarankan kepada pasangan catin..
c. Masih rendahnya kunjungan balita ke posyandu yang mengakibatkan
kurang terpantaunya status gizi balita di desa secara keseluruhan. Hal
ini dapat berakibat adanya gizi kurang maupun gizi buruk yang tidak
terdeteksi dan tidak tertangani.
d. Perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat ( PHBS ) dengan status ekonomi menengah ke
bawah masih rendah terutama kebiasaan cuci tangan dengan sabun,
kebiasaan merokok , pemberian ASI Eksklusif pada bayi dan belum
membudayanya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
e. Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan.
Pada beberapa desa di wilayah Puskesmas Doko masih rendahnya
keluarga yang memiliki jamban sehat dan pengelolaan limbah.
f. Masih adanya budaya / mitos / kepercayaan yang menghambat program
kesehatan misalnya persalinan tidak di sarana kesehatan, menolak
imunisasi, menolak menyusui, pantang makanan tertentu baik bagi ibu
hamil maupun saat menyusui, pemberian makanan tambahan
pendamping ASI yang tidak sesuai dengan umurnya
g. Kesadaran sektor lain bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama bukan hanya tanggung jawab Puskesmas masih rendah
sehingga dukungan terhadap pembangunan kesehatan sangat kurang.
h. Masih sulitnya mencari kader kesehatan yang dapat bekerja dengan
sungguh – sungguh dan rutin dan memahami tentang teknis
pelaksanaan posyandu sehingga pelaksanaan posyandu tidak efektif
dan tidak optimal.
i. Kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan jaminan pemeliharaan
kesehatan secara mandiri melalui dana sehat belum berkembang
dengan baik, masih rendahnya cakupan dana sehat di masyarakat.
Pelaksanaan desa siaga belum berjalan secara mandiri, masih terus
mengandalkan Puskesmas sebagai penggerak kegiatan.
j. Pembiayaan jaminan kesehatan ( BPJS) banyak yang tidak tepat
sasaran, sehingga tidak dapat sepenuhnya diterimakan kepada
masyarakat miskin.
2. Kendala Internal
a. Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan yang kurang mendukung serta
jumlah tenaga administrasi belum terpenuhi sehingga masih banyaknya
rangkap tugas.
b. Petunjuk teknis pelaksanaan beberapa program kegiatan belum jelas
sehingga belum terlaksana dengan baik dan laporan kegiatan belum
menghasilkan data yang akurat . Contoh : Upaya Kesehata Usila, Upaya
Kesehatan Remaja, Upaya Kesehatan Kerja.
c. Sistem Informasi Kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan
masih belum optimal terutama akses informasi, ketepatan, akurasi,
kelengkapan yang berkaitan dengan lintas sektor.
B. PELUANG

1.Peluang Eksternal
a. Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan
yaitu :
1. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan
bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, ayat
(2) menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan,
ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Berkaitan dengan Undang – Undang
Dasar 1945 tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Undang –
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa
Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan
iuran sebagai peserta kepada badan Penyelenggara Jaminan
Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan iuran sebagaimana
dimaksud ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
Peraturan perundangan tersebut merupakan peluang untuk
mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan.
2. Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah
Daerah terhadap bidang kesehatan yaitu : Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah pasal 13 ayat
(1) e, yang menyebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan
merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah terutama pasal 2 ayat (3), bahwa Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka
pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi,
dan Tugas Pembantuan. Kemudian dalam pelaksanaan kedua
undang – undang tersebut dijabarkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 /


MENKES / SK / / 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat sebagai acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
Terdapat komitmen global, regional, nsional yang menyangkut masalah
kesehatan, mewajibkan pemerintah memberi perhatian terhadap
pemecahan masalah kesehatan. Pembangunan Millenium ( Millenium
Development Goals – MDGs) bertujuan mengatasi delapan tantangan
utama pembangunan, tiga diantaranya adalah masalah kesehatan yaitu
(1) penurunan angka kematian anak, (2) peningkatan kesehatan ibu dan
(3) Upaya menghentikan penyebaran terhadap penyakit (khususnya HIV
/AIDS, malaria, Tuberculosis dan penyakit lainnya). Komitmen global
terhadap dunia bebas penyakit polio. Badan Kesehatan Dunia
(WHO,1988) mencanangkan program eradikasi polio ( The Global Polio
Eradication initiative . Komitmen pemerintah terhadap pembangunan
kesehatan dmplementasikan pada pelaksanaan pembangunan nasional
dengan menggunakan konsep paradigma sehat yang dicanangkan oleh
Presiden RI pada bulan Maret 1999 sebagai ” Gerakan Pembangunan
yang Berwawasan Kesehatan”. Paradigma sehat merupakan cara
pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat
masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak
faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara makro
berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan
dampaknya di bidang kesehatan minimal memberikan sumbangan
dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro
berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya
promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.

2. Peluang Internal
a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan
mencukupi.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan dengan baik sesuai dengan
perencanaan kegiatan baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat.
c. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalam jenis dan jumlahnya.
d. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan
pembangunan keshatan baik melalui Pemerintah Kabupaten
( APBD,Jamkesda ), Pemerintah Pusat ( DAK , BOK, BPJS/Jampersal).
e. Keberadaan Pos Kesehatan Desa ( PKD ) memberikan kemudahan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
f. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi, misi, terarah dan terukur
g. Akreditasi Puskesmas,adalah perbaikan kwalitas puskesmas,admen,Ukp
dan UKM,yang diharapkan berdampak perbaikan mutu pelayanan
dankeselamatan pasien.

C. RUMUSAN PERMASALAHAN
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah
dilaksanakan di Puskesmas, maka permasalahan yang dihadapi Puskesmas
Doko adalah :
1. Meskipun pada tahun 2015 tidak ditemukan adanya kematian ibu, namun
masih tetap menjadi persoalan utama sebab angka kematian ibu di tingkat
kabupaten masih sangat tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan,
kematian ibu lebih banyak disebabkan o`leh penyakit yang bukan akibat
langsung kehamilan namun telah ada sebelum kehamilan. Ini perlu
mendapat perhatian bagi pemberi pelayanan bagi ibu hamil terutama
dalam penapisan resiko yang ada bukan saja yang berkaitan langsung
dengan kehamilannya namun juga terhadap penyakit penyerta lainnya
yang diderita. Permasalahan lain yang juga dapat berpotensi
menimbulkan kematian ibu adalah perilaku dari ibu maupun lingkungan
keluarganya yang seringkali menolak bila dibutuhkan rujukan baik selama
masa kehamilan, persalinan maupun nifas.
2. Angka kematian bayi menunjukkan adanya peningkatan. Terdapat 5 kasus
kematian bayi dengan penyebab kematian yaitu asfiksi 2 kasus, BBLR 1
kasus, BBLSR 1 kasus dan kelainan kongenital 1 kasus.
3. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih
tinggi. Terutama kewaspadaan pada penduduk pendatang yang
membawa penyakit DBD, malaria, HIV/AIDS. Khusus untuk wilayah
Puskesmas Doko penyakit kusta masih menjadi perhatian karena selalu
ditemukan kasus baru tiap tahunnya. Disisi lain angka kesakitan dan
kematian pada beberapa penyakit tidak menular dan degeneratif seperti
DM, kardiovaskular dan kanker cenderung mengalami peningkatan.
4. Kesadaran masyarakat khususnya ibu balita untuk menimbangkan
anaknya ke Posyandu masih sangat rendah hal ini ditunjukkan dengan
masih rendahnya cakupan D/S. Rendahnya cakupan kunjungan balita ini
dapat berakibat tidak terpantaunya status gizi balita secara keseluruhan
yang dapat berdampak adanya kasus balita dengan gizi buruk maupun
gizi kurang yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
5. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah. Cakupan rumah sehat
masih rendah. Cakupan sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga,
cakupan sarana pembuangan air limbah ( SPAL ) masih rendah .
6. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah.
Kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar belum membudaya, kebiasaan merokok masih tinggi,
perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah, kegiatan
Pemberantasan sarang Nyamuk secara berkala belum membudaya.
7. Sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum
berkembang, sebagian besar masyarakat belum memiliki jaminan
kesehatan diantaranya dana sehat melalui desa siaga belum mendapat
dukungan seluruh masyarakat. Masih ditemukannya pemberian jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tepat sasaran.
8. Partisipasi / peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
masih rendah diantaranya posyandu, PSN, pengembangan desa siaga
belum dilaksanakan secara mandiri masih bergantung pada Puskesmas.
Motivasi masyarakat sebagai kader posyandu masih sangat rendah,
belum adanya regenerasi kader posyandu.
9. Pelaksanaan upaya promosi kesehatan belum optimal terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dikarenakan sarana
media penyuluh yang belum memadai sehingga kurang menarik minat
masyarakat untuk mengikuti kegiatan.
10. Sistem penganggaran belum optimal karena turunnya anggaran yang
tidak pada awal tahun sehingga menyulitkan dalam administrasi dan
kelengkapannya. Dalam penganggaran terkadang belum sepenuhnya
sesuai dengan prioritas program, ada beberapa program penting yang
belum teranggarkan sehingga tidak dapat terlaksana dengan baik.

BAB V

VISI, MISI ,TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

A. VISI

Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan


yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan
pandangan ke depan Puskesmas Doko diarahkan agar dapat berkarya
secara produktif, inovatif, antisipatif sebagai rujukan pelayanan kesehatan
pertama masyarakat.
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan dan dengan
mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan masalah
kesehatan ke depan maka ditetapkanlah Visi Puskesmas Doko .Sejaln
dengan Visi Misi Bupti terpilih.
Visi Puskesmas Doko adalah ” MENUJU KECAMATAN DOKO LEBIH
SEJAHTERA,MAJU DAN BERDAYA SAING. ”. Dimana untuk mencapai visi
ini, di butuhkan msyarakat yang sehat,sejahtera,sadar,mandiri dan
berkeadilan adalah masyarakat yang hidup di dalam lingkungan yang sehat
dan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan peran
serta masyarakat secara langsung dalam pembangunan kesehatan serta
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata.
B. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sebagai


penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan suatu pernyataan
yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan
adanya misi berarti membawa organisasi pada suatu fokus dan diharapkan
seluruh karyawan Puskesmas Doko dan pihak lain yang berkepentingan
dapat mengenal institusi Puskesmas Doko dan mengetahui program –
program serta hasil yang akan diperoleh pada masa yang akan datang.
Misi Puskesmas Doko tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya kesehatan


masyarakat.
2. Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan.
3. Meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes.
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan
managerial
C. TUJUAN

Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, strategi, kebijakan,


program dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
secara umum adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
Adapun tujuan khususnya adalah :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit serta mencegah
meluasnya kejadian luar biasa ( KLB ).
2. Mengendalikan penyebaran penyakit menular melalui peningkatan
kegiatan surveilans.
3. Mengendalikan penyakit tidak menular dan masalah kesehatan lain di
masyarakat melalui peningkatan kegiatan promotif dan memberdayakan
pelayanan klinik konsultasi.
4. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat serta kemandirian individu, keluarga dan masyarakat di bidang
kesehatan.
6. Meningkatkan kelembagaan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
7. Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.
8. Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya.
9. Meningkatkan kualitas tenaga yang ada di puskemas baik tenaga
kesehatan maupun tenaga lainnya.
10. Meningkatkan kesehatan anak sekolah dan remaja.

11. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.


12. Melaksanakan upaya kesehatan gigi dan jiwa kepada masyarakat.
13. Meningkatkan status gizi pada bayi dan balita dengan meningkatkan
cakupan kunjungan posyandu.
14. Meningkatkan sistem manajemen pengelolaan obat dalam rangka
pemenuhan ketersediaan , mutu, jenis, jumlah obat dan perbekalan
kesehatan.
15. Melaksanakan pengobatan rasional di sarana kesehatan
16. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi dan anak sekolah agar
dapat terbentuk kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I)
17. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang cepat, tepat dan
akurat sehingga tersedia data kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

D. SASARAN
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh Puskesmas Doko dalam jangka waktu dua tahun
terakhir. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan
strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur dan menantang
namun dapat dicapai. Berdasarkan hal tersebut diatas, Pukesmas Doko
Kabupaten Blitarmenetapkan sasaran sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit serta KLB
2. Terciptanya lingkungan hidup yang sehat
3. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan.
4. Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat.
5. Terwujudnya manajemen pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan
yang baik.
6. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata terutama permasalahan kesehatan pada
masyarakat miskin dan masyarakat rentan.
7. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan
di Puskesmas melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan
pengembangan profesionalisme.
8. Terwujudnya sistem informasi kesehatan yang terpadu dan akurat untuk
pemanfaatan pengambilan keputusan.
9. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan melalui BPJS/jampersal
dan jamkesda.
10. Terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja .

E. STRATEGI

Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang
akan dilaksanakan pada priode 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis
masyarakat
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa
siaga dan peningkatan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi ) dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit dan Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pengembangan pengelolaan air minum / bersih , pembuangan air
limbah, jamban keluarga dan pembuangan sampah dengan pendekatan
berbasis masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna.
4. Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian
makanan tambahan dan suplemen ( vitamin ) dan peningkatan keluarga
sadar gizi.pembuatanpos gizi untuk menemukan,mengobati dan
mencegah gizi buruk.
5. Meningkatkan pembinaan terhadap penggunaan obat yang rasional di
lingkup pelayanan Puskesmas.
6. Memenuhi kebutuhan sarana, prasarana termasuk sumber daya
manusia , obat- obatan dan perbekalan kesehatan di pelayanan
kesehatan.
7. Meningkatkan manajemen Puskesmas
8. Meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan.
9. Menerapkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai
dengan Prosedur yang telah disusun.
10. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang lengkap, akurat
sebagai dasar pengambilan keputusan.
11. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pengembangan dan
pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas.

F. KEBIJAKAN

Kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan bentuk


program dan kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Kebijakan tersebut adalah :
1. Peningkatan kegiatan Promosi Kesehatan melalui peningkatan
kesadaran masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih dan
sehat
2. Peningkatan kualitas sanitasi dasar.
3. Peningkatan pembinaan sanitasi di TUPM, TTU dan institusi
4. Peningkatan pencapaian desa ODF dan STBM.
5. Peningkatan dan penguatan peran serta masyarakat melalui
pendampingan dalam pengembangan UKBM dan desa siaga
6. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
7. Melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan secara
berkala pada siswa sekolah.
8. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
9. Bersama Bpjs,Mampu,meningkatkan cakupan pelayanan IVA,dan
pap smear
10.Bersama BPJS melakukan kegiatan PROLANIS untuk screning
DM dan hipertensi.
11.Pemenuhan alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan pada
Puskesmas dan jaringannya sesuai dengan kebutuhan.
12.Perbaikan / rehabilitasi Puskesmas dan jaringannya.
13.Penerapan penggunaan obat rasional di sarana kesehatan.
14.Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui peningkatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
15.Melakukan rujukan pada ibu hamil resiko tinggi
16.Pendampingan persalinan oleh dua tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan.
17.Peningkatan pelaksanan KB IUD Pasca Placenta (DOI
PASTA),untuk mngajarkan family planing kepada masyarakat dan
meningkatkan MKJP.
18.Peningkatan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemberian
PMT, vitamin pada balita, ibu hamil dan ibu nifas
19.Mengajarkan pembuatan F100,di Puskesmas,Pos
gizi,Posyandu,satu metode food
terapi,yang,mudah,murah,efektif,untuk pengobatan dan
pencegahan gizi buruk.
20.Melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga dalam
membiasakan konsumsi aneka ragam makanan, pemantauan
pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, penggunaan garam
yodium dan suplemen zat gizi.
21.Pencapaian UCI
22.Peningkatan kegiatan surveilans sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dan KLB.
23.Peningkatan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan di tingkat
Kecamatan.
24.Peningkatan manajemen Puskesmas ( Perencenaan,
Pelaksanaan, Penilaian / Evaluasi ) dan kualitas informasi
kesehatan.
BAB VI
PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
DAN INDIKASI SUMBER PEMBIAYAAN

A. PROGRAM KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA UPT. PUSKESMAS


DOKO

Program kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Doko mengacu


pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK//2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/MENKES/PER/V/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota , yaitu :

1. UPAYA KESEHATAN WAJIB


A. Upaya Promosi Kesehatan
1. Cakupan Rumah Tangga Sehat
a. Tahun 2016 : 70 %
b. Tahun 2021 : 90 %
2. Cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
a. Tahun 2016 : 40%
b. Tahun 2021 : 75%
3. Cakupan Posyandu Purnama
a. Tahun 2016 : 40,07 %
b. Tahun 2021 : 60,02 %
4. Cakupan Posyandu Mandiri
a. Tahun 2016 : 3,82 %
b. Tahun 2021 : 7 %
5. Upaya penyuluhan P3 NAPZA / Narkoba oleh petugas kesehatan
6. Tersedianya honor kader posyandu selama 12 bulan.
7. Cakupan desa siaga aktif
a. Tahun 2016 : 71 %
b. Tahun 2021 : 85 %
B. Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Cakupan institusi yang dibina : 80 % tiap tahunnya.
2. Cakupan rumah sehat
a. Tahun 2016 : 63 %
b. Tahun 2021 : 90%
3. Cakupan kepemilikan jamban sehat
a. Tahun 2016 : 60 %
b. Tahun 2021 : 85 %
4. Cakupan penduduk yang memiliki akses jamban sehat
a. Tahun 2016 : 65 %
b. Tahun 2021 : 90 %
5. Cakupan Rumah yang mempunyai SPAL
a. Tahun 2016 : 60 %
b. Tahun 2021 : 90 %
6. Cakupan Kepemilikan sarana air bersih
a. Tahun 2016 : 79 %
b. Tahun 2021 : 85 %
7. Cakupan penduduk yang memiliki akses SAB yang berkualitas
a. Tahun 2016 : 81 %
b. Tahun 2021 : 86 %
8. Cakupan rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes
a. Tahun 2016 : 81,5 %
b. Tahun 2021 : 84 %
9. Cakupan Tempat umum yang memenuhi syarat
a. Tahun 2016 : 63 %
b. Tahun 2021 : 69,03 %
10. Cakupan TUPM yang memenuhi syarat kesehatan
a. Tahun 2016 : 79,04 %
b. Tahun 2021 : 83,97 %
11. Cakupan TP3 yang memenuhi syarat kesehatan
a. Tahun 2016 : 35 %
b. Tahun 2021 : 44 %

C. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
a. Tahun 2016 : 92 %
b. Tahun 2021 : 96 %
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
a. Tahun 2016 : 94 %
b. Tahun 2021 : 96 %
3. Cakupan pelayanan nifas
a. Tahun 2016 : 94 %
b. Tahun 2021 : 96 %
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
a. Tahun 2016 : 78 %
b. Tahun 2021 : 83 %
5. Cakupan ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk : 100 % tiap tahunnya
6. Cakupan kunjungan neonatus
a. Tahun 2016 : 98 %
b. Tahun 2021 : 100 %
7. Cakupan kunjungan bayi
a. Tahun 2016 : 95 %
b. Tahun 2021 : 99 %
8. Cakupan bayi berat lahir rendah / BBLR yang ditangani : 100 % tiap
tahunnya
9. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah
a. Tahun 2016 : 77 %
b. Tahun 2021 : 82 %
10. Cakupan neonatal resiko tinggi / komplikasi yang ditangani
a. Tahun 2016 : 80 %
b. Tahun 2021 : 85 %
11. Cakupan peserta aktif KB
a. Tahun 2016 : 79 %
b. Tahun 2021 : 82 %

D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


1. Cakupan Balita yang datang dan ditimbang ( D/S )
a. Tahun 2016 : 75 %
b. Tahun 2021 : 90 %
2. Balita yang naik berat badannya ( N/D
) A. Tahun 2016 : 75 %
B. Tahun 2021 : 90 %
3. Balita bawah garis merah ( BGM )
a. Tahun 2016 : <5 %
b. Tahun 2021 : <2 %
4. Cakupan bayi ( 6 - 11 bln ) mendapat kapsul vitamin A 1 kali / tahun
a. Tahun 2016 : 95 %
b. Tahun 2021 : 100 %
5. Cakupan balita ( 12 – 59 bln ) mendapat kapsul vitamin A 2 kali /
tahun
a. Tahun 2016 ; 95 %
b. Tahun 2021 : 100 %
6. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
a. Tahun 2016 : 90 %
b. Tahun 2021 : 97 %
7. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
a. Tahun 2016 : 90 %
b. Tahun 2021 : 95 %
8. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 – 24 bln
BGM dari keluarga miskin : 100 % tiap tahunnya.
9. Cakupan Balita gizi buruk yang mendapat penanganan : 100 % tiap
tahunnya
10. Cakupan rumah tangga dengan garam yodium baik
a. Tahun 2016 : 80 %
b. Tahun 2021 : 95 %
11. Cakupan Keluarga sadar gizi
a. Tahun 2016 : 40 %
b. Tahun 2021 : 75 %
E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
1. Desa / kelurahan UCI
a. Tahun 2016 : 75 %
b. Tahun 2021 : 100 %
2. Cakupan imunisasi dasar :
 Cakupan BCG : 95%
 Cakupan DPT/HB3 : 95%
 Cakupan Polio 4 : 95%
 Cakupan Campak : 95%
 Cakupan HB 0 : 95%
3. Cakupan TT2 pada ibu hamil : 95 %
4. Cakupan BIAS :

a. BIAS DT/TT : 100%


b. BIAS Campa : 100%
5. Desa / kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam : 100 % tiap tahun
6. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
a. Tahun 2016 : >1
b. Tahun 2021 : ≥ 2
7. Angka Penemuan kasus TBC BTA (+) ( CDR / Case Detection Rate )
a. Tahun 2016 : 72 %
b. Tahun 2021 : 80 %
8. Kesembuhan penderita TBC BTA (+)
a. Tahun 2016 : 88 %
b. Tahun 2021 : 90 %
9. Prevalensi penderita TB BTA (+)
a. Tahun 2016 : 81 / 100.000 penduduk
b. Tahun 2021 : 76 / 100.000 penduduk
10. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani : 100 % setiap
tahun
11. Kasus IMS yang diobati : 100 % setiap tahun
12. Incident rate DBD
a. Tahun 2016 : 20/100.000 penduduk
b. Tahun 2021 : <10 / 100.000 penduduk
13. Cakupan Penderita DBD yang ditangani : 100 % setiap tahun
14. Angka kematian DBD : < 1 % setiap tahun
15. Balita dengan diare yang ditangani : 100 % setiap tahun
16. Angka kematian diare : < 1 / 10.000 penderita setiap tahun
17. Klien mendapatkan penanganan HIV / AIDS 100 % setiap tahun
18. Penderita malaria yang diobati : 100 % setiap tahun
19. Prevalensi penderita kusta <1/10.000 setiap tahun
20. Penderita kusta yang selesai berobat ( RFT Rate ) : > 90 % setiap
tahun
21. Kasus filariasis yang ditangani 100 % setiap tahun
22. Pembinaan dan pelayanan kesehatan calon jamaah haji 100 % setiap
tahun
23. Pelacakan jamaan haji 100 % setiap tahun

F. Upaya Pengobatan
1. Cakupan pelayanan kesehatan remaja : 80 %
- Pemberian tablet tambah darah Fe kepada remaja putri tingkat
SLTP dan sederajat sejumlah 10 tab tiap bulannya.
2. Cakupan kunjungan rawat
jalan a. Tahun 2016 : 40 %
b. Tahun 2021 : 50 %
3. Ketersediaan jenis dan jumlah obat essensial : 100 % setiap tahun
4. Ketersediaan jenis dan jumlah obat generik : 100 % setiap tahun
5. Penulisan resep obat generik 100 % setiap tahunnya

2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


A. Upaya Kesehatan Sekolah

1. Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD / MI dan


setingkat : 100% setiap tahun
2. Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SLTP dan setingkat
a. Tahun 2016 : 50 %
b. Tahun 2021 : 100 %
3. Cakupan pemeriksaan berkala anak sekolah
a. Tahun 2016 : 30 %
b. Tahun 2021 : 80 %
4. Cakupan SD/MI dengan PHBS institusi strata utama dan paripurna
a. Tahun 2016 : 30 %
b. Tahun 2021 : 80 %
5. Cakupan SMP /MTS dengan PHBS institusi strata utama dan
paripurna

a. Tahun 2016 : 15 %
b. Tahun 2021 : 80 %

B. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


1. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin dan
masyarakat rentan : 100 %
2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin : 100 %

C. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


1. Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
a. Tahun 2016 : 5 %
b. Tahun 2021 : 7 %
2. Cakupan murid SD/MI mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut
a. Tahun 2016 : 30 %
b. Tahun 2021 : 50 %
3. Cakupan murid SD / MI mendapat perawatan gigi dan mulut
a. Tahun 2016 : 55 %
b. Tahun 2021 : 75 %

D. Upaya Kesehatan Jiwa


- Cakupan Pelayanan gangguan jiwa di Puskesmas
a. Tahun 2016 : 15 %
b. Tahun 2021 : 30 %

F. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


1. Tercapainya Umur Harapan Hidup
: 70,50
a. Tahun 2016 tahun
b. Tahun 2021 : 71 tahun
2. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut
a. Tahun 2016 : 70 %
b. Tahun 2021 : 80 %

G. PROGRAM KEGIATAN LAINNYA


- Program Kelas Ibu
Pada tahun 2015 kegiatan kelas ibu dilaksanakan dengan menggunakan
dana BOK dilaksanakan di 10 Desa dengan peserta 10 orang perdesa
diprioritaskan pada ibu hamil dengan resiko.
Melihat pentingnya pelaksanaan kelas ibu terutama untuk meningkatkan
pengetahuan ibu hamil,dan perlunya dukungan dari keluarga dan
masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil maka mulai tahun 2016
pelaksanaan kelas ibu akan diupayakan dilakukan di 10 Desa dengan
sasaran ibu hamil danbapak,serta tokoh masyarakat.
- Program perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan PKD
1. Penataan lingkungan
- Pavingisasi halaman belakang Puskesmas
- Pemasangan doorlop penghubung antara bangunan depan dan
bangunan belakang Puskesmas
- Pavingisasi dan perbaikan pagar Puskesmas Pembantu
Ketanggan
- Pavingisasi, pembuatan pagar dan pembuatan sandaran PKD
Madugowongjati
2. Pembangunan ruang bersalin, gudang barang, ruang arsip dan ruang
tamu.
3. Rehabilitasi Puskesmas
4. Pembangunan POD dan bangunan terpadu untuk posyandu model,
sekretariat FKD 2 desa ( Ketanggan dan Surodadi ) sebagai
percontohan
5. Pembangunan bangunan terpadu untuk kegiatan posyandu model dan
sekretariat FKD di 3 desa ( Tedunan, Madugowongjati, Sentul )

B. INDIKASI SUMBER PEMBIAYAAN


Indikasi sumber pembiayaan program dan kegiatan upaya kesehatan
UPT. Puskesmas Doko tahun 2015 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.
.

Anda mungkin juga menyukai