Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN

PELAYANAN RAWAT INAP


DI PUSKESMAS DOKO

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR


UPT PUSKESMAS DOKO
TAHUN 2017
LEMBAR
PENGESAHAN
Pedoman Pelayanan Unit Rawat Inap
di Puskesmas Doko

Telah menyelesaikan laporan Pedoman Rawat Inap ......................... sebagai


panduan dan tata laksana pelayanan seluruhnya tercantum didalam pedoman ini.

Doko, Oktober 2017


Penanggung Jawab UKP Penyusun

Drg. Danar Kristianawati Tim Rawat Inap

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Doko

Dr. Yudia Supradini

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karuniaNya, Pedoman Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas telah dapat
diselesaikan.
Petugas Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Doko telah menyusun suatu
pedoman pelayanan rawat inap di Puskesmas yang diharapkan dapat melengkapi
pedoman rawat inap yang sudah ada. Pedoman ini memuat uraian tentang kualifikasi
sumber daya manusia, distribusi ketenagaan, tatalaksana pelayanan, keselamatan
pasien dan pengendalian mutu. Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas.

2
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Dr. Yudia Supradini selaku Kepala Puskesmas Doko
2. Eni Dwi Hartini selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Doko
3. Bapak dan Ibu semua staf Puskesmas Doko yang turut mendukung
penyelesaian Pedoman Pelayanan Rawat Inap
4. Teman-teman di Pelayanan Rawat Inap dan semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini
Saran serta kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi tenaga rawat inap
dalam memberikan pelayanan rawat inap di Puskesmas Doko.

Blitar, Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adanya dinamisasi dalam gerak langkah pembangunan mendorong
diwujudkannya suatu upaya perbaikan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, seperti peningkatan fungsi puskesmas menjadi puskesmas
rawat inap ( Depkes RI, 1994 ). Daya dorong untuk peningkatan mutu mengacu
pada VISI dan MISI puskesmas. Adapun VISI dan MISI tersebut ( VISI : Menuju
Kecamatan Doko lebih sejahtera maju dan berdaya saing , ( MISI :1.
Mengebangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat.2.Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaran upaya
kesehatan perorangan;3.Meningkatkan kemitraan dan jejaring
fasyankes.4.Meningkatkankapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan

3
manageriall; . VISI dan MISI tersebut merupakan tolak ukur keberhasilan
pelayanan Rawat Inap Puskesmas.
Pelayanan Rawat Inap yang bermutu merupakan pelayanan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk sehingga penduduk menganggap puskesmas
adalah sahabat terdepan menuju sehat, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standart pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
lebih lanjut dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar mendapatkan
pelayanan yang diperlukan dan mencegah terjadinya kondisi yang semakin buruk.
Upaya peningkatan pelayanan rawat inap ditujukan untuk menentukan diagnosa
suatu penyakit secara evidance base, sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan
kasus dengan rasional.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita yang memerlukan perawatan
lanjut, maka diperlukan peningkatan pelayanan rawat inap, baik yang
diselenggarakan di Puskesmas atau Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pelayanan rawat inap perlu dibuat
standart pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak, dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien
yang membutuhkan penanganan khusus.
B. TUJUAN
Menyelenggarakan Pelayanan Rawat Inap yang berkualitas, bermutu dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

C. RUANG LINGKUP
1. Perawatan pasien
2. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum
3. Tindakan medis yang bersifat diagnostik, terapeutik
4. Pemberian obat-obatan sesuai dengan daftar obat di Puskesmas

D. BATASAN OPERASIONAL

4
1. Ruang pasien rawat inap adalah ruangan/ fasilitas yang dijadikan
tempat merawat pasien.
2. Ruang perawat adalah ruangan/ fasilitas yang digunakan untuk tempat
jaga atau piket perawat.
3. Ruang administrasi adalah ruangan yang digunakan untuk tempat
administrasi.
4. Ruang bersalin adalah ruangan/ fasilitas yang digunakan untuk tempat
persalinan dan tempat pemulihan pasca persalinan.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Rawat Inap sesuai PERMENKES Nomor
75 Tahun 2014 adalah :

No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan


Formal
1 Penanggung Jawab Pelayanan Dokter umum Bersertifikat
Rawat Inap BLS/BTCLS/PPGD
2 Koordinator Rawat Inap D III Bersertifikat
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
3 Perawat Pelaksana Rawat Inap D III Bersertifikat
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
4 Dokter Rawat Inap Dokter Umum Bersertifikat
ACLS/ATLS/PPGD

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Rawat Inap yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi ( 07.30 – 14.00 ):
yang bertugas sejumlah 3 ( tiga) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategri :
1 orang Koordinator
2 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore ( 14.00 – 20.00 ):

6
yang bertugas sejumlah 3 ( tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
2 orang Pelaksana
c. Untuk Dinas Malam ( 20.00 – 07.30 ):
yang bertugas sejumlah 3 ( Tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
2 orang Pelaksana

C. PENGATURAN JAGA

I. Pengaturan Jaga Perawat Rawat Inap

 Pengaturan jadwal dinas perawat Rawat Inap dibuat dan di pertanggung


jawabkan oleh Kepala Perawatan dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
 Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana Rawat Inap setiap satu bulan..
 Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga
yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan disetujui).
 Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( KJ
Shift)
 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
 Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka

7
perawat yang bersangkutan harus memberitahu Kepala Perawatan: 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam.
Sebelum memberitahu Kepala Perawatan, diharapkan perawat yang
bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang
bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka Kepala
Perawatan akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang
hari itu libur.
 Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Kepala Perawatan akan
mencari perawat pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti
tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib
untuk menggantikan.

8
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas dan Sarana

9
Rawat inap Puskesmas Doko berlokasi di sebelah utara gedung PONED
sebelah UGD yang terdiri dari 1 ruang jaga, 3 ruang perawatan dengan
kapasitas 8 orang, 2 kamar mandi, 1 dapur.
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di rawat inap mengacu pada PERMENKES Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving
a. Alat – alat untuk ruang UGD
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah )
4. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
5. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )
6. Infuset Mikro ( 5 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan
infus & penghalang ( 1 buah )
8. Diagnostik set (1 buah )
9. EKG ( 1 buah )
10. Nebullaizer (1 buah )
11. Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi
( 1 buah )
12. Ambu bag ( 1 buah )
13. Stetoskop ( 1 buah )
14. Tensimeter ( 2 buah )
15. Tensimeter anak ( 1 buah )
16. Thermometer ( 2 buah )
17. Tiang Infus ( 6 buah )
18. Timbangan berat badan injak
19. APD

b. Alat – alat dan obat untuk ruang PONED

10
1. Urine bag ( 1 buah )
2. Kateter no 16( 1 buah)
3. Funandoskope ( 1 buah )
4. Spekulum( 1 buah)
5. midline ( 1 buah )
6. Laringoskope ( 1 buah )
7. Infus set ( 1 buah )
8. IV catheter no 18( 1 set )
9. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
10. Tensimeter ( 1 buah )
11. Stetoskop ( 1 buah )
12. Thermometer ( 1 buah )
13. Tiang infus ( 1 buah )
14. Deksamethasone Inj ( 2 amp )
15. Epineprin Inj. ( 1 amp)
16. Lidocani Inj.( 3 amp)
17. Diphenhidramin Inj.( 4 amp)
18. Calcium Glukonas inj(4amp)
19. MgSO4 Inj. ( 2 buah)
20. Atropin Sulphas Inj.( 1 amp)
21. HPP set( 1 buah)
22. Neonatal set( 1 buah)
23. PEB KIT( 1 buah)

c. Alat – alat dan obat dalam emergency bok.


1. Infuset ( 1 buah )
2. IV line ( 1 buah )

11
3. Cairan RL ( 1 flash )
4. Aminophiline inj.( 4 amp )
5. Deksamethasone inj.(4 amp )
6. Diphenhidramine inj.( 4 amp )
7. Adrenalin inj.( 2 amp )
8. Sulphas Atrophin inj.( 1 amp )
9. Diazepem inj.( 2 amp )
10. D40% (4 flash )
d. Perlengkapan
1. Bantal ( sesuai jumlah tempat tidur )
2. Dorongan untuk tabung oksigen ( 4 buah )
3. Kasur ( sesuai kebutuhan )
4. Kursi roda ( 2 buah )
5. Pispot ( 2 buah )
6. Urinal ( 2 buah )
7. Perlak ( 8 buah )
8. Sarung bantal ( sesuai kebutuhan )
9. Selimut ( sesuai kebutuhan )
10. Sprei ( sesuai kebutuhan )
11. Tempat sampah ( 5 buah )
e. Maubelair
1. Kursi ( 8 buah )
2. Lemari pasien ( 8 buah )
f. Pencatatan dan Pelaporan
1. Formulir rujukan
2. Formulir lain sesuai kebutuhan
3. Inform consent
4. Kertas resep
5. Rekam medis pasien rawat inap
6. Register pasien rawat inap
g. Ambulance

12
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Doko saat ini
memiliki 2 ( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam
koordinasi UGD dan bagian Perawatan.

Fasilitas & Sarana untuk Ambulance


A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Stretcher ( 1 buah )
3. Scope ( 2 buah )
4. Piala ginjal ( 1 buah )
5. Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 /flash )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Piala ginjal ( 1 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )

13
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN


I. Petugas Penanggung Jawab
 Petugas admission ( petugas pendaftaran )
 Perawat rawat inap
II. Perangkat Kerja
 Status Medis/ Rekam Medis
III. Tata laksama Pendaftaran Pasien Rawat Inap
1. Pendaftaran pasien yang akan rawat inap harus melalui UGD,
pendaftaran bisa dilakukan oleh pasien/ keluarga dibagian admission.
2. Bila keluarga tidak ada, petugas UGD bekerja sama dengan bagian
admission untuk mencari identitas pasien.
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar, bagian admission akan
memberikan status untuk diisi oleh perawat/ dokter yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pertolongan di UGD, sementara keluarga/ penanggung
jawab melakukan pendaftaran dibagian admission.
B. TATA LAKSANA SISTEM KOMUNIKASI RAWAT INAP

14
I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat penanggung jawab shift
 Dokter/ perawat rawat inap
II. Perangkat Kerja
 Intercom
 Telepon
 Handphone
III. Tata Laksana Sistem Komunikasi Rawat Inap
1. Bila ada pasien baru di UGD yang akan masuk rawat inap, petugas
UGD akan memberitahu petugas rawat inap untuk menyiapkan tempat
tidur, petugas UGD juga akan memberitahu nama, jenis kelamin,
umur, alamat, dan kondisi pasien.
2. Antara rawat inap dengan dokter konsulen/ rumah sakit lain/ yang
terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan
pesawat telepon langsung dari rawat inap dengan menggunakan
nomor telepon yang dimiliki oleh perawat jaga atau melalui baggian
operator.
3. Antara rawat inap dengan petugas ambulance yang berada
dilapangan menggunakan pesawat telepon dan handphone.
4. Dari luar Puskesmas dapat langsung melalui telepon/ handphone
Puskesmas.

C. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORM CONSENT


I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter/ perawat rawat inap
II. Perangkat Kerja
 Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter/ perawat rawat inap yang sedang bertugas menjelaskan
tujuan dari pengisian informed consent pada pasien/ keluarga pasien
disaksikan oleh perawat.

15
2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap
disaksikan oleh perawat dan ditandatangani oleh pasien dan 2 orang
saksi.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

D. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat rawat inap
 Sopir ambulance
II. Perangkat Kerja
 Ambulance
 Alat tulis
 Buku monitoring kondisi pasien
III. Tata Laksana Transportasi Pasien Rawat Inap
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulance Puskesmas
sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi UGD.
2. Perawat UGD/ perawat rawat inap menuliskan data-data/
penggunaan ambulance ( nama pasien ruang rawat inap, waktu
penggunaan dan tujuan penggunaan ).
3. Perawat UGD/ perawat rawat inap menghubungi bagian/ sopir
ambulance untuk menyiapkan kendaraan.
4. Perawat UGD/ perawat rawat inap menyiapkan alat medis sesuai
dengan kondisi pasien.

E. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )


I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat penanggung jawab shift rawat inap
 Perawat pelaksana
II. Perangkat Kerja
 Senter
 Stetoskop

16
 Tensimeter
 Surat Kematian

17
BAB V
LOGISTIK

Standar Obat UGD Puskesmas Doko


I. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Adrenalin Ampul 2 Vasokonstriksi


2. Deksamethashone Ampul 4 Kortikosteroid
3. Aminophilin Ampul 4 Anti asmatic dan COPD
preparations
4 Atropin sulfat Ampul Anti spasmodics
5. Diphenhidramine Ampul 4 Anti Histamin
6 Diazepam Ampul 2 Minor Transquillizer
7 Lidocain Ampul 10 Anastetic local
8 Dextrose 40% 4 AntiHipoglikemia

b. Tablet

No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat


n h
1. Nifedipin 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi/
Betabloker
2. ISDN 5 mg Tablet 10 Anti anginal

18
c. Cairan Infus
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Asering Kolf 40
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 5
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 5
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
15 Ringer Lactat Kolf 20
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 4

d. Suppositoria
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
7. Pronalgest supp Tube 5 Analgetik
8. Stesolid 10 mg rect Tube 2 Sedatif

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Ondancentron Ampul 5 Antiemetik
2. Antrain Ampul 3 Analgetik Antipiretik

19
b. Obat tablet
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Paracetamol Tablet 7 Antipiretik
2. antasida Tablet 5 Antasida
3. Ranitidine Tablet 5 Antiulceran
4. Ondancentron Tablet 2 Antivomiting
5. Asam mefenamat Tablet 2 Analgesik
6. Amoksisilin Tablet 3 Antibiotik
7. Ciprofloxacin 5 Antibiotik
8. Kotrimoksaxol Tablet 15 Antibiotik
9. Gliseril Guaiacolat Tablet 2 Ekspektoran

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui unit Farmasi/ apotik
puskesmas. Kebutuhan obat pasien rawat inap dihitung per hari, alat medis dan
bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan berdasarkan analisis kebutuhan bahan habis
pakai dua minggu yang lalu dengan cadangan 10%, diajukan kepada petugas apotik
puskesmas untuk mendapat persetujuan. Pengadaan obat dan alat kesehatan
dilakukan oleh panitia pengadaan setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Puskesmas.
Distribusi obat, alat medis dan bahan habis pakai dari Instalasi Farmasi
dilakukan tiap hari berdasarkan permintaan atau kebutuhan pasien rawat inap.

20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan disemua


puskesmas. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient
Safety Solution dari WHO Patient Safety ( 2007 ). Maksud dari sasaran keselamatan
pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran
menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsesus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsic adalah
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin
sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh.
Indikator keselamatan pasien :
1. Pasien diidentifikasi sebelum dilakukan pelayanan
2. Setiap advice dokter ditulis secara lengkap didalam rekam medis
3. Obat-obat emergency diletakkan tersendiri, terkunci dan mudah terjangkau.
Kunci diketahui semua petugas
4. Penyimpanan obat dengan LASA diberikan label khusus
5. Petugas memakai APD lengkap
6. Melakukan pelayanan sesuai prosedur
7. Siderail di ranjang pasien digunakam untuk mengurangi resiko pasien jatuh

21
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Manajemen mutu adalah pendekatan manajemen yang merupakan suatu


sistem yang terstruktur untuk menciptakan partisipasi menyeluruh diseluruh jajaran
Puskesmas dalam merencanakan dan melaksanakan fungsi Puskesmas agar sesuai
dengan standart. Puskesmas mempunyai program peningkatan mutu internal dan
pelayanan kesehatan yang diberikan.
Indikator Mutu :
1. Kamar mandi tidak bau
2. Kelengkapan inform consent
3. Angka kejadian flebitis

1. Kamar Mandi Tidak Bau


Indikator Kamar mandi tidak bau
Dimensi Mutu Kebersihan
Tujuan Lingkungan nyaman dan bersih bagi petugas
Rasional Perlunya menjaga kebersihan bagi petugas kesehatan dan
petugas kebersihan di lingkungan rawat inap, kebersihan
merupakan bagian dari cerminan petugas kesehatan
Definisi Kamar mandi merupakan tempat untuk BAK dan BAB
Frekuensi Setiap hari dalam 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode 2 kali dalam 1 tahun
Dilakukan
Analisis
Numerator Frekuensi kamar mandi tidak bau dalam seminggu
Denominator Frekuensi pembersihan kamar mandi dalam satu minggu
Standart 80 %
Pencapaian

22
Sumber Data Dokumentasi

2. Kelengkapan Inform Consent


Indikator Kelengkapan inform consent
Dimensi Mutu Legalitas tindakan
Tujuan Mengetahui kelengkapan inform consent
Rasional Perlunya kedisiplinan petugas dalam mengisi kelengkapan
inform consent sebagai dokumentasi persetujuan tindakan
dan perlindungan terhadap petugas kesehatan dalam
melakukan tindakan guna meningkatkan pelayanan dan
mutu puskesmas.
Definisi Inform consent merupakan surat persetujuan dari petugas
medis kepada pasien yang akan dilakukan tindakan.
Frekuensi Setiap hari dalam 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode 2 kali dalam 1 tahun
Dilakukan
Analisis
Numerator Jumlah inform consent yang lengkap
Denominator Jumlah seluruh inform consent
Standart 80 %
Pencapaian
Sumber Data Dokumentasi rekam medis

3. Angka Kejadian Flebitis


Indikator Angka kejadian flebitis di ruang rawat inap 2 hari setelah
pemasangan infus
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, Kompetensi teknis
Tujuan Mengetahui apakah petugas bekerja sesuai protap

23
pemasangan infus
Rasional Terjadinya flebitis terkait dengan ketidaksesuaian dalam
menjalankan prosedur pemasangan infus, flebitis
berpotensi untuk terjadinya sepsis
Definisi Flebitis adalah radang pada pembuluh darah balik setelah
dilakukan pemasangan infus
Frekuensi Setiap hari dalam 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode 2 kali dalam 1 tahun
Dilakukan
Analisis
Numerator Jumlah pasien yang mengalami flebitis setelah dilakukan
pemasangan infus selama 2 hari dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam
waktu satu bulan
Standart 2%
Pencapaian
Sumber Data Dokumen rekam medis

Cukir, 2016
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Cukir

dr.Hexawan T. W., MKP


NIP. 197106082002121006

24
25
BAB VIII
PENUTUP

Demikian pedoman ini kami susun sebagai acuan bagi petugas Rawat Inap
untuk melakukan pelayanan di Rawat Inap di Puskesmas Doko.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan pedoman ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya untuk itu kami sangat berharap kepada pembaca
bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya pedoman ini. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan pedoman ini.

26

Anda mungkin juga menyukai