Nomor : ………..
TENTANG
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
1. Setiap pasien yang berobat / di rawat baik rawat jalan maupun rawat
inap harus memiliki DPJP
2. Pasien yang dirawat baik rawat jalan maupun rawat inap akan
mendapatkan asuhan yang di rencanakan oleh DPJP dan Profesional
Pemberi Asuhan ( PPA ) lainnya.
3. Apabila mendapat asuhan medis lebih dari satu ( 1 ) DPJP, maka
harus di tunjuk DPJP utama. DPJP utarna berasal dad DPJP paslen
yang terkait. Semua DPJP bekerja secara tim dalam tugas mandiri
maupun kolaboratif, berinteraksi dan berkoordinasi .
4. DPJP utama di tetapkan saat pasien kontak pertama dengan dokter
pemberi asuhan
5. DPJP yang di tunjuk oleh pasien / keluarga tercatat dalam dokumen
rekam medis pasien
6. DPJP utama bisa melakukan konsultasi, rawat bersama maupun alih
rawat kepada DPJP yang di tunjuk lebih kompeten (sesuai dengan
penyakit penyerta pasien)
Pasal 4
Pasal 6
Ditetapkan di : Kudus
Pada Tanggal : 12 Mei 2023
Direktur,
Semua pasien yang rawat jalan maupun rawat inap wajib memiliki DPJP minimal l DPJP
BAB III
TATA LAKSANA
1. Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di RSIA Miriam baik rawat jalan maupun
rawat inap harus memiliki DPJP
2. Dli lnstalasi gawat darurat ( IGD ) dokter jaga yang bersertiflkat kegawat daruratan
(ATLS, ACLS< PPGD) yang di perbolehkan menjadai DPJP pada saat asuhan awal
medis ( penanganan kegawat daruratan ). Setelah konsultasi lisan kepada dokter spesialis
dan dokter tersebut memberikan asuhan medis (termasuk instruksi lisan ), maka dokter
spesialis tersebut menjadai DPJP pasien tersebut,
3. DPJP sebagai clinical leader
a. Dalam asuhan / pelayanan berfokus pada pasien para PPA memberikan asuhan
sebagai tim interdisiplin, masing - masing PPA melakukan tugas mandiri, tugas
delegative, dan tugas kolaboratif. DPJP mendokumentasikan hasil evaluasi dalam
CPPT dan dengan pola SOAP (subyek, Obyektif Asesmen (penilaian), plan
(perencanaan).
b. Asuhan pasien terintegrasi di DPJP berkewajiban mereviw dan melakukan verifikasi
setiap hari sekdi (24 jam sekali )dalam dokumen rekan medis pasen
c. Proses review di lakukan oleh DPJP dengan membaca rencana para PPA dan
memberikan catatan (notasi pada CPPT)
4. Apabila pasien mendapat lebih dari satu DPJP, maka harus di tunjuk DPJP utama yang
berasal dari para DPJP pasien terkait. DPJP tecebut bekerja secara tim dalam tugas
mandiri maupun kolaboratif
5. peran DPJP utama sebagai coordinator proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien
yang bersangkutan, dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis yang
komprehensif - terpadu - efektif, demi kesalamalan pasien melalui komunikasi efektif
dan membangun sinergidengan mendorong penyesuaian pendapat antar anggota,
mengarahkan agar lindakan DPJP bersifat kontribusif
6. Di bawah koordinasi DPJP utama sekurang kurangnya ada rapat tim /koordinasi yang
melibatkan semua DPJP sesuai kebutuhan pasien.
7. Setiap penunjukan DPJP harus di beritahukan kepada pasien / keluarga dapat menyetuji
ataupun sebaliknya (pasien dan keluarga berhak menentukan DPJP yang akan merawat
pasien)
8. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP di lakukan secara lisan maupun tertu s
sesuai kebutuhan bila ada pergantian DPJP utama / DPJP, pencatatan di rekam medis
harus jelas tentang alih tanggung lawab dengan menggunakan formulir daftar DPJP dan
ada form alih rawat DPJP
9. Setiap DPJP di RSIA Miriam bertanggung lawab mengupayakan proses asuhan pasien
(baik asuhan medis maupun asuhan keperawatan atau asuhan lain dari PPA yang
merawaU memberi asuhan). DPJP harus patuh pada Clinical Pathway / Panduan Praktek
Klinis (PPK) yang telah di tetapkan oleh Direktur RSIA Miriam. Tingkat kepatuhan pada
PPK / Clinical Pathway ini akan menjadi objek audit klinis maupun medis
10. Apabila DPJP tidak memenuhi PPK / Clinical pathway / alur perjalanan klinis, maka
harus memberi penjelasan tertulis dan di catat dalam dokumen rekam medis pasien.
11. DPJP harus aktif dan intens dalam memberikan edukasi / informasi kepada pasien /
keluarga tentang kondisi , diagnosis pasti dan rencana asuhan.
12. Pada kasus tertentu DPJP sebagai tim dari PPA bekerja samengan Manajer Pelayanan
Pasien (MPP) agar terjaga kontinuilas pelayanan baik waktu di rawat inap, rencana
pemulangan, tindak lanjut asuhan mandiri di rumah sampai saat konkol kembali.
13. Penunjukan seorang DPJP di RSIA Miriam dapat berdasarkan antara lain jadwal jaga
dokter konsulen/ rujukan langsung / permintaan pasien / keluarga. Di RSIA Miriam
tetap menghumati hak pasien untuk memilih DPJP sepanjang DPJP yang di tunjuk sesuai
kompetensinya dan terdaftar sebagai DPJP di RSIA Miriam
14. Kriteria penunjukan DPJP utama adalah sebagai berikut:
a. DPJP utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien pada awal
perawatan.
b. DPJP utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dalam kondisi (relative)
terparah / menonjol.
c. DPJP utama di tentukan melalui kesepakatan atar DPJP
d. DPJP utama merupakan pilihan pasien / keluarga
15. Sesuai dengan kebijakan Direktur RSIA Miriam di ruang HCU menggunakan system
Semi Tertutup. Kriteria penunjukan DPJP utama untuk pasien di HCU adalah DPJP yang
pertama kali mengelola pasien di awal perawatan dan dokter spesialis anestesi adalah
DPJP tambahan dalam memberikan asuhan medis di ruang HCU
16. Di kamar operasi, DPJP (operator adalah ketua dalam seluruh kegiatan pada saat di
kamar operasi tersebut.
17. Pengelompokan DPJP di RSIA Miriam di tetapkan oleh Direktur berdasarkan
pengelompokan sesuai disiplin ilmu, yang di sebut Kelompok Staf Medis ( KSM )
misalkan KSM bedah, anak dan sebagainya.
B. SUPERVISI
1. Supervisi Moderat
a) Untuk dokter internsip (dokter ruangan, dokter jaga IGD, dan dokter Poli umum)
Proses asesmen pasien menggunakan SOAP (Subjek, Objek, asesmen dan
perencanaan / plan) dan implemenlasinya di lakukan dengan komunikasi segera
dengan DPJP (konsulen)
b) Dokumentasi di rekam medis pasien di tanda tangani / validasi oleh DPJP.
2. Supervisi Rendah
a) Untuk dokter umum organic (dokter ruangan , pelimpahan visite) Proses asesmen
pasien menggunakan SOAP (Subjek, Objek, asesmen dan perencanaan / plan)
dan implementasinya di lakukan dengan komunikasi segera dengan DPJP
(konsulen )
b) Dokumentasi di rekam medis pasien di tanda tangani / validasi oleh DPJP
BAB IV
DOKUMENTASI