Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

DOKTER PENANGGUNG
JAWAB (DPJP)

RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI


2019
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.01
RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI


NOMOR: KEP/ / /2019
TENTANG
PEMBERLAKUAN SPO TRANSFER PASIEN DIDALAM ATAU KELUAR
RUMAH SAKIT
DI RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI

KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI


Menimbang :
a. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di Rumah Sakit Tk. IV
01.07.02 Binjai yang optimal dan menjamin keselamatan pasien perlu
ditetapkan Standar Prosedur Operasional Dokter Penanggung jawab
Pelayanan (DPJP).
b. Bahwa semua mencapai tujuan pada butir (a), perlu ditetapkan melalui
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit.

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nommor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/ Menkes/ Per / III / 2008 tentang
Rekam medis.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/ Menkes / Per/ III / 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/ Menkes / Per / VIII/ 2011
tentang Keselamatan pasien Rumah sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama :
Memberlakukan SPO Dokter Penanggung Jawab Pelayanan.
Kedua :
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan diadakan
perbaikan / perubahan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Binjai
Tanggal : Januari 2019
Kepala Rumah Sakit Tk IV 01.07.02,

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari
kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula
mengendalikan atau meminimalkan resiko baik klinis maupun non klinis yang
mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga
terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas
utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi
pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan
tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit
sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan
tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat dipungkiri
bahwa peranan dokter sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan
pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh dokter.
Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya
faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses pelayanan
terhadap pasien direkam sec;ara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi
sangketa medis rekam medis ini benar-benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah
sakit bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur,
atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk
memperbaiki proses pelayanan yang ada.
A. Maksud dan Tujuan
Maksud : Panduan ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari
kebijakan Karumkit tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), yang
menjelaskan tata cara operasional dari konsep dan kebijakan DPJP di Rumkit Tk.
IV 01.07.02 Binjai.

a. Tujuan Umum :
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan
mencegah dan meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian
nyaris cidera (KNC) serta meningkatnya kepuasan pasien terhada[ rumah
sakit.
b. Tujuan Khusus :
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baiok medis,
keperawatan maupun penunjang) dlaam menerapkan pola operasional
DPP, sehingga terjadi persamaan pengertian, keseragaman dalam
pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik
sesuai kebijakan dan SPM, SPO dan standar keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh Kemenkes dan Komisi Nasional keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi :
IGD, Rawat Jalan, Ruang Perawatan, Ruang Tindakan (OK) kdan sarana penunjang
medis.

A. Definisi
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang
pasien di Rumkit Tk. IV 01.07.02 Binjai apabila pasien hanya perlu asuhan
medis dari 1 dokter).
2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama lebih dari 1 orang
dokter.
3. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada
seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukakn
perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.

B. Hak dan Kewajiban DPJP :


a. Hak DPJP :
1. Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom,
yang mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara
komperhensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk
meminta pendapat atau perawatan bersama, demi kesembuhan pasien.
b. Kewajiban DPJP :
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang
memvbuat segala aspek asuhan rekam medis yang akan dilakukan,
termasuk konsultasi, rehabilitasi dll.
2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentag
rencana dan hasikl pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur
maupun kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
3. Memberikan pendidikan/edukasi \kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatatat dalam berkas rekam
medis.
4. DPJPberkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.

C. Hak dan Kewajiban DPJP Utama :


a. Hak DPJP Utama :
1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang terlibat.
2. Menyeleksi dan mengefesiensikan pemeriksaan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
3. Meyeleksi dan mengefesiensikan pengobatan yang akan diberikan kepada
pasien.
4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila
dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi.
b. Kewajiban DPJP Utama :
1. Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau kondisi
pasien.
2. Mengisi resume rekam medis pasien.
3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pola Operasional DPJP


Kebijakan :
1. Setiap pasien yang berobat di Rumkit Tk. IV 01.07.02 Binjai harus memiliki
DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter
klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya
adalah dokter jaga IGD.
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis
disiplin yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh leboh dari 1 orang dokterb
spesialis, maka harus ditunjuk seorang sebgai DPJP utama dan yang lain
sebagai DPJP tambahan.

B. Penentuan DPJP :
1. Penentuan DPJP harus dilakukan seja pertama pasien masuk rumah
sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan mempergunakan
cap stempel pada berkas rekam medis pasien.
2. Cap stempel “ DPJP Dr.....” untuk pasien yang dirawat oleh seorang dokter.
3. Cap stempel “DPJP UTAMA DR......” untuk pasien yang dirawat
bersama beberapa dokter.

C. Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat


Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas
ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien
tersebut.
Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan juga wajib melakukan
klarifikasi siapa DPP Utama dan siapa DPJP tambahannya.
D. Penentuan DPJP Bagi Pasien Baru di Ruangan
Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan ;
a. Jadwal konsulen juga di IGD atau Ruangan ; konsulen jaga hari itu menjadi
DPJP dari semua pasien masuk p;ada hari tersebut, kecuali kasus dengan
surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis pyang dituju
otomatisn menjadi DPJP pasien tsb, kecuali dokter yang dituju berhalangan,
maka beralih ke konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah satu
seorang dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan
disiplinnya. Apabila penyakit yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin
dokter yang dimaksud, maka diberi penjelsan kepada pasien atau keluarga,
dan bila pasien atau keluarga tetap pada pendiriannya maka dokter spesialis
yang dituju akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat komite medis pada kasusu tertentu ; pada kasus yang sangat
kompoleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapar
komite medis.

E. Rawat Bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang/disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan
multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disipli lain sesuai
kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP utama dengan beberapa cara
antara lain :
a. Penyakit yang terberat, atau
b. Penyakit yang memerlukan tindakan segera, atau
c. Dokter yang pertama mengelola pasien.
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP yang
mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis.
F. Perubahan DPJP Utama :
Untuk mencapai efektifitas dan efesiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja
beralih dengan pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan
pasien/keluarga atau keputusan Komite Medis.
Perubahan DPJP Utama ini harus dicatatat dala berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya.

G. DPJP Pasien Rawat Icu


Apabila pasien dirawat di ICU, aka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
Utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien denga tetap
berkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien
dirawat bersama masuk ICU).

H. DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP
tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan
tetapi smeua harus mengikuti prosedur Save Surgery Check List (sign in, timr
out dan sign out) serta dicatat dalam berkas rekam medis.

I. Pengalihan DPJP di IGD


Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekwat dan
demi keselamatan pasien, maka apabila konsulen juga tidak dapat dihubungi
kdapat dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera
dihubungi.
J. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secra komperehensif, terpadu dan efektif serta selalu
berpedoman pada SPM dan Standar Keselamatan Pasien.
2. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilakukan secara
tertulis.
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan
koordinasi langsung, dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat
formal.
4. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/
kelompok SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis, tetapi
antar departemen/kelompok SMF harus menggunakan formulir
khusus/lembar Konsultasi.
5. Konsultasi bisa biasa. Atau segera/cito.
6. Dalam keadaan gtertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar
konsul bisa menyusulm sebelumnya melalui telepon.
7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan
pertelepon yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter
jaga.
8. Koordiansi dan transfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi
kesehatan lain (Instalasi Gizi, Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi
farmasi, Laboratorium) dilakukan secara lisan dan tertulis.
9. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan bagian profesi kesehatan
lain dapat diwakilkan oleh dokter jaga yang sedang bertugas.
BAB IV
DOKUMENTASI

DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau


keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti. Karena
keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua bentuk
kegiatan di rumah sakit.
Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau
meminimalkan resiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama
prises pelayanan kesehatan.
DATASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.01 Lampiran
RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.02 BINJAI Keputusan Kepala Rs tk IV 01.07.02 Binjai
Nomor Kep / /
Tanggal

DAFTAR NAMA-NAMA
DOKTER PENANGGUNG JAWAB BAGIAN (DPJP)
RUMKIT TK.IV 01.07.02 BINJAI

NO. BAGIAN NAMA DOKTER


1. BEDAH dr. David, Sp.B

dr. Juni, Sp.OG


2. OBGYN dr. Azano Syahriza, Sp.OG
dr. Idwan Haris, Sp. PD
3. PENYAKIT DALAM dr. Khalid, Sp. PD
dr. Farik, Sp. PD
4. PARU dr. Irma, Sp. P
5. KULIT KELAMIN dr. Wahyuni, Sp. KL
6. ANAK dr. Irfan, Sp. A
dr. T.Elia, Sp. A
drg. Agustina Puji
7. GIGI drg. Andri Corentius Leo
drg. Nindya
8. SYARAF dr. Hamidah, Sp. S
dr. Toety Maria, Sp. S
9. THT dr. Emilda Dewi, Sp. THT
10. LAB Dr. Budi Darmanta, Sp. PK
11. ANESTESI Dr. Roni Daniel, Sp. An
Ditetapkan di : Binjai
Tanggal : Januari 2019
Kepala Rumah Sakit Tk IV 01.07.02,

dr. I Gede Wardhana Tohjiwa, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000120570

Anda mungkin juga menyukai