TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUNGUS
Memperhatikan : -
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
TERINTEGRASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUNGUS
KEDUA : Memberlakukan Panduan Pelayanan dan Asuhan Pasien Terintegrasi
di Rumah Sakit Umum Daerah Dungus Madiun sebagaimana terdapat
pada lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Di tetapkan di : Madiun
Tanggal : 18 Maret 2021
Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
Tembusan :
1. Kepala Subbag Tata Usaha/ Ka Instalasi/ Kepala
Ruangan di lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Dungus
2. Komite Medis Rumah Sakit Umum Daerah
Dungus
3. Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah
Dungus
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dungus
Nomor : 445/327/102.6/2021
Tanggal : 18 Maret 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatannya
sehingga Buku Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi di Rumah Sakit Umum Daerah
Dungus telah selesai dibuat. Buku Panduan ini dibuat sebagai acuan dalam
pelaksanaan pelayanan dalam bentuk asuhan pasien terintegrasi di Rumah Sakit Umum
Daerah Dungus.
Rumah Sakit Umum Daerah Dungus merupakan Rumah Sakit yang dibangun
dengan misi memberikan pelayanan yang sesuai standart yang berorientasi pada
kepuasan pasien,Oleh karena itu diperlukan Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi di
Rumah Sakit Umum Daerah Dungus.
Penyusun menyadari bahwa Buku Panduan Pelayanan Pasien Terintegrasi di RSU
Dungus masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi terciptanta kesempurnaan dalam Buku Panduan ini.
Madiun,
Penyusun
BAB I
DEFINISI DAN KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Pelayanan pasien terintegrasi adalah suatu proses pelayanan dan asuhan
pasien yang bersifat dinamis dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai
praktisi pelayanan kesehatan dan berbagai unit kerja/pelayanan. Integrasi dan
koordinasi kegiatan pelayanan dan asuhan pasien merupakan sasaran yang
menghasilakan efisiensi, penggunaan SDM dan sumber lainnya efektif, dan hasil
asuhan pasien yang lebih baik. Kepala unit pelayanan menggunakan alat dan teknik
untuk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan serta asuhan lebih baik
(contoh:asuhan secara tim oleh PPA, ronde pasien multidisiplin, form catatan
perkembangan pasien terintegrasi, dan manajer pelayanan pasien/case manager).
Pelayanan berfokus pada pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk asuhan
pasien terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal.Pada integrasi
horizontal kontribusi profesi tiap-tiap PPA sama pentingnya/sederajat. Pada
integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap PPA sama pentingnya/sederajat.
Pada integrasi vertical pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan
ke tingkat pelayanan yang berbeda. Di sini peran MPP penting untuk integrasi
tersebut dengan komunikasi yang memadai dengan PPA.
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan
mencakup elemen sebagai berikut:
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga.
DPJP sebagai Ketua tim PPA (ClinicalLeader);
PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional,antara
lain memakai Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya
disertai Alur Klinis terintegrasi/Clinical Pathway, dan Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi/CPPT
Perencanaan Pemulangan Pasien/Discharge Planning terintegrasi;
Asuhan Gizi Terintegrasi
Manajer Pelayanan Pasien/CaseManage
2. TUJUAN
Tujuan dari Panduan ini adalah :
1. Memberikan panduan bagi tim PPA dalam memberikan rencana pelayanan /
asuhan terhadap pasien secara terintegrasi
2. Menghasilkan efisiensi, penggunaan SDM dan sumber lainnya efektif,dan hasil
asuhan pasien yang lebih baik.
3. Tercipta pelayanan pasien yang berfokus terhadap pasien
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan ini meliputi semua Unit pelayanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Dungus, meliputi:
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Unit Radiologi
5. Unit laboratorim
6. Unit Fisioterapi
7. Unit Farmasi
8. Unit Gizi
9. HCU
10. Unit Isolasi
BAB III
TATALAKSANA
1. PROSEDUR
A. Rencana pelayanan/asuhan setiap pasien diintegrasikan dan dikoordinasikan
diantara berbagai unit kerja dan pelayanan.
B. Pelaksanaan pelayanan/asuhan setiap pasien diintegrasikan dan dikoordinasikan
diantara berbagai unit kerja dan pelayanan.
C. Pelayanan untuk setiap pasien direncanakan oleh Dokter
Penanggungjawab/Perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya dalam waktu
24 jam sesudah pasien masuk rawat inap dalam lembar assesment awal medis.
D. Dalam kondisi khusus (DPJP berhalangan) maka dilakukan pendelegasian assesmen awal
medis kepada Dokter visite/Dokter Spesialis lain dari DPJP yang bersangkutan.
E. Assesmen dilakukan dengan metode IAR (Informasi, Analis, Rencana).
F. Rencana pelayanan pasien harus individual dan berdasarkan data assesmen
awal pasien yang tertuang dalam lembar rencana perawatan awal dan diisi oleh
PPA.
G. Memantau perkembangan pasien dalam perawatan dilakukan assesmen lanjutan
di lembar CPPT.
H. Kasus tertentu yang membutuhkan diskusi khusus misalnya pasien dengan rawat
bersama atau pasien complicated dari aspek lainnya dilakukan kegiatan visite
bersama dan hasil simpulan rapat tim PPA tersebut di dokumentasikan dalam
CPPT.
I. Pendokumentasian perencanaan dan pelaksanaan pelayanan pasien
didokumentasikan dalam berkas di rekam medis.
J. Praktisi yang diijinkan untuk memberikan perintah dalam rekam medis secara
tertulis :
a) Untuk pemeriksaan laboratorium, pemberian obat, radiologi, fisioterapi, nutrisi
dan tindakan prosedur terapi medik lainnya dilaksanakan oleh dokter dan
didokumentasikan dalam catatan perkembangan terintegrasi.
b) Untuk pelayanan keperawatan dilaksanakan oleh DPJP dan didokumentasikan
dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi.
K. Permintaan pemeriksaan radiologi dan laboratorium mencantumkan indikasi klinik
dan nama dokter yang meminta.
L. Perintah dokter harus segera ditulis kecuali untuk kasus cyto (IGD), perintah bisa
dilakukan secara lisan atau telepon tetapi setelah diambil hasilnya harus segera
dibuatkan pengantar pemeriksaan oleh dokter.
M.Semua tindakan diagnostik dan tindakan lain yang dilakukan oleh tim asuhan
pasien dan hasilnya dicatat dalam rekam medik.
N. Semua pasien/keluarga diberi informasi tentang hasil pelayanan dan pengobatan
termasuk kejadian yang tidak diharapkan.