Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

TRANSPORTASI PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN


DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
2022
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 Cikalong Wetan Kode Pos 40556
Email: rsudcikalongwetan@gmail.com Website:rsudcikalongwetan.bandungbaratkab.go.id tlp 022 868666243

KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD CIKALONGWETAN
NOMOR : 445/H.1/RSUD-CW/0005/I/2022

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan


pada Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan, maka diperlukan transportasi
pasien;

b. Bahwa agar pelaksanaan transportasi pasien di


Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan sebagai landasan bagi
pelaksanaan transportasi pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Cikalongwetan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan


sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
tersebut di atas, perlu di tetapkan dengan
panduan transportasi pasien dengan surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang


Praktik Kedokteran;

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun


2010 tentang Rekam Medis;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum


Daerah Cikalongwetan Tentang Panduan
Transportasi Pasien.

Kesatu : Panduan Transportasi Pasien di Rumah


Sakit Umum Daerah Cikalongwetan
adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini, yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini;
Kedua : Kebijakan sebaimana dimaksud dalam
dictum pertama agar digunakan sebagai
acuan dalam memberikan pelayanan yang
bermutu di lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Cikalongwetan;

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan


dilaksanakan oleh Kasie Pelayanan Medik
dan Kasie Keperawatan dan Penunjang
Medik RSUD Cikalongwetan;

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cikalongwetan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN

dr. Hj. Maisara S. R. Hanif, MARS


Pembina IV/a
NIP. 197411162005012002
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN
Nomor : 445/H.1/RSUD-CW/0005/I/2022
Tanggal : 02 Januari 2022
Tentang : Panduan Transportasi Pasien di RSUD Ciakongwetan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-
Nya sehingga panduan transportasi pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan ini dapat tersusun dengan baik.
Buku panduan ini dibuat berdasarkan surat Keputusan Direktur Nomor
445/H.1/RSUD-CW/0005/XI/2022 Tentang Panduan Transportasi Pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan.
Panduan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan transportasi pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan untuk mendukung pelayanan
yang profesional terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sehingga Panduan Transportasi Pasien ini dapat diselesaikan
dan dapat diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat
selalu diterima guna pengembangan panduan ini agar menjadi lebih baik.

Bandung Barat, 02 Januari 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I DEFINISI .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hampir setiap hari di Rumah Sakit banyak terjadi pemindahan /
pengangkatan pasien yang darurat atau kiritis, terutama di Unit Gawat
Darurat dan juga di Instalasi Rawat Jalan, serta di Instalasi pelayanan
pasien lainnya. Karena itu pemindahan / pengangkatan pasien
membutuhkan cara-cara tersendiri, baik teknik maupun keperluan /
tujuan pemindahan/pengangkatan pasien, Setiap hari banyak penderita
diangkat dan dipindahkan, banyak petugas kesehatan yang terlibat,
sarana yang digunakan serta teknik yang digunakan, kadang juga
terjadi salah mengangkat, salah teknik, dan harus diulang bahkan ada
pula yang cedera. Kondisi ekseternal lain seperti kondisi tempat,
sarana dan cuaca yang menyertai penderita / petugas beraneka ragam
dan tidak ada satu kondisi atau rumus yang pasti bagaimana
mengangkat dan memindahkan penderita saat mengangkat dan
memindahkan penderita.
Tranportasi bukanlah sekedar mengantar pasien ke rumah sakit,
memindahkan dari satu unit pelayanan ke unit lainnya. Serangkaian
tugas harus dilakukan sejak pasien dimasukkan ke dalam ambulans,
dipindahkan kea lat transport pasien hingga diambil alih oleh pihak lain.
Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit, pasti akan mengalami
proses pemindahan dari ruang perawatan ke ruang lain seperti untuk
keperluan medical check up, ruang operasi, dll. Hal ini akan
mengakibatkan resiko low back point baik bagi pasien maupun bagi
perawat. Bila pasien akan melakukan operasi
biasanya akan dipindahkan ke ruang transit sebelum masuk ke
ruang operasi.

1
1.2 TUJUAN
Memberikan panduan dasar transportasi pasien dari unit
pelayanan yang satu ke unit pelayanan lainnya, dengan aman, nyaman
dan terhindar dari resiko.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transportasi Pasien


Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk
mengangkut penderita / korban dari lokasi bencana ke sarana
kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan
penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Seperti contohnya alat
transportasi yang digunakan untuk memindahkan korban dari lokasi
bencana ke RS atau dari RS yang satu ke RS yang lainnya. Pada setiap
alat transportasi minimal terdiri dari 2 orang para medik dan 1
pengemudi (bila memungkinkan ada 1 orang dokter).

2.2 Prosedur Transport Pasien


1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh. Pastikan bahwa pasien yang
sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di atas
usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu
jalan nafas (airway).
2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans. Pastikan selalu bahwa
pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke rumah sakit.
3. Posisikan dan amankan pasien. Selama pemindahan ke ambulans,
pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.
4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat
keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke
ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat
menahan pasien dengan aman.
5. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung. Jika
kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung,
letakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras
sebelum ambulans dijalankan.
6. Melonggarkan pakaian yang ketat.

3
7. Periksa perbannya.
8. Periksa bidainya.
9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
10. Naikkan barang-barang pribadi.
11. Tenangkan pasien.

2.3 Teknik Pemindahan Pada Pasien


Teknik pemindahan pada klien termasuk dalam transport
pasien, seperti pemindahan pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik
menggunakan alat transport seperti ambulance, dan branker yang
berguna sebagai pengangkut pasien gawat darurat.
1. Pemindahan klien dari tempat tidur ke brankar
Memindahkan klien dri tempat tidur ke brankar oleh perawat
membutuhkan bantuan klien. Pada pemindahan klien ke brankar
menggunakan penarik atau kain yang ditarik untuk memindahkan
klien dari tempat tidur ke branker. Brankar dan tempat tidur
ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan
dengan cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat.
Pemindahan pada klien membutuhkan tiga orang pengangkat

2. Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi


Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum
pemindahan. Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan
punggung kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur.
Emindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika
memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus
menggunakan mekanika tubuh yang tepat.

3. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur;


a. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan

4
b. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan
tangan yang jauh ari perawat, sedikit kedapan badan pasien
c. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di
atas kaki yang terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
f. Tarik badan pasien
g. Beri bantal pada tempat yang diperlukan.

4. Jenis-Jenis dari Transportasi Pasien


a. Transportasi Gawat Darurat
Setelah penderita diletakan diatas tandu (atau Long Spine
Board bila diduga patah tulang belakang) penderita dapat
diangkut ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan dilakukan Survey
Primer, Resusitasi jika perlu. Mekanikan saat mengangkat tubuh
gawat darurat. Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah
tulang panjang dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang
paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga
paling kuat. Dengan demikian maka pengangkatan harus
dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan
dengan membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan
punggung. Panduan dalam mengangkat penderita gawat
darurat;
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita.
2. Nilai beban yang akan diangkat secara bersama dan bila
merasa tidak mampu jangan dipaksakan
3. Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan
kaki sedikit sebelahnya.
4. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
5. Tangan yang memegang menghadap kedepan

5
6. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila
terpaksa jarak maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50
cm
7. Jangan memutar tubuh saat mengangkat
8. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong
penderita

b. Transportasi Pasien Kritis


Tranportasi pasien kritis adalah pasien kritis adalah pasien
dengan disfungsi atau gagal pada satu atau lebih sistem tubuh,
tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.
1. Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa
aturan, yaitu:
a. Koordinasi sebelum transport
- Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan
telah siap
- untuk menerima pasien tersebut serta membuat rencana
terapi
- Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan
komunikasi antar
- dokter dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi
medis
- pasien
- Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung
selama
- transport dan evaluasi kondisi pasien
b. Profesional beserta dengan pasien: 2 profesional (dokter
atau perawat) harus menemani pasien dalam kondisi
serius.

6
- Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas,
dengan pengalaman CPR atau khusus terlatih pada
transport pasien kondisi kritis
- Profesional kedua adalah dokter atau perawat. Seorang
dokter harus menemani pasien dengan instabilitas
fisiologik dan pasien yang membutuhkan urgent action

2. Peralatan untuk menunjang pasien


a. Transport monitor
b. Blood presure reader
c. Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport,
dengan tambahan cadangan 30 menit
d. Ventilator portable, dengan kemampuan untuk
menentukan volume/menit, pressure FiO2 of 100% and
PEEP with disconnection alarm and high airway pressure
alarm.
e. Mesin suction dengan kateter suction
f. Obat untuk resusitasi: adrenalin, lignocaine, atropine dan
sodium bicarbonat
g. Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau
pompa infus dengan baterai
h. Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien
tersebut

3. Monitoring selama transport.


Tingkat monitoring dibagi sebagai berikut: Level 1 = wajib,
level 2 = Rekomendasi kuat, level 3 = ideal
a. Monitoring kontinu: EKG, pulse oximetry (level 1)
b. Monitoring intermiten: Tekanan darah, nadi , respiratory rate
(level 1 pada pasien pediatri, Level 2 pada pasien lain).

7
c. Transport Pasien Rujukan
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu
pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan lainnya. Sistem
rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadnya
penyerangan tanggung jawab secara timbale-balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertical maupun horizontal ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi.
a. Tujuan Rujukan
Tujuan sistem rujukan adalah agar pasien mendapatkan
pertolongan pada fasilitas pelayanan keseshatan yang lebih
mampu sehinngga jiwanya dapat terselamatkan, dengan
demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB.
b. Cara Merujuk
Langkah-langkah rujukan adalah :
1. Menentukan kegawat daruratan penderita
- Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan
penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh
keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena
itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat
kegawatdaruratan.
- Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu
dan puskesmas. Tenaga kesehatan yang ada pada
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang
ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana
yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus
dirujuk.

8
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah
fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan
terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak
mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
- Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang
dirujuk.
- Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam
rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke
tempat rujukan.
- Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong
penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
5. Persiapan penderita
6. Pengiriman Penderita
7. Tindak lanjut penderita :
Jalur Rujukan:
- Untuk penderita yang telah dikembalikan
- Harus kunjungan rumah, penderita yang memerlukan
tindakan lanjut tapi tidak melapor
Ditetapkan di : Cikalongwetan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN

dr. Hj. Maisara S. R. Hanif, MARS


Pembina IV/a
NIP. 197411162005012002

Anda mungkin juga menyukai