Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN

SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN


DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
2022
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
RSUD CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN
Jl. Padalarang–Purwakarta No.290 Km 11 Cikalong Wetan Kode Pos 40556
Email: rsudcikalongwetan@gmail.com Website:rsudcikalongwetan.bandungbaratkab.go.id tlp 022 868666243

KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD CIKALONGWETAN
NOMOR : 445/H.1/RSUD-CW/0001/I/2022

TENTANG
PEMBERLAKUKAN PANDUAN SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONGWETAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan


pada Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan, maka diperlukan
penyelanggaraan skrining yang efektif;

b. Bahwa agar pelaksanaan skrining pasien di


Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cikalongwetan sebagai landasan bagi
pelaksanaan skrining pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Cikalongwetan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan


sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
tersebut di atas, perlu di tetapkan dengan
panduan skrining pasien dengan surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cikalongwetan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang


Praktik Kedokteran;

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun


2010 tentang Rekam Medis;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum


Daerah Cikalongwetan Tentang Panduan
Skrining Pasien.

Kesatu : Panduan skrining pasien di Rumah Sakit


Umum Daerah Cikalongwetan adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;

Kedua : Kebijakan sebaimana dimaksud dalam


dictum pertama agar digunakan sebagai
acuan dalam memberikan pelayanan
yang bermutu di lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Cikalongwetan;

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan


dilaksanakan oleh Kasie Pelayanan Medik
dan Kasie Keperawatan dan Penunjang
Medik RSUD Cikalongwetan;
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cikalongwetan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN

dr. Hj. Maisara S. R. Hanif, MARS


Pembina IV/a
NIP. 197411162005012002
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN
Nomor : 445/H.1/RSUD-CW/0001/I/2022
Tanggal : 02 Januari 2022
Tentang : Panduan Skrining Pasien di RSUD Ciakongwetan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-


Nya sehingga panduan skrining pasien di iRumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan ini dapat tersusun dengan baik.
Buku panduan ini dibuat berdasarkan surat Keputusan Direktur
Nomor 445/H.1/RSUD-CW/0001/XI/2022 Tentang Panduan Skrining
Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan.
Panduan ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan skrining di Rumah
Sakit Umum Daerah Cikalongwetan untuk mendukung pelayanan yang
profesional terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sehingga Panduan Skrining Pasien ini dapat diselesaikan dan
dapat diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat
selalu diterima guna pengembangan panduan ini agar menjadi lebih baik.

Bandung Barat, 02 Januari 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB I DEFINISI..................................................................................................................
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................
BAB III TATALAKSANA.....................................................................................................
BAB IV DOKUMENTASI..................................................................................................

ii
BAB I
DEFINISI

Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi


apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi oleh sumber daya
atau fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan pada kontak
pertama dengan pasien.
Skrining dapat dilaksanakan dengan menggunakan penilaian visual,
kriteria Triase, pemeriksaan fisik atau berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostik imaging sebelumnya. Triase
sebagai salah satu cara skrining adalah cara pemilahan penderita untuk
menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat
kegawatannya dan masalah yang terjadi pada pasien.
Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah
sakit tergantung dari Informasi yang diperoleh saat melakukan
skrining tentang kebutuhan pasien pada kontak pertama.
Informasi yang dikumpulkan saat proses skrining pasien membantu
dalam pengambilan keputusan yang sesuai, yaitu mana yang dapat
dilayani dan mana yang tidak dapat dilayani serta dapat ditentukan
kebutuhan pasien yaitu preventif, kuratif, paliatif, dan rehabilitatif

1
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Area Skrining


Skrining dilakukan pada:
a. Luar rumah sakit: pada pasien yang tidak datang langsung ke
rumah sakit, skrining dilakukan melalui telepon atau media
elektronik lainnya yang dilakukan oleh petugas medis IGD yang
jaga di RSUD Cikalongwetan.
b. Dalam rumah sakit: skrining dilakukan oleh petugas/staf rumah
sakit yang pertama kontak dengan pasien.

2.2. Jenis skrining
2.2.1. Non medis
Skrining yang dilakukan secara visual atau pengamatan
pada saat pasien tiba dirumah sakit atau saat pasien mendaftar
di poliklinik rawat jalan, radiologi, laboratorium dan fisioterapi
untuk menentukan pelayanan mana yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, serta pelayanan yang dapat
dipenuhi oleh rumah sakit.

2.2.2. Medis
Skrining medis dilakukan dengan kriteria Triase (di IGD),
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan radiologi)
Dua jenis keadaan Triase dapat terjadi:
a. Triase rutin / sehari-hari
Jumlah pasien dan beratnya luka tidak melebihi
kemampuan petugas. Semua pasien yang akan dilakukan
Triase oleh dokter jaga IGD atau perawat yang kompeten

2
untuk menetapkan prioritas pelayanan yang sesuai dengan
kegawatdaruratannya.
b. Triase bencana
Pasien datang dari keadaan bencana baik dari dalam
maupun luar rumah sakit dan jumlah pasien dan beratnya
luka melebihi kemampuan petugas. Dalam keadaan ini
yang akan dilayani terlebih dahulu adalah pasien yang
memiliki kemungkinan survival yang terbesar dan
membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga yang
terbatas.
c. Triase Psikiatri
Tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa, seperti
pada kasusu percobaan bunuh diri, melukai diri,
mengganggu lingkungan dan masyakarat sekitarnya, atau
hanya mengalami kegellisahan pribadi.

3
BAB III
TATA LAKSANA

3.1. Luar rumah sakit
Skrining di luar rumah sakit dilakukan saat pasien belum
mencapai rumah sakit melalui interaksi per telepon bisa datang dari
pasien atau keluarga pasien yang mencari informasi atau dari fasilitas
kesehatan luar rumah sakit yang berencana merujuk pasien ke RSUD
Cikalongwetan.
Di RSUD Ciaklongwetan, skrining per telepon atau media
elektronik lainnya hanya dapat dilakukan pada pasien yang dirujuk
oleh fasilitas kesehatan. Telepon akan diterima oleh operator yakni
petugas admisi lalu disambungkan ke tenaga medis dan paramedis di
Instalasi Gawat Darurat. Keputusan pasien diterima di Instalasi Gawat
Darurat setelah tenaga medis dan paramedis mengumpulkan
informasi berupa identitas pasien, nama pelayanan, kesehatan yang
akan merujuk, kondisi pasien berupa anamnesa singkat, hasil
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, dan kebutuhan
pasien. Apabila RSUD Cikalongwetan dapat memberikan pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien, maka pasien dapat diterima.

3.2. Dalam Rumah Sakit
3.2.1. Skrining Non Medis
Skrining non medis dilakukan oleh petugas non medis
seperti petugas keamanan, petugas kebersihan, pendaftaran,
dan petugas poliklinik dan petugas lainnya dengan tata cara
sebagai berikut:
a. Melaksanakan skrining secara visual dengan cara melihat
kesadaran kesadaran pasien, tampak sesak, tampak nyeri
perut hebat, lemas, pucat, muntah-muntah dan lain-lain.

4
Maka petugas membantu pasien dan mengarahkan ke IGD
untuk dilakukan Triase di IGD.
b. Bila ada pasien yang membutuhkan bantuan, pasien dibantu
dan diarahkan ke IGD
c. Bila petugas melihat kegawatan yang berhubungan dengan
kehamilan seperti; ketuban pecah, pendarahan, dan lain-lain,
maka petugas membantu pasien agar dapat dibawa ke
ruang tindakan persalinan.
d. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas diharapkan
membantu pasien hingga sampai ke IGD atau petugas
menghubungi perawat IGD agar perawat IGD dapat
mengevakuasi pasien dengan benar.

3.2.2. Skrining Medis


1. Triase
Triase dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Cikalongwetan. Pasien diskrining dengan menggunakan Triase
berbasis bukti. Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat
mendesak,atau yang membutuhkan pertolongan segera
diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Berdasarkan keadaan, dua jenis keadaan Triase dapat terjadi:

a. Triase rutin / sehari- hari 
Di RSUD Cikalongwetan, Triase rutin dilakukan dengan
menggunakan metode Australia Triase Scale yang dinilai
berdasarkan Airway, breathing, circulation, deformity.
Prioritas disesuaikan dengan kegawatdarutannya dan harus
mendapat penanganan dalam waktu tunggu maksimum
sebagai berikut:

5
Ketegori Prioritas Waktu tunggu
maksimum
ATS 1 Resusitasi Segera
ATS 2 Emergensi 10 menit
ATS 3 Gawat 30 menit
ATS 4 Sedikit Gawat 60 menit
ATS 5 Tidak Gawat 120 menit

6
Tabel Australian Triase Scale pasien dewasa dan anak

ASESMEN AWAL GAWAT DARURAT

Tgl / Kebutuhan Khusus Fisik Bahasa Sosial Mental Informasi/Edukasi Tdk ada

Jam Kondisi Pasien:

KRITERIA TRIASE BERDASARKAN ATS (Australian Triage Scale)


KATEGORI KATEGORI 1 KATEGORI 2 KATEGORI 3 KATEGORI 4 KATEGORI 5
ATS Segera 10 menit 30 menit 60 menit 120 menit
Kesadaran  GCS < 9  GCS 9 - 12  GCS > 13  GCS 15  GCS 15
 Kejang saat  Curiga stroke  Muntah  ………………..  Perlu resep/
datang ke IGD akut persisten obat habis
 …..….………..  Menelan benda  Riwayat tidak  Keperluan
beracun sadar dokumen
Temuan  Digigit hewan  Curiga  Ganti balutan
Anamnesis beracun kekerasan pada  ………………..
 ……………….. anak
 ………………..

 Obstrusi  Anacaman  Paten  Paten  Paten


 Obstruksi parsial obstruksi  Obstrusi parsial
dengan distress  Obstruksi parsial dengan distress
Jalan Nafas respirasi berat dengan distress respirasi ringan
 ……………….. respirasi sedang  ………………..
 ………………..
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN

 Apneu atau RR  ………………..  ………………..  ………………..  ………………..


Laju < 10 x/ mnt
Respirasi

Retraksi  Berat  Sedang  Ringan  Tidak ada  Tidak ada


Nafas
 Tidak teraba,  Lemah dan  Teraba kuat  Teraba kuat  Teraba kuat
HR < 60x/mnt cepat HR <50
Nadi (bayi) atay >150 x/ mnt
(dewasa)

 Sianosis,  Pucat dan dingin  Pink dan hangat  Pink dan hangat  Pink dan
Warna Kulit, mottled, dingin hangat
akral dan lembab

Waktu Isi  > 4 detik  2 – 4 detik  2-4 detik  < 2 detik  < 2 detik
Kapiler
Tekanan  Tekanan sistol <  Hipertensi  Hipertensi  ………………..  ………………..
Darah 80 mmHg Emergensi Urgensi
 Perdarahan  Perdarahan  Perdarahan  ………………..  ………………..
Perdarahan hebat sedang ringan
 Nyeri hebat 7-10  Nyeri sedang 4-  Nyeri ringan 1-3  Tidak nyeri
 Nyeri dada 6
curiga jantung  Nyeri dada
Penilaian  Nyeri perut bukan jantung
Nyeri spesifik curiga  Nyeri perut tidak
akut abdomen spesifik
 ………………..  ………………..

 Trauma asam/  Kelainan visus  Penglihatan  Penglihatan


basa pada mata mendadak normal normal
 Luka penetrasi  ………………..  Trauma benda  Tidak nyeri
 Buta mendadak tumpul
Mata  ………………..  Benda asing
 Nyeri ringan
 ………………..

Trauma  Trauma mayor  Deformitas,  Curiga fraktur,  Luka minor,


multiple (fraktus, laserasi besar laserasi kecil lecet, laserasi
amputasi) membutuhkan tidak

7
jahitan, sprain memerlukan
jahitan
 Melukai orang  Mengancam diri  Kebingungan,  Kooperatif  Dapat
lain/ diri sendiri sendiri/ orang terlihat curiga mengikuti
Psikiatri lain terhadap orang instrusi
lain

KESIMPULAN KATEGORI ATS

a. Data Subyektif : Auto Anamnesa Allo Anamnesa ………………. (nama pemberi ket)
Alasan Masuk ke RS
Keluhan Penyakit :………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Riwayat Alergi : Tidak ada Ada, Sebutkan : ……………………………………


(Jika ada pasangkan gelang merah)
Kondisi Psikologis : Tak Gelisah Takut Sedih Rendah diri Marah
Sosiologis : Tak Isolasi Sosial ……………………………………………………
Spiritual : Tak Perlu dibantu dalam beribadah Agama :

Riwayat Penyakit Dahulu : ……………………………………………………………………………………...

Riwayat Pengobatan Sebelumnya : ………………………………………………………………….………………...


………………………………………………………………………………………

b. Data Obyektif : Keadaan Umum Baik Sedang Buruk …………………………


TD : ….. / …...mmHg Suhu : ……oC Nadi : ………x/menit RR : .... x/menit
GCS : E…..M…..V……. Saturasi O2 : …….. % BB : ………. kg
c. Assesmen Nyeri : (Tidak ada nyeri-nyeri sangat berat )
1) UPA (Universal Pain Assesment) (Dewasa & Anak > 6 tahun)

2) FLACCS ( Face, Legs, Activity, Cry, Consolability ) Skor < 5 Skor > 5(Neonatus & Pediatric)
3) Critical Care Pain Observation Tool (CCPOT)
0 Tidak Nyeri 4-6 Nyeri Sedang (pasien tidak sadar)
1-3 Nyeri Ringan > 6 Nyeri Berat

d. Assesmen Risiko Jatuh Humpty dumpty Morse Fall Scale Geriatri, skor ……..
Edmunson

Risiko Rendah Sedang Tinggi (jika risiko tinggi pasangkan gelang kuning)

e. Skrining Gizi Awal

No. Kriteria Skor Total Skor


1. Penurunan berat badan akhir-akhir Tidak 0
8 11-15 kg 3 0-1 Risiko Rendah
ini tanpa direncanakan 1-5 kg 1 7-15 kg 4 2-3 Risiko Sedang
6-10 kg 2 tidak yakin 2 4-5 Risiko Tinggi

2. Anak tampak kurus (pasien anak) Tidak 0


Tanda Tangan &
Jam Data Rencana Asuhan Jam Tindakan Nama

Tanda Tangan &


Jam Evaluasi (SOAP) Nama

f. Masalah Keperawatan : ……………………………………………………………………………………………

g. Asuhan Keperawatan IGD :

h. Anamnesis : Auto Anamnesa Allo Anamnesa ……………………. (nama


pemberi ket)

9
p. Reassessmen Nyeri : UPA FLACCS CCPOT Skor : …………………………
Dirawat di ruang : …………………………………………………
Tindakan Lanjutan di : Kamar Operasi Kamar Bersalin HD Cath-Lab OPD Spesialis
o. Kondisi Pasien Saat Pindah/Pulang dari IGD :
Dirujuk ke Rumah Sakit : ………………………………………….
Pukul : ……………..
Dipulangkan pukul : ……………………………………… Meninggal pukul ; …………………………………………….
Tanda-Tanda Vital GCS : E :……….M : ………..V : …………. TD : …………/……….mmHg
i. Transportasi
Pemeriksaan Fisik
pulang : Kendaraan pribadi Ambulan Kendaraan Jenazah
Nadi : ……………x/menit regular/ireguler Suhu : ……… oC
n. Tindak Lanjut : Rawat Jalan Kamar Operasi Pelayanan Intensif HCU
Tanda Vital
Pendidikan Kesehatan Pasien: TDPulang
: ……./…….mmHg Makan/Minum Suhu : ……. oC
obat teratur Nadi : …….x/mnt
Perawatan Luka RR : …….x/mnt
RR : ……………x/menit SpO2 : ……….%
Rawat Inap Pulang Pulang Paksa Rujuk Meninggal
TB : ……………. CmDiet BB : …………….
Lain-lain
Catt
Kg
: ……………………………….
: status lokalis wajib mencantumkan
l.m. Diagnosa
Rencana Asuhan
GCS:
Medis :
: E :………….. M : ………….. V : ………… ukuran P x L x T dan diameter

k. Ket : Pemeriksaan
j.Data Penunjang (EKG,Neurologis
Laboratorium, Radiologi, DLL)
Kepala : ………………………………………………………………………………………………………………
Rangsangan Meningen : ……………. Kaku kuduk: ………………. Vegetatif BAB/BAK:……
Muka : ……………………………….. Telinga : …………………………
Saraf Kranial (N.I – N.X) : …………………………………………………………………………………………………...
Mata : ………………………………. Hidung : ……………….………
Refleks Fisiologis : ……………………………………………………………. Sensorik : ………………………..
Mulut : ………………………………. Gigi : …………………………
: BTR : ………./………...APR : ………./…………. Refleks Patologi : ……………….
Lidah : ……………………………… Tenggorokan: …………………………
KPR : ………/…………
Leher : ……………………………………………………………………………………………………………
Motorik :
Dada : ……………………………………………………………………………………………………………
Jantung : ……………………………….. Paru : …………………………
Mammae : ……………………………….
Abdomen : ……………………………………………………………………………………………………………
Punggung : ……………………………………………………………………………………………………………
Genital : ……………………………………………….. Anal : …………………………
Ekstremitas : Atas : …………………………………………………………………………………………………...
Bawah : ……………………………………………………………………………………………………

belakang depan kiri


kanan

10
Setelah dilakukan Triase dan ditemukan prioritas
penanganan pasien, pasien dengan kategori resusitasi segera
di zona merah dan kategori emergensi ditempatkan di zona
kuning. Pasien dengan kategori gawat ditempatkan di zona
hijau. Pasien dengan kategori sedikit gawat di zona biru dan
pasien tidak gawat ditempatkan di zona putih yang diarahkan
untuk mendaftar ke poliklinik bila buka atau diminta menunggu
apabila terdapat pasien yang lebih gawat.

b. Triase bencana
Di RSUD Cikalongwetan, triase dalam keadaan bencana
menggunakan metode START atau Simple Triase and Rapid
Treatment untuk menentukan skala prioritas pengobatan
kepada pasien pada keadaan bencana.
Warna Prioritas Keterangan
Merah 1 Prioritas utama Memerlukan pengobatan
pengobatan dengan segera karena dalam
kondisi sangat kritis yaitu
tersumbatnya jalan napas,
sesak, perdarahan, syok,
atau hilang kesadaran.
Kuning 2 Bisa menunggu Pengobatan dapat ditunda
pengobatan untuk beberapa jam dan tidak
akan berpengaruh terhadap

11
nyawanya serta tanda-tanda
vital stabil.
Hijau 3 Ringan Dapat berjalan sendiri
Hitam 0 Meninggal atau tidak Sudah meninggal dunia
dapat diselamatakan ataupun tanda-tanda
kehidupannya terus
menghilang

c. Triase psikiatrik
RSUD Cikalongwetan merupakan suatu proses
menempatkan pasien dalam tempat yang sesuai pada saat
yang tepat untuk menerima level pelayanan
kegawatdaduratan psikiatrik yang sesuai.

Tabel Triase Psikiatri


TANGGAL : NAMA :

JAM : UMUR :
Rujukan : ya dari RS .............................. Puskesmas..... NO RM
dokter lainnya......
Dx Rujukan ..........

Tidak datang sendiri

diantar keluarga/masyarakat/Institusi

Alamat Agama Datang jam .....

Di layani jam .....


Informasi diperoleh dari :  pasien  keluarga, nama :  orang lain , nama :
TRIASE jam : Riwayat penyakit dahulu :
Keluhan utama : kejang tidak kejang
Anamnesis :
Riwayat penyakit keluarga :

Alergi : Alkohol :  ya  tidak Drug abuse  ya


 tidak
Perokok :  ya  tidak
Kategori triase :  merah  kuning  hijau biru  DOA/hitam TB : Cm BB : Kg

12
Jam TD HR(x/min) Resp(x/min) SaO2 (%) Suhu Status mental :
/ ………..° sadar penuh  tidak sadar
C respon thd verbal
respon thd nyeri
ANAMNESE STATUS MENTAL

APPEARANCE(Penampilan)

1. Postur : Bungkuk Tegak/tegap lain-lain ....................

2. Kerapian : Rambut kusut Berhias tidak sesuai personal heigiene kurang Rapi

3. Cara berpakaian : Penggunaan asesoris yang tidak sesuai pakaian kotor Tidak sesuai sesuai

4. Status Nutrisi : Kurus kakeksia Obesitas Baik

5. Tanda pengunaan obat /alkohol : kemerahan pada wajah Pupil dilatasi/midriasis tanda / bekas penggunaan
napza tidak ada tanda/bekas pengguna narkoba

6. Selalu bawa senjata : iya tidak

BEHAVIOR (PERILAKU)

Aktif Hipoaktif Agresif

KOGNITIF

1 Orientasi Klien terhadap


Orang : baik tidak

Waktu : baik tidak

Tempat : baik tidak

2. Interaksi selama wawancara bermusuhan agresif secara lisan tidak kooperatif/tidak komunikatif
curiga tidak ada konta mata detensif udah tersinggung koperatif/komunikatif

3. Memory : Baik Tidak

4. Kemampuan membuat keputusan : Baik Tidak

5. Kemampuan menilai : Baik Tidak

13
SPEECH (pembicaraan)
1. Kecepatan : Cepat Tidak bisa disela Lambat Sedang
2. Nada : Marah Keras Diam Berbisik Sedang
3. Kualitas : Membentak Menggerutu Membisu Pasif Komunikatif

THOUGHT (Pola Pikir)


1. Proses Pikir : Non realistik Austistik Asosiasi longgar Inkoheren Sirkumtantial Flight of
idea
Blocking Perseverasi Koheren Realistik Lain-lain.....
2. Isi Pikir : Paranoid Waham Pikiran bunuh diri Pikiran tentang pembunuhan Pikiran rendah diri
fantasi Pesimisme Fobia Isolasi sosial Lain-lain.....

AFFECT
Cemas Murung Labil Tidak sesuai Datar Tumpul Ambivalensi Sesuai

MOOD (suasana hati)


Marah Depresi Cemas/ketakutan Eforia Gembira

PERSEPTIONS (Persepsi)
Halusinasi............... Mengikuti halusinasi Menolak halusinasi Ilusi Depersonalisasi
Derealisasi Gangguan somatosensoris pada reaksi konvensi Perilaku Halusinasi
DIAGNOSA MEDIS

TERAPI :

TINDAK LANJUT PELAYANAN Dirawat Dirujuk Pulang

Nama & ttd dokter pemeriksa

(……………………………..)

d. Skrining pasien rawat inap


Pemeriksaan diagnostik dilakukan bila pasien
dipertimbangkan untuk dirawat inap atau dirujuk. Pada kasus
yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa memberikan
pelayanan maka pemeriksaan penunjang diagnostik tetap
dilakukan untuk selanjutnya dipersiapkan untuk dirujuk ke

14
rumah sakit lain setelah kondisi pasien stabil dan keluarga
bersedia. Jenis pemeriksaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel rencana pemeriksaan penunjang rutin sebelum rawat inap


No Janis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang
1 Dewasa a. Darah lengkap
b. Gula darah sewaktu
c. Foto Thoraks (pada usia > 40 tahun)
d. EKG (pada usia >40 tahun)
e. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis
2 Anak a. Darah lengkap
b. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis
3 Kebidanan a. Darah lengkap
b. Urin lengkap
c. HbsAg (bila belum pernah dilakukan selama
kehamilan)
d. Rapid test HIV (bila belum pernah dilakukan selama
kehamilan)
e. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis
4 Rawat HCU a. Darah lengkap
b. Gula darah sewaktu
c. Foto Thoraks (skrining penyakit menular melalui airboen
atau droplet)
d. EKG (pada usia >40 tahun)
e. Fungsi ginjal: ureum dan kreatinin
f. Fungsi hati: SGOT dan SGPT
g. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis
5 Rencana Rujuk a. Darah lengkap
b. Gula darah sewaktu
c. Foto Thoraks (pada usia > 40 tahun)
d. EKG (pada usia >40 tahun)

15
Pasien tidak dipulangkan, dirawat, atau dirujuk sebelum
diperoleh hasil tes yang dibutuhkan tersedia.
Setelah informasi yang dibutuhkan tersedia (anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang), informasi
dianalisa menghasilkan diagnosa dan kondisi pasien untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien (preventif,
kuratif, paliatif, dan rehabilitatif) yang dicatat dalam rekam
medis dan rencana pelayanan sesuai kebutuhan pasien.

d. Skrining Kebutuhan Pelayanan Pasien


Skrining kebutuhan pelayanan pasien dilakukan pada
pasien rawat inap dan bertujuan untuk menentukan prioritas
pelayanan pasien yaitu preventif, paliatif, kuatif, dan
rehabilitatif.
- Preventif
Sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Pelayanan preventif yang dilakukan di rumah sakit
adalah terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini
untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindari
akibat yang timbul dari perkembangannya penyakit
tersebut.

- Paliatif
Merupakan perawatan medis yang dapat dibantu
meminimalisir penderita serta meningkatkan kualitas
hidup pasien yang mengalami penyakit kritis yang
mengancam keberlangsungan hidupnya. Perawatan
paliatif meiliki fokus pada peredaman rasa sakit, gejala,
serta stress penyakit kritis seperti kanker stadium lanjut.

16
- Kuratif
Merupakan pengobatan yang dilakukan dengan
tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah
yang terjadi. Pengobatan segera dilakukan sebagai
penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi
yang lebih parah.

- Rehabilitatif
Mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.

17
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Asesmen Triase Pasien Gawat Darurat


2. Asesmen medis IGD
3. Asesmen keperawatan IGD
4. Asesmen Triase Psikiatri
5. Pengantar pemeriksaan laboratorium
6. Pengantar pemeriksaan radiologi

Ditetapkan di : Cikalongwetan
Pada tanggal : 02 Januari 2022
DIREKTUR RSUD CIKALONGWETAN

dr. Hj. Maisara S. R. Hanif, MARS


Pembina IV/a
NIP. 197411162005012002

18

Anda mungkin juga menyukai