DEFINISI
A. DEFINISI OPERASIONAL
1
Tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan
tubuh pasien.
8. Wali
Orang-orang yang secara hukum dianggap sah mewakili
kepentingan orang lain yang tidak kompeten (dalam hal ini pasien
yang tidak kompeten).
9. Pengampu
Orang atau badan yang ditetapkan pengadilan sebagai pihak yang
mewakili kepentingan seseorang tertentu (dalam hal ini pasien)
yang dinyatakan berada di bawah pengampuan (curatele).
10. Kompeten
Cakap untuk menerima informasi, memahami, menganalisisnya,
dan menggunakannya dalam membuat persetujuan atau penolakan
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2
Setelah membaca panduan pengelolaan dan tindak lanjut dari
pasien yang menolak rencana asuhan medis dan berniat keluar
rumah sakit seluruh staf klinis rumah sakit dapat memberitahukan
pasien dan keluragnya tentang hak mereka untuk membuat
keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
2. Tujuan Khusus
Setelah membaca panduan staf klinis rumah sakit mampu :
3
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Panduan pengelolaan dan tindak lanjut dari pasien yang menolak rencana
asuhan medis dan berniat keluar rumah sakit digunakan oleh unit-unit
yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, antara lain :
4
BAB III
TATALAKSANA
5
9. Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai penjelasan, tersebut dapat merugikan
kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka
dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga
terdekat dengan didampingi oleh tenaga kesehatan lain misal perawat sebagai
saksi.
10. Dalam hal dokter atau dokter gigi yang merawatnya berhalangan untuk
memberikan penjelasan secara langsung, maka pemberian penjelasan harus
didelegasikan kepada dokter atau dokter gigi lain yang kompeten.
11. Tenaga kesehatan tertentu seperti perawat dapat membantu memberikan
penjelasan sesuai dengan kewenangannya.
12. Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien.
13. Pasien atau keluarga dapat membatalkan atau menarik kembali persetujuan
tindakan kedokteran sebelum dimulainya tindakan.
14. Dokter mengecek kembali apakah pasien telah mengerti informasi tentang
keadaan pasien, tindakan atau pengobatan, serta semua kemungkinan efek
sampingnya.
15. Jika sudah memahaminya pasien atau keluarga dapat membatalan persetujuan
tindakan kedokteran secara tertulis.
16. Pasien dan keluarga bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari
pembatalan persetujuan tindakan kedokteran
17. Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak menghapuskan tanggung
gugat hukum dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam melakukan tindakan
kedokteran yang mengakibatkan kerugian pada pasien.
18. Tindakan penghentian / penundaan bantuan hidup (withdrawing/withholding life
support) pada seorang pasien harus mendapat persetujuan keluarga terdekat
pasien.
19. Persetujuan penghentian / penundaan bantuan hidup oleh keluarga terdekat
pasien diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari tim dokter yang
bersangkutan.
6
20. Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien dan/atau keluarga
terdekat setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan
dilakukan.
21. Penolakan tindakan kedokteran harus dilakukan secara tertulis.
22. Akibat penolakan tindakan kedokteran menjadi tanggung jawab pasien.
23. Pasien atau keluarga pasien yang menolak tindakan kedokteran, walaupun
sudah dijelaskan ulang oleh dokter wajib mengisi dengan lengkap surat
pernyataan penolakan tindakan kedokteran sebagai bukti sudah memahami
akibat dan keonsekuensinya bagi pasien.
24. Penolakan tindakan kedokteran tidak memutuskan hubungan dokter dan pasien.
7
B. TATALAKSANA PENUNDAAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
(PERMINTAAN PASIEN)
8
a. Jenis kelamin
b. Alamat
c. Nomor KTP / SIM
d. Alasan meninggalkan perawatan
e. Waktu meninggalkan perawatan
f. Tanda tangan dan nama lengkap pasien atau keluarga
g. Tanggal dan jam keluar rumah sakit
h. Tanggal dan jam masuk kembali rumah sakit
i. Tanda tangan DPJP
2. Perawat melakukan identifikasi apakah pasien diantar dengan ambulans rumah
sakit atau tidak dengan bertanya kepada pasien atau keluarga.
3. Jika pasien membutuhkan ambulans rumah sakit, perawat berkoordinasi dengan
IGD dan bagian kendaraan.
9
C. TATALAKSANA PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI (APS).
1. Pasien atau keluarga pasien yang sedang di rawat inap mengajukan pulang atas
permintaan sendiri karena alasan tertentu.
2. Perawat melakukan asesmen alasan pasien pulang atas permintaan sendiri lalu
memberikan edukasi konsekuensi dan bahaya jika belum sembuh dan pulang.
3. Jika pasien tetap ingin pulang, perawat melakukan koordinasi dengan DPJP
perihal permintaan pasien pulang atas permintaan sendiri dengan alasan yang
dikemukakan.
4. Dokter jaga / DPJP melakukan asesmen kepada pasien dan menjelaskan kondisi
terakhir dari pasien kepada keluarga.
5. DPJP berhak memutuskan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan
permohonan pasien pulang atas permintaan sendiri dengan memperhatikan
kondisi klinis pasien.
6. DPJP tidak mengizinkan pasien untuk pulang atas permintaan sendiri, lalu
menjelaskan konsekuensi dan bahaya pulang dalam kondisi belum sembuh.
a. Jika pasien atau keluarga tetap ingin pulang setelah tidak diizinkan oleh
DPJP dan mengerti konsekuensi dan bahaya yang akan terjadi pada dirinya,
maka pasien dan keluarga mengisi dengan lengkap surat pernyataan pulang
atas permintaan sendiri.
b. Pasien atau keluarga bertanggung jawab terhadap konsekuensi dan bahaya
pulang atas permintaan sendiri dalam kondisi belum sembuh.
7. Jika DPJP mengizinkan pasien pulang atas permintaan sendiri, pasien atau
keluarga mengisi dengan lengkap surat pernyataan pulang atas permintaan
sendiri yang terdiri dari :
a. Identitas keluarga
1) Nama keluarga terdekat
2) Umur dan tanggal lahir keluarga terdekat
3) Jenis kelamin
4) Alamat
5) Nomor KTP / SIM keluarga terdekat
6) Alasan menghentikan rawat inap
10
b. Identitas pasien
1) Nama pasien
2) Umur dan tanggal lahir pasien
3) Jenis kelamin pasien
4) Alamat pasien
5) Nomor KTP / SIM pasien
6) Asal pasien dirawat
7) Nomor rekam medis pasien
8) Tanggal dan waktu pulang atas permintaan sendiri
9) Tanda tangan dan nama lengkap pasien saksi-saksi
10)Tanda tangan dan nama lengkap dokter yang merawat
11)Tanda tangan dan nama lengkap yang membuat pernyataan
11
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi yang terkiat dengan panduan pengelolaan dan tindak lanjut pada pasien
yang menolak rencana asuhan medis dan berniat keluar rumah sakit yaitu :
PERMINTAAN SENDIRI.
12