Menetapkan
Pertama : keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli
Tentang Panduan Rujukan Pasien
Kedua : panduan rujukan pasien di Rumah Sakit Umum Mokopido
Tolitoli terlampir dalam keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Mokopido Tolitoli Nomor:
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari teryata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Tolitoli
Pada Tanggal :
Direktur RSUD MOKOPIDO TOLITOLI
dr. HAYYATUNNUFUS,Sp.S
Pembina (IV/a)
NIP. 19820105 200904 2 005
BAB I
DEFINISI
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasarkan kondisi
pasien, untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan
fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Rujukan pasien antara lain untuk memenuhi kebutuhan pasien atau
konsultasii spesialis, tindakan, serta penunjang diagnostik. Jika pasien dirujuk ke
rumah sakit lain, Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli sebagai rumah sakit yang
merujuk harus memastikan fasilitas kesehatan penerima menyediakan pelayanan
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas menerima
pasien.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan
sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) atau secara
horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Sedehananya, sistem
rujukan mengatur dari mana dan harus ke mana seseorang dalam melakukan
rujukan adalah memasikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani
rujukan. Pelaksanaan rujukan hanya boleh dilakukan oleh staf medis dan staf
keperawatan yang kompeten serta petugas profesional lainnya yang sudah terlatih
BAB II
RUANG LINGKUP
9. Perawat atau bidan bersama dengan sopir ambulans mengurus surat jalan di
kantor
10. Perawat/atau bidan menyiapkan pasien untuk diberangkatkan dan sopir
menyiapkan kendaraan ambulans yang akan digunakan
11. Pasien dipindahkan ke mobil ambulans
12. Pasien diantar ke rumah sakit rujukan menggunakan ambulans
13. Selama proses rujukan kondisi pasien dimonitor secara kontinyu dan
didokumentasikan pada lembar observasi
14. Petugas yang mengantar melakukan timbang terima dengan penerima rujukan
setelah sampai di rumah sakit rujukan dengan melengkapi format catatan
perpindahan pasien antar rumah sakit (form rujukan), dibuat rangkap dua, satu
ditinggalkan dan satu dibawa pulang
3. Hipovolemia adalah kondisi yang sulit ditoleransi oleh pasien akibat adanya
akselerasi dan deselerasi selama transfer berlangsung, sehingga hipovolemia
harus sepenuhnya dikoreksi sebelum dirujuk.
4. Rumah sakit yang dituju untuk rujuk harus memastikan bahwa ada prosedur /
pengaturan transfer pasien yang memadai.
5. Perlu waktu hingga beberapa jam mulai dari setelah pengambilan keputusan
dibuat hingga pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
6. Hal yang penting untuk dilakukan sebelum dirujuk:
4) Relaksans otot
5) Obat inotropik
4. Hindari penggunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak agar akses
terhadap pasien tidak terhalang dan stabilitas brankar terjaga dengan baik
7. Petugas rujuk harus familiar dengan seluruh peralatan yang ada di ambulans.
8. Pertahankan temperatur pasien, lindungi telinga dan mata pasien selama
rujukan.
9. Seluruh peralatan harus kokoh, tahan lama, dan ringan.
10. Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan
baterai (saat tidak disambungkan dengan stop kontak)
11. Baterai tambahan harus dibawa
12. Monitor yang portabel harus mempunyai layar yang jernih dan terang dan
dapat memperlihatkan elektrokardiogram (EKG), saturasi oksigen arteri,
pengukuran tekanan darah (non- invasif), dan temperature
13. Pengukuran tekanan darah non-invasif pada monitor portabel dapat dengan
cepat menguras baterai dan tidak dapat diandalkan saat terdapat pergerakan
eksternal /vibrasi (getaran).
14. Alarm dari alat harus terlihat jelas dan terdengar dengan cukup keras.
15. Semua peralatan harus terstandarisasi sehingga terwujudnya suatu proses
rujukan pasien yang lancar dan tidak adanya penundaan dalam pemberian
terapi /obat-obatan.
16. Catatlah status pasien, tanda vital, pengukuran pada monitor, tatalaksana yang
diberikan, dan informasi klinis lainnya yang terkait. Pencatatan ini harus
dilengkapi selama rujukan pasien.
17. Pasien harus dipantau secara terus-menerus selama rujukan pasien dan dicatat
dilembar pemantauan.
1. Pasien dengan sakit berat / kritis harus didampingi oleh minimal 2 orang
tenaga medis.
2. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis / petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi /situasi klinis dari tiap kasus (tingkat
/ derajat beratnya penyakit / kondisi pasien).
3. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) bertugas untuk membuat
keputusan dalam menentukan siapa saja yang harus mendampingi pasien
selama transfer berlangsung.
4. Sebelum melakukan transfer, petugas yang mendampingi harus paham dan
mengerti akan kondisi pasien dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan
proses rujukan.
5. Berikut ini adalah pasien-pasien yang tidak memerlukan dampingan dr
Ruangan/DPJP selama proses rujukan antar-rumah sakit berlangsung.
a. Pasien yang dapat mempertahankan patensi jalan napasnya dengan baik
dan tidak membutuhkan bantuan ventilator / oksigenasi
b. Pasien dengan perintah ‘Do Not Resuscitate’ (DNR)
c. Pasien yang ditransfer untuk tindakan manajemen definitif akut di mana
intervensi anestesi tidak akan mempengaruhi hasil.
6. Berikut adalah panduan perlu atau tidaknya dilakukan transfer berdasarkan
tingkat / derajat kebutuhan perawatan pasien kritis. (keputusan harus dibuat
oleh DPJP)
a. Derajat 0:
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat
biasa di unit/ rumah sakit yang dituju; biasanya tidak perlu
didampingi oleh dokter, perawat, atau paramedis (selama transfer).
b. Derajat 1:
Pasien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien yang
sebelumnya menjalani perawatan di High Care Unit (HCU); di mana
membutuhkan perawatan di ruang rawat biasa dengan saran dan
dukungan tambahan dari tim perawatan kritis; dapat didampingi oleh
perawat, petugas ambulans, dan atau dokter (selama transfer).
c. Derajat 2:
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat,
termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan
pasca-operasi, dan pasien yang sebelumnya dirawat di HCU; harus
didmpingu oleh petugas yang kompeten, terlatih, dan
berpengalaman (biasanya dokter dan perawat/ paramedis lainnya.
d. Derajat 3:
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced
respiratory support) atau bantuan pernapasan dasar (basic
respiratory support) dengan dukungan / bantuan pada minimal 2
sistem organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan
penanganan kegagalan multi-organ; harus didampingi oleh petugas
yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter
anestesi dan perawat ruang intensif / UGD atau paramedis lainnya).
7. Saat DPJP di Rumah Sakit 7206012 RSU Mokopido Tolitoli tidak dapat
menjamin terlaksananya bantuan/ dukungan anestesiologi yang aman selama
proses transfer; pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan
prioritas dan risiko terkait .
8. Semua petugas yang tergabung dalam tim rujukan untuk pasien dengan sakit
berat / kritis harus kompeten, terlatih, dan berpengalaman.
9. Petugas yang mendampingi harus membawa telepon genggam selama proses
rujukan berlangsung yang berisi nomor telepon Rumah Sakit 7206012 RSU
Mokopido Tolitoli dan rumah sakit tujuan.
10. Keselamatan adalah parameter yang penting selama proses transfer.
F. Kompetensi Pendampingan Pasien dan Peralatan yang harus
dibawa selama rujukan pasien
Pasien Petugas Keterampilan yang Peralatan Utama dan
Pendamping dibutuhkan Jenis Kendaraan
(minimal)
Derajat 0 Petugas ambulans Bantuan hidup dasar Kendaraan High
(BHD) Dependency
Service (HDS)/
ambulans
Derajat Petugas ambulans Bantuan hidup dasar Kendaraan High
0,5 dan paramedis (BHD) Dependency
(orang Service (HDS)/
ambulans
tua/
delirium)
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Tolitoli
Pada Tanggal :
Direktur RSUD MOKOPIDO TOLITOLI
dr. HAYYATUNNUFUS,Sp.S
Pembina (IV/a)
NIP. 19820105 200904 2 005