Anda di halaman 1dari 8

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA

UPTD PUSKESMAS TATAH MAKMUR


NOMOR : /PKM-TM/2023
TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH
UPTD PUSKESMAS TATAH MAKMUR

PEDOMAN PELAYANAN RUJUKAN DI UPTD PUSKESMAS TATAH MAKMUR


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat.
Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu: tingkat
pertama, kedua dan ketiga. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terjadi
keterbatasan dalam pelayanan sehingga dilakukan rujukan ke tingkat fasilitas
pelayanan kesehatan selanjutnya.
Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal. Rujukan vertikal
merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan. Rujukan
horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memetakan segala aspek-aspek sistem rujukan yang
mencakup sarana prasarana dan pelaksanaan rujukan yang ada di UPTD
Puskesmas Tatah Makmur dengan pelaksanaan sistem rujukan yang sesuai
dengan Sistem Kesehatan Nasional.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang pelaksanaan rujukan di UPTD Puskesmas Tatah
Makmur
b. Mengetahui tentang prosedur sistem rujukan yang berlangsung di UPTD
Puskesmas Tatah Makmur
c. Mengetahui tentang kelengkapan sarana prasarana dalam kaitan
pelaksanaan rujukan yang berlangsung di UPTD Puskesmas Tatah
Makmur

C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
2. Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5064);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
7. Peraturan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
BAB II
RUJUKAN

A. PENGERTIAN RUJUK
Rujuk pasien adalah memindahkan pasien dari fasilitas Kesehatan(puskesmas)
ke rumah sakit atau pemindahan pasien dari satu ruangan keruang perawatan/
ruang tindakan lain di dalam rumah sakit (intra rumah sakit)

B. MENENTUKAN PERLUNYA RUJUK


Yang mutlak diketahui adalah kemampuan dokter yang bertugas serta
kemampuan puskesmas tersebut. Dengan pengetahuan ini dapat dikenal secara
dini pasien mana yang perlu dilakukan rujukan.

C. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUJUK


Faktor-faktor yang dijadikan pegangan untuk rujuk penderita antara lain adalah
kriteria fisiologis, pola perlukaan, biomekanik trauma dan beberapa masalah
khusus. Apabila keputusan untuk rujuk sudah diambil, jangan menunda rujuk
dengan melakukan pemeriksaan agar lengkap.

D. CARA TRANSPORTASI
Transportasi adalah kegiatan pendukung untuk kegiatan gawat darurat yang
perlu mendapat pelatihan untuk memberikan pelayanan antar unit pelayanan
diperlukan prosedur, peralatan dan SDM yang memiliki pengetahuan cukup.
Perjalanan ke rumah sakit dapat berbahaya kecuali apabila terhadap pasien
telah dilakukan stabilisasi, tenaga yang mendampingi cukup terlatih dan telah
diperhitungkan kemungkinan terjadi selama transportasi.

F. DOKUMENTASI
Yang disertakan dengan pasien pada saat rujuk adalah dokumentasi mengenai
permasalahan pasien, terapi yang telah di berikan, keadaan pasien saat akan di
rujuk.

H. PENGELOLAAN SELAMA RUJUK


Petugas pendamping harus yang terlatih, tergantung keadaan pasien dan
masalah yang mungkin akan timbul.
1. Monitoring tanda vital dan pulse oximetry.
2. Pemberian obat sesuai instruksi dokter selama merujuk
3. Menjaga komunikasi dengan dokter selama rujuk
4. Melakukan dokumentasi
BAB II
RUANG LINGKUP

Unit Pelayaan di UPTD Puskesmas Tatah Makmur yang berhubungan dengan


pelayanan rujukan pasien adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran dan rekam medis
2. Unit Pemeriksaan umum
3. Unit KIA KB Imunisasi
1. Unit Kesehatan gigi dan mulut
BAB III
TATA LAKSANA

A. PENGATURAN RUJUK
1. UPTD Puskesmas Tatah Makmur memiliki tim rujuk yang terdiri dari Perawat,
Perawat Gigi, Bidan yang kompeten dalam merawat pasien kritis, dan petugas
ambulance. Tim ini yang berwenang untuk memutuskan metode rujuk mana
yang akan dipilih.
2. Metode rujuk yang ada di UPTD Puskesmas Tatah Makmur yaitu jika kondisi
mengancam nyawa di kirim menggunakan tim rujuk, jika tidak mengancam
nyawa pasien berangkat sendiri sesuai dengan kesepakatan yang tertulis
3. Dokter yang bertanggung jawab dalam tim transfer pasien untuk mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan rujuk

B. KEPUTUSAN MELAKUKAN RUJUK


1. Lakukan pedekatan yang sistematis dalam proses rujuk pasien.
2. Awali dengan pengambilan keputusan untuk melakukan rujuk, kemudian
lakukan stabilisasi pre-rujuk dan manajemen rujuk.
3. Hal ini mencakup tahapan : Evaluasi, komunikasi, dokumentasi/pencatatan,
pemantauan, penatalaksanaan, penyerahan pasien, dan kembali ke UPTD
Puskesmas Tatah Makmur.
4. Tahapan yang penting dalam menerapkan proses transfer yang aman :
edukasi dan persiapan.
5. Pengambilan dan keputusan untuk melakukan rujuk harus dipertimbangkan
dengan matang karena rujuk berpotensi mengekspos pasien dan akan resiko
bahaya tambahan, serta menambah kecemasan keluarga dan kerabat
pasien.
6. Pertimbangkan resiko dan keuntungan dilakukannya rujuk. Jika resikonya
lebih besar, sebaiknya jangan melakukan rujuk.
7. Dalam rujuk pasien, diperlukan personel yang terlatih dan kompeten,
peralatan dan kendaraan khusus.
8. Pengabilan keputusan harus melibatkan DPJP
9. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan nama dokter
yang mengambil keputusan (berikut gelar dan biodata detailnya), tanggal dan
waktu diambilnya keputusan, serta alasan yang mendasari.

C. Repatriasi / Pemulangan Kembali


1. Rujuk hanya boleh dilakukan jika pasien telah stabil dan kondisinya dinilai
cukup baik untuk menjalani rujuk oleh DPJP
2. Pertimbangan akan risiko dan keuntungan dilakukannya rujuk harus dipikirkan
dengan matang dan dicatat.
3. Beritahukan kepada pasien (jika kondisinya memungkinkan) dan keluarga
mengenai perlunya dilakukannya rujuk ke rumah sakit, dan mintalah
persetujuan tindakan rujuk.
4. Proses pengaturan rujuk ini harus dicatat dalam status rekam medis pasien
5. Personel tim rujuk harus mengikuti pelatihan rujuk, memiliki kompetensi yang
sesuai, berpengalaman, mempunyai peralatan yang memadai, dapat
bekerjasama dengan jasa ambulan,protokol, dan, serta pihak-pihak lainnya
yang terkait, dan juga memastikan proses rujuk berlangsung dengan aman
dan lancar
6. Pusat pelayanan ambulan harus diberitahu sesegera mungkin jika keputusan
untuk melakukan rujuk telah dibuat, bahkan bila waktu pastinya belum
diputuskan. Hal ini memungkinkan layanan ambulan untuk merencanakan
pengerahan petugas dengan lebih efisien.

D. HAL-HAL YANG TIDAK MEMUNGKINKAN DILAKUKAN RUJUK PASIEN


1. Pasien sudah meninggal.
2. Keluarga menolak untuk dilakukan rujuk pasien ke rumah sakit lain.
3. Rumah sakit yang dituju tidak mempunyai fasilitas yang dibutuhkan oleh
pasien.

E. PENDAMPING PASIEN SELAMA RUJUK


1. Pasien dengan sakit yang berat / kritis harus didampingi oleh minimal 2 orang
tenaga medis.
2. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis / petugas yang mendampingi pasien
bergantung pada kondisi / situasi klinis dari setiap kasus (tingkat / derajat
beratnya penyakit / kondisi pasien)
BAB IV
DOKUMENTASI

Proses rujukan memerlukakan beberapa macam dokumen yaitu


1. Surat Persetujuan rujukan, didokumentasi dalam berkas rekam medis
2. Surat penolakan tindakan medis, jika pasien tidak bersedia dirujuk didokumentasi
dalam berkas rekam medis
3. Surat Rujukan, diserahkan RS tujuan
4. Resume Pasien , diserahkan RS tujuan
5. Surat transfer pasien external , diserahkan ke RS tujuan untuk ditandatangani
kemudian didokumentas dalam berkas rekam medis
BAB V
PENUTUP

Dengan ditetapkan Pedoman Pelayanan Rujukan Pasien UPTD Puskesmas Tatah


Makmur, maka setiap unit penyelenggara kesehatan dapat menjadikan acuan panduan
tersebut dalam memberikan pelayanan.

Ditetapkan di Tatah Makmur


Pada tanggal ,

KEPALA UPTD PUSKESMAS TATAH


MAKMUR,

ASMADI, SKM, MM.Kes


NIP. 19761208 199603 1003

Anda mungkin juga menyukai