PLASENTA PREVIA
STASE MATERNITAS
RSUD ULIN BANJARMASIN
Oleh:
Rini Faulina
1714901210055
1.1.2 Etiologi
Penyebab pasti dari plasenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi
berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka
operasi uterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan implantasi
placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang penyebab
plasenta previa.
1.1.3 Klasifikasi
Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas terabanya
jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu :
1.1.3.1 Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan (ostium internus
servisis) tertutup oleh jaringan plasenta
1.1.3.2 Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium
internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta
1.1.3.3 Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat
pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis)
1.1.3.4 Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal
pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan
jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan
sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir
1.1.4 Patofisiologi
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita
tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu
banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan
pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen bawah uterus,
pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti
oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai
terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.
1.2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus plasenta previa terbagi menjadi dua bagian
yakni:
1.2.7.1 Penatalaksanaan Konservatif, bila:
a. Kehamilan kurang dari 37 minggu
b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb dalam batas
normal)
c. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (menempu
perjalanan tidak lebih dari 15 menit).
Perawatan Konservatif dapat berupa:
a. Istirahat.
b. Memberikan hematilik dan spasmolitik untuk mengatasi
anemia.
c. Memberikan anti biotik bila ada indikasi.
d. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
e. Bila selama tiga hari tidak terjadi perdarahan setelah
melakukan pengawasan konserpatif maka lakukan mobilisasi
bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan.
Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak
boleh melakukan senggama
1.2.8 Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada
janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti
asfiksia berat.
1.2 Rencana Asuhan Keperawatan Klien Plasenta Previa
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Data dasar
1.2.1.2 Identifikasi klien
1.2.1.3 Riwayat kehamilan dan persalinan lalu klien tidak pernah
mengalami operasi seksio
1.2.1.4 Keluhan utama: keluhan nyeri karena masa pembedahan,
peningkatan kebutuhan istirahat, tidur dan penyembuhan
1.2.1.5 Riwayat persalinan: kegagalan untuk melanjutkan persalinan,
presentase bokong dan letak lintang
1.2.1.6 Riwayat psikologis: tingkat kesehatan, gembira, respon keluarga
terhadap kelahiran (Doenges)
1.2.1.7 Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital, karakter lochea, fundus uteri, payudara,
abdomen (keadaan luka insisi), kandung kencing, kebersihan
diri dan genital
b. Sirkulasi : Perdarahan vagina tanpa nyeri (jumlah tergantung
pada apaka previa marginal, parsial,atau total): Prdarahan besar
dapat terjadi selama persalinan.
c. Seksualitas : Tinggi fundus 28 cm atau lebih, DJJ dalam batas
yang normal (DBN), Janin mungkin melintang atau tidak
turun., Uterus lunak
1.2.1.8 Pemeriksaan penunjang
a. Test laboratorium : Jumlah darah lengkap terutama hemoglobin
dan hematokrit
b. HDL ; dapat menunjukkan peningkatan sel darah putih (SDP),
penurunan Hb dan Ht.
c. USG ; Menetukan letak plasenta
d. Pelvimetri rontge
1.3.2 Perencanaan
Diagnosa 1. Resiko perdarahan
1.3.3.1 Tujuan dan kriteria hasil NOC
Keparahan kehilangan darah, koagulasi darah
Kriteria hasil :
Tidak ada hematuria dan hematemesis
Kehilangan darah yang terlihat
Tekanan darah dalam batas normal sistol dan diastole
Tidak ada perdarahan pervaginam
Tidak ada distensi abdominal
Hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal
Diagnosa 2. Ansietas
1.3.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil NOC
Control diri terhadap kecemasan, tingkat kecemasan, koping
Kriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Menunjukan cara mengatasi cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan aktivitas
menunjukan penurunan kecemasan
Banjarmasin, 2018
Preseptor Akademik
(…………………………………….)