DISUSUN OLEH :
NIM. SN.161053
1. Pengertian
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 2008 ).
2. Etiologi
Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa
teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu :
Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan mola
hidatidosa.
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
3. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan
hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ, termasuk ke utero
plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia.
Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.
Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors.
Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan
perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga
dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan
timbul proteinuria
Gejala subyektif : sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus;
penglihatan kabur, diplopia; mual dan muntah.
Gangguan serebral lainnya: refleks meningkat, dan tidak tenang
Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan
laboratorium
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda
sedini mungkin (preeklampsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya
penyakit tidak menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsi kalau ada faktor-
faktor predisposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya
mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan
berat badan yang berlebihan.
5. Komplikasi
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara
lain:
Pada Ibu
Eklampsia
Solusio plasenta
Pendarahan subkapsula hepar
Kelainan pembekuan darah (DIC)
Sindrom HELPP (hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count)
Ablasio retina
Gagal jantung hingga syok dan kematian.
Pada Janin
Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus dan prematur
Asfiksia neonatorum dan kematian dalam uterus
Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
6. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu dengan preeklampsia adalah :
1. Data subyektif :
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi
kronik, DM
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia sebelumnya
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh
karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
2. Data Obyektif :
Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
Pemeriksaan penunjang ;
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6
jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3
gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
7. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan pusing, Penurunan fungsi Resiko tinggi
sakit kepala organ (vasospasme terjadinya kejang pada
DO : dan peningkatan ibu
tekanan darah)
8. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (
vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
2. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada
plasenta
3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan
jalan lahir
4. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
Ibu mengerti penyebab nyerinya & mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi :
Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R : Ambang nyeri setiap orang berbeda, dengan demikian akan dapat menentukan tindakan
perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
Jelaskan penyebab nyerinya
R : Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R : Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R : Untuk mengalihkan perhatian pasien
4. Diagnosa keperawatan IV :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
Ibu tampak tenang, kooperatif,
Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan ibu
R : Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian
sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
Jelaskan mekanisme proses persalinan
R : Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu
yang maladaptive
Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R : Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
Beri support system pada ibu
R : Ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara
lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
d. Implementasi
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.
e. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan
Daftar Pustaka