Anda di halaman 1dari 17

Dismaturitas Bayi Definisi Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya utnuk

masa gestasi itu. Disebut juga kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dapat terjadi pada masa pre-, term, dan post-term. Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat lahirnya persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterin adalah bayi KMK. Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth retardation = retardasi pertumbuhan intrauterin).

Untuk menentukan apakah bayi itu lahir prematur SMK (Sesuai Masa Kehamilan), matur normal, KMK atau BMK (Besar untuk Masa Kehamilan) dapat dengan membandingkan berat badan bayi dalam gram dengan usia kehamilan dalam minggu yang kemudian diplot di kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterin dari Battaglia dan Lubchenco (1967). Dari kurva ini didapat:

Pertumbuhan janin normal / berat bayi matur normal dan bayi prematur (SMK) terletak di antara persentil ke-10 dan persentil ke-90

Bayi KMK beratnya di bawah persentil ke-10 Bayi BMK beratnya di atas persentil ke-90

WHO membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok:


Pre-term : Term :

< 37 minggu lengkap (< 259 hari) mulai 37 minggu s.d < 42 minggu lengkap (259 s.d 293 hari) 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih).

Post-term :

Etiologi Penyebab pasti belum diketahui, tetapi faktor predisposisi yang berperan pada kelahiran prematur :

1) Faktor ibu

hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, penderita

diabetes melitus yang erat, toksemia, hipoksia ibu (tinggal di daerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik), gizi buruk, drug abuse, peminum alkohol 2) Faktor uterus dan plasenta : kelainan pembuluh darah (hemangioma), insersi tali

pusat yang tidak normal, uterus bikornis, infark plasenta, transfusi dari kembar yang satu ke yang lain, sebagian plasenta lepas

3) Faktor janin

ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam

kandungan (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes, sifilis, TORCH) 4) Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah, dll

Klasifikasi IUGR

Propotionate IUGR : janin yang menderita distress yang lama, dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang, dan lingkaran kepala proporsi yang seimbang akan tetapi secara keseluruhan masih di bawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi tidak menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue

Dispropotionate IUGR :

terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi

beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

Patologi Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan plasenta yang abnormal, pasokan oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil metabolic menjadi abnormal. Janin

akibatnya mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi pada trisemester akhir sehingga menimbulkan pertumbuhan janin terhambat. Pada keadaan hipoksia, produksi radikal bebas di plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan yang relative kurang (misalnya : preeklamsia) akan menyebabkan terganggunya perkembangan janin yang lebih parah.

Gejala Klinis

Pada preterm akan terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat badan 2500 gr, karakteristik fisis sama denagn bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting

Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol adalah wasting, demikian pula pada postterm dengan dismaturitas.

Setelah dilahirkan , bayi dismatur mudah dikenali dengan bentuk tubuh badan yang kecil dan kurus. Mukanya seperti rupa orang tua, lipatan kelopak bawah matanya sangat ketara. Kulit di badannya kelihatan kering dan berkupas serta tipis kerana kekurangan lemak Tahap pemberian makanan yang rendah menyebabkan bayi kekurangan bekalan lemak di dalam tubuhnya. Ini menyebabkan suhu badannya rendah. cadangan glycogen di dalam hatinya liver yang sedikit menyebabkan kadar glukosa di dalam darahnya turun sehingga menyebabkan hipoglikemia dan kejang. Ini dapat menyebabkan kerusakan otak bayi (cerebral pasy) dan menyebabkan kecacatan fisikal. Kekurangan glukosa di dalam darah terdapat pada hari pertama , kedua dan ketiga. Fungsi pernafasannya lebih baik dari bayi prematur dan dia jarang mengalami penyakit paru paru ( hyaline membrane disease ) yang berpuncak dari kekurangan SURFACTANT seperti yang selalu terdapat pada bayi prematur. Tetapi bayi dismatur yang lemas di dalam rahim pada waktu bersalin sering mengeluarkan meconium yang bercampur dengan cairan yang menyelubunginya ( meconium stained liquor ). Jika bayi tersedat cairan yang bercampur meconium pernafasannya akan terganggu sehingga dapat menimbulkan kematian jika dia tidak segera mendapat perawatan khusus. Keadaan ini disebut meconium aspiration syndrome.

Ketahanan bayi dismatur untuk mengatasi infeksi lebih rendah dan oleh sebab itu bayi sering diserang penyakit dengan infeksi yang tidak begitu patogenik. Hal yang perlu diperhatikan adalah timbulnya sepsis yang tidak memunculkan gejala khas. Darah bayi-bayi dismatur lebih pekat sehingga menyebabkan lebih mudah mengalami pembekuan darah. Hal ini dapat terjadi di dalam otak , dalam pembuluh darah, di paru -paru dan sebagainya. Keadaan paru -paru berdarah ( pulmonary haemorrhage ) merupakan puncak kematian yang sering terdapat di kalangan bayi bayi dismatur.

Problematika bayi KMK Alat-alat dalam tubuh sudah bertumbuh dengan lebih baik dibandingkan bayi prematur SMK. Dengan demikian bayi KMK yang tidak prematur lebih mudah hidup di luar kandungan. Walaupun begitu, harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus ditanggulangi dengan baik

Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotoraks. Disebabkan distress yang sering dialami bayi pada persalinan

Usher (1970) melaporkan 50% bayi KMK mempunyai Hb yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus

Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat. Disebabkan karena kurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya metabolisme bayi

Keadaan lain yang mungkin terjadi: asfiksia, perdarahan paru yang masiv, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindroma Downs, Turner, dll), cacat bawaan oleh karena infeksi intrauterin,dsb.

Penatalaksanaan Semakin rendah beratnya semakin tinggi risiko untuk mengalami keadaan -keadaan yang menimbulkan kematian. Yang penting diawasi adalah supaya suhu badan bayi tidak terlalu dingin atau terlalu tinggi. Ini boleh dipastikan dengan merawat bayi dalam inkubator yang mempunyai alat -alat yang tertentu. Denyut nadi, jantung dan pernafasan perlu diperhatikan.

Pemberian ASI diupayakan segera mungkin supaya bayi tidak kekurangan glukosa di dalam darah. Jika bayi sukar menghisap , susu boleh diberi melalui tub yang dimasukkan ke perut bayi melalui lubang hidung. Kekurangan glukosa di dalam darah yang menyebabkan hipoglikemia perlu diatasi dengan memberi suntikan glukosa. Bayi dismatur yang dilahirkan lemas karena aspirasi meconium pada waktu kelahiran memerlukan satu prosedur untuk menyedot meconium dari saluran paru -parunya. Alat bantuan pernafasan mungkin digunakan untuk membantu fungsi pernafasan jika fungsi pernafasan belum optimal. Pada umumnya, penatalaksanaan dismatur sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi, dll, akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematika yang agak berbeda dengan bayi lainnya maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah: Memeriksa kadar gula darah (true glucose) dengan dextrostix atau di laboratorium. Bila terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi Pemeriksaan HT dan mengobati hiperviskositasnya Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan SMK Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium Sangat penting untuk membedakan bayi dismatur dengan bayi prematur murni, karena: Morbiditas yang berlainan, misalnya prematuritas murni mudah menderita komplikasi seperti membran hialin, perdarahan intraventrkular, pneumonia aspirasi Bayi dismatur mudah menderita sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia simtomatik dan hiperbilirubinemia Pada bayi dismatur yang pre-term, dengan sendirinya komplikasi bayi prematuritas murni juga dapat terjadi Membedakan hal ini penting pula sebab bayi dismatur harus mendapat makanan dini yang lebih dini daripada bayi prematur

Pengkajian Keperawatan 1. Riwayat kesehatan

Riwayat pra, intra, postnatal seperti persalinan saat usia muda, gizi buruk saat hamil karena sosek yang rendah, jarak kehamilan yang dekat, kehamilan ganda, obat-obatan yang mungkin digunakan saat hamil

Riwayat kesehatan sekarang (ditemukan saat pemeriksaan fisik) Riwayat kesehatan keluarga (ada anggota keluarga lainnya yang melahirkan BBLR)

1. Pengkajian fisik

Sirkulasi

Nada apikal mungkin cepat dan/ atau tidak teratur dalam batas normal (120-160 dpm). Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA). Pengkajian tambahan:

Tentukan frekuensi dan irama jantung Gambarkan bunyi jantung termasuk adanya murmur Gambarkan warna kulit: sianosis, pucat, ikterik Kaji warna bantalan kuku, membran mukosa,dan bibir Tentukan tekanan darah Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler, perfusi kapiler Makanan/cairan
o o o

Berat bdan < 2500 gram Tentukan adanya distensi abdomen Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan kulit yang berhubungan dengan pemberian makan, karwakter, dan jumlah sisa bila diberi makanan melalui lavage. Bila selang NGT terpasang, gambarkan tipe penghisapan, drainase

o o o o o

Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah Palpasi daerah tepi hati Gambarkan jumlah, warna dan konsistensi feses Gambarkan bising usus Neurosensori

Gambarkan gerakan bayi, evaluasi berdasarkan usia gestasi Gambarkan jumlah, warna, pH, temuan lapstick dan berat jenis urin Periksa BB Tubuh biasanya panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakkan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar

Edemakelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat (tergantung usia gestasi)

Refleks tergantung: rooting terjadi dengan gestasi minggu ke-32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan,dan bernafas biasa terbentuk pada gestasi minggu ke-32; komponen pertama refleks moro (ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan) tampak pada gestasi minggu ke-28, komponen kedua (fleksi anterior dan menangis yang dapat di dengar) tampak pada gestasi minggu ke-32

Pernapasan

Gambarkan bentuk dada, kesimetrisan, adanya insisi, selang dada

Gambarkan penggunaan otot aksesoris, pernafasan cuping hidung, retraksi

Tentukan frekuensi dan keteraturan nafas Tentukan apakah penghisapan diperlukan Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan Skor apgar mungkin rendah Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur,pernafasan

diafragmatik intermitten atau periodik (40-60x/menit)

Keamanan

Tentukan suhu kulit dan aksila, biasanya suhu berfluktuasi dengan mudah

Tentukan hubungan dengan suhu lingkungan Gambarkan adanya perubahan warna, areakemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi, area gundul

Tentukan tekstur dan turgor kulit; kering, halus, pecahpecah, terkelupas

Gambarkan adanya ruam, lesi kulit atau tanda lahir

Tentukan apakah kateter, infus IV, jarum, berada pada tempatnya dan amati apakah ada tanda-tanda inflamasi

Gambarkan jalur pemasangan kateter IV, jenis infus, frekuensi aliran, jenis jarum,tampilkan area insersi

Menangis mungkin lemah Wajah mungkin memar,mungkin ada kaput

suksadeneum

Kulit kemerahan atau tembus pandang; warna mungkin merah muda/kebiruan, akrosianosis atau sianosis/pucat

Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh Ekstermitas mungkin tampak edema Garis telapak kaki mungkin atau mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak

Kuku mungkin pendek Genitourinaria


Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa-gesa Genitalia; labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan klitoris menonjol. Testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum

Gambarkan jumlah, warna,pH, temuan lapstick dan berat jenis urin

1. Penyuluhan/pembelajaran Riwayat ibu dapat menunjukkan faktor-faktor yang memperberat persalinan preterm, seperti:

Usia muda Latar belakang sosial ekonomi rendah Rentang kehamilan dekat Gestasi multipel Nutrisi buruk Kelahiran preterm sebelumnya Komplikasi obstetrik seperti abrupsio plasentae Ketuban pecah dini

Dilatasi serviks prematur Adanya infeksi Inkompabilitas darah berhubungan dengan eritroblastosis fetalis atau penggunaan obat yang diresepkan, dijual bebas atau obat jalanan

1. Pemeriksaan diagnostik

Jumlah sel darah putih 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3 hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)

HT: 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal

Hb: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)

Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2hari, dan 12 mg/dl pada 3-5hari

Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga

Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya Pemeriksaan analisa gas darah

Diagnosa Keperawatan 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan aspirasi mekonium dan stress persalinan 2. Resiko infeksi berhubungan dengan defisiensi pertahanan tubuh. 3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturitas saluran cerna. Intervensi Keperawatan Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan aspirasi mekonium dan stress persalinan Definisi : inspirasi dan ekspirasi tidak menyediakan ventilasi yang adekuat

NOC : 1. Status Pernafasan : Kepatenan jalan nafas 2. Status pernafasan : Ventilasi NOC 1 : Status pernafasan : kepatenan jalan nafas Definisi : saluran trakheobronkhial tetap terbuka Criteria hasil :

Sesak tidak ada Frekuensi nafas normal Irama nafas normal Tidak ada suara nafas tambahan

NOC 2 : Status pernafasan : ventilasi Definisi : Pergerakan udara ke dalam dan luar paru Criteria hasil :

Pengembangan dada simetris Fremitus tidak ada Volume tidal normal Kapasitas vital normal Tidak ada pernafasan cuping hidung

NIC : 1. Manajemen jalan nafas Aktivitas:


Posisikan pasien untuk memperoleh pertukaran udara yang maksimal Identifikasi adanya actual/potensial yang menghambat jalan nafas

Dengarkan bunyi nafas pasien. Atur posisi klien agar terhindar dari dispnea Monitor status pernapasan dan oksigenasi jika dibutuhkan

1. Monitor status pernapasan Aktivitas:


Monitor frekuensi, ritme, serta dalamnya pernafasan Perhatikan adanya bunyi nafas seperti dengkuran Monitor kepatenan pernapasan: bradipnea, takipnea, pernapasan kusmaul Auskultasi atau dengarkan bunyi paru setelah diberikan pengobatan pada pasien

Diagnosa 2 : Resiko Tinggi infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh Definisi : Meningkatnya resiko terinvasi oleh organism patogen NOC : Pengendalian Resiko Infeksi Pendeteksian Resiko Infeksi

NOC 1 : Pengendalian resiko infeksi Definisi : Actions to eliminate or reduce actual, personal, and modifiable health threats. Kriteria hasil : Mengembangkan strategi pengendalian resiko efektif Melakukan penyesuaian strategi pengendalian resiko sesuai kebutuhan Melakukan strategi pengendalian resiko Mengikuti strategi pengendalian resiko terpilih

Mencegah pemaparan yang dapat mengancam kesehatan Memantau perubahan status kesehatan

NOC 2 : Pendeteksian Resiko Infeksi Definisi : Pengambilan tindakan untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan personal Kriteria hasil : Mengenali tanda dan gejala yang mengindikasikan resiko Mengidentifikasi resiko kesehatan potensial Mancari validation dari resiko yang dirasakan

NIC : a) Pengontrolan infeksi

Definisi : meminimalisir/ mengurangi perpindahan agen-agen penyebab infeksi (bakteri, mikroba dan lain-lain) Aktivitas :

Ciptakan linhkungan ( alat-alat, berbeden dan lainnya) yang nyaman dan bersih terutama setelah digunakan oleh pasien

Gunakan alat-alat yang baru dan berbeda setiap akan melakukan tindakan keperawatan ke pasien

Terapkan kewaspadaan universal Gunakan selalu handscoon sebagai salah satu ketentuan kewaspadaan universal Bersihkan kulit pasien dengan pembersih antibakteri Jaga dan lindungai area atau ruangan yang diindikasikan dan digunakan untuk tindakan invasive, operasi dan gawat darurat

b)

Pemantauan tanda-tanda vital

Defenisi: Pengumpulan dan analisis data kardiovaskuler, pernafasan, dan suhu tubuh untuk menetukan dan mencegah komplikasi. Aktivitasnya: Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan, jika diindikasikan. Catat adanya fluktuasi tekanan darah. Pertahankan kelangsungan pemantauan suhu. Monitor adanya tanda dan gejala hipotermi/hipertermi. Monitor warna, suhu, dan kelembaban kulit. Monitor adanya sianosis sentral dan perifer. Monitor adanya Triad Cushing. Identifikasi faktor penyebab perubahan tanda-tanda vital.

Diagnosa 3 : Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan imaturitas saluran cerna. Definisi : Seorang individu mempunyai masukan nutrien yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. NOC : 1. Status nutrisi 2. Status nutrisi : intake makanan dan cairan 1. Status nutrisi

Definisi : tingkat kebutuhan gizi yang dapat memenuhi kebutuhan metabolisme Kriteria hasil :

intake nutrient klien mencukupi intake makanan dan cairan klien terpenuhi klien memiliki energi nilai biokimia tubuh klien normal Berat badan klien normal

1. Status nutrisi : intake makanan dan cairan Definisi : jumlah makanan dan cairan yang masuk ke tubuh dalam 24 jam Kriteria hasil :

Intake makanan dekuat Intake cairan adekuat Nutrisi parenteral adekuat

NIC : 1. Manajemen nutrisi 2. Monitor nutrisi

1. Manajemen nutrisi Definisi : membantu dan menyediakan intake diet makanan dan cairan yang seimbang. Aktivitas :

Memberikan ASI segera mungkin

Menetapkan pilihan diet klien Kerja sama dengan ahli gizi mengenai kebutuhan nutrisi klien Mengatur diet yang sesuai untuk klien Menyediakan informasi bagi klien tentang kebutuhan gizinya

1. Monitor nutrisi Definisi : mengumpulkan dan menganalisa data pasien untuk mencegah atau meminimalkan malnutrisi Aktivitas :

Nilai turgor kulit dari pasien Pantau nilai albumin, total protein, Ht klien Pantau intake klien Pantau kebutuhan kalori dan gizi klien Pantau adanya nausea dan muntah

BERAT BADAN LAHIR RENDAH Istilah prematur telah diganti menjadi berat badan lahir rendah (BBLR) oleh WHO sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang prematur. Pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970) dibuat keseragaman defenisi , yaitu sebagai berikut. Bayi kurang bulan : Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari. Bayi cukup bulan : Bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 293 hari). Bayi lebih bulan : Bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih). Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Menurut Depkes RI (1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau kurang tanpa memerhatikan usia kehamilan. Dari pengertian tersebut, BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Disebut Prematuritas murni jika masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya, biasa pula disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB-SMK). Dismaturitas ialah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya. Artinya, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. Menurut Rustam (1998), diagnosis dan gejala klinik dibagi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Sebelum bayi lahir. Pada anamnesis sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, lahir mati, pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan ibu sangat lambat tidak seperti seharusnya, sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion, hiperemesis gravidarum, dan perdarahan antepartum. 2. Setelah bayi lahir. a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin. Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kerang, berlipat lipat, mudah diangkat. b. Bayi prematur. Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, menangis lemah,

tonus otot hipotoni, kulit tipis, kulit merah dan transparan. Menurut Prawirohardjo (1999), karakteristik dari BBLR dibagi dua. 1. Bayi prematur. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugo banyak, lemak sub kutan kurang, sering tampak peristaltik ususnya, tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering terjadi apnea. 2. Bayi dismatur. Terdapat perubahan ukuran panjang, berat dan lingkar kepala dan organ organ. Penanganan bayi berat lahir rendah meliputi hal hal berikut. a. Mempertahankan suhu dengan ketat. Bayi berat lahir rendah mudah mengalami hipotermia. Oleh karena itu, suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. b. Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan bayi berat lahir rendah harus memerhatikan prinsip prinsip pencegahan infeksi karena sangat rentan. Salah satu cara pencegahan infeksi, yaitu dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi. c. Pengawasan nutrisi dan ASI. Refleks menelan pada bayi dengan berat lahir rendah belum sempurna. Oleh karena itu, pemberian nutrisi harus dilakukan dengan hati hati. d. Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat karena peningkatan berat badan merupakan salah satu indikator status gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh (Saifuddin, 2001).

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (1999). Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes. Depkes RI. (1999). Profil Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia. Jakarta: Depkes. Manuaba, IBG. (2002). Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta: EGC. Syahlan (1996). Kebidanan Komunitas. Jakarta: Yayasan Sumber Daya Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai