Anda di halaman 1dari 11

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN BAYI PREMATURE DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

A. Definisi 1. Premature Usia kehamilan yang normal berlangsung selama 40 minggu.

Berdasarkan WHO, umur kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : a) Preterm yaitu kurang dari 37 minggu (259 hari) b) Term yaitu mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari) c) Postterm yaitu lebih dari 42 minggu (294 hari) Prematur adalah kelahiran sebelum usia gestasi 37 minggu dengan mengabaikan berat badan (Bobak, 2004). Bayi premature adalah bayi yang lahir setelah 24 minggu, tetapi sebelum 37 minggu kehamilan (Brooker, 2008). Kelahiran premature (prematuritas) di bedakan menjadi dua kelompok yaitu (Kusuma, 2010) : a) Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan. b) Dismaturitas (small for gestational age) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya., seperti bayi lahir setelah sembilan bulan tetapi berat badan tidak mencapai 2500 gram.
Premature 36 minggu Normal 37-42 minggu Lebih bulan 42 minggu

Amat sangat premature 27 minggu

Sangat premature 28-31 minggu

Premature sedang 32-36 minggu

Bayi yang dilahirkan premature belum mempunyai alat tubuh yang sempurna, sehingga akan mengalami kesulitan untuk hidup di luar

kandungan ibunya. Penyebab paling sering kelahiran premature di antaranya 50% terjadi secara spontan, 30% akibat ketuban pecah dini, dan 20% dilakukan atas indikasi ibu atau janin. Salah satu akibat dari kelahiran premature yang di alami oleh infant (BBLR). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2.500 gram (Kusuma, 2010). Berat badan lahir rendah digunakan untuk menunjukkan berat badan kurang dari 2500 gram, terlepas dari usia kehamilan tepat atau kurang dari 37 minggu (Brooker, 2008). Kriteria bayi yang mengalami BBLR yaitu (Bobak, 2004) : 1. Berat badan lahir rendah sesuai dengan unur kehamilannya, menurut perhitungan hari pertama haid terakhir. 2. Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK), artinya bayi yang berat badannya kurang dari persentil ke-10 dari berat sesungguhnya yang harus dicapai, menurut umur kehamilannya. 3. Berat badan lahir rendah disebabkan umur kehamilan belum waktunya untuk lahir dan tumbuh kembang intrauteri mengalami gangguan sehingga kecil untuk masa kehamilannya. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi BBLR dibedakan dalam tiga golongan, yaitu : 1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2499 gram. 2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir < 1500 gram. 3. Bayi berat lahir sangat amat rendah (BBLSAR) dengan berat lahir < 1000 gram. Berdasarkan digolongkan: 1. Kecil masa kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin. 2. Sesuai masa kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin. berat badan menurut usia kehamilan dapat yaitu berat badan lahir rendah

3. Besar masa kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan diatas persentil ke-90 pada kurvapertumbuhan janin. Sebagian besar kelahiran premature terjadi tanpa diketahui penyebabnya, namun terdapat beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan premature BBLR, yaitu : 1. Faktor demografik Wanita berkulit hitam mengalami rasio kelahiran prematur dua kali lebih banyak dari wanita berkulit putih dan dihitung untuk hampir sepertiga dari seluruh bayi prematur. Selain itu, usia ibu hamil yang kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun serta status sosial ekonomi yang rendah 2. Faktor tingkah laku Nutrisi kehamilan yang buruk meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur BBLR. Perokok dan penyalahgunaan obat-obatan berperan penting dan kemungkinan menghasilkan vasokontriksi dari

uteroplasenta yang mendorong peningkatan rasio kelahiran tiba-tiba. Perawatan prenatal yang inadekuat juga sering dihubungkan dengan kelahiran prematur. 3. Kondisi medis kehamilan Kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya atau komplikasi perinatal menempatkan wanita pada risiko yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur. 4. Faktor janin Kehamilan kembar, infeksi kronis janin (seperti infeksi TORCH yaitu toxoplasmosis, rubella, and cytomegalovirus),dan anomali kromosom dan kongenital merupakan faktor risiko. 5. Polusi Udara Paparan polusi udara seperti karbon monoksida dan nitrat dioksida, telah dilaporkan dalam beberapa penelitian meningkatkan risiko kelahiran prematur dalam dosis tertentu. 6. Infeksi

Infeksi bakteri vaginosis dan intraurin merupakan faktor risiko umum dari kelahiran prematur. Secara umum bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki gambaran klinis sebagai berikut : 1. Berat badan lahir < 2500 gram, panjang badan 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm. 2. Masa gestasi < 37 minggu. 3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo (rambut halus), lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutu lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan. 4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna. Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain: 1. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur. 2. Sistem immunologi belum berkembang dengan baik sehingga rentan infeksi. 3. Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan perdarahan

periventrikuler. 4. Sistem pernafasan belum matur terutama paru-paru menyebabkan mudah terkena penyakit membran hyalin. 5. Immaturitas hepar sehingga metabolisme bilirubin terganggu

(hiperbilirubinemia).

B. Pathway

C. Pemeriksaan penunjang 1. Radiologi a) Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam. b) USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari. 2. Laboratorium a) Darah rutin 1) Jumlah sel darah putih sekitar 18.000 mm3 2) Neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000 mm3 pada hari pertama setelah lahir akan menurun bila ada sepsis 3) Hematokrit (Ht) sekitar 43%-61%. Peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitema, penurunan kadar

menunjukkan anemia atau hemoragik prenatal/perinatal. 4) Hemoglobin (Hb) sekitar 15-20 gr/dl. Bila kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebih. b) Pemeriksaan kadar bilirubin Kadar bilirubin normal pada bayi premature 10 mg/dl. Pada hari pertama kelahiran kadar bilirubin 6 mg/dl, 8 mg/dl 1-2hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari. Hiperbilirubin terjadi karena belum matangnya fungsi hepar. c) Pemeriksaan kadar gula darah (812 jam post natal) Pada bayi aterm kadar gula darah 50-60 mg/dl dalam 72 jam pertama. Pada bayi BBLR kadar gula darah 40 mg/dl. Hal ini disebabkan karena cadangan makanan glikogen belum mencukupi. Hipoglikemi terjadi bila kadar gula 20 mg/dl. d) Pemeriksaan analisa gas darah dan elektrolit e) Tes kocok/shake test Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5

cc. Kemudian ditambah 1 cc alcohol 95% dicampur dalam tabung kemudia kocok 15 detik. Di diamkan selama 15 menit. Interpretasi: 1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup. 2) (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan. 3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

D. Pengkajian keperawatan 1. Identitas Identitas bayi dan orang tua 2. Keluhan utama Bayi kecil, tangisan lemah, keadaan lemah 3. Riwayat penyakit dahulu a) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu: 1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru. 2) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm. 3) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan. 4) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm). b) Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

1) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa. 2) Kala II: persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan. c) Riwayat post natal yang perlu dikaji antara lain : 1) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan. 2) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untuk aterm sekitar 2500 gram dan lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm). 3) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal. 4. Riwayat penyakit sekarang BB < 2500 gram, keadaan umum lemah, tangisan lemah 5. Riwayat penyakit keluarga (Genogram) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi,penyakit jantung, gangguan pembuluh darah kemungkinan ditemukan. 6. Pengkajian fungsional a) Pola nutrisi Pengkajian nutrisi pada bayi dengan BBLR yaitu gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena. 1) Kebutuhan parenteral i. Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5% ii. Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10% 2) Kebutuhan nutrisi enteral

i. BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam ii. BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam iii. BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam 3) Kebutuhan minum pada neonatus : i. Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari ii. Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari iii. Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari iv. Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari v. Setiap harinya sampai mencapai 180 200 cc/kg BB/hari b) Pola eliminasi Pengkajian pola eliminasi meliputi BAB dan BAK seperti frekuensi, jumlah, konsistensi c) Latar belakang sosial budaya Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika, mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu. 7. Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum Bayi kecil, pergerakan masih kurang dan lemah, hanya merintih BB < 2500 gram, PB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm b) Sistem saraf Reflek moro, sucking, batuk dan menelan belum sempurna. c) Kepala Lingkar kepala < 33 cm, kepalalebih besar dari badan, kepala menghadap kemungkinan satu jurusan, ubun-ubun caput dan satura atau lebar, cephal

ditemukan

succedaneum

haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial d) Mata

Sclera ikterus bila terjadi hiperbilirubin, warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, warna sclera, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya. e) Telinga Belum cukup matur, elastisitas daun telinga masih kurang f) Hidung Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir g) Mulut Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak h) Leher Leher neonatus pendek i) Muskuluskeletal dan integument Tulang rawan kurang elastic, otot-otot masih hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, kulit tampak mengkilat dan kering, kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, rambut halus dan tipis j) Pernapasan Pernapasan belum teratur, sering apneu, frekuensi napas bervariasi, bentuk thoraks simetris, terdapat tarikan intercostal k) Jantung Detak jantung lemah, nadi > 160x/menit l) Abdomen Bentuk silindris, perut cekung lunak, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus lemah, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna. m) Anus dan genetalia Genetalia belum sempurna, anus umumnya normal. Wanita Laki-laki : labia mayor belum menutupi labia minor : testis belum turun ke skrotum

n) Ekstremitas Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.

E. Intervensi keperawatan 1. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul a) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lendir, reflek batuk. b) Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernapasan c) Rsiko ketidakseimbangan temperature tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas d) Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas e) Deficit volume cairan f) Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan sistemkekebalan tubuh 2. Intervensi

F. Daftar pustaka Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Ed 4. Jakarta: EGC Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC Kusuma, dkk. 2010. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Jakarta : Media Hardi Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta : EGC Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 3. Edisi 12. Jakarta: EGC Wahidayat, Iskandar. 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta : EGC Wilson, M.N. dan Price, A.S. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai