Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


“PRE EKLAMSI BERAT”

PRODI NERS STIKES BAHRUL ‘ULUM JOMBANG


2018
PRE EKLAMSIA BERAT
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Kriteria minimum untuk mendiagnosis preeklampsia
adalah adanya hipertensi disertai proteinuria minimal. Hipertensi terjadi ketika
tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg dengan pengukuran tekanan
darah sekurang- kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam . Kemudian, dinyatakan
terjadi proteinuria apabila terdapat 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau
sama dengan ≥ 1+ dipstick. Preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam
disebut sebagai preeklampsia berat (Cunningham, 2005)
Faktor Resiko Preeklampsia
 Primigravida
 Primipaternitas
 Umur yang ekstrim
 Hiperplasentosis
 Riwayat pernah mengalami preeklampsia
 Riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia
 Obesitas
Manifestasi Klinis
 Hipertensi
 Edema
 Proteinuria
 Gejala-gejala subjektif yang umum ditemukan
pada preeklampsia, yaitu sakit kepala yang hebat
karena vasospasme atau edema otak, sakit ulu
hati dan gangguan penglihatan seperti
penglihatan menjadi kabur bahkan bisa menjadi
buta
(Martaadisoebrata, dkk, 2004)
Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah.
Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka
tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui
sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan
oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Mochtar,
1998).
Penyulit pada preeklampsia
 Sistem syaraf pusat (perdarahan intrakranial, hipertensi ensefalopati,
edema serebri, edema retina dan kebutaan)
 Gastrointestinal-hepatik (pecahnya kapsul hepar)
 Ginjal (gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut)
 Kardiopulmonar (edema paru, iskemia miokardium). Penyulit yang dapat
terjadi pada janin ialah intrauterine fetal growth restriction, solusio plasenta
dan kematian janin (Prawirohardjo, 2008).
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Tanggal Masuk : 15-01-2018 Jam Masuk : 23.30 WIB

Pengkajian Tanggal : 15-01-2018 Jam : 23.45 WIB

A. Identitas

Nama Pasien : Ny “D” Nama Suami : Tn “D”


Umur : 32 tahun
Tanggal Masuk : 15-01-2018 Umur
Jam Masuk : 23.30 WIB : 37 tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/
Pengkajian Indonesia
Tanggal : 15-01-2018 Jam Suku/
: 23.45Bangsa
WIB : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam


Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gelam RT 13/03 Candi Alamat : Gelam RT 13/03 Candi Sidoarjo

Status Perkawinan : Kawin


Riwayat obstetri
Menarche : 12 Tahun Siklus : teratur ( √ ) tidak ( )

Banyaknya : 2 pembalut Lamanya : 7 hari

HPHT : Lupa Keluhan : Disminore

Anak
Anak
Kehamilan Persalinan
Ke

J
Umur e
penolon
No Kehamil Penyulit Jenis n BB PJ usia
g
an i
s
2,5
51 4,5
1. 9 bln - Spontan Bidan P Kg
cm th
3 Kg
53
2. 9 bln - Spontan Bidan P 3 th
cm
Hamil
3. -
ini
Riwayat kehamilan sekarang
Kehamilan Sekarang
 Diagnosa : G3P2-2 UK PTH + PEB
 Imunisasi : TT 1 ( √) sudah, ( ) belum
TT 2 ( √ ) sudah, ( ) belum
 ANC berapa kali : 2 bulan 1x
 Keluhan selama hamil :
pasien mengatakan sering pusing sejak trimester ke 3
Pasien mengatakan badan terasa lemas
Pasien mengatakan janin masih bergerak aktif
Pasien mengatakan umur kehamilan 8 bulan
Riwayat Keluarga Berencana
 Melaksanakan KB : ( √ ) ya, ( ) tidak
 Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Suntik
 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : 1 tahun
 Kebutuhan Dasar Khusus
Pola Nutrisi
 Frekuensi makan : pasien belum makan saat di RS
 Nafsu makan : (-) baik, (√) tidak nafsu
 Jenis makanan : -
 Makanan yg tidak disukai/ alergi : pasien mengatakan tidak ada alergi
makanan
Pola Eliminasi
 BAK
 Frekuensi : pasien belum kencing selama di RS
 Warna :-
 Keluhan saat BAK : pasien mengatakan tidak merasakan sakit
 BAB
 Frekuensi : pasien belum BAB selama di RS
 Warna :-
 Bau :-
 Konsistensi :-
 Keluhan saat BAB : belum BAB selama di RS
Pola Personal Hygiene
Mandi
 Frekuensi : belum mandi selama di RS
 Sabun : (-) ya, ( ) tidak
Cuci rambut
 Frekuensi : belum keramas selama di RS
 Shampo : (-) ya, ( ) tidak

Aspek psikologis :
Pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya menjelang
persalinan
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Cukup, GCS : 4-5-6
 Tekanan darah : 180/100 MmHg
 Respirasi : 22 x/menit
 Berat badan : 52 Kg
 Kesadaran : Compos metis
 Nadi : 86 x/menit
 Suhu : 36,60C
 Tinggi badan : 158 cm
Kepala Bentuk : simetris
Keluhan : pasien mengatakan pusing
Mata Kelopak mata : simetris
Gerakan mata : normal
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Pupil : isokor
Akomodasi : peka terhadap rangsangan cahaya
Hidung Reaksi alergi : tidak ada alergi
Telinga : tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi : gigi lengkap, ada lubang pada gigi belakang
Kesulitan menelan : tidak ada
Dada dan Axilla
Mammae : membesar ( √) ya, ( ) tidak
Areolla mammae : hiperpigmentasi
Papilla mammae : menonjol
Colostrum : air susu belum keluar
Pernafasan Jalan nafas : bersih/ spontan
Suara nafas : tidak ada suara tambahan (whezhing,ronkhi,cerckle)
Menggunakan otot bantu pernafasan : tidak
Sirkulasi Jantung
 Kecepatan denyut accipal : 80 x/menit
 Irama : reguler
 Kelainan bunyi jantung : tidak ada kelainan pada jantung
 Sakit dada : tidak ada nyeri dada
 Timbul : tidak ada

Abdomen Mengecil : membesar dengan arah memanjang


Linea & striae : ada striae pada perut
Luka bekas operasi : tidak ada luka bekas operasi
Leopold I : Teraba bagian janin, TFU : 20 cm
Leopold II : Teraba bagian punggung kanan
Leopold III : Teraba letak kepala
Leopold IV : kepala belum masuk PAP
Denyut jantung janin : 136 x/menit (+)
Kontraksi : tidak ada
Genitourinary : tidak ada odema, tidak keluar
cairan

Ekstremitas (integumen/ muskuloskeletal)


 Turgor kulit : baik
 Warna kulit : sawo matang
 Kaki : odema kanan kiri
 CRT : <3detik
Terapi
 Infus RD 5% 7 tpm/24 jam
 Pasang O2 masker
 SM full dose IV dan Syring pump
 Cek Lab lengkap
 Pasang DC
 Nifedipin 3 x 10 mg
 Methyl dopa 3 x 250 mg
 Inj dexametasone 2 x 6 mg selang 12 jam selama 2x24 jam
 Pro USG
ANALISA DATA
 Nama : Ny. D
 Umur : 32 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Dx. Medis : G3P2-2 UK PTH + PEB
NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. Ds : Pasien mengatakan badan terasa lemas dan pusing dengan skala TD meningkat saat hamil Risiko gangguan
2/10 perfusi jaringan

Do :
- K/U : Cukup Pre eklamsi
- TTV
TD : 180/100
N : 86 x/menit Vasospasme pembuluh darah
S : 36
RR : 22

- TFU : 20 cm Penurunan pengisian darah di ventrikel


- VT : tidak ada pembukaan kiri
- DJJ : (+)
- Balance cairan
- Input : Minum = 1000 cc
Infus = 500 cc Cardiac output menurun
- Output : Urin = 300 cc
- Balance cairan = Input – Output = 1500-300 cc = 1200 cc
- Ekstremitas : kaki kanan kiri odema
- CRT <3 detik Cairan tertimbun di jaringan perifer
- Urin = +4

Resiko gangguan perfusi jaringan


RENCANA
Nama : Ny. D
Umur : 32 tahun KEPERAWATAN
Jenis Kelamin : Perempuan
Dx. Medis : G3P2-2 UK PTH + PEB

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL

1. Risiko gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau masukan/ output dan input 1. Pembatasan dalam pemberian cairan
perfusi jaringan selama 2 x 24 jam diharapkan : cairan secara berkala dapat mengurangi edema
NOC : 2. Observasi TTV 2. Menjaga peningkatan vital sign
 Elektrolit & acid base balance 3. Observasi DJJ 3. Menghindari edema anasarki
 Fluid balance 4. Perhatikan tanda-tanda edema 4. Diit garam mengurangi asupan
 Hydration 5. Kaji diit rendah garam Natrium
Kriteria Hasil : 6. Ajarkan pasien untuk membatasi 5. Mengurangi kelebihan cairan pada
 Terbebas dari edema minum sesuai advice dokter tubuh
 Bunyi nafas bersih 7. Kolaborasi dengan tim medis 6. Pemberian diuretik akan mengurangi
 Vital sign dalam batas normal pemberian terapi cairan yang tertimbun melalui urine.
Tgl/Jam No.D Tindakan Keperawatan Respon Klien TT
x D

1.Memantau masukan input dan 1.input : 1000


16/01/2018
2 output secara berkala tiap hari Output : 300
00.15 wib 700
2.Mengobservasi TTV 2.TD : 180/100 mmHg
N : 88 x/meniit
00.30 wib
S : 36,6 ⁰C
RR: 20 x/menit
3.Memperhatikan tanda-tanda odema 3.Bagian kaki px odema
01.00 wib
kanan & kiri
01.10 wib 4. Mengkaji diit rendah garam 4.Makanan px hambar
5.Mengajarkan px untuk membatasi 5.Px mengikuti untuk
06.00 wib minum membatasi minum 1 botol
aqua kecil
6.Berkolaborasi dengan tim medis 6.Px mau diberikanobat
00.40 wib
dalam pemberian : yang sesuai advis dokter
 Nifedipine 3 X 10 mg
 Metildopa 3 x 250 mg
 Inj.Dexametasone
TGL
Jam No.Dx.Kep Evaluasi TTd

S : Pasien mengatakan badan terasa lemas dan pusing dengan skala 2/10
16/01/ 12.30
2
2018 wib

O : K/U : Sedang
- TTV
TD : 140/90
N : 80 x/menit
S : 37
RR : 20
- TFU : 20 cm
- VT : tidak ada pembukaan
- DJJ : (+)
- Balance cairan
- Input : Minum = 500 cc
Infus = 500 cc
- Output : Urin = 300 cc
- Balance cairan = Input – Output = 1000-300 cc = 700 cc
- Urin = +4
- USG : kehamilan setara dengan 31/32 minggu

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan 1, 2, 6
THANKS FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai