Anda di halaman 1dari 51

Oleh:

PRAKTIKA
STIKES BAHRUL ULUM
TAMBAKBERAS JOMBANG Thn. 2017
BAB 1

Manajemen keperawatan adalah pengelolaan keperawatan dalam


merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya
maupun sumber dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif pada klien, keluarga, dan masyarakat.

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan


pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio, dan spiritual
yang komprehensif ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Oleh karena itu, perawat harus mampu melakukan upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, serta pemeliharaan kesehatan (PPNI, 2006).
BAB 2

 Visi
“Menjadi rumah sakit rujukan terdepan pilihan utama masyarakat dengan
layanan paripurna melalui system pendidikan kesehatan yang terintegrasi”
 Misi
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
2) Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai
standar .
3) Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan
penunjang system pelayanan kesehatan serta melaksanakan
penelitian secara terintegrasi.
4) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang professional dan
akuntabel
 Motto
“kepuasan pasien kebahagiaan kami”.
LANJUTAN

 Denah Ruangan Asoka


1) Batas-batas Ruang Asoka Adalah Sebagai Berikut:
2) Sebelah Timur : Paviliun Hemodialisa
3) Sebelah Barat : Paviliun Edelwis
4) Sebelah Utara : Ruang Dahlia
5) Sebelah Selatan : Ruang CT SCAN
LANJUTAN

Kapasitas ruang Asoka 47 tempat tidur. Ruang Asoka RSUD Jombang

terdiri dari beberapa ruangan, yaitu R. Intermediet, R.HCU, R kelas I,

II,III, dan R Nurse station 3, R Dokter 3. Untuk Ruang kelas I,II,III

masing-masing terdiri dari 39 tempat tidur dan meja. Ruang intermediet

terdapat 4 tempat tidur dan meja pasien. Untuk R. HCU 4 tempat tidur

dan meja.
BAB 3

1. Man
A. Jumlah Tenaga
Kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Asoka RSUD Jombang
berjumlah 27 orang
B. Tenaga Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diinterpretasikan bahwa sebagian besar perawat di
ruang Asoka yaitu 70,4% berpendidikan D3 Keperawatan sehingga perlu
ditingkatkan lagi untuk bisa melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
C. Tenaga Non Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diinterpretasikan bahwa sebagian kecil yaitu 20%
tenaga non keperawatan di ruang Asoka adalah administrasi dan asisten
perawat.
LANJUTAN

1. Kualitas Tenaga
 Berdasarkan hasil pengkajian kualitas tenaga keperawatan
diinterpretasikan seluruhnya yaitu 100% perawat yang bekerja di Ruang
Asoka pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan skill
dan kemampuan dalam bidang medis.
2. Pasien
A. Skor Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Ruang
Asoka RSUD Jombang pada tahap pengkajian yakni tanggal 4 – 6 Desember
2017 adalah sebagai berikut:
 Pada tanggal 4 Desember 2017 Diinterpretasikan hampir
setengahnya pasien yaitu 48,3% yang dirawat di Ruang Asoka tingkat
ketergantungannya minimal. Dan sebanyak 37,9% pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial, serta sebanyak 13,8% pasien memiliki tingkat
ketergantungan total.
 Berdasarkan berdasarkan pengkajian pada tgl 5 desember
2017 diinterpretasikan sebanyak 53,8 % yang dirawat di
Ruang Asoka tingkat ketergantungannya minimal dan sisanya
yaitu sebanyak 30,8 % pasien memiliki tingkat ketergantungan
parsial. Dan 15,4% memiliki tingkat ketergantungan total.

 Berdasarkan pengkajian pada tgl 6 desember 2017


diinterpretasikan sebanyak 48,8 % yang dirawat di Ruang
Asoka tingkat ketergantungannya minimal dan sisanya yaitu
sebanyak 35,6 % pasien memiliki tingkat ketergantungan
parsial. Dan 15,6 % memiliki tingkat ketergantungan total.
 Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Gillis
diruang Asoka
Tanggal 4 Desember 2017
Waktu Perawatan Langsung
Total care =3 x 7 = 21
Parsial care = 26 x 4 = 102
Mandiri = 29 x 2 = 56
Waktu Perawatan Tidak Langsung
58 klien x 35 : 60 = 33,8
Pendidikan kesehatan
58 x 15 : 60 = 14,5
Waktu Perawatan Total : 227,3 jam
Waktu Perawatanr Rata – Rata Per Pasien = 227,3 / 58 = 3,9
Jam
 Tanggal 5 Desember 2017
Waktu perawatan langsung
Total care = 2 x 7 = 14
Parsial care = 22 x 4 = 88
Mandiri = 23 x 2 = 46
Total waktu perawatan langsung = 143 jam
Waktu perawatan tidak langsung
49 x 35 : 60 = 28,6
Waktu pendidikan kesehatan
49 x 15 : 60 = 12,3
Total jam perawatan = 188,9 jam
Rata-Rata Total Jam Perawatan = 188,9 : 49 = 3,9 Jam
 Tanggal 6 Desember 2017
Waktu perawatan langsung
Total care = 2 x 7 = 14
Parsial care = 24 x 4 = 96
Mandiri = 25 x 2 = 50
Total waktu perawatan langsung = 161 jam
Waktu perawatan tidak langsung
51 klien x 35 jam : 60 = 29,7 jam
Waktu pendidikan kesehatan
51 klien x 15 menit: 60 = 12,7 jam +
Total jam perawatan = 203,4 jam
Rata-Rata Total Jam Perawatan = 203,4: 51 = 3,9 Jam
Jumlah rata-rata jam perawatan tiap pasien selama 3 hari
( 3,9 jam + 3,9 jam + 3,9 jam) : 3 = 3,9 jam
 Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah :
Analisa kebutuhan tenaga dalam 1 unit keperawatan
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan px/hr x rata2 px/hr x ∑ hr/thn

∑ hr/thn – hr libur @ perawat x ∑ jam kerja tiap perawat


3,9 x 53 x 365 = 75.446
( 365 -12 ) x 7 = 2471
= 30,5 = 30 orang
Bila menggunakan metode tim perkiraan jumlah tenaga secara
keseluruhan adalah:
Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 30 orang
 Pembagian perawat shift :
 = Rata2 px/hr x rata2 jam perawatan/hr= 53 x 3,9 = 29,5 =
30 ∑ jam kerja/hr 7
Shift pagi 47% x 30 = 14,1 = 14 orang
Shift sore 36% x 30 = 10,8 = 11 orang
Shift malam 17% x 30 = 5,1 = 5 orang
 Berdasarkan rumus Gillis didapatkan hasil perhitungan jumlah
perawat perhari adalah 30 orang sedangkan jumlah perawat
diruang Asoka adalah 27 orang sehingga jumlah perawat
kurang dari kebutuhan.
2. Material
1. Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien
Kapasitas ruang Asoka 47 ada tempat tidur. Ruang Asoka RSUD Jombang terdiri dari
beberapa ruangan, yaitu R. Intermediet, R.HCU, R kelas I, II,III, dan R Nurse station 3,
R Dokter 3. Untuk Ruang kelas I,II,III masing-masing terdiri dari 43 tempat tidur dan
meja. Ruang intermediet terdapat 4 tempat tidur dan meja pasien. Untuk R. HCU 4
tempat tidur dan meja.
b. Fasilitas untuk perawat
1. Nurse station
 Kondisi cukup rapi, dan sudah terstruktur mengenai penempatan status dan asuhan
keperawatan pasien. Nurse station utama berada di bagian tengah lajur jadi perawat
dapat mengakses kamar pasien dengan cepat. Untuk dokumentasi di lengkapi dengan
1. buku laboratorium, buku visite, buku observasi TTV setiap ruangan, 3 buku
laporan tim, 1 buku orientasi pasien baru, 1 buku catatan radiologi. Terdapat lemari
penyimpanan form lembar observasi seperti L.nyeri, L CPOT, L Tranfusi,L
education, L pernytaan, L Delay, L persetujuan, L lab/foto, L konsul, L operasi, L
PPI, L penolakan, L CPPT, L morse atau resiko jatuh.
2. Kamar mandi
 Kamar mandi cukup bersih dan lokasi disamping nurse station.
c. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan
 Alat Medis
1. Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa beberapa alat medis
yang biasa digunakan, seperti tensimeter, stethoskop,peralatan rawat luka,
sudah memenuhi standard dalam jumlah maupun fungsi (keadaan)
 Peralatan Rumah Tangga
2. Berdasarkan pengkajian didapatkan data peralatan rumah tangga seperti
piring pasien, gelas, waskom mandi dan lain-lain, masih jauh dari
standard.

d. Lembar Pendokumentasian dan alat Tulis Kantor


 Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa beberapa form yang
dibutuhkan untuk kegiatan keperawatan sudah memenuhi standard
dalam jumlah, namun ada sedikit yang masih kurang dalam jumlah
seperti form lab lengkap dan form observasi.
3. Method
Metode yang diterapkan di ruang asoka adalah model
Keperawatan TIM primer
Beberapa hal yang meliputi M3 (Metode) antara lain :

1. Timbang terima
Di Ruang Asoka untuk timbang terima dilakukan dengan
baik, karena visite dokter pukul 07.00 WIB dan rekam
medik pasien harus dibawa saat visite maka setiap
perawat saat timbang terima menggunakan catatan kecil,
namun dalam catatan kecil tersebut sudah sesuai dengan
isi dari rekam medik.
2. Ronde keperawatan
Dari hasil wawancara di ruang asoka, perawat pernah
melakukan ronde keperawatan pada bulan Agustus 2017 pada
saat institusi lain yang melakukan praktik menegemen dan
melakukan ronde keperawatan di ruang asoka namun tidak
terdokumentasi.

3. Supervisi
 Supervisi di Ruang Asoka dilakukan secara langsung
dipimpin oleh Kepala Ruangan Asoka, sudah dilakukan
dengan baik dan berjalan 2 bulan ini.
 Perawat pelaksana saat tindakan sudah memenuhi SOP
(Standart Operasional), sudah sesuai dengan standart
Rumah Sakit dan perawat pelaksana saat menyiapkan
peralatan untuk tindakan kepala ruangan sudah mengontrol
dan mengawasi.
4. Orientasi pasien baru
 Setiap pasien baru dan keluarga saat masuk Pav. Asoka Pasien
diberikan edukasi dan pengenalan lingkungan salah satu contoh
yaitu tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar. Setiap
pukul 10.00 WIB diberikan education melalui audio.

5. Sentralisasi Obat
 Pav. Asoka sudah memakai sistem UDD (Unite Dose
Dispensing) artinya sistem distribusi obat ke pasien dimana obat
diberikan oleh farmasi ke perawat yang sudah terbagi menjadi
dosis sekali konsumsi.
 Penambahan obat atau penambahan dosis hanya ditulis oleh
Katim (Ketua Tim) dan setiap pasien sudah mempunyai box obat
tersendiri dan sudah tercatat obat apa saja yang diberikan (Pagi,
Siang, Malam).
6Discharge Planninng
 Discharge Planning/ perencanaan pasien pulang
 Saat pasien pulang, pasien dan keluarga diberikan Health
Education tentang waktu kontrol pasien, makanan yang harus
dihindari atau yang diperbolehkan dan aktivitas yang dilakukan
dirumah.

7Pendidikan Kesehatan
 Untuk di Pav. Asoka melakukan pendidikan kesehatan sudah
terlaksana saat mahasiswa praktek manajemen kep diruang
tersebut serta perawat mendampinginnya, untuk ruang tersendiri
sudah terjadwal di humas rumah sakit < lebih 1 bulan sekali dan
dokumentasi hanya ada 1 bendel dengan humas Rumah Sakit.
Sedangkan penugasan setiap pendidikan kesehatan per ruangan
berada di interrumah sakit seperti poli dan ruangan tersendiri
sesuai diagnosa. Sedangkan untuk di luar rumah sakit terdapat
tim sendiri yaitu PKMRS.
A.Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
 Dokumentasi yang dilakukan oleh pav.asoka dilakukan dengan
baik dilihat dari pasien,pada item sbb:

a. Pengkajian
 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian : 90%
 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spiritual) : 40%
 Data dikaji sejak pasien masuk sampai sekarang : 70%
 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan : 40%

b. Diagnosa
 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan : 80%
 Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES : 60%
 Merumuskan diagnosa keperawatan actual/potensial : 100%
c. Rencana Tindakan
 Berdasarkan diagnosa keperawatan : 60%
 Disusun menurut urutan prioritas : 60%
 Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek perubahan, perilaku,
kondisi pasien dan atau criteria : 60%
 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan
jelas : 90%
 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien atau keluarga : 60%
 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim kesehatan lain : 60%

d. Tindakan
 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana : 70 %
 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan : 60%
 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi : 50 %
 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas : 70 %
e. Evaluasi
 Evaluasi mengacu pada tujuan : 70 %
 Hasil evaluasi dicatat : 100 %

f. Catatan asuhan keperawatan


 Menulis pada format yang baku : 70 %
 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan : 50 %
 Setiap melakukan tindakan perawat mancantumkan
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan :
80 %
 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. : 70 %
b. Standar Prosedur Operasional di Ruang Asoka
1. Memakai sarung tangan
 Sesuai standart operasional prosedur Sebelum melakukan
tindakan keperwatan sebaiknya harus memakai sarung tangan,di
Pav. Asoka sendiri perawat yang memakai sarung tangan
sebelum melakukan tindakan yaitu prosentasenya 87,5%
sedangkan yang tidak memakai sarung tangan prosentasenya
hanya 12,5%, jadi untuk SOP dalam memakai sarung tangan
sebelum tindakan pav.asoka sudah baik.

2. Memasang infus
 Dalam SOP pemasangan infus hasil porsentase perawatan di
pav.asoka sudah memenuhi syarat dg baik, hal ini bisa dilihat
dari hasil posentase yaitu sebesar 80%, meskipun ada beberapa
tindakan yang tidak dilakukan dengan porsentase 19,6 %
3. Mencuci tangan
 Syarat dalam mencuci tangan di pelayanan kesehatan yaitu
5 momen, dari hasil observasi perawat Pav. Asoka yang
melakukan cuci tangan sesuai prosedur yaitu 94,1% dimana
perawat sudah melakukan prosedur dengan baik.

4. Supervisi
5. Penerimaan pasien baru
 Untuk penerimaan pasien baru dari hasil observasi sudah
optimal meskipun ada beberapa perawat yang tidak
melakukan prosedur sesuai dengan yang terlampir.
4. Money

1. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM


 Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD
Jombang berasal dari pemerintah, sedangkan sumber
dana gaji pegawai Non-PNS berasal dari rumah sakit
itu sendiri.

2. Sumber Pendapatan Ruangan


 Sumber pendapatan Ruang berasal pula dari
Pemerintah yang diatur oleh rumah sakit untuk
dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai
kebutuhannya.
3. Tarif Rawat Inap

No. Rawat Inap Biaya/ Hari

1. Kelas III Rp. 68.903,00

2. Kelas II Rp. 102.000,00

3. Kelas I Rp. 345.703,00

4. HCU Rp. 277.500,00

4Tarif Konsultasi

Biaya
Jenis Pelayanan

Konsultasi Dokter Rp. 80.000


Spesialis
Konsultasi Gizi -
5. Tarif Tindakan Perawatan
 Dari hasil wawancara, RS adalah rumah sakit dengan sumber dana berasal
dari pemerintah, jadi apabila terdapat kekurangan alat/sarana, ruangan
dapat mengajukan proposal ke Rumah Sakit. Rumah Sakit akan memenuhi
permintaan dari ruangan apabila dana dari Pemerintah dapat dicairkan.
5. MARKET

•Efisiensi Ruang Rawat Inap


Indikator Efisiensi Ruang (Standar yang digunakan di Ruang
Asoka RSUD Jombang).

No Indikator Standar

1 BOR 75-85%

2 ALOS 5-7 hari

3 TOI 1-3 hari


A. BOR
Jumlah tempat tidur adalah 47 buah.
Berdasarkan pengkajian didapatkan Rata-rata BOR dalam 1 bulan terakhir mulai
bulan November 2017 adalah 95,57% dengan demikian jumlah BOR sesuai standart.
Berdasarkan observasi pada tanggal 4 – 6 November 2017 didapatkan hasil BOR
sebagai berikut
Hasil pengkajian analisis selama tanggal 04-06 November 2017 di Ruang
Pavilium Asoka di RSUD Jombang.

Jumlah
BOR
Tgl
Shift Bed Px (∑Px/∑Bed x 100%)

04/12/17 Pagi 47 58 123,4 %

05/12/17 Pagi 47 51 108,5 %

06/12/17 Pagi 47 45 95,7%


Dan rata-rata BOR selama tiga hari terakhir adalah sebagai berikut
•BOR tanggal 04-06 Desember 2017
Jumlah tempat tidur adalah 47 buah.
Jumlah pasien rata-rata selama pengkajian tanggal 04-06 Desember 2017
adalah 51 orang.

N Hari BOR
O

1 Senin 123,4 %

2 Selasa 108,5 %

3 Rabu 95,7%

Total 327,6 %

Rata-rata 109,2 %
2. Mutu pelayanan keperawatan
a. Kejadian dekubitus pada bulan 2017
Dari hasil pengkajian selama 3 hari yaitu pada tanggal 4 – 6 november 2017
didapatkan rata – rata jumlah pasien tidak memiliki resiko Dekubitus.

b. Kejadian Kesalahan Pada Pemberian Obat Oleh Perawat


Dari hasil pengkajian selama 3 yaitu pada tanggal 4-6 November 2017
didapatkan tidak/.ada pasien yang mengalami kesalahan dalam semua kategori
pemberian obat.

c. Kejadian jatuh
 Dari hasil pengkajian selama 3 hari yaitu pada tanggal 4 – 6 november
2017 didapatkan rata – rata jumlah pasien memiliki resiko jatuh sebanya
0% pasien dan angka kejadian jatuh sebanyak 0% .
3. Indikator mutu
A. Tingkat kepuasan pasien
Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang
berisi 17 pertanyaan dengan pilihan jawaban ”ya” dengan skore 2,
jawaban ”kadang-kadang” dengan skore 1 dan jawaban ”tidak”
dengan skore 0. Menurut Gerson (2004), untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan dalam beberapa
tingkatan sebagai berikut :

a). Sangat memuaskan (76-100%)


Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan
pasien yang menggambarkan pelayanan kesehatan sepenuhnya atau
sebagian besar sesuai kebutuhan atau keinginan pasien, seperti
sangat bersih (untuk prasarana), sangat ramah (untuk hubungan
dengan dokter atau perawat), atau sangat cepat (untuk proses
administrasi), yang seluruhnya menggambarkan tingkat kualitas
pelayanan yang paling tinggi.
b) Memuaskan (56-75%)
Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian
perasaan pasien, yang menggambarkan pelayanan kesehatan
tidak sepenuhnya atau sebagian sesuai kebutuhan atau
keinginan seperti tidak terlalu bersih (untuk sarana), agak
kurang cepat (proses administrasi), atau kurang ramah, yang
seluruhnya ini menggambarkan tingkat kualitas yang kategori
sedang.

C) Tidak memuaskan (41-55%)


Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian
perasaan pasien rendah, yang menggambarkan pelayanan
kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau keinginan seperti tidak
terlalu bersih (untuk sarana), agak lambat (untuk proses
administrasi), atau tidak ramah.
d) Sangat tidak memuaskan (<41%)
 Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan
pasien yang rendah, menggambarkan pelayanan kesehatan
tidak sesuai kebutuhan atau keinginan seperti tidak bersih
(untuk sarana), lambat (untuk proses administrasi), dan
tidak ramah. Seluruh hal ini menggambarkan tingkat
kualitas yang kategori paling rendah

 Berdasarkan data dari instrumen kepuasan pasien terhadap


pelayanan perawatan di ruang Asoka dari 10 responden diketahui
bahwa 5 responden atau 50% responden memiliki tingkat kepuasan
(memuaskan), dan 5 responden atau 50% memiliki tingkat kepuasan
(sangat memuaskan) terhadap kerja pelayanan di ruang Asoka.
e. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat
 Berdasarkan data dari instrumen kepuasan perawat yang
bertugas di ruang Asoka didapatkan 8 perawat (80%) memiliki
tingkat kepuasan (memuaskan) dan 2 perawat (20%) memiliki
tingkat kepuasan sangat memuaskan.
 4. OBSERVASI CUCI TANGAN
Berdasarkan hasil observasi dari perawat di ruang Asoka didapatkan
bahwa dari 5 momen cuci tangan belum 100% dilakukan. Hasil yang
didapat 60% dilakukan dan 40% tiddak dilakukan dengan indikator
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik.

 5. HASIL OBSERVASI FASILITAS SUPPLY TEMPAT CUCI


TANGAN

Dari hasil Observasi fasilitas supply tempat cuci tangan yang ada di
ruang Asoka bangsal perempuan semua wastafel dalam kondisi baik.
 6. CHECKLIST WASTAFEL
Semua wastafel dalam kondisi bersih, air keran lancar, tidak ada
kebocoran pipa.
7. LEMBAR PENGKAJIAN KONTROL INFEKSI
 a. Pemberian injeksi
Berdasarkan observasi yang dilakukan perawat
menggunakan APD lengkap dan mencuci tangan setelah
tindakan, tetapi perawat tidak mencuci tangan sebelum
tindakan.

 b. Pemasangan infus
Berdasarkan observasi yang dilakukan perawat
menggunakan APD lengkap dan mencuci tangan setelah
tindakan, tetapi perawat tidak mencuci tangan sebelum
tindakan.
 c. Rawat luka
Berdasarkan observasi yang dilakukan perawat
menggunakan APD lengkap dan mencuci tangan setelah
tindakan, tetapi perawat tidak mencuci tangan sebelum
tindakan.

 e. Pengambilan darah
Berdasarkan observasi yang dilakukan perawat
menggunakan APD lengkap dan mencuci tangan setelah
tindakan, tetapi perawat tidak mencuci tangan sebelum
tindakan.
1) Uraian tugas
A) Kepala Ruangan
 Berdasarkan pengkajian diinterpretasikan kepala ruang dalam menjalankan
fungsi manajemen keperawatan dilakukan 98% dari sempurna. Rumus: total
jawaban : total pernyataan x 100%
 Dilakukan: 49 : 50 x100% = 98%
 Tidak dilakukan: 1:50 x 100% = 2%

Ketua TIM
 Berdasarkan pengkajian di interpretasikan Ketua TIM dalam menjalankan
fungsi manajemen keperawatan dilakukan 95,8% dari sempurna. Rumus: total
jawaban : total pernyataan x 100%
 Dilakukan: 23 : 24 x 100% = 95,8%
 Tidak dilakukan: 1 : 24 x 100% = 4,1%
b. Perawat Pelaksana
 Berdasarkan pengkajian diinterpretasikan perawat pelaksana
dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan
95,8 % sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut dijalankan
dengan baik. Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
 Rumus: total jawaban : total pernyataan x 100%

 Dilakukan: 23 : 24 x 100% = 95,8%

 Tidak dilakukan: 1 : 24x 100% = 4,1%


Analisa swot
MAN
Strength Opportunity
a. Jumlah perawat yang berpendidikan S1 a. Mahasiswa praktika d ruang asoka 43 orang.
berjumlah 8 orang dengan perpengalaman >5 b. Adanya kesempatan bagi perawat untuk
tahun 4 orang dan <5 tahun 4 orang. mendapatkan pelatihan dan melanjutkan studi
b. Jumlah perawat yang berpendidikan D3 dari D3 Keperawatan ke S1 Keperawatan
Keperawatan berjumlah 19 orang dengan
pengalaman > 5 tahun sebanyak 10 orang dan <5
tahun 9 orang.
c. 27 orang pernah mengikuti pelatihan tindakan
keperawatan
d. Proses kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
ataupun tenaga lain berjalan dengan baik

Weakness Threatened
a. Kebutuhan perawat tiap hari kurang 3 orang a. Banyak RS pesaing disekitar RSUD Jombang.
dari perhitungan, b. Jumlah perawat yang berkurang saat menjalankan
b. Perawat jaga sore dan malam kurang dari study dan pelatihan.
perhitungan standar.
Strength Opportunity
a. Memiliki ruang pertemuan tersendiri dari a. Rencana pembangunan dan perombakan
nurse station. rumah sakit menuju lebih bagus.
b. Memiliki beberapa alat medis yang biasa b. Ruangan Asoka cukup luas untuk
digunakan, seperti tensimeter, perawatan
stethoskop,peralatan rawat luka, sudah
memenuhi standard dalam jumlah maupun
fungsi (keadaan)
c. Memiliki beberapa form
pendokumentasian yang dibutuhkan untuk
kegiatan keperawatan sudah memenuhi
standard dalam jumlah
Weakness Threatened
a. Peralatan rumah tangga seperti piring a. Adanya tuntutan pelayanan yang optimal
pasien, gelas, waskom mandi dan lain-lain, dari konsumen.
masih kurang dari standard.
Strength Opportunity
a. Adanya sistem pengembangan dan penambahan a. Adanya program pelatihan / seminar khusus
staf tentang manajemen keperawatan
b. Adanya dukungan kepala ruangan untuk b. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke
pelaksanaan praktek manajemen jenjang yang lebih tinggi
c. RS memiliki visi misi dan motto sebagai acuan c. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa
melakukan kegiatan pelayanaan praktek dengan perawat klinik
d. Mempunyai standar asuhan keperawatan d. adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktik
e. MAKP yang dilakukan diruangan adalah MAKP manajemen keperawatan
primer e. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa
f. MAKP primer sudah dilakukan secara optimal dengan perawat ruangan
g. Adanya sarana dan prasana untuk pasien f. Adanya kerjasama institusi dengan RS.
h. Adanya pemisaan kasus berdasarkan jenis kelamin g. Adanya mahasiswa S1 yang praktek diruang
asoka
Weakness Threatened
a. Tenaga keperawatan yang tersedia 27 orang a. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
sedangkan tenaga keperawatan yang dibutuhkan pelayanan yang lebih profesional
30 orang b. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum
b. 80% perawat berlatar belakang pendidikan DIII c. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
Tidak adanya pemisahan kasus berdasarkan jenis kesehatan
penyakit d. Persaingan antar RS yang semakin kuat
Strength Opportunity
Seluruh kebutuhan keuangan di Pendanaan RS berasal dari
atur oleh rumah sakit. pemerintah kabupaten
Perawat cukup puas terhadap
sistem gaji dan insentif. Adanya program BPJS dalam
pembiayaan pasien

Weakness Threatened
Kebutuhan yang dianjurkan Adanya tawaran gaji yang lebih tinggi
dipenuhi dalam jangka waktu di tempat yang lain.
yang lama.
Strength Opportunity
a. RSUD Jombang merupakan RS pendidikan yang a. RSUD Jombang merupakan RS pemerintah
baik untuk lahan praktik kabupaten
b. Para perawat bekerja dengan baik dan ramah b. Adanya program umum dan BPJS.
dalam melayani pasien.

Weakness Threatened
a. Meskipun ditemukan rata-rata pasien merasa puas a. Persaingan dengan RS lain yang tepat.
dalam pelayanan perawat (80%) tapi ada b. Tingginya keinginan pasien dalam pelayanan.
beberapa indikator yang tidak dilaksanakan yaitu
perawat tidak memperkenalkan diri, tidak
menjelaskan fasilitas yang tersedia di RS pada
pasien baru, tidak ada perawat atau kepala ruang
yang menunjukkan kepada pasien tentang
perawat yang bertanggung jawab kepada masing-
masing pasien.
b. 5 momen cuci tangan masih belum 100%
dilakukan, didapatkan bahwa 60% dilakukan dan
40% tidak dilakukan dengan indikator sebelum
kontak dengan pasien dan sebelum tindakan
aseptik.
 Penentuan Prioritas Masalah

 Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria


matrik (criteria matrix technique)“ Yaitu teknik pemungutan suara
dengan menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dapat
digunakan banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan atas
5 yaitu :

 Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (magnitude= Mg).

 Besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity= Sv).

 Bisa dipecahkan (Manageability= Mn)

 Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern = Nc)

 Ketersediaan sumber daya (Affordability = Af)


 5 : sangat sering/sangat besar
kerugian/sangat mudah dipecahkan/sangat
diperhatikan
 4 : sering/besar kerugian/mudah
dipecahkan/diperhatikan
 3 : kadang-kadang/kerugian sedang/agak
mudah dipecahkan/ jarang perhatikan
 2 : jarang/sedikit kerugian/agak sulit
dipecahkan/ kurang diperhatikan
 1 : tidak terjadi/tidak ada kerugian/sulit
dipecahkan/ tidak diperhatikan
Masalah M S Mn N A T Ranking
N g v c f o
o t
a
l
1 Tidak adanya pemisahan kasus
berdasarkan jenis penyakit penyerta
. (TBC,HIV,HEPATITIS)
5 3 2 2 1 60 3

2 5. moment cuci tangan belum


dilakukan secara optimal
.
4 5 5 4 5 2000 1

3 Ronde keperawatan belum


terdokumentasi 4 5 4 2 4 640 2
.
Masalah Penyebab Alternatif Penyelesaian Masalah

1. Kurangnya kesadaran diri perawat .

1. kepala ruangan membuat


1. lima moment cuci
jadwal untuk perawat
tangan belum
2. diadakan sosialisasi sesame
dilakukan secara
perawat tentang 5 moment
optimal

1. banyak tugas yg dilakukan


sehingga untuk dokumentasi
terlewatkan
1. kepala ruang menunjuk salah 1
2. ronde
perawat untuk menjadi
keperawatan yg
penanggung jawab dokmentasi
belum
terdokumentasi
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai