Anda di halaman 1dari 29

BAB III

ANALISA SITUASI

PENGKAJIAN

Pengkajian sistem manajemen diruangan Ar Rahman RS. Islam Faisal Makassar


dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 08-11 Mei 2017. Data diperoleh
melalui suatu pendekatan terhadap aspek manajemen keperawatan yang terdiri dari :

1. Seluruh perawat yang ada di perawatan 4 Ar-Rahman


2. Pasien dan keluarga pasien yang ada di perawatan 4 Ar-Rahman

Melalui metode:

 Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, dan perawat pelaksana.


 Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu
observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,
penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.
 Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 09-11 Mei 2017.

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data. Hasil
pengkajian sebagai berikut :

1. Fungsi manajerial kepala ruangan


a. Perencanaan
1) Perencanaan harian :
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, rencana harian disusun
setiap kali dinas dimana tanggal dinas dicantumkan pada rencana
harian. Akan tetapi, uraian kegiatan tidak disusun secara kronologi,
tidak tercantum kegiatan manajerial, tidak tercantum kegiatan asuhan
keperawatan dan rencana harian tidak dikerjakan secara konsisten.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
2) Perencanaan bulanan
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, rencana bulanan
ditetapkan setiap bulan secara konsisten berisi seluruh kegiatan yang
akan dilaksanakan selama sebulan. Dalam rencana bulanan, telah
tercantum aktivitas manajerial dan asuhan keperawatan.
3) Perhitungan kebutuhan tenaga
Wawancara : Berdasarakan hasil wawancara kepala ruangan
mengatakan tidak melakukan perhitungan tenaga dikarenakan
kurangnya tenaga perawat yang ada diruangan, kebutuhan tenaga
disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Contoh perhitungan kebutuhan tenaga perawat

Klasifikasi pasien

Perawat mandiri Perawat intermediate Perawat total


1. Dapat melakukan 1. Dibantu dalam 1. Dibantu sesuatunya,
kebersihan diri sendiri kebersihan diri makan, posisi diatur
seperti `; mandi dan dan minum, ambulasi 2. Observasi ttv tiap 2 jam
ganti pakaian 2. Observasi ttv tiap 4 jam 3. Pemakaian selang NGT
2. Makan dan minum di 3. Pengobatan lebih dari 4. Terapi intravena
lakukan sendiri satu kali 5. Pemakaian suction
3. Obsevasi ttv setiap 4. Pakai kateter folay 6. Kondisi gelisah /
pergantian shift 5. Pasang infuse intake disorientasi/ tidak sadar
4. Pengobatan minimal, output dicatat
status psikologis stabil 6. Pengobatan prosedur
5. Persiapan prosedur
pengobatan

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Menurut douglass

a) Perhitungan tenaga perawat apabila semua jumlah tempat tidur terisi


Jumlah tempat Kriteria pasien Dinas pagi Dinas sore Dinas malam
tidur 28 bed 22 : minimal 22 x 0,17 = 3,74 22 x 0,14 = 3,08 22 x 0,07 = 1,54
dengan jumlah care 4 x 0,27 = 1,08 4 x 0,15 = 0,6 4 x 0,10 = 0,4
pasien 28 orang 4 : parsial care 2 x 0,36 = 0,27 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,4
2 : total care
Total tenaga 5,54 = 6 4,28 = 4 2,34 = 2
perawat perawat perawat
Total tenaga perawat untuk 1 hari = 12 perawat

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :


86 x 12 = 3,69 = 4 orang
279
Keterangan : 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun, jadi
jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari adalah 12
orang + 4 orang leps dinas + 2 orang tenaga : kepala ruangan dan wakil
= 18 orang

b) Perhitungan berdasarkan jumlah pasien yang dirawat 11 mei 2017


Jumlah pasien Criteria pasien Dinas pagi Dinas sore Dinas malam
10 orang
6 : minimal 6 x 0,27 = 1,62 6 x 0,15 = 0,9 6 x 0,10 = 0,6
care 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0,14 = 0,56 4 x 0,07 = 0,28
4 : parsial care 0 0 0
0 : total care

Total tenaga 2,3 = 2 perawat 1,46 = 1 perawat 0,88 = 1 perawat


Total tenaga perawat untuk 1 hari = 4 perawat

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
86 x 4 = 1,23 = 1 orang
279
Keterangan : 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun, jadi
jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari adalah 4
orang + 2 orang leps dinas + 1 orang tenaga : kepala ruangan dan wakil
= 7 orang
4) Pertimbangan dalam penentuan kebutuhan tenaga
Wawancara : Berdasarakan hasil wawancara kepala ruangan
mengatakan tidak memiliki pertimbangan utama dalam penentuan
kebutuhan tenaga dikarenakan kurangnya tenaga yang kurang sehingga
perawat pelaksana unag bertugasbertanggung jawab terhadap semua
pasien.
b. Pengorganisasian
1) Model manajemen asuhan keperawatan
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, model manajemen asuhan
keperawatan yang diterapkan ialah metode tim.
Observasi : Terdapat struktur organisasi ruangan yang menunjukkan
adanya TIM yaitu TIM A dan TIM B yang telah diterapkan oleh
perawat ruangan.
2) Struktur organisasi dan job description
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, Kepala Ruangan
mengatakan terdapat job describtion dan uraian tugas yang dimiliki
setiap perawat sesuai dengan kedudukan masing-masing. Sosialisasi
uraian tugas tidak dilakukan secara rutin oleh kepala ruangan karena
masing-masing anggota telahmengetahui tugasnya masing-masing.
Sistem klasifikasi pasien telah ada dan telah disosialisasikan kepada
semua PP sehingga perawat di ruangan mengetahui cara
mengklasifikasi pasien.
Observasi : Terdapat struktur organisasi yang terpajang diruangan.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
c. Staffing/ kepersonalisasian
1) System orientasi staf
Wawancara : Untuk staf baru, Kepala Ruangan melakukan orientasi
dengan memperkenalkan ruangan dan lain-lain.
2) Teknik pengembangan staf
Wawancara : Tehnik pengembangan staf yang dilakukan yaitu dengan
memberikan pelatihan, mengikuti seminar, memberikan bimbingan
terstruktur tentang MPKP.

d. Pengarahan
1) Teknik motivasi
Wawancara : Kepala Ruangan mengatakan selalu memberikan arahan
dan hukuman yang mendidik apabila terdapat perawat yang
menunjukkan penurunan kerja (suka telat datang, suka bolos, kerjanya
tidak beres, dan lain-lain). Selain itu, perawat yang menunjukkan
peningkatan kerja diberikan promosi sesuai dengan kinerjanya.
2) Manajemen konflik
Wawancara : Kepala Ruangan dapat menyelesaikan konflik antar
perawat dengan cara mengajak perawat yang bersangkutan untuk
membicarakan masalah dengan baik, sementara apabila ada konflik
antar perawat dengan pasien atau keuarga pasien maka yang dilakukan
oleh Karu adalah memberikan edukasi kapada pasien dengan baik.
3) Supervisi
Wawancara : Kepala Ruangan mengatakan terkadang supervise
disusun secaraterjadwal, melakukan tugas supervise (mendidik,
membimbing, memotivasi) pada katim dan perawat pelaksana yang
baru. Selain itu, Kepala Ruangan mengkoordinir tugas dan tanggung
jawab perawat, mengobservasi perawat pelaksana yang telah dididik
dan dibimbing serta mengevaluasi perawat pelaksana, mengkoordinir,
mengobservasi dan mengevaluasi)
4) Delegasi
Wawancara : Kepala Ruangan mengatakan pendelegasian sering
dilakukan dengan staf yang memiliki kompotensi yang dibutuhkan
dalam menjelang tugas, tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
melakukan pendelegasian. Waktu pendelegasian tugas selalu
dilakukan, apabila si pelaksana tugas mengalami kesulitan Karu, Katim
selalu memberikan arahan untuk mengatasi masalah. Karu sering
melakukan evaluasi setelah tugas selesai dilakukan.
5) Operan
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, operan dilakukan
diruangan 3x sehari namun terkadang tidak tepat waktu, di hadiri oleh
semua perawat yang berkepentingan dan di dampingi oleh penanggung
jawab (Kepala ruangan, perawat primer dan katim). Perawat
mengetahui apa saja yang dipersiapkan dan yang disampaikan dalam
pelaksanaan operan, serta mengetahui teknik pelaporan dalam operan
ketika berada didepan pasien,terdapat buku khusus untuk mencatat
hasil laporan operan, terdapat interaksi dengan pasien saat operan,
waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan operan didepan pasien <5
menit.
Observasi : Berdasarkan hasil observasi pada beberapa operan, di
peroleh hasil bahwa operan berjalan baik dan sesuai dengan SOP.
6) Ronde keperawatan
Wawancara : Kepala Ruangan mendukung adanya kegiatan ronde
keperawatan dan mengerti tentang ronde keperawatan. Namun,
pelaksanaan ronde keperawatan diruangan belum optimal dan belum
ada tim yang dibentuk dalam melaksanakan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan tidak rutin dilaksanakan dalam satu bulan.Keluarga
pasien tidak mengerti tentang adanya ronde keperawatan.
7) Pre dan post conference
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, pre dan post conference
selalu dilakukan sebelum dan sesudah operan.

e. Pengendalian
1) Penilaian kinerja
Wawancara : Berdasarkan hasil pengkajian, penilaian kinerja
diruangan dilakukan ditiap akhir bulan, kinerja perawat dinilai dari log
book yang dimiliki perawat.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
2) Indicator mutu
Wawancara : Menurut Kepala Ruangan, angka BOR dihitung setiap
bulan, angka AVLOS dan TOI diukur setiap bulan. Selain itu, angka
lari, angka infeksi osokomial (scabies) dan angka cidera di ukur dan di
catat setiap bulan.
3) System pendokumentasian asuhan keperawatan
Wawancara : Menurut Kepala Ruangan, untuk menilai kualitas
dokumentasi asuhan keperawatan dilihat dari kelengkapan format yang
ada distatus pasien. Terdapat format evaluator dokumentasi ASKEP,
tidak terdapat format evaluator kepuasan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan. Evaluatoran kepuasan pasien dan keluarga tidak
dilaksanakan setiap pasien pulang/meninggal. Tidak terdapat
dokumentasi perhitungan survey masalah keperawatan.
Observasi : Hasil observasi di ruangan, terdapat format evaluator
dokumentasi ASKEP, tidak terdapat format evaluator kepuasan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan. Evaluatoran kepuasan pasien dan
keluarga tidak dilaksanakan setiap pasien pulang/meninggal. Tidak
terdapat dokumentasi perhitungan survey masalah keperawatan.

2. Pelaksanaan fungsi manajerial ketua tim/ perawat primer


a. Perencanaan
Wawancara :
KATIM A : Ketua TIM mengatakan perencanaan harian disusun setiap
kali dinas dan mencantumkan tanggal dinas di rencana harian.
Dalam rencana harian tercantum kegiatan manajerial dan
kegiatan asuhan keperawatan. Rencana harian dikerjakan
secara konsisten.
KATIM B : Ketua TIM mengatakan perencanaan harian disusun setiap
kali dinas dan mencantumkan tanggal dinas di rencana harian.
Dalam rencana harian tercantum kegiatan manajerial dan
kegiatan asuhan keperawatan. Rencana harian dikerjakan
secara konsisten.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
b. Pengorganisasian
1) Model manajemen asuhan keperawatan
Wawancara :
Katim TIM A : Ketua Tim mengatakan model asuhan keperawatan yang
digunakan diruangan adalah metode tim.
Katim TIM B : Ketua Tim mengatakan model asuhan keperawatan yang
digunakan diruangan adalah metode tim
Observasi : Berdasarkan hasil observasi, terdapat struktur organisasi
ruanga yang menunjukkan adanya pembagian berdasarkan tim dan telah
ada pelaksanaan berdasarkan tugas dan tanggung jawab
2) Struktur organisasi dan job deskripsion
Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan mengerti dengan
uraian tugas sebagai seorang ketua tim, kedua ketua tim mengatakan
selalu dilibatkan dalam penyusunan jadwal dinas.
Observasi :Tidak terdapat uraian tugas yang terpajang didalam ruangan.
3) System klasifikasi
Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan terdapat system
klasifikasi pasien diruangan, yaitu minimal care, parsial care dan total
care.

c. Pengarahan
1) Teknik motivasi
Wawancara :
KATIM A mengatakan cara memotivasi perawat pelaksanan yang
cenderung menunjukkan penurunan kinerja : arahan dan teguran
sementara untuk perawat yang memiliki kinerja yang baik diberi reward
berupa pujian dan apabila ada pelanggaran, punishment yang diberikan
adalah teguran.
KATIM B mengatakan cara memotivasi perawat pelaksana yang
cenderung menunjukkan penurunan kerja : lebih mendekatkan diri ke
anggota dan memberi bimbingan, sementara untuk perawat yang
memiliki kinerja yang baik diberi reward berupa pujian dan apabila ada
pelanggaran, punishment yang diberikan berupa teguran.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
2) Manajemen konflik
Wawancara :
Katim A dan Katim B, dalam menyelesaikan konflik yang terjadi antar
perawat adalah memberikan teguran secara pribadi dan memberikan
solusi, selanjutnya apabila ada konflik antar perawat dengan pasien atau
keluarga pasien maka penyelesaian konflik yang dilakukan ketua tim
adalah mencarikan solusi dengan memberikan pengertian kepada
keluarga pasien tanpa menjatuhkan perawat lain.
3) Supervisi
Wawancara :
Katim A dan Katim B mengatakan supervisi disusun secara terjadwal,
semua staf mengetahui jadwal supervise yang dilaksanakan, materi
supervise dipahami oleh supervisor maupun staf. Supervisior
mengorientasi materi supervise kepada staf yang disupervisi,mengkaji
kinerja staf sesuai dengan materi supervise, mengidentifikasi pencapaian
staf dan memberikan reinforcement, mengidentifikasi aspek kerja yang
perlu ditingkatkan oleh staf, memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf, menjelaskan tindak lanjut
supervise yang telah dilaksanakan, dan memberikan reinforcement
terhadap pencapaian keseluruhan staf.
4) Delegasi
Wawancara :
Katim A dan Katim B mengatakan pendelegasian dilakukan dengan staf
yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjelang tugas,
tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian,
selain dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian, waktu
pendelegasian tugas ditentukan, jika dalam tugas mengalami kesulitan
Karu dan Katim akam memberikan arahan untuk mengatasi masalah, dan
ada evaluasi setelah selesai tugas dilakukan.
5) Operan
Wawancara :
Katim A dan Katim B mengatakan Karu / Katim / Pj shift membuka
acara dengan mengucapkan salam, Katim / Pj shift mengoperkan
diagnosa keperawatan, Katim / Pj shift mengoperkan tindakan yang
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
sudah dilaksanakan, Katim / Pj shift mengoperkan hasil asuhan
keperawatan, Katim / Pj shift mengoperkan tindak lanjut, Pj shift
berikutnya mengklarifikasi, Karu / Katim merangkum informasi operan,
dan Karu / Katim memimpin doa dan menutup acara.
6) Ronde keperawatan
Wawancara :
Katim A dan Katim B mengatakan mendukung adanya kegiatan ronde
keperawatan dan mengerti tentang ronde keperawatan. Namun,
pelaksanaan ronde keperawatan diruangan belum optimal dan belum ada
tim yang dibentuk dalam melaksanakan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan tidak rutin dilaksanakan dalam satu bulan.Keluarga pasien
tidak mengerti tentang adanya ronde keperawatan.
7) Pre dan post conference
Wawancara :
Katim A dan Katim B mengatakan pada saat pre conference Katim / Pj
shift membuka acara, Katim / Pj shift menanyakan rencana harian,
Katim / Pj shift member masukkan dan tindak lanjut, Katim / Pj shift
memberi reinforcement, dan Katim / Pj shift menutup acara. Sedangkan
pada saat post conference Katim / Pj shift yang membuka acara, Katim /
Pj shift menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien, Katim / Pj shift
menanyakan kendala pemberian asuhan, Katim / Pj shift menanyakan
tindak lanjut pada dinas berikutnya, Katim / Pj shift memberikan
reinforcement, dan Katim / Pj shift menutup acara. Pre dan post
conference dilakukan sesuai dengan SOP.

d. System pendokumentasian asuhan keperawatan


Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan semua perawat pelaksana
dan Ketua TIM bertanggung jawab atas kelengkapan asuhan keperawatan
diruangan, dan Katim memberikan bimbingan terkait asuhan keperawatan
kepada perawat pelaksana.

e. Hubungan professional
Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan kerja sama antarprofesi
diruangan terjalin dengan baik dan tidak ada kendala
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
f. Patien care delivery
1) Orientasi pasien baru
Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan hal disampaikan saat
ada pasien baru adalah memperkenalkan diri, menanyakan keluhan dan
memperkenalkan lingkungan. Dan tidak ada kendala yang menghadapi
perawat dalam melakukan orientasi pasien baru.
Observasi : Ada lembar penerimaan pasien baru dan ada SOP namun
mekanisme pelaksanan penerimaan pasien baru belum sesuai SOP
seperti pengenalan ruangan
2) Pendidikan kesehatan
Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan pendidikan kesehatan
diberikan berdasarkan kebutuhan pasien seperti penyakit, penyebab,
pencegahan, dan pengobatan. Pendidikan kesehatan diberikan
berdasarkan SOP.
Observasi : Ada SOP pendidikan kesehatan yang dibukukan
3) Persiapan pasien pulang
Wawancara : Katim A dan Katim B mengatakan hal-hal yang sering
disampaikan pada saat discharge planning adalah edukasi tentang
penyakitnya, minum obat secara teratur, dan pantangan makanan yang
tidak boleh dimakan.
Observasi : Ada lembar persiapan pasien pulang dan pasien
diedukasikan sebelum pulang

3. Pelaksanaan fungsi manajemen asuhan keparawatan perawat pelaksana


Berdasarkan hasil yang diperoleh dari wawancara dan juga pembagian
kuesioner diperoleh data bahwa :
a. Mengetahui visi dan misi ruangan : Berdasarkan hasil pengkajian
diperoleh hasil 100% perawat pelaksana mengikuti visi dan misi Rumah
Sakit
b. Diberikan sosialisasi mengenai visi dan misi diruangan : Berdasarkan hasil
pengkajian diperoleh hasil 100% perawat diberikan sosialisasi mengenai
visi dan misi Rumah Sakit
c. Memiliki logbook harian perawat : Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh
hasil 100% perawat memiliki logbook harian.
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
d. Diberikan sosialisasi mengenai uraian tugas : Berdasarkan hasil pengkajian
diperoleh hasil 100% perawat telah diberi sosialisasi mengenai uraian
tugas
e. Mengikuti supervisi : Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh hasil 100%
telah disupervisi
f. Mendapatkan evaluasi dan bimbingan terkait supervise : Berdasarkan hasil
pengkajian diperoleh hasil 100% mendapatkan evaluasi dan bimbingan
terkait supervise.
g. Memiliki raport harian terkait pengukuran kinerja yang dilakukan oleh
kepala ruangan : Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh hasil 100%
memiliki raport harian terkait pengukuran kinerja.
h. Hal-hal yang disampaikan saat operan : Berdasarkan hasil pengkajian hal-
hal yang disampaikan perawat saat operan adalah : membuka acara dengan
salam, diagnose keperawatan, TUK yang sudah tercapai, tindakan yang
sudah dilaksanakan, hasil ASKEP, tindak lanjut yang akan dilakukan,
perkenalan perawat jaga.
i. Apakah ketua tim sering melakukan pre dan post conferences sebelum dan
setelah dinas dengan anggota timnya : Berdasarkan hasil pengkajian
diperoleh hasil 100% perawat mengatakan ketua tim sering melakukan pre
dan post conference sebelum dan setelah dinas siang dengan anggota
timnya.
j. Apa yang disampaikan saat pre dan post conference : Berdasarkan hasil
pengkajian hasil yang disampaikan pada saat conference adalah rencana
harian, keluhan pasien, memberi masukan dan tindak lanjut. Sedangkan
hal yang disampaikan pada post conferences ialah hasil asuhan
keperawatan masing-masing pasien, kendala pemberian asuhan jika ada,
tindakan lanjut yang akan dilakukan.
k. Apakah sering diingatkan oleh ketua tim untuk melengkapi dokumentasi
asuhan keperawatan : Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh hasil 100%
perawat sering diingatkan oleh ketua TIM untuk melengkapi dokumentasi
asuhan keperawatan.
l. Apakah dilibatkan dalam orientasi pasien baru : Berdasarkan hasil
pengkajian diperoleh hasil 100% perawat melakukan orientasi pada pasien
baru.
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
m. Apa yang disampaikan saat orientasi pasien baru : Hal-hal yang
disampaikan saat orientasi pasien baru adalah kondisi ruangan, aturan yang
ada diruangan, memperkenalkan diri.
n. Apakah perawat melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan atau
keluarga pasien : Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh hasil 100%
perawat melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan atau keluarga
pasien.
o. Apa yang disampaikan pada saat melakukan pendidikan kesehatan : Hal-
hal yang sering disampaikan saat melakukan pendidikan kesehatan adalah
pencegahan, dan penanganan masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
p. Kendala dalam melakukan pendidikan kesehatan : Kendala yang biasa
dihadapi ialah tidak adanya media pendidikan kesehatan (leaflet,flipchart).
q. Perawat dilibatkan dalam melakukan dischard planning : Berdasarkan hasil
pengkajian 100% perawat melakukan dischard planning.
r. Apa yang disampaikan pada saat melakukan dischard planning : Hal yang
disampaikan perawat saat melakukan dischard planning adalah edukasi
tentang penyakitnya, minum obat secara teratur, dan pantangan makanan
yang tidak boleh dimakan.
s. Apa kendala dalam melakukan dischard planning : tidak ada kendala yang
dihadapi dalam melakukan dischard planning.
t. Apakah sering mendapatkan delegasi : Berdasarkan hasil pengkajian
diperoleh hasil bahwa pendelegasian sering dilakukan dengan staf yang
memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjelang tugas.

4. Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pembagian kuisioner diperoleh data
bahwa pasien/keluarga pasien yang ada diruangan merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat ruangan.

5. Sentralisasi obat
 Sentralisasi obat diruangan : Berdasarkan hasil observasi diperawatan 4
telah memiliki ruangan khusus untuk sentralisasi obat, sentralisasi obat
telah dilaksanakan dengan maksimal.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
 Pemberian wewenang untuk sentralisasi obat : hasil wawancara
menunjukkan bahwa perawat diberikan wewenang untuk mengatur obat
pasien hal ini didukung dengan hasil pengkajian yaitu 100%perawat
diberikan wewenang dalam urusan dalam sentralisasi obat
 Alur penyimpanan obat : hasil pengkajian menunjukkan bahwa alur
sentralisasi obat yang ada diruangan adalah apabila pasien BPJS maka
obatnya secara keseluruhan diatur perawat baik itu pengembalian obat di
Apotek, sementara untuk pasien umum perawat meresepkan obat kemudian
keluarga pasien mengambil obat di Apotek.
 Cara penyimpanan obat
Berdasarkan hasil pengkajian, penyimpanan obat dipisahkan berdasarkan
nama pasien, nomor kamar, nomor bed dan selalu diberi etiket pada tiap
obat pasien.
 Cara penyiapan obat
Berdasarkan hasil wawancara obat disiapkan dan diberikan sesuai jadwal
pemberian. Sebelum diberikan obat kepada pasien terlebih dahulu di
informasikan jumlah kepemilikan obat yang telah digunakan. Terdapat
format catatan setiap jenis obat yang digunakan kepada pasien.

6. Evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan (kelengkapan buku status pasien)


1. Pengkajian
 Pengkajian meliputi pemeriksaan fisik : berdasarkan 10 status pasien
yang diobservasi, 100% pengkajian pemeriksaan fisik diisi dengan
lengkap.
 Pengkajian meliputi status psikososial spiritual klien : berdasarkan 10
status pasien yang diobservasi, 100% pengkajian meliputi status psiko
sosial spiritual klien diisi dengan lengkap
 Pengkajian lengkap dilakukan dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk
: berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi 100% pengkajian
lengkap dilakukan dalam waktu 24 jam.
 Pengkajian lengkap dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab
terhadap pasien : berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100%

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
pengkajian lengkap dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab
terhadap pasien.
2. Diagnosa keperawatan
 Diagnose keperawatan disusun sesuai dengan prioritas : berdasarkan 10
status pasien yang diobservasi, 100% diagnose keperawatan disusun
berdasarkan prioritas.
 Diagnose keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan saat
pengkajian dilengkapi data subjektif dan objektif : berdasarkan 10 status
pasien 100% diagnose keperawatan sesuai dengan masalah yang
ditemukan saat pengkajian dilengkapi data subjektif dan objektif.
 Mencantumkan etiologi diagnose keperawatan : berdasarkan 10 status
pasien yang diobservasi 40% mencantumkan etiologi diagnose
keperawatan dan 60% tidak mencantumkan etiologi pada diagnose
keperawatan
 Mencantumkan factor yang berhubungan dengan pada diagnose
keperawatan : berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi 30%
mencantumkan etiologi pada diagnose keperawatan dan 70% tidak
mencantumkan factor yang berhubungan dengan diagnose keperawatan.
3. Perencanaan keperawatan
 Rencana asuhan keperawatan dikembangkan oleh perawat yang
bertanggung jawab :berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi 100%
rencana asuhan keperawatan dikembangkan oleh perawat yang
bertanggung jawab
 Terdapat rumusan tujuan keperawatan yang disertai dengan criteria
evaluasi, berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% terdapat
rumusan tujuan keperawatan yang disertai dengan criteria evaluasi
 Rencana asuhan keperawatan mencakup tindakan observasi keperawatan
: berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% rencana
keperawatan mencakup tindakan observasi keperawatan
 Rencana keperawatan mencakup tindakan terapi keperawatan :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% rencana
keperawatan mencakup tindakan terapi keperawatan.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
 Rencana keperawatan mencakup tindakan pendidikan kesehatan :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% rencana
keperawatan mencakup tindakan pendidikan kesehatan.
 Rencana asuhan keperawatan yang melibatkan klien dan keluarga :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi , 80% rencana asuhan
keperawatan melibatkan klien dan keluarga dan 20% rencana asuhan
tidak melibatkan klien dan keluarga.
4. Implementasi
 Tindakan observasi yang dilakukan didokumentasikan : berdasarkan 10
status pasien yang diobservasi, 100% tindakan observasi yang dilakukan
didokumentasikan
 Tindakan terapi keperawatan yang telah dilakukan didokumentasikan :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% tindakan terapi
keperawatan telah dilakukan dokumentasi
 Tindakan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan didokumentasikan :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi 100% tidak
didokumentasikan
 Tindakan kolaborasi yang telah dilakukan didokumentasikan :
berdasrkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% tindakan kolaborasi
didokumentasikan.
 Respon klien terhadap tindakan keperawatan didokumentasikan :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% respon klien
terhadap tindakan keperawatan didokumentasikan
5. Evaluasi
 Diagnose keperawatan yang dilakukan setiap hari sesuai dengan SOAP :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% diagnose
keperawatan dilakukan sesuai SOAP
 Diagnose keperawatan yang sudah teratasi terlihat dalam dokumentasi :
berdasarkan 10 status pasien yang diobservasi, 100% diagnose
keperawatan yang sudah teratasi terlihat dalam dokumentasi.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
7. Kelengkapan format dokumentasi, SOP

No. Jenis Format Ada Tidak Ada


1. Format laporan Karu/Katim √
2. Uraian tugas √
3. Lembar penerimaan pasien baru √
4. Lembar serah terima pasien √
5. Format timbang terima √
6. Lembar dischart planning √
7. Format supervise √
8. Struktur organisasi √
9. Instrument evaluasi supervise √
10. SOP Pre dan Post Conference √
11. Instrument evaluasi penyelesaian √
konflik
12. SOP pendidikan kesehatan √
13. SAK penyakit √
14. Indicator mutu √
15. Lembar evaluasi kepuasan pasien √
dan keluarga

Berdasarakan table diatas menunjukkan format dokumentasi dan


format SOP di ruang perawatan Ar-Rahman telah lengkap.

PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi Masalah
a. Kurang maksimalnya pendokumentasian proses asuhan keperawatan
b. Kegiatan ronde keperawatan belum dilakukan secara optimal
c. Pelaksanaan penyusunan survise secara terjadwal belum maksimal

PRIORITAS MASALAH

1. Penentuan Prioritas Masalah

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Setelah identifikasi masalah,selanjutnya masalah tersebut diprioritaskan
berdasarkan metode pembobotan dengan memperhatikan aspek-aspek yang meliputi:
a. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah tersebut (Magnitude)
b. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Saverity)
c. Berfokus pada keperawatan sehingga masalah dapat diselesaikan
(Managebility)
d. Melibatkan pertimbangan dan perhatian bidang keperawatan (Nursing
Concern)
e. Kesediaan sumber daya yang ada (Afordbility)

Dari masing-masing nilai aspek tersebut, masing-masing aspek memiliki bobot


tersendiri dengan rentang 1-5 yaitu :

a. 1 : jika sangat kurang sesuai


b. 2 : jika kurang sesuai
c. 3 : jika cukup sesuai
d. 4 : jika sesuai
e. 5 : jika sangat sesuai

Nilai dari setiap masalah kemudian dikalikan dengan masing-masing nilai setiap
masalah, masalah yang memiliki total nilai terbesar merupakan prioritas masalah
yang dipilih.

No Masalah Mg SV Mn Ne Af Total Peringkat


1. Kurang maksimalnya 4 3 4 4 3 576 I
pendokumentasian proses asuhan
keperawatan
2. Kegiatan ronde keperawatan 3 4 4 4 3 576 II
belum dilakukan secara optimal
3. Pelaksanaan penyusunan survise 3 3 3 3 4 324 III
secara terjadwal belum maksimal

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Berdasarkan skoring masalah diatas, maka prioritas masalah sebagai berikut :

a. Kurang maksimalnya pendokumentasian proses asuhan keperawatan


b. Kegiatan ronde keperawatan belum dilakukan secara optimal
c. Pelaksanaan penyusunan survise secara terjadwal belum maksimal

2. Alternative Penyelesaian Masalah


a. Percontohan pendokumentasian ASKEP
b. ROLEPLAY ronde keperawatan
c. Pembuatan jadwal supervise dan pelaksanaan supervise

3. Penetuan Prioritas Cara Pemevahan Masalah


Prioritas alternative pemecahan maslah diseleksi dengan menggunakan
pembobotan berdasarkan metode CARL, meliputi apek :
a. Cafability (C) adalah kemampuan kedua belah pihak antara masalah dan
rumah sakit untuk melaksanakan alternative
b. Accesbility (A) adalah kemudahan dalam melaksanakan alternative
c. Readiness (R) adalah kesiapan untuk melaksanakan alternative
d. Leverage (L) adalah daya ungkit dalam menyelesaikan masalah.
Masing- masing aspek diberikan penilaian dengan rentang 1 – 4 dengan
pemakaian :
a. Nilai 1 : Tidak Mampu
b. Nilai 2 : Cukup Mampu
c. Nilai 3 : Mampu
d. Nilai 4 : Sangat Mampu

Prioritas alternative penyelesaian masalah


No Alternative Pemecahan Masalah C A R L Skor Peringkat
1. Percontohan pendokumentasian ASKEP 3 3 3 3 81 I
2. ROLEPLAY ronde keperawatan 3 2 3 3 54 IV
3. Pembuatan jadwal supervise dan 3 3 3 3 81 II
pelaksanaan supervise
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Perencanaan kegiatan keperawatan manajemen

NO MASALAH TUJUAN PROGRAM/ INDIKATOR/


KEGIATAN FAKTOR
KEBERHASILAN

1. Kurang maksimalnya Memaksimalkan Melakukan Pendokumentasian


pendokumentasian pendokumentasian percontohan askep dilakukan
proses asuhan askep pendokumentasian sesuai standart
keperawatan ASKEP

2. Kegiatan ronde Pelaksanaan ronde Melakukan role play Ronde keperawatan


keperawatan belum keperawatan ronde keperawatan dilakukan sesuai
dilakukan secara dilakukan secara dengan kondisi pasien
optimal optimal dan dilakukan sesuai
prosedur

3. Pelaksanaan Mampu menyusun Melakukan role play Supervise


penyusunan survise supervise secara supervise terdokumentasi
secara terjadwal belum terjadwal keperawatan dengan baik dan benar
maksimal

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan selama 2 minggu 2 hari, yaitu dari
tanggal 08 Mei sampai dengan 23 Mei 2017 di Ruang Rawat Inap Ar-Rahman RS ISLAM
FAISAL MAKASSAR, dengan berpedoman pada perencanaan yang telah dipaparkan saat
seminar awal analisa situasi, telah dilakukan implementasi manajemen keperawatan yaitu :

1. Melakukan percontohan pendokumentasian askep


Percontohan pendokumentasian askep dilaksanakan setiap hari, dimulai pada
tanggal 15 Mei 2017 sampai tanggal 23 Mei 2017 oleh mahasiswa DIV Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Makassar Angk. 2014 bersama dengan perawat yang ada di Ruang
Perawatan Ar-Rahman.
Pendokumentasian askep berisikan rangkaian kerja yang dimulai dari penjelasan
mengenai pengkajian pasien, masalah yang muncul pada pasien dan penyebab munculnya
masalah tersebut, intervensi yang telah dan yang akan dilakukan beserta catatan
perkembangan kesehatan pasien dan masalah yang telah dan belum teratasi pada pasien.
Tujuan pendokumentasian askep secara baik,benar dan lengkap ialah sebagai
sarana dokumentasi fungsi : membantu pelaksanaan asuhan yang diberikan secara team
meningkatnkan kecermatan dan mengurangi kesalahan membantu terwujudnya efektifitas
dan efistensi waktu, sebagai dokumentasi legal, sarana penelitian beserta sebagai audit
atau pemeriksaan.
Persiapan percontohan pendokumentasian askep dilakukan sejak tanggal 13 Mei
dengan menganalisa kesesuaian dan kelengkapan pengisian pendokumentasian asuhan
keperawatan pada buku status pasien. Selanjutnya, mahasiswa berdiskusi dan saling
berbagi ilmu dengan perawat yang ada di Ruang Perawatan Ar-Rahman tentang tata cara
pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan pasien yang baik dan benar.
Bersama dengan perawat yang ada di Ruang Perawatan Ar-Rahman, mahasiswa
mengisi format asuhan keperawatan secara baik,benar dan lengkap sehingga tidak ada
lagi buku status pasien yang pendokumentasian askepnya tidak lengkap ( 100% lengkap)

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
2. Ronde Keperawatan (Roleplay)
Roleplay Ronde keperawatan dilaksanakan sebanyak 1 kali yaitu pada tanggal 23
Mei 2017. Persiapan ronde sudah dimulai sejak tanggal 19 Mei 2017 dengan
mendiskusikan kasus dan pasien untuk ronde keperawatan dan terus dilanjutkan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan selama empat hari. Roleplay ronde keperawatan ini
dilaksanakan di nurse station pukul 11.30-12.30 WIB dengan mengangkat kasus
Hipertropi prostat.
Roleplay dilakukan oleh mahasiswa dengan posisi peran sebagai berikut : Rahmat
Hidayah sebagai KARU; Putri Wisnasari Sumardi sebagai KATIM I, Nurazizah Fauziah
sebagai KATIM II, Sunardin sebagai perawat konselor dan yang berperan sebagai
peraawat pelaksana ialah Sri Andi Nirwana, Nurrahma Amalia, Nurmia P, Nurwahyuni
Arif, Susanti, Ulfa Diyanti dan Nurhasanah.
Roleplay berisikan rangkaian kerja yang dimulai dari penjelasan pengkajian
mengenai pasien, diagnosa yang muncul, intervensi yang telah dilaksanakan dan rencana
tindak lanjut pasien. Mahasiswa yang berperan sebagai kepala ruangan mampu
menjalankan tugasnya sebagai kepala ruangan yaitu memimpin jalannya ronde
keperawatan, mahasiswa yang berperan sebagai ketua tim mampu menjalankan tugasnya
yaitu memaparkan kondisi pasien dan mendiskusikan bersama kepala ruangan dan
perawat pelaksana tindakan apa yang akan dilakukan. Mahasiswa yang berperan sebagai
perawat pelaksana mampu menjalankan tugasnya yaitu melaksanakan intervensi yang
telah dibuat bersama kepala ruangan dan ketua tim.
Roleplay ronde dimulai dengan pre conference yang dipimpin oleh Karu pada pukul
11.30 WIB. Pre conference berlangsung selam 30 menit. Pada saat pre conference
dibahas mengenai identitas pasien, pengkajian, diagnosa yang muncul dan intervensi
tindakan. Setelah pre conference dilakukan ronde ke kamar pasien dan memvalidasi ke
pasien mengenai intervensi yang telah dilakukan oleh perawat pelaksana. Setelah 30
menit, mahasiswa kembali ke ruangan dan melaksanakan post conference. Pada saat post
conference dibahas mengenai tindak lanjut intervensi pasien. Setelah selesai roleplay,
pembimbing memberikan evaluasi mengenai ronde yang telah dilakukan.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
3. Supervise (role play)
Role play supervise dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Mei 2017. Kegiatan
supervise yang dilakukan berupa supervise injeksi intravena yang dilakukan KATIM
kepada perawat pelaksana. Supervise dilakukan untuk menilai sejauh mana kemampuan
perawat dalam melakukan tindakan keperawatan baik itu kemampuan pengetahuan
maupun kemampuan keterampilan.
Role play dilakukan oleh mahasiswa dan didampingi oleh perawat yang ada di
Ruang Perawatan Ar-Rahman dengan posisi peran sebagai berikut : Rahmat Hidayah
sebagai Kepala Ruangan, Sunardin sebagai Ketua Tim dan Sri Andi Nirwana sebagai
Perawat Pelaksana.
Role play supervise dimulai dari Karu memberikan tugas kepada Katim untuk
melakukan supervise injeksi intravena kepada perawat pelaksana. Kemudian, Katim
mensupervisi tindakan injeksi intravena yang dilakukan oleh perawat pelaksana termasuk
kelengkapan alat yang digunakan dan apakah sudah sesuai dengan SOP Injeksi Intravena
atau belum. Selanjutnya, Katim memberikan feed back dengan menyampaikan
kekurangan dan kelebihan perawat pelaksana dalam melakukan tindakan tersebut.

Adapun kegiatan tambahan yang dilakukan diluar perencanaan kegiatan manajemen, antara
lain :

1. Membuat 10 daftar penyakit


Pada tanggal 19 Mei 2017, mahasiswa DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Makassar melakukan pendataan 10 jenis penyakit yang sering muncul 5 bulan
terakhir. Adapun 10 jenis penyakit yang sering muncul 5 bulan terakhir, antara lain :
a. Diare : 33 kasus
b. Tonsifaringitis : 32 kasus
c. Febris : 16 kasus
d. Ca. Mamma : 16 kasus
e. BPH : 15 kasus
f. Hipertropi prostat : 15 kasus
g. Batu ginjal : 15 kasus
h. Cholelithiasis : 13 kasus
i. Hidronefrosis : 11 kasus
j. Hemoroid : 10 kasus

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Data diatas didapatkan dari buku daftar penyakit ruang perawatan Ar-Rahman. Data
tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi perawat untuk melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarga sehingga dapat mengurangi tingkat
kemungkinan timbulnya penyakit tersebut.

2. Membuat leaflet penyakit


Berdasarkan 10 jenis penyakit yang sering muncul 5 bulan terakhir, mahasiswa DIV
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar membuat leaflet penyakit yakni leaflet
pennyakit diare, tonsifaringitis, febris, Ca mamma, BPH, hipertropi prostat, batu
ginjal, cholelithiasis, hidronefrosis dan hemoroid.
Tujuan dibuatnya leaflet penyakit ialah sebagai media untuk menambah pengetahuan
pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit tersebut sehingga pasien dan keluarga
pasien dapat mencegah dan menangani penyakit tersebut.
Leaflet penyakit berisikan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani dan cara mencegah serta komplikasi dari penyakit tersebut.

3. Membuat label box obat


Label box obat dibuat agar memudahkan perawat dalam mengelompokkan obat
dan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat pasien Label box obat
berisikan nama pasien, nomor RM pasien dan nomor bed pasien sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian dan penyimpanan obat.

4. Mengkaji tingkat kepuasan pasien dan keluarga


Format evaluasi kepuasan pasien dan keluarga dibuat pada tanggal 10 Mei 2017
dalam bentuk kuesioner. Kuesioner tersebut telah disebar dan diisi oleh semua pasien di
ruang perawatan Ar-Rahman pada tanggal 21 Mei 2017.
Perhitungan tingkat kepuasan pasien menggunakan kuesioner kepuasan pasien
yang disebar dari 10 pasien didapatkan sebanyak 80% masuk dalam kategori sangat puas,
20% dalam kategori puas, 0% dalam kategori kurang puas dan 0% untuk kategori tidak
puas serta 0% dalam kategori sangat tidak ppuas terhadap pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang telah diberikan. Dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di
Ruang Perawatan Ar-Rahman sudah sangat memuaskan bagi pasien.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Perlu ditekankan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan perlu
ditingkatkan untuk mempertahankan tingkat kepuasan pasien tersebut seperti dalam hal
keadaan ruangan. Hal ini diperlukan karena, beberapa pasien maupun keluarga pasien
merasa kurang nyaman bila fasilitas dalam ruangan tidak berfungsi dengan baik, misalnya
AC yang tidak menyala secara optimal membuat pasien dan keluarga pasien merasa
panas.

Selain itu, kegiatan manajemen yang dilakukan mahasiswa diluar dari perencanaan kegiatan
manajemen, ialah :

1. Pre dan Post conference


Pre dan post conference dilakukan mulai tanggal 15 Mei 2017 sampai tanggal 23 Mei
2017.
Pre dan post conference terlaksana dengan baik dan sesuai dengan SOP yang ada.
Semua perawat terlibat dalam kegiatan pre dan post conference termasuk katim dan
perawat pelaksana.
Pre dan Post Conference dilakukan oleh kolaborasi perawat dan mahasiswa DIV
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar di Nurse Station setiap pergantian dinas
di ruang perawatan Ar-Rahman. Pre Conference dilakukan setelah timbang terima
antar shift selama 10 menit, dalam Pre Conference ini Ketua Tim memberikan
masukan apa yang akan dilakukan perawat pelaksana kepada pasien sepanjang shift
tersebut. Sedangkan Post Conference dilakukan sebelum dilakukannya timbang
terima antar shift, Post Conference juga dilakukan selama 10-15 menit. Pada Post
Conference ini perawat pelaksana melaporkan kepada Ketua Tim apa saja tindakan
yang sudah dilakukan dan belum dilakukan perawat pelaksana pada pasien sepanjang
shift dan kejadian tertentu yang terjadi yang perlu didiskusikan kepada Ketua Tim.
Dalam Pre dan Post Conference mahasiswa mahasiswa DIV Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Makassar berperan sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat
Pelaksana. Selanjutnya diadakan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

2. Timbang terima (Operan)


Timbang terima dilakukan mulai tanggal 15 Mei 2017 sampai tanggal 23 Mei 2017.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I
Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
A. Kesimpulan
Kegiatan praktik manajemen keperawatan di Ruang Perawatan Ar-Rahman telah
terlaksana dengan baik, terdapat kerjasama dan penerimaan perawat terhadap semua
kegiatan yang dilakukan mahasiswa.
Dalam meningkatkan pelayanan keperawatan pada pasien, mahasiswa melakukan
pendokumentasian askep, ronde keperawatan dan supervise tenaga kesehatan serta
menyebar kuesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
perawatan di ruangan Ar-Rahman. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
kesehatan dan informasi bagi pasien serta keluarganya, mahasiswa membuat leaflet
penyakit yang mencakup 10 jenis penyakit yang paling sering terjadi dalam 1 bulan
terakhir, sehingga dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien.

B. Saran
1) Kepala ruangan
Diharapkan agar kepala ruangan tetap mendukung adanya perubahan yang
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik di ruangan Ar-Rahman serta
rutin melakukan supervise ke Katim dan perawat pelaksana.
2) Perawat
Diharapkan perawat ruangan agar tetap terbuka dalam menerima perubahan,
pembaharuan, dan berperan serta demi tercapainya asuhan keperawatan
berkualitas.
3) Rumah sakit
Diharapkan pihak rumah sakit melakukan follow up terhadap program kegiatan
yang telah dilaksanakan serta memfasilitasi sarana dan prasarana yang dapat
menunjang pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.
4) Ruang Ar-Rahman
a. Diharapakan kepada perawat untuk melakukan pendokumentasian askep
secara lengkap.
b. Diharapkan kepada kepala ruangan untuk mengadakan ronde keperawatan
apabila terdapat pasien yang masalahnya belum teratasi
c. Diharapkan mongoptimalkan penggunaan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) dan tetap melakukan evaluasi secara rutin oleh kepala ruangan
serta ketua tim dalam proses pendokumentasian asuhan keperawatan.

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017
Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional
edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Kemenkes. (2012). Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit. Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medis dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI
2012.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Suarli & Bahtiar, Y.(2002). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga

Soeroso, S. (2003). Management Sumber Daya Manusia Dirumah Sakit Suatu Pendekatan
Sistem. Jakarta: EGC

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok I


Program Pendidikan DIV. Keperawatan Poltekkes
Makassar, 2017

Anda mungkin juga menyukai