BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umum yaitu; luka akut dan luka kronis (Rohmayanti & Kamal, 2015).
luka tertutup dan luka terbuka, kemudian luka akut dan luka kronik.
Luka tersebut terdiri dari beberapa kategori yaitu luka abrasi (lecet),
luka laserasi (luka robek), luka kontusio (luka memar), dan luka tusuk
(Suriadi, 2009).
kulit (luka) sendiri yang dikenal dengan penyembuhan luka terdiri atas
tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi atau
1
2
adanya infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik adalah terjadinya
timbul pada waktu pasien dirawat dirumah sakit (Noch, Rompas, &
Kallo, 2015).
sikap dan tingkah laku profesional yang sesuia dengan etika profesi
yang dilakukan oleh (Noch, Rompas, & Kallo, 2015) tentang hubungan
0,003 dan nilai P pada sikap 0,044. Hal ini menunjukan terdapat
0,040 dan nilai P pada persepsi 0,026. Hal ini menunjukan terdapat
4
jumblah perawat RS Ibnu Sina 165 orang (RS Ibnu Sina YW UMI,
2013).
ini merupakan kasus yang sangat penting karena jika tidak dilakukan
dilakukannya penelitian.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
yang benar.
3. Bagi Institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Arisanty, 2013).
2012).
luka trauma dan luka lecet. Di Indonesia angka infeksi untuk luka
sembuh jika fungsi dan struktur kulit telah utuh. Jenis luka kronik
yang paling banyak adalah luka dekubitus, luka diabetic, dan luka
7
8
a. Vulnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam, pinggir luka
rapi.
luka.
2012).
unstageable.
kulit melunak, dan ada rasa nyeri atau gatal. Contoh luka
menutup (epitelisasi).
banyak.
dapat menutup.
12
(Arisanty, 2013).
local.
2013).
fase, yaitu;
b. Fase rekontruksi yaitu fase ini akan dimulai dari hari ke-2
penyembuhan.
penyembuhan luka.
luka.
dalam lapisan kulit yang terkena, maka akan memakan waktu yang
antiseptic
luka
hingga proliferasi yaitu sekitar 21 hari. Pada usia luka 21 hari, luka
sendirinya
berikut.
a. Pengkajian berkelanjutan.
luka dan sekitar harus diperhatikan, kumpulan lemak dan kotoran pada
sekitar luka harus selalu dibersihkan. Saat pencucian luka, pilih cairan
Artinnya:
a. Pengertian
kulit.
b. Tujuan
6) Mencegah perdarahan
c. Kebijakan
d. Prosedur
3) Persiapan alat ;
d) Handscoon 1 pasang
e) Hass steril
a) Plester/hepafix
c) Gunting plester
d) Neerbaken 1 buah
f) Tempat sampah
e. Cara Kerja
orang perawat.
luka
tengah keluar
melingkar.
12) Olesi zalf / powder / supratull. Ratakan powder diatas luka dan
15) Rapikan alat dan angkat semua peralatan serta kantong plastic
letak drain ditengah luka insisi dapat dibersihkan dari ujung kearah
drain. Gunakan hass yang lain, kulit sektar drain harus dibersihkan
dengan antiseptic.
g. Unit terkait
3) UGD
25
1. Persepsi
kerja yang baik anggota kelompok atau tim yang kompak dalam
keadaan atau tempat kerja, keadaan sosial), dan faktor target ( hal
2. Tingkat pendidikan
2015)
3. Motivasi
4. Usia
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup mapun mati. Semisal
umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat:
perubahan tonus.
b. Sirkulasi
c. Integritas ego.
kecacatan.
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan.
f. Neurosensori
g. Nyeri/kenyamanan
2013).
h. Pernapasan
i. Keamanaan.
j. Pemeriksaan diagnostic:
biokimia.
Mohammad, 2013)
inhalasi asap.
31
2. Diagnosa Keperawatan
ketidakcukupan pemasukan.
inflamasi
3. Intervensi
Intervensi:
pemasukan cairan
Intervensi:
inflamasi.
Intervensi:
steril/baru.
(trauma)
Intervensi;
tubuhnya
prognosis penyakit
BAB III
KERANGKA KONSEP
34
35
B. Kerangka konsep
Usia
Tingkat Pendidikan
Motivasi
Lama Kerja
Kepatuhan Perawat
Persepsi
Terapi Luka
Antibiotic + Debridemen
Topical
: Diteliti
36
C. Definisi Operasional
1. Kepatuhan Perawat
a. Definisi
b. Kriteria Objektif
2. Usia
a. Defenisi
maupun mati.
b. Kriteria objektif
35 tahun
tahun
3. Tingkat Pendidikan
a. Defenisi
b. Kriteria objektif
Ners.
4. Persepsi
a. Defenisi
pelayanan kesehatan.
b. Kriteria objektif
5. Motivasi
a. Defenisi
tujuannya.
b. Kriteria Objektif
D. Hipotesis
1. Hipotesis Nol
2. Hipotesis Alternatif
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hanya satu kali pada satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya
tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada
ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Ibnu Sina.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
40
41
1. Populasi
a. Teknik Sampling
1) Inklusi
2) Eksklusi
c. Besar Sampel
n= N
1 + N(d)2
42
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
(0.5)2
n= 46
1 + 46 (0,05)2
n= 46
1 + 46 (0,0025)
n= 46
1,116
n= 41
n1 = N1 x n atau n2 = N2 x n
N N
Keterangan:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
n1 = N1 x n = 30 x 41 = 27
N 46
n2= N2 x n = 16 x 41 = 14
N 46
D. Instrument Penelitian
c. Setuju (3)
44
c. Setuju (3)
skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
45
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Pengolahan data
berikut:
a. Editing
b. Coding
c. Tabulasi
G. Etik Penelitian
BAB V
administrasi pada profil Yayasan Waqaf Rumah Sakit Ibnu Sina tahun
2016, Rumah Sakit Ibnu Sina merupakan rumah sakit swasta, dahulu
hak atas kepemilikan baru ini, maka nama Rumah Sakit 45 diubah
47
48
pada hari senin tanggal 17 mei 2004 Rumah Sakit Ibnu Sina YW UMI
kami
49
Indonesia
c. Misi :
pendidikan),
kesejahteraan).
4. Sumber Daya
1) Tenaga Medis :
a) Dokter Umum : 14
d) Dokter Gigi : 8
3) Tenaga Kefarmasian : 11
5) Tenaga Gizi : 3
Sampai saat ini fasilitas sarana gedung yang dimiliki oleh Rumah
1) Pelayanan umum
c) Pelayanan KIA / KB
c) Pelayanan bedah
a) Pelayanan anestesiologi
b) Pelayanan radiologi
kandungan
a) Pelayanan intensif
b) Pelayanan gizi
c) Pelayanan farmasi
e) Rekam medik
f) Kamar bersalin
B. Hasil Penelitian
Ibnu Sina Kota Makassar pada tanggal 21 Maret 2April 2015. Hasil
1. Karakteristik Perawat
Tabel 5.1
Distribusi Perawat Berdasarkan Karakteristik Perawat
Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina
Kota Makassar
Karakteristik n %
Jenis Kelamin:
Laki-laki 2 4,9
Perempuan 39 95,1
Status kepegawaian:
PNS 5 12,2
Kontrak/Honorer 36 87,8
Total 41 100
Sumber: Data Primer 2016
55
2. Analisis Univariat
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan,
Persepsi, dan Motivasi Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Ibnu Sina Kota
Makassar
Jumlah
Variabel
n %
Usia :
Dewasa Awal (26-35) 35 85.4
Dewasa Akhir (36-45) 6 14.6
Tingkat Pendidikan :
Profesional (S1 Ners) 14 43.1
Vokasional (D-III) 27 65.9
Motivasi :
Tinggi 4 9.8
Rendah 37 90.2
Persepsi :
Positif 35 85.4
Negatif 5 14.6
SPO Perawatan Luka :
Patuh 36 87.8
Tidak Patuh 5 12.2
Total 41 100
terbanyak adalah pada kelompok usia Dewasa awal (26-35) tahun yaitu
3. Analisis Bivariat
Tabel 5.3
Hubungan Usia Perawat dengan Kepatuhan Perawat dalam
Pelaksanaan Perawatan luka sesuai SPO di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar
dengan uji alternatif Fisher's Exact Test dan (0.05) diperoleh nilai
p=0.433. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara usia
Tabel 5.4
Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat dengan Kepatuhan
Perawat dalam Pelaksanaan Perawatan luka sesuai SPO
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Kota
Makassar
dengan uji alternatif Fisher's Exact Test dan (0.05) diperoleh nilai
59
p=0.564. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
perawatan luka diruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina kota
Makassar.
Tabel 5.5
Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Kepatuhan Perawat
dalam Pelaksanaan Perawatan luka sesuaiSPO diRuang
Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar
dengan uji alternatif Fisher's Exact Test dan (0.05) diperoleh nilai
p=0.582. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
perawatan luka diruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina kota
Makassar.
Tabel 5.6
Hubungan Persepsi Perawat dengan Kepatuhan Perawat dalam
Pelaksanaan Perawatan luka sesuaiSPO diRuangRawat
Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar
dengan uji alternatif Fisher's Exact Test dan (0.05) diperoleh nilai
p=0.148. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
perawatan luka diruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina kota
Makassar.
C. Pembahasan
dan (0.05) diperoleh nilai p=0.433. Hal ini berarti tidak ada hubungan
SPO perawatan luka diruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina kota
Makassar.
62
menyenangkan.
Cara berpikirnya lebih konkrit dan pragmatis. Pada masa dewasa awal
meningkatkan kreativitas.
63
dimulai pada umur 20 sampai 35 tahun dan pada usia dewasa madya
dan (0.05) diperoleh nilai p=0.564. Hal ini berarti tidak ada hubungan
perawat pada SPO perawatan luka diRuang Rawat Inap Rumah Sakit
(Pamuji, Kamaludin, & Asrin, 2008) tidak ada hubungan antara tingkat
pelayanan keperawatan.
dan (0.05) diperoleh nilai p=0.582. Hal ini berarti tidak ada hubungan
perawat pada SPO perawatan luka diRuang Rawat Inap Rumah Sakit
dengan SPO.
yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan
dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah
kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai
satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran
(Pribadi, 2009)
membutuhkan pelayanannya.
Perawatan Luka Sesuai SPO di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu
dan (0.05) diperoleh nilai p=0.148. Hal ini berarti tidak ada hubungan
pada SPO perawatan luka diruang rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina
kota Makassar.
persepsi negatif.
(Khotimah, 2010).
D. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini dalam memperoleh hasil yang lebih tepat dan akurat
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makassar
B. Saran 71
1. Bagi tempat penelitian diharapkan dapat memperhatikan
perawatan luka.
(SPO)
74
DAFTAR PUSTAKA
Faizin, A., & Winarsi. (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja
Perawat Dengan Kinerja Perawat di RSU PANDAN ARANG
KABUPATEN BOYOLALI. Berita Ilmu Keperawtan ISSN 1979-2697,
Vol. 1 , 137-142.
Meidina, S., & Rosina, T. (2012). Penggunaan Bahan Pada Perawatan Luka
di RSUD DR. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Jurnal
Keperawatan Klinis , 1-5.
Noch, L., Rompas, S. S., & Kallo, V. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan
dan Sikap Dengan Pelaksanaan Prosedur Tetap Perawatan Luka Di
Ruang Perawatan Bedah Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten
Banggai. ejournal Keperawatan (e-Kep) , 3:1-8.
Potter, & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Uun, N., Mumpuni, & Toto, S. (2013). Analisis Hubungan Kepatuhan Perawat
Terhadap Penerapan Metode Universal Precaution Dengan
Penyembuhan Luka Operasi. Jurnal Health Quality , 4:1-76.
Wibowo, A. (2014, april 2). Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan
Informasi , hal. 1-15.