Anda di halaman 1dari 81

1

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESPON SOSIAL


PADA KLIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI
MAKASSAR
2016

OLEH :

ANDI URVIANA ASRAH


14220120113

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
2

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESPON SOSIAL PADA


KLIEN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI

MAKASSAR

2016

OLEH :

ANDI URVIANA ASRAH

14220120113

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana keperawatan (S.Kep)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2016
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat merampungkan skripsi dengan judul:

hubungan dukungan keluarga dengan respon sosial pada Klien HIV/ AIDS

di RSUD Labuang Baji Makassar. Ini untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana pada

Program S1 Keperawatan Fakultas kesehatan Masyarakat universitas

Muslim Indonesia.

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan, mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik

dari segi penyusunan maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karena

itu peneliti mengharap adanya saran, pendapat atau kritik yang bersifat

konstruktif dari semua demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan dan

hambatan peneliti hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan dan

kerjasama semua pihak yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan

kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Terkhusus peneliti ucapkan

terimakasih dan penghargaan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda

H. Asmaing, A.R dan Ibunda Hj. Sitti Rahmawati atas segala perhatian,

pengorbanan, kasih sayang serta do’a restunya yang luar biasa selama

ini. Dan perkenankanlah peneliti dengan segala hormat dan kerendahan

hati mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

iii
4

kepada Ibu dr. Sri Julyani, M.Kes, Sp, Pk selaku pembimbing I dan Wa

Ode Sri Asnaniar, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing II dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

untuk memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada peneliti.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak H. Mokhtar Noer Jaya, SE., M.Si selaku ketua yayasan

Universitas Muslim Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, M.A selaku Rektor Universitas

Muslim Indonesi.

3. Bapak Dr. R. Sudirman, M. Si selaku Dekap Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Muslim Indonesia.

4. Ibu Hj. Murtini, SKM., M. Kes selaku program studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Muslim

Indonesia.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia yang memberikan kemudahan bagi

penulis dalam menyelesaikan pendidikan selama ini.

6. Bapak dr. Enrico Marentek, SpPD selaku direktur RSUD Labuang

Baji Makassar.

7. Seluruh sahabat- sahabat yang selalu membantu dalam

penyusunan skripsi penulis mengucapkan terimakasih, Idar, Dewi,

Fahmi, Amra, Lisna teman- teman praktek klinik di posko Teamate

dan teman- teman KKN posko Bontorannu yang tidak dapat peneliti
5

sebutkan satu per satu, dan rekan- rekan Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2012.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan

kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga

bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Makassar, Oktober 2016

Peneliti

iv
6

RINGKASAN

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
Skripsi, Oktober 2016
Andi Urviana Asrah
1420120113

“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Respon Sosial pada Klien


HIV/AIDS dibimbing oleh Sri Julyani dan Wa Ode Sri Asnaniar
(vi+10 tabel+60 halaman+6 lampiran)
Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV
yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah
infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari1,9 juta
dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian AIDS sebanyak
1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan190.000 anak berusia <15 tahun.
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dengan tehnik
pengambilan sampel incidental sampling. Besar sampel sebanyak 30 pasien.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji statistik chi- square dengan
tingkat kemaknaan α =0,05.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan emosional
dengan respon sosial pada klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makasssar
(ρ=0,024), ada hubungan dukungan informasional dengan respon sosial pada
klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji (ρ=0,045), ada hubungan dukungan
instrumental dengan respon sosial pada klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji
(ρ=0,084), ada hubungan dukungan penghargaan dengan respon sosial pada
klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar (ρ=0,004)
Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan dukungan
emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental, dan dukungan
penghargaan dengan respon sosial pada klien HIV/ AIDS. Saran Bagi poli VCT,
agar kiranya petugas kesehatan memberikan penyuluhan mengenai pentingnya
rutin dalam pengobatan penyakit HIV/ AIDS, Bagi klien HIV/ AIDS sebagai bahan
informasi dalam hal perawatan dan pengobatan HIV/ AIDS, dan bagi peneliti
selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang lain
dan menggunakan sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian lebih obyektif.

Daftar Pustaka: (2008- 2016)


Kata Kunci: dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan
instrumental, dukungan penghargaan, respon sosial

v
7

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL PENELITIAN ......................................................... i

HALAMAN PERSETUJAUN ............................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

RINGKASAN ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN /ISTILAH ........................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 8

A. Tinjauan Umum Tentang HIV/ AIDS .............................. 8

B. Tinjauan Umum Tentang Keluarga ................................ 16

C. Tinjauan Umum Tentang Respon Sosial ....................... 25

D. Asuhan Keperawatan Klien HIV/ AIDS .......................... 26

BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................... 35

A. Kerangka Konsep .......................................................... 35

vii
8

B. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif...................... 36

C. Hipotesis Penelitian ....................................................... 38

BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................... 39

A. Desain Penelitian ........................................................... 39

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................... 39

C. Populasi dan Sampel ..................................................... 39

D. Instrument Penelitian ..................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 41

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ............................ 42

G. Etika Penelitian .............................................................. 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 46

B. Hasil Penelitian .............................................................. 47

C. Pembahasan ................................................................. 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 60

A. Kesimpulan ................................................................... 60

B. Saran ............................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
9

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 5.1 Karakteristik Responden di RSUD Labuang Baji Makassar


Tahun 2016............................................................................................. 47

Tabel 5.2 Karakteristik Responden bedasarkan Dukungan Emosional di


RSUD Labuang Baji Makassar 2016 ...........................................................
48

Tabel 5.3 Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan Dukungan


informasional di RSUD Labuang Baji Makassar ..........................................
49

Tabel 5.4 Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan Dukungan


Instrumental di RSUD Labuang Baji Makassar ...........................................
49

Tabel 5.5 Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan Dukungan


Penghargaan di RSUD Labuang Baji Makassar ..........................................
50

Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan Respon Sosial di RSUD


Labuang Baji Makassar ...............................................................................
50

Tabel 5.7 Hubungan Dukungan Emosional dengan Respon Sosial pada


Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar ......................................
51

Tabel 5.8 Hubungan Dukungan Informasional dengan Respon Sosial pada


Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar ......................................
52

Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Respon Sosial pada


Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar ......................................
53

Tabel 5.10 Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Respon Sosial pada


Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar ......................................
54

ix
10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Output SPSS

Lampiran 7 : Jadwal Penelitian

x
11

DAFTAR SINGKATAN/ ISTILAH

HIV : Human Immuno Deficiency Virus

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrom

ODHA : Orang dengan HIV/ AIDS

CLE : Concentrated Level Epidemic

SIHA : Sistem Informasi HIV/ AIDS

ARV : Antiretroviral

xi
12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus penyebab

menular diseluruh dunia yang dikaitkan dengan kesehatan yang buruk,

terapi tinggi biaya dan perawatan, kemiskinan dan kematian signifikan

(Kathy, 2015).

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penyakit

infeksi yang menular (gejalanya adalah kelompok tanda-tanda dan

gejala yang dihubungkan dengan sakit atau penyakit tertentu). Penyakit

ini ditularkan lewat kontak seksual, berbagai jarum yang tercemar,

melalui darah yang terinfeksi serta alat-alat untuk transfusi darah.

Perempuan hamil yang terinfeksi AIDS dapat menularkan penyakit itu

kepada anaknya (Boyke, 2010)

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di wilayah

Asia yang telah di golongkan menjadi negara dengan tingkat epidemi

yang terkosentrasi atau concentrated level epidemic (CLE) karena

memiliki kantong-kantong epidemi dengan prevalensi lebih dari 5 %

pada sub populasi beresiko terinfeksi HIV/AIDS seperti pekerja seks

komersial, narapidana, pengguna narkoba jarum suntik, darah donor,

dan ibu hamil (Setyoadi, Triyanto, 2012)

Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup

dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia

1
13

<15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta

yang terdiri dari1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun.

Jumlah kematian AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta

dewasa dan190.000 anak berusia <15 tahun (Infodatin, 2014)

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia

Tenggara, menduduki urutan ke-3 terbanyak kasus HIV/AIDS yaitu

380.000 kasus. Di indonesia, HIV AIDS pertama kali ditemukan di

provinsi bali pada tahun 1987. Hingga saat ini HIV AIDS sudah

menyebar di 386 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.

Berbagai upaya penanggulangan sudah dilakukan oleh Pemerintah

bekerjasama dengan berbagai lembaga di dalam negeri dan luar

negeri. Berikut ini ditampilkan situasi HIV AIDS yang bersumber dari

Ditjen PP-PL melalui Aplikasi Sistem Informasi HIV-AIDS dan IMS SIHA

(UNAIDS, 2012)

Hampir setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan

jumlah HIV/AIDS. Pada 2011 ditemukan sebanyak 112.772 kasus dan

meningkat tahun 2012. Menurut Ditjen PPM-PL Kemenkes RI (2012)

hingga September 2012, jumlah kumulatif pengidap HIV/AIDS

mencapai 131.685 kasus. Demikian pula kasus HIV di Sumatera Utara

merupakan salah satu provinsi yang menduduki posisi lima besar

terbanyak yaitu 5.935 kasus (Kemenkes, 2012)

Keterlibatan keluarga dalam membantu penyembuhan penyakit

baik fisik maupun mental membutuhkan seringnya komunikasi antara


14

penderita dengan keluarga. Hal tersebut akan menambah kepercayaan

harga diri pasien, sehingga pasien akan menyadari penyakitnya

(Rihaliza, 2010).

Merawat anggota keluarga yang ODHA menimbulkan stress

yang berkepanjangan bagi keluarga yang merawatnya, ini disebabkan

karena keluarga mengalami kesulitan komunikasi, berinteraksi serta

kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam merawat, oleh

karena itu diperlukan penggunaan koping yang adaptif agar dapat

mempertahankan keadaan yang berkeseimbangan supaya pasien

ODHA dapat menjalani kehidupan yang efektif dan produktif (Rihaliza,

2010).

Dukungan keluarga pada ODHA saat ini masih minim.

Rendahnya dukungan keluarga ini disebabkan oleh masih adanya

stigma dimasyarakat terkait dengan penularan penyakit menular

HIV/AIDS. Dicontohkan adanya kasus pasien HIV/AIDS yang dikucilkan

oleh masyarakat dengan cara dibuatkan rumah di pinggiran desa yang

sangat tidak layak, keluarga juga tidak mau menerima keberadaan

mereka dan tidak mengakui sebagai anggota keluarga, adanya

pasangan yang suaminya meninggal karena HIV/AIDS kemudian istri

dan keluarganya dijauhi masyarakat dan diusir dari desa, dan adanya

anak yang dikeluarkan dari sekolah yang didapat positif HIV serta ada

anak usia sekolah yang tidak diterima masuk sekolah disebabkan

ibunya menderita HIV/AIDS (Setyoadi, Triyanto, 2012)


15

Pada penelitian sebelumnya, dengan judul Gambaran

Dukungan Keluarga pada Pasien HIV/ AIDS di RS Paru, diidapatkan

pasien mendapatkan dukungan emosional dengan kategori cukup

sebanyak 29 orang (65,9%) dan kurang sebanyak 6 orang (13,6%),

pasien yang mendapatkan dukungan penghargaan cukup sebanyak 31

responden (70,0%), yaitu berupa ungkapan penghargaan positif

terhadap pasien HIV/ AIDS, berupa ungkapan yang baik untuk

meningkatkan harga diri pasien. Pasien yang mendapatkan dukungan

instrumental cukup sebanyak 32 responden (72,7%) bantuan ini berupa

dukungan secara langsung seperti merawat, mengantar kontrol,

menyiapkan obat, penyediaan finansial untuk berobat maupun

pemberian materi secara langsung. Pada dukungan informatif,

dukungan informasi berupa bantuan atau tindakan yang dilakukan oleh

keluarga berupa saran, informasi serta nasehat yang dilakukan kepada

pasien yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah

(Budiarti, 2016)

Tingginya tekanan sosial akibat dari stigma di masyarakat

menimbulkan diskriminasi dan pengucilan pada ODHA, sehingga

mereka cendrung untuk menutup diri dari lingkungan luar. Kondisi

menutup diri ini lebih lanjut menyebabkan depresi yang akan

memperburuk kesehatannya, juga akan berdampak pada sulitnya

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelayaan kesehatan dan

sumber-sumber dukungan yang diperlukan oleh mereka. Kondisi ini


16

membutuhkan pendekatan interpersonal untuk menggali lebih dalam

pengalaman ODHA mendapatkan dukungan sosial untuk mengetahui

makna dari sumber-sumber dukungan dari mereka dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari. (Setyoadi, Triyanto Endang, 2012)

Dukungan keluarga berpengaruh terhadap sosial (emosional)

respon pada pasien HIV-AIDS. Memberikan dukungan secara intensif

akan menstabilkan emosi respon, menurunkan respons kecemasan,

dan meningkatkan respon interaksi sosial. Dampak positif respon sosial

(emosional) dapat menurunkan stres dan memodulasi kekebalan tubuh.

Sistem yang ditunjukkan oleh peningkatan sitokin dan CD4.

Peningkatan sitokin dan CD4 akan menghambat mengembangkan

AIDS. (IYW, 2005)

Berdasarkan pengambilan data awal di RSUD Labuang Baji

jumlah pasien HIV/AIDS 2.231 pada tahun 2015, sedangkan pada

tahun 2016 jumlah pasien HIV sampai bulan Agustus sebanyak 820

pasien HIV/ AIDS. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Respon

Sosial pada Pasien HIV/AIDS

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalah yang telah di uraikan

di atas, maka masalah yang akan di rumuskan dalam penelitian ini

adalah Adakah Dukungan Keluarga dengan Respon Sosial pada

Penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji ?


17

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran dukungan emosional pada klien HIV/

AIDS

2. Untuk mengetahui gambaran dukungan informasional pada klien

HIV/ AIDS

3. Untuk mengetahui gambaran dukungan instrumental pada klien HIV/

AIDS

4. Untuk mengetahui gambaran dukungan penghargaan pada klien

HIV/ AIDS

5. Untuk mengetahui gambaran respon sosial pada klien HIV/ AIDS

6. Untuk mengetahui hubungan dukungan emosional dengan respon

sosial pada klien HIV/ AIDS

7. Untuk mengetahui hubungan dukungan informasi dengan respon

sosial pada klien HIV/ AIDS

8. Untuk mengetahui hubungan dukungan instrumental dengan respon

sosial pada klien HIV/ AIDS

9. Untuk mengetahui hubungan dukungan penghargaan dengan respon

sosial pada klien HIV/ AIDS

B. Manfaat

1. Manfaat Teoritis.

Dari segi pengemb angan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjelaskan mekanisme perubahan respons adaptasi sosial pada


18

pasien HIV-AIDS dengan mengunakan pendekatan Model Adaptasi

dari S.C. Roy yang dimodifikasi dengan Psychoneuroimunology.

2. Manfaat Praktis.

a. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman tentang

pengaruh dukungan keluarga terhadap perubahan respons

sosial (emosional) pada pasien HIV-AIDS.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam upaya merubah respons sosial (emosional)

yang maladaptif pada pasien HIV-AIDS.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam

melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

topik permasalahan yang sama.

d. Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada sejawat

perawat tentang pentingnya menangani kondisi stres pada

pasien HIV-AIDS sehingga sejawat perawat dapat memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif.

e. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi

yang positif bagi pasien HIV-AIDS dan keluarganya.


19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang HIV/AIDS

1. Definisi

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis

virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang

menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau

Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala

penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang

disebabkan infeksi oleh HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh

maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai macam

penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal.

Pengidap HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV)

untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak

masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan pengidap AIDS

memerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi

oportunistik dengan berbagai komplikasinya. (Infodatin, 2014)

Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam famili

lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-

nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali

selama periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain,

HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang

(klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan

8
20

gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun

dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan

DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam proses itu,

virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit (Nursalam &

Kurniawati, 2007)

Pada umumnya, orang yang terinfeksi HIV akan membentuk

antibodi yang terdeteksi dalam 1-3 bulan sesudah terinfeksi, kadang

kala masa ini menjadi lebih panjang hingga 6 bulan, dan sangat

jarang yang membentuk antibodi setelah 6 bulan. Tes lain untuk

mendeteksi infeksi HIV selama periode sesudah terinfeksi namun

belum terjadi serokonversi sudah tersedia, antara lain, termasuk tes

untuk sirkulasi antigen HIV (p24) dan tes PCR untuk mendeteksi

sequensi asam nukleik dari virus (Firdaus, 2013)

AIDS adalah sindroma penyakit yang pertama kali dikenal

pada tahun 1981. Sindroma ini menggambarkan tahap klinis akhir

dari infeksi HIV. Beberapa minggu hingga beberapa bulan sesudah

terinfeksi, sebagian orang akan mengalami penyakit “Self-Limited

Mononucleosis-Like” akut yang akan berlangsung selama 1 atau 2

minggu. Orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan tanda

atau simptom selama beberapa bukan atau tahun sebelum

manifestasi klinis lain muncul (Firdaus, 2013)

AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah

sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker


21

tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV

(Human Immunodeficiency Virus) (Daili & Makes, 2011)

2. Etiologi

AIDS disebabkan oleh salah satu dari kelompok virus yang

dinamakan retroviruses, yang juga disebut Human

Immunodeficiency Viruses atau HIV (virus adalah salah satu dari

kelompok organisme yang sangat kecil dan harus dilihat di bawah

mikroskop khusus, dapat menyebabkan infeksi pada binatang,

termasuk manusia, demam dan cacar air adalah contoh penyakit

yang disebabkan oleh virus). Virus AIDS menyerang sel darah putih

khusus yang dinamakan limfosit yang berfungsi sebagai perlawanan

tubuh dari serangan infeksi. Ketika terjadi perusakan sel T yang

signifikan, seseorang tidak dapat melawan sebagian besar kuman

yang masuk ke dalam tubuh. Akibanya, tubuh mulai ditulari infeksi

yang luar biasa dan menetap pada seseorang, serta amat sulit

diatasi meskipun dengan obat-obatan dan perawatan medis yang

terbaik. Infeksi itu kadang-kadang menyerang orang dengan sistem

kekebalan (pertahanan) yang normal, tetapi tidak pernah

berkembang (Boyke, 2010)

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa

nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human

Immuno deficiency virus (HIV) yang berupa agen virus yang dikenal
22

dengan retro virus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas

yang kuat terhadap limfosit T (Verra & Tufan, 2012)

3. Patofisiologi

Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan dengan

status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut. Jika orang

tersebut tidak sedang berperang melawan infeksi yang lain,

reproduksi HIV berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV

tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang menghadapi

infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Dalam respons

imun, limfosit T4 memainkan beberapa perangan yang penting,

yaitu: mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang

memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksik,

memproduksi limfokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi

parasit. Kalau fungsi limfosit T4 terganggu, mikroorganisme yang

biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan

untuk menginvasi dan menyebabkan sakit yang serius. Infeksi dan

malignansi yang timbul sebagai akibat dari gangguan sistem imun

dinamakan infeksi oportunistik (Smeltzer, 2001)

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis menurut (Daili, Makes, Zubier, 2011)

a. Infksi Akut

Gejala infeksi akut biasanya timbul sesudah masa inkubasi

selama 1-3 bulan. Gejala yang timbul umumnya seperti influenza


23

(flu like syndrome; demam, atralgia, malaise, anoreksi), gejala

kulit (bercak-bercak merah, urtikaria), gejala syaraf (sakit kepala,

nyeri retrobulber, radikulopati, gangguan kognitif dan afektif),

gangguan gastrointestinal (nausea, vomitus, diare, kandidiasis

orofaringis). Pada fase ini penyakit tersebut sangat menular

karena terjadi viremia. Reaksi tubuh terhadap masuknya virus

dan berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Serokonversi terjadi pada

fase ini dan antibodi virus mulai dapat dideteksi kira-kira 3-6

bulan sesudah infeksi.

b. Infeksi Kronis Asimtomatik

Setelah infeksi akut berlalu maka selama bertahun-tahun

kemudian, umumnya sekitar 5 tahun, keadaan penderita tampak

baik saja, meskipun sebenarnya terjadi replikasi virus secara

lambat di dalam tubuh. Beberapa penderita mengalami

pembengkakan kelenjar limfe menyeluruh, disebut limfadenopati

generalisata persisten (LGP), meskipun ini bukanlah hal yang

bersifat prognostik dan tidak berpengaruh bagi hidup penderita.

c. Infeksi Kronis Simtomatik

Fase ini dimulai rata-rata sesudah 5 tahun terkena infeksi HIV.

Berbagai gejala penyakit ringan atau lebih berat timbul pada fase

ini tergantung pada tingkat imunitas penderita.

1) Penurunan imunitas sedang

2) Penurunan imunitas berat


24

5. Penularan HIV/ AIDS

Dalam buku asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/ AIDS

(Nursalam, Kurniawati, 2007) virus HIV menular melalui enam cara

penularan, yaitu :

a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan

penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama

hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan

darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur, atau

mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk

ke aliran darah.

b. Ibu pada bayinya

Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in

utero). Berdasarkan lapoean CDC Amerika, prevalensi

penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila

ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan

bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau

gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai

50%.

c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke

pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.


25

d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum, dan

alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani

yang terinfeksi bisa menularkan HIV.

e. Alat-alat untuk menoreh kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat

seseorang, membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya

bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin dipakai tanpa

disterilkan terlebih dahulu.

f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupun

yang digunakan oleh para pengguna narkoba (Injecting Drug

User-IDU) sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum

suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga

menggunakan tempat penyampur, pengaduk, dan gelas

pengoplos obat, sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan

HIV.

HIV tidak menular melalui peralatan makan, pakaian,

handuk, sapu tangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama,

berpelukan di pipi, berjabat tangan, hidup serumah dengan

penderita HIV?AIDS, gigitan nyamuk, dan hubungan sosial yang

lain.
26

6. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS

a. Upaya Pencegahan

Program pencegahan HIV/AIDS hanya dapat efektif bila

dilakukan dengan komitmen masyarakat dan komitmen politik

yang tinggi untuk mencegah dan atau mengurangi perilaku risiko

tinggi terhadap penularan HIV. Upaya pencegahan meliputi :

b. Pemberian penyuluhan kesehatan di sekolah dan di masyarakat

harus menekankan bahwa mempunyai pasangan seks yang

berganti-ganti serta penggunaan obat suntik bergantian dapat

meningkatkan risiko terkena infeksi HIV.

c. Tidak melakukan hubungan seks atau hanya berhubungan seks

dengan satu orang yang diketahui tidak mengidap infeksi.

d. Memperbanyak fasilitas pengobatan bagi pecandu obat terlarang

akan mengurangi penularan HIV. Begitu pula program “Harm

reduction” yang menganjurkan para pengguna jarum suntik

untuk menggunakan metode dekontaminasi dan menghentikan

penggunaan jarum bersama telah terbukti efektif.

e. Menyediakan fasilitas Konseling HIV dimana identitas penderita

dirahasiakan atau dilakukan secara anonimus serta

menyediakan tempay-tempat untuk melakukan pemeriksaan

darah. Konseling, tes HIV secara sukarela dan rujukan medis

dianjurkan dilakukan secara rutin pada klinik keluarga berencana

dan klinik bersalin, klinik bagi kaum homo terhadap komunitas


27

dimana seroprevalens HIV tinggi. Orang yang aktivitas

seksualnya tinggi disarankan untuk mencari pengobatan yang

tepat bila menderita Penyakit Menular Seksual (PMS).

f. Setiap wanita hamil sebaiknya sejak awal kehamilan disarankan

untuk dilakukan tes HIV sebagai kegiatan rutin dari standar

perawatan kehamilan. Ibu dengan HIV positif harus dievaluasi

untuk memperkirakan kebutuhan mereka terhadap terapi

zidovudine (ZDV) untuk mencegah penularan HIV melalui uterus

dan perinatal.

g. Berbagai peraturan dan kebijakan telah dibuat oleh USFDA,

untuk mencegah kontaminasi HIV pada plasma dan darah.

Semua darah donor harus diuji antibodi HIV nya.

B. Tinjauan Umum Tentang Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Dalam buku (Harnilawati, 2013) Keluarga adalah bagian

dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk

membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah akan

tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk

membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari

keluarga. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu diketahui

antara lain :
28

a. Bussard dan Ball (1996)

Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat

hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang

dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang

lain, dibentunya nilai-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya

dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar dan mediasi

hubungan anak dengan lingkungannya.

b. WHO (1969)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

c. Duval (1972)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubngkan oleh

ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan

menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik, mental, enosional dan

social dari tiap anggota keluarga.

d. Helvie (1981)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu

rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan

yang erat.

e. Depkes RI (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan


29

tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan

saling ketergantungan.

f. Bailon dan Maglaya (1989)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung

karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu

rumah tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam

peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

g. UU. No. 10 tahun 1992

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami, istri dan anaknya atau ayah dan anaknya dan anaknya

atau ibu dan anaknya.

h. Sayekti (1994)

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas

dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis

yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,

baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah

rumah tangga.

2. Ciri-ciri Keluarga

Robert Maclver dan Charles Morton Page dalam buku (Ali, 2010)

menjelaskan ciri-ciri keluarga sebagai berikut:

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan,


30

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan

dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau

dipelihara,

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclature),

termasuk perhitungan garis keturunan,

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh

anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak,

e. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau

rumah tangga.

3. Tipe Keluarga

Friedman (1986) membagi tipe keluarga dalam (Ali, 2010) seperti

berikut ini:

a. Nuclear pamily (keluarga inti). Terdiri dari orang tua dan anak

yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu

rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri

dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah

dan saling menunjang satu sama lain.

c. Single parent family, satu keluarga yang dikepalai oleh satu

kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang

masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed, tinggal dalam satu rumah yang sama.


31

e. Blended family, suatu keluarga yang terbentuk dari

perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah

dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.

f. Three generation family, keluarga yang terdiri dari tiga

generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu

rumah.

g. Single adult living alone, bentuk keluarga yang hanya terdiri

dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

h. Middle age atau elderly couple, keluarga yang terdiri dari

sepasang suami istri paru baya.

4. Tugas dan Fungsi Keluarga

Beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam (Padila,

2012):

a. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan keperibadian) : yaitu untuk

stabilitas keperibadian keluarga dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan anggota keluarganya termasuk dalam

mendapatkan kesehatan yang layak.

b. Fungsi sosialisasi : untuk sosialisasi primer yang bertujuan

membuat anggota keluarga menjadi anggota masyarakat yang

produktif.

c. Fungsi reproduksi : menjaga kelangsungan generasi dan

keberlangsungan hidup anggota keluarga.


32

d. Fungsi ekonomis : mengadakan sumber-sumber ekonomi

yang memadai dan pengalokasian secara efektif.

e. Fungsi-fungsi perawatan kesehatan : untuk pengadaan,

perawat dan penyedian kebutuhan-kebutuhan fisik sehingga

kebutuhan akan perawatan kesehatan bagi anggota keluarga.

Sedangkan beberapa tugas dari sebuah keluarga menurut

Friedman (1998) adalah :

1) Mengenal masalah, keluarga dituntut mampu mengenali

masalah kesehatan yang terjadi dikeluarga.

2) Mampu mengambil keputusan yang tepat bila menemukan

masalah pada keluarga tersebut.

3) Merawat anggota keluarga

4) Memelihara lingkungan.

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

5. Jenis Dukungan Keluarga

Al-Qur’an sering mengingatkan kita untuk berbuat baik dan

berbakti kepada orang tua menunjukkan kebaikan dalam berbagai

bentuk kepada mereka. Tentu saja ini merupakan sebuah

tantangan besar bagi kita sebagai manusia yang memiliki sifat

ceroboh dan pelupa.

Bagaimanapun kita harus tetap mencoba berusaha sebaik

mungkin untuk menghormati kedua orang tua kita, sebagaimana

kita mengharapkan anak-anak kita mau menerima menghormati


33

kita sebagai orang tua mereka. Allah berfirman dalam QS.Al-

Ankabut (29:8)

Terjemahannya
“ Dan kami wajibkan manusia (berbuat) berbuat kebaikan
kepada kedua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksa
mu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada_Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Al-Ankabut 29:8)

Ayat di atas menyatakan kami telah menetapkan kewajiban

mengsakan Allah SWT, dan kami telah mewasiatkan, yakni

berpesan kepada manusia wasiat yang baik, yaitu agar berbuat

baik dan barbakti terhadap kedua orangtuanya, apabila hanya

salah satunya, lebih-lebih kalau orang lain, bersungguh-sungguh

memaksa mu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang

tidak ada pengetahuanmu tentang itu, apalagi setelah Aku dan

para rasul menjelaskan kebatilan mempersekutukan Allah dan

setelah engkau mengetahui bila menggunakan nalarmu, maka

janganlah engkau mematuhi keduanya, karena tidak boleh

mematuhi satu makhlik dalam kedurhakaan kepada Allah. Hanya

kepada Ku_lah kembali kamu semua, baik mukmin maupun

musyrik, lalu aku kabarkan pengabaran yang terperinci dan jelas

lagi yang sifatnya sangat penting kepada kamu, yaitu dengan


34

memberi balasan adil dan setimpal terhadap apa yang telah kamu

kerjakan. Dan orang-orang yang beriman dan membuktikan

keimanannya dengan mengerjakan amal saleh benar-benar akan

kami masukkan meraka kedalam kelompok orang-orang saleh,

yakni yang mantap kesalehannya.

Menurut Friedman (1998) dalam Azizah (2011),

menyatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung

bagi keluarganya. Anggota keluarga memandang bahwa orang

yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan. Terdapat empat (4) dimensi dari

dukungan keluarga yaitu :

a. Dukungan emosional, mancakup ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian orang-orang yang bersangkutan

kepada anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan, misalnya umpan balik dan penegasan dari

anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman

untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi.

b. Dukungan informasional, keluarga berfungsi sebagai sebagai

kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia

(Friedman 1998). Apabila individu tidak dapat menyelesaikan

masalah yang di hadapi maka dukungan ini diberikan dengan

cara memberi informasi, nasehat,dan petunjuk tentang cara

penyelesaian masalah. Keluarga juga merupakan penyebar


35

informasi yang dapat diwujudkan dengan pemberian

dukungan semangat,serta pengawasan terhadap pola

kegiatan sehari-hari.

c. Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan praktis dan kongkrit, dukungan ini bersifat nyata

dalam bentuk materi bertujuan untuk meringankan beban bagi

individu yang membentuk dan kelurga dapat memenuhinya,

sehingga keluarga merupakan sumber pertolongan yang

mencakup dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan,

waktu serta modifikasi lingkungan.

d. Dukungan penghargaan, dukungan berupa penghargaan

positif pada individu, misalnya pemberian semangat,

persetujuan pada pendapat individu, perbandingan positif

dengan individu lain . bentuk dukungan ini membantu individu

dalam membangun harga diri dan kompetensi.

6. Sumber Dan Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga mengacu pada dukungan yang di

pandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses

diadakan untuk keluarga (dukungan bisa atau tidak digunakan,

tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

di perlukan). Dukungan keluarga berupa dukungan keluarga

internal, seperti dukungan dari suami istri atau dukungan dari


36

saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal.

Dukungan keluarga dapat berupa dukungan emosional, dukungan

informasional, dukungan instrumental, dan dukungan

penghargaan.

C. Tinjauan Umum Tentang Respon Sosial

1. Pengertian Respon Sosial

Respon sosial (social support) didefenisikan oleh Gorrlieb

(1993) dalam Azizah (2011), sebagai informasi verbal dan non

verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan

sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada

tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa

memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega

karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya. Pandangan yang sama juga juga di

kemukakan Cobb yang mendefenisikan dukungan sosial sebagai

adanya kenyamanan, perhatian penghargaan atau menolong

orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan sosial

tersebut dapat di peroleh dari individu maupun kelompok.

Dukungan sosial itu mencakup dua hal yaitu :

a. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia merupakan

persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat


37

diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan

berdasarkan kuantitas)

b. Tingkat kepuasan akan dukungan sosial yang diterima

berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan

terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas)

Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan

bahwa dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang

diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya

dan berada pada lingkungan sosial tertentu yang membuat si

penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Orang yang

menerima dukungan sosial yang di berikan oleh orang lain (Azizah

& Lilik Ma’rifatul, 2011)

D. Asuhan Keperawatan Hiv/Aids

1. Pengkajian

a. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Dahulu :

Pasien memiliki riwayat melakukan hubungan seksual

dengan pasangan yang positif mengidap HIV/AIDS,

pasangan seksual multiple, aktivitas seksual yang tidak

terlindung, seks anal, homoseksual, penggunaan kondom

yang tidak konsisten, menggunakan pil pencegah

kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada

wanita yang terpajan karena peningkatan


38

kekeringan/friabilitas vagina), pemakai obat-obatan IV

dengan jarum suntik yang bergantian, riwayat menjalani

transfusi darah berulang, dan mengidap penyakit defesiensi

imun.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang:

Pasien mengatakan mudah lelah, berkurangnya toleransi

terhadap aktivitas biasanya, sulit tidur, merasa tidak

berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah,

kehilangan kontrol diri, depresi, nyeri panggul, rasa

terbakar saat miksi, diare intermitten, terus-menerus yang

disertai/tanpa kram abdominal, tidak nafsu makan,

mual/muntah, rasa sakit/tidak nyaman pada bagian oral,

nyeri retrosternal saat menelan, pusing, sakit kepala, tidak

mampu mengingat sesuatu, konsentrasi menurun, tidak

merasakan perubahan posisi/getaran, kekuatan otot

menurun, ketajaman penglihatan menurun, kesemutan

pada ekstremitas, nyeri, sakit, dan rasa terbakar pada kaki,

nyeri dada pleuritis, nafas pendek, sering batuk berulang,

sering demam berulang, berkeringat malam, takut

mengungkapkan pada orang lain dan takut ditolak

lingkungan, merasa kesepian/isolasi, menurunnya libido

dan terlalu sakit untuk melakukan hubungan seksual.


39

3) Riwayat Kesehatan Keluarga :

Riwayat HIV/AIDS pada keluarga, kehamilan keluarga

dengan HIV/AIDS, keluarga pengguna obat-obatan

terlarang.

b. Pengkajian Fisik

1) Aktivitas dan istirahat :

Massa otot menurun, terjadi respon fisiologis terhadap

aktivitas seperti perubahan pada tekanan darah, frekuensi

denyut jantung, dan pernafasan.

2) Sirkulasi :

Takikardi, perubahan tekanan darah postural, penurunan

volume nadi perifer, pucat/sianosis, kapillary refill time

meningkat.

3) Integritas ego :

Perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut,

perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak

mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.

4) Eliminasi :

Diare intermitten, terus menerus dengan/tanpa nyeri tekan

abdomen, lesi/abses rektal/perianal, feses encer dan/tanpa

disertai mukus atau darah, diare pekat, perubahan jumlah,

warna, dan karakteristik urine.


40

5) Makanan/cairan :

Adanya bising usus hiperaktif; penurunan berat badan:

parawakan kurus, menurunnya lemak subkutan/massa otot;

turgor kulit buruk; lesi pada rongga mulut, adanya selaput

putih dan perubahan warna; kurangnya kebersihan gigi,

adanya gigi yang tanggal; edema.

6) Higiene

Penampilan tidak rapi, kekurangan dalam aktivitas

perawatan diri.

7) Neurosensori

a) Perubahan status mental dengan rentang antara kacau

mental sampai dimensia, lupa, konsentrasi buruk,

kesadaran menurun, apatis, retardasi

psikomotor/respon melambat.

b) Ide paranoid, ansietas berkembang bebas, harapan

yang tidak realistis.

c) Timbul refleks tidak normal, menurunnya kekuatan otot,

gaya berjalan ataksia.

d) Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik

fokalis, hemiparase, kejang

e) Hemoragi retina dan eksudat (renitis CMV).


41

8) Nyeri/kenyamanan :

Pembengkakan sendi, nyeri tekan, penurunan rentang

gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak otot

melindungi yang sakit.

9) Pernapasan :

Takipnea, distress pernafasan, perubahan bunyi

nafas/bunyi nafas adventisius, batuk (mulai sedang sampai

parah) produktif/nonproduktif, sputum kuning (pada

pneumonia yang menghasilkan sputum).

10) Keamanan :

a) Perubahan integritas kulit : terpotong, ruam, mis.

Ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan warna,

ukuran/warna mola, mudah terjadi memar yang tidak

dapat dijelaskan sebabnya.

b) Rektum luka, luka-luka perianal atau abses.

c) Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada

dua/lebih area tubuh (leher, ketiak, paha)

d) Penurunan kekuatan umum, tekanan otot, perubahan

pada gaya berjalan.

11) Seksualitas :

Herpes, kutil atau rabas pada kulit genitalia


42

12) Interaksi sosial

Perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat, aktivitas

yang tak terorganisasi, perobahan penyusunan tujuan.

2. Diagnosa

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

adanya secret yang mengental.

b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan nafsu makan menurun

c. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor

:Penurunan responimun , kerusakan kulit.

3. Intervensi

No Diagnosa Noc Nic


1 Bersihan jalan a. Respiratory status : 1. Pastikan
nafas tidak efektif kebutuhan oral /
berhubungan Ventilation trachealsuctioning.
dengan adanya
secret yang b. Respiratory status : 2. Berikan O2
mengental Airway patency 3. Anjurkan pasien
untuk istirahat dan
c. Aspiration Control napas dalam
kriteria hasil : 4. Posisikan pasien
a. Mendemonstrasika untuk
memaksimalkanVe
b. batuk efektif dan ntilasi

c. suara nafas yang bersih,tidak5. Keluarkan sekret


ada sianosis dan dyspneu dengan batuk
atau suction
d. Menunjukkan jalan nafas yang
paten 6. Auskultasi suara
afas, catat adanya
e. Mampu mengidentifikasikan suara tambahan
dan mencegah faktor
yang penyebab. 7. Monitor status
hemodinamik
f. Saturasi O2 dalam
8. Berikan pelembab
43

g. batas normal udara Kassa


basah
NaCl Lembab

9. Atur intake untuk


cairan
mengoptimalkan k
eseimbangan.

10. Monitor respirasi


dan status O2

11. Pertahankan
hidrasi yang
adekuat
untuk mengencerk
an sekret

2 Gangguan a. Nutritional status: 1. Kaji adanya alergi


pemenuhan nutrisi makanan
kurang dari Adequacy of nutrient
kebutuhan 2. Kolaborasi dengan
berhubungan b. Nutritional Status : food and ahli gizi
dengan Fluid Intake untuk menentukan
nafsu makan jumlah kalori dan
c. Weight Control nutrisi
menurun
yang dibutuhkan
pasien
Kriteria hasil
3. Yakinkan diet
a. Albumin serum yang dimakan
mengandung tinggi
b. Pre albumin serum serat untuk
mencegah
c. Hematokrit konstipasi
d. Hemoglobin 4. Monitor adanya
penurunan BB dan
e. Total iron binding
gula darah
f. capacity
5. Monitor turgor kulit
g. Jumlah limfosit
6. Monitor mual dan
muntah

M monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva

7. Monitor intake
44

nuntrisi

9. Informasikan pada
klien dan
keluarga tentang
manfaat nutrisi

3 Risiko tinggi a. Immune Status Infection Control


terhadap infeksi b. Knowledge : Infection control (Kontrol infeksi)
berhubungan c. Risk control 1 Bersihkan
dengan faktor Kriteria Hasil : lingkungan setelah
:Penurunan a. a. Klien bebas dari tanda dan dipakai pasien lain
responimun , gejala infeksi 2 Pertahankan
kerusakan kulit b. b. Mendeskripsikan proses teknik isolasi
penularan penyakit, factor 3 Batasi
yang mempengaruhi pengunjung bila
penularan serta perlu
penatalaksanaannya, 4 Instruksikan pada
c. c. Menunjukkan kemampuan pengunjung untuk
untuk mencegah timbulnya mencuci tangan
infeksi saat berkunjung
d. d. Jumlah leukosit dalam batas dan setelah
normal berkunjung
e. e. Menunjukkan perilaku hidup meninggalkan
sehat pasien
5 Gunakan sabun
antimikrobia untuk
cuci tangan
6 Cuci tangan
setiap sebelum
dan sesudah
tindakan
kperawtan
7 Pertahankan
lingkungan aseptik
selama
pemasangan alat
8 Tingktkan intake
nutrisi
Infection
Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
1 Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
2 Monitor hitung
granulosit, WBC
3 Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
45

4 Batasi
pengunjung
5 Pertahankan
teknik isolasi k/p
6 Berikan
perawatan kuliat
pada area
epidema
7 Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase
8 Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
9 Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai
resep
Ajarkan cara
menghindari
infeksi
Laporkan
kecurigaan infeksi
(Herlman, T. Heather, 2012- 2014)
46

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen Variabel Dependen

Dukungan
Emosional

Dukungan Respon Sosial


Informasional pada Klien HIV/
AIDS

Dukungan
instrumental

Dukungan
Penghargaan

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: variabel yang diteliti

35
47

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah dukungan keluarga yang tebagi dalam:

a. Dukungan Emosional, yang dimaksud dukungan emosional

adalah bentuk motivasi dan kasih sayang keluarga terhadap

pasien

Kriteria Objektif :

Nilai tertinggi : 4

Nilai terendah : 1

Skor tertinggi : 4 x 5 = 20

Skor terendah : 1 x 5 = 5

mean = Ʃ pertanyaan × skor tertinggi + Ʃ pertanyaan × skor terendah

= 5×4+5×1

= 25

= 13

1) Mendukung : skor jawaban responden >13

2) Tidak mendukung : skor jawaban responden ≤13


48

b. Dukungan Informasional, dimana yang dimaksud pada penelitian

ini adalah keluarga selalu mengingatkan jadwal- jadwal kegiatan

rutin pasien

1) Mendukung : skor jawaban responden ≥13,

2) Tidak mendukung : skor jawaban responden <13

c. Dukungan Instrumental, yang dimaksud dukungan instrumental

pada penelitian ini adalah yaitu bentuk dukungan berupa

penyediaan materi atau memfasilitasi pasien

1) Mendukung : skor jawaban responden ≥13

2) Tidak mendukung : skor jawaban responden <13

d. Dukungan Penghargaan, yang dimaksud pada penelitian ini

adalah apakah keluarga selalu mendengarkan saran atau

nasehat dan selalu mengikutsertakan klien pada setiap kegiatan

1) Mendukung : skor jawaban responden ≥13

2) Tidak mendukung : skor jawaban responden <13

2. Respon Sosial

Respon sosial yang dimaksud pada penelitian ini adalah

respon sosial (emosional) pada pasien HIV/ AIDS dimana

mencakup interaksi sosial klien terhadap lingkungan sekitarnya.

Kriteria objektif:

a. Ya : Jika respon sosial (emosional) baik dengan nilai ≥10

b. Tidak : Jika respon sosial (emosional) kurang baik <10


49

C. Hipotesa Penelitian

Hipotesa Alternatif (Ha)

1. Ada hubungan dukungan keluarga dengan respon sosial pada

pasien HIV/ AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji

2. Ada hubungan dukungan emosional dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

3. Ada hubungan dukungan informasional dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

4. Ada hubungan dukungan instrumental dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

5. Ada hubungan dukungan penghargaan dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS


50

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survey analitik yang berarti penelitian yang bertujuan mencari

hubungan antar variabel yang diteliti dengan mengunakan pendekatan

Cross sectional. Cross sectional adalah desain penelitian analitik yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan

dependen diidentifikasi pada satu satuan waktu (Dharma, 2011)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Labuang Baji Makassar

/Ruangan poli VCT

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada Bulan September- Oktober 2016

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang teridiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2014)

Jumlah pasien ODHA yang dirawat di RSUD Labuang Baji

Makassar sejak bulan Agustus sebanyak 36 pasien.

39
51

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014)

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.

Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008).

Pengambilan sampel dilakukan secara Sampling Insidental

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan/ incidental bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2014)

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien dengan HIV- AIDS (baik yang rawat inap maupun

yang rawat jalan)

2) Dalam kondisi baik atau tidak mengalami penurunan

kesadaran (bagi yang rawat inap)

3) Bertempat tinggal dikota Makassar (bagi pasien yang rawat

jalan)

4) Ditanyakan positif terinfeksi ± 1- 2 tahun terakhir dan

keluarga sudah memperoleh penjelasan dari pasien

5) Jenis kelamin laki- laki dan wanita


52

6) Usia pasien lebih dari atau sama dengan 17- 65 tahun

7) Bersedia menjadi responden

b. Kriteri Ekslusi

1) Usia pasien dari 17- 65 tahun dan tidak kooperatif

2) Siap menjadi responden pada penelitian yang sama

D. Instrumen Penelitian

Setelah mendapatkan izin dari Kepala RSUD Labuang Baji Kota

Makassar maka peneliti mengadakan pendekatan keluarga untuk

mendapatkan persetujuan menjadi responden peneliti. Data

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan sebagai objek

peneliti yaitu keluarga pasien HIV/ AIDS yang berada di RSUD

Labuang Baji yang memenuhi kriteria inklusi.

Instrumen pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian

ini adalah

1. Dukungan Keluarga

Tipe skala yang digunakan yaitu skala Likert dengan jumlah

pertanyaan 20 item, terdiri dari dukungan emosional, dukungan

informasional, dukungan instrumental, dukungan penghargaan

dengan pilihan:

4 : selalu

3 : sering

2 : kadang-kadang

1 : tidak pernah
53

2. Respon sosial

Tipe skala yang digunakan yaitu skala Guttman dengan jumlah

pertanyaan 20 item, interpretasi penilaian apabila respon sosial

(emosional) klien baik maka atau klien menjawab Yam aka nilainya

1 dan apabila respon sosial (emosional) klien kurang baik atau klien

menjawab tidak maka nilainya 0.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil berdasarkan hasil pengisian

kuesioner yang telah dibagikan kepada semua keluarga klien

HIV/AIDS di RSUD Labuang Baji

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah rata-rata yang diperoleh dari bagian

kepegawaian di RSUD Labuang Baji

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

a. Pengolahan data

Pengolahan data penulis menggunakan komputer dengan program

komputer. Proses pengolahan data setelah data terkumpul, dalam

penelitian ini yaitu :

1) Editing untuk mengecek kelengkapan data

2) Koding untuk melakukan skoring terhadap setiap item, dengan

cara merubah tingkat persetujuan ke dalam nilai kuantitatif.


54

3) Entry data, memasukkan data untuk diolah secara manual atau

memakai program komputer untuk dianalisis.

4) Tabulating, kegiatan memasukkan data yang telah diperoleh

untuk disusun berdasarkan variabel yang diteliti.

b. Analisis data

Untuk keperluan ini digunakan :

1) Analisa univariat,

Analisa univariat dillakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase

dari tiap variabel yang diteliti.

2) Analisa bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan terhadap variabel independen

dan dependen yang didua berhubungan atau berkolerasi. Untuk

mengetahui hubungan tiap variabel independen dan variabel

dependen yang diuji dengan menggunakan analisis chi- square

dalam menganalisis data yang diperoleh. Dimana diuji chi-

square adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk

meneliti atau mencari tahu pengujian hipotesis mengenai

perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar

terjadi/ aktual dengan frekuensi harapan/ ekspektasi dengan

tingkat kemaknaan α ≤ 0,05


55

G. Etika Penelitian

Masalah etika dalam keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian

harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam

kegiatan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih

dahulu mangajukan usulan atau proposal penelitian untuk

mendapatkan rekomendasi dari Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Selanjutnya, mangajukan izin pada pihak-pihak terkait dengan proses

penelitian. Dalam hal ini RSUD Labuang Baji Kota Makassar sebagai

pihak partisipan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan

menekankan pada aspek etika dalam keperawatan meliputi :

1. Informed consent (lembaran persetujuan menjadi responden)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed

consent). Apabila kader yang telah sesuai dengan kriteria tersedia

menjadi responden maka ia akan menandatangani lembar

persetujuan namun apabila kader tidak tersedia menjadi responden

penelitian maka kader bisa menolak.


56

2. Tanpa nama (Anonimity)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan

cara tidak menuliskan namanya pada lembar kuesioner tapi hanya

menuliskan inisial namanya saja.

3. Kerahasiaan (confidentialy)

Merupakan masalah etika yaitu dengan menjamin kerahasiaan dari

hasil penelitian baik informasi maupun masalah lainnya. Semua

informasi dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil penelitian.


57

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSUD Labuang Baji adalah salah satu dari sekian RS milik

PEMPROP Kota Makassar yang berbentuk RSU, dinaungi oleh

Pemda Provinsi dan tergolong kedalam RS Tipe B. RS ini telah

teregistrasi sedari 27/01/2015 dengan Nomor Surat ijin 04706/yankes-

2/IV.2010.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di

bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di

Jalan Dr. Ratulangi No. 81 Makassar.

RSU Labuang Baji mempunyai layanan unggulan dalam MDR

TB, CVCU, ORTHOPEDI, UROLOGI, HEMODIALISA, SARAF. RSU

milik PEMPROV Kota Makassar ini mempunyai luas tana 14.404

dengan luas bangunan 22.738,1.

Jumlah tempat tidur menurut tipe, VVIP: 7 kamar, VIP: 7

kamar, I: 49 kamar, II: 45 kamar, III: 180 kamar, ICU: 8 kamar, PICU:

0 kamar, NICU: 0 kamar, HCU: 0 kamar, ICCU: 0 kamar, TT di IGD:

15 kamar, TT bayi baru lahir: 16 kamar, TT kamar bersalin 5 kamar,

TT ruang operasi: 6 kamar, TT ruang isolasi: 0 kamar


58

1. Visi

Mewujudkan Rumah Sakit mandiri dengan pelayanan kesehatan

paripurna, professional menggunakan teknologi tepat guna untuk

mencapai kepuasan bersama.

2. Misi

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kerja. Pengumpulan data

dilaksanakan mulai 21 September- 02 Oktober 2016, dengan

memberikan kuesioner pada klien HIV/ AIDS dan anggota keluarga

klien yang melakukan konseling di RSUD Labuang Baji Makassar di

Ruangan Poli VCT.

Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan untuk diolah

secara elektronik dengan menggunakan program SPSS. Hasil analisis

data kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel disertai dengan narasi.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebbagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden di RSUD Labuang Baji pada

tanggal 21 September- 02 Oktober 2016, sebagai berikut

46
59

Tabel 5. 1

Karakteristik Responden di RSUD Labuang Baji Makassar


tahun 2016
Jumlah
Karekteristik
n %
Umur
17-25 5 16,7%
26-35 13 43,3%
36-45 9 30%
46-55 3 10%
Total 30 100%
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 60%
Perempuan 12 40%
30
Pendidikan
SD 4 13,3%
SMP 4 13,3%
SMA 15 50%
S1 7 23,3%
Total 30 100%
Pekerjaan
Wiraswasta 16 53,3%
IRT 10 33,3%
PNS 2 6,7%
Mahasiswa 1 3,3%
pengangguran 1 3,3%
Total 30 100%
Status
Belum Menikah 9 30%
Menikah 16 53,3%
Duda 3 10%
Janda 2 6,7%
Total 30 100%
Agama
Islam 27 90%
Kristen 3 10%
Total 30 100%
Sumber penularan
Suami 11 36,7%
Istri 5 16,7%
Teman 5 16,7%
Suntik 3 10%
Sex 6 20%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2016
60

Tabel 5.1 tentang kelompok Umur di RSUD Labuang Baji

Makassar menunjukkan bahwa seluruh responden berumur 26- 35

tahun sebanyak 13 responden (43,3%), Jenis Kelamin responden

menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki- laki

yakni sebanyak 18 responden (60%), tingkat pendidikan responden

menunjukkan bahwa sebagian besar responden tingkat

pendidikannya adalah SMA yakni sebanyak 15 responden (50%),

pekerjaan responden menunjukkan bahwa sebagian besar adalah

wiraswasta yakni sebanyak 16 responden (53,3%), status

responden menunjukkan bahwa sebagian besar status responden

adalah menikah yakni 16 responden (53,3%), agama responden

mayoritas beragama islam yakni sebanyak 27 responden (90%),

dan untuk sumber penularan penyakit responden menunjukkan

bahwa sebagian dari sumber penularan penyakit adalah dari suami

yakni sebanyak 11 responden (36,7%)

2. Analisis Univariat

a. Dukungan emosional

Tabel 5. 2
Karakteristik Responden bedasarkan Dukungan
Emosional di RSUD Labuang Baji Makassar
2016
Jumlah
n %
Mendukung 18 60%
Tidak Mendukung 12 40%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer
61

Tabel 5. 2 Dukungan Emosional responden di RSUD

Labuang Baji Makassar menunjukkan bahwa sebagian besar

Dukungan Emosional Mendukung yakni 18 responden

sebanyak (60%), dan yang tidak mendukung sebanyak 12

responden (40%)

b. Dukungan Informasional

Tabel 5. 3
Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan
Dukungan informasional di RSUD Labuang Baji
Makassar 2016
Jumlah
n %
Mendukung 20 66,7%
Tidak Mendukung 10 33,3%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.3 Dukungan Informasional responden di RSUD

Labuang Baji Makassar menunjukkan bahwa sebagian besar

responden Mendukung yakni sebanyak 20 responden (66,7%)

dan yang tidak mendukung sebanyak 10 responden

c. Dukungan Instrumental

Tabel 5. 4
Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan
Dukungan Instrumental di RSUD Labuang Baji
Makassar 2016
Jumlah
n %
Mendukung 17 56,7%
Tidak Mendukung 13 43,3%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.4 tentang dukungan instrumental responden

di RSUD Labuang Baji Makassar menunjukkan bahwa


62

sebagian besar responden mendukung yakni 17 responden

(56,7%) dan yang tidak mendukung sebanyak 13 responden

(43,3%)

d. Dukungan Penghargaan

Tabel 5. 5
Karakteristik Responden berdasarkan Hubungan
Dukungan Penghargaan di RSUD Labuang Baji
Makassar 2016
Jumlah
n %
Mendukung 16 53,3%
Tidak Mendukung 14 46,7%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.5 tentang Dukungan Penghargaan,

Responden di RSUD Labuang Baji Makassar menunjukkan

bahwa sebagian besar responden Mendukung yakni sebanyak

16 responden (53,3%), dan responden yang tidak mendukung

sebanyak 14 responden (46,7%)

e. Respon Sosial

Tabel 5. 6
Karakteristik responden berdasarkan Respon Sosial
Di RSUD Labuang Baji Makassar 2016
Jumlah
n %
Baik 18 60%
Kurang Baik 12 40%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.6 tentang Respon Sosial, Responden di

RSUD Labuang Baji Makassar menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menunjukkan Respon Sosial Baik, yakni 18


63

responden (60,0%), dan responden yang tidak mendukung

sebanyak 12 responden (40,0%)

3. Analisa Bivariat

a. Hubungan Dukungan Emosional dengan Respon Sosial pada

Klien HIV/ AIDS

Tabel 5.7
Hubungan Dukungan Emosional dengan Respon Sosial pada
Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar
Respon Sosial
Dukungan Total
Kurang ρ
Emosional Baik
baik
n % n % n %
Mendukung 14 77,8 4 22,2 18 100
Tidak Mendukung 4 33,3 8 66,7 12 100 0,024
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.7 Hubungan dukungan emosional

dengan respon sosial pada klien HIV/AIDS di RSUD Labuang Baji

Makassar didapatkan hasil penelitian dari 18 klien menunjukkan

bahwa dukungan emosional terhadap respon sosial yang

mendukung dengan baik sebanyak 14 responden (77,8%) dan

yang mendukung dengan respon sosial kurang baik sebanyak 4

klien (22,2%) sedangkan dukungan emosional yang tidak

mendapat dukungan dari keluarga dengan respon sosial yang baik

sebanyak 4 klien (33,3%), dan yang memiliki dukungan keluarga

yang tidak mendukung dengan respon sosial yang kurang baik

sebanyak 8 klien (66,7%). Dari hasil uji Chi-Square dengan nilai

alternatif fisher’s exact test diperoleh ρ=0,024 α (0,05) maka di


64

putuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan instrumental dengan

respon sosial.

b. Hubungan Dukungan Informasional dengan Respon Sosial pada

Klien HIV/AIDS

Tabel 5.8
Hubungan Dukungan Informasional dengan Respon Sosial
pada Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar
Respon Sosial
Dukungan Total ρ
Kurang
Informasi Baik
baik
n % n % n %
Mendukung 15 75,0 5 25,0 20 100
Tidak Mendukung 3 30,0 7 70,0 10 100 0,045
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 20 klien yang

dukungan informasinya mendukung dan respon sosial baik

sebanyak 15 (75,0%), kemudian didapatkan pula dukungan

informasi mendukung namun respon sosialnya kurang baik

sebanyak 5 (25,0%). Sedangkan dari 10 klien dukungan informasi

tidak mendukung dan respon sosialnya baik sebanyak 3 (30,0%),

dan dukungan informasi yang tidak mendukung dan memiliki

respon sosial yang kurang baik sebanyak 7 klien (70,0%). Dari

hasil uji Chi-Square menggunakan Fisher’s Exact test di dapatkan

nilai ρ=0,045 oleh karena ρ=0,045 <0,05 maka di putuskan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa


65

terdapat hubungan antara dukungan informasional dengan respon

sosial.

c. Hubungan Dukungan Instrumental dengan Respon Sosial pada

Klien HIV/ AIDS

Tabel 5.9
Hubungan Dukungan Instrumental dengan Respon Sosial
pada Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar
Respon Sosial

Dukungan Total ρ
Baik Kurang
Instrumental baik
n % n % n %
Mendukung 13 76,5 4 23,5 17 100
Tidak Mendukung 5 38,5 8 61,5 13 100 0,084
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 17 klien yang

dukungan instrumental mendukung dengan respon sosial baik

sebanyak 13 (76,5%), kemudian didapatkan pula dukungan

instrumental mendukung namun respon sosialnya kurang baik

sebanyak 4 (23,5%). Sedangkan dari 13 klien dukungan

instrumental tidak mendukunng dengan respon sosialnya baik

sebanyak 5 (38,5%), dan dukungan instrumental yang tidak

mendukung dan memiliki respon sosial yang kurang baik

sebanyak 8 klien (61,5%). Dari hasil uji Chi-Square menggunakan

continuity correction di dapatkan nilai ρ=0,084 oleh karena

ρ=0,084 <0,05 maka di putuskan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

dukungan instrumental dengan respon sosial.


66

d. Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Respon Sosial pada

Klien HIV/AIDS

Tabel 5.10
Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Respon Sosial pada
Klien HIV/ AIDS di RSUD Labuang Baji Makassar
Respon Sosial

Dukungan Total ρ
Baik Kurang
Penghargaan baik
n % n % n %
Mendukung 14 87,5 2 12,5 16 100
Tidak Mendukung 4 28,6 10 71,4 14 100 0,004
Total 18 60,0 12 40,0 30 100
Sumber: Data Primer 2016

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 16 klien yang

dukungan penghargaan mendukung dan respon sosial baik

sebanyak 14 (87,5%), kemudian didapatkan pula dukungan

penghargaan mendukung namun respon sosialnya kurang baik

sebanyak 2 (12,5%). Sedangkan dari 14 klien dukungan informasi

tidak mendukung dan respon sosialnya baik sebanyak 4 (28,6%),

dan dukungan informasi yang tidak mendukung dan memiliki

respon sosial yang kurang baik sebanyak 10 klien (71,4%). Dari

hasil uji Chi-Square menggunakan continuity correction di

dapatkan nilai ρ=0,004 oleh karena ρ=0,004 <0,05 maka di

putuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan penghargaan dengan

respon sosial.
67

C. Pembahasan

1. Hubungan Dukungan Emosional dengan Respon Sosial pada Klien

HIV/AIDS

Dukungan merupakan bantuan menyelesaikan suatu

masalah sesuai dengan yang direkomendasikan. Dukungan ini

biasanya didapatkan dari seseorang yang terdekat yang bisa

diandalkan, memberikan kepedulian serta mengasihi dan akan

selektif apabila terjalin hubungan saling percaya. Keluarga

merupakan orang terdekat yang mempunyai unsur penting dalam

kehidupan, karena didalamnya terdapat peran dan fungsi dari

anggota keluarga tersebut yang saling berhubungan dan

ketergantungan dalam memberikan dukungan, kasih saying dan

perhatian secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama

(Friedmen, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pasien

mendapatkan dukungan emosional dengan kategori mendukung

sebanyak 18 orang (60%) dan tidak mendukung sebanyak 12

orang (40%). Pada penelitian sebelumnya dengan judul Gambaran

Dukungan Keluarga pada Pasien HIV/ AIDS didapatkan hasil

65,9% pasien yang mendapatkan dukungan emosional dari

keluarga dan 13,6% pasien yang kurang mendapatkan dukungan

emosional dari keluarga (Budiarti, 2016). Demikian juga pada

penelitian dengan judul pengaruh dukungan keluarga terhadap


68

program pengobatan pasien HIV/ AIDS di posyansus Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan didapatkan hasil dukungan

emosional kategori mendukung sebanyak 80% dan tidak

mendukung sebanyak 20% (Siahaan, 2011)

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati,

kepedulian, motivasi dan perhatian terhadap pasien yang terinfeksi

HIV/ AIDS berupa keluarga senantiasa membahas perkembangan

penyakit pasien, keluarga membahas perkembangan penyakit

pasien untuk menentukan langkah tinak lanjut, keluarga selalu

memberi rasa nyaman pada pasien selama dirawat di rumah

beupa kasih saying dan penerimaan, keluarga bersikap halus dan

menerima bila ada sikap negative yang muncul dari pasien,

dengan demikian diharapkan pasien lebih bias bersabar dan

menerima kondisinya walaupun pada awalnya ada sikap

penyangkalan dari pasien dan keluarga, tetapiperan keluarga

diharapkan mampu memahami dan memaklumi apabila penyakit

yang diderita merupakan suatu musibah dan percaya bahwa

dibalik merawat pasien dengan HIV/ AIDS pasti ada hikmah yang

bias dipetik. Keluarga selalu mengingatkan, untuk lebih dekat

kepada Allah dan selalu berikhtiar untuk proses pengobatan. Salah

satu bentuk mekanisme pertahanan diri manusia/ koping adalah

strategi koping religius yaitu melibatkan agama dalam

penyelesaian masalah dengan meningkatkan ritual keagamaan


69

sehingga akan mengurangi tekanan ataupun stressor yang

dialami, dalam hal ini pasien HIV/ AIDS ataupun keluarganya.

Pada umumnya saat suasana yang tidak terkendali,

individu mengakui adanya sesuatu yang lebih berkuasa daripada

dirinya. Kebanyakan orang Indonesia menggunakan strategi religi

untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan sholat adalah

mekanisme yang paling sering dipakai (Manfredi & Picket, 2006)

2. Hubungan Dukungan Informasional dengan Respon Sosial pada

Klien HIV/AIDS

Berdasaarkan hasil penelitian ini, didapatkan hasil

dukungan informasi mendukung sebanyak 20 orang (66,7%) dan

yang tidak mendukung sebanyak 10 orang (33,3%)

Dukungan informasi berupa bantuang atau tindakan yang

dilakukan oleh keluarga berupa saran, informasi serta nasehat

yang dilakukan kepada pasien yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah

dapat menekan munculnya stressor karena informasi yang di

berikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada

individu. Aspek dalam hubungan ini berupa nasehat, usulan,

saran, petunjuk dan pemberian informasi.


70

3. Hubungan Dukungan Instrumental dengan Respon Sosial pada

Klien HIV/AIDS

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan hasil

dukungan Instrumental, yang mendukung sebanyak 17 orang

(56,7%) dan yang tidak mendapat dukungan sebanyak 13 orang

(43,3%). (Budiarti, 2016) dalam penelitiannya didapatkan hasil

dukungan instrumental kepada pasien sebanyak 2 responden

(72,7%)

Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah

sumber pertolongan praktis dan kongkrit, dukungan ini bersifat

nyata dalam bentuk materi bertujuan untuk meringankan beban

bagi individu yang membentuk dan kelurga dapat memenuhinya,

sehingga keluarga merupakan sumber pertolongan yang

mencakup dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan, waktu

serta modifikasi lingkungan.

4. Dukungan Penghargaan

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan dukungan

penghargaan yang mendukung sebanyak 16 (53,3%) orang dan

yang tidak mendukung sebanyak 14 orang (46,7%), yaitu berupa

ungkapan positif terhadap pasien HIV/ AIDS, berupa ungkapan

perbandingan yang baik untuk meningkatkan harga diri pasien. Hal

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (Budiarti, 2016)


71

didapatkan hasil dukungan keluarga berupa yang mendukung

sebanyak 31 orang (70,0%).

Dukungan penghargaan biasa berupa keluarga

membandingkan dengan orang lain, sehingga bahwa masih

banyak orang lain yang menderita penyakit yang sama sehingga

termotivasi dalam menjalani pengobatan. HIV adalah masalah

kesehatan, bukan aib sehinnga ada keterkaitan erat pentingnya

pencegahan dan upaya dukungan. HIV bias mengenai siaapa saja,

sehingga dengan dukungan yang baik langkah penularan ke orang

lain akan berhasilapabila pasien merasa nyaman secara individu,

keluarga dan masyarakat (Green & Hestin, 2009). Keterlibatan

[asien HIV dalam kegiatan keluarga dan kegiatan sosial dan selalu

mendukung pasien tetap melakukan pekerjaan sehari- hari

merupakan salah satu bentuk dukungan penghargaan. Dukungan

penghargaan, dukungan berupa penghargaan positif pada

individu, misalnya pemberian semangat, persetujuan pada

pendapat individu, perbandingan positif dengan individu lain .

bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga

diri dan kompetensi.


72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan dukungan keluarga dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

2. Ada hubungan dukungan emosional dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

3. Ada hubungan dukungan informasional dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

4. Ada hubungan dukungan instrumental dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

5. Ada hubungan dukungan penghargaan dengan respon sosial pada

klien HIV/ AIDS

B. Saran

1. Bagi poli VCT, agar kiranya petugas kesehatan memberikan

penyuluhan mengenai pentingnya rutin dalam pengobatan

penyakit HIV/ AIDS,

2. Bagi klien HIV/ AIDS sebagai bahan informasi dalam hal

perawatan dan pengobatan HIV/ AIDS,

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan

menggunakan variabel yang lain dan menggunakan sampel yang

lebih banyak agar hasil penelitian lebih obyektif.


73

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan


60 Keluarga. Jakarta: EGC

Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1.


Yogyakarta: Graha Ilmu
Boyke, D. N. (2010). It’s All About Sex. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiarti Sri. (2016). Gambaran Dukungan Keluarga pada Pasien HIV/


AIDS di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Skripsi. Diambil tanggal
3 September 2016.
Daily Fahmi Sjaiful, Makes Indriatmi B Wresti, Zubier Farida. (2011).
Infeksi Menular Seksual. Jakarta: FKUI
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans
Info Medika.
Firdaus, J. K. (2013). Epidemologi Penyakit Menular. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Friedman. (2010). Keperawatan Keluarga Praktik dan Teori. Edisi 3.
Jakarta: EGC
Green, W. Chris & Hertin, Setyowati. (2009). Lembaran Informasi tentang
HIV/ AIS untuk Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA): Jakarta
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.
Ponegoro: Pustaka As Salam.
Herlman, T. Heather. (2012- 2014). NANDA International DIagnosa
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Indodatin. (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
IYW. (2005). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Perubahan
Respons Sosial- Emosional Pasien HIV- AIDS. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Kathy, F. (2015). Kesehatan Seksual. Jakarta: Bumi Medika.
74

Kemenkses, RI. (2012). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia.


Jakarta: Kemenkes RI.
Marubenny, Sandy. (2012). Perbedaan Respon Sosial Penderita HIV/
AIDS yang Mendapat Dukungan Keluarga dan Tidak Mendapat
Dukungan Keluarga Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)
Semarang. Jurnal
Nurs. M Nursalam, Kurniawati Dian Ninuk. (2007). Asuhan Keperawatan
pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Rihaliza. (2010). Dukungan Konseling VCT dan Dukungan Sosial dari
Kelompok Dukungan Sebaya dengan Kejadian Depresi pada
Pasien HIV/AIDS di Lentera Minangkabau Support. Skripsi UNAND.
Diambil tanggal 7 agustus 2016 dari http://respiratory. Unand.ac.id.
Setyoadi, Triyanto Endang. (2012). Strategi Pelayanan Keperawatan Bagi
Penderita HIV/ AIDS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siahaan, roy Ricard. (2011). Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap
Program Pengobatan Pasien HIV/ AIDS di Posyandu Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Skripsi. Diambil tanggal 3
oktober 2016.
Smeltzer, S. C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Vol. 3. Jakarta: EGC.
Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: R & D

Verra, S & Taufan, D. N. (2010). Mengungkap Tuntas 9 Jenis Penyakit


Menular Seksual. Yogyakarta: Muha Medika.
75

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini, bersedia untuk berpartisipasi

dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim

Indonesia Makassar, dengan:

Nama :

Alamat :

Judul Penelitian : “Hubungan Dukungan Keluarga dengan respon

Sosial pada Klien HIV/ ADIS di RSUD Labuang Baji

Makassar”

Saya berharap penelitian ini tidak akan mempunyai dampak negatif

serta merugikan bagi saya dan keluarga saya, sehingga pertanyaan yang

akan saya jawab benar-benar dapat dirahasiakan.

Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar,.....……2

016

Responden Peneliti

(…………………………) (Andi Urviana

Asrah)
76

KUESIONER

Petunjuk Isian :

Berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang telah

tersedia.

Pilihan Jawaban:

Selalu (SLL) : Jika pernyataan tersebut selalu dilakukan keluarga

Sering (SR) : Jika pernyataan tersebut sering dilakukan keluarga

Kadang-kadang (KD) : Jika pernyataan tersebut kadang-kadang dilakukan


keluarga

Tidak pernah (TP) : Jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan


keluarga

NO. PERNYATAAN SLL SR KD TP

(4) (3) (2) (1)

Dukungan Emosional :

1. Mendorong Pasien untuk sembuh dan patuh


dalam pengobatan

2. Ada disaat pasien merasa kesepian

3. Keluarga menyediakan segala kebutuhan


pasien seperti, baju, selimut, dan lain
sebagainya

4. Memberikan kasih sayang kepada Pasien

5. Mau mendengarkan keluh kesah Pasien

Dukungan informasi:

1. Menginformasikan tentang manfaat dan


77

resiko tidak patuh minum obat

2. Mengingatkan jadwal kegiatan Pasien

3. Mengingatkan Pasien minum obat ketika


Pasien lupa

4. Mengingatkan Pasien untuk pasrah dan


bersyuku kepada Tuhan

5. Menyarankan pada Pasien untuk rutin


mengikuti kegiatan di Puskesmas

Dukungan Instrumental:

1. Mengantar Pasien untuk memeriksakan


kesehatannya jika Pasien tidak mampu
walau jaraknya dekat

2. Membantu membacakan dosis bila Pasien


tidak mampu

3. Membantu memfasilitasi pengobatan Pasien

4. Membantu Pasien menyediakan obat dalam


1 wadah

5. Membantu Pasien memenuhi kebutuhan


makan-minum Pasien

Dukungan penghargaan:

1. Memberi pujian jika pasien mengkonsumsi


obat secara teratur

2. Meminta pendapat Pasien untuk


menentukan tempat pemeriksaan Pasien

3. Memberikan penghargaan kepada Pasien


ketika putus asa

4. Bertemu dan berbicara ketika Pasien butuh

5. Mengajak pasien apabila ada acara


keluarga diluar rumah
78

Berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang telah

tersedia.

Pilihan Jawaban: Ya dan Tidak

RESPON SOSIAL

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Keluarga mengetahui penyakit yang diderita.

2. Saya tidak pernah mengatakan jika saya sakit karena


keluarga saya selalu menyakahkan saya jika saya sakit.

3. Keluarga memberikan perhatian yang baik setiap saya


membutuhkan bantuan.

4. Keluarga tetap memberikan perhatian yang baik setiap


saya membutuhkan

5. Keluarga tetap mencintai dan memperhatikan keadaan


selama saya sakit

6. Tidak ada seorangpun yang memberikan saran/ nasehat


supaya keadaan saya menjadi lebih baik

7. Keluarga dan tetangga memaklumi bahwa yang saya


alami adalah musibah

8. Keluarga selalu memberi dukungan mental sejak saya


sakit

9. Saya dianggap beban keluarga atau orang- orang


terdekat saya

10. Saya mencemaskan keadaan saya yang tak kunjung


membaik
79

11. Selama saya sakit, jika ada masalah saya sering salah
dalam bertindak dan mengambil keputusan

12. Sayankhawatir penyakit saya akan menular kepda


keluarga/ orang lain

13. Saya mencemaskan biaya pengobatan saya yang


banyak

14. Sejak dinyatakan positif keluarga menjauhi saya

15. Sejak dinyatakan positif HIV, istri/ suami tidak bersedia


berhubungan suami/ istri

16. Hamper semua orang sering menghindar jika


berpapasan dengan saya

17. Saya tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan keluarga


dan kegiatan sosial di kampung saya

18. Sejak dinyatakan positif, tidak ada yang menerima saya


bekerja

19. Selama ini tokoh agama dan tokoh masyarakat kurang


memberikan dukungan kepada saya

20. Selama ini LSM yang peduli dan mendukung selama


saya sakit
80

Jadwal Penelitian

Tahun 2016

No Kegiatan Juli Agustus September oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengambil data
awal
2 Penyusunan
proposal
3 Seminar proposal

4 Perbaikan
proposal
5 Penelitian

6 Pengelohan data

7 Penyusunan
laporan hasil
penelitian
8 Seminar hasil

9 Ujian skripsi

Organisasi

Peneliti : Andi Urviana Asrah

Stambuk : 14220120113

Dosen Pembimbing I : dr. Sri Julyani, M.Kes, Sp, Pk

Dosen Pembimbing II : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep, Ns, M.Kes

Dosen Penguji I : Safruddin, S.Kep, Ns, M.Kep

Dosen Penguji II : Sudarman, S.Kep, Ns


81

Anda mungkin juga menyukai