NANA YULIANAH
NIM. K211 11 614
i
SKRIPSI
NANA YULIANAH
NIM. K211 11 614
ii
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Studi Ilmu Gizi
Skripsi, Mei 2013
NANA YULIANAH
”HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN
IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BONTOCANI KABUPATEN BONE TAHUN 2013 ”.
(xii + 89 Halaman + 13 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran)
iii
KATA PENGANTAR
menandai berakhirnya suatu dimensi perjuangan yang penuh dengan makna dan
Masyarakat Universitas Hasanuddin dan selanjutnya akan menjadi titik awal bagi
penulis untuk dapat berbuat yang terbaik bagi masyarakat, Bangsa dan Negara.
Keberhasilan penulis sampai ke tahap penulisan skripsi ini tak lepas dari
bantuan, baik berupa materi maupun spirit dari orang-orang di lingkungan penulis.
Abdul Salam, SKM, M.Kes selaku pembimbing II, yang dengan penuh
2. Ibu Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt, M.Kes, ibu Ulfah Najamuddin, S.Si,
M.Kes, Ibu Indra Fajarwati Ibnu, SKM, MA, selaku penguji yang telah
iv
3. Bapak Prof.Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH selaku Dekan Fakultas
Universitas Hasanuddin.
4. Ibu Dr. Dra. Nurhaedar Jafar Apt., M.Kes selaku ketua Prodi Ilmu Gizi,
dosen pengajar, beserta staf yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam akademik.
6. Bapak Bupati dan Kepala Dinas Kabupaten Bone yang telah memberikan
7. Bapak Kepala UPTD Puskesmas Bonto Cani beserta staf yang telah
selama ini.
10. Teristimewa untuk sahabat karibku Ike yang selalu memberikan nasehat dan
v
11. Teman-teman Tubel 2011 di Prodi Ilmu Gizi yang selalu memberikan
12. Teman-teman Angkatan 2009, 2010 ,2011 di Prodi Ilmu Gizi FKM Unhas
yang telah membantu penulis dalam banyak hal selama penulis menempuh
pendidikan.
Akhirnya, Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta
menuntut ilmu.
Manusia tak pernah luput dari kekhilafan, karena itu penulis sangat
menghargai bila ada kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan dapat memberikan manfaat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kesimpulan............................................................................. 84
B. Saran....................................................................................... 85
LAMPIRAN .............................................................................................. 90
viii
DAFTAR TABEL
2.1 Komposisi Kolustrum dan ASI per 100 ml (Jafar, 2011) ............. 19
ix
4.10 Hubungan Sikap Responden dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone .............. 62
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fase awal dalam siklus hidup yang merupakan masa kritis penanganan
gizi adalah fase bayi. Pada fase ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
kekurangan gizi yang terjadi pada fase bayi dapat bersifat permanen dan tidak
karena itu, bayi harus mendapatkan asupan gizi yang baik untuk memperoleh
Secara umum dipahami bahwa gizi terbaik untuk bayi adalah Air Susu
Ibu (ASI). Khusus bagi bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dianjurkan
diberi ASI Eksklusif, yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI,
baik bagi bayi maupun ibu. ASI Eksklusif telah terbukti sebagai makanan
terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi sekaligus sebagai titik simpul
berkualitas dan cerdas serta memberikan dampak kesehatan bagi ibu pada
sumberdaya manusia sejak dini. ASI sangat bermanfaat bagi bayi karena
1
2
mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari infeksi
(Suhardjo, 1992).
Pemberian Air Susu Ibu) sebagai program nasional. Indonesia juga ikut
tujuan MDGs diantaranya menyangkut bidang kesehatan ibu dan anak, yaitu
dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah
Memberi ASI Eksklusif merupakan hak azasi ibu dan mendapat ASI
bayi secara Eksklusif masih rendah. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
nasional sebesar 15,3%. Pemberian ASI kurang dari 1 jam setelah bayi lahir
pada kisaran waktu 1-6 jam setelah bayi lahir, namun masih ada 11,1% yang
bahwa cakupan ASI Eksklusif tahun 2009 – 2011 di Kabupaten Bone dan
yang sangat signifikan sebagaimana yang tersaji pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bone dan
Kecamatan Bonto Cani tahun 2009 – 2011
Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone masih jauh dari target nasional
sebesar 80%. Mencermati data cakupan yang sangat rendah dan penurunan
yang sangat drastis selama tiga tahun terakhir di wilayah ini, menuntut untuk
segera diatasi dan diwaspadai. Jika tidak, maka akan sangat berdampak pada
rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, dan faktor eksternal meliputi kurang-
bahwa sebab dasar rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah akses bayi
terhadap ASI Eksklusif yang rendah. Akses yang rendah tersebut sangat
dipengaruhi oleh potensi spesifik ibu sebagai figur utama, yaitu perilaku ibu.
Salah satu faktor yang menentukan perilaku menurut Green (1980) dalam
dan sebagainya.
yang signifikan antara sikap ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif.
ASI Eksklusif.
pemberian ASI ekslusif adalah adanya ideologi makanan yang non ekslusif,
yang keliru tentang makanan bayi. Faktor ini bersifat struktural dan kultural
mungkin melalui isapan bayi pada ibu menyusui. Masih banyak juga ibu-ibu
karena dianggap basi dan tidak baik untuk makanan bayi (Departemen
mengakar seperti adanya keyakinan bahwa pemberian madu pada usia dini
sangat bermanfaat karena madu mempunyai zat gizi yang baik untuk
kesehatan. Pada konteks dan perpektif ini pulalah yang menarik perhatian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Bone.
Kabupaten Bone.
Kabupaten Bone.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
2. Manfaat Ilmiah
pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi pembaca serta sebagai acuan bagi
peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997). ASI adalah
cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses
yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai yang paling tinggi
usia 6 bulan dan ketika mulai diberikan makanan padat dapat diteruskan
10
11
melindungi bayi dari penyakit infeksi seperti diare. ASI juga dapat
pilek dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI esklusif ternyata akan lebih
sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak
daya tahan tubuh bayi, yaitu bayi yang baru lahir secara alamiah
ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan sehingga mencapai
kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9 - 12 tahun. Pada saat kadar
pada bayi. Kesenjangan tersebut akan hilang atau berkurang apabila bayi
diberi ASI karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat
bakteri, virus, parasit, dan jamur. Adapun zat protektif tersebut adalah :
cepat dalam susu bayi, terutama bayi yang mendapatkan ASI, karena
2). Laktoferin
3). Lisozim
lisozim ASI 300 kali lebih tinggi dibanding susu sapi. Lisozim stabil
berbeda bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat
dalam ASI.
13
6). Antibodi
yaitu secretory IgA (SigA), IgE, IgM, dan IgG dan dari semua
patogen dan entero virus masuk ke dalam mukosa usus. Dalam tinja
dan akan menurun pada usia bayi 1 bulan dan menetap selama
menyusui.
14
tinggi pada ASI prematur dibanding ASI matur. Perbedaan status gizi
2. Produksi ASI
3. Komposisi ASI
a. Protein
b. Karbohidrat
Susu Sapi (ASS) (6,5-7 gram%). Karbohidrat yang utama dalam ASI
c. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam
ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi,
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih
16
dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase
yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol ASI lebih tinggi daripada
Kadar lemak dalam ASI dan ASS relatif sama, merupakan sumber
kalori utama bagi bayi dan sumber vitamin yang larut dalam lemak
lemak dalam ASI adalah bentuk emulsi lebih sempurna. Kadar asam
lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam ASS. Jenis lemak dalam
d. Mineral
rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral
e. Air
ASI terdiri dari 88% air sehingga ASI yang diminum bayi selama
bayi. Bahkan bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI
f. Vitamin
g. Energi
(Widjaja, 2004).
a. Kolostrum
karena mengandung sel hidup menyerupai sel darah putih yang dapat
Tabel 2.1
Komposisi Kolostrum dan ASI per 100 ml
b. ASI transisi
makin meningkat.
Tabel 2.2
Komposisi ASI Transisi per 100 ml
c. ASI matang
satu-satunya yang paling baik dan cukup bagi bayi sampai umur 7-8
punyai hasil yang berbeda dengan kolostrum, ASI transisi dan ASI
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dan tim. Pemberian ASI secara Eksklusif ini dianjurkan untuk jangka
bahwa ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi
makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai 6 bulan, kecuali
pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih
(Prasetyono, 2009).
sebagai berikut :
indikasi medis.
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, Pasal (2) menyebutkan bahwa
yang terdapat dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayi, antara lain
sebagai berikut :
remeh hal itu, terutama para ibu yang bekerja di luar rumah.
pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus
b. Aspek Gizi
hulu dari pembuluh kecil air susu. Jaringan disekitar pembuluh air
susu dan alveoli tersebut terdiri dari lemak, jaringan ikat, dan
ukuran biasa nya (keadaan tidak hamil) dan saluran air susu serta
d. Aspek Pendidikan
e. Aspek Imunologik
yang lebih besar untuk hidup daripada bayi yang diberi susu botol.
f. Aspek Psikologis
dan bayi. Kasih sayang ibu dapat memberikan rasa aman dan
(3) Kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu
g. Aspek Kecerdasan
b) Bayi yang diberi ASI lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas
h. Aspek Neurologis
ini akan mengurangi risiko gangguan sesak napas pada bayi yang
i. Aspek Biaya
ke mulut bayi dan tidak ada ruang bakteri masuk ke dalam ASI.
Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI
susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang terdapat pada ASI.
peralatannya.
produksi ASI.
kesehatan.
bagi Indonesia.
dibuat oleh ibu. Selama ini ibu merupakan figur utama dalam keputusan
ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari
faktor dari luar diri ibu. Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor
motivasi, sikap, pekerjaan ibu, dan kondisi kesehatan ibu. Sementara itu,
faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal antara lain sosial ekonomi,
tata laksana rumah sakit, kondisi kesehatan bayi, pengaruh iklan susu
Eksklusif kepada bayinya adalah ASI tidak cukup, ibu bekerja dengan
cuti hamil 3 bulan, takut ditinggal suami, bayi yang tidak diberi ASI
tetap berhasil menjadi orang, bayi akan tumbuh menjadi anak yang
33
dengan ASI, dan takut badan ibu tetap gemuk. Faktor-faktor yang
(Yamin, 2007).
seperti ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya, meniru teman, tetangga
yaitu takut kehilangan daya tarik sebagai wanita; 3) Faktor fisik ibu yaitu
1. Pengertian Perilaku
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri,
dikatakan bahwa perilaku itu adalah aktivitas organisme, baik yang dapat
(Notoatmodjo, 2003).
2. Bentuk Perilaku
dapat dilihat dari sikap dan tindakan saja, perilaku juga dapat
tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
dan sebagainya.
diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt
1. Pengetahuan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
gunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.
2. Sikap
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Kaitan ini didasari oleh
kan oleh jawaban terhadap skala sikap. Bentuk perilaku yang men-
atau melalui proses belajar sosial. Sebagian besar sikap itu dibentuk
sikap adalah adanya pengaruh orang lain terutama orang tua, guru dan
tingkatan, yaitu :
perubahan sikap telah terbentuk maka akan menjadi bagian integral dari
individu itu sendiri. Merubah sikap seseorang sedikit banyak juga ikut
(Siagian, 1989).
3. Kepercayaan
bersifat normatif (yang diharapkan oleh orang lain) dan motivasi untuk
sikap positip terhadap kegiatan atau hal tersebut. Sikap positif akan
E. Kerangka Teori
and Evaluation) yang dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1980). Model
ini merupakan model yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan/nilai
4. Faktor demografi tertentu
Faktor Pemungkin :
1. Ketersediaan sumberdaya kesehatan
2. Keterjangkauan sumberdaya kesehatan Perilaku
3. Prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah Spesifik
4. Ketrampilan kesehatan terkait
Faktor Penguat :
1. Keluarga
2. Panutan
3. Atasan
4. Penyedia kesehatan
Sumber : Green Lawrence and Marshall W. Kreuter (1980) dalam Notoatmojo (2005)
F. Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan/nilai
4. Faktor demografi tertentu
Faktor Pemungkin :
1. Ketersediaan sumberdaya kesehatan Pemberian
2. Keterjangkauan sumberdaya kesehatan
ASI Eksklusif
3. Prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah
4. Ketrampilan kesehatan terkait
Faktor Penguat :
1. Keluarga
2. Panutan
3. Atasan
4. Penyedia kesehatan
Tidak : Bila ibu tidak memberikan bayinya sejak lahir sampai 6 bulan
2. Pengetahuan Ibu
Baik : Bila nilai skor > atau sama dengan 75% dari total skor
3. Sikap Ibu
maka skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 20. Dengan
4. Kepercayaan Ibu
Eksklusif .
H. Hipotesis