SKRIPSI
MARISA ROSTANIA
K21109281
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ilmu Gizi
Skripsi, Mei 2013
Marisarostania
“Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Gaya Hidup
Sedentary Pada Anak Gizi Lebih di SDN Sudirman I Makassar Tahun 2013”
(xii + 75 Halaman + 14 Tabel + 3 Gambar + 9 Lampiran)
Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Bahkan
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia telah menyatakan bahwa obesitas
merupakan masalah epidemi global. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar,
dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan
sedentary berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang
berdampak meningkatkan risiko obesitas (WHO, 2000). Melihat tingginya
prevalensi obesitas dan dampak buruk dari obesitas itu sendiri, maka perlu
dilakukan pencegahan sejak dini untuk mengurangi tingkat prevalensi dan dalam
rangka menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap
pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih . Jenis penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimental. Jumlah sampel yaitu 55 responden. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis Univariat dan Bivariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan, ada pengaruh signifikan antara edukasi
gizi dengan perubahan pengetahuan anak gizi lebih di Sekolah Dasar Sudirman I
Makassar Tahun 2013 dengan nilai p 0,000 (p<0,05). Dan Tidak ada hubungan
yang bermakna antara edukasi yang diberikan dengan perubahan gaya hidup
sedentary pada anak gizi lebih di Sekolah Dasar Sudirman I Makassar Tahun
2013 dengan nilai p 0,108 (p>0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh edukasi terhadap
pengetahuan dan edukasi tidak berpengaruh terhadap gaya hidup sedentary.
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih
spesifik mengenai gaya hidup sedentary.
KATA PENGANTAR
menyelesaikan skripsi ini. Sebuah kesyukuran yang besar atas segala kenikmatan
dan kemudahan yang Allah berikan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa
yakin bahwa tantangan tersebut akan menjadi cerita tersendiri yang mengiringi
perjuangan yang penuh dengan makna dan kenangan dalam menimba ilmu di
selanjutnya akan menjadi titik awal bagi penulis untuk dapat berbuat yang terbaik
bapak H. Tani Abdul Azis dan Ibu Hj. Ipati . yang senantiasa mengalirkan doa
dan kasih sayang dalam setiap doanya. Terima kasih atas segala dukungan,
Demikian pula ucapan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan
penuh kesabaran telah mengarahkan penulis dari awal perkuliahan dan dari
2. Bapak M. Arsyad Rahman. SKM M.Kes, Ibu Dr. Dra. Nurhaedar Jafar,
Apt, M.Kes dan ibu dr. Devintha Virani, S.ked sebagai penguji yang telah
3. Ibu Dr. Nurhaedar Jafar Apt., M.Kes selaku ketua Program Studi Ilmu
Gizi dan dosen pengajar mata kuliah yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat selama penulis menempuh bangku kuliah di Prodi Ilmu Gizi FKM
Unhas serta seluruh staf Prodi Gizi yang telah banyak membantu dalam
Dekan, seluruh staf termasuk staf akademik yang mengatur pengurusan surat
Universitas Hasanuddin.
Azzahra, Razqa. Terima kasih semangat dan doanya semoga bisa menjadi
kebanggaan.
6. Untuk kk tersabar saya Elys Dariatmo Herik, S.Ked , terima kasih atas
7. Rekan tim penulis Sukhmawati Thasim dan ka Barre Allo yang selalu
8. Teman - teman angkatanku tercinta Galeter 2009, Ilmu Gizi 2009, AGOGO
9. Kepala sekolah beserta staf, guru, siswa siswi, dan orangtua siswa SDN 1
ini.
Manusia tak pernah luput dari kekhilafan, karena itu penulis sangat
menghargai bila ada kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan dapat memberikan manfaat
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
H. Alur Penelitian........................................................................ 40
B. Lokasi Penelitian.................................................................... 44
B. Pembahasan ...................................................................... 60
A. Kesimpulan ......................................................................... 70
B. Saran ................................................................................... 70
LAMPIRAN LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
2.1
2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Dewasa 20
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi
siap saji ( fast food ) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas (WHO,
2000).
Review atas epidemi obesitas yang dilakukan Low, Chin dan Deurenberg-Yap
negara maju berkisar dari 2,4 % di Korea Selatan hingga 32,2 % di Amerika
Kejadian obesitas saat ini mulai melanda kelompok umur balita dan
anak sekolah. Obesitas pada anak akan menyebabkan aktivitas dan kreativitas
anak akan menurun, dengan kelebihan berat badan, anak menjadi malas yang
tidak dapat dicegah pada masa anak anak merupakan pemicu munculnya
psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan.
Selain itu, obesitas pada anak beresiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa
2009).
saat anak berusia 5 – 7 tahun dan anak berusia 4 – 11 tahun, maka perlu
upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini (usia sekolah)
pada anak usia sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola
konsumsi, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung
yang digunakan. Selain itu faktor yang mempengaruhi gizi lebih, adalah
(Suhendro, 2003).
14
masalah gizi lebih. Pada data RISKESDAS tahun 2010, terjadi peningkatan
dari 6,4% pada tahun 2007 menjadi 9,2% pada tahun 2010 pada anak umur 6-
12 tahun. Prevalensi obesitas pada anak laki laki umur 6-12 tahun lebih
tinggi dari prevalensi pada anak perempuan berturut turut sebesar 9,5% dan
6,4%.
2007) pada kelompok umur yang sama, prevalensi berat badan lebih pada
laki-laki 7,4% dan pada perempuan 4,8%. Meskipun prevalensi berat badan
lebih untuk kedua jenis kelamin lebih rendah dibanding angka nasional,
20,2% pada laki-laki dan 10,1% pada perempuan. Nilai ini berada diatas
sampai 12,4%. untuk usia 6-11 tahun prevalensinya meningkat dari 6,5%
sampai 17% dan pada usia 12-19 tahun prevalensi meningkat dari 5% sampai
gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan pola hidup kurang gerak
(sedentary life styles) sering ditemukan di kota kota besar di Indonesia. Hal
merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, terutama
(Manurung, 2009).
dengan orang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal
seperti rasa dan bau makanan atau saatnya waktu makan. Mereka cenderung
makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola
makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar
dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi kuat untuk
Aktivitas fisik juga merupakan salah satu variabel yang menjadi faktor
pemicu obesitas. Anak yang jarang bergerak akan lebih mudah mengalami
kenaikan berat badan karena mereka tidak membakar kalori melalui aktifitas
fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari bermanfaat bukan hanya
16
untuk mendapatkan kondisi tubuh yang sehat tetapi juga bermanfaat untuk
melakukan aktivitas fisik. Kurang aktivitas fisik paling tinggi terdapat di kota
Suryati, 2011).
penelitian yang dilakukan oleh Demy Faheem Dasril yang dilakukan pada
bahwa secara proporsi, angka obesitas pada subyek yang menjalani sedentary
life sebesar 30% lebih besar daripada anak yang obesitas tetapi tidak
menjalani sedentary life yaitu sebesar 22.7%. obesitas ditemukan 1,462 kali
lebih banyak pada anak yang sedentary life dibandingkan dengan anak yang
hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan obesitas pada anak. Hasil
yang rutin berolahraga. Selain itu ternyata anak yang tidak rutin berolah raga
justru cenderung memiliki asupan energi yang lebih tinggi dibandingkan anak
yang rutin berolah raga. Makanan dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi
17
2011)
tahun 2009 diperoleh bahwa ada penurunan tingkat asupan energi sesudah
Pola Jajanan dan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Anak 9-11 Tahun di
itu sendiri, maka perlu dilakukan pencegahan sejak dini untuk mengurangi
tingkat prevalensi dan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang
sangat penting sebagai tahap awal dalam mengubah perilaku seseorang atau
18
dilakukan pada usia dini merupakan upaya strategis dari sisi manfaat jangka
dan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih di SDN Sudirman 1 Makassar
tahun 2013.
B. Perumusan Masalah
edukasi dini pada anak sekolah agar dapat menekan terjadinya gizi lebih, agar
kejadian gizi lebih pada anak tidak berlanjut menjadi obesitas remaja dan
edukasi gizi terhadap perubahan pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih di SDN
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Obesitas
Kata obesitas berasal dari bahasa Latin: obesus, obedere, yang artinya
gangguan medik kronik yang tidak dapat disembuhkan dan hanya diobati
(Nurcahyani, 2011).
pinggul, paha atau lengan. Penentuan adanya obesitas sentral ini penting
energi yang terjadi bila konsumsi energi melalui makanan yang melebihi
energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak
tubuh.
jantung koroner dan hipertensi, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit hati
2. Klasifikasi Obesitas
obesitas dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (Sopacua, 2007):
1) Obesitas Primer
2) Obesitas Sekunder
dideteksi secara klinis. Lebih jarang terjadi pada anak dan hanya
1) Apple Shape Body (android), bila lebih banyak lemak di bagian atas
2) Pear Shape Body (gynoid), bila lebih banyak lemak di bagian bawah
Nurcahyani, 2011):
a. Jenis Kelamin
kemampuan makan dan aktivitas fisik yang lebih rendah dari anak
Prevalensi obesitas pada anak laki laki lebih tinggi dari prevalensi
2007) pada kelompok umur yang sama, prevalensi berat badan lebih
b. Umur
makan. Mereka menjadi lebih banyak makan, dan sering jajan bila
c. Sosial ekonomi
e. Aktivitas fisik
2002)
(Damayanti, 2002).
f. Pola makan
(Sediaoetama, 1991).
g. Gangguan emosi
disebut stres, bahkan depresi. Menurut para ahli, faktor tersebut erat
28
dengan rasa lapar dan nafsu makan (Juwaeriah, 2012). Misalnya, jika
(Gunawan, 2009).
2009).
h. Faktor Genetika
satu penyebab obesitas. Akan tetapi bukan hanya genetik tetapi pola
gen namun juga bisa melalui pola hidup keluarga. biasanya anak
cenderung meniru kebiasaan makan dan gerak yang salah dari orang
yang obesitas. Bila kedua orang tua obesitas sekitar 80% anak akan
menjadi 40% dan bila kedua orangtua tidak obesitas maka prevalensi
4. Akibat Obesitas
yang tidak biasa, seperti jantung, ginjal, dan hati sehingga menghambat
darah jantung maka aliran darah ke jantung akan berkurang dan timbul
1998).
tekanan darah tinggi. Di samping itu, obesitas jug menjadi faktor penyulit
(Misnadiarly, 2007).
dan psikologis. Selain itu akibat bentuk yang kurang menarik, sering
rendah diri dan yang terburuk adalah keputusasaan (Soegih & Kunkun,
2009).
5. Pengukuran Obesitas
yang lebih objektif, selain itu juga penting untuk pemantauan hasil terapi.
badan dan tinggi badan yang akurat merupakan langkah awal dalam
2009).
Body Mass Index (BMI) dalam (kg/m2) yang didapatkan dengan cara
logam yang tidak elastic, di daerah setinggi umbilicus atau pada titik
tengah antara tulang iga paling bawah dengan puncak tulang iliaka.
6. Penatalaksanaan Obesitas
Oleh karena itu, diet sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan ahli gizi
dapat diganti dengan buah, seperti jeruk, apel, dan rambutan yang banyak
(Heslet, 2003).
penurunan berat badan yang dinilai sukses, yaitu diet rendah kalori,
2008).
1. Pengertian Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
b. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
c. Menerapkan (Application)
yang nyata.
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesa (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Pengalaman
pengetahuan seseorang.
b. Tingkat pendidikan
c. Keyakinan
d. Fasilitas
buku.
38
e. Penghasilan
sumber informasi.
f. Sosial budaya
sesuatu.
4. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
2010).
sedentary ini adalah rendahnya aktivitas fisik dan asupan energi yang
energi yang digunakan untuk aktivitas otot sedangkan pada pekerja kasar
39
aktivitas fisik. Sebaliknya pada orang yang aktif hampir tidak ada energi
energi adalah kurang dari 1,5 metabolik setara (METs) (Ainsworth et al.,
ditambah dengan pola makan buruk yang tinggi lemak dan karbohidrat
(fast food) yang tidak diimbangi serat (sayuran dan buah) dalam jumlah
bertahap sejak usia muda, akan terjadi tumpukan lemak yang semakin
2007).
40
2. Etiologi
orang tua kita memiliki gaya hidup “tradisional” yang dilakukannya dari
dulu hingga sekarang. Karena gaya hidup seperti itulah banyak diantara
penelitian Brown (1991), tidak adanya kasus obes pada populasi tipe
dampak awal pada lingkungan dan pada gaya hidup dalam 50-60 tahun
secara dramatis, hal ini berarti bahwa semakin banyak orang yang
sarana umum. Bahkan membuka pintu pun saat ini sudah otomatis.
tersimpan.
tahun yang lalu, saat ini semua device tersebut sangat mudah dan
lemak.
olahraga rutin.
sehat.
Samoa barat.
Saat ini kasus gizi buruk telah berkurang dengan signifikan tetapi masih
tetap banyak, sedangkan kasus gizi lebih yang ditandai dengan berat
disease atau penyakit tidak menular, inilah yang disebut “New world
faktor utama yang dapat diubah (modifiable factors) yang melalui faktor-
badan itu bekerja. Diet tinggi lemak dan tinggi kalori dan pola hidup
(WHO, 2000).
44
jika dapat mengurangi menonton TV, hal ini bisa berdampak pada
pada perilaku sedentarian, fisik tidak aktif dan tidak sehat merupakan
45
2011).
sedentarian pada remaja adalah faktor risiko kuat untuk remaja menderita
kegemukan dan obesitas, dan orang tua dengan gaya hidup aktif juga
sangat terkait dengan rendahnya risiko kelebihan berat badan pada anak
remaja mereka.
daripada remaja yang lebih muda. Remaja memiliki lebih banyak waktu
yang tidak diawasi oleh orang tua atau pengasuh, yang menciptakan
3. Faktor Resiko
kurangnya aktifitas fisik. Ini juga berlaku bagi orang yang berat
kelebihan berat badan atau orang yang obesitas. Jadi apapun status
merupakan awal seorang anak belajar bertanggung jawab terhadap sikap dan
makan yang terbentuk pada usia ini, serta jenis makanan yang disukai dan
47
tidak disukai, merupakan dasar bagi pola konsumsi makanan dan asupan gizi
lebih banyak bergaul dengan teman sebanyanya. Selain itu, pada usia sekolah
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
badan (BB) ideal. Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain prinsip gizi
mengakibatkan ada anak yang berbadan pendek dan ada yang tinggi.
48
Disisi lain sebagian besar waktu anak usia ini banyak dimanfaatkan
dengan aktivitas diluar rumah yakni sekitar 3-6 jam disekolah, beberapa jam
energi lebih banyak, waktu yang lebih banyak digunakan bersama teman ini
Serta pola makan yang salah pada umur sebelumnya yang masih terbawa di
usia ini, seperti contoh anak lebih suka jajan, makanan kurang serat, suka
makan dan minum yang manis dan sebagainya. Akibatnya anak kurang
F. Kerangka Teori
Genetika
Jenis
Kelamin Pelayanan
Kesehatan
Umur
Pola Konsumsi:
Fisiologi
- Frekuensi Makan
- Jumlah Makanan
- Jenis Makanan
Tingkat Obesitas yg
Pendidikan terjadi pada
umur
sebelumnya
Pekerjaan
Kemudahan
Hidup
Psikologi/
Hormon
Kemajuan
Teknologi
G. Kerangka Konsep
Asupan Zat
Gizi
E
D
U
K Pengetahuan
STATUS GIZI
A - Kurang
S - Normal
I Gaya Hidup - Lebih
Sedentary
Konsumsi Fast
Food
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
H. Alur Penelitian
Skrining Antropometri
Gizi Lebih
Pre-test
- Pengetahuan
- Gaya Hidup
Sedentary
-Slide
Edukasi -Buku saku
2 MINGGU
Post-test
- Pengetahuan
- Gaya hidup
Sedentary
1. Gizi Lebih
Yang dimaksud gizi lebih dalam penelitian ini adalah siswa yang
2. Pengetahuan Gizi
Definisi Operasional
dengan benar pertanyaan tentang gizi dan obesitas sebelum dan sesudah
edukasi diberikan.
Definisi Operasional
adalah kurang dari 1,5 metabolik setara (METs) (Ainsworth et al., 2000
penelitian ini (Ainsworth et al., 2000 dikutip dalam Hardy et al, 2007):
Aktifitas METs
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen one group pre-
posttest dimana siswa dengan status gizi lebih diberi edukasi Gizi
terhadap perubahan pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada anak gizi
lebih.
Pre Post
O1 X1 O2
Keterangan:
X1 = Edukasi
1. Lokasi Penelitian
didasarkan pada letak sekolah yang di tengah kota dan hasil penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
siswa), 6A (45 siswa), dan 6B (40 siswa). Dengan jumlah populasi 227
siswa.
2. Sampel
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
kuisioner dan hasil wawancara recall gaya hidup sedentary sebelum dan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SDN Sudirman 1 berupa
kepala sekolah.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
2) Keadaan geografis
4. Proses Intervensi
mendapatkan sampel yang berstatus gizi lebih, yaitu gemuk dan obesitas.
hidup sedentary.
58
Jarak antara pretest dan posttest adalah dua minggu. Setelah dua
teori yang relevan. Data diolah dengan menggunakan bantuan alat elektronik
berupa computer pada program SPSS, lalu disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi.
F. Analisis Data
G. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Pengetahuan
3. Timbangan Seca
4. Microtoise
6. Alat dokumentasi
BAB IV
A. Hasil Penelitian
SDN Sudirman III, dan SDN Sudirman IV. Kompleks SDN Sudirman
berdiri di atas lahan seluas 5.615 meter persegi dan menjadi aset
ditaksir sekitar Rp. 1,3 miliar yang saat ini digunakan oleh empat
sekolah. Taksiran nilai aset gedung SDN Sudirman I dan II sekitar Rp.
545.160.000.-
(rombel) dan jumlah personil guru dan pegawai sebanyak 23 orang. Data
keadaan jumlah siswa dan personil disajikan pada tabel sebagai berikut :
sekolah tersebut bebas keluar masuk area sekolah karena pintu gerbang
sekolah terbuka baik pada waktu jam pelajaran maupun waktu istirahat.
basah, burger, siomay, batagor, bakso, bakwan, pisang molen, dan lain-
lain.
63
antropometri adalah 219 siswa yang kemudian diukur tinggi badan dan
sampel adalah semua siswa yang berstatus gizi lebih, dalam hal ini adalah
siswa yang berstatus gemuk dan obesitas. Setelah proses skrining tersebut
2. Analisis Univariat
sebagai berikut :
status gizi responden terdapat 63,6% yang berstatus gizi gemuk dan
besar sebagai pegawai swasta yaitu sebesar 40%, wiraswasta 36,4%, PNS
20%, dan TNI/Polri 3,6%. Sedangkan untuk pekerjaan ibu sebagian besar
sebagai IRT yaitu sebesar 40%, Wiraswasta 23,6, pegawai swasta 21,8%
3. Analisis Bivariat
variabel yang diteliti dan dilakukan pula analisis paired samples T – test
berat badan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu 0,18 kg. Namun setelah
0,345 (p>0,05).
c. Pengetahuan Responden
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai rata rata sebelum dan sesudah
edukasi gizi 63,6% responden memiliki gaya hidup sedentary dan 36,4%
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai rata rata sebelum dan sesudah
pada nilai rata – ratanya yang lebih dari 4,0 yang merupakan indikator
B. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 9 April s/d 26 April 2013. yang
menjadi responden pada penelitian ini adalah siswa siswi kelas 4, 5 dan 6
yang berstatus gizi lebih. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
hidup sedentary pada anak gizi lebih. Adapun pembahasan hasil analisis data
status gizi lebih yang kemudian dijadikan sampel pada penelitian ini.
a. Jenis Kelamin
kebutuhan gizi sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan status
aktifitas fisik yang lebih rendah dari anak laki laki (hayati,2009).
Hal tersebut sesuai pula dengan analisis bivariat antara status gizi
dan jenis kelamin pada penelitian ini, yang digambarkan pada tabel 4.6,
dimana untuk status gizi gemuk terbanyak terdapat pada jenis kelamin
responden yang berstatus gizi obesitas terbanyak pada jenis kelamin laki-
badan lebih pada laki-laki 7,4% dan pada perempuan 4,8%. Riskesdas
pada anak usia 6 -12 tahun untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 10,7%
bahwa anak laki-laki memiliki risiko mengalami obesitas sebesar 1,4 kali
73
b. Umur
20% berumur 7 – 9 tahun. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian
periode ini ditandai dengan masa puber, dimana anak perempuan lebih
pada saat anak berusia 4-11 tahun maka perlu upaya pencegahan
74
terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini (usia sekolah) (Simatupang,
2008).
2. Karakteristik Orangtua
a. Pendidikan Orangtua
b. Pekerjaan Orangtua
tetapi akan sulit dijumpai pada keluarga miskin. Keadaan semacam ini
Pada tabel 4.5 pekerjaan orang tua responden sebagian besar ayah
responden adalah pegawai swasta sebesar 40% dan sebagian besar ibu
beli anak, karena mencakup taraf ekonomi orang tua. Kebiasaan pola
75
ada responden yang membawa uang jajan di bawah Rp 5.000 dan 58,2%
tinggi dan berpengaruh pada uang saku anak. Hal ini di dukung oleh teori
kalori dan lemak serta rendah serat, telah memicu peningkatan jumlah
yang terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi dan di dalam
tubuh kelebihan ini akan diubah dan disimpan menjadi lemak tubuh
(Moehji, 2003).
76
pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata rata berat
badan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu 0,18 kg. Namun setelah
4. Pengetahuan Responden
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai rata rata sebelum dan sesudah
pengetahuan dimana terlihat dari nilai rata-rata pre dan post responden
(Solihin, 2005).
sedentary ini adalah rendahnya aktivitas fisik dan asupan energi yang
edukasi gizi 63,6% responden memiliki gaya hidup sedentary dan 36,4%
salah satu hal yang menyebabkan obesitas. Tren kesehatan terkini juga
(WHO, 2000).
tabel 4.12 disusun berdasarkan rata rata perkegiatan yang paling lama
paling lama yang dilakukan baik sebelum dan sesudah edukasi. Dengan
nilai rata rata sebelum 9,42 jam/hari dan setelah 9,57 jam/hari, dimana
terjadi kenaikkan sebesar 0,15 jam. Bimbel dengan nilai rata rata
kenaikkan sebanyak 0,09 jam. Games sebelum 1,94 jam/hari setelah 2,03
jika dapat mengurangi menonton TV, hal ini bisa berdampak pada
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai rata rata sebelum dan sesudah
pada nilai rata – ratanya yang lebih dari 4,0 yang merupakan indikator
perubahan pada nilai rata rata sebelum dan sesudah edukasi. Hal tersebut
C. Kelemahan Penelitian
intervensi.
81
BAB V
A. Kesimpulan
Perubahan Pengetahuan dan Gaya Hidup Sedentary Pada Anak Gizi Lebih di
anak gizi lebih di Sekolah Dasar Sudirman I Makassar Tahun 2013 dengan
terjadi perubahan pada nilai rata rata sebelum dan sesudah edukasi.
Namun Tidak ada hubungan yang bermakna antara edukasi yang diberikan
dengan perubahan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih di Sekolah
B. Saran
gizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Alam, Syamsir, dkk., 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Anas, Nurul R. 2011. Gambaran Pola Makan dan Aktifitas Fisik Remaja Obesitas
Setelah Edukasi di SMA Pondok Pesantren Ummul Mukminin Makassar.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Ariefiyanto, Emil. 2004. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada Anak
(Studi pada Siswa SD H. Isriati Baiturrahman Semarang). Skripsi.
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.
Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Azizah, A. Sitti Nurul. 2009. Hubungan Pola Asuh dan Aktivitas Fisik dengan
Kejadian Obesitas pada Anak di TK Pertiwi Makassar. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Brown, Judith E., 2005. Nutrition Through The Life Cycle. United States of
America : Thompson Wadsworth.
Brown, PJ., 1991. Culture and the evolution of obesity. Human nature, 2, hal. 31-
57.
Dasril, Demy Fahem. 2009. Prevalensi Obesitas pada Anak Taman Kanak-kanak
di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta dan Hubungannya
dengan Sedentary Life Anak. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Jakarta.
83
Dedi S. 2004. Obesitas Primer Pada Anak. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Dogra, et al., 2012. Sedentary Behavior and Physical Activity Are Independent
Predictors of Successful Aging in Middle-Aged and Older Adults. Journal
of Aging Research, 2012, hal. 1.
Gibson, RS. 2005. Principle of Nutritional Assesment 2nd Edition. New York:
Oxford University Press.
Guedes, DP. Souza, MV. Ferreirinha, JE. Silva, AJ., 2012. Physical Activity and
Determinants of Sedentary Behavior in Brazilian Adolescents from an
Underdeveloped Region. Departemen Pendidikan Jasmani dan olahraga,
Parana Utara University, 114, hal. 542-52.
Hadi, Hamam. 2005. Bebab Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Hadju, 2005. Diktat Gizi Dasar edisi II. Makassar: Jurusan Gizi FKM - UNHAS.
Hardy, Louise, L. et al., 2007. The reliability of the Adolescent Sedentary Activity
Questionnaire (ASAQ). Preventive Medicine, 45, hal. 71–74.
Indika, Kinanti. 2010. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas.
84
Juwaeriah. 2012. Gambaran Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Terhadap Kejadian
Obesitas Pada Siswa Smp Islam Athirah 1 Kajaolalido Makassar Tahun
2012. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat
Bina Gizi. Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Komsan, 2002. Panga dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raya Grafindo
Persada(Kompas,1992).
Kurniasih, Dedeh, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta;
Kompas Gramedia.
Labuza, T.P. 1991. Obesity, Weight Control and Dieting Food and Your Well
Being. Chapman and Hall. New York.
Mandang, Martini Shintya, 2009. Faktor Risiko Obesitas Anak Usia Dini Pada
Kelompok Bermain Di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Skripsi
sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Moehji, Syahmin. 2003. Ilmu Gizi II: Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas
Sinar Sinanti.
Nurcahyani, Icha Dian. 2011. Pengaruh Edukasi terhadap Gaya Hidup (Pola
Makan dan Aktifitas Fisik) Remaja Gizi Lebih di SMA Islam Athirah
Makassar. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin, Makassar
Nurul, A Sitti. 2009. Hubungan Pola Asuh dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Obesitas pada Anak di TK Pertiwi Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Rahmawati, Nuri. 2009. Aktivitas Fisik, Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast
Food) DAN Keterpaparan Media Serta Faktor-faktor Lain yang
Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Islam AL-Azhar 1
Jakarta Selatan. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehtan Masyarakat.
Universitas Indonesia.
Rustiaty, Sucy. 2012. Pola Jajanan dan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada
Anak Usia 9 – 11 Tahun di SDN Sudirman 1 Kota Makassar Sulawesi
Selatan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Sartika, R Ayu Dewi. 2011. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5 – 15 Tahun di
Indonesia. Makara, Kesehatan, Vol 15, No.1, Juni 2011: 37,43
Soetardjo, Susirah, Sunita Almatsier, & Moesijanti Soekarti. 2011. Gisi Seimbang
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia.
Sugianti, Elya. 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di DKI
Jakarta. Jurnal Gizi Indonesia, 32(2):105-116.
Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada
Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Provinsi Banten. Tesis
Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan
Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Suryati, Nur. 2011. Gambaran Pola Makan dan Aktivitas Fisik Setelah Edukasi
Gizi pada Remaja Obesitas di SLTP 6 Makassar tahun 2011. Skripsi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Sopacua, Emma Ariane. 2007. Analisis Body Image, Perilaku Makan, dan
Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Remaja Putri di SLTP Kota
Tomohon, 2007. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Steffen, LM. Dai, S. Fulton, JE. Labarthe, DR., 2009. Overweight in Children and
Adolescents Associated with TV Viewing and Parental Weight: Project
Heartbeat!. Am J Prev Med, 37, hal. 50-5.
Swinburn, B. Shelly, A., 2008. Effects of TV Time and Other Sedentary Pursuits.
International Journal of Obesity, 32, hal. 6.
WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva