Anda di halaman 1dari 84

Unggul Dalam IPTEK

Kokoh dalam IMTAQ

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU


REMAJAMEMINIMALKAN NYERI MENSTRUASI (DISMENORE)
DI SMA NEGERI 4 DEPOK TAHUN 2013

OLEH
SITI HALIMAH
2011727070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2013
i
ii
ABSTRAK

Nama : Siti Halimah


Program Studi : Ilmu Keperawatan fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Judul : Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja
meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di
SMAN 4 Depok

7 bab + 65 halaman + 5 diagram + 1 tabel + lampiran

Dukungan keluarga suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moral maupun
materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melakukan kegiatan. Dukungan keluarga
mengacu pada dukungan sosial antara lain dukungan emosional, dukungan penghargaan,
duungan instrumental, dan dukungan informasi. Sedangkan perilaku adalah hasil
hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Dismenore adalah sakit
saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja
meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4 Depok. Desain penlitian ini
adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional . Populasi dalam penelitian ini remaja
putri kelas X di SMAN 4 Depok yang telah mengalami menstruasi, dengan jumlah
sampel 108 responden. Analisa data dilakukan secara univariat menggambarkan
distribusi responden berdasarkan variabel dukungan keluarga dengan analisa bivariat
menggunakan uji chisquare. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling
dan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi
(Dismenore) karena nilai P < 0,05. Sehubungan dengan hasil tersebut saran untuk
remaja dapat bekerja sama dengan keluarga dan perawat komunitas untuk meningkatkan
kesehatan dalam meminimalakan nyeri mentruasi.
Kata kunci : Dukungan, Keluarga, Remaja, Dismenore
Daftar Pustaka : 14 buku (2001 – 2013)

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Remaja Meminimalkan Nyeri Menstruasi

(Dismenore) di SMA Negeri 4 Depok.

Penyusunan penelitian ini diajukan untuk memenuhi syarat melaksanakan penelitian

yang merupakan salah satu tugas mata ajar pengantar riset keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian ini disusun

atas dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarya kepada Yth :

1. Bapak Muhammad Hadi, SKM. M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta dan selaku dosen

pembimbing II metodologi riset yang telah memberikan bimbingan serta

pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

2. Ibu Ns. Lily Herlinah, M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku pembimbing materi dan teknis

penelitian ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh

kesabaran selama penyusunan riset ini.

3. Semua Dosen dan Staff pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama peneliti menuntut ilmu.

4. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual hingga selesainya penelitian ini.

iv
5. Dra. Desry Ningsih, selaku kepala SMA Negeri Depok dan staf guru yang telah

memberikan izin dan kesematan kepada penulis untuk melakukan penelitian di

SMA Negeri 4 Depok

6. Siswi-siswi kelas X SMA Negeri 4 Depok yang telah berpartisipasi dalam penelitian

ini

7. Rekan-rekan mahasiswa program B1 angkatan 2011 yang telah memberikan kritik

dan masukan yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Segala kemampuan dan daya upaya yang peneliti lakukan sudah semaksimal mungkin,

namun peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh

dari sempurna. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun sebagai perbaikan. Akhir kata peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat

bagi semua pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan pada khususnya.

Jakarta, Maret 2013

Peneliti

v
DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Masalah Penelitian .............................................................................. 8

C. Perumusan Masalah ............................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Dismenore ............................................................................. 11

B. Konsep Keluarga ................................................................................ 17

C. Dukungan Keluarga ............................................................................ 21

D. Konsep Perilaku .................................................................................. 26

E. Konsep Remaja ................................................................................... 28

vi
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ............................................................................... 30

B. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 32

C. Definisi Operasional ........................................................................... 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................ 36

B. Tempat Penelitian ............................................................................... 37

C. Waktu Penelitian ................................................................................ 37

D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 37

E. Pengumpulan Data, Alat dan Cara ...................................................... 39

F. Etika Penelitian ................................................................................... 41

G. Pengolahan Data ................................................................................ 44

H. Analisa Data ....................................................................................... 45

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat ................................................................................. 47

B. Analisa Bivariat ................................................................................... 51

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian ............................................ 54

B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 62

vii
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 63

B. Saran .................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL / DIAGRAM

Diagram 1 Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan emosional

keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi

di SMAN 4 Depok ................................................................................ 48

Diagram 2 Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan penghargaan

keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi

di SMAN 4 Depok ............................................................................... 48

Diagram 3 Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan instrument

keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi

di SMAN 4 Depok ................................................................................ 49

Diagram 4 Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan informasi

keluaarga denganperilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi

di SMAN 4 Depok ............................................................................... 50

Diagram 5 Distribusi responden berdasarkan variabel perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi di SMAN 4 Depok............................ 50

Tabel. 1 Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan

Nyeri menstruasi di SMAN 4 Depok .................................................. 52

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pustaka
Lembar Persetujuan Penelitian
Lembar Persetujuan Responden
Lembar kuesioner
Lembar Konsultasi
Surat Pengambilan Data
Surat Balasan hasil penelitian dari SMAN 4 Depok

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi mengenai remaja ternyata mempunyai beberapa versi sesuai dengan

karakteristik biologis ataupun sesuai dengan kebutuhan penggolongannya. Pada

umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak kanak ke

masa dewasa. World Health Organization (WHO) menyatakan batasan usia remaja

adalah 12 sampai 24 Tahun. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(2003) seseorang dikatakan remaja jika berusia 11 sampai 19 tahun. Sedangkan

menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) remaja adalah

berusia 10 sampai 24 Tahun.

Pada usia remaja mulai mengalami berbagai perkembangan fungsi tubuh. Salah

satunya adalah perkembangan sistem reproduksi, perkembangan reproduksi

remaja putri, di tandai dengan muncul nya karakterisik seksual primer dan sekunder.

Karakteristik primer adalah perubahan yang terkait dengan fungsi organ reproduksi

yaitu ovarium, uterus dan payudara. Adapun karakteristik seksual sekunder adalah

perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai hasil dari perubahan hormon yang tidak

terkait langsung dengan sistem reproduksi. Perubahan tersebut meliputi perubahan

1
2

suara perubahan bentuk wajah, penumpukan lemak dan perubahan rambut di sekitar

daerah kemaluan ( Hockenberry & WILSON, 2009 ).

Tanda perubahan perubahan primer pada remaja putri yaitu keluarnya darah

menstruasi yang disebut dengan menarche. WONG (2008) menyatakan menstruasi

terjadi pada remaja usia 10,5 - 15 th. Rata rata durasi menstruasi adalah sekitar 5

hari, dengan rentang 3-6 hari. Adapun rata-rata darah yang keluar sekitar 50 ml

( dengan rentang normal 20-80 ml ) tetapi ini juga sangat bervariasi (Bobak et al,

1991).

Pada saat memasuki masa menstruasi, sebagian remaja sering mengalami

ketidaknyamanan atau nyeri. Dalam istilah medis, nyeri pada saat menstruasi

dikenal dengan dismenore. Disemenore terjadi sekitar waktu menstruasi, biasanya

pada hari pertama atau kedua dan mencapai puncaknya pada 24 jam pertama yang

kemudian mereda setelah hari kedua sampai ketiga menstruasi (Wong, 2008 :

Pinkerton, 2010, Smith & Kaunitz, 2010). Tanda dan gejala nyeri menstruasi pada

remaja sangat bervariasi, sedangkan gejala umum nyeri menstruasi dapat

dikarakteristikkan sebagai kram spasmodik pada saat menstruasi dan kadang

dikatakan seperti nyeri melahirkan. Gejala yang sering terjadi antara lain : nyeri

kram di daerah perut , sakit kepala, hilang nafsu makan, pusing, mual, muntah, diare,

depresi, dan gangguan tidur ( Hockenberry, 2003 ).


3

Berdasarkan penyebabnya, dismenore dibagi kedalam 2 jenis, yaitu dismenore

primer dan disemenore sekunder. Dismenore primer adalah menstruasi yang sangat

menyakitkan dan tidak berhubungan dengan penyakit pelvis. Apabila

ketidaknyamanan menyertai endometriosis, infeksi, adhesi akibat peritonitis, atau

penyakit pelvis lainnya disebut disemenore sekunder ( Wong, 2008).

Berdasarkan survei yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa nyeri

menstruasi terjadi pada 25% wanita dewasa dan lebih dari 90% terjadi pada usia

remaja (Holder, 2009). Penelitian yang dilakukan di Mansoura, Mesir untuk

mengetahui epidemiologi dismenore pada pelajar remaja dari 664 siswi diperoleh

data sekitar 75% siswi mengalami dismenore, yang terdiri dari 55,3% dismenore

ringan, 30% dismenore sedang, dan 14,8 dismenore berat (Gilany, 2005). Di Swedia,

ditemukan angka kejadian dismenore pada wanita berusia 19 tahun sebanyak 72,4%

(Baziad, 2003).

Data statistik di Indonesia pada tahun 2008 di perkirakan 55% perempuan usia

produktif yang mengalami nyeri selama haid, angka kejadian dismenore tipe

primer adalah sekitar 54,89 %, sedangkan sisanya adalah tipe sekunder

(Midwifeyanti, 2012).

Di Yogyakarta berdasarkan hasil penelitian remaja yamg mengalami dismenore dari

derajat ringan sampai berat (74.1%), sedangkan 25,9% tidak mengalami dismenore,

50% dari remaja yang sedang haid mengalami dismenore,10% mempunyai gejala

yang hebat sehingga memerlukan istirahat di tempat tidur (Emiatun, 2011).


4

Di Depok berdasarkan hasil penelitian Zuniatmi(2011), yang dilakukan pada remaja

putri di SMA Depok, didapatkan data jumlah siswi remaja 117 yang mengalami

nyeri pada bagian perut (62%), nyeri yang di alami berada pada tingkat sedang,

terhadap respon nyeri pada bagian pinggang punggung, dan tungkai (2.1%).

Gangguan akibat dismenore penurunan dalam melakukan aktifitas sehari hari

(77,1%) yang merasa malas untuk jalan- jalan , dan tidak dapat berkonsentrasi

ketika mengikuti pelajaran (64,2%).

Dampak dari dismenore seringkali menimbulkan ketidaknyamanan pada remaja

berdasarkan pengalaman beberapa remaja yang mengalami dismenore primer, gejala

lain yaitu dialami remaja selain nyeri yang dirasakan antara lain mual, muntah,

berguling-guling, bahkan pingsan. Ketidaknyamanan tersebut akan mempengaruhi

aktivitas remaja disekolah, konsentrasi belajar remaja menjadi menurun, bahkan

tidak sedikit yang absen atau tidak masuk sekolah karena nyeri mensturasi yang

dialami. Menurut penelitian ( Harel, 2002 ), 14,52% remaja USA tidak datang

kesekolah karena mengalami dismenore, sedangkan pada remaja usia 11-12 tahun di

Australia 53% dilaporkan remajanya mengalami keterbatasan aktivitas sosial,

olahraga dan aktivitas di sekolah.

Berdasarkan berbagai dampak yang ditimbulkan akibat dismenore tersebut maka

perlu dilakukan penanganan yang tepat dan aman. Penanganan dismenore dapat

dilakukan secara farmakologi maupun non farmakologi. Smith dan Kaunitz, (2010)

menjelaskan bahwa penangganan secara farmakologi dilakukan dengan

mengkonsumsi obat anti inflamasi, non steroid, pil KB, dan penggunaan IUD.
5

Adapun cara non farmakologi dapat dilakukan dengan kompres hangat, makan

makanan yang disukai, senam, vitamin, konsumsi obat herbal, olahraga, akupuntur,

yoga. Adapula cara lain yang sering digunakan dengan aromaterapi seperti

menggunakan minyak angin dan minyak esensial. Tidak semua remaja mengetahui

cara-cara seperti yang disebutkan diatas, sebagian remaja cenderung menggunakan

cara tepat dan praktis seperti mengkonsumsi obat analgetik dan obat herbal. Hasil

penelitian Agustina D (2011) pada remaja di SMA kelas I, bahwa upaya untuk

mengurangi nyeri menstruasi, teknik yang paling sering digunakan remaja untuk

mengurangi rasa nyeri haidnya adalah dengan beristirahat total dan tidur sebagai

cara yang digunakan untuk mengurang nyeri. Hal itu dkarenakan cara yang dipilih

tersebut mudah untuk dilakukan. Selain itu, cara tersebut mampu menghilangkan

nyeri menstruasi yang dirasakan secara cepat sejumlah 58,57%.

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah

satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Perawat komunitas bekerja

diberbagai bidang, memberikan perawatan kesehatan primer menyediakan

keperawatan yang komprehensif diberbagai kebutuhan kesehatan untuk klien

dimana saja, di masyarakat dari pusat-pusat kesehatan masyarakat, klinik kesehatan

primer, unit kesehatan masyarakat, institusi pendidikan. Perawat komunitas

memberikan perawatan kesehatan untuk mereka yang memerlukan intervensi

kesehatan dan juga mempertimbangkan kondisi sosial yang mempengaruhi status

kesehatan.
6

Peran perawat komunitas sangat diperlukan bagi remaja untuk penangganan nyeri

menstruasi, salah satu tindakan mengurangi nyeri menstruasi dengan melakukan

senam dismenore. Tindakan keperawatan ini terbukti sebagian besar siswi

melaporkan adanya perubahan dalam rasa nyeri yang mereka rasakan. Olahraga

atau senam dismenore ini merupakan salah satu teknik relaksasi. Olahraga atau

latihan fisik dapat menghasilkan hormon endorphin. Endorphin adalah neuropeptide

yang dihasilkan oleh tubuh pada saat relaks atau tenang. Endorphin dihasilkan di

otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat

penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan

meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri saat

berkontraksi. Suparto (2011), siswa yang mengalami dismenore menyatakan

mereka minum obat atau jamu untuk mengatasi nyeri haid ( dismenore).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, profesi keperawatan perlu memberikan

perhatian besar pada masalah dismenore pada remaja. Hal ini dikarenakan fokus

dari tindakan keperawatan pada penderita dismenore adalah nyeri yang timbul.

Berbagai manajemen nyeri telah dipelajari dalam ilmu keperawatan antara lain

teknik relaksasi, posisi lutut-dada, distraksi dan message. Kondisi remaja saat ini

belum memanfaatkan perkembangan ilmu keperawatan dalam penatalaksanaan

nyeri dismenore. Penanganan nyeri haid pada remaja dipengaruhi oleh perilaku

remaja dan dukungan keluarga serta lingkungan sekitarnya.


7

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat

luas, Perilaku merupakan semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat di

amati langsung maupun yang tidak dapat di amati dari luar. (Skiner, 1938 dalam

Notoatmojo, 2007) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), Benyamin Bloom, (1908)

seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku dalam tiga domain ( ranah )

yaitu ranah kognitif (cognitif domain) berisi perilaku yang menekankan aspek

intelektual seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir; ranah afekif

(affectif domain) berisi perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti

minat, sikap apresiasi dan cara penyesuaian diri ; ranah psikomotor (psychomotor

domain) berisi perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti

senam.

Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi terus menerus sepanjang masa

kehidupan manusia oleh karena itu remaja sangat membutuhkan dukungan meliputi

dukungan emosional pemberian perhatian, kasih sayang, dan empati; dukungan

penghargaan berupa menghargai, keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing

umpan balik, membimbing, membantu pemecahan masalah dan merupakan sumber

serta validator identitas anggota keluarga; dukungan instrumental berupa bantuan

tenaga, dana dan waktu; dukungan informatif berupa saran, nasehat, keluarga

berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi.


8

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 10

Desember 2012 informasi yang didapat dari guru Bimbingan Konseling siswi yang

tidak masuk sekolah setiap bulan di karenakan sakit tidak menjelaskan sakitnya

karena dismenore, dan belum ada data yang pasti. Sedangkan menurut informasi 10

siswi bahwa yang mengalami dismenore tetap mengikuti proses pembelajaran

namun tidak dapat berkonsentrsasi karena gejala yang di rasakan, upaya yang sering

di lakukan siswi tersebut dengan minum jamu 2 0rang, dan mengikat perut 2 orang,

dan minum minuman seperti coca cola, sprite sebanyak 6. Sedangkan data di Depok

siswi yang mengalami nyeri menstruasi dibagian perut (62%) berada ditingkat

sedang, nyeri pada bagian tungkai (21%), yang mengalami penurunan aktifitas

(77%), dan tidak dapat berkonstrasi saat mengikuti pelajaraj sebanyak (64,2%).

Berdasarkan fenomena yang di temukan maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi (dismenore ).

C. Perumusan Masalah

Dismenore pada remaja dapat menimbulkan berbagai masalah meliputi

fisik,psikologi, sosial, yang sangat berdampak terhadap aktifitas remaja, perilaku

remaja terhadap meminimalkan nyeri menstruasi masih terbatas belum sampai

pada suatu tindakan, selanjutnya untuk meningkatkan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi perlu adanya penanganan secara khusus pada

remaja. Beberapa penelitian menyatakan tindakan untuk mengurangi nyeri dengan

olah raga, tehnik relaksasi, merupakan salah satu faktor mengurangi nyeri
9

menstruasi. Dari hasil pengamatan di wilayah SMAN 4 Depok, belum ada

penanganan secara khusus untuk siswi yang mengalami nyeri haid. Berdasarkan

uraian di atas dan data pada latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

remaja meminimalkan nyeri menstruasi di SMAN 4 DEPOK.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan perilaku remaja dalam meminimalkan nyeri menstruasi

( Dismenore ) di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Depok.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah teridentifikasinya:

a. Gambaran distribusi frekuensi dukungan keluarga emosional, penghargaan,

instrumental, informasi.

b. Gambaran distribusi frekuensi, perilaku remaja meliputi (kognitif, afektif,

psikomotor).

c. Hubungan dukungan emosional dengan perilaku remaja meminimalkan

nyeri menstruasi (Dismenore), di SMAN 4 Depok.

d. Hubungan dukungan penghargaan dengan perilaku remaja meminimalkan

nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4 Depok.

e. Hubungan dukungan instrumental dengan perilaku remaja meminimalkan

nyeri maentruasi (Dismenore), di SMAN 4 Depok.


10

f. Hubungan dukungan informasi dengan perilaku remaja meminimalkan

nyeri menstruasi(Dismenore) di SMAN 4 Depok.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi perawat untuk meningkatkan strategi intervensi di

komunitas melalui pendidikan kesehatan dengan leaflet, penyuluhan,

kampanye dan pembentukan komunitas.

2. Bagi Remaja dan Keluarga

Menambah wawasan bagi remaja tentang nyeri menstruasi, untuk itu dukungan

keluarga sangat di perlukan remaja, bagi keluarga dapat memberikan informasi

pada remaja untuk dapat menggunakan cara- cara yang tepat dan aman dalam

menangani nyeri menstruasi.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Masukan tentang hubungan dukungan keluarga dengan perilaku meminimalkan

nyeri menstruasi (dismenore), sehingga diwaktu mendatang hasilnya dapat

menjadi tambahan literatur untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

keperawatan komunitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan di uraikan konsep dasar yang melandasi penelitian yang dilakukan

tentang konsep dismenore, konsep keluarga, dukungan keluarga, konsep perilaku,

konsep remaja.

A. Konsep Dismenore

1. Pengertian

Dismenore adalah menstruasi yang sangat nyeri yang dapat membuat

ketidaknyamanan pada gejala menstruasi, nyeri yang dirasakan di punggung

bawah dan menjalar ke bawah hingga ke bagian atas tungkai (Andrews, 2010).

Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas

sehari-hari (Manuaba, 2002). Dismenore merupakan kekakuan atau kejang

dibagian bawah perut dan terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi

(Dianawati, 2003).

Dismenore merupakan suatu rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan

selama menstruasi dan sering kali disertai rasa mual (Prawiroharjo, 2007).

11
12

2. Klasifikasi Dismenore

a. Berdasarkan tipenya Dismenore diklasifikasikan :

1) Dismenore Primer

Adalah menstruasi yang sangat menyakitkan dan tidak berhubungan

dengan penyakit pelvis.

2) Dismenore Sekunder

Adalah ketidaknyamanan menyertai endometriosis, infeksi, adhesi

akibat peritonitis, atau penyakit pelvis

b. Berdasarkan klinis Dismenore diklasifikasikan menjadi :

1) Dismenore Ringan

Berlangsungnya beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-

hari.

2) Dismenore Sedang

Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan

kerjanya.

3) Dismenore Berat

Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai, sakit kepala, kemeng

pinggang, diare, dan rasa tertekan.

3. Tanda dan Gejala

Gejala yang sering terjadi antara lain:

a. Kram atau nyeri pada daerah perut bagian bawah

b. Mual/muntah
13

c. Pucat/lemas

d. Nyeri kepala

e. Diare

f. Gangguan tidur

4. Etiologi

Faktor yang menyebabkan terjadinya Dismenore :

a. Faktor kejiwaan

b. Faktor obstruksi kanalis servikalis

c. Faktor endokrin

d. Faktor alergi

e. Faktor neurologis

f. Vasopresin

g. Leukotren

5. Penanganan meminimalkan nyeri menstruasi.

a. Obat-obatan

Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi nyeri haid antara lain :

analgetika, hormonal, anti prostaglandin.

b. Rileksasi

Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin

dan semua hormon yang diperlukan saat stress. Karena hormon seks

esterogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari

blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres maka
14

mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi perlunya rileksasi

untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon

yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri.

c. Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah metode mengubah pola pikir negatif menjadi positif.

Hal ini dilakukan dengan memunculkan pikiran bahwa sadar agar

permasalahan dapat diketahui dengan tepat.

d. Alternatif

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid, yaitu :

1) Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum - minuman hangat,

mandi air hangat)

2) Tidur dan istirahat cukup

3) Olahraga teratur

4) Visualisasi konsentrasi

5) Aroma terapi

6) Pijatan

7) Mendengarkan musik, membaca buku dan menonton film

8) Mengurangi konsumsi kopi

9) Tidak merokok maupun minum alkohol

10) Mengurangi konsumsi garam

11) Minum air putih

12) Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium

13) Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran

14) Tumbuhan obat (daun sadewa, mawar, teki, dan sebagainya)


15

Menurut Suparto, (2011) Olahraga atau senam dismenore merupakan salah

saru teknik relaksasi olahraga atau latihan fisik dapat menghasilkan

hormone endorfin. Endorfin adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh

pada saat relax atau tenang. Endorfin dihasilkan di otak dan sumsum tulang

belakang, hormon ini juga dapat berfungsi sebagai obat penenang alami

yang diproduksi otak yang menimbulkan rasa nyaman dan meningkatkan

kada endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri padat saat

kontraksi. Olahraga terbukti meningkatkan kadar endorphin 4 sampai 5 kali

di dalam darah sehingga semakin banyak melakukan senam atau olahraga

makan akan semakin tinggi pula kadar endorphin. Ketika seseorang

melakukan kegiatan olahraga atau senam, maka B endorphin akan keluar

dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbic yang

berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan B endorphin terbukti

berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, penigkatan daya ingat,

memperbaiki nafsu makan, kemamuan seksual, tekanan darah, dan

pernafasan. Sehingga olahraga atau senam akan efektif dalam mengurangi

masalah nyeri terutama nyeri dismenore .

Penerangan dan nasehat Perlu di jelaskan pada penderita bahwa dismenore adalah

gangguan tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi

mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah

informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu di

bicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga

yang berguna. Kadang- kadang di perlukan psikoterapi. Pemberian obat analgetik yang

di berikan sebagai terapi simptomatik. Obat analgetik yang sering di berikan adalah
16

preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan kafein. Untuk mengurangi rasa nyeri bisa

diberikan obat anti peradangan non – steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam

mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi

dan dilanjutkan sampai 1 – 2 hari menstruasi. Tujuan terapi hormonal adalah menekan

ovulasi. Tujuan ini dapat dicapai dengan dengan pemberian salah satu jenis pil

kombinasi kontrasepsi. Memegang peranan penting yang makin penting terhadap

dismenore primer. Obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu

mengurangi rasa nyeri. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid dimulai (1

sampai 3 hari sebelum haid) dan pada hari pertama haid (Prawiroharjo, 1999). Senam

rutin dapat mengurangi kadar prostaglandin. Memberikan terapi dengan mengompres

bagian perut yang nyeri dengan menggunakan air hangat yang dimasukkan ke dalam

botol (www. Medicastore.co.id). Pemijatan didaerah punggung dan paha. Orgasme pada

aktivitas seksual (http://indowapblog.blogspot.com/2012/05/hubungan-pengetahuan-

remaja-putri.html)

Menurut Sari, (2012) ada banyak hal yang dapat dilakukan mulai dari hal yang

sederhana, pemakaian obat-obatan, hingga terapi hormonal. Berikut ini beberapa tips

untuk mencegah nyeri saat haid : Olahraga ringan saat haid, namun hindari olahraga

berat. Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar

estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari juga makanan

bersuhu dingin misalnya es krim. Konsumsi vitamin E, vitamin B6, atau minyak ikan.

Konsumsi sayuran dan buah-buahan serta makanan rendah lemak. Beberapa hal ysang

dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut saat haid : Kompres dengan botol panas

(hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian
17

belakang) Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan

diri Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi. Mengosok-gosok

perut/pinggang yang sakit. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke

bawah. Ini bisa membantu relaksasi. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk

relaksasi. Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum

analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat terutama yang

mengandung antara lain asam mefenamat, ibuprofen, diclofenac sodium atau

naproxenen dalam komposisi obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. Apabila

penggunaan obat-obatan analgesik tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal

sesuai ajuran dokter. Bila keluhan nyeri dapat dihilangkan dengan cara sederhana maka

hal itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan karena obat-obatan akan

menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek

samping yang tidak diinginkan.Prinsip terapi pada nyeri saat haid primer sama dengan

sekunder, akan tetapi lebih baik bila Anda berkonsultasi langsung dengan dokter

spesialis kandungan untuk penanganan lebih lanjut .

B. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarassskat yang terdiri atas, kepala

keluarga dan beberapa anggota keluarga yang berkumpul serta tinggal disuatu

tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes,

1998).
18

Keluarga adalah merupakan kesatuan dari orang-orang yang terkait dalam

perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah

(Freidmen 1998 dalam Setiawati, 2005).

2. Fungsi Keluarga

Dalam terbentuknya suatu keluarga, masing- masing individu mempunyai tugas

yang saling berkaitan (Freidmen, 1998), antara lain:

a. Fungsi Afektif

Merupakan fungsi internal keluarga yang berguna bagi pemenuhan

psikososial dengan dampak keluarga gembira, bahagia dengan

mengembangkan konsep diri yang positif. Dengan tujuan saling menerima

dan mendukung, menghargai dengan adanya ikatan.

b. Fungsi Sosial

Keluarga merupakan proses perkembangan dan perubahan individu dengan

berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial.

c. Fungsi Reproduksi

Merupakan fungsi untuk kelangsungan keturunan dan menambah sumber

daya manusia.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,

pangan, dan papan serta mendapatkan sumber untuk meningkatkan status

ekonomi keluarga.
19

e. Fungsi Perawatan Keluarga

Merupakan tanggung jawab angota keluaraga yang penuh kasih sayang dan

penggunaan sumber-sumber di masyarakat.

Pentingnya peran keluarga, khusunya dalam memberikan support terhadap

remaja yang mengalami nyeri menstruasi dapat dipandang dari berbagai

segi antara lain ; keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan

interaksi secara terus menerus antara anggota keluarga dan lingkungan.

Perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal

mengharuskan keluarga melakukan kompetisi sebagai upaya untuk

menyesuaikan dengan perubahan tersebut sehingga fungsi kesehatan dapat

terjaga.

3. Tugas keluarga

Ada lima tugas keluarga yang harus dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan

anggota keluarga (Friedman, 1998) yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit dan yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu

muda

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

pengkembangan kepribadian anggota keluarga


20

e. Mempertahankan hubungan timbal balik anatar keluaragadan lembaga

kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas

kesehatan yang ada.

Ada beberapa alasan mengapa keluarga menjadi pusat perhatian dalam

pemberian pelayanan antara lain :

a. Keluarga dipandang sebagai sumber daya kritis untuk menyampaikan

pesan-pesan.

b. Keluarga sebagai satu unit anatar anggota dalam keluarga dipandang

sebagai satu kesatuan dari anggota keluarga, berada dalam satu ikatan dan

saling mempengaruhi.

c. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan keluarganya.

d. Keluarga sebagai penemu kasus dini terhadap suatu kesehatan anggotanya.

e. Individu dipandang dalam konteks keluarga.

f. Keluarga sebagai sumber pendukung keluarga.

4. Keluarga Sebagai Sistem

Pengertian sistem yang paling umum adalah kumpulan dari berbagai fungsional

yang saling terkait berhubungan dan ketergantungan satu dengan yang lain

dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mempunyai subsistem : anggota, fungsi, peran, aturan, budaya,

dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga.

b. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antara subsistem.


21

c. Merupakan unit atau (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat

mempengaruhi subsistemnya.

Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang atau

lebih yang mempunya peran sosial yang berbeda dengan cirri saling

berhubungan dan tergantung antar individu.

C. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Sebuah dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi terus- menerus

disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan keluarga berfokus pada

interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagai mana yang

dievaluasi oleh individu. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan-dukungan

sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses

untuk keluarga (dukungan keluarga bisa atau tidak digunakan tetapi anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersikap mendukung selalu siap

memberikan bantuan). Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga

internal seperti dukungan suami atau istri atau dukungan dari saudara kandung

dan dapat juga berupa dukungan eksternal yang didapat dari sahabat, teman dan

tetangga bagi keluarga inti (Friedman, 1998). Menurut Sarwono (2003)

dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril

maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang
22

yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran

dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada

tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh

dukungan secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran

atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Menurut Feiring danLewis(1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat

dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil

secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan.

Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian

daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang

diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Menurut

Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa

merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris

dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial

ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat

pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah,suatu hubungan yang lebih

demokratis dan adil mungkin ada,sementara dalam keluarga kelas bawah,

hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas

sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang

lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah.


23

2. Jenis Dukungan Keluarga

Terdapat empat jenis atau dimensi dukungan menurut (Friedman,1998) yaitu:

a. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi meliputi ungkapan

empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga untuk memilih

tempat pelayanan kesehatan (mislanya umpan balik, penegasan).

b. Dukungan Penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing

dan menengahi pemecahan masalah (menambah penghargaan diri).

c. Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah pertolongan praktis dan konkrit. Mencakup

bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi

lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu saat mengalami

stress.

d. Dukungan Informatif

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan penyebar informasi tentang

dunia. Mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, sarana-sarana atau

umpan balik.

Bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat,

motifasi, pemberian nasehat dan saran atau mengawasi tentang pengobatan.

Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat

perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat.


24

Menurut Sheridon dan Rahmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor

(1999, dalam Ginting, 2012), dukungan emosional mencakup ungkapan

empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

Dukungan emosional merupakan ekspresi dan afeksi, kepercayaan,

perhatian dan perasaan, kesediaan untuk mendengar keluhan seseorang

akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi,

mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tentram

diperhatikan, serta di cintai saat menghadapi tekanan dalam hidup mereka.

Dukungan penghargaan ini ada ketika seseorang memberikan penghargaan

positif kepada orang yang yang sedang stres, dorongan atau persetujuan

terhadap ide ataupun perasaan individu, ataupun melakukan perbandingan

positif antara individu dengan orang lain. Dukungan instrumental

mencakup bantuan langsung dapat berupa jasa, waktu, atau uang.

Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya.

Menurut peneliti melalui dukungan instrumental keluarga diharapkan

membantu anggota keluarga yang sakit dalam mempersiapkan atau

menyimpan obat yang digunakan serta menjaga kesterilan alat-alat yang

berkaitan dengan pengobatan. Dukungan informasi mencakup pemberian

nasihat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, dan informasi umpan balik.

Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara

memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang

dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan

memecahkan masalah secara praktis. Dukungan informasi ini juga

membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme


25

penyedian infromasi, pemberian nasihat dan petunjuk, misalnya individu

mendapatkan informasi dari dokter tentang bagaimana mencegah penyakit

agar tidak kambuh lagi.

Menurut House dalam Depkes (2002) yang dikutip oleh Ninuk (2007)

dukungan emosional yang diberikan keluarga berupa ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan

penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat atau penghargaan positif

untuk orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan perasaan

individu positif orang lain dengan orang lain. Bahwa dukungan

instrumental mencakup bantuan langsung misalnya dengan member

pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan

memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan. Bahwa

dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, saran, pengetahuan,

informasi serta petunjuk.

Menurut penelitian Friyanti (2013) bentuk dukungan penghargaan keluarga

berupa bantuan yang mampu membuat individu percaya diri serta merasa

bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok. Dukungan

emosional merupakan dukungan dalam bentuk bantuan membuat perasaan

nyaman dan rasa dimiliki. Dukungan informasi memiliki bantuan informasi,

memperluas wawasan dan pemahaman individu.


26

D. Konsep Perilaku

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat

diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang

berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Menurut skinner (1938) yang dikutip Notoadmojo (2007) perilaku adalah hasil

hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon).

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain.
27

1. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang

(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau

penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.

Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

b. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau

sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakaan.

c. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan sebagainya.

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan

adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakni :

1) Cognitif Domain (Ranah Kognitif)

Berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti

pengetahuan, pengertian dan keterampilan berfikir.


28

2) Affective Domain (Ranah Afektif)

Berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,

seperti minat, sikap apresiasi dan cara penyesuaian diri.

3) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)

Berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik

seperti senam

E. Konsep Remaja

1. Definisi Remaja

Definisi remaja menurut World Health Organization (WHO) menyatakan

batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesi (2003) seseorang dikatakan remaja

jika berusia 11 sampai 19 tahun. Menurut Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) remaja adalah berusia 10 sampai 24 tahun.

Wong (2003) menyatakan remaja merupakan masa peralihan antara anak dan

dewasa dimana pada masa ini terdapat perubahan-perubahan biologis,

intelektual, psikososial, dan ekonomi. Pada masa ini, individu mencapai

kematangan fisik dan seksual, kemampuan pola pikir yang lebih berkembang

dan membuat keputusan mengenai pendidikan dan pekerjaan yang akan

membentuk karir mereka disaat dewasa.

Menurut Potter dan Perry (2004), remaja adalah periode perkembangan dimana

individu mengalami peralihan dari masa kanak-kanak dan menuju masa dewasa,
29

biasanya antara usia 13 sampai 20 tahun. Wong membagi remaja menjadi tiga

tahapan, yaitu: Early adolescence dengan karakteristik; Usia 11-14 tahun, awal

perubahan pada puberta, perubahan respon atau perilaku terjadi peningkatan

pertumbuhan dan pematangan fisik yang cepat, penerimaan terhadap bentuk

dan kondisi fisik adanya kesesuaian sikap dan perilaku yang kuat dengan teman

sebaya. Middle adolescence karakteristik; usia 14-17 tahun transisi atau

peralihan yang berorientasi atau lebih dominan terhadap kawan atau peer,

seperti pada musik, cara berpakaian, berpenampilan, berbahasa dan berperilaku

Timbulnya keterampilan berpikir yang baru, terjadi peningkatan pengenalan

terhadap datangnya masa dewasa dan keinginan untuk membangun kembali

jarak emosional dan psikologis dengan orang tua. Late adolescence karateristik;

Usia 17-20 tahun, merupakan tahapan masa peralihan dari anak-anak menuju ke

dewasa, mengembangkan keterampilan untuk mendapatkan peran, mulai

bekerja dan menentukan masa depan, terjadi perkembangan hubungan seperti

orang dewasa, berusaha mengembangkan sense of personal identity,

mempunyai keinginan yang kuat untuk diterima kelompok orang dewasa.


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

DAN DEFINISI OPERASIONAL

Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi

operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan yang kuat terhadap topik yang diteliti sesuai dengan

identifikasi masalahnya (Hidayat, 2007); hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara

atau jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan penelitian (Nursalam,

2008); sedangkan definisi operasional mendefinisikan variable secara operasional,

berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas

(Hidayat, 2007)

A. KERANGKA KONSEP

Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan tentang kerangka konsep yang mendasari

penelitian, sehingga mudah dipahami dan sebagai acuan dalam penelitian. Dari

kerangka konsep akan diperoleh variabel independen dan variabel dependen.

Adapun variabel independen (variabel bebas) terdiri dari

30
31

variabel yang diteliti yaitu dukungan keluarga terdiri dari dukungan emosional,

dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dukungan informasi. Yang

mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat) yaitu perilaku remaja dalam

meminimalkan nyeri menstruasi.

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Keluarga Perilaku remaja

 Dukungan dengan
Emosional meminimalkan nyeri
 Dukungan
Penghargaan menstruasi
 Dukungan (Dismenore)
Instrumental
 Dukungan
Informasi

Kerangka konsep pada penelitian ini meliputi 2 komponen, yaitu : variable bebas

(independent), variable terikat ( dependent ). Variabel bebas adalah variable yang bila

berubah akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah emosional, penghargaan, instrumental, informasi. Variabel terikat

adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi.


32

B. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Hipotesis Mayor

Dukungan keluarga (emosional, penghargaan, instrumental, informasi)

berhubungan dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi di

SMAN 4 Depok.

2. Hipotesis Minor

1) Ada hubungan dukungan emosional keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4 Depok.

2) Ada hubungan dukungan penghargaan keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4 Depok.

3) Ada hubungan dukungan instrumental keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4 Depok.

4) Ada hubungan dukungan informasi keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4 Depok.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Pada penelitian ini yang diamati adalah perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi. Di bawah ini variabel akan diuraikan secara operasional.


33

Definisi Alat Ukur dan Skala


No Variabel Hasil Ukur
Operasional Cara Ukur Ukur
1. Dukungan Kasih sayang, Alat ukur 0 = dukungan Nominal
Emosional perhatian, dan menggunakan kurang
cinta kasih, kuesioner dengan baik (jika
empati, nyaman, skala likert; untuk skor
dan tentram. pernyataan jawaban <
yang diberikan 4 = selalu dari nilai
keluarga kepada 3 = sering median/me
remaja. 2 = kadang an).
1 = tidak pernah
1 = dukungan
baik (jika
skor
jawaban >
dari nilai
median/me
an).
2. Dukungan Penghargaan Alat ukur 0 = dukungan Nominal
Penghargaan yang diberikan menggunakan kurang
keluarga kepada kuesioner dengan baik (jika
remaja dalam skala likert; untuk skor
membentuk pernyataan jawaban <
bimbingan dan 4 = selalu dari nilai
rasa yang 3 = sering median/me
menghargai diri 2 = kadang an).
sendiri, dan 1 = tidak pernah
menengahi 1 = dukungan
pemecahan baik (jika
masalah. skor
34

jawaban >
dari nilai
median/me
an).
3. Dukungan bantuan tenaga, Alat ukur 0 = dukungan Nominal
Instrumental meluangkan menggunakan kurang
waktu, dana kuesioner dengan baik (jika
yang diberikan skala likert; untuk skor
keluarga pada pernyataan jawaban <
remaja 4 = selalu dari nilai
3 = sering median/me
2 = kadang an).
1 = tidak pernah
1 = dukungan
baik (jika
skor
jawaban >
dari nilai
median/me
an).
4. Dukungan Saran, masukan, Alat ukur 0 = dukungan Nominal
Informasi nasihat atau menggunakan kurang
arahan yang kuesioner dengan baik (jika
diberikan skala likert; untuk skor
keluarga pada pernyataan jawaban <
remaja 4 = selalu dari nilai
3 = sering median/me
2 = kadang an).
1 = tidak pernah
1 = dukungan
35

baik (jika
skor
jawaban >
dari nilai
median/me
an).
5. Perilaku remaja Pengetahuan, Alat Ukur : 1 = Perilaku nominall
meminimalkan sikap, Kuesioner dengan positif
nyeri keterampilan skala likert dengan 0 =Perilaku
menstruasi yang dimiliki pernyataan : negatif
remaja 4 = sangat setuju
meminimalkan 3 = setuju
nyeri menstruasi 2 = kurang setuju
1 = tidak setuju
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan tentang desain penelitian, tempat, waktu

penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, etika penelitian, pengolahan data,

dan analisis data.

A. Desain Penelitian

Desain peneliltian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

akurasi suatu hasil (Nursalam, 2008). Hidayat (2007) mendefinisikan desain

penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji

kesahihan hipotesis.

Desain penelitian yang dilakukan dengan menggunakan desain penelitian deskriptif

dengan pendekatan crossectional study karena penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan, dan menggambarkan hubungan antara variabel (Nursalam,

2008).Pada penelitian ini, pengukuran dan observasi (pengumpulan data) di lakukan

satu kali pengukuran dalam waktu bersamaan dengan menggunakan alat ukur berupa

36
37

kuesioner. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

keluarga yang meliputi dukungan emosional, penghargaan, informasi dan

instrumental dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di

SMA 4 Depok.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Depok.

C. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian selama 5 bulan (oktober sampai pebruari 2013), mulai

penyusunan proposal, pengurusan ijin, pengambilan data, pembuatan laporan

penelitian dan ujian sidang.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang

diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang

akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2003). Populasi dalam penilitian ini adalah

seluruh remaja putri kelas X SMA yang telah mengalami menstruasi dengan jumlah

150 orang.

Sampel adalah bagian (Subjek) dari populasi yang terpilih dengan “sampling”

tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi dalam penelitian, pada

umumnya tidak menggunakan seluruh objek sebagai objek penelitian (Nursalam,

2003). Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara purposive
38

sampling disebut juga judgment sampling adalah suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memiliki sample diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti,

sehingga sampel tersebut dapat memiliki karakteristik populasi yang dikenal

sebelumnya dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Remaja putri kelas X SMA

2. Bersedia terlibat dalam penelitian, kooperatif dan menandatangani informed

Consent

3. Remaja putri yang sudah menstruasi.

Jumlah atau besarnya sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini,

sesuai dengan hasil rumus sampel untuk populasi kecil kurang dari 1000. Dengan

menggunakan rumus perhitungan sampel berdasarkan rumus Noto Atmojo(2008).

n = N

1 + N (d)2

n = 150

1 + 150 (0,01)2

n = 99,3

n = 99 responden

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Perkiraan jumlah populasi (150)

d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan ( d=0,01 )


39

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas, peneliti mendapatkan jumlah

sampel yang diinginkan sebanyak 99 responden. Untuk mengantisipasi adanya

responden yang drop out ( Nilai missing ) maka peneliti menambahkan sejumlah

10% dari total sampel sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 108 responden.

E. Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman kepada kerangka konsep

penelitian yang menguraikan hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore). Bentuk dari pertanyaan dalam

kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang hal-hal yang ingin diketahui.

Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, dalam proses pengumpulan data

penulis dibantu oleh 1 orang guru di sekolah SMAN 4 Depok. Sebelum dilakukan

penyebaran kuesioner peneliti melakukan pertemuan dengan guru yang ditunjuk oleh

sekolah untuk menjelaskan tujuan serta cara pengisian kuesioner sampai melakukan

demonstrasi cara pengisian, untuk dapat mengisi kuesioner secara benar perlu

pemahaman kalimat daari masing-masing pertanyaan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian A,

dan B. Kuesioner bagian A berisi tentang pernyataan terkait dengan dukungan

keluarga pada remaja. Remaja mengisi salah satu jawaban yang di sediakan

disampingnya dengan tanda cek list (V) pada kolom yang disediakan.Untuk
40

pernyataan positif, setiap pernyataan memiliki empat pilihan dengan kriteria sebagai

berikut 4= selalu, 3= sering, 2= jarang, 1= tidak pernah, dan sebaliknya 1= selalu, 2=

sering, 3= jarang, 4= tidak pernah, untuk pernyataan negatif. Hasil ukur untuk

dukungan keluarga ini dikategorikan 0= kurang baik skore ≤ median, 1= baik skore

≥ median. Kuesioner dukungan keluarga meliputi 19 item pernyataan yang mewakili

4 subvariabel yang terdiri: 6 item untuk dukungan emosional dengan pernyataan

positif dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan (1) pernyataan negatif pada nomor 6.

Dukungan penghargaan memiliki pernyataan pernyataan positif pada nomor 7, 8,

9, dan (1) pernyataan negatif pada nomor 10. Dukungan instrumental memiliki

item, pernyataan positif pada nomor 11, 12, 13, 14, dan (1) pernyataan negatif pada

nomor 15. Dukungan informasi memiliki item pernyataan positif pada nomor 16,

17, 18, dan (1) pernyataan negatif pada nomor 19. Kuesioner bagian B berisi

tentang pernyataan terkait perilaku remaja. Dari setiap pernyataan terdiri dari 2

pilihan jawaban yaitu 4= sangat setuju, 3= setuju, 2= kurang setuju, 1= tidak setuju

dan untuk pernyataan negatif 4= tidak setuju, 3= kurang setuju, 2= setuju, 1= sangat

setuju. Hasil ukur untuk perilaku ini dikategorikan menjadi 1= positif, 0= negatif.

Kuesioner perilaku remaja memiliki 14 item terdiri dari pengetahuan sebanyak 4

pernyataan, dengan pernyataan positif pada nomor 1, 2, 4, dan pernyataan negatif

pada nomor 3. Item sikap terdiri dari 5 pernyataan. Pernyataan positif pada nomor

8, dan pernyataan negatif pada nomor 5, 6, 7, 8. Keterampilan 5 pernyataan,

pernyataan positif pada nomor 10, 11, 12, 14, dan pernyataan negatif pada nomor

13.
41

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu sistem nilai yang norma, yang harus dipatuhi oleh

peneliti saat melakukan penelitian yang melibatkan responden, meliputi kebebasan

dari adanya ancaman, kebebasan dari eksploitasi keuntungan dari peneliti tersebut,

dan resiko yang di dapat ( Polit dan Hungler, 1999 ).

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan prinsip- prinsip dasar etika

penelitian yang meliputi beneficiency, maleficiency, autonomy, anonimity dan justice

(Polit & Hunger, 2005).

a. Beneficiency

Pengertian beneficiency adalah tindakan berbuat baik atau menolong orang dan

melindungi serta mencegah terjadi kerugian, ketidaknyamanan pada orang lain.

Prinsip ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan harus mempunyai

keuntungan baik peneliti maupun responden penelitian. Sebelum diberikan

informed concent responden telah diberi penjelasan secara rinci tentang

penelitian yang akan dilakukan. Peneliti meyakinkan responden bahwa dengan

informasi responden pada penelitian ini, akan memberikan manfaat bagi

perkembangan keperawatan komunitas khususnya dalam memberikan

pelayananan asuhan pada keluarga dengan remaja. Hasil penelitian ini akan

digunakan mengembangkan pelayanan keperawatan pada remaja dan keluarga.

Dengan memberikan penjelasan ini diharapkan remaja dapat lebih terbuka dalam

mengisi kuesioner penelitian.


42

b. Maleficiency

Pengertian dari maleficiency adalah tidak berbuat yang merugikan orang lain

atau mencegah bahaya pada orang lain. Responden dilindungi secara fisik dan

psikiologis. Pada penelitian ini memberikan jaminan pada responden tidak akan

merugikan dan mambahayakan baik secara fisik maupun psikologis. Peneliti

tetap memperhatikan kesejahteraan responden saat pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner yang diisi oleh remaja. Tidak menimbulkan bahaya bagi

responden, seperti resiko kelelahan fisik dan intelektual, mengingat jumlah

pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini cukup banyak. Jika saat

pengumpulan data responden mengalami kelelahan, pengumpulan data

dihentikan sementara, dan akan dilanjutkan kemudian setelah responden bersedia

untuk melanjutkan kembali.

c. Autonomy

Pengertian dari autonomy adalah kebebasan bertindak, memutuskan ( memilih )

dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang

ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan, atau campur tangan pihak luar.

Prinsip autonomy disini adalah peneliti telah memberikan kebebasan bagi

responden menentukan keputusan sendiri apakah bersedia ikut menjadi

responden dalam penelitian ini atau tidak, tanpa ada unsur paksaan atau pengaruh

dari peneliti atau siapapun. Peneliti telah menjalin hubungan baik dan saling

percaya dengan remaja sebelum remaja membuat keputusan untuk ikut atau tidak

dalam penelitian ini, peneliti memberi penjelasan tentang yang akan dilakukan,

tujuan dan manfaat penelitian, serta hak remaja untuk menolak. Remaja
43

mempunyai hak sepenuhnya untk menentukan keputusannya. Peneliti telah

menghormati dan menghargai apapun yang telah diputuskan oleh remaja. Jika

remaja bersedia, peneliti meminta remaja menandatangani informed consent

yang disediakan sebagai bukti kesediaan menjadi responden. bila tidak bersedia

responden dapat mengundurkan diri dari penelitian.

d. Anonimity

Pengertian anonimity adalah menjaga privasi dan kerahasiaan responden. peneliti

tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode atau inisial pda lembar pengumpulan data. Peneliti juga

menjamin kerahahasiaan semua informasi hasil penelitian yang telah

dikumpulkan dari responden. Peneliti menyimpan semua berkas kuesioner yang

telah diisi oleh responden sebagai dokumen penelitian dan hanya digunakan

untuk kepentingan pendidikan. Namun untuk hasil penelitian akan dilakukan

publikasi.

e. Justice (Keadilan)

Peneliti memperhatikan prinsip justice yaitu prinsip menghargai dan

menghormati serta menjaga privacy dengan cara tidak membeda-bedakan dalam

memperlakukan responden satu dengan yang lain. Semua responden dihargai,

dihormati dan peneliti memberikan hak responden sebagai seorang manusia.

penelitian ini memperlakukan semua responden sama, memberikan penjelasan

tentang penelitian yang dilakukan. Setelah diberi penjelasan responden diminta


44

kesediaan untuk menendatangani informed concent. Pemilihan responden

berdasarkan kriteria inklusi penelitian yang telah ditetapkan.

G. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data yang langsung di dapat dari

responden, dikumpulkan oleh peneliti dengan menggunkan alat bantu kuesioner yang

telah dikembangkan dan disusun oleh peneliti. Kemudian diolah oleh peneliti dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Yaitu peneliti melakukan pengecekan isian kuesioner yang dilakukan sebelum

memasukkan data untuk melihat apakah kuesiner sudah terisi dengan lengkap,

terjawab dengan cukup jelas, relevan, dan konsisten.

2. Coding

Yaitu setalah data diedit selanjutnya mengklasifikasikan dan memberi kode

terhadap jawaban yang diberikan responden, dari data yang berbentuk huruf

menjadi data yang berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah

untuk mempermudah saat analisa data dan mempercepat pada saat entry data,

dengan pengkodean untuk variabel dukungan keluarga kurang baik = 0 dan baik

= 1, variabel perilaku positif = 1 dan perilaku negatif = 0.

3. Processing

Yaitu setelah data dicoding peneliti memproses data dengan cara mengentry data

dari kuesioner kedalam program komputer menggunakan SPSS 15.


45

4. Cleaning

Yaitu peneliti melakukan pengecekan kembali data yang telah dientry setelah

dipastikan tidak ada kesalahan, dilakukan tahap analisis data sesuai jenis data.

G. Analisa Data

Selanjutnya data yang telah terkumpul diproses olah peneliti melalui program

komputer dengan menggunakan program SPSS. Dalan penelitian ini dilakukan 2

tahapan analisa yang meliputi analisa univariat dan bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisa ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing – masing

variabel yang diteliti (Hastono, 2007), bentuknya tergantung dari jenis datanya.

Dalam analisis data kuantitatif kita dihadapkan pada kumpulan data yang besar

atau banyak yang belum jelas maknanya. Fungsi analisis sebenarnya adalah

menyederhanakan atau meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian

rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.

Peringkasan tersebut berupa ukuran – ukuran statistik, tabel, dan juga diagram.

Analisis univeriat penelitian ini hanya data kategori Karena tidak ada data

numerik. Data kategori dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga dan

perilaku remaja.

2. Analisa Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing – masing variabel dapat diteruskan

analisis lebih lanjut. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang bermakna antara 2 variabel, atau bisa juga di gunakan untuk
46

mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok atau

lebih. Dalam penelitian ini variabel independen adalah dukungan keluarga dan

variabel dependen adalah perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi.

Adapun yang dipakai uji stasistik adalah uji chi-square, dengan derajat

kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan statistik dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan yang

signifikan antara variabel independen dan variabel dependen, yaitu dengan

melihat nilai P value. Bila dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai P value

< 0,05 maka hasil perhitungan bermakna, yang berarti terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Sebaiknya bila dari

perhitungan statistik P value > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak

bermakna atau tidak ada hubungan signifikan antara variabel independen dan

variabel dependen.

Keterangan :
O = Nilai observasi
E = Nilai harapan

= Nilai Chi Square


47

BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan hasil penelitian tentang Hubungan Antara Dukungan

Keluarga Dengan Perilaku Remaja Dalam Meminimalkan Nyeri Menstruasi. Gambaran

hasil penelitian adalah sebagai berikut :

A. Analisa Univariat

Hasil analisa univariat menggambarkan distribusi responden berdasarkan variabel

dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan emosional, penghargaan,

informasi, instrumental, dan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi

(dismenore).

5.1. Dukungan keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi (dismenore) di SMAN 4 Depok.

Gambaran dukungan keluarga meliputi dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan instrumental.

47
48

a. Dukungan Emosional

Diagram 5.1
Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan emosional keluarga
dengan perilaku Remaja meminimalkan nyeri menstruasi
Di SMAN 4 Depok.
Februari tahun 2013 ( n = 108 )

Dukungan emosial
kurang baik baik

45%

55%

Diagram 5.1 diatas menggambarkan dukungan emosional dikatagorikan dalam

dukungan baik dan kurang baik. Disimpulkan bahwa proporsi emosional baik 45%

lebih kecil dibandingkan dukungan kurang baik 55%.

Diagram 5.2
Distribusi Responden berdasarkan variabel Dukungan penghargaan keluarga
dengan perilaku Remaja meminimalkan nyeri menstruasi Di SMAN 4 Depok.
Februari tahun 2013 ( n = 108 )

Dukungan Penghargaan
kurang baik baik

50% 50%
49

Diagram 5.2 diatas menggambarkan dukungan penghargaan dikatagorikan dalam

dukungan baik dan kurang baik. Disimpulkan bahwa proporsi dukungan penghargaan

baik 50% sama besarnya dengan dukungan kurang baik 50%.

Diagram 5.3
Distribusi Responden berdasarkan variabel Dukungan instrumen keluarga
dengan perilaku Remaja meminimalkan nyeri menstruasi Di SMAN 4 Depok
Februari tahun 2013 ( n=108 )

Dukungan instrumental
kurang baik baik

49%
51%

Diagram 5.3 diatas menggambarkan dukungan instrumental dikategorikan dalam

dukungan baik dan kurang baik. Disimpulkan bahwa proporsi dukungan instrumental

baik 49% lebih kecil dibandingkan dukungan kurang baik 51%.


50

Diagram 5.4
Distribusi Responden berdasarkan variabel Dukungan Informasi keluarga
dengan perilaku Remaja meminimalkan nyeri menstruasi Di SMAN 4 Depok
Feruari tahun 2013 ( n – 108 )

Dukungan Informasi
kurang baik baik

49%
51%

Diagram 5.4 diatas menggambarkan dukungan informasi dikategorikan dalam

dukungan baik dan kurang baik. Disimpulkan bahwa proporsi dukungan informasi

baik 51% lebih besar dibandingkan dengan dukungan tidak baik 49%.

5.1.2 Perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi

Diagram 5.5
Distribusi Responden berdasarkan variabel perilaku Remaja meminimalkan
nyeri menstruasi Di SMAN 4 Depok Februari tahun 2013 n= 108 )

Perilaku Remaja
negatif postitif

45%
55%
51

Diagram 5.5 diatas menggambarkan distribusi perilaku remaja, diketahui perilaku

positif dan negatif. Dapat disimpulkan proporsi perilaku positif 45% lebih kecil

dibandingkan perilaku negatif 55%.

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau

perbedaan antara dua variabel (Hastono, 2011). Hasil analisa bivariat pada

penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara dukungan emosional keluarga

dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi, dukungan

penghargaan keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi,

dukungan instrumental dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi, dukungan informasi dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi. Disini menjelaskan secara statistik hubungan antara dua variabel

independen dengan dependen, kedua variabel ini katagorik maka uji statistik

yang digunakan adalah Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 ( 5% ).


52

5.2.1 Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja


meminimalkan nyeri menstruasi di SMAN 4 Depok

Tabel 1
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Remaja Meminimalkan Nyeri
Menstruasi di SMAN 4 Depok
Februari 2013 ( n = 108 )
Variabel Perilaku remaja Total OR 95 % P
independen CI Value

Negatif Positif N %
N % N %
dukungan emosional
- Kurang baik 41 69,5% 18 30,5% 59 100 3,923 1,758-8,755 0,001
- baik 18 36,7% 31 63,3% 49 100
Dukungan
penghargaan
- Kurang baik 36 66,7% 18 33,3% 54 100 2,696 1,234-5,891 0,020
- Baik 23 42,6% 31 57,4% 54 100
3. Dukungan
instrumental
- Kurang baik 37 67,3% 18 32,7% 55 100 2,896 1,322-6,348 0,013
- Baik 22 41,5% 31 58,5% 53 100
Dukungan informasi
- Kurang baik 37 69,8% 16 30,2% 53 100 3,469 1,564-7,695 0,004
- Baik 22 40,0% 33 60,0% 55 100

Berdasarkan tabel 1 didapatkan : Sebanyak 63,3% perilaku remaja yang

mendapatkan dukungan emosional baik berperilaku positif. Didapatkan nilai p

value 0,001 maka dapat disimpulkan ada hubungan emosional keluarga dengan

perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi. Diperoleh nilai OR 3,923 (95%

CI: 1,758 – 8,755); artinya perilaku remaja yang mendapatkan dukungan

emosional baik mempunyai peluang sebanyak 3,923 kali untuk berperilaku

positif dibandingkan perilaku remaja yang mendapat dukungan emosional

kurang baik. Sebanyak 57,4% perilaku remaja yang mendapatkan dukungan

penghargaan baik berperilaku positif, didapatkan nilai p value 0,020 artinya ada
53

hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi. Diperoleh nilai OR 2,696 (95% CI: 1,234 –

5,891); artinya perilaku remaja yang mendapatkan dukungan penghargaan baik

mempunyai peluang sebanyak 2,696 kali untuk berperilaku positif dibanding

perilaku remaja yang mendapatkan dukungan penghargaan kurang baik.

Sebanyak 58,5% perilaku remaja yang mendapatkan dukungan insturmental baik

berperilaku positif. Didapatkan nilai p value 0.013 dapat disimpulkan ada

hubungan antara dukungan instrumental keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi. Diperoleh juga nilai OR 2,896 (95% CI: 1,322

– 6,348); artinya perilaku remaja yang mendapatkan dukungan instrumental baik

mempunyai peluang sebanyak 2,896 kali untuk berperilaku positif dibanding

perilaku remaja yang mendapatkan dukungan instrumental kurang baik.

Sebanyak 60,0% perilaku remaja yang mendapatkan dukungan informasi baik

berperilaku positif. Didapatkan nilai p value 0,004 artinya ada hubungan antara

dukungan informasi keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi. Diperoleh nilai OR 3,469 (95% CI: 1,564 – 7,695) artinya perilaku

remaja yang mendaptkan dukungan informasi baik mempunyai peluang

sebanyak 3,469 kali untuk berperilaku positif dibanding perilaku remaja yang

mendapatkan dukungan informasi kurang baik.


BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi hubungan antara

dukungan keluarga yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

insrumental, dukungan informasi dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi di SMA N 4 DEPOK. Pada pembahasan ini peneliti akan membandingkan

hasil yang diperoleh dengan teori dan hasil penelitian terdahulu serta keterbatasan

penelitian.

A. Interprestasi dan Diskusi Hasil Penelitian

1. Dukungan Keluarga

Pada bagian ini Peneliti akan membahas tentang dukungan emosional keluarga,

dukungan penghargaan keluarga, dukungan instrumental keluarga dan

dukungan informasi keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi.

a. Dukungan Emosional Keluarga

Pada penelitian ini juga diketahui distribusi responden berdasarkan

dukungan emosional keluarga yang menunjukkan remaja yang

mendapatkan dukungan emosional dari

54
55

keluarga yang baik yaitu 49 orang (45%) Sedangkan remaja yang

menerima dukungan kurang baik 59 orang (55%), di SMA N 4 Depok.

Hasil penelitian Gralfrisia (2012) yang mendapatkan paling banyak

dukungan emosional baik dari keluarga berjumlah (74%). Menurut House

dalam Depkes (2002) yang dikutip oleh Ninuk (2007) dukungan emosional

yang diberikan keluarga berupa ungkapan empati, kepedulian dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan. Menurut analisa peneliti sebagian kecil

keluarga belum memberikan dukungan emosional secara baik pada remaja.

b. Dukungan Penghargaan Keluarga

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sama besar remaja yang

mendapatkan dukungan penghargaan baik 54 0rang (50%) dan dukungan

penghargaan kurang baik 54 orang (50%) di SMA N 4 Depok. Hasil

penelitian Gralfresia (2012) yang mendapatkan paling besar dukungan

penghargaan keluarga baik dari keluarga berjumlah (81%). Menurut House

dalam Depkes (2002) yang dikutip oleh Ninuk (2007) dukungan

penghargaan terjadi leawat ungkapan hormat atau penghargaan positif

untuk orang lain, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan rasa

individu positif dengan orang lain. Menurut Friedman (1998) dukungan

penghargaan keluarga merupakan sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah. Menurut analisa peneliti

antara dukungan penghargaan keluarga baik dan kurang baik sama besar

nya, bahwa keluarga telah memberikan dukungan penghargaan pada


56

remaja hal ini dapat dipengaruhi oleh nilai nilai yang berlaku dalam

keluarga.

c. Dukungan Instrumental Keluarga

Berdasarkan distribusi dukungan instrumental keluarga, menunjukkan

bahwa lebih sedikit remaja yang mendapatkan dukungan instrumental baik

53% (49%), di banding dengan yang mendapat dukungan instrumental

kurang baik 55% (51%) di SMA N 4 Depok. Hasil penelitian Gralfrisia

(2012) yang mendapatkan paling banyak mendapatkan dukungan informasi

baik dari keluarga berjumlah (64%). Dukungan instrumental diberikan baik

berupa jasa maupun materi. Menurut House dalam Depkes (2002) yang

dikutip oleh Ninuk (2007) bahwa dukungan instrumental mencakup

bantuan langsung misalnya dengan memberi pinjaman uang kepada orang

yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan orang lain

yang tidak mempunyai pekerjaan. Menurut Friedman (1998) dukungan

instrumental keluarga merupakan sebuah pertolongan praktis dan konkret

mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu,

modifikasi lingkungan, maupun menolong saat mengalami stress. Menurut

analisa peneliti terkait hasil penelitian dukungan instrumental baik lebih

kecil disebabkan adanya status sosial ekonomi dari remaja yang menjadi

responden tergolong ke dalam menengah kebawah. Hal ini di dukung

informasi pihak sekolah masih banyak remaja yang mendapat keringanan

biaya sekolah karena keterbatasan sosial ekonomi.


57

d. Dukungan Informasi Keluarga

Pada penelitian ini diketahui distribusi remaja berdasarkan dukungan

informasi keluarga menunjukkan bahwa yang paling banyak remaja yang

mendapatkan dukungan informasi baik yaitu, 55 orang (51%), sedangkan

remaja yang mendapat dukungan informasi kurang baik sebesar 53 orang

(49%) di SMA N 4 Depok. Hasil penelitian Gralfrisia (2012) yang

mendapatkan paling banyak dukungan informasi baik dari keluarga

berjumlah (72%). Menurut House dalam Depkes (2002) yang dikutip oleh

Ninuk (2007) bahwa dukungan informasi mencakup pemberian nasihat,

saran, pengetahuan, informasi, serta petunjuk. Menurut Freidman (1998)

dukungan informatif keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

penyebar informasi memberi nasihat, petujuk-petunjuk, sarana, atau umpan

balik. Menurut analisa peneliti, sebagian besar remaja mendapatkan

dukungan informasi secara baik. Hal ini karena sumber informasi sangat

mudah diperoleh ,dari beberapa sumber antara lain Tv, radio, koran,

majalah, dan tenaga kesehatan.

2. Perilaku Remaja

Dari hasil penelitian tentang distribusi perilaku yang merupakan komponen dari

pengetahuan, sikap dan keterampilan, didapatkan hasil perilaku remaja positif

lebih kecil yaitu, 49 orang (45%) dibanding dengan perilaku remaja negatif 59

orang (55%) di SMA N 4 Depok. Menurut Notoatmojo (2003) perilaku

kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit/penyakit, sistem pelayanan kesehatan,


58

makanan dan minuman, serta lingkungan. Hasil penelitian Ayuni (2012)

mendapatkan hasil sebanyak (45.1%) remaja memiliki perilaku tidak baik

dalam mengatasi dismenore dan didapatkan sebanyak (44.4%) memiliki

pengetahuan cukup tentang dismenore. Perilaku remaja dalam meminimalakn

nyeri menstruasi dilakukan dengan olahraga atau senam dismenore akan efektif

dalam mengurangi masalah nyeri terutama nyeri dismenore.

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilkau Remaja meminimalkan

Nyeri Menstruasi di SMA N 4 Depok

Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang hubungan dukungan keluarga

dengan perilaku remaja meminimlakna nyeri menstruasi. Hubungan dukungan

keluarga meliputi, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dukungan informasi dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi.

a. Hubungan antara dukungan emosional keluarga terhadap perilaku

remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4

Depok Tahun 2013

Dari hasil analisa bivariat variabel dukungan emosional keluarga dengan

perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore)

menunjukkan OR sebesar 3,923 artinya dukungan emosional baik memiliki

peluang 3,923 kali untuk mempunyai perilaku remaja postif untuk

meminimalkan nyeri menstruasi, didapatkan nilai P value 0,001 yang

artinya P < α dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan

emosional keluarga terhadap perilaku remaja meminimalkan nyeri


59

menstruasi (Disminore). Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi,

aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam

bentuk afeksi, adanya kepercayaan dan perhatian terhadap anggota

keluarga untuk memilih tempat pelayanan kesehatan. (Friedman, 1998).

Menurut peneliti dukungan emosional merupakan ungkapan empati pada

keluarga dan sebagian keluarga sudah memberikan dukungan emosional

baik sehingga remaja dapat melakukan penangganan nyeri menstruasi

secara baik.

b. Hubungan antara dukungan penghargaan keluarga terhadap perilaku

remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4

Depok Tahun 2013

Dari hasil analisa bivariat variabel dukungan penghargaan keluarga

dengan perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore)

menunjukkan OR sebesar 2,696 artinya dukungan penghargaan baik

memilki peluang 2,696 kali untuk mempunyai perilaku remaja postif untuk

meminimalkan nyeri menstruasi, didapatkan nilai P value 0,020 yang

artinya P < α dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan

penghargaan keluarga terhadap perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi (Dismenore). Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian

informasi saran atau umpan balik tentang situasi, kondisi. Jenis informasi

seperti dapat menolong remaja untuk mengenali remaja dengan mudah.

Keluarga memberikan informasi tentang penanganan nyeri. Dukungan ini


60

dapat menyebabkan individu yang menerima dukungan membangun rasa

menghargai dirinya, percaya diri, dan mersa bernilai. Dukungan jenis ini

akan sangat berguna ketika individu mengalami stress karena tuntutan

tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang dimilikinya. Dukungan

penghargaan keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah (menambah penghargaan

diri), sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya

memberikan support penghargaan dan perhatian. (Friedman, 1998).

Menurut peneliti dengan dukungan penghargaan remaja yang mengalami

nyeri menstruasi akan mendapat support penghargaan dan perhatian dalam

pemecahan masalah yang diberikan keluarga sehingga perilaku remaja

dapat melakukan penangganan nyeri menstruasi secara baik.

c. Hubungan antara dukungan Instrumental keluarga terhadap

perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi ( Dismenore) di

SMAN 4 Depok Tahun 2013

Dari hasil analisa bivariat variabel dukungan instrumental keluarga dengan

perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore)

menunjukkan OR sebesar 2,896 artinya dukungan instrumental baik

memiliki peluang 2,896 kali untuk mempunyai perilaku remaja postif untuk

meminimalkan nyeri menstruasi, didapatkan nilai P value 0,013 yang

artinya P < α dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan

instrumental keluarga terhadap perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi (Dismenore). Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan


61

praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan

makan, minum, istirahat terhindarnya penderita dari kelelahan, bantuan

langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi

lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu saat mengalami

stress (Friedman, 1998). Menurut peneliti dukungan instrumental keluarga

sangat dibutuhkan remaja dalam menanggani nyeri, berupa bantuan

langsung, memberikan dana dan meluangkan waktu untuk mengantar

berobat remaja yang mengalami nyeri menstruasi.

d. Hubungan antara dukungan informasi keluarga terhadap perilaku

remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMAN 4

Depok Tahun 2013

Dari hasil analisa bivariat variabel dukungan informasi keluarga dengan

perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore)

menunjukkan OR sebesar 3,469 artinya dukungan informasi baik memilki

peluang 3,469 kali untuk mempunyai perilaku remaja positif untuk

meminimalkan nyeri menstruasi, didapatkan nilai P value 0,004 yang

artinya P < α dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan

informasi keluarga terhadap perilaku remaja meminimalkan nyeri

menstruasi (Dismenore). Notoatmodjo, (2003) menyebutkan bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah adanya

sumber informasi. Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi ini dapat

diperoleh dari beberapa sumber antara lain TV, radio, koran, majalah,

tenaga kesehatan dan oranglain. Ketika keluarga menyatakan bahwa


62

anggota keluarganya sakit dan membutuhkan pertolongan pertolongan,

maka keluarga mulai mencari informasi tentang penyakit yang diderita,

cara penanganan dan penyembuhannya. Serta berusaha mencari informasi

dari tenaga profesionel yang ada (Salman, 2008). Menurut Friedman,

(1998) dukungan informasi keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

penyebar informasi tentang dunia, menjelaskan tentang pemberian saran,

informasi yang dapat di gunakan mengungkapkan suatu masalah, member

nasehat, petunjuk–petunjuk, sarana, atau umpan balik. Ketika keluarga

menyatakan bahwa anggota keluarganya sakit dan membutuhkan

pertolongan, maka keluarga mulai mencari informasi tentang penyakit yang

diderita, cara penanganan dan penyembuhan. Serta berusaha mencari

informasi dari tenaga professional yang ada. Menurut peneliti dukungan

informasi sangat dibutuhkan remaja, sehingga remaja dapat meningkatkan

perilaku baik dalam penanganan nyeri menstruasi yang dapat diperoleh dari

beberapa sumber seperti majalah radio tv dan lainnya.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dijumpai peneliti selama melakukan penelitian adalah tidak

adanya kuesioner yang standar sehingga peneliti mengembangkan kuesioner sendiri

berdasarkan kerangka konsep yang ada dan telah dilakukan uji validitas dan

reabilitas sebelumnya. Tidak ada sumber yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dengan riset seperti peneliti,s ini merupakan penelitian dan pengalaman

pertama bagi peneliti dalam melakukan penelitian.


63

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hasil penelitian hubungan dukungan keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi di SMAN 4 Depok yaitu sebagian besar

perilaku remaja yang mendapatkan dukungan emosional dari keluarga secara

baik, lebih banyak remaja yang mendapatkan dukungan penghargaan dari

keluarga dengan baik, untuk dukungan instrumental dari keluarga dengan baik

lebih banyak. Untuk dukungan informasi dari keluarga baik lebih besar. Lebih

banyak remaja berperilaku baik.

2. Ada hubungan emosional keluarga dengan perilaku remaja meminimalkan

nyeri menstruasi dengan p value 0,001.

3. Ada hubungan antara dukungan penghargaan keluarga dengan perilaku remaja

meminimalkan nyeri menstruasi dengan p value 0,020.

4. Ada hubungan antara dukungan instrumental keluarga dengan peilaku remaja

dengan nilai p value 0,013.

5. Ada hubungan antara dukungan informasi keluarga dengan perilaku remaja

dengan nilai p value 0,004.

63
64

B. Saran

1. Bagi remaja dan keluarga

Bagi remaja hendaknya dapat bekerjasama dengan keluarga dan perawat

komunitas untuk meningkatkan kesehatan dalam meminimalkan nyeri

menstruasi (dismenore).

2. Bagi perawat komunitas

Perawat komunitas hendaknya melakukan kunjungan kesekolah secara

terjadwal untuk memantau kesehatan remaja yang ada disekolah, serta

meningkatkan pengetahuan keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja

melalui promosi kesehatan.

3. Bagi institusi pelayanan keperawatan

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan remaja dengan nyeri menstruasi

(dismenore) perlu diupayakan lebih ditingkatkan program kegiatan UKS, BKR

yang difokuskan pada kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan promosi

kesehatan ditunjukkan bagi remaja dan keluarga. Bentuk kegiatan dapat berupa

pemeriksaan kesehatan konseling bagi remaja, penyebaran informasi dengan

pemasangan poster, liflet, pendidikan kesehatan, selain remaja membutuhkan

informasi, keluarga juga membutuhkan informasi terkait dukungan yang

diberikan kepada remaja. Pemberian informasi dapat menambah pengetahuan

remaja terkait dengan nyeri menstruasi dan keluarga dapat memahami

bagaimana memberikan dukungan yang baik terhadap remaja dengan nyeri

menstruasi.
65

Perlu adanya pencatatan data yang lengkap terkait dengan remaja yang

mengalami nyeri menstruasi di sekolah, puskesmas, kecamatan, sehingga

memudahkan peneliti dalam pengumpulan data dan pemberian asuhan

keperawatan remaja, selain itu juga data memudahkan dalam proses

monitoring.

4. Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya, mungkin perlu mengidentifikasi lebih dalam tentang

dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi yang dapat

mempengaruhi remaja dalam meminimalkan nyeri menstruasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Baziad. (2003). Endokrinologi Ginekologi. Edisi 1, Jakarta : FKUI.

Agustina. 2011. Upaya Mengurangi Nyeri Menstruasi . Diambil dari


eprints.undip.ac.id//ARTIKEL_SKRIPSI234.pdf diunduh pada 2 Februari 2013
pukul 22.36 WIB.

Andrews. (2010). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2, Jakarta : EGC.

Anitatridianto. 2012. Konsep Dukungan. Diambil dari


http://anitatridianto.blogspot.com/2012/05konsepdukungan.html. Diunduh pada
24 Januari 2013 pada 10.34 WIB.

Ayuni. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Dismenore dengan Perilaku


dalam Mengatasinya pada Remaja Putri. Diambil dari
http://www.fk.unair.ac.id/scientific-papers/kebidanan/hubungan-antara-
pengetahuan-tentang-dismenore-dengan-perilaku-dalam-mengatasinya-pada-
remaja-putri-di-rsbi-sman-mojoangung.html diunduh pada 30 Jnuari 2013 pukul
16.55 WIB.

Bobak & Lowdermilk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4, Jakarta :
EGC.

Cunningham & Gant. (2011). Dasar-Dasar Ginekologi & Obstretri.

Dinanawati. 2003. Definisi Dismenore. Diambil dari


siswa.univpancasila.ac.id/.../definisi-dismenore/. Diunduh pada 28 Februari 2013
pada 16.45 WIB.

Emiatun. 2011. Penurunan Derajat Nyeri Dismenore. Diambil dari www.stikes-


aisyiyah-jogja.ac.id/index.php/public/info/.../1202. Diunduh pada 19 Januari
2013 pada 19.58 WIB.

Gilany. 2005. Epidemiology of Dysmenorrhoea among Adolescent Students in


Mansoura, Egypt.

Ginting. 2012. Bentuk Dukungan Sosial. Diambil dari


http://artidukungansosial.blogspot.com/. Diunduh pada 24 Febtuari 2013 pada
pukul 20.15 WIB.

Gralfresia, 2012. Dukungan Sosial. Diambil dari


epository.usu.ac.id/bitstream/.../1/Appendix.pdf >> ANAK slb diunduh tanggal
22 Januari 2013 pada 12.09 WIB.
Hidayat. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2, Jakarta :
Salemba Medika.

Jones. (2001). Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. Edisi 6, Jakarta : Hipokrates.

Manuaba. (2002). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC.

Notoatmojo. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmojo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmojo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.

Ninuk. 2012. Dukungan Keluarga. Diambi dari artidukungansosial.blogspot.com


diunduh pada tanggal 11 Januari 2013, pukul 20.16 WIB

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Edisi 2, Jakarta : Salemba.

Potter & Perry. (2004). Fundamental Keperawatan. Edisi 7, Buku 1, Jakarta : Salemba
Medika.

Sarwono. (2012). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga Edisi Pertama. Yogykarta:
Graha Ilmu

Suparto,. 2011. Efektivitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada remaja
putri. Diambil dari penjaskesrek.fkip.uns.ac.id/wp.../04/ultimate.pdf) diunduh
pada 2 February 2013 pukul 21.08 WIB.

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta : EGC

Wong & Hockenberry. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6, Volume 1,
Jakarta : EGC.

Zuniatmi. 2011. Dismenore. Diambil darimanshabarazhafira-iriantie.blogspot.com/


diunduh pada 21 Februari 2013 pada 08.15 WIB.
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth.
Calon Responden
Di
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Siti Halimah
NPM : 2011727070
adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta yang akan melakukan penellitian
dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Remaja
Meminimalkan Nyeri Menstruasi (Dismenore) di SMA Negeri 4 Depok “.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada hubungan dukungan keluarga dengan
perilaku remaja meminimalkan nyeri menstruasi (Dismenore) di SMA Negeri 4 Depok.

Penelitian ini tidak merugikan responden. Saya selaku peneliti akan merahasiakan
identitas dan jawaban Saudara untuk menjadi responden dalam penelitian yang saya
lakukan. Bersama ini saya akan melampirkan surat persetujuan menjadi responden.

Atas partisipasi dan bantuan Saudara saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2013


Hormat saya,

Siti Halimah
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Remaja


Meminimalkan Nyeri Menstruasi (Dismenore)
di SMA Negeri 4 Depok
Nama : Siti Halimah
NPM : 2011727070
Pembimbing : 1. Ns. Lily Herlina, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
2. Muhammad Hadi, SKM. M.Kep

Saya telah diminta dan memberikan izin untuk berperan srta sebagai responden dalam
penelitian yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Remaja
Meminimalkan Nyeri Menstruasi (Dismenore) di SMA Negeri 4 Depok “.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan, semua yang
mencantumkan identitas saya, hanya digunakan untuk keperluan pengelolahan data dan
bila sudah tidak digunakan lagi akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat
mengetahui kerahasiaan data ini.

Demikian secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jakarta, Februari 2013


Responden

( .................................... )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU REMAJA
MEMINIMALKAN NYERI MENSTRUASI ( DISMENORE )

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah kuesioner dengan teliti sebelum Saudara menjawab pertanyaan
2. Jawablah dengan benar dan jujur
3. Jawablah semua pertanyaan dengan cara memberikan tanda ( v ) pada pilihan
jawaban yang menjadi pilihan Saudara
4. Jika Saudara ingin mengganti jawaban yang salah beri tanda ( x ), kemudian
silahkan memilih kembali jawaban yang dianggap benar

Nomor Responden ( diisi oleh Peneliti ) :

Tanggal :

Data Demografi Remaja


Nama inisial :
Umur remaja saat ini :
Kelas :
Suku :
Agama :
A. Dukungan Keluarga
Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Pernah
Keluarga menjaga dan merawat saya
1.
dengan penuh kasih sayang
Keluarga memberikan perhatian penuh
2.
selama saya sakit
Keluarga memperhatikan saya jika tidak
3.
ada keinginan untuk makan
Keluarga mengingatkan saya untuk rajin
4.
berolahraga

Keluarga mendengar keluhan – keluhan


5.
saya

Keluarga membiarkan bila saya sedang


6.
sakit

Keluarga mengingatkan saya untuk banyak


7.
bersabar dan berdoa

Keluarga menghibur saya jika saya


8.
kelihatan sedang sedih

Keluarga mengingatkan saya tentang


9.
pentingnya menjaga kesehatan

Keluarga melarang saya melakukan


10.
kegiatan di sekolah

Keluarga menyedikan waktu dan fasilitas


11.
jika saya memerlukan untuk berobat

12. Keluarga membiayai pengobatan saya

13. Keluarga mengantar saya untuk berobat


14. Keluarga menemani jika saya sedang sakit

Keluarga menganjurkan untuk berobat


15.
sendiri bila saya sedang sakit

Keluarga mengingatkan saya untuk


16.
beristirahat bila sedang sakit
Keluarga menjelaskan kepada saya setiap
17. saya bertanya hal-hal yang tidak jelas
tentang penyakit
Keluarga mengingatkan saya tentang
18.
perilaku yang memperburuk penyakit saya
Keluarga tidak pernah memberitahu hasil
19. pemeriksaan dan pengobatan dari dokter
yang merawat saya

B. Perilaku Remaja Meminimalkan Nyeri Menstruasi


Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya tetap melaksanakan aktivitas fisik
1. secara teratur walaupun dalam keadaan
nyeri
2. Saya makan menu seimbang setiap hari
Saya minum minuman soda (coca cola,
3.
sprite) bila sedang nyeri menstruasi
Saya minum ramuan jamu ketika sedang
4.
nyeri menstruasi
5. Saya mengikat perut saat nyeri menstruasi
Saya menyimpan masalah yang sedang
6.
dihadapi
7. Saya cepat emosi bila sedang nyeri
menstruasi
Saya memakan makanan yang pedas saat
8.
nyeri datang
Saya memakai pakaian ketat bila nyeri
9.
menstruasi
10 Saya selalu menjaga kesehatan saya
11. Saya melakukan olahraga setiap pagi
Saya selalu cari informasi terbaru untuk
12.
mengatasi nyeri
Saya menekan perut pada saat nyeri
13.
menstruasi
Saya mengompres perut dengan air hangat
14.
saat nyeri menstruasi

Anda mungkin juga menyukai